Anda di halaman 1dari 2

Nama : Syavira Azzahra

Npm : 1706103010070
Kelas : 01
Mata Kuliah : Anatomi Fisiologi Manusia

Soal:
Bagaimana aliran impuls (potensial aksi) terjadi pada sinaps sistem saraf. Bila zat
adiktif masuk ke dalam tubuh, apa yang akan terjadi pada sinaps?
Jawab:

Sinaps adalah suatu celah di ujung akson, tempat persambungan antar sel-sel saraf dan
dilepasnya neurotransmitter. Sinaps berfungsi sebagai suatu dioda yang mentransmisikan
potensial aksi dari membran pre-sinaps menuju ke memran post-sinaps melewati suatu celah
sinaps.
Aliran impuls (potensial aksi) yang terjadi pada sinaps sistem saraf terdapat beberapa
tahap, yaitu pertama impuls saraf di neuron pra-sinaptk mencapai ujung membran, hal ini
menyebabkan ion kalsium berdifusi ke dalam sel melalui saluran di membran, lalu masuknya
kalisum menyebabkan vesikula dengan neurotransmitter di dalamnya bergerak dan bergabung ke
membran. Selanjutnya neurotransmitter di lepaskan ke celah sinaptik oleh eksositosis, mereka
berdifusi melintasi celah sinaptik dan mengikat reseptor pada membran pasca-sinaptik,
pengikatan neurotransmitter memicu saluran ion Na+ untuk membuka dan melewati ambang
batas potensi, potensi aksi disebarkan di sepanjang neuron pasca-sinaptik, kemudian
neurotransmitter dipecah dan dikeluarkan dari celah sinaptik. Jika tidak ada cukup
neurotransmitter yang mengikat reseptor, maka tidak akan cukup ion Na+ yang mengalir ke
dalam sel untuk mencapai potensial aksi, maksudnya “semua atau tidak sama sekali”. Dengan
kata lain jika neurotransmitter yang dilepaskan mencukupi, maka potensial aksi dan impuls dapat
berjalan. Sebaliknya, jika neurotransmitter yang dilepaskan tidak mencukupi untuk memicu
potensial aksi, maka neurotransmitter akan rusak dan pompa natrium akan pulih.
Jadi, jika zat adiktif masuk ke dalam tubuh, maka yang terjadi pada sinaps ialah sinaps
akan bereaksi, karena sinaps bekerja sama dengan neurotransmitter yang merupakan senyawa
kimiawi dalam tubuh yang memiliki peran sangat penting untuk otak dalam mengatur kinerja
berbagai sistem tubuh. Maka, neurotransmitter memiliki struktur kimiawi yang mirip dengan zat
adiktif seperti heroin, kokain, narkoba, ganja, sabu-sabu, dan lainnya, sehingga jika ada zat-zat
adiktif tersebut masuk ke dalam tubuh, neurotransmitter akan bereaksi yang akan berdampak
pada sistem kerja saraf seperti:
Terganggunya fungsi kognitif
Terjadinya gangguan pada saraf sensorik (rasa kebas dan penglihatan buram)
Terjadinya gangguan saraf otonom (kemunculan gerakan yang tidak dikehendaki melalui
gerak motorik)
Terjadinya gangguan saraf motorik (kemunculan gerakan tanpa koordinasi dengan sistem
motoriknya)
Terjadinya gangguan saraf vegetative (terkait bahasa yang keluar di luar kesadaran), dan
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai