KEGIATAN V DAN VI
ANATOMI RANGKA (SKELETON) VERTEBRATA
DI SUSUN OLEH
( KELOMPOK 2)
1. CHENY ADETYANINGSIH
2. AHMAD IDHAM
3. BARSELINA ANDATU
4. PASKA RIBKA AWEK
Bentuk tubuh ikan merupakan interaksi antara sistem rangka dengan sistem
otot serta evolusi dalam adaptasi kedua sistem tersebut terhadap lingkungannya.
Rangka yang menjadi penggerak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan tulang
sejati. Osteichtyes terdiri dari tulang sejati. Sebagian besar tulang osteichtyes pada
permulaannya terbentuk melalui tahap tulang rawan. Kemudian materialnya menjadi
tulang sejati dalam bentuk bentuk yang khusus melalui osifikasi. Osifikasi merupakan
proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras (Ville,. dkk, 1999).
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang di sokong oleh bagian yang
lunak. Pada fase berudu tulangnya masih lunak dan menjadi keras pada fase dewasa.
Pada sambungan-sambungan tulang masih tetap lunak dengan permukaan yang licin
(Ahmad, 2013).
Pada katak tulang yang panjang dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian atas
pada bagian central yang disebut diaphyse dan kedua ujung yang disebut epiphyse.
Pada diaphyse dan epiphyse terdapat hubungan yang tidak teratur dan terkunci oleh
sutura. Sutura tersebut masih berupa tulang rawan yang masih dapat tumbuh terus,
sedangkan pada burung dan sebagian besar mamlia, masing-masing sutura menjadi
tulang keras pada saat tertentu sehingga pertumbuhan tidak terjadi (Ahmad, 2013).
Pada aves terdapat tulang-tulang gelang bahu yang meliputi pola dasar gelang
pektoral yang terdiri dari tulang-tulang pengganti (berasal dari tulang rwn), meliputi
korkoid dan skapula, dan tulang-tulang membran (berasal dari jaringan ikat), yaitu
klavikula. Pada aves yang dapat terbang, kedua klavikula bersatu dibagian tengah
dengan interklavikula, membentuk furkula yang berbentuk huruf v. Bagian ujung
furkula dilekatkan dengan sternum oleh suatu ligamen. Aves memiliki korakoid
sepasang, kokoh, dan bersendian dengan sternum, sedangkan skapula tersusun
sepasang, panjang dan bersendian dengan kosta (Mutiara, 2011).
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui istilah anatomi untuk tulang-tulang pada tubuh dari
hewan vertebrata lainnya, serta letak tulang-tulang yang dipelajari pada tubuh
2. Mahasiswa dapat menggunakan istilah-istilah anggota sistem rangka pada saat
identifikasi lebih lanjut
3. Mahasiswa dapat membedakan tulang panjang, tulang pipih, tulang tak berbentuk
serta bentuk-bentuk persendian yang terdapat pada tulang-tulang tersebut.
D. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan diidentifikasi
2. Mengamati tulang dari setiap rangka yang telah disiapkan
3. Menggambar skeleton dari rangka-rangka yang telah disiapkan pada laporan
sementara
4. Memberi keterangan pada skeleton yang telah digambar pada laporan sementara
5. Membuat tabel nama tulang serta jumlahnya dari setiap skeleton hewan vertebrata
yang telah disiapkan
6. Membuat tabel tulang pendek, tulang panjang, tulang tak berbentuk pada skeleton
manusia
D. hasil pengamatan
1. skeleton manusia
Tabel 1.1 elemen tulang manusia dewasa
Extremitas inferior :
Tungkai Femur 2
Patella 2
Tibia 2
Fibula 2
Kaki
Tarsal Tallus 2
Calcaneus 2
Cuboid 2
Navicular 2
Medial cuneiform 2
Metatarsal 10
Jari-jari Proximal phalanx 10
Intermediate phalanx 8
Distal phalanx 10
B. Skeleton apendikular
Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton axial. Skeleton
axial terdiri dari :
Anggota gerak atas
anggota gerak bawah
gelang bahu
gelang panggung
bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang seperti sakrum dan tulang coccyx
Secara umum fungsi sistem rangka adalah membentuk kerangka yang kaku dengan
jaringan-jaringan dan organ-organ yang melekat padanya. Sistem rangka melindungi
organ-organ vital seperti otak yang dilindungi oleh tulang tengkorak, paru-paru dan
jantung dilindungi oleh tulang dada dan tulang rusuk. Gerakan tubuh terbentuk dari
kerjasama antara sistem rangka dengan otot, oleh sebab itu keduanya sering
dikelompokkan menjadi satu nama yaitu sistem musculo-skeletal. rangka merupakan
tempat melekatnya otot melalui perantaraan tendon. Antara tulang yang satu dengan
tulang yang lain dikaitkan dengan perantaraan ligamen.
Fungsi sistem rangka adalah tempat melekatnya otot-otot rangka, menegakkan dan
menopang tubuh, memberi bentuk tubuh, memungkinkan organisme untuk bergerak,
tempat terbentuknya sel-sel darah merah melindungi bagian tubuh yang lunak seperi
otak, paru-paru, dan jantung.
a. Tulang tengkorak
Tulang tengkorak merupakan tulang yang berfungsi untuk melindungi bagian-
bagian yang rawan, misalnya otak, organ pendengaran, dan organ penglihatan.
Coba bayangkan apa yang terjadi jika kita tidak memiliki tulang tengkorak?
wah, saya tidak mau membayangkan itu dulu. haha. baiklah, sekarang saatnya
kalian menyimak tulang-tulang penyusun tengkorak.
Bagian Tulang :
a. Tulang tempurung (kranium)
Tulang penyusunnya :
1. Tulang dahi (Frontalis) jumlahnya 1
2. Tulang ubun-ubun (Parientalis/Parietale) jumlahnya 2
3. Tulang pelipis (Temporalis) jumlahnya 2
4. Tulang kepala belakang (Osipitalis) jumlahnya 1
5. Tulang baji (Stenoid) jumlahnya 1
6. Tulang tapis (Ethmoid) jumlahnya 1b. Tulang wajah
Tulang penyusunnya :
1. Tulang rahang atas (Maksilaris) jumlahnya 2
2. Tulang hidung (Nasalis) jumlahnya 2
3. Tulang pipi (Zigomatikus) jumlahnya 2
4. Tulang air mata (Lakrimalis) jumlahnya 2
5. Tulang langit-langit (Palatinus) jumlahnya 2
6. Tulang konka nasalis inferior jumlahnya 2
7. Tulang rahang bawah (mandibula) jumlahnya 1
8. Tulang vormer jumlahnya 1b. Tulang Hioid
b. Tulang hioid merupakan tulang yang terletak di antara laring dan mandibula.
Tulang ini berfungsi sebagai tempat melekatnya beberapa otot mulut dan
lidah.Tulang hioid berjumlah satu pada manusia.
2. Rangka Apendikuler
Rangka apendikuler merupakan rangka penyusun gerak.
Bagian tulang :
a. Bagian atas :
Penyusunnya :
1. Tulang selangka (Klavikula), jumlahnya 2
2. Tulang belikat (Skapula), jumlahnya 2
3. Tulang pangkal lengan (Humerus), jumlahnya 2
4. Tulang hasta (Ulna), jumlahnya 2
5. Tulang pengumpil (Radius), jumlahnya 2
6. Tulang pergelangan tangan (Karpal), jumlahnya 16 (8 pada setiap tangan)
7. Skafoid
8. Lunate
9. Triquetrum
10. Pisiform
11. Trapesium
12. Trapesoid
13. Kapitatum
14. Hamate
15. Tulang telapak tangan (Metakarpal), jumlahnya 10
16. jari tangan (falanges), jumlahnya 28
b. Bagian bawah :
Penyusunnya :
1. Tulang koksa
2. Ileum, jumlahnya 1
3. Ischium, jumlahnya 1
4. Tulang paha (Femur)
5. Tulang lutut (Patella)
6 Tulang betis (Fibula)
7. Tulang kering (Tibia)
8. Tulang pergelangan kaki (Tarsal), jumlahnya 14 (7 pada tiap kaki)
9, Kalkaneus
10. Talus
11. Kuboid
12. Navikular
13. Kuneformis, jumlahnya 6
14. Tulang telapak kaki, jumlahnya 10
15. Jari kaki, jumlahnya 28
Pada tubuh ikan yang berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang
sama apabila tubuh dibelah dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala
sampai ke ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat
mulut, diatas mulut terdapat cekung hidung yang sebelah-menyebelah, pada
bagian kepala terdapat sepasang mata dan tutup insang. Pada tubuh ikan
tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak
mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan
pada saat ikan berenang dengan cepat.
Sistem rangka pisces terdiri atas 2 bagian, yaitu rangka aksial dan
rangka apendikular. Rangka aksial pisces terdiri dari tulang-tulang tengkorak
(terdiri 180 tulang) dan kolumnar vertebralis. Tulang-tulang tempurung kepala
terdiri atas cranium sebagai tempat otak, capsula untuk tempat beberapa
pasang organon sensoris (olfactory, optic, auditory) dan skeleton viceralis.,
yang merupakan bagian pembentuk tulang rahang dan penyokong lidah insang
untuk mekanisme. Tengkorak(tempurung) kepala melekat dekat sekali dengan
columnar vertebralis, oleh karena itu ikan tidak bisa memutar kepalanya. Gigi
biasanya terdapat pada tulang premaxyllary dentary, vomer dan tulang platine
(Jasin, 1984).
Rangka apendikuar tersusun dari gelang pektoral dan gelang pelvis. Gelang
pektoral pada ikan bertulang terdiri dari korakoid dan skapula yang biasanya
terudksi. Struktur dari tualng membran (tulang dermal) meliputi klavikula
yangtereduksi, kleitrum dan supra kleitrum. Gelang pelvis pada iakn terdiri dari
keping-keping pelvis bertulang atau bertulang rawan yang bersendian dengan
sirip pelvis. Pada iakn bertulang rawan , keping-keping tersebut bertemu dibagian
tengah membentuk simfisis pubis ( Tenzer, dkk 2014).
Tulang-tulang anggota badan bebas pada ikan ( extremis liberare) berupa sirip
(pinna). Terdapat 2 macam sirip pada ikan yaitu sirip tunggal dan berpasangan
(Tenzer, dkk, 2014).
1. Sirip tunggal pada ikan disebut juga sirip median. Sirip ini terdiri dari :
Sirip dorsal atau sirip punggung (pinnaldorsalis), terdapat pada
sepanjang garis medio dorsal.
Sirip anal (pinna analis), terdapat diantara anus dan ekor
Sirip ekor (pinna kaudalis), terdapat pada ujung ekor.
Fungsi sirip dorsal dan sirip anal adalah menjaga agar posisi tubuh tidak
terbalik atau oleng ketika berenang, sedangkan sirip ekor berfungsi sebagai
kemudi.
Tulang tengkorak
Tulang punggung
Tulang rusuk
Tulang penyokong insang, disebut rangka visceral
Tulang penyokong sirip, disebut rangka apendicular
Tulang-tulang penutup insang terbagi menjadi 4 bagian, yaitu :
1. Operculum
2. Sub operculum- di bawah
3. Pre operculum – di depan
4. Interculum – diantara
3. Sistem rangka pada amfibi (katak)
a. Struktur anatomi
Skeleton pada katak/amfibi dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Skeleton aksial : tempurung kepala, vertebrae dan sternum
2. Skeleton apendicular : kaki
Amfibi mempunyai tengkorak yang tebal dan luas secara proporsional. Tengkorak
amfibi modern mempunyai tulang-tulang premaksila (rahang atas), nasal (tulang
hiung), frontal, pariental dan skuamosa. Tidak ada langit-langit atau palatum sekunder
pada amfibi. Akibatnya neres internal lebih maju di dalam langit-langit mulut. Di
bagian ventral otak ditutupi oleh tulang dermal yang dinamakan parasfenoid. Gigi
amfibi terletak pada premaksila, maksila, platine, vomer, parasfenoid, dan tulang
dental (Ahmad, 2013)
Ada beberapa amfibi yang sama sekali tidak memiliki gigi, atau gigi pada rahang
bawah mereduksi. Jumlah vertebra atau ruas tulang belakang pada amfibi bervariasi
dari 10 ruas pada Gymnophiona. Tengkorak bersendi dengan tulang tengkuk, jumlah
vertebrata kaudalnya bervariasi (Ahmad, 2013)
Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tangkai dengan 4 jari (digiti) kaki
pada kaki depan dan 5 jari pada jari belakang. Jumlah digiti pada amfibi mungkin ada
yang berkurang 2 buah. Tangkai belakang berkurang seperti pada salamander, dan
pasangan tungkai tidak ada pada caecillia. Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku,
tetapi ada semacam tanduk pada jari-jarinya. Tulang punggung bersambung dengan
kepala dan ekstrimitas berfungsi menyongkong tubuh dan melindungi sumsum, terdiri
atas columna vertebralis dan urostyle. Masing-masing vertebrae merupakan 1 segmen
pendek yang fleksibel. Tiap-tiap vertebrae terdiri dari centrum atau corpus yang
memiliki lengkung atas (archus ncuralis) sebagai tempat sumsum. Sebelah atasnya
terdapat cuatan neuralis yang terdapat pada sepasang processus articularis yang
membuat vertebrae sedikit bergerak. Namun beberapa amfibi memiliki tulang
tempurung kepala bersenyawa yang tidak dapat digerak-gerakkan ( Ahmad, 2013)
Rostum terdiri dari dua bagian yaitu os premaksila (paruh bagian atas
yang langsung berhubungan dengan nares) dan mandibula (paruh bawah).
Kranium terdiri dari os frontal (tengkorak bagian atas), os parietal dan os
oksipital.
Ruas pertama pada vertebra servicalis disebut tulang atas, sedangkan ruas kedua
disebut tulang aksis. Burung memiliki tulang leher (bagian colum/cervix) yang
lebih banyak dibandingkan dengan binatang lainnya. Kebanyakan burung
memiliki tulang leher yang sangat fleksibel yang terdiri dari 13-25 tulang.
Frucula berfungsi sebagai penopang otot pada saat terbang, atau serupa pada
penguin untuk menopang otot pada saat berenang. Adaptasi ini tidak dimiliki oleh
burung yang tidak bisa terbang seperti burung unta. Menurut catatan burung
perenang memiliki tulang dada yang lebar, burung yang berjalan memiliki tulang
dada yang penjang dan tinggi. Sedangkan burung yang terbang memiliki tulang
dada yang panjang dan tingginya mendekati sama (Mutiara, 2011).
Burung memiliki bengkokan tulang rusuk yang merupakan perpanjangan tulang
yang membengkok yang berfungsi untuk menguatkan tulang rusuk dengan saling
bertumpang tindih. Fitur ini juga ditemukan pada skeleton sphenodon. Shenodon
juga memiliki tulang panggul tetradiate yang memanjang seperti beberapa reptil.
Sphenodon memiliki tengkorak diapsis seperti reptil dengan lekukan air mata.
Tengkoraknya memiliki oksipital kondilus tunggal (Hasan,2012).
Pada bagian kosta (tulang-tulang iga) terdapat kosta servikalis yang melekat pada
vertebra servikalis dan vertebra torakalis yang melekat pada vertebra torakalis
(Staf dosen Universitas Yogyakarta,1990).
Extremitas anterior pada aves tersusun atas tulang bahu yang terdiri dari skapula
(tulang belikat), korakoid (tulang leher), dan humerus (tulang lengan atas).
Humerus bergabung dengan radius (tulang pengumpil) dan tulang ulna (tulang
hasta) untuk membentuk siku. Tulang-tulang karpal dan metekarpal membentuk
karpometakarpus (Rani, 2012).
Extremitas posterior aves berupa kaki. Bagian atas terdiri dari os femur
(tulang paha). Pada sendi lutut (patella), femur menghubungkan ke tibiotarsus
(tulang tibia yang bersatu dengan bagian promaksimal dari tulang tarsal) dan
fibula (sisi tungkai bawah). Tarsometatarsus (perastuan antara tulang-tulang tarsal
bagian distal dengan metatarsal) membentuk bagian atas kaki aves, serta jari
(digiti) yang membentuk kaki. Tulang kaki burung merupakan tulang yang paling
berat, berkontribusi pada rendahnya titik berat burung. Hal ini membantu dalam
penerbangan. Sebuah kerangka burung terdiri dari hanya sekitar 5% dari total
berat badan burung (Rani,2012).
Anisodactyl merupakan bentuk kaki burung yang paling umum, dengan tiga
jari di depan dan satu di belakang. Bentuk seperti ini banyak ditemui di
burung penyanyi, burung pengicau, elang, rajawali dan falkon.
Zygodactyl (kuku) adalah bentuk kaki burung , dengan dua jari kaki
menghadap ke depan (jari 2 dan 3) dan dua jari menghadap ke belakang (jari
1 dan 4). Pengaturan ini paling sering terjadi pada species arborcal, terutama
species yang naik batang pohon atau memanjat melalui dedaunan. Bentuk
kaki ini apat dijumpai pada burung bayan, burung pelatuk, dan bebarapa
burung hantu. Dari hasil penelusuran, zygodactyl telah ditemukan dari
periode 120-110 juta tahun yang lalu (awal zaman kapur), 50 juta tahun
sebelum fosil zygodactyl pertama kali diidentifikasikan (Mutiara, 2011).
5. Skeleton mamalia
Manus (tangan) berupa digiti yang berupa ossa carpalis (tulang pergelangan
tangan), ossa metacarpalia (tulang telapak tangan) dan phalangus (ruang jari-
jari). Cingulum pelvicus berupa tulang pinggul yang menempel secara kokoh
pada sacrum dan masing-masing setengah tulang pinggul itu terdiri atas os
ichium (sebelah posterior) dan os pubic (sebelah ventral). Pertemuan ketiga
tulang itu membentuk mangkokan yang terkenal sebagai acerior dorsalis
bersatu secar asenyawa disebelah ventral di bawah vertebrae.
• Crus sebagai tungkai bawah terdiri atas tulang tibia dan fibula
Kelelawar tidak terbang sebaik burung, karena struktur sayap yang sangat
berbeda. Sayap kelelawar terdiri dari lapisan kulit tipis (patagium) ganda, yang terdiri
dari banyak pembuluh darah, serabut jaringan ikat, dan saraf. Selaput tipis ini
terentang di kedua sisi tubuhnya dan diperkuat oleh jari-jari yang menyerupai rangka
payung. Walau bersayap tipis, kelelawar mahir melakukan manuver dengan cepat dan
mudah saat menemukan mangsa. Namun, saat tidak terbang, kelelawar lebih suka
menghangatkan diri dengan bergantung terbalik, dan melilit tubuhnya menggunakan
sayap besarnya itu.
6. Skeleton reptil
Rangka pada soa-soa terdiri dari rangka pada bagian kepala, tubuh, dan ekor.
Tulang-tulang yang menyusunnya antara lain: Tengkorak, tulang punggung, tulang
sacrum, tulang ekor, tulang leher, tulang selangka, tulang belikat, tulang jari-jari, tulang
pinggang, tulang paha, dan tulang telapak kaki.pada reptilia dapat dibedakan menjadi 2
bagian yaitu endoskeleton dan eksoskeleton. Endoskeleton terdiri dari skeleton aksial
dan apendikular. Skeleton aksial terdiri dari tengkorak, kolumna vertebralis, sternum,
dan rusuk. Sedangkan skeleton apendikular terdiri dari gelang bahu, alat gerak bagian
anterior (humerus, radius dan ulna, karpal dan falang, dan pada ujung akhir terdapat
cakar). Pada bagian posterior terdiri dari femur, tibia dan fibula, tarsal dan metatarsal
(terdapat pada bagian proksimal), juga terdapat falang dan berakhir dengan cakar.
KESIMPULAN
1. Sistem rangka dibagi menjadi dua yaitu rangka sumbu (rangka aksial) dan rangka anggota
(rangka appendikular). Rangka aksial meliputi tengkorak (kranium), tulang belakang
(kolumna vertebralis), tulang rusuk (kosta), dan tulang dada (sternum). Rangka anggota
meliputi gelang bahu (gelang pektoral) dengan rangka anggota depan, dan gelang pinggul
(gelang pelvik) dengan rangka anggota belakang.
2. Sistem rangka pisces terdiri dari eksoskeleton, yaitu sirip dan sisik; dan endoskeleton, yaitu
tulang tempurung kepala, columna vertebralis, cingulum pectoralis, tulang-tulang kecil
tambahan yang menyokong sirip.
3. Sistem rangka amfibi terdiri dari tempurung kepala, vertebrae dan sternum merupakan
skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton appendiculare.
4. Sistem rangka aves terdiri dari tulang tempurung, leher (vertebrae cervicalis), tulang
thorax, extremitas anterior (sayap), dan extremitas posterior.
5. sistem rangka mamalia terdiri dari : tulang tengkorak,vertebrae singulum pectoralis beserta
extremitas cranialis, singulum pelvicus beserta extremitas caudalis. Columna vertebralis
dapat dibagi atas 5 bagian yaitu:
6. system rangka reptile terdiri dari rangka pada bagian kepala, tubuh, dan ekor. Tulang-
tulang yang menyusunnya antara lain: Tengkorak, tulang punggung, tulang sacrum, tulang
ekor, tulang leher, tulang selangka, tulang belikat, tulang jari-jari, tulang pinggang, tulang
paha, dan tulang telapak kaki.pada reptilia dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu
endoskeleton dan eksoskeleton. Endoskeleton terdiri dari skeleton aksial dan apendikular
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Reza. 2013. Sistem rangka. (online), diakses 10 November 1 november 2017 dari :
Http://ibanez-powell.blogspot,com/2013/10/makalah -tentang-vertebrata-biologi.html
Hasan, Muhammad.2012. zoology vertebrata (online). Diakses dari:
Https://muhammadhasan811.wordpress.com/2012/05/29/zoologi-vertebrata
Mutiara, Dian.2011,zoology vertebrata (online). Diakses dari:
Http://www.academia.edu/8837867/zoologi-vertebrata
Rani.2012.Anatomi Rangka Vertebrata (online). Diakses dari:
http://ranietariga.blogspot.com/2012/03/anatomi-rangka-vertebrata.html
Staf Dosen/Asisten Zoologi Dasar/Anatomi Hewan.1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi.
Yogyakarta. Laboratorium Anatomi Hewan, Jurusab Zoologi, Fakultas Biologi, Universitas
Gajah Mada Yogyakarta.
Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani,Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia Eri Rahayu, Nuning
Wulandari, Siti Imroatul Maslikah.Tanpa tahun. Struktur Perkembangan Hewan I (SPH I)
(Bagian I). Malang:Universitas Negeri Malang.
Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani,Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia Eri Rahayu, Nuning
Wulandari, Siti Imroatul Maslikah.2014. Hand Out Struktur Perkembangan Hewan I
( NBI0606). Malang:Universitas Negeri Malang.