Anda di halaman 1dari 17

Tugas Kelompok

EKSISTENSI PENDIDIKAN

Oleh

Kelompok II

1. Muhammad Abdul Malik Hasan ( 2022.080.01.005.4 )


2. Maida Qurrotul A’yun ( 2022.080.01.0043 )
3. Mochammad Wildan Firdaus ( 2022.080.01.0047 )
4. Ahmad Nur Farizal ( 2022.080.01.0007 )
5. Dianindra Chahyuni ( 2022.080.01.0028 )
6. Cici Trisia Nengsi ( 2022.080.01.0022 )
7. Julaikah ( 2022.080.01.0040 )
8. Mohammad Alpin ( 2022.080.01.0051 )

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STAI DIPONEGORO TULUNGAGUNG

2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala.
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “EKSISTENSI
PENDIDIKAN” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang
eksistensi/keberadaan pendidikan dan fungssinya di kehidupan sehari-hari. Begitu pula
atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian
pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami,
dosen pembimbing kami, dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu
kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan
Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran
yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar
bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Tulungagung, 14 September 2022

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I ................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan masalah............................................................................................... 2

C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................... 2

BAB II............................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3

A. Makna Eksistensi Pendidikan ............................................................................ 3

B. landasan Filosofis Pendidikan ........................................................................... 3

C. Dasar Sosial Pendidikan .................................................................................... 4

D. Dasar Psikologi Pendidikan ............................................................................... 8

BAB III ........................................................................................................................... 11

PENUTUP ...................................................................................................................... 11

A. kesimpulan ........................................................................................................ 11

B. Saran ................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 13

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Eksistensi Pendidikan dan pengajaran diakui oleh masyarakat sebagai
sarana pencerahan bangsa dan berperan menyiapkan sumber daya manusia. Sejalan
perkembangan zaman, tantangan sistem pendidikan semakin meningkat baik dari sisi
kualitas dan kuantitas maupun relevansinya. Sistem pendidikan yang bermutu akan
mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pada akhirnya kualitas barang dan
jasa menjadi meningkat serta mampu bersaing dalam kehidupan global.

Jenjang pendidikan formal, mulai dari jenjang pendidikan dasar, pendidikan


menengah hingga pendidikan tinggi mengalami kemajuan pesat secara kuantitatif. Akan
tetapi ada masalah lain sebagai mana diungkapkan Dody Heriawan Priatmoko dalam_
pendidikan. indikator rendahnya mutu pendidikan nasional dapat dilihat pada prestasi
siswa"1.

Keberhasilan pendidikan sesungguhnya akan terjadi bila ada interaksi antara


tenaga pendidik dengan peserta didik. Guru sebagai tenaga pendidik merupakan
pemimpin pendidikan, dia amat menentukan dalam proses pembelajaran di kelas, dan
peran dan tugasnya, ini berarti bahwa kinerja merupakan faktor yang amat menentukan
bagi mutu pembelajaran yang akan berimplikasi pada kualitas output pendidikan setelah
tamat sekolah.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional, pada bab II pasal 2 menyebutkan bahwa pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945, Sedangkan pada pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

1
Rosyada, Paradigma Pendidikan, 3.

1
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Melihat semakin meningkatnya kuantitas pelajar yang semakin hari semakin


bertambah dan belum diimbangi dengan kualitas yang sesuai maka penulis akan
mengkaji kembali tentang “EKSISTENSI PENDIDIKAN” dengan tujuan
mengoptimalkan pendidikan yang ada di Indonesia.

B. Rumusan masalah
Dengan latar belakang diatas maka dapat kami rumuskan maslahan sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan eksistensi pendidikan?
2. Apa landasan filosofis pendidikan?
3. Apa Dasar Sosial Pendidikan?
4. Apa Dasar Psikologis Pendidikan?

C. Tujuan Pembahasan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka adapun
tujuan dari pembahasan makalah eksistensi pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa/mahasiswi mampu memahami makna eksistensi pendidikan.


2. Mahasiswa/mahasiswi mampu memahami filosofis pendidikan.
3. Mahasiswa/mahasiswi mampu memahami sosial pendidikan.
4. Mahasiswa/mahasiswi mampu memahami psikologis pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Eksistensi Pendidikan


Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa: “Eksistensi artinya
keberadaan, keadaan, adanya” (Idrus, 1996 : 95). Terdapat beberapa pengertian
mengenai eksistensi yang dibagi menjadi empat pengertian. Pengertian yang pertama,
eksistensi adalah apa yang ada. Kedua, eksistensi adalah apa yang memiliki aktualitas.
Ketiga, eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu
itu ada. Keempat, eksistensi adalah kesempurnaan.

Secara Etimologi pengertian pendidikan adalah proses mengembangkan


kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu. Sedangkan menurut Kamus Bahasa
Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Pendidikan ialah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, serta kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui
pengajaran, penelitian serta pelatihan.

Maka bisa disimpulkan bahwasannya eksistensi pendidikan adalah segala


sesuatu yang ada dan dialami saat pembelajaran pengetahuan, keterampilan, serta
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

B. landasan Filosofis Pendidikan


Landasan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:260) istilah landasan
diartikan sebagai alas, dasar, atau tumpuan. Adapun istilah landasan sebagai dasar
dikenal pula sebagai fundasi. Mengacu kepada pengertian tersebut, kita dapat
memahami bahwa landasan adalah suatu alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal; suatu
titik tumpu atau titik tolak dari sesuatu hal; atau suatu fundasi tempat berdirinya sesuatu
hal. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan filosofis pendidikan
adalah asumsi filosofis yang dijadikan titik tolak dalam rangka studi dan praktek

3
pendidikan. Dengan demikian, landasan filosofis pendidikan sebagai hasil studi
pendidikan tersebut, dapat dijadikan titik tolak dalam rangka studi pendidikan yang
bersifat filsafiah, yaitu pendekatan yang lebih komprehensif, spekulatif, dan normatif.
Dasar filosofis pendidikan perlu dikuasai oleh para pendidik, adapun alasannya
antara lain: Pertama, karena pendidikan bersifat normatif, maka dalam rangka
pendidikan diperlukan asumsi yang bersifat normatif pula. Asumsi-asumsi pendidikan
yang bersifat normatif itu antara lain dapat bersumber dari filsafat. Dasar filosofis
pendidikan yang bersifat preskriptif dan normatif akan memberikan petunjuk tentang
apa yang seharusnya di dalam pendidikan atau apa yang dicita-citakan dalam
pendidikan. Kedua, bahwa pendidikan tidak cukup dipahami hanya melalui pendekatan
ilmiah yang bersifat parsial dan deskriptif saja, melainkan perlu dipandang pula secara
holistik. Adapun kajian pendidikan secara holistik dapat diwujudkan melalui
pendekatan filosofis.

Dalam kitab tarbiyah wa ta’lim dikatakan bahwasannya “sesungguhnya


pengaplikasian pendidikan akal dan akhlak tidak cukup hanya dengan sebatas nasehat
tetapi juga harus disertai dengan keteladanan dan juga lingkungan yang mendukung23”.
Dari sini kita belajar bahwa cara mendidik anak itu tidak cukup dengan hanya kita
memberitahu dengan lisan tetapi juga harus dengan memberinya contoh. Seperti halnya
kita ketika mengajari anak kita nantinya supaya rajin sholat berjamaah di masjid
tentunya sebagai orangtua yang baik, tentu kita tidak hanya menyuruh anak kita supaya
pergi ke masjid untuk sholat jamaah dan kita hanya berdiam di rumah. tetapi, kita juga
pergi ke masjid serta mengajak anak kita. ada juga cendekiawan di salah satu
perkataannya yang mengatakan “Jadilah inspirator bukan motivator”.

C. Dasar Sosial Pendidikan


Dasar-dasar sosial sebagai suatu rumpun masalah pendidikan merupakan bidang
studi sosiologi pendidikan. Nama lain cabang ilmu pengetahuan adalah hubungan
sekolah dengan masyarakat, yang melandaskan diri pada dasar pemikiran bahwa
peranan sekolah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat yang cepat berubah.

2
‫اصول التربية والتعليم للسنة الثالثة‬

4
Dasar pemikiran tersebut akan memberikan kepada kita pengertian yang jelas tentang
faktor-faktor sosial, atau sumber-sumber sosial dari problema-problema pendidikan
pada saat ini. Dasar pemikiran tersebut bahwa sekolah adalah lembaga sosial dan
bersama-sama dengan lembaga sosial, kelompok agama, ekonomi dan politik,
merupakan sistem sosial yang selalu dalam keadaan mengadakan interaksi timbal balik.

Sebagai sistem sosial, segala macam lembaga sosial dibeda-bedakan tetapi tidak
dapat dipisah-pisahkan, antara pendidikan dan lembaga sosial saling pengaruh
mempengaruhi, sehingga perubahan dari sistem sosial akan mengharuskan perubahan
penyesuaian terhadap keseluruhan sistem. Arti dan peranan salah satu lembaga sosial
tidak dapat dimengerti tanpa dikaitkan dengan keseluruhan sistem sosial dari lembaga -
lembaga yang diakui dan hidup berkembang dalam masyarakat. Perubahan dari
masyarakat desa kemasyarakat kota membawa perubahan tuntutan terhadap pendidikan,
sesuai dengan kondisi sosial yang berbeda-beda, dengan problema-problema pendidikan
yang dihadapi dan diselesaikan. Problema pendidikan di desa luas areanya tetapi
seragam, sebaliknya persoalan pendidikan di kota jenisnya banyak. Pola hidup di kota
berbeda dengan pola hidup di desa, sampai pada perbedaan sikap terhadap nilai-nilai
moral dan sosial dengan segala macam sangsi-sangsinya. Relasi timbal balik antara
perubahan pendidikan dengan perubahan kondisi-kondisi sosial lebih mengajukan
hukum-hukum relasi sekolah dengan masyarakat, seperti diuraikan berikut ini.

1) Hukum Hubungan Sekolah dan Masyarakat


Pola dasar atau pendekatan sekolah atau pendidikan sebagai sistem sosial, suatu hal
yang dikemukakan tentang hukum atau dalil-dalil hubungan sekolah dan masyarakat,
yang dikemukakan oleh Wildsdan Lottich dalam sampul bukunya The Foundation of
Modern Education, yaitu:
a. Perubahan lingkungan fisik, sosial, politik dan ekonomi akan menentukan
atau membawa perubahan konsep si manusia tentang pedidikan.
b. Perubahan konsep si manusia tentang kehidupan akan menentukan atau
merubah konsep si manusia tentang pendidikan.
c. Perubahan tentang konsep si pendidikan akan merubah konsep si manusia
tentang tujuan pendidikan.

5
d. Perubahan konsepsi tentang tujuan pendidikan akan merubah konsepsi
manusia tentang isi -materi, susunan jenjang, organisasi dan jenis-jenis
pendidikan sampai pada metodologi pendidikannya.
e. Perubahan dalam konsepsi dan tujuan pendidikan merupakan akibat,
ditentukan oleh atau sebagai suatu usaha perubahan penyesuaian terhadap
perubahan lingkungan-lingkungan dan tujuan hidup manusia.

Pendidikan adalah kegiatan sosial dan lembaga pendidikan merupakan


lembaga sosial, perubahan sosial tidak dapat dipisahkan dan selalu merupakan sebab
dari perubahan. Perubahan merupakan akibat atau hasil perubahan pengaruh dari
perubahan lingkungan fisik, lingkungan sosial, lingkungan politik maupun
perkembangan dalam kehidupan ekonomi dalam suatu masyarakat.

2) Sumber-sumber Sosial Problema Pendidikan

a. Faktor-faktor sosial dari kemajuan murid


I. Kemajuan atau kemundurannya ditentukan oleh beberapa faktor
sosial, baik yang terdapat di dalam sekolah maupun di luar sekolah
seperti bakat anak, tuntutan guru, kondisi keluarga, kebudayaan,
kelompok sebaya dan pribadi acuan.
II. Faktor kedua adalah keadaan keluarga pelajar, seperti jumlah
saudara, tingkat status sosial, akademis dan ekonomis, dan pola
pendidikan dalam keluarga, serta sikap orang tua terhadap
pendidikan.
III. Faktor sosial ketiga yang menyebabkan maju mundurnya
perkembangan anak di sekolah adalah faktor masyarakat kelompok

6
sebaya dengan siapa anak-anak mengadakan kegiatan di luar sekolah
dan keluarga.
IV. Perkembangan media komunikasi massa yang pesat telah menyita
waktu dan tenaga serta minat perhatian anak, yang pada suatu saat
dapat mempengaruhi kemajuan belajar anak di sekolah, dan
muncullah faktor sosial keempat yaitu pemujaan anak pada pribadi
atau tokoh sosial di luar keluarga dan sekolah anak.
V. Faktor sosial kelima yang menentukan adalah tinggi rendahnya dan
berat ringannya bahan pelajaran yang dituntut oleh guru.

b. Faktor sosial dari kemajuan guru


I. Faktor bakat, minat dan kemampuan anak akan menentukan struktur
susunan kelas yang dihadapi guru, dan yang akan menunjang lancar
tidaknya pelaksanaan tugas pendidikan guru.
II. Kemajuan guru ditentukan pula oleh faktor kedua yaitu
kebijaksanaan dan tuntutan serta relasi personalia administratif
pendidikan dan ini meliputi kebijakan tentang pertumbuhan jabatan
guru, apakah didasarkan atas masa kerja atau hasil karya mereka.
III. Hubungan guru dengan orang tua merupakan faktor ketiga, yang pada
dasarnya tugas guru adalah memberikan pelayanan kepada keluarga
atau orang tua.

c. Faktor sosial dari kemajuan sekolah


I. Faktor sosial yang mempengaruhi kemajuan sekolah adalah sumber-
sumber dana yang tersedia dalam masyarakat dan yang disediakan
bagi pembangunan sistem persekolahan.
II. Struktur susunan status sosial, kelas ekonomi, kelas kelompok ras dan
suku bangsa adalah faktor kedua yang menentukan kemajuan
sekolah.

7
III. Faktor yang ketiga adalah keadaan stabil atau lebih penghuni suatu
daerah tertentu, pengelolaan sistem sekolah yang baik atau tidak, dan
terutama pada lembaga pendidikan sekolah menengah atas ke bawah,
yaitu terdapat tidaknya lembaga pendidikan guru di sekitar daerah di
mana sekolah didirikan.

3) konsep konsep pendidikan


a. memperoleh dan menyampaikanpengetahuan sehingga mendukung
transmisi kebudayaan kita dari genersi ke generasi berikutnya
b. Memproses individu di ajar bersikap setia dan taat dengan pikiran manusia
c. Membantu proses pengembangan individu agar cepat berkembang sesuai
kemampuan,minat dan optimal di masyarakat
d. Menyusun kembali pengalaman sehingga memperkaya arti pengalaman
dalam menentukan arah tujuan pengalaman selanjutnya
e. Memproses seseorang di beri kesempatan menyesuaikan diri terhadap
aspek-aspek kehidupan lingkungan yang berkaitan dengan kehidupan baru
mempersiapkan agar berhasil dalam kehidupan orang dewasa.

D. Dasar Psikologi Pendidikan

1. Pengertian psikologi pendidikan


Psikologi pendidikan menurut Walberg dan Haertel 1992 seperti dikutip oleh
Lee Krause (2010) merupakan disiplin ilmu sendiri yang menghubungkan antara
pendidikan dan psikologi. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan penelitian-penelitian
ilmiah dalam berbagai aspek dimensi belajar mengajar tetapi juga bagaimana prinsip
prinsip psikologi ini diaplikasikan dalam konteks pendidikan dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas belajar mengajar. Sementara Santrock (2014) mengatakan
bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang mengkhususkan diri
pada cara memahami pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Duceshne dan
McMaugh (2016) menyatakan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari

8
psikologi yang mempelajari bagaimana kondisi siswa dan implikasinya pada proses
pembelajaran.
Artinya bahwa psikologi pendidikan bisa berperan dalam membuat sejumlah
cara yang efektif dalam mengajar. Dapat dikatakan bahwa psikologi pendidikan
menekankan pada proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang memengaruhinya,
baik internal maupun eksternal 4.
2. Permaslahan dalam pembelajaran
Dalam prakteknya proses belajar dan mengajar siswa itu ada beberapa
permasalahan yang kita temui. Gage dan Berliner (1992) mengatakan bahwa ada
lima permasalahan dalam proses belajar mengajar, yaitu:
a) Memilih tujuan pembelajaran (the objectives) yang tepat;
b) Dalam memilih tujuan pembelajaran, guru harus mengetahui karakteristik
dan perkembangan peserta didik;
c) Mendesain prosedur pembelajaran, bagaimana memotivasi siswa dan
bagaimana berinteraksi dengan siswa;
d) Menyeleksi metode pembelajaran yang tepat;
e) Menggunakan alat evaluasi yang tepat 5.
Dalam kerangka tersebut psikologi pendidikan berusaha membantu para
pendidik dalam memahami proses dan masalah kependidikan serta mengatasi
masalah tersebut dengan metode saintifik psikologis. Pengetahuan tentang
psikologi pendidikan akan memberi pemahaman (insight) tentang beberapa
aspek terkait dengan praktik pendidikan, memberi ide-ide tentang belajar dalam
konteks keluarga, industri maupun masyarakat luas. Psikologi pendidikan juga
dapat menginspirasi Bab 1 | Konsep Dasar Psikologi Pendidikan 3 tentang
administrasi sekolah, pengembangan kurikulum, konseling, dan sebagainya.
Dalam lingkup kelas, psikologi pendidikan lebih terfokus pada aspek-aspek
psikologis yang terkait dengan aktivitas pembelajaran sehingga dapat diciptakan
suatu proses pembelajaran yang efektif.

4
Psikologi pendidikan implikasi dalam pembelajaran hal 2
5
Psikologi pendidikan implikasi dalam pembelajaran hal 2

9
3. Tujuan mempelajari psikologi pendidikan.
Psikologi pendidikan sangat penting dipelajari oleh ilmuwan psikologi dan
pendidikan karena ilmu ini bisa menjadi dasar dalam mengembangkan kurikulum,
modul-modul pembelajaran; strategi pembelajaran, media dan evaluasi pembelajaran,
terkait dengan potensi dan kapasitas anak didik. Berdasarkan hasil penelitian
psikologi pendidikan dapat dikembangkan konsep layanan bagi anak berkebutuhan
khusus seperti anak berbakat intelektual (gifted), atau anak yang mengalami
hambatan (handicapped), sesuai dengan aspek hambatannya. Bagi para pendidik
terutama guru, pengetahuan tentang psikologi pendidikan dapat membantu dalam
memberikan layanan dan perlakuan yang tepat kepada anak didik. Beberapa peran
penting psikologi bagi pendidik dalam mengorganisasikan pembelajaran adalah:
a) memahami siswa sebagai pembelajar, yang meliputi perkembangannya,
karakteristik, kemampuan dan kecerdasan, motivasi, minat, pengalaman,
sikap, kepribadian, dan lain-lain;
b) memahami prinsip-prinsip dan teori pembelajaran;
c) memilih metode-metode pembelajaran;
d) memilih dan menetapkan tujuan pembelajaran;
e) membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar;
f) memilih alat bantu pembelajaran;
g) menilai hasil dari proses pembelajaran;
h) memilih sistem evaluasi yang tepat, dan lain-lain6.

6
Psikologi pendidikan implikasi dalam pembelajaran hal 5

10
BAB III

PENUTUP

A. kesimpulan

Dari pembahasan di atas kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut


1. Eksistensi pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan dialami saat
pembelajaran pengetahuan, keterampilan, serta kebiasaan sekelompok orang yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
2. Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi filosofis yang dijadikan titik tolak
dalam rangka studi dan praktek pendidikan.
3. Dasar sosial pendidikan adalah hubungan sekolah dengan masyarakat dalam
pendidikan peserta didik.
4. Psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari bagaimana
kondisi siswa dan implikasinya pada proses pembelajaran

B. Saran

Bagi para pendidik, diperlukan upaya yang terus-menerus agar dapat lebih
memahami karakteristik anak didik, mengaplikasikan teori-teori psikologi pendidikan
serta meningkatkan komitmen dan kecintaan terhadap profesi.

Bagi ilmuwan psikologi pendidikan, dapat melakukan penelitianpenelitian lebih


lanjut tentang aspek-aspek psikologis anak didik dan pendidik, khususnya dalam proses
belajar mengajar, sesuai dengan perkembangan masyarakat, budaya, ilmu pengetahuan,
dan teknologi.

Bagi pembaca, dalam penulisan makalah ini mungkin saja kami sebagai manusia
yang tidak luput dari kesalahan ada beberapa kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kami

11
memohon maaf sebesar-besarnya dan meminta saran supaya lebih baik lagi untuk
kedepannya. Terima kasih

12
DAFTAR PUSTAKA

Suralaga, F. (2021). Psikologi pendidikan implikasi dalam pembelajaran. Depok: Raja


Grafindo Persada.

Rosyada, M . Paradigma Pendidikan

‫اصول التربية والتعليم للسنة الثالثة‬

13

Anda mungkin juga menyukai