Anda di halaman 1dari 13

BAB III

SISTEM RANGKA
2.1 Pengertian Rangka
Sistem rangka merupakan sistem organ terpenting dalam mempelajari morfologi,
serta memegang peran utama dalam analisis struktur vertebrata. Rangka vertebrata
merupakan endoskeleton (rangka dalam), terdiri atas tulang dan tulang rawan yang
saling berhubungan. Selain mempunyai endoskeleton, pada pisces, reptilia dan aves
terdapat pula sisik, dan pada golongan kura-kura terdapat karapas dan plastron yang
dapat dianggap sebagai rangka luar atau eksoskeleton.
Sistem rangka mempunyai fungsi antara lain sebagai: (1) pelindung organ dalam,
(2) penunjang tubuh, dan (3) tempat melekatnya otot rangka, (4) alat gerak pasif
(penyalur gerakan) dan (5) tempat pembentukan sel-sel darah.
Karakteristik rangka vertebrata akuatik berbeda dengan vertebrata terestrial.
Tubuh pisces ditopang oleh lingkungan air sekelilingnya, karena itu rangkanya tidak
perlu sekuat rangka hewan-hewan darat. Struktur tulang vertebrata merupakan
adaptasi terhadap lingkungan hidupnya. Misalnya, struktur tulang burung spesifik dan
berongga. Struktur sedemikian menyebabkan berkurangnya massa rangka, yang
sangat menguntungkan untuk terbang.
2.2 Penggolongan Rangka
Rangka vertebrata dapat dibagi menjadi rangka somatik dan rangka viseral.
Rangka somatik terletak pada dinding tubuh dan anggota tubuh, terdiri atas tulang
dermal (terbentuk dari jaringan ikat) dan tulang pengganti (perkembangan dari tulang
rawan). Rangka viseral terletak lebih dalam, pada tahapan primitif berkaitan dengan
dinding faring dan insang; hanya terdiri dari tulang pengganti tulang rawan.
Rangka somatik vertebrata dapat dibagi menjadi:
a. Rangka sumbu (rangka aksial), meliputi:
1) Tulang-tulang tengkorak (kranium dan tulang-tulang wajah)
2) Tulang-tulang belakang (kolumna vertebralis)
3) Tulang-tulang dada (sternum)
4) Tulang-tulang rusuk (kosta)
b. Rangka anggota (rangka apendikular), meliputi:
1) Gelang bahu (gelang pektoral) dan anggota gerak depan
2) Gelang pinggul (gelang pelvis) dan anggota gerak belakang

18

2.3 Susunan dan Struktur Rangka Vertebrata


2.3.1 Rangka Sumbu (Rangka Aksial)
2.3.1.1 Tulang-tulang Tengkorak
Tengkorak merupakan bagian rangka yang paling tua. Tulang-tulang tengkorak
berfungsi untuk melindungi otak dan organ-organ lunak lainnya di daerah kepala. Di
samping itu tulang-tulang tengkorak juga menjadi perlekatan yang kuat bagi otot-otot
kepala dan wajah.
Vertebrata primitif mempunyai jumlah tulang-tulang tengkorak yang lebih banyak
dari pada vertebrata yang lebih tinggi tingkatannya. Tengkorak

