Anda di halaman 1dari 5

Kelas Aves

a. Pengertian Aves
Kata aves berasal dari kata Latin dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis dari kata
Yunani dipakai dalam “Ornithology” berarti ilmu-ilmu yang mempelajari burung-burung (Jasin,
1984).
Aves memiliki nama lain yaitu burung. Aves merupakan hewan vertebrata yang seluruh
tubuhnya ditutupi oleh bulu. Bulu tersebut berasal dari epidermis kulit dan merupakan
modifikasi dari sisik pada hewan reptile. Bulu pada burung dapat beradaptasi pada
lingkungannya membentuk sayap sehingga sebagian aves memiliki kemampuan untuk terbang.
Adapun burung yang memiliki sayap tetapi tidak dapat terbang seperti burung onta, ayam,
kalkun dll. Selain itu, aves merupakan hewan homoiterm atau hewan berdarah panas serta
berkembang biak dengan bertelur dan kemudian dierami sampai menetas (ovipar). Ilmu yang
mempelajari tentang burung yaitu Ornitologi.

b. Karakteristik Aves
Menurut Jasin (1996) kelas aves memiliki ciri-ciri khusus yaitu :
Tubuh terbungkus oleh bulu.
Tubuh dibedakan atas caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang, truncus (badan)
dan cauda (ekor).
Mempunyai dua pasang ekstremitas, anggota depan (anterior) mengalami modifikasi
menjadi sayap (ala) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh ketika tidak terbang, sedangkan
sepasang anggota posterior (depan) disesuaikan untuk hinggap dan berenang, masing-
masing kaki berjari 4 buah, cakar tebungkus oleh kulit yang menanduk dan bersisik.
Mulut mempunyai rostrum (paruh).
Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata
yang berbulu.
Sekeleton kecil dan baik, kuat dan penulangannya sempurna. Pada mulut terdapat bagian
yang berproyeksi sebagai paruh atau sudu yang terbungkus oleh lapisan zat tanduk. Pada
burung tempurung kepala memiliki sepasang condylus occipitalis, lehernya sangat fleksibel.
Cor (Jantung) terdiri dari 4 ruang yakni dua auricular dan 2 ventricula, hanya arcus
anterioeus kanan yang masih ada, erytrocitnya berinti, berbentuk oval, dan conveks.
Respirasi dilakukan dengan paru-paru yang kompak yang menempel pada Costae dan
berhubungan dengan kantung udara (saccus pnematicus) yang meluas pada alat-alat dalam,
memiliki kotak suara atau syrinx pada dasar tracea.
Tidak memiliki vesica urinaria. Zat-zat eksresi setengah padat. Pada hewan betina biasanya
hanya memiliki ovarium kiri dan oviduct kiri.
Telah memiliki 12 nervi cranualis.
Suhu tubuh tetap (homoiothermis)
Fertilisasi terjadi di dalam tubuh. Telur memiliki yolk besar terbungkus oleh cangkang yang
keras, untuk menetas diperlukan pengeraman.
c. Penutup Tubuh
Tubuh spesies dari kelas ini dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak melekat pada otot
daging. Dari kulit akan muncul bulu, yang merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi
bentuk ringan, fleksibel, dan sebagai pembungkus tubuh sangat resisten. Pada mulanya bulu
sebagai papil dermis yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar kuncup bulu itu
melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada
kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang
halus, sedangkan epidermis akan membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu
mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa
zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya. Bulu burung pada saat
menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Bentuk bulu ekor burung pada saat tidak terbang bermacam-macam, antara lain
berbentuk persegi, bertakik, bercabang, bulu sebelah luar memanjang, bulu ekor dengan raket,
bulu tengah panjang, bundar, berbentuk cakram, berbentuk tingkatan, dan berujung runcing.
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh
struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna pada
bulu adalah melanin dan karotenoid. Meski warna bulu burung adalah genetis, namun dapat
berubah akibat faktor internal maupun eksternal. Burung yang dikurung dalam waktu lama juga
dapat berubah warna bulunya. Hal ini dapat disebabkan karena makanannya. Faktor internal
yang mempengaruhi warna bulu adalah hormon.

Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:


Filoplumae, bulu-bulu kecil yang mirip dengan rambut dan tersebar di seluruh tubuh.
Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus.
Plumulae, berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detailnya.
Plumae, Bulu yang sempurna. Susunan plumae terdiri dari :
1) Shaff (tangkai), yaitu poros utama bulu.
2) Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
3) Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di
dalamnya. Rachis dipenuhi oleh sumsum dan memiliki jaringan.
4) Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral
dari rachis. Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels
yang berfungsi membantu menahan barbulae yang saling bersambungan.

Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:


Tectrices, bulu yang menutupi badan.
Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai
kemudi.
Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi: remiges primarie yang melekatnya
secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia dan Remiges
secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari.

Bulu dapat dinamai sesuai dengan bidangnya berada, yaitu:


Capital tract yaitu bulu yang menutup bagian atas, samping dan belakang kepala dan terus
ke pterilae berikutnya.
Spinal tract, bulu yang memanjang dari atas leher ke punggung terus ke dasar ekor dan bisa
berlanjut atau terpisah ditengah.
Ventral tract, berawal diantara cabang rahang bawah dan memanjang turun ke sisi ventral
leher. Biasanya bercabang menjadi dua bidang lateral melewati sepanjang sisi tubuh dan
berakhir disekitar anus. Bagian apterilae dada bawah dan perut beberapa burung, kaya
pembuluh darah selama bersarang dan merupakan daerah mengeram (brood patch). Pada
saat mengeram bulu pada brood patch akan rontok dan kulitnya tipis.
Humeral tract yaitu sepasang pterilae yang sejajar seperti pita sempit yang meluas ke
belakang pada sisi pundak.
Caudal tract termasuk retrices, bulu pada ekor, biasanya panjang dan kuat.
Alar tract termasuk berbagai pterilae yang terletak pada sayap. Thumb merupakan sisa jari
kedua. Sedangkan bulu yang menutupi permukaan atas dan bawah sayap disebut dngan
covert dan bulu pada aksial sayap disebut aksillaria.
Femoral tract, bulu yang meluas sepanjang permukaan luar paha dekat sendi lutut ke tubuh.
Crural tract, bulu yang menyususn sisa bidang bulu lainnya pada kaki.

d. Paruh
Paruh merupakan modifikasi dari rahang atas dan rahang bawah. Paruh memberi banyak
manfaat di antaranya untuk mencari makan, pertahanan, membuat sarang dan menjilati bulu. Hal
ini tergantung dari spesies dan kebiasaan hidupnya. Kerangka bertulang paruh atas dan bawah
adalah lapisan bertanduk seperti ramfoteca. Secara embriologis lapisan setiap rahang berasal dari
beberapa plat terpisah kemudian bersambung (Sukiya, 2001).

e. Sistem Gerak
Burung juga memiliki rangka dalam. Burung terbang dengan cara mengepakkan sayap.
Gerakan sayap dapat dikendalikan oleh otot-otot terbang yang sangat kuat. Otot-otot tersebut
melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua otot terbang, ketika salah satu otot menarik ke
bawah otot yang lain menarik sayap ke atas. Bulu burung selain berfungsi untuk terbang, bulu-
bulu pada burung juga berfungsi untuk menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga
panas tubuhnya. Otot pada tubuhnya bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat. Contohnya
pada burung merpati. Burung memiliki tekhnik untuk terbang (tekhnik terbang). Burung terbang
dengan mengepakkan sayap, yaitu mengepakkan sayap dari atas ke bawah untuk
menimbulkan gerakan yang mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan mendorong
dan mengangkatkan sayap, memerlukan kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat
mengangkat sayap, memerlukan kekuatan yang lebih kecil.Pada saat mengangkat sayap, burung
menempatkan posisi sayapnya ke semula, untuk memulai gerakan gerakan mendorong dan
mengangkat tubuh kembali.

f. Sistem Organ

1. Sistem Pernapasan
Burung bernapas dengan paru-paru yang terhubung dengan kantung udara. Kantung
udara berfungsi membantu pernapasan saat terbang, menyimpan udara, menjaga berat jenis
burung saat berenang serta termoregulator. Pada saat terbang burung bernapas menggunakan
kantung udara di ketiak dengan cara menggerakkan sayap sehingga dapat menekan dan
melonggarkan kantung udara dan terjadilah pertukaran udara di dalam paru-paru.

Mekanisme pernapasan saat istirahat:


Inspirasi:
1. Pengambilan udara dimulai dari adanya pergerakan tulang rusuk ke arah depan bawah.
2. Rongga dada membesar tetapi tekanan udara mengecil.
3. Diikuti mengembangnya paru-paru dan mengecilnya tekanan di dalam rongga paru-paru.
4. Akibatnya udara masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan antara lain lewat
lubang hidung luar, lubang hidung dalam, celah tekak, trakea, siring, dan terakhir udara
masuk ke paru-paru.
5. Setelah udara masuk ke paru-paru, udara akan masuk ke dalam parabronkus.
6. Di dalam parabronkus terjadi pertukaran O2dan CO2 semua udara yang masuk sebagian
udara masuk ke dalam paru-paru dan sebagian udara lainnya masuk ke kantong udara.
Ekspirasi :
1. Tulang rusuk kembali ke posisi semula.
2. Otot-otot dada bekerja dengan mengecilkan rongga dada, sedangkan tekanan rongga dada
menjadi besar.
3. Ruangan dari paru-paru menjadi tertekan sehingga menjadi sempit sedangkan tekanan
dalam ruang paru-paru menjadi besar.
4. Udara ke luar dari kantong udara dan paru-paru.
5. Saat udara melewati paru-paru terjadi difusi O2 dan CO2 lagi.

Mekanisme pernapasan saat terbang:


1. Pada saat burung terbang mengangkat sayapnya, maka mengakibatkan kantong udara
antar tulang korakoid terjepit tetapi kantong udara yang terletak di bawah mengembang.
2. Udara masuk ke kantong udara yang berada di bawah ketiak.
3. Terjadi proses masuknya udara (inspirasi) yang ditandai dengan terjadinya difusi O2 dan
CO2 dalam paru-paru.
4. Pada saat burung menurunkan sayapnya mengakibatkan kantong udara yang berada di
bawah ketiak terjepit sehingga menyebabkan kantorng udara antartulang korakoid
mengembang.
5. Kemudian udara masuk ke dalam kantong udara antartulang korakoid.
6. Sehingga terjadilah ekspresi yang juga ditandai terjadinya difusi O2 dan CO2.

Gambar 1. Proses inspirasi dan ekspirasi dari burung

2. Sistem Peredaran darah


Pada dasarnya sistem peredaran darah pada kelas Aves hampir mirip dengan sistem
peredaran darah pada kerja jantung kelas Mamalia (manusia). Sistem peredaran darah pada
kelas Aves juga menggunakan peredaran darah ganda dan sistem peredaran darah tertutup. Oleh
karena itu, dalam satu kali darah mengalir, darah melewati jantung sebanyak dua kali yaitu saat
peredaran darah kecil dan pereradan darah besar.
Bagian-bagian pada jantung (cardio) kelas Aves mirip dengan jantung kelas Mamalia
yaitu jantung memiliki empat ruang seperti atrium kanan, atrium kiri, bilik kanan, dan bilik kiri
diantara ruang-ruang pada jantung juga terdapa sekat (septum) yang bentuknya sudah sempurna
sehingga darah yang kaya akan oksigen (O2 ) dan karbon dioksida (CO2) tidak akan tercampur.

3. SistemEksresi
Alat ekskresinya berupa ren yang relatif besar, bewarna merah coklat, tertutup oleh
peritonium (retroperitonial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren adalah ventral
keluar ureter yang sempit menuju ke caudal dan berakhir pada cloaca. Daerah yang berasal dari
arteri renalis akan disaring secara filtratis. Zat-zat yang tidak berguna dalam darah terutama
berupa ureum akan dibuang dalam proses filtrasi ini.

Anda mungkin juga menyukai