Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

KEGIATAN V DAN VI
ANATOMI RANGKA (SKELETON) VERTEBRATA

DI SUSUN OLEH
( KELOMPOK 2)

1. CHENY ADETYANINGSIH
2. AHMAD IDHAM

3. BARSELINA ANDATU
4. PASKA RIBKA AWEK

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
OKTOBER
2017
A. Dasar Teori
Mahluk hidup yang ada di dunia ini dikelempokkan menjadi 2 bagian
berdasarkan ada tidaknya tulang belakang. Mahluk hidup yang memiliki tulang
beklakang disebut vertebrata dan yang tidak memili tulang belakang disebut
invertebrata. Vertebrata sendiri memiliki 2 sistem rangka, yaitu endoskeleton dan
eksokeleton. Contoh hewan vertebrata aalah ikan, katak, burung, kadal, marmot, dan
lain sebgainya.

Sistem rangka merupakan sistem organ terpenting dalam mempelajari


morfologi, serta memegang peran utama dan analisis struktur vertebrata. Rangka
vertebrata merupakan endeskeleton (rangka dalam) ], terdiri atas tulang dan tulang
rawan yang saling berhubungan. Selain mempunyai endeskeleton, pada pisces, reptilia
dan aves pila terdapat pula sisik, dan pada golongan kura-kura terdapat karapas dan
plastron yang dapat dianggap sebagai rangka ruang atau eksoskeleton. Sistem rangka
mempunyai fungsi antara lain sebagai

1. Pelindung organ dalam


2. Penunjang tubuh
3. Tempat melekatnya otot rangka
4. Alat gerak pasif (penyalur gerakan)
5. Tempat pembentukan sel-sel darah (Tenzer., dkk, 2014)

Karakteristik rangka vertebrata akuatik berbeda dengan vertebrata terestial.


Tubuh pisces ditopang oleh lingkungan air sekelilingnya, karena itu rangkanya tidak
perlu sekuat rangka hewan-hewan darat. Struktur tulang vertebrata merupakan
adaptasi terhadap lingkungan hidupnya. Misalnya, struktur tulang burung spesifik dan
berongga. Struktur sedemikian menyebabkanberkurangnya masa rangka yang sangat
menguntungkan untuk terbang (Tenzer,. Dkk, 2014)

Kerangka dibagi menjadi 2 yaitu kerangka somatik dan kerangka visceral.


Kerangka somatik (Yunani, soma, tubuh) terletak dalam dinding tubuh dan anggota
tubuh. Kerangka ini terdiri atas tulang dermal dan tulang pengganti tulang rawan.
Kerangka somatik dapat dibagi menjadi 2 yaitu kerangka aksial dan kerangka
apendikular.

Kerangka aksial terdiri dari 4 bagian yaitu tulang belakang (kolumnas


vertebralis), tulang iga( sternum, dan sebagian besar tengkorak (kranium dan tulang-
tulang wajah). Sedangkan kerangka apendikular dibagi menjadi 2, yaitu tulang kaki
dan gelang bahu (gelang pektoral) atau gelang pinggul (gelang pelvis) dan anggota
gerak depan. Sedangkan kerangka viseral ( latin viscera, usus) terletak dalam tahapan
primitif berkaitan dengan dinding faring dan insang. Kerangka ini hanya terdapat
tulang pengganti tulang rawan.
Selama perkembangan embrio, sebagian besar kerangka vertebrata terdiri atas
tulang rawan, tetapi pada sebgian vertebrata dewasa tulang rawan tersebut diganti
dengan tulang keras. Tulang ini disebut tulang pengganti tulang rawan untuk
membedakan dari tulang dermal yang berkembang tepat di baewah kulit tanpa melalui
tahap tulang rawan.

Bentuk tubuh ikan merupakan interaksi antara sistem rangka dengan sistem
otot serta evolusi dalam adaptasi kedua sistem tersebut terhadap lingkungannya.
Rangka yang menjadi penggerak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan tulang
sejati. Osteichtyes terdiri dari tulang sejati. Sebagian besar tulang osteichtyes pada
permulaannya terbentuk melalui tahap tulang rawan. Kemudian materialnya menjadi
tulang sejati dalam bentuk bentuk yang khusus melalui osifikasi. Osifikasi merupakan
proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras (Ville,. dkk, 1999).

Tulang tengkorak pada ikan berfungsi untuk membungkus atau melindungi


otak, karena otak merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai peranan yang
besar bagi kehiupan ikan. Tengkorak ikan Elasmobranch terbentuk dari satu tulang
rawan yang disebut chondroranium dan dilengkapi branchiocranium beserta derivate-
derivatenya. Chondrocranium pada ikan elasmobranch memiliki kotak- kotak yang
membentuk atap otak yang tidak kompleks. Sedangkan tengkorak ikan bertulang
sejati tersusun atas dua bagian yaitu neurocranium dan branchiocranium.
Neurocranium terdiri dari bagian endosteal yang membentk lantai kotak otak dan
ectosteal yang membentuk atap otak. Bentuk atap otaklah yang intinya mempengaruhi
bentuk wajah dari ikan tersebut (Vile,. Dkk, 1999).

Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang di sokong oleh bagian yang
lunak. Pada fase berudu tulangnya masih lunak dan menjadi keras pada fase dewasa.
Pada sambungan-sambungan tulang masih tetap lunak dengan permukaan yang licin
(Ahmad, 2013).

Pada katak tulang yang panjang dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian atas
pada bagian central yang disebut diaphyse dan kedua ujung yang disebut epiphyse.
Pada diaphyse dan epiphyse terdapat hubungan yang tidak teratur dan terkunci oleh
sutura. Sutura tersebut masih berupa tulang rawan yang masih dapat tumbuh terus,
sedangkan pada burung dan sebagian besar mamlia, masing-masing sutura menjadi
tulang keras pada saat tertentu sehingga pertumbuhan tidak terjadi (Ahmad, 2013).

Struktur rangka pada burung banyak mengalami deferensiasi,misalnya pada


bagian kolumna vertebralis atau tulang belakang. Verebra pada burung (misalnya
burung dara) dibagi menjadi 4 bagian, yaitu vertebra toralir terakhir (posterior),
vertebra lumbalis, vertebra sakralis, dan vertebra kaudalis anterior. Keempat vertebra
tersebut bersatu membentuk sisakrum (Mutiara, 2011).
Tidak hanya pada bagian vertebra, bagian sternum (dada) berdeferensiasi menjadi
lebar dan kuat, yang disebut karina sterni. Sternum tersebut berfungsi untuk
perlekatan otot-otot pektoral yang kuat, yang berperan penting untuk terbang. Rusuk
sterna (rusuk vental) pada aves tersusun dari jaringan tulang rawan (Rani, 2012).

Pada aves terdapat tulang-tulang gelang bahu yang meliputi pola dasar gelang
pektoral yang terdiri dari tulang-tulang pengganti (berasal dari tulang rwn), meliputi
korkoid dan skapula, dan tulang-tulang membran (berasal dari jaringan ikat), yaitu
klavikula. Pada aves yang dapat terbang, kedua klavikula bersatu dibagian tengah
dengan interklavikula, membentuk furkula yang berbentuk huruf v. Bagian ujung
furkula dilekatkan dengan sternum oleh suatu ligamen. Aves memiliki korakoid
sepasang, kokoh, dan bersendian dengan sternum, sedangkan skapula tersusun
sepasang, panjang dan bersendian dengan kosta (Mutiara, 2011).

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui istilah anatomi untuk tulang-tulang pada tubuh dari
hewan vertebrata lainnya, serta letak tulang-tulang yang dipelajari pada tubuh
2. Mahasiswa dapat menggunakan istilah-istilah anggota sistem rangka pada saat
identifikasi lebih lanjut
3. Mahasiswa dapat membedakan tulang panjang, tulang pipih, tulang tak berbentuk
serta bentuk-bentuk persendian yang terdapat pada tulang-tulang tersebut.

C. Alat dan Bahan


1. Rangka pisces (ikan)
2. Rangka manusia (tengkorak)
3. Rangka aves (burung merpati)
4. Rangka amphibi (katak)
5. Rangka mamalia (kelelawar)
6. Rangka reptile (soa-soa)

D. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan diidentifikasi
2. Mengamati tulang dari setiap rangka yang telah disiapkan
3. Menggambar skeleton dari rangka-rangka yang telah disiapkan pada laporan
sementara
4. Memberi keterangan pada skeleton yang telah digambar pada laporan sementara
5. Membuat tabel nama tulang serta jumlahnya dari setiap skeleton hewan vertebrata
yang telah disiapkan
6. Membuat tabel tulang pendek, tulang panjang, tulang tak berbentuk pada skeleton
manusia

D. hasil pengamatan

1. skeleton manusia
Tabel 1.1 elemen tulang manusia dewasa

Tulang Sepasang Jumlah Tunggal Jumlah


Tengkorak (Cranium) Parietal 2 Frontal 1
Temporal 2 Occipital 1
Malleus 2 Vomer 1
Incus 2 Ethmoid 1
Stapes 2 Sphenoid 1
Maxilla 2 Mandibula 1
Palatum 2 Hyoid 1
Concha nasalis 2
inferior 2
Lacrimal 2
Nasal 2
Zygomatic 2
Clavicula 2
Gelang pundak / bahu
Scapula 2
Cervicalis 7
Columna vertebralis Thoracis 12 (bervariasi)
Lumbar 5 (bervariasi
Sternum 1
Thorax (dada) Costae 24
Coccyx 1
Extermitas Superior
Lengan Humerus 2
Radius 2
Ulna 2
Pergelangan tangan Scaphoid 2
{Carpal) Lunate 2
Triquetral 2
Pisiformis 2
Trapezium 2
Trapezoid 2
Capitate 2
Hamat 2
Metacarpal 10
Jari-jari (Digiti phalanx) Proximal phalanx 10
Intermediate phalanx 8
Distal phalanx 10

Extremitas inferior :
Tungkai Femur 2
Patella 2
Tibia 2
Fibula 2
Kaki
Tarsal Tallus 2
Calcaneus 2
Cuboid 2
Navicular 2
Medial cuneiform 2
Metatarsal 10
Jari-jari Proximal phalanx 10
Intermediate phalanx 8
Distal phalanx 10

Tabel 1.2 Bentuk-Bentuk Tulang

No. Bentuk tulang Contoh tulang Jumlah


1. Tulang panjang Humerus 2
Ulna 2
Radius 2
Femur 2
Tibia 2
Fibula 2
Metakarpal 10
Metatarsal 10
2. Tulang pendek Scapoid 2
Lunate 2
Triquetral 2
Pisiformis 2
Trapesium 2
Trapezoit 2
Capitate 2
Hamat 2
Tallus 2
Calcaneus 2
Cuboid 2
Navicular 2
Medial cuneiform 2
3. Tulang pipih Scafula 2
Clavisula 2
Costae
Fasial
- Malleus 2
- Incus 2
- Stapes 2
- Maxilla 2
- Palatum 2
- Concha nasalis 2
inferior 2
- Lacrimal 2
- Nasal
- Zygomatic 2
2
2
Cranium
- Frontal 1
- Occipital 1
- Temporal 2
- Ethamoidal 1
- Sphenoidal 1
- Parietal 2
- Tulang 2
pendengaran
- Warmian
Ribs 2
4. Tulang tidak beraturan Tulang vertebrae
- Manubrium 1
- Sternum 1
- Lumbar
5
vertebrae
- Cervicalis 7
- Thoracis 12
- Sacrum 1
- Coccyx 3

2. Skeleton ikan (pisces)


No Nama tulang Jumlah
1 Upperjaw 1
2 Lowerjaw 1
3 Orbit 2
4 Skull 1
5 Clavicle 2
6 Opercular 2
7 pelvic 1
8 Pectoral fin ray 2
9 Pelvic fin ray 2
10 Anterior Dorsal fin ray 15
11 Ribs 10
12 Radial cartilage 2
13 Posterior dorsal fin ray 12
14 Anal fin ray 12
15 Neural spine
16 Hemal spine
17 Vertebra 37
18 Hypural 2
19 Caudal fin ray 2

3. Skeleton katak (Amphibi)


No. Nama tulang Jumlah
1. Premaxilla 2
2 Maxilla 2
3 Nasal 2
4 Ptery 2
5 Frontoparietal 2
6 Prootic 2
7 Squamosal 2
8 Quadratoljugal 2
9 Exxoccipital 2
10 Cleithrum 2
11 Supraskapula 2
12 Presacral vertebrae 8
13 Sacrum 2
14 Urostyle 2
15 Llium 2
16 Ischium 1
17 Humerus 2
18 Radius 2
19 Ulna 2
20 Carpal 8
21 Metacarpal 8
22 Nuptialtuber 2
23 Tibia 2
24 Fibula 2
25 Fibulare 2
26 Tibiale 2
27 Metatarsal 10
28 Prehallux 2

4. Skeleton soa-soa (Reptil)


No Nama Tulang Jumlah
1 Skull 1
2 Mandible 1
3 Scapula 2
4 Cervical vertebrae 7
5 Thoracic vertebrae 10
6 Lumbar vertebrae 3
7 Sacrum 1
8 Caudal vertebrae 40
9 Ribs 22
10 Humerus 4
11 Ulna 4
12 Femur 4
13 Fibula 4
14 Tibia 4
15 Tarsus 4
16 Metatarsus 4
17 Phalanges 18
5. Skeleton Burung Merpati (Aves)
1. Kranium 10. Tibiotarsus 19. Skapula
2. Cervikal vertebralis 11. Fibia 20. Lumbar vertebrae
3. Frucula 12. femus 21. Humerus
4. Korakoid 13. Iskhinum 22. Ulna
5. Sternum 14. Pubis 23. Radius
6. Keel 15. Illium 24. Karpus
7. Patela 16. Vertebral kaudalis 25. Metakarpus
8. Tarsometatarsus 17. Pygostyle 26. Digiti
9. Digiti 18. Synsacrum 27. Alula

No Nama Tulang Jumlah


1 Uppermandible 1
2 Lowermandible 1
3 Cranium 1
4 Cervical vertebra 11
5 Forcula 2
6 Coracoid 2
7 Sternum 1
8 Ribs 8
9 Pygostyle 1
10 Caudal vertebra 7
11 Pelvicgirble 1
12 Humerus 2
13 Radius 2
14 Ulna 2
15 Carpometacarpus 2
16 Phalanges 4
17 Vemur 2
18 Tibiotarsus 2
19 Tarsometatarsus 2
20 Phalanges 8
6. Skeleton Mamalia (Kelelawar)

No Nama Tulang Jumlah


1 Scull 1
2 Mandible 1
3 Clavicle 2
4 Cervical vertebrae 4
5 Scapula 2
6 Sternum 1
7 Ribs 12
8 Lumbar vertebrae 6
9 Sacrum 1
10 Pelvis 2
11 Caudal vertebrae 9
12 Humerus 2
13 Ulna 2
14 Radius 2
15 Carpus 2
16 Thumb 2
17 Phalanges 8
18 Femur 2
19 Tibia 2
20 Fibula 2
21 Calcar 2
22 Tarsus 2
23 Metatarsus 2
24 Phalanges 2
E. Pembahasan
1. skeleton manusia
Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti
tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ
lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat
bervariasi antara individu.
Rangka tubuh manusia dikelompokkan atas dua bagian yaitu:
A. Skeleton aksial
Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan
dukungan dan perlindungan pada organ di kepala, leher dan badan.
Macam-macam skeleton aksial yaitu:
1. Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari:
bagian parietal –> tulang dahi
bagian temporal –> tulang samping kiri kanan kepala dekat telinga
bagian occipitas –> daerah belakang daritengkorak
bagian spenoid –> berdekatan dengan tulang rongga mata, seperti tulang baji
bagian ethmoid –> tulang yang menyususn rongga hidung
Tulang Tengkorak Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun
kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun
kepala dan empat belas tulang yang menyusun bagian wajah. tulang tengkorak
bagian kepala merupakan bingkai pelindung dari otak. Sendi yang terdapat
diantara tulang-tulang tengkorak merupakan sendi mati yang disebut sutura.
2. Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari:
rahang bawah –> menempel pada tulang tengkorak bagian temporal. hal tersebut
merupakan satu-satunya hubungan antar tulang dengan gerakan yang lebih bebas
Rahang bawah –> menyusun sebagian dari hidung, dan langit-langit
palatinum (tulang langit-langit) –> menyusun sebagian dari rongga hidung dan
bagian atas dari atap rongga mulut
zigomatik –> tulang pipi
tulang hidung
Tulang lakrimal –> sekat tulang hidung.
3. Tulang dada
Tulang dada termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada. pada sisi kiri
dan kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk. bersama-sama dengan
rusuk, tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan
pembuluh darah besar dari kerusakan
Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu:
tulang hulu / manubrium. terletak di bagian atas dari tulang dada, tempat
melekatknya tulang rusuk yang pertama dan kedua
Tulang badan / gladiolus, terletak dibagian tengah, tempat melekatnya tulang rusuk
ke tiga sampai ke tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh.
Tulang taju pedang / xiphoid process, terletak di bagian bawah dari tulang
dada. Tulang ini terbentuk dari tulang rawan.
4. Tulang rusuk
Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. bersama-sama dengan tulang
dada membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang rusuk
dibedakan atas tiga bagian yaitu:
Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini pada bagian
belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya
berhubungan dengan tulang dada dengan perantaraan tulang rawan
Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih
pendek dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan
ruas-ruas tulang belakang sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh
tulang rawan yang melekatkannya pada satu titik di tulang dada
Rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini pada ujung belakang
berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya bebas.
Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya:
a). melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan.
b). melindungi lambung, limpa dan ginjal, dan
c). membantu pernapasan.

5. Ruas-ruas tulang belakang


Ruas-ruas tulang belakang disebut juga tulang belakang disusun oleh 33 buah
tulang dengan bentuk tidak beraturan. ke 33 buah tulang tersebut terbagai atas 5
bagian yaitu:
tujuh ruas pertama disebut tulang leher. ruas pertama dari tulang leher disebut tulang
atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros. bentuk dari tulang atlas
memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan.
Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas tulang punggung
pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya tulang rusuk.
Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang pinggang lebih
besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan sebagian
besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot.
Lima ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga terletak
dibawah ruas-ruas tulang pinggang.
bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (coccyx), tersusun
atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang menyatu.
Ruas-ruas tulang belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga
keseimbangan. menyokong kepala dan tangan, dan tempat melekatnya otot, rusuk dan
beberapa organ.

B. Skeleton apendikular
Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton axial. Skeleton
axial terdiri dari :
 Anggota gerak atas
 anggota gerak bawah
 gelang bahu
 gelang panggung
 bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang seperti sakrum dan tulang coccyx

1. Tulang anggota gerak atas (extremitas superior)


Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas:
 Humerus / tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang /pipa,
ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian
bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius
dan ulna
 Radius dan ulna / pengumpil dan hasta. Tulang ulna berukuran lebih besar
dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius
memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan
ulna.
 karpal / pergelangan tangan. tersusun atas 8 buah tulang yang saling
dihubungkan oleh ligamen
 metakarpal / telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian
atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian
bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges)
 Palanges (tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari
tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2
buah tulang.
2. Tulang anggota gerak bawah (ekstremitas inferior)
 Tulang anggota gerak bawah disusun oleh tulang:
 Femur / tulang paha. Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai
dari gelang panggul sampai ke lutut.
 Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal
berhubungan dengan lutut bagian ujung berhubungan dengan pergelangan
kaki. Ukuran tulang kering lebih besar dinandingkan tulang betis karena
berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang betis merupakan
tempat melekatnya beberapa otot
 Patela / tempurung lutut. terletak antara femur dengan tibia, bentuk
segitiga. patela berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan
kekuatan pada tendon yang membentuk lutut
 Tarsal / Tulang pergelangan kaki. Termasuk tulang pendek, dan tersusun
atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit.
 Metatarsal / Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang
tersesun mendatar.
 Palanges / tulang jari-jari tangan. Setiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali
tulang ibu jari atas 14 tulang.

3. Tulang gelang bahu (klavikula dan scapula / belikat dan selangka)


 Tulang selangka berbentuk seperti huruf “S”, berhubungan dengan tulang
lengan atas (humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan
gerakan lebih bebas, ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada
sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat.
 Tulang belikat (skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih,
terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk. Fungsi utama dari gelang
bahu adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan
terjadinya gerakan pada sendi.
4. Gelang panggul
 Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggung. Pada anak
anak tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illium
(bagian atas), tulang ischiun (bagian bawah) dan tulang pubis (bagian
tengah). Dibagian belakang dari gelang panggul terdapat tulang sakrum
yang merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang. Pada bagian depan
terdapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang menghubungkan
kedua tulang pubis. Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung
berat badan bersama-sama dengan ruas tulang belakang. melindungi dan
mendukung organ-organ bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi,
dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin.

Secara umum fungsi sistem rangka adalah membentuk kerangka yang kaku dengan
jaringan-jaringan dan organ-organ yang melekat padanya. Sistem rangka melindungi
organ-organ vital seperti otak yang dilindungi oleh tulang tengkorak, paru-paru dan
jantung dilindungi oleh tulang dada dan tulang rusuk. Gerakan tubuh terbentuk dari
kerjasama antara sistem rangka dengan otot, oleh sebab itu keduanya sering
dikelompokkan menjadi satu nama yaitu sistem musculo-skeletal. rangka merupakan
tempat melekatnya otot melalui perantaraan tendon. Antara tulang yang satu dengan
tulang yang lain dikaitkan dengan perantaraan ligamen.

Fungsi Sistem Rangka

Fungsi sistem rangka adalah tempat melekatnya otot-otot rangka, menegakkan dan
menopang tubuh, memberi bentuk tubuh, memungkinkan organisme untuk bergerak,
tempat terbentuknya sel-sel darah merah melindungi bagian tubuh yang lunak seperi
otak, paru-paru, dan jantung.

Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai rangka.


Rangka manusia terdiri dari 206 tulang. Tulang tersebut terbagi menjadi dua bagian
yaitu rangka aksial (tulang sumbu) dan rangka apendikuler (anggota tubuh).
1. Rangka aksial
Tulang aksial merupakan rangka-rangka penyusun sumbu tubuh. Contohnya:
a). Tulang tengkorak
b). Tulang hioid
c). Columna vertebrae (tulang belakang)
d) Strenum (tulang dada) dan Costa (tulang rusuk)

a. Tulang tengkorak
Tulang tengkorak merupakan tulang yang berfungsi untuk melindungi bagian-
bagian yang rawan, misalnya otak, organ pendengaran, dan organ penglihatan.
Coba bayangkan apa yang terjadi jika kita tidak memiliki tulang tengkorak?
wah, saya tidak mau membayangkan itu dulu. haha. baiklah, sekarang saatnya
kalian menyimak tulang-tulang penyusun tengkorak.
Bagian Tulang :
a. Tulang tempurung (kranium)
Tulang penyusunnya :
1. Tulang dahi (Frontalis) jumlahnya 1
2. Tulang ubun-ubun (Parientalis/Parietale) jumlahnya 2
3. Tulang pelipis (Temporalis) jumlahnya 2
4. Tulang kepala belakang (Osipitalis) jumlahnya 1
5. Tulang baji (Stenoid) jumlahnya 1
6. Tulang tapis (Ethmoid) jumlahnya 1b. Tulang wajah
Tulang penyusunnya :
1. Tulang rahang atas (Maksilaris) jumlahnya 2
2. Tulang hidung (Nasalis) jumlahnya 2
3. Tulang pipi (Zigomatikus) jumlahnya 2
4. Tulang air mata (Lakrimalis) jumlahnya 2
5. Tulang langit-langit (Palatinus) jumlahnya 2
6. Tulang konka nasalis inferior jumlahnya 2
7. Tulang rahang bawah (mandibula) jumlahnya 1
8. Tulang vormer jumlahnya 1b. Tulang Hioid

b. Tulang hioid merupakan tulang yang terletak di antara laring dan mandibula.
Tulang ini berfungsi sebagai tempat melekatnya beberapa otot mulut dan
lidah.Tulang hioid berjumlah satu pada manusia.

c. Columna vertebrae (tulang belakang)


Tulang belakang merupakan rangkaian tulang tunggal, bentuknya tidak
teratur dan memanjang dari ujung kepala sampai ujung ekor. Tulang belakang
berfungsi menyangga berat tubuh. Tulang tersebut kokoh tapi fleksibel oleh
karena itu manusia dapat melakukan berbagai macam gerakan yang misalnya
berdiri ataupun duduk.
Bagian tulang : Tulang belakang
Tulang penyusunnya :
1. Tulang leher (Serviks) jumahnya 7
2. Tulang punggung (Thorax) jumlahnya 12
3. Tulang pinggang (Lumbar) jumlahnya 5
4. Tulang selangkang (Sacrum) Jumlahnya 5 pada bayi, setelah dewasa maka
jumlahnya menjadi 1
5. Tulang ekor (koksigea) Jumlahnya 4 pada bayi, setelah dewasa maka
menjadi 1

d. Strenum (tulang dada) dan Costa (tulang rusuk)


Tulang dada berhubungan dengan tulang belakang . Tulang dada dan tulang
rusuk berfungsi untuk melindungi organ-oragan yang terdapat di dalam dada
seperti jantung dan paru-paru.a. Bagian tulang : Tulang dada
Penyusunnya :
1. Manubrium, jumlahnya 1
2. Gladiolus, jumlahnya 1
3. Xifoid, jumlahnya 1
ketika dewasa, ketiga tulang ini berfungsi menjadi satu kesatuan.b. Bagian
tulang : Tulang rusuk (costa)
Penyusunnya :
1. Tulang rusuk sejati, jumlahnya 7
2. Tulang rusuk palsu, jumlahnya 3
3. Tulang rusuk melayang, jumlahnya 2

2. Rangka Apendikuler
Rangka apendikuler merupakan rangka penyusun gerak.
Bagian tulang :
a. Bagian atas :
Penyusunnya :
1. Tulang selangka (Klavikula), jumlahnya 2
2. Tulang belikat (Skapula), jumlahnya 2
3. Tulang pangkal lengan (Humerus), jumlahnya 2
4. Tulang hasta (Ulna), jumlahnya 2
5. Tulang pengumpil (Radius), jumlahnya 2
6. Tulang pergelangan tangan (Karpal), jumlahnya 16 (8 pada setiap tangan)

7. Skafoid
8. Lunate
9. Triquetrum
10. Pisiform
11. Trapesium
12. Trapesoid
13. Kapitatum
14. Hamate
15. Tulang telapak tangan (Metakarpal), jumlahnya 10
16. jari tangan (falanges), jumlahnya 28

b. Bagian bawah :
Penyusunnya :
1. Tulang koksa
2. Ileum, jumlahnya 1
3. Ischium, jumlahnya 1
4. Tulang paha (Femur)
5. Tulang lutut (Patella)
6 Tulang betis (Fibula)
7. Tulang kering (Tibia)
8. Tulang pergelangan kaki (Tarsal), jumlahnya 14 (7 pada tiap kaki)
9, Kalkaneus
10. Talus
11. Kuboid
12. Navikular
13. Kuneformis, jumlahnya 6
14. Tulang telapak kaki, jumlahnya 10
15. Jari kaki, jumlahnya 28

2. Sistem rangka ikan (pisces)


a. Struktur anatomi
Secara garis besar tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu
1. kepala,
2. batang tubuh
3. ekor

Pada tubuh ikan yang berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang
sama apabila tubuh dibelah dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala
sampai ke ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat
mulut, diatas mulut terdapat cekung hidung yang sebelah-menyebelah, pada
bagian kepala terdapat sepasang mata dan tutup insang. Pada tubuh ikan
tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak
mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan
pada saat ikan berenang dengan cepat.