beberapa pisces

terdiri dari 180 tulang, tengkorak amphibia dan reptilia terdiri dari 50 95 tulang,
sedangkan tengkorak mamalia hanya terdiri dari 35 tulang atau kurang dari itu.
Meskipun berjumlah lebih sedikit, tetapi tulang-tulang tengkorak mamalia lebih kuat
dan lebih padat.
Rangka tengkorak terdiri dari tulang-tulang kotak otak (kranium) dan tulang-tulang
wajah. Sebagai contoh di bawah ini diuraikan tulang-tulang yang menyusun tengkorak
manusia.
Tulang-tulang kotak otak (kranium), terdiri dari:
- 1 tulang dahi (os frontal)
- sepasang tulang ubun-ubun (ossa parietal)
- 1 tulang belakang kepala (os oksipital)
- sepasang tulang pelipis (ossa temporal)
- sepasang tulang baji (ossa sfenoidal)
- sepasang tulang tapis (ossa etmoidal)
Tulang-tulang wajah, terdiri dari:
- sepasang tulang air mata (ossa lakrimal)
- sepasang tulang hidung (ossa nasal)
- 1 tulang vomer (os vomer)
- sepasang tulang kerang hidung (ossa konkha nasal inferior)
- sepasang tulang pipi (ossa zigomatik)
- sepasang tulang rahang atas (ossa maksila)*
- 1 tulang rahang bawah (os mandibula)*
- sepasang tulang langit-langit (ossa palatin)
(* tergolong tulang viseral)
Selain maksila dan mandibula, pada daerah kepala terdapat pula tulang viseral
yang lain yaitu tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus dan stapes) yang terdapat

19

pada masing-masing telinga, dan tulang hioid di antara lidah dan laring yang
memperkuat tulang rawan trakhea.
2.3.1.2 Tulang-tulang Belakang (Kolumna Vertebralis)
Kolumna vertebralis dari kebanyakan vertebrata tersusun atas serangkaian
vertebra bertulang atau bertulang rawan yang memanjang dari bawah kepala sampai
ujung ekor.
Masing-masing ruas tulang belakang (vertebra) terdiri atas tiga bagian utama,
yaitu badan vertebra (sentrum), lengkung neural (arkus neuralis) dan taju neural
(spina/prosesus neuralis). Penonjolan vertebra ke arah lateral disebut prosesus
transversus/artikularis. Vertebra-vertebra yang berdekatan selalu bersambungan
pada bagian sentrumnya. Di samping itu vertebra tetrapoda saling berhubungan
melalui tonjolan-tonjolan dari lengkung neural yang disebut zigapofisis (prezigapofisis
dan poszigapofisis).
Pada ekor pisces, dari bagian ventral sentrum timbul lengkung hemal (arkus
hemalis) yang mengelilingi pembuluh darah. Pada pertemuan kedua lengkung hemal
tumbuh taju hemal (spina hemalis) ke arah medio-ventral.
2.3.1.2.1 Pembagian Vertebra
Vertebra mengalami differensiasi menurut lokasinya di dalam tubuh. Kolumna
vertebralis pisces hanya terbagi menjadi vertebra badan dan vertebra ekor. Pada
amphibia (misalnya katak), terbagi menjadi vertebra servikalis, vertebra dorsalis,
vertebra sakralis, dan vertebra kaudalis yang berupa urostil. Pada reptilia dan
mamalia, kolumna vertebralis dibagi menjadi 5 bagian, yaitu vertebra servikalis (leher),
vertebra torakalis (punggung), vertebra lumbalis (pinggang), vertebra sakralis (sakral
atau pelvis), dan vertebra kaudalis (ekor). Ruas vertebra servikalis yang pertama
disebut tulang atlas, dan ruas yang kedua disebut tulang aksis.
Pada aves (misalnya burung dara), vertebra torakalis terakhir (posterior), vertebra
lumbalis, vertebra sakralis dan vertebra kaudalis anterior bersatu membentuk
sinsakrum.

20

Tabel 2.1 Macam dan jumlah vertebra pada beberapa tetrapoda

Hewan

V. servikalis

V. dorsalis atau
V. torakalis

V. lumbalis

V. sakralis

V. kaudalis

Katak

Urostil

Salamander

10

24

Kadal

22

banyak

Buaya

10

5-6

34-40

12-14

15

Kucing

13

18-25

Kelelawar

11

Paus

11

24

Kuda

18.20

15-21

Manusia

12

3-5

Burung dara

(Sumber: Kent, 1973)


2.3.1.2.2 Tulang-tulang dada (Sternum)
Sternum merupakan unsur rangka yang terletak di medioventral toraks, biasanya
bersendian dengan tulang gelang pektoral dan dengan rusuk-rusuk dada.
Sternum hanya terdapat pada kebanyakan tetrapoda (hewan-hewan beranggota
gerak empat, hidup di darat istilah untuk kelompok hewan vertebrata dari kelas
amphibia, reptilia, aves, dan mamalia). Tetrapoda yang tidak mempunyai sternum
antara lain urodela (golongan amphibia yang berekor), ular, penyu, dan kadal tak
berkaki.
Fungsi sternum antara lain adalah untuk memperkuat dinding tubuh, melindungi
organ-organ visera di dalam rongga dada, sebagai tempat melekatnya otot-otot
pektoral, dan untuk membantu gerakan pernafasan paru-paru (pada beberapa
amniota).
Pada vertebrata rendah, sternum hampir seluruhnya tersusun dari tulang rawan,
sedangkan pada vertebrata tinggi, hampir seluruhnya tersusun dari tulang keras.
Macam sternum pada beberapa tetrapoda:
- Necturus
- Salamander
- Katak (Gambar 2.11)

Iguana

: berupa batang-batang tulang rawan


: berupa keping tulang rawan
: - anterior :
- episternum
- omosternum
- posterior :
- mesosternum
- sifisternum
: - sternum
21

- sifisternum
- Aves yang aktif terbang : sternum lebar dan kuat, disebut karina sterni, yang berfungsi untuk perlekatan otot-otot pektoral yang kuat, yang
berperanan penting untuk terbang.
- Manusia
: - manubrium
- korpus sternum (sternebrae)
- sifisternum (prosesus sifoideus) yang berupa tulang
rawan.
2.3.1.2.3 Tulang-tulang rusuk (kosta)
Rusuk vertebrata terdiri atas serangkaian tulang yang tersusun berpasangan.
Seperti halnya tulang dada, tulang-tulang rusuk juga berfungsi untuk melindungi organorgan visera di rongga dada dan untuk membantu pernafasan paru-paru.
Golongan ikan Teleostei primitif mempunyai dua rangkaian rusuk yang
berhubungan dengan masing-masing sentrum kolumna vertebralis, yaitu rusuk dorsal
dan rusuk ventral. Kebanyakan Teleostei hanya mempunyai rusuk ventral, ini
merupakan ciri khusus dari kelas pisces. Ada pula beberapa jenis ikan yang hanya
memiliki rusuk dorsal, bahkan ada pula yang tidak memiliki rusuk, yaitu golongan
Agnata. Rusuk ventral kiri dan kanan pada bagian ekor bertemu di bawah arteri dan
vena kaudalis untuk membentuk lengkung hemal.
Pada amphibia, semua rusuk berukuran pendek dan berfusi dengan vertebra.
Pada ular, terdapat serangkaian rusuk yang berawal dari belakang kepala dan berakhir
pada bagian ekor. Pada buaya dan kadal terdapat sisa rusuk abdomen pada dinding
tubuh bagian ventral.
Rusuk pada Amniota dapat dibedakan menjadi bagian rusuk dorsal (rusuk
vertebral) dan bagian rusuk ventral (rusuk sternal). Bagian rusuk vertebral lebih
panjang, tersusun atas jaringan tulang, berlekatan dengan ruas tulang belakang.
Bagian rusuk sternal lebih pendek, tersusun atas jaringan tulang rawan, berlekatan
dengan tulang dada, atau dengan tulang rusuk yang lain. Rusuk sternal aves tersusun
dari jaringan tulang rawan. Rusuk burung dan beberapa jenis kadal mempunyai
prosesus unsinatus yang berbentuk pipih, untuk menghubungkan rusuk yang satu
dengan rusuk lainnya.
Kebanyakan tetrapoda mempunyai rusuk vertebral yang berkepala dua (bisipital).
Kepala bagian dorsal disebut tuberkulum, melekat pada diapofisis dari vertebra.
Kelapa bagