Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM VERTEBRATA

“AVES”
Laporan Praktikum ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Vertebrata

Dosen Pengampu:
Dr. Baiq Hana Susanti

Disusun oleh:
Kelompok VII

Nur Fairuz Fatin (11150161000034)

Pendidikan Biologi 5A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMUTARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
A. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari dan memahami struktur morfologi dari aves (burung).
2. Mengetahui dan anatomi dari aves (burung).

B. Dasar Teori
Hewan yang termasuk dalam kelas ini memiliki bulu yang menutupi seluruh
tubuhnya,yang berguna untuk mengisolasi panas tubuhnya terhadap keadaan
sekelilingnya. Merupakan hewan homoioterm.
Morfologi aves
Tubuhnya terdiri dari tiga bagian :
Caput, ditemukan organ-organ :
Rostrum (paruh), dibangun oleh mandibula dan maxilla, Nares Cera, tonjolan kulit
pada bagian atas rostrum
Organon visus, tediri dari : iris berwarna kuning kemerahan, pupil lebih besar dari
mata, membrane nictitans, palpebra superior dan palpebra inferior.
Porus acusticus externus (lubang telinga luar)
Membrane timpani, terletak internal dari lubang teilnga luar
Truncus, ditutupi oleh bulu-bulu yang berfungsi untuk melindungi kulit.
Menurut susunan anatomi bulu dapat dibedakan menjadi :
Plumae, terdiri dari :
Calamus, tangkai bulu yang berongga
Rachis, tangkai bulu yang tak brongga
Vexillum, lanjutan calamus yang tak berongga
Umbilicus inferior, lubang pangkal calamus
Umbilicus uperior, lubang bagian distal calamus
Vexillum, dibentuk oleh barbae yang merupakan cabang kearah lateral dan rachis,
tiap barbae bercabang lagi menjadi barbulae, yaitu barbulae distal dan barbulae
proximal.
Flumulae, terdapat pad burung yang masih muda, terdiri dari :
Calamus, pendek
Rachis, tereduksi
Barbae, panjang
Barbulae, pendek
Filoplumae, mempunyai tangkai yang panjang, pada ujungnya terdapat beberapa
barbae.
Berdasarkan letaknya bulu dapat dibedakan :
Remiges, bulu pada sayap.
Retrices, bulu pada ekor.
Tetrices, bulu pada badan.
Parapterum, bulu yang terdapat didaerah bahu antara badan sayap dan sayap.
Alula sive ala spuria, bulu pada extremitas.

Extremitas, terdiri dari :


Extremitas superior, berupa sayap (alae), skeleton proximal kedistal terdiri dari :
Humerus, tulang lengan atas.
Radius, tulang pengumpil.
Ulna, tulang hsta.
Os carpalia dan os metacarpalia.
Digiti, pada aves hanya ditemukan tiga buah.
Extremitas inferior, skeleton dari proximal ke distal terdiri dari :
Femur
Patella, tulang lutut
Tibio tarsus, persatuan tibia dan os tarsalia dan os mesa tarsalia,
Palanges, dengan empat jari yang mempunyai falcula.

Anatomi aves (burung)


Sistem digestivus
Tractus digestivus terdiri dari : rostrum, cavum oris, oesopgus, ingluvies (tembolok),
proventriculus, ventriculus, intestinum tenue, intestinum grasum.
Glanula digestoria, terdiri dari : hepar, vesica felea (ditemukan pada ayam, sedangkan
pada burung dara tidak ditemukan), pancreas.

Sistem urogenitalia
Organ genetalia jantan terdiri dari : testis, urether, saluran urether, cloaca, glandula
adrenalis.
Organ genitalia betina terdiri dari : ovarium, ivundibulum, oviduct, utherus, muara
utherus. Organ uropoetica sama dengan jantan.
C. Hasil Pengamatan

1. Lampiran Gambar Hasil Pengamatan


Morfologi Burung Dara (Columba livia)

Gambar Keterangan

3 1. Maxilla (rahang atas)


1 2. Mandibula (rahang bawah)
3. Cincin Orbital
4
4. Pupil
5. Iris
5
2

1. Langit-langit lidah
2. Lidah
1

1. Sayap rimer
2
2. Sudut sayap
3. Sayap sekunder
1

3
1. Digiti (jari)
1
2. Kuku
2

1. Calamus (tangkai dasar)


2. Rachis (tangkai yang ditumbuhi rumbai
bulu)
3. Vane (rumbai bulu)
3 2

1
Anatomi Burung Dara (Columba livia)

Gambar Keterangan

1. Paruh
1
2. Kerongkongan
2 3. Lambung yang terdiri dari empedal
dan ventrikulus
4. Usus
3
5. Kloaka
4

1. Jantung dan serat-serat otot


jantung
1

1. Paru-paru
2. Hati
1
3. Ginjal

3
1. Paru-paru
2. Pundi-pundi udara

Sayatan melintang pada organ :

Gambar keterangan

Usus

Ginjal

Jantung
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : cordata
Sub phylum : vertebrata
Class : aves
Ordo : columbifoemes/galliformes
Family ; columbidae/pasiniadae
Genus : columba/gallus
Spesies : columba livia/g. Gallusbankiva

Karakteristik:

 Tubuh burung dara dengan bulu, dibedakan atas caput, cervix yang biasanya panjang,
truncus dan cauda.
 Alat penglihatan, alat pendengaran dan alat suara sudah berkembang dengan baik.
 Mulut mempunyai rostum yang terbentuk oleh maxilla dan mandibula.
 Mandibula terdiri atas tulang yang kompleks serta adanya tulang pendengaran.
 Leher yang fleksibel.
 Sepasang ala yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang.
 Bulu sayap primer, panjang bulu yang terletak di ujung sayap.
 Bulu sayap sekunder, bulu pendek terletak di sepanjang ujung sayap.
 Pada sayap dan ekor, bulu berpasang-pasangan secara simetris.
 Kaki, otot daging paha kuat, sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar.

D. Pembahasan

Tubuh burung dara dibedakan atas caput, cervix, truncus dan cauda. Bagian kepala
terdiri atas paruh, merupakan struktur yang dibangun dari zat tanduk, mata (palpebra superior
dan palpebra inferior), membrane niktitans, lubang telinga luar dan nares externa yang
terdapat suatu penebalan kulit yang disebut cerome yang dapat membuka dan menutup
lubang hidung. Anggota badan (extrimitas) yang seluruhnya tertutup bulu kecuali pada paruh
dan kakinya. Berdasarkan letaknya bulu terbagi menjadi 3 macam yaitu remiges, tetrices,
retrices. Remiges berupa bulu besar yang terdapat pada sayap, bentuknya simetris, digunakan
untuk terbang. Tectrises berupa bulu-bulu kecil yang menutupi tubuh burung. Rectrises
adalah bulu-bulu ekor, bentuknya simetris, digunakan sebagai kemudi saat terbang.
Berdasarkan strukturnya, bulun terbagi menjadi 3 macam, yaitu plumae, plumulae dan
filoplumae. Plumae terdiri dari calamus, rachis, rami, radii dan radioli. Filoplumae hanya
terdiri calamus dan rami saja. Plumulae merupakan bulu yang lebih kecil dari plumae,
mempunyai calamus yang pendek, vexillumnya tidak kukuh karena tidak ada radioli.
Filoplumae disebut juga bulu rambut karena bentuknya seperti rambut yang hanya dibangun
oleh calamus dan rami. Keseluruhannya membentuk bendera bulu atau vexillum. Plumulae
merupakan bulu yang sangat halus.

Bentuk kaki burung dara yaitu anisodactylie, dengan tiga jari di depan dan satu jari di
belakang, Jari belakang menyokong jari tengah dan tungkai belakang bermodifikasi untuk
berjalan atau berenang maupun kedua-duanya.Kulit kaki bagian bawah dan jari-jarinya
tersusun dari zat tanduk yang keras.

Bulu tersusun atas polimer protein yang disebut beta-keratin.Termasuk jenis bulu kontur.

Tangkai utama pada bulu terbagi menjadi dua bagian, yaitu tangkai di bagian dasar (calamus)
dan tangkai yang ditumbuhi rumbai-rumbai bulu (rachis).Remiges yaitu bulu-bulu yang
terdapat pada sayap. Di sini vena berbentuk asimetris dan berguna untuk terbang. Rectrices
yaitu bulu-bulu yang terdapat pada daerah ekor dan letaknya posterior dan superior dari
sayap. Tectrices yaitu bulu-bulu lainnya yang menutupi badan dan letaknya posterior dari
sayap. Bulu anus, bulu yang menutupi lubang anus. Ketika dicabut bulu tersebut maka akan
keluar darah.

Sistem Digestori

Tractus digestivus terdiri atas paruh, covum oris; yang di dalamnya terdapat lingua kecil
runcing yang dibungkus oleh lapisan zat tanduk. Sebagai lanjutannya adalah pharynx yang
pendek, kemudian œsophagus yang panjang dan beberapa burung terjadi perluasan yang
disebut crop, sebagai tempat penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan. Dari
crop masuk saluran yang sering disebut gizard. Proventriculus menghasilkan cairan lambung
(asam) sedangkan ventriculus berdinding tebal berlapis jaringan epitel yang keras sebelah
dalam yang menghasilkan sekresi. Di dalam gizard sering terdapat batu kerikil yang
berfungsi membantu penggilingan makanan. Oleh karena itu beberapa jenis burung sengaja
menelan batu kerikil, sebagai pengganti tugas gigi yang tidak dimiliki oleh burung. Dari
lambung akan dilanjutkan oleh intestinum yang terbagi atas bagian halus dan bagian akhir
adalah rectum dan kemudian cloaca dan yang terakhir adalah anus. Pada intestinum terdapat
rumbai-rumbai sebagai cæcum yang merupakan saluran buntu. Di sebelah dorsal cloaca
terdapat suatu bursa fabricii pada hewan yang masih muda. Fungsi yang sebenarnya belum
diketahui, hanya yang jelas penting untuk determinasi. Hepar sebagai salah satu kelenjar
pencernaan relatif besar, bewarna merah coklat dengan beberapa lobi. Pada beberapa aves
memiliki vesica fellea sebagai penampung billus. Pada burung dara vesica fellea tidak ada.
Glandulæ pancreaticus biasanya memiliki tiga saluran yang menyalurkan sekresinya ke
intestinum. Sehubungan dengan makanan, terjadi adaptasi paruh.

2. Sistem Urogenital

Alat ekskresi berupa ren yang relatif besar, bewarna merah coklat, tertutup oleh peritonium
(retroperitonial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren adalah ventral keluar
ureter yang sempit menuju ke cauda dan berakhir pada cloaca. Daeah yang berasal dari arteri
renalis akan disaring secara filtratis. Zat-zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa
ureum akan dibuang dalam proses filtrasi ini.

Ginjal bertipe metanefros berwarna coklat tua. Saluran ureter bermuara langsung pada kloaka
dan tidak ada kandung kemih. Ekskret semi solid (mengandung urat). Kelenjar adrenal
sepasang, pada pertukaran ventral ginjal. Sekret dari gonad mengatur karakteristik seksual
sekunder (bulu, jengger, dan gembel). Fertilisasi terjadi di dalam. Ovarium hanya satu yang
sebelah kiri. Sebelum telur dikeluarkan mendapat penutup albumin dan cangkang dalam
oviduk, maka inkubasi adalah 16-18 hari. Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang
bulat berwarna putih, melekat di sebelah anterior dari ren dengan suatu alat
penggantung. Testis di sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing
testis terjulur saluran vasa diferensia sejajar dengan ureter yang berawal dari ren. Pada
sebagian aves, memiliki vesicula seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat
kelenjar dan bagi tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui pupil
yang terletak pada kloaka. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dekskum
mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang
berkelok-kelok, berlubang pada bagian cronial dengan bentuk corong. Lubang oviduct
disebut ostium abdomanalis. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan mengadakan
kopulasi (Jasin, 1992). Waktu copulatio, maka proctoduea dari kedua jenis burung saling
tempel kuat-kuat, sehingga sperma yang keluar pada ejaculatio langsung masuk ke dalam
proctodoeum yang betina, untuk kemudian menuju oviduct. Organ reproduksi betina hanya
terdiri dari satu ovarium sebelah kiri. Tuba merupakan oviduct bagian rustral, terdapat
kelenjar.

3. Sistem Penrnapasan

Sistem pernapasan pada hewan menyusui dan burung bekerja dengan cara yang sepenuhnya
berbeda, terutama karena burung membutuhkan oksigen dalam jumlah yang jauh lebih besar
dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Sebagai contoh, burung tertentu bisa
memerlukan dua puluh kali jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Karenanya, paru-
paru hewan menyusui tidak dapat menyediakan oksigen dalam jumlah yang dibutuhkan
burung. Itulah mengapa paru-paru burung diciptakan dengan rancangan yang jauh berbeda.
Pada hewan menyusui, aliran udara adalah dua arah: udara melalui jaringan saluran-saluran,
dan berhenti di kantung-kantung udara yang kecil. Pertukaran oksigen-karbon dioksida
terjadi di sini. Udara yang sudah digunakan mengalir dalam arah berlawanan meninggalkan
paru-paru dan dilepaskan melalui tenggorokan.

Sebaliknya, pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang
satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan
persediaan oksigen yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya akan
tingkat energi yang tinggi. Michael Denton, seorang ahli biokimia Australia serta kritikus
Darwinisme yang terkenal menjelaskan paru-paru unggas sebagai berikut: Dalam hal burung,
bronkhus (cabang batang tenggorokan yang menuju paru-paru) utama terbelah menjadi
tabung-tabung yang sangat kecil yang tersebar pada jaringan paru-paru. Bagian yang disebut
parabronkhus ini akhirnya bergabung kembali, membentuk sebuah sistem peredaran
sesungguhnya sehingga udara mengalir dalam satu arah melalui paru-paru. Meskipun
kantung-kantung udara juga terbentuk pada kelompok reptil tertentu, bentuk paru-paru
burung dan keseluruhan fungsi sistem pernapasannya sangat berbeda. Tidak ada paru-paru
pada jenis hewan bertulang belakang lain yang dikenal, yang mendekati sistem pada unggas
dalam hal apa pun. Bahkan, sistem ini mirip hingga seluk-beluk khususnya pada semua
burung. Aves bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong udara (sakus
pneumatikus) yang menyebar sampai ke leher, perut dan sayap.

Kantong udara terdapat pada :


- Pangkal leher (servikal)

- Ruang dada bagian depan (toraks anterior)

- Antar tulang selangka (korakoid)

- Ruang dada bagian belakang (toraks posterior)

- Rongga perut (saccus abdominalis)

- Ketiak (saccus axillaris)

Fungsi kantong udara :

· Membantu pernafasan terutama saat terbang

· Menyimpan cadangan udara (oksigen)

· Memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang

· Mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak.

Paru-Paru khusus pada burung-burung mempunyai bentuk tubuh yang jauh berbeda dengan
binatang yang dianggap sebagai nenek moyangnya, reptil. Paru-paru burung bekerja dengan
cara yang sama sekali berbeda dengan hewan menyusui. Hewan menyusui menghirup dan
membuang udara melalui batang tenggorokan yang sama. Namun pada burung, udara masuk
dan keluar melalui ujung yang berlawanan. "Rancangan" khusus semacam ini diciptakan
untuk memberikan volume udara yang diperlukan saat terbang. Evolusi bentuk seperti ini dari
reptil tidaklah mungkin.

Inspirasi : udara kaya oksigen masuk ke paru-paru. Otot antara tulang rusuk (interkosta)
berkontraksi sehingga tulang rusuk bergerak ke luar dan tulang dada membesar. Akibatnya
teklanan udara dada menjadi kecil sehingga udara luar yang kaya oksigen akan masuk. Udara
yang masuk sebagian kecil menuju ke paru-paru dan sebagian besar menuju ke kantong udara
sebagai cadangan udara.

Ekspirasi : otot interkosta relaksasi sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula.
Akibatnya rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi lebih besar dari pada tekanan udara
luar. Ini menyebabkan udara dari paru-paru yang kaya karbondioksida ke luar. Aliran udara
searah dalam paru-paru burung didukung oleh suatu sistem kantung udara. Kantung-kantung
ini mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur ke dalam paru-paru. Dengan cara
ini, selalu ada udara segar dalam paru-paru. Sistem pernafasan yang rumit seperti ini telah
diciptakan untuk memenuhi kebutuhan burung akan jumlah oksigen yang tinggi.

Pernafasan burung saat terbang : Saat terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat
dilakukan karena tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang
berfungsi untuk terbang. Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di
antara tulang korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke paru-
paru.

4. Sistem sirkulasi kelas aves

Alat sirkulasi berupa jantung yang terdiri dari 4 ruangan dengan sekat sempurna, arteri dan
vena. Sistem sirkulasi pada aves sama seperti manusia. Sirkulasi darah pada aves : darah dari
vena kava masuk pada atrium kanan, lalu ke ventrikel kanan. Kemudian darah dipompa ke
paru-paru melalui pulmonalis lalu menuju ke ventrikel kiri, darah dipompa ke seluruh tubuh
melalui aorta.

5. Sistem Saraf

Sistem regulasi aves sama seperti sistem regulasi vertebrata lainnya yaitu sistem saraf,
endokrin dan indra. Berikut ini merupakan susunan saraf
pada burung adalah:Otak dan sumsum belakang.

Otak dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:

§ Otak besar. Pada otak besar tidak banyak mempunyai neuron dan bentuknya juga tidak
berlipat-lipat.

§ Otak kecil. Pada otak kecil mempunyai perkembangan yang berguna sebagai pengatur
keseimbangan pada waktu terbang atau melayang-layang.

§ Otak tengah. Pada otak tengah mempunyai perkembangan yang berguna sebagai fungsi
penglihatan.

§ Sumsum lanjutan.
Indra perasa terdapat kuncup-kuncup perasa pada lidah dan atap rongga mulut. Indra ini
memungkinkan aves memilih makanannya. Kemampuan memilih makanan ini dibantu oleh
reseptor tekanan pada paruh dan lidah. Organon visus relatid besar dan tajam dalam
kemampuan observasi. Indra pendengar berupa telinga yang terbagi atas tiga rongga yakni
rongga luar, tengah, dan dalam. Kelenjar endokrin terdiri atas: glandulae pituitaria atau
hypophysa sebagai ‘the master of glands’, terletak pada dasa otak ujung infundibulum:
Glandulae thvroidea yang terletak di bawah vena jugularis dekat asal cabang arteri subclavia
dan arteri carotis.

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Burung dara (Columba livia) merupakan kelas aves yang tubuhnya terbagi atas caput,
cervix, truncus dan cauda. Bulu pada merpati (Columba livia) berdasarkan letaknya dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu remiges, rectrises dan tectrises.
2. Anatomi pada burung dara terdiri atas sistem pencernaan (Columba livia) terdiri dari
oesophagus, lambung, pylorus, duodenum, jejunum, illeum, rectum dan cloaca. Sistem
ekskresi adalah ginjal. Ginjal pada semua vertebrata terdiri atas unit-unit yang disebut tubulus
ginjal atau nefron yang ujungnya buntu dan menerima filtrat dari darah. Sistem genitalia pada
burung dara jantan terdiri dari testis, ductus deferens yang berfungsi menyalurkan sperma ke
kloaka. Sedangkan pada betinanya terdiri dari ovarium, osteum tuba dan oviduk.

Anda mungkin juga menyukai