Rangka ikan berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu


eksoskeleton dan endoskeleton. Sisik dan sirip merupakan eksoskeleton.
Sedangkan endoskeleton terdiri atas tulang tempurung kepala, columna
vertebralis, cingulum pectoralis dan tulang-tulang kecil yang menyongkong
sirip.

Sistem rangka pisces terdiri atas 2 bagian, yaitu rangka aksial dan
rangka apendikular. Rangka aksial pisces terdiri dari tulang-tulang tengkorak
(terdiri 180 tulang) dan kolumnar vertebralis. Tulang-tulang tempurung kepala
terdiri atas cranium sebagai tempat otak, capsula untuk tempat beberapa
pasang organon sensoris (olfactory, optic, auditory) dan skeleton viceralis.,
yang merupakan bagian pembentuk tulang rahang dan penyokong lidah insang
untuk mekanisme. Tengkorak(tempurung) kepala melekat dekat sekali dengan
columnar vertebralis, oleh karena itu ikan tidak bisa memutar kepalanya. Gigi
biasanya terdapat pada tulang premaxyllary dentary, vomer dan tulang platine
(Jasin, 1984).

Kolumna vertebralis pada pisces hanya terbagi menjadi vertebra badan


da vertebra ekor yang tersusun dari belakangtengkorak sampai ke pangkal
ekor. Daerah abdominal (badan) memiliki tulang rusuk (kosta) kanan. Kosta
berguna untuk melindungi organ-organ didalam rongga badan. Ikan telestoi
priitif mempunyai 2 rangkaian rusuk yang berhubungan dengan masing-
masing sentrum kolumna vertebralis, yaitu rusuk dorosal dan rusuk ventral.
Rusuk ventral kiri dan kanan pada bagian ekor bertemu di bawah arteri dan
vena ekor untuk membentuk lengkung hemal ( Tenzer,. Dkk, 2014).

Rangka apendikuar tersusun dari gelang pektoral dan gelang pelvis. Gelang
pektoral pada ikan bertulang terdiri dari korakoid dan skapula yang biasanya
terudksi. Struktur dari tualng membran (tulang dermal) meliputi klavikula
yangtereduksi, kleitrum dan supra kleitrum. Gelang pelvis pada iakn terdiri dari
keping-keping pelvis bertulang atau bertulang rawan yang bersendian dengan
sirip pelvis. Pada iakn bertulang rawan , keping-keping tersebut bertemu dibagian
tengah membentuk simfisis pubis ( Tenzer, dkk 2014).

Tulang-tulang anggota badan bebas pada ikan ( extremis liberare) berupa sirip
(pinna). Terdapat 2 macam sirip pada ikan yaitu sirip tunggal dan berpasangan
(Tenzer, dkk, 2014).
1. Sirip tunggal pada ikan disebut juga sirip median. Sirip ini terdiri dari :
 Sirip dorsal atau sirip punggung (pinnaldorsalis), terdapat pada
sepanjang garis medio dorsal.
 Sirip anal (pinna analis), terdapat diantara anus dan ekor
 Sirip ekor (pinna kaudalis), terdapat pada ujung ekor.

Fungsi sirip dorsal dan sirip anal adalah menjaga agar posisi tubuh tidak
terbalik atau oleng ketika berenang, sedangkan sirip ekor berfungsi sebagai
kemudi.

Terdapat 4 tipe sirip ekor, yaitu :

 Tipe protoserkal, kolumna vertebralis bagian dorsal dan vental terbagi


hampir sama, ujung ekor membulat dan biasanya terdapat padasiklosmata
dewasa.
 Tipe difiserkal, kolumna vertebralis lurus ke ujung ekor. Ekor terbagi
simetris dari luar maupun dalam, ekor ujung meruncing, dan biasannya
terdapat pada ikan paru-paru.
 Tipe heteroserkal, kolumna vertebralis ke ekor agak membelok kebagian
dorsal, sehingga ekor tebagi asimetris baik dari dalam maupun luar, dan
biasannya terdapat pada selachei dan gonoidae.
 Tipe homoserkal, kolumna vertebralis berhenti pada pangkal ekor. Ekor
terbagi simetris dari luar, asimetris dari dalam dan biasannya terdapat pada
ikan berangka tulang.
2. Sirip berpasangan terdiri dari :
 Sirip dada (pinnae torakales/pektorales)
 Sirip pelvis atau sirip perut (pinnae abdominales). Sirip ini tidak dimiliki
oleh belut

Berdasarkan letaknya rangka ikan dibagi menjadi 6 bagian yaitu :

 Tulang tengkorak
 Tulang punggung
 Tulang rusuk
 Tulang penyokong insang, disebut rangka visceral
 Tulang penyokong sirip, disebut rangka apendicular
 Tulang-tulang penutup insang terbagi menjadi 4 bagian, yaitu :
1. Operculum
2. Sub operculum- di bawah
3. Pre operculum – di depan
4. Interculum – diantara
3. Sistem rangka pada amfibi (katak)
a. Struktur anatomi
Skeleton pada katak/amfibi dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Skeleton aksial : tempurung kepala, vertebrae dan sternum
2. Skeleton apendicular : kaki

Tempurung kepala yang besar dan pipih terdiri dar :

o Cranium yang sempit


o Beberapa pasang kepala sesoris dari hidung kapsula pendengaran dan
kapsula yang besar untuk mata
o Tulang-tulang rahang yang terdiri dari oshyoid dan tulang rahang dari
larynx (skeleton viseral)

Amfibi mempunyai tengkorak yang tebal dan luas secara proporsional. Tengkorak
amfibi modern mempunyai tulang-tulang premaksila (rahang atas), nasal (tulang
hiung), frontal, pariental dan skuamosa. Tidak ada langit-langit atau palatum sekunder
pada amfibi. Akibatnya neres internal lebih maju di dalam langit-langit mulut. Di
bagian ventral otak ditutupi oleh tulang dermal yang dinamakan parasfenoid. Gigi
amfibi terletak pada premaksila, maksila, platine, vomer, parasfenoid, dan tulang
dental (Ahmad, 2013)
Ada beberapa amfibi yang sama sekali tidak memiliki gigi, atau gigi pada rahang
bawah mereduksi. Jumlah vertebra atau ruas tulang belakang pada amfibi bervariasi
dari 10 ruas pada Gymnophiona. Tengkorak bersendi dengan tulang tengkuk, jumlah
vertebrata kaudalnya bervariasi (Ahmad, 2013)

Bangsa amfibi merupakan vertebrata pertama yang mempunyai sternum (tulang


dada) tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya pendek dan
kurang berkembang sehingga tidak berhubungan dengan sternum seperti yang terjadi
pada reptil, burung atau mamalia (Ahmad, 2013).

Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tangkai dengan 4 jari (digiti) kaki
pada kaki depan dan 5 jari pada jari belakang. Jumlah digiti pada amfibi mungkin ada
yang berkurang 2 buah. Tangkai belakang berkurang seperti pada salamander, dan
pasangan tungkai tidak ada pada caecillia. Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku,
tetapi ada semacam tanduk pada jari-jarinya. Tulang punggung bersambung dengan
kepala dan ekstrimitas berfungsi menyongkong tubuh dan melindungi sumsum, terdiri
atas columna vertebralis dan urostyle. Masing-masing vertebrae merupakan 1 segmen
pendek yang fleksibel. Tiap-tiap vertebrae terdiri dari centrum atau corpus yang
memiliki lengkung atas (archus ncuralis) sebagai tempat sumsum. Sebelah atasnya
terdapat cuatan neuralis yang terdapat pada sepasang processus articularis yang
membuat vertebrae sedikit bergerak. Namun beberapa amfibi memiliki tulang
tempurung kepala bersenyawa yang tidak dapat digerak-gerakkan ( Ahmad, 2013)

4. Sistem rangka aves


a. Struktur anatomi
Kerangka burung sangat beradaptasi untuk terbang. Kerangka tersebut
sangat ringan, namun cukup kuat untuk menahan tekanan pada saat lepas
landas, terbang dan mendarat. Salah satu kunci adaptasi yakni tergabungnnya
tulang dalam osifikasi tunggal. Hal ini membuat burung memiliki jumlah
tulang yang sedikit dibanding vertebrata lain yang hidup di darat. Burung juga
tidak memiliki gigi bahkan rahang. Namun memiliki paruh yang lebih ringan.
Paruh pada anak burung memiliki (gigi telur) yang digunakan untuk
membantu keluar dari cangkang telur (Mutiara, 2011).

Burung memiliki banyak tulang yang berongga yang saling bersilang


untuk menambah kekuatan struktur tulang. Jumlah tulang berongga bervariasi
antar spesies. Meskipun burung yang terbang dengan melayang atau
melambung cenderung memiliki tulang berongga yang lebih banyak. Kantung
udara dalam pernafasan sering membentuk kantung-kantung udara dalam
tualang semi berongga pada kerangka burung. Beberapa burung yang tidak
mampu terbang seperti penguin atau burung unta hanya memiliki tulang yang
padat. Hal ini membuktikan hubungan antara kemampuan terbang burung
dengan adaptasi pada sistem rongga pada tulang (Rani, 2012).
Rangka aves terdiri dari rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka
aksial yang tersusun atas caput (kepala), kolumna vertebralis (tulang
belakang), truncus (badan), dan kosta ( tulang-tulang rusuk), sedangkan rangka
apendikular pada aves tersusun atas extremitas ( tulang-tulang anggota gerak).

Pada bagian caput terdapat tulang-tulang tengkorak kepala yang terdiri


dari beberapa tulang, yaitu rostum (paruh), cranium (tulang kotak otak), nares
(tulang hidung), dan tulang rongga mata. (staff dosen Universitas
Yogyakarta,1990).

Rostum terdiri dari dua bagian yaitu os premaksila (paruh bagian atas
yang langsung berhubungan dengan nares) dan mandibula (paruh bawah).
Kranium terdiri dari os frontal (tengkorak bagian atas), os parietal dan os
oksipital.

Tengkorak burung normal biasanya beratnya sekitar 1% dari


keseluruhan burung. Mata burung menempati sebagian besar tengkorak dan
dikelilingi oleh cincin mata-sklerotik, cincin tulang kecil yang mengelilingi mata.

Sistem tulang belakang (kolumna vertebralis) aves dapat dibagi menjadi 5


bagian yaitu :
1. Vertebra servikalis (leher)
2. Vertebra toracalis (bagian badan)
3. Synsacrum (menyatu pada tulang punggung, juga menyatu pada pinggul)
4. Vertebra caudalis (ekor)
5. Pygostyle (ujung ekor)

Ruas pertama pada vertebra servicalis disebut tulang atas, sedangkan ruas kedua
disebut tulang aksis. Burung memiliki tulang leher (bagian colum/cervix) yang
lebih banyak dibandingkan dengan binatang lainnya. Kebanyakan burung
memiliki tulang leher yang sangat fleksibel yang terdiri dari 13-25 tulang.

Pada bagian tructus, tepatnya bagian sternum (dada) terdapat cinglum


anterior/cinglum pektoral (gelang bahu) yang dibentuk oleh tulang-tulang frucula
(tulang garpu), korakoid (tulang leher), dan skapula (tulang belikat). Ketiga
tulang tersebut bersama-sama membentuk pektoral korset. Sisi dada dibentuk
oleh tulang rusuk, yang bertemu di tulang dada (Hasan,2012)

Frucula berfungsi sebagai penopang otot pada saat terbang, atau serupa pada
penguin untuk menopang otot pada saat berenang. Adaptasi ini tidak dimiliki oleh
burung yang tidak bisa terbang seperti burung unta. Menurut catatan burung
perenang memiliki tulang dada yang lebar, burung yang berjalan memiliki tulang
dada yang penjang dan tinggi. Sedangkan burung yang terbang memiliki tulang
dada yang panjang dan tingginya mendekati sama (Mutiara, 2011).
Burung memiliki bengkokan tulang rusuk yang merupakan perpanjangan tulang
yang membengkok yang berfungsi untuk menguatkan tulang rusuk dengan saling
bertumpang tindih. Fitur ini juga ditemukan pada skeleton sphenodon. Shenodon
juga memiliki tulang panggul tetradiate yang memanjang seperti beberapa reptil.
Sphenodon memiliki tengkorak diapsis seperti reptil dengan lekukan air mata.
Tengkoraknya memiliki oksipital kondilus tunggal (Hasan,2012).

Pada bagian kosta (tulang-tulang iga) terdapat kosta servikalis yang melekat pada
vertebra servikalis dan vertebra torakalis yang melekat pada vertebra torakalis
(Staf dosen Universitas Yogyakarta,1990).

