Anda di halaman 1dari 21

Pembelajaran Sains Berwawasan Imtaq: Upaya Mewujudkan

Islamisasi Ilmu Pengetahuan di Sekolah


Makalah ini di buat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah

" Manajemen Pendidikan ".

Dosen Pengampu :

Dr. Halfian Lubis, S. H., M. Ag.

Disusun oleh :

Adellya Pramesthy Kuswandi ( 11200170000034 )

Widia Wulandari ( 11200170000035 )

Wahab Adi Putra Ginting ( 11200170000036 )

Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2020
KATA PENGANTAR

Pertama dan yang utama, kami panjatkan puji syukur atas Rahmat dan Ridho
Allah SWT, karena tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, kami tidak akan dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr. Halfian Lubis S. H, M. Ag. selaku dosen mata kuliah
Manajemen Pendidikan yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah
ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu
setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah
ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Pembelajaran Sains
Berwawasan Imtaq: Upaya Mewujudkan Islamisasi Ilmu Pengetahuan di Sekolah.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui. Sebagai manusia biasa, kami terbuka dari saran dan kritikan para
pembaca demi tercapainya makalah yang sempurna di masa mendatang.

Jakarta, 29 September 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................3

A. Latar Belakang.................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................5

A. Latar Belakang Munculnya Islamisasi Ilmu Pengetahuan..............................5


B. Pengertian Islamisasi Ilmu Pengetahuan di
Sekolah........................................6
i. Pengertian islamisasi ilmu
pengetahuan...............................................6
ii. Pengertian sekolah...............................................................................7
iii. Pengertian islamisasi ilmu pengetahuan di
sekolah..............................7
C. Prokontra Dalam Islamisasi Ilmu Pengetahuan di
Sekolah..............................7
D. Langkah-Langkah Islamisasi Ilmu Pengetahuan Di
Sekolah...........................8
E. Hambatan dalam pelaksanaan Islamisasi Ilmu Pengetahuan di Sekolah.......14

BAB III
PENUTUP........................................................................................................17

A. Kesimpulan........................................................................................................17
B. Saran..................................................................................................................18

2
DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................................................19

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam Islam ilmu merupakan salah satu perantara untuk memperkuat


keimanan. Iman hanya akan bertambah dan menguat jika disertai ilmu
pengetahuan. “ science without religion is blind, religion without science is
demage “. Sebagaimana firman-Nya dalam Q. S. An-Naml 27:15, sebagai berikut
yang artinya adalah, Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud
dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang
melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman".

Islam juga menganjurkan kepada seluruh umatnya untuk bersungguh-sungguh


dalam mempelajari setiap ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan alQur‟an
merupakan sumber dan rujukan utama ajaran Nya memuat semua inti ilmu
pengetahuan, baik yang menyangkut ilmu umum maupun ilmu agama. Dalam
menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan iptek yang
sangat pesat,perlu adanya penanaman wawasan akan keimanan dan ketaqwaan
kepada allah swt bagi setiap orang khususnya kepada pelajar di lingkungan
pembelajaran seperti sekolah. Penanaman wawasan keislaman sangat diperlukan
bagi para pelajar agar nanti nya dapat bersikap dan berprilaku sesuai dengan
hukum dan syariat agama islam. oleh karena di indonesia terdapat beragam
keyakinan dan kepercayaan , tidak semua lembaga pembelajaran khususnya

3
sekolah memberikan wawasan akan keislaman yang mendalam kepada para murid
atau siswa nya.

Selaras pada persoalan diatas, pada makalah ini kami akan membahas
mengenai upaya mewujudkan keislaman pada lingkungan sekolah agar
pengetahuan akan sains teknologi digital akan seimbang dengan pengetahuan akan
keislaman.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang munculnya islamisasi ilmu pengetahuan?


2. Apa pengertian islamisasi ilmu pengetahuan di Sekolah?
3. Apa prokontra dalam islamisasi ilmu pengetahuan di Sekolah?
4. Bagaimana langkah-langkah islamisasi ilmu pengetahuan di Sekolah?
5. Hambatan apa saja yang akan dihadapi dalam langkah islamisasi ilmu
pengetahuan di Sekolah ?

C. Pembatasan Masalah

Pada makalah ini kami akan membahas mengenai latar belakang,


pengertian, prokontra, langkah dan hambatan dalam melaksanakan islamisasi
ilmu pengetahuan di Sekolah.

D. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami latar belakang munculnya Islamisasi Ilmu


Pengetahuan.
2. Mengetahui dan memahami pengertian Islamisasi ilmu Pengetahuan di
Sekolah.
3. Mengetahui dan memahami prokontra dalam Islamisasi Ilmu Pengetahuan
di Sekolah.
4. Mengetahui dan memahami langkah-langkah Islamisasi Ilmu Pengetahuan
di Sekolah.
5. Mengetahui dan memahami hambatan dalam melaksanakan proses
islamisasi ilmu pengetahuan di Sekolah.

4
Bab II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Munculnya Islamisasi Ilmu Pengetahuan


Gagasan awal Islamisasi pada saat konferensi dunia pertama
tentang pendidikan muslim di Mekah pada tahun 1977 yang diprakarsai
oleh King Abdul Aziz University. ide dilontarkan oleh Ismail Raji Al
naquib Al Attas. menurut al-attas bahwa tantangan terbesar yang dihadapi
umat Islam adalah tamparan pengetahuan yang disebarkan ke seluruh
dunia Islam oleh peradaban Barat. menurut Al faruqi bahwa sistem
pendidikan Islam telah dicetak dalam sebuah karikatur Barat, dimana
saya sebagai telah terlepas beri nilai dan hakikat manusia nilai spiritual
dan hakikat dengan Tuhan1.
Pada tahun 70-an konsep Islamisasi Ilmu Pengetahuan versi al
Faruqi pertama kali di sosialisasikan secara internasional dalam seminar
Om Islamization Of Knowledg di Islamabad, Pakistan 4-9 Januari 1982.
seminar ini terlaksana atas kerja sama National Hijra Centenery
celebration Commiteee Pakistan, The Instute of Education, Islamic
University, Islamabad Pakistan, dan IIIT. Seminar itu dihadiri oleh sarjana
terkemuka dari Negara-negara muslim.
Komposisi seminar tersebut memperlihatkan bahwa pada masa
awal perkembangannya konsep Islamisasi Ilmu Pengetahuan mendapat
1
Irma Novayani, 2017, Islamisasi Ilmu Pengetahuan Menurut Pandangan Syed M. Naquib
Al-Attas dan Implikasi Terhadap Lembaga Pendidikan International Institute Of Islamic Thought
Civilization, Volume 1, Nomor 01, 2017, hal. 75

5
dukungan dari beberapa negara Muslim terutama Saudi Arabia, Pakistan ,
dan Malaysia. Beberapa sarjana terkemuka tersebut tidak hanya
mendukung akan tetapi terlibat langsung dalam proses diseminasi konsep
Islamisasi Ilmu Pengetahuan.
Di Indonesia, dukungan kuat terhadap konsep Islamisasi Ilmu
Pengetahuan al-Faruqi dimulai pada tahun 1990-an dimulai dengan
didirikannya Institut For Science and Teknology Studies (ISTECS), yang
bertujuan untuk menyemarakkan Islamisasi sains di Indonesia oleh
sekelompok ilmuwan muda di Badan Penelitian dan Pengembangan
Teknologi (BPPT). Dan puncaknya ditandatanganinya piagam berdirinya
International Islam Forum for Science, Teknology And Human Rescource
Development (IIFTIHAR) di depan ka’bah oleh Prof. Dr. B.J Habibie
(saat Itu Menristek dan ketua ICMI) dan Habibi menjabat sebagai
ketuanya2.

B. Pengertian Islamisasi Ilmu Pengetahuan Di Sekolah


i. Pengertian Islamisasi ilmu pengetahuan ini secara jelas diterangkan
oleh al-Attas, yaitu:
 Pembebasan manusia dari tradisi magis, mitologis, animistis, kultur-
nasional (yang bertentangan dengan Islam) dan dari belengu paham
sekuler terhadap pemikiran dan bahasa Juga pembebasan dari kontrol
dorongan fisiknya yang cenderung sekuler dan tidak adil terhadap
hakikat diri atau jiwanya, sebab manusia dalam wujud fisiknya
cenderung lupa terhadap hakikat dirinya yang sebenarnya, dan
berbuat tidak adil terhadapnya. Islamisasi adalah suatu proses menuju
bentuk asalnya yang tidak sekuat proses evolusi dan devolusi3.

2
Jorjoran.wordpress.com, Makalah : Islamisasi Ilmu Pengetahuan, 2011
(https://jorjoran.wordpress.com/2011/06/19/makalah-islamisasi-ilmu-pengetahuan/) diakses pada
27 September 2020 pukul 22.35
3
Wan Mohd Nor Wan Daud, The Educational Philosophy and Practice of Syed Muhammad
Naquib al-attas, diterjemahkan oleh Hamid Fahmy dkk, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam
Syed M, Naquib al- Attas (Bandung: Mizan, 1988), hlm. 341

6
 Untuk melakukan Islamisasi ilmu pengetahuan tersebut, menurut al-
Attas, perlu melibatkan dua proses yang saling
berhubungan. Pertama ialah melakukan proses pemisahan elemen-
elemen dan konsep-konsep kunci yang membentuk kebudayaan dan
peradaban Barat, dan kedua, memasukan elemen-elemen Islam dan
konsep-konsep kunci ke dalam setiap cabang ilmu pengetahuan masa
kini yang relevan4.

Selain kedua tokoh di atas, ada beberapa pengembangan definisi dari


Islamisasi ilmu pengetahuan tersebut. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Osman Bakar, Islamisasi ilmu pengetahuan adalah sebuah program
yang berupaya memecahkan masalah-masalah yang timbul karena
perjumpaan antara Islam dengan sains modern sebelumnya5. Progam ini
menekankan pada keselarasan antara Islam dan sains modern tentang
sejauhmana sains dapat bermanfaat bagi umat Islam.

ii. Pengertian sekolah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyatakan


bahwa definisi dari sekolah ini merupakan suatu lembaga atau bangunan
yang dipakai untuk aktivitas atau kegiatan belajar serta mengajar sesuai
dengan jenjang pendidikannya (SD, SLTP, SLTA).

iii. Pengertian Islamisasi Ilmu Pengetahuan di Sekolah

Berdasarkan pengertian mengenai Islamisasi pengetahuan dan


pengertian mengenai sekolah seperti diatas dapat disimpulkan bahwa
Islamisasi ilmu pengetahuan disekolah adalah upaya membangun
kembali semangat umat Islam atau dalam konteks sekolah yaitu para
murid dalam mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kebebasan

4
Rosnani Hashim, Gagasan Islamisasi kontemporer: Sejarah, Perkembangan dan Arah
Tujuan, dalan islamia: Majalah Pemikiran dan Peradaban Islam (INSIST: Jakarta, Thn II No. 6/
Juli-September 2005) hlm.35
5
Osman Bakar, Tauhid dan Sains (Bandung: Pustaka Hidayah, 1994), hlm. 233

7
penalaran intelektual dan kajian-kajian rasional – empirik dan filosofis
dengan tetap merujuk kepada kandungan Al-quran dan Sunnah Nabi.

C. Prokontra Dalam Islamisasi Ilmu Pengetahuan Di Sekolah

Di sekolah Barat murid - murid dilarang berdoa di ruang kelas sebelum


pelajaran dimulai. Jika pun ada program studi agama (termasuk Islam) di
universitas Barat, itu dimaksudkan sebagai kajian akademik murni dan tidak
ada kaitannya dengan peningkatan ketakwaan dan penguatan iman. Kemajuan
di bidang ilmu dan teknologi kedokteran misalnya banyak “disalahgunakan”
untuk praktik aborsi dan euthanasia dalam masyarakat Barat.

Berbagai fenomena di Barat itulah tampaknya yang menggerakkan al-


Faruqi mencetuskan ide islamisasi ilmu pengetahuan. Kita memahami
kegelisahan al-Faruqi. Dia ingin mengembalikan sains dan teknologi serta
penggunaannya ke jalan sesuai ajaran agama (Islam)6.

Munculnya gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan disambut dengan


berbagai tanggapan, satu pihak menyambut dengan sangat antusias di lain
pihak ada yang menganggap hanya sebuah lontaran kalangan ilmuwan islam
untuk mengobati sakitnya dunia islam.

Rosnani Hashim membagi pihak yang berseteru ini kedalam empat


golongan, yaitu7:

1. Pertama golongan yang menerima Program Islamisasi Ilmu


Pengetahuan secara teori dan konsep dan berusaha untuk
merealisasikannya dalam bentuk sebuah karya yang sejalan dengan
program. Golongan yang menerima gagasan diantaranya dari Syed
Hossein Nasr yang mengatakan bahwa program ini bukan hanya untuk
dipikirkan tetapi perlu dilakukan. Menurutnya, para pemikir muslim
6
Nasional.sindonews.com, Pro - Kontra Islamisasi Ilmu Pengetahuan, 2015
(https://nasional.sindonews.com/berita/963850/18/pro-kontra-islamisasi-ilmu-pengetahuan)
diakses pada 27 september 2020 pukul 21:30
7
Rosnani Hashim, Gagasan Islamisasi Kontemporer, hlm.40

8
seharusnya memadukan berbagai bentuk ilmu dalam kerangka
pemikiran mereka. Bukan hanya menerima, tetapi juga melakukan
kritik dan menolak struktur dan premis ilmu sains yang tidak sesuai
dengan pandangan Islam dan kemudian menuliskannya kedalam
sebuah buku sebagaimana yang pernah dilakukan Ibnu Sina atau Ibnu
Khaldun di masa lalu8.
2. Golongan kedua sepakat pada tatanan teori dan konsep tetapi tidak
dilakukan secara praktis. Golongan kedua adalah golongan yang
merasa sangsi atas gagasan tersebut karena menurut mereka Ilmu
Pengetahuan itu bersifat Universal, tidak ada yang memiliki, bukan
milik islam, Kristen atau Hindu dan Budha.Menurut Fazlur Rahman
tidak ada yang salah dalam Ilmu Pengetahuan hanya yang
menggunakannya saja yang membawa ilmu pengetahuan kepada hal-
hal yang membahayakan umat islam, baik dan buruk tergantung
kepada si pemakaianya ia mengibaratkan sebuah pisau ditangan
manusia9.
3. Golongan ketiga adalah yang tidak sepakat bahkan mencemooh
gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan.
4. Golongan keempat yang tidak mempunyai pendirian terhadap gagasan
Islamisasi Ilmu Pengetahuan.

Dari uraian golongan yang menolak Islamisasi Ilmu Pengetahuan


diatas dapat disimpulkan bahwa mereka terlalu pesimis terhadap islam
dengan mengajukan berbagai argumentasi. Bukankah manusia memiliki
fitrah yaitu mencari sebuah kebenaran, kebenaran itu ada didalam sebuah
agama yang fitrah pula yaitu islam bukan dalam Ilmu Pengetahuan karena
definisi Ilmu Pengetahuan itu sendiri adalah hasil usaha manusia dengan
kekuatan akal budinya untuk memahami kenyataan, struktur, pembagian,
bagian-bagian dan hukum-hukum yang berlaku dalam alam

8
Ibid, hlm 41
9
Mohammad Shopan, Islamisasi Ilmu Pengetahuan, dalam Logos: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
dan Humaniora, Vol.4 No.1 Januari 2005, 11

9
semesta;kemudian pemahamannya termaksud dengan metode tertentu
yang disusun dalam satu system (disistemakan)10. Sehingga Ilmu
Pengetahuan hanya mempelajari fenomena alam dan tidak sanggup
menjawab pertanyaan semua pertanyaan manusia yang memilki fitrah
untuk mencari kebenaran tadi. Kita tidak dapat hidup dengan
mengandalkan kebenaran ilmu pengetahuan yang empiric dan filsafat
semata yang bersifat spekulatif. Sehingga Islam yang merupakan sumber
kebenaran yang mutlak perlu dikaji lebih dalam agar permasalahan yang
sedang dirundung umat islam segera hilang.

D. Langkah-langkah Islamisasi Ilmu Pengetahuan di sekolah

Langkah-langkah untuk Mencapai Proses Islamisasi Ilmu Pengetahuan :


1. Penguasaan Disiplin Ilmu Modern
2. Survey Disiplin Ilmu
3. Penguasaan Khasanah Islam
4. Penguasaan Khasanah Ilmiah Islam
5. Penentuan Relevansi Islam yang Khas terhadap Disiplin-disiplin
Ilmu
6. Penilaian Kritis terhadap Disiplin Ilmu Modern
7. Penilaian Kritis terhadap Khasanah Islam
8. Survey Permasalahan yang dihadapi Umat Islam
9. Survey Permasalahan yang dihadapi Umat Manusia
10. Analisa Kreatif dan Sintesa
11. Penuangan kembali Disiplin Ilmu Modern ke dalam Kerangka
Islam
12. Penyebarluasan Ilmu-ilmu yang telah diislamkan11

10
Endang Saifudin Anshari, Kuliah Al-Islam, (Jakarta: CV Rajawali,1980), ed. Ke -3, hlm. 15
11
Mahasiswa Prodi MPI Pascasarjana IAIN SMH Banten, Islamisasi Ilmu Pengetahuan,
(sumber : http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/annidhom/article/view/105/107, diakses pada
tanggal 27 september 2020, pukul 22:00 WIB) 2016

10
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam upaya islamisasi ilmu
pengetahuan di sekolah:
1. Memasukkan ruh keimanan
Menurut Al-Faruqi islamisasi ini dapat dilakukan dengan cara:
 Memperbaiki atau mengaitkan konsep-konsep yang diajar
dengan konsep yang didasarkan kepada Islam. Disini yang
penting adalah guru harus mampu memasukkan ruh
keimanan kedalam setiap bidang studi atau pokok bahasan
yang diajar. Sebagai contoh teori evolusi adalah
bertentangan dengan hakikat penciptaan manusia serta
alam. Ini dapat dirujuk kepada ayat-ayat Al-Quran atau
hadist-hadist Rasulallah Ṣallallāhu ‘alayhi wa Sallam.
 Mengaitkan setiap satu fenomena alam dan isinya dengan
penciptaan atau kekuasan Allah. Sebagai contoh, terjadinya
siang dan malam, gerhana matahari dan bulan, gempa bumi
dan tsunami dan berbagai kejadian dan siklus alam lainnya
juga dapat dirujuk kepada ayat-ayat Al-Quran atau hadist-
hadist Rasulallah Ṣallallāhu ‘alayhi wa Sallam.
 Membuktikan dengan fakta-fakta yang relevan bahwa
manusia bertanggungjawab terhadap kerusakan alam
semesta ini, seperti terjadi banjir, kemarau panjang,
pencemaran laut, darat dan udara adalah akibat kesalahan
perencanaan manusia itu sendiri. Hal ini juga dapat
dikembalikan kepada ayat ayat Al-Quran dan hadist-hadist
Rasulallah Ṣallallāhu ‘alayhi wa Sallam12.
2. Meningkatkan harga diri dan keyakinan diri
Umat Islam harus memiliki harga diri yang tinggi bahwa
umat Islam adalah umat yang terbaik di muka bumi dan yakin
terhadap hasil kajiannya, seperti yang dilakukan oleh umat Islam

12
Al-Faruqi, Ismail Ragi & Omar Naseaf Abdullah. Social and Natural Sciences: The Islamic
Perspective, Jeddah: King Abdul Aziz University, 1981, P. 19-27

11
terdahulu dalam berbagai cabang ilmu, seperti astronomi,
matematika, fisika, kimia, biologi, psikologi dan lain-lain.
Disamping itu guru patut menjelaskan bahwa dimasa kejaan Islam
dahulu pada masa dinasti Abbasiyah dan Umaiyah di Spanyol,
bahwa orang-orang Eropa masih berada dalam zaman kegelapan.
Sebagai contoh hukum Newton, al-jabar, logaritma, kesehatan
botani dan lain-lain dipelopori oleh orang Islam, seperti Al-Kindi,
Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun, Al-Khawarizmi
dan lain-lain13.
3. Sadar akan konsep ilmu dan misi
Guru harus memberikan pengertian kepada siswa bahwa
menuntut ilmu itu adalah suatu kewajiban dan mereka juga
berkewajiban menghormati gurunya agar ilmunya mendapat
petunjuk dan keberkatan. Disamping itu Guru harus memberikan
kesadaran kepada siswa tentang missi besar Islam yang harus
dilaksanakan, bahwa Islam bertujuan untuk memakmurkan seluruh
alam ini tanpa batas. Hal ini juga dapat dirujuk kepada ayat-ayat
Al-Quran dan hadist-hadist Rasulallah Ṣallallāhu ‘alayhi wa
Sallam tentang kewajiban dan kelebihan menuntut ilmu; dan missi
kekhalifahan manusia di bumi.
4. Menjadikan diri sebagai model
Seorang guru seharusnya sebelum, sedang dan sesudah ia
menjadi guru baik di sekolah maupun di luar sekolah, ia harus
dapat menjadikan dirinya sebagai model yang dapat dicontohkan
oleh anak didiknya, ia harus melengkapi dirinya dengan sifat-sifat
yang mulia, mewarisi sifat-sifat Rasul. Dewasa ini yang sangat
mendesak adalah usaha untuk melaksanakan islamisasi science
yaitu ilmu-ilmu pengetahuan alam, seperti Fisika, Kimia, Biologi,
Matematika dan lain-lain. Hal ini karena penerbitan buku-buku

13
Al-Habshi, Syed Othman & Nik Mustapha Nik Hassan, Islamic Culture and Civilization, Kuala
Lumpur: Institute of Islamic Understanding Malaysia (IKIM), 1995, hal. 26.

12
science selama ini ditulis berdasarkan pemahaman dari hasil
penelitian secara emperis saja, tidak ada kaitan dengan Allah
Subhanahu wa Ta’ala sebagai Pencipta. Ini sebenarnya adalah
pemahaman-pemahaman sekuler yang secara tidak sadar telah
diakui dan dipraktekkan oleh umat Islam
5. Cara-cara lainnya
Yaitu kepala sekolah atau guru dapat melakukan kerjasama
atau mitra kerja dengan pihak-pihak lain, seperti dengan lembaga
yang membawahinya, DEPAG atau DIKNAS, atau lembaga-
lembaga swadaya masyarakat (LSM), institusi kepolisian,
wilayatul hisbah atau agen-agen keamanan swasta kalau ada. Ini
bertujuan untuk mendukung pelaksanaan islamisasi prilaku siswa
yang membangkang. Pengawasan seperti ini penting untuk
menjaga penyimpangan prilaku yang dilakukan oleh sebahagian
kecil siswa atau masyarakat tidak mempengaruhi siswa lain.
Peluang juga diberikan kepada remaja-remaja lain yang ingin
bergabung dalam kegiatan-kegiatan ini. Ini bertujuan untuk
menarik remajaremaja putus sekolah bergabung dalam kegiatan ini

Menurut El-Najjar dalam sebuah tulisannya: The Limitations of Science


and the Teachings of Science from the Islamic Pespective ada delapan cara
terpenting dalam mengajarkan science di sekolah, yaitu:
1. Mengarahkan nilai science dan kaedah scientific kepada Al-Quran
dan Sunnah. Guru harus mencari ayat-ayat dan hadist tentang
science.
2. Memberi penekanan bahwa alam ini adalah baharu. Hal ini dapat
dibuktikan dengan fenomena-fenomena alam yang selalu terjadi
perubahan.
3. Mengaitkan setiap ciptaan dengan adanya Penciptanya (Allah
Subhanahu wa Ta’ala).

13
4. Menjelaskan bahwa science itu adalah salah satu cara manusia
mengkaji ciptaan Allah serta hukum-hukum alam (sunnatullah)
yang telah ditetapkan atasnya. Hal ini dilakukan oleh manusian
disamping untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yang terpenting
adalah untuk mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala secara ilmiah.
5. Mengaitkan tanda-tanda atau fenomena alam ini dengan keimanan.
6. Menghindari penggunaan istilah-istilah yang tidak jelas atau yang
menjauhkan maknanya dari mendekatkan diri kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, seperti hukum alam, evolusi dan lain-lain.
7. Menjelaskan kepada siswa bahwa hukum-hukum atau hasil-hasil
dari penelitian science (scientific experiment) hanya mampu
memberikan bukti tentang kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala
secara fisik saja (indrawi), sedangkan bukti-bukti yang hanya dapat
dibuktikan dengan akal budi hanya dapat dibuktikan dengan
wahyu.
8. Walaupun scientific experiment mampu mengkaji sesuatu sampai
sebesar atom atau nuclear sekalipun, namun itu juga perlu kepada
petunjuk wahyu14.

E. Hambatan dalam pelaksanaan Islamisasi Ilmu Pengetahuan di


Sekolah
Dalam proses pelaksanaannya mungkin akan terdapat banyak
hambatan, namun guru harus bersikap optimis, konsekuen dan bijaksana
dalam bertindak. Diantara hambatan-hambatan yang mungkin timbul
adalah:
1. Tidak adanya buku paket, modul pengajaran dan referensi
Hingga saat ini memang belum didapati buku paket, modul
dan referensi mata pelajaran seperti biologi, fisika, matematika,
kimia yang didasarkan kepada Islam. Hal ini menjadi kendala

14
El-Najjar, Z. R., The Limitations of Science and the Teachings of Science from the
Islamic Perspective. AJISS. Vol. 3, No. 1, 1986, P. 59-75.

14
utama, karena guru dan siswa tidak memiliki bahan bacaan
apapun yang membahas membahas pelajaran-pelajaran tersebut
melalui Islamic Perspective. Oleh karena itu, hendaknya
sekolah patut membuat sebuah tim yang berusaha menulis
bahan-bahan ajar untuk bidang-bidang studi tersebut yang
secara langsung bersumber kepada Islam baik materinya
maupun metode pembelajarannya. Kalau sekolah tersebut
belum memiliki para ahli yang mampu untuk menulis seperti
itu, maka beberapa sekolah dapat digabungkan, atau persatuan
guru-guru secara lebih luas harus membahas masalah ini
dengan mencari bantuan dengan melibatkan pihak-pihak lain,
seperti institusi-institusi keislaman.
2. Siswa tidak bersedia
Pada umumnya siswa di setiap sekolah datang dari berbagai
latar belakang. Oleh karena itu mereka memiliki pandangan
yang berbeda terhadap proses islamisasi ini. Siswa yang berasal
darikeluarga yang disiplin dalam beragama akan akan lebih
mudah menyesuaikan diri menerima ide-ide dan praktek-
praktek islamisasi ini dibandingkan dengan siswa yang berasal
dari keluarga yang tidak disiplin dalam bergama. Dengan
demikian pendekatan yang berbeda dan penuh hikmah harus
difikirkan.
3. Tidak ada kesediaan guru
Proses islamisasi pendidikan di sekolah seperti ini
memerlukan kepada guru yang memiliki pengetahuan yang
memadai. Mereka pertama harus memiliki ilmu pengetahuan
yang mendalam dalam bidang studi yang diajarkannya, lebih
dari itu mereka juga harus memiliki pemahaman tentang dasar-
dasar atau ide-ide ilmu pengetahuan tersebut dari Islam.
Dengan demikian mereka dapat mempelajari satu bidang ilmu
secara tektual dengan memahami ayat-ayat Al-Quran atau

15
Hadist yang membicarakan masalah tersebut. Disamping itu,
guru dididik dengan pemahaman bahwa proses islamisasi
pendidikan di sekolah adalah hal yang sangat kritikal. Oleh
karena itu mereka harus benar-benar bekerja sebagai amal
shaleh yang ikhlas. Dalam kenyataannya sekarang guru-guru
yang dihasilkan oleh LPTK Islampun belum mampu
menjalankan missi yang tinggi ini. Hal ini disebabkan oleh
hampir sebahagian guru-guru yang dihasilkan oleh LPTK Islam
dibina oleh para sarjana yang sebahagian besar adalah lulusan-
lulusan barat yang pemikiran sudah dipengaruhi oleh faham-
paham sekuler secara mendalam. Akhirnya mereka ini
merupakan agen-agen yang ikut menentang dilakukannya
proses islamisasi.
4. Kurangnya dukungan
Untuk mensukseskan program ini dukungan dari dari
semua pihak sangat diperlukan. Terutama sekali adalah
dukungan dari pemerintah dan lembaga yang membawahi
sebuah sekolah. Disamping itu dukungan dari antar guru
sendiri, karyawan sekolah, wali murid, masyakrakat dan
lembaga-lembaga lain yang mengurus tentang kemasyarakatan.
Tanpa dukungan yang memadai dari semua pihak, maka akan
menghambat pelaksanaannya.
5. Tidak dapat membatasi pengaruh luar
Pengaruh dari unsur-unsur negatif baik dari rekan sebaya
diluar sekolah, media cetak dan elektronik maupun budaya
dalam masyarakat kurang dapat dibatasi, oleh karena itu hal ini
dapat merusakkan usaha-usaha yang dijalankan oleh sekolah.
Hal yang dapat dilakukan adalah membekali para pelajar
dengan pengetahuan mengenai dunia luar serta langkah-langkah
yang dapat menangkal unsur-unsur negatif itu.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di Indonesia, dukungan kuat terhadap konsep Islamisasi Ilmu


Pengetahuan al-Faruqi dimulai pada tahun 1990-an dimulai dengan didirikannya
Institut For Science and Teknology Studies (ISTECS), yang bertujuan untuk
menyemarakkan Islamisasi sains di Indonesia oleh sekelompok ilmuwan muda di
Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT). Dan puncaknya
ditandatanganinya piagam berdirinya International Islam Forum for Science,
Teknology And Human Rescource Development (IIFTIHAR) di depan ka’bah
oleh Prof. Dr. B.J Habibie (saat Itu Menristek dan ketua ICMI) dan Habibi
menjabat sebagai ketuanya
Pengertian Islamisasi ilmu pengetahuan disekolah adalah upaya
membangun kembali semangat umat Islam atau dalam konteks sekolah yaitu para
murid dalam mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kebebasan penalaran
intelektual dan kajian-kajian rasional – empirik dan filosofis dengan tetap merujuk
kepada kandungan Al-quran dan Sunnah Nabi.
Munculnya gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan disambut dengan
berbagai tanggapan, satu pihak menyambut dengan sangat antusias di lain pihak
ada yang menganggap hanya sebuah lontaran kalangan ilmuwan islam untuk
mengobati sakitnya dunia islam. Rosnani Hashim membagi pihak yang berseteru
ini kedalam empat golongan, yaitu :
1. Pertama golongan yang menerima Program Islamisasi Ilmu
Pengetahuan secara teori dan konsep dan berusaha untuk merealisasikannya dalam
bentuk sebuah karya yang sejalan dengan program.

17
2. Golongan kedua sepakat pada tatanan teori dan konsep tetapi tidak
dilakukan secara praktis
3. Golongan ketiga adalah yang tidak sepakat bahkan mencemooh gagasan
Islamisasi Ilmu Pengetahuan
4. Golongan keempat yang tidak mempunyai pendirian terhadap gagasan
Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam upaya islamisasi ilmu
pengetahuan di sekolah yaitu, memasukkan ruh keimanan, meningkatkan harga
diri dan keyakinan diri, sadar akan konsep ilmu dan misi, menjadikan diri sebagai
contoh dan cara lainnya.
Hambatan dalam proses pelaksanaan islamisasi ilmu pengetahuan di
sekolah yaitu tidak adanya buku paket modul pengajaran dan referensi, siswa
tidak bersedia, tidak ada kesediaan guru, kurangnya dukungan dan tidak dapat
membatasi pengaruh luar.

B. Saran

Sebagai mahasiswa dan mahasiswi pendidikan kita harus mengetahui


bagaimana pengertian islamisasi ilmu pengetahuan di sekolah, prokontra
mengenai islamisasi illmu pengetahuan disekolah, bagaimana langkah-langkah
islamisasi ilmu pengetahuan disekolah dan juga hambatan yang dapat terjadi
dalam proses islamisasi ilmu pengetahuan di sekolah. Mengapa kita harus
mengetahui hal tersebut karena islamisasi ilmu pengetahuan di sekolah bertujuan
untuk melindungi umat islam khususnya para murid dari ilmu yang sudah
tercemar yang menyesatkan dan menimbulkan kekeliruan, memberikan wawasan
akan keislaman yang mendasar bagi para murid di lingkungan sekolah.

Demikian makalah yang dapat kami susun, apabila masih terdapat


kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan makalah atau isi dari materi
makalah, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan guna
memperbaiki makalah selanjutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bakar, Osman. Tauhid dan Sains. Bandung: Pustaka Hidayah, 1994.

Daud, Ridwan M..2011. ISLAMISASI PENDIDIKAN DI SEKOLAH: Sebuah


Harapan dan Tantangan "Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA". Volume XII No. 1,
September 2020.

Daud, Wan Mohd Nor Wan. 1998. Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M,
Naquib al- Attas. Terj. oleh Hamid Fahmy dkk. 2020. Bandung: Mizan.

Gazali, et.al. Filsafat Ketuhanan Studi Relasi Tuhan dan Manusia. Yogyakarta:
CV Budi Utama. 2019.

Hanifah, Umi. 2018. Islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer ( konsep integrasi


keilmuan di universitas universitas Islam Indonesia ). "tadris jurnal pendidikan
islam ". Volume 13, No. 2, September 2020.

Hashim, Rosnani. Gagasan Islamisasi kontemporer: Sejarah, Perkembangan dan


Arah Tujuan, dalan islamia: Majalah Pemikiran dan Peradaban Islam. Jakarta:
INSIST, 2005.

Jorjoran.wordpress.com, "Makalah : Islamisasi Ilmu Pengetahuan", Makalah :


Islamisasi Ilmu Pengetahuan, 19 Juni 2011,
https://jorjoran.wordpress.com/2011/06/19/makalah-islamisasi-ilmu-pengetahuan/
(diakses pada 27 September 2020).

19
Nasional.sindonews.com, "Pro - Kontra Islamisasi Ilmu Pengetahuan", Pro -
Kontra Islamisasi Ilmu Pengetahuan, 13 Februari 2015,
https://nasional.sindonews.com/berita/963850/18/pro-kontra-islamisasi-ilmu-
pengetahuan (diakses pada 27 september 2020).

Novayani, Irma. 2017, Islamisasi Ilmu Pengetahuan Menurut Pandangan Syed M.


Naquib Al-Attas dan Implikasi Terhadap Lembaga Pendidikan International
Institute Of Islamic Thought Civilization. Volume 1, No. 01, 2017.

20

Anda mungkin juga menyukai