Extremitas anterior pada aves tersusun atas tulang bahu yang terdiri dari skapula
(tulang belikat), korakoid (tulang leher), dan humerus (tulang lengan atas).
Humerus bergabung dengan radius (tulang pengumpil) dan tulang ulna (tulang
hasta) untuk membentuk siku. Tulang-tulang karpal dan metekarpal membentuk
karpometakarpus (Rani, 2012).

Pinggul aves meliputi panggul yang meliputi 3 tulang utama yaitu :

1. Illium (atas panggul)


2. Iskhium (bagian posterior)
3. Pubis (bagian anterior)

Tulang ini menyatu menjadi satu membentuk tulang innominate.


Tulang innominate merupakan evolusi yang signifikan yang memungkinkan
burung untuk bertelur. Tulang innominate bertemu di acetabulum (soket pinggul)
dan mengartikulasikan dengan femur (tulang paha), yang merupakan pertama dari
kaki belakang (Hasan, 2012).

Extremitas posterior aves berupa kaki. Bagian atas terdiri dari os femur
(tulang paha). Pada sendi lutut (patella), femur menghubungkan ke tibiotarsus
(tulang tibia yang bersatu dengan bagian promaksimal dari tulang tarsal) dan
fibula (sisi tungkai bawah). Tarsometatarsus (perastuan antara tulang-tulang tarsal
bagian distal dengan metatarsal) membentuk bagian atas kaki aves, serta jari
(digiti) yang membentuk kaki. Tulang kaki burung merupakan tulang yang paling
berat, berkontribusi pada rendahnya titik berat burung. Hal ini membantu dalam
penerbangan. Sebuah kerangka burung terdiri dari hanya sekitar 5% dari total
berat badan burung (Rani,2012).

Selain itu, kaki burung dikalsifikasikan menjadi:


1. Anisodactyl
2. Zygodactyl
3. Heterodactyl
4. Syndactyl / pamprodactyl.

Anisodactyl merupakan bentuk kaki burung yang paling umum, dengan tiga
jari di depan dan satu di belakang. Bentuk seperti ini banyak ditemui di
burung penyanyi, burung pengicau, elang, rajawali dan falkon.

Babarapa burung memiliki bentuk kaki syndactyl yakni bentuk kaki


yang menyererupai anisodactyl namun jari ke tiga dan empat atau ketiga jari
depan menyatu seperti yang terdapat pada burung raja udang. Jenis kaki ini
merupakan karakteristik burung dari ordo Coraciformes.

Zygodactyl (kuku) adalah bentuk kaki burung , dengan dua jari kaki
menghadap ke depan (jari 2 dan 3) dan dua jari menghadap ke belakang (jari
1 dan 4). Pengaturan ini paling sering terjadi pada species arborcal, terutama
species yang naik batang pohon atau memanjat melalui dedaunan. Bentuk
kaki ini apat dijumpai pada burung bayan, burung pelatuk, dan bebarapa
burung hantu. Dari hasil penelusuran, zygodactyl telah ditemukan dari
periode 120-110 juta tahun yang lalu (awal zaman kapur), 50 juta tahun
sebelum fosil zygodactyl pertama kali diidentifikasikan (Mutiara, 2011).

Heterodactyl menyerupai zygodactyl, yang membedakan hanya pada


heterodactyl jari 3 dan 4 menghadap ke depan sedangkan jari 1 dan 2
menghadap ke belakang. Bentuk kaki seperti ini hanya ditemukan pada
trogen, sedangkan pamprodactyl adalah susunan jari kaki dimana keempat jari
dapat menghadap ke depan, atau burung dapat memutar kedua jari belakang.
Bentuk kaki seperti ini merupakan karakteristik dari burung walet (Hasan,
2012).

5. Skeleton mamalia

Sistem rangka atau skeleton pada Mamalia terdiri dari : tulang


tengkorak,vertebrae singulum pectoralis beserta extremitas cranialis, singulum
pelvicus beserta extremitas caudalis (Kastawi, 1992).Tulang tengkorak keras dan
merupakan suatu kotak yang tersusun atas bagian tulang yang bersenyawa pada
bagian sutura. Bagian fasial terdapat nostrildi sebelah dorsal dan sepasang orbita
sebgai tempat biji mata dan di sebelahventral terdapat plat (dataran) dengan tepi
tulang rahang atas yang mengandung gigi. Di sebelah luar orbita terdapat archus
zygomaticus.
Pada permukaan sebelah posterior terdapat lubang foramen magnum yang dilalui
oleh medula spinalis yang berhubungan dengan otak. Disebelah kanan kiri foramen
magnum terdapat occipiatale condyle yang merupakan sendi yang berhubungan
dengan vertebrae pertama atau atlas. Rahang bawah yang mengandung gigi terdiri atas
sebuah tulang yang bersendi dengan tulang aquamosa pada cranium. Vertebrae atau
columna vertebralis tersusun sedemikian rupa sehingga lentur (flexible), sebagai
pendukung tubuh dan pelindung medual spinalis (nervecord). Antara suatu vertebrae
dengan vertebrae lainnya terdapat dataran persendian dari tulang rawan fibris.
Columna vertebralis dapat dibagi atas 5 bagian yaitu:

(1) vertebrae cervicalia

(2) vertebrae thoraclis yang memiliki hubungan dengan costae

(3) vertebrae lumbalis

(4) vertebrae sacralis

(5) vertebrae caudalis

Costas di sebelah ventral bersambung dengan sternum ,sehingga membentuk


suatu rongga melindungi organ yang vital dan memungkinkan proses gerak
respirasi. Cingulum pectoralis dilekatkan pada thorax oleh musculus dan
didukung oleh extremitas cranialis. Pada masing-masing belahan terdiri
atassebuah tulang pipih berbentuk segitiga (scapula) yang ujungnya
membentuk mangkokan tempat kepala humerus melekat, terikat bersama-
sama dengan tulang setengah lingkaran clavicula oleh musculus.

Extremitas caranialis terbagi atas :

1. Brachium (lengan atas) berupa humerus

2. Antebrachium (lengan bawah) berupa radius dan ulna

Manus (tangan) berupa digiti yang berupa ossa carpalis (tulang pergelangan
tangan), ossa metacarpalia (tulang telapak tangan) dan phalangus (ruang jari-
jari). Cingulum pelvicus berupa tulang pinggul yang menempel secara kokoh
pada sacrum dan masing-masing setengah tulang pinggul itu terdiri atas os
ichium (sebelah posterior) dan os pubic (sebelah ventral). Pertemuan ketiga
tulang itu membentuk mangkokan yang terkenal sebagai acerior dorsalis
bersatu secar asenyawa disebelah ventral di bawah vertebrae.

Extremitas caudalis terdiri atas:


• Femur sebagai tungkai atas

• Crus sebagai tungkai bawah terdiri atas tulang tibia dan fibula

• Pes (kaki) terdiri atas ossatarsalia (tulang pergelangan tangan), ossa


metacarpalia (telapak kaki) dan phalangus (ruas jari-jari)

• Jari ada yang berfucula (cakar) dan berunggula (teracak).

Kelelawar termasuk hewan jenis Chiroptera, yang berarti “sayap di tangan”.


Karena termasuk hewan nocturnal atau hewan yang hidup di malam hari, kelelawar
sering identik dengan hal aneh dan menyeramkan. Walau begitu, kelelawar
merupakan salah satu mamalia yang dapat terbang. Saat terbang, kelelawar
menggunakan sistem ekolokasi, yaitu sistem yang mendeteksi gema untuk menunjuk
arah, posisi benda, dan juga jarak. Secara fisik, satu-satunya mamalia bersayap di
dunia ini memiliki tubuh pendek berbulu. Semasa hidupnya, kelelawar mengalami
dua kali pertumbuhan gigi, yaitu gigi susu dan gigi akhir. Perbedaan yang signifikan
antara betina dan jantan terdapat pada kelenjar susu yang hanya dimiliki oleh
kelelawar betina. Kelenjar susu ini dipakai sang betina untuk menyusui bayinya.
Kelelawar memiliki lengan yang kuat untuk menopang sayapnya yang besar dan
lebar. Di sayapnya terdapat lima jari yang bertulang panjang serta dilengkapi cakar
yang kuat. Cakar kuat ini digunakan untuk bergantung terbalik di pohon atau langit-
langit gua, karena kaki mereka tidak berkembang secara sempurna.

Kelelawar tidak terbang sebaik burung, karena struktur sayap yang sangat
berbeda. Sayap kelelawar terdiri dari lapisan kulit tipis (patagium) ganda, yang terdiri
dari banyak pembuluh darah, serabut jaringan ikat, dan saraf. Selaput tipis ini
terentang di kedua sisi tubuhnya dan diperkuat oleh jari-jari yang menyerupai rangka
payung. Walau bersayap tipis, kelelawar mahir melakukan manuver dengan cepat dan
mudah saat menemukan mangsa. Namun, saat tidak terbang, kelelawar lebih suka
menghangatkan diri dengan bergantung terbalik, dan melilit tubuhnya menggunakan
sayap besarnya itu.

6. Skeleton reptil

Rangka pada soa-soa terdiri dari rangka pada bagian kepala, tubuh, dan ekor.
Tulang-tulang yang menyusunnya antara lain: Tengkorak, tulang punggung, tulang
sacrum, tulang ekor, tulang leher, tulang selangka, tulang belikat, tulang jari-jari, tulang
pinggang, tulang paha, dan tulang telapak kaki.pada reptilia dapat dibedakan menjadi 2
bagian yaitu endoskeleton dan eksoskeleton. Endoskeleton terdiri dari skeleton aksial
dan apendikular. Skeleton aksial terdiri dari tengkorak, kolumna vertebralis, sternum,
dan rusuk. Sedangkan skeleton apendikular terdiri dari gelang bahu, alat gerak bagian
anterior (humerus, radius dan ulna, karpal dan falang, dan pada ujung akhir terdapat
cakar). Pada bagian posterior terdiri dari femur, tibia dan fibula, tarsal dan metatarsal
(terdapat pada bagian proksimal), juga terdapat falang dan berakhir dengan cakar.

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem rangka dibagi menjadi dua yaitu rangka sumbu (rangka aksial) dan rangka anggota
(rangka appendikular). Rangka aksial meliputi tengkorak (kranium), tulang belakang
(kolumna vertebralis), tulang rusuk (kosta), dan tulang dada (sternum). Rangka anggota
meliputi gelang bahu (gelang pektoral) dengan rangka anggota depan, dan gelang pinggul
(gelang pelvik) dengan rangka anggota belakang.

2. Sistem rangka pisces terdiri dari eksoskeleton, yaitu sirip dan sisik; dan endoskeleton, yaitu
tulang tempurung kepala, columna vertebralis, cingulum pectoralis, tulang-tulang kecil
tambahan yang menyokong sirip.

3. Sistem rangka amfibi terdiri dari tempurung kepala, vertebrae dan sternum merupakan
skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton appendiculare.

4. Sistem rangka aves terdiri dari tulang tempurung, leher (vertebrae cervicalis), tulang
thorax, extremitas anterior (sayap), dan extremitas posterior.

5. sistem rangka mamalia terdiri dari : tulang tengkorak,vertebrae singulum pectoralis beserta
extremitas cranialis, singulum pelvicus beserta extremitas caudalis. Columna vertebralis
dapat dibagi atas 5 bagian yaitu:

(1) vertebrae cervicalia

(2) vertebrae thoraclis yang memiliki hubungan dengan costae


(3) vertebrae lumbalis

(4) vertebrae sacralis

6. system rangka reptile terdiri dari rangka pada bagian kepala, tubuh, dan ekor. Tulang-
tulang yang menyusunnya antara lain: Tengkorak, tulang punggung, tulang sacrum, tulang
ekor, tulang leher, tulang selangka, tulang belikat, tulang jari-jari, tulang pinggang, tulang
paha, dan tulang telapak kaki.pada reptilia dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu
endoskeleton dan eksoskeleton. Endoskeleton terdiri dari skeleton aksial dan apendikular

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Reza. 2013. Sistem rangka. (online), diakses 10 November 1 november 2017 dari :
Http://ibanez-powell.blogspot,com/2013/10/makalah -tentang-vertebrata-biologi.html
Hasan, Muhammad.2012. zoology vertebrata (online). Diakses dari:
Https://muhammadhasan811.wordpress.com/2012/05/29/zoologi-vertebrata
Mutiara, Dian.2011,zoology vertebrata (online). Diakses dari:
Http://www.academia.edu/8837867/zoologi-vertebrata
Rani.2012.Anatomi Rangka Vertebrata (online). Diakses dari:
http://ranietariga.blogspot.com/2012/03/anatomi-rangka-vertebrata.html
Staf Dosen/Asisten Zoologi Dasar/Anatomi Hewan.1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi.
Yogyakarta. Laboratorium Anatomi Hewan, Jurusab Zoologi, Fakultas Biologi, Universitas
Gajah Mada Yogyakarta.

Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani,Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia Eri Rahayu, Nuning
Wulandari, Siti Imroatul Maslikah.Tanpa tahun. Struktur Perkembangan Hewan I (SPH I)
(Bagian I). Malang:Universitas Negeri Malang.

Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani,Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia Eri Rahayu, Nuning
Wulandari, Siti Imroatul Maslikah.2014. Hand Out Struktur Perkembangan Hewan I
( NBI0606). Malang:Universitas Negeri Malang.

Ville, A. Claude, Warren F. Walker, Robert D. Barnes.1999. zoology Umun (terjemahan).


Jakarta:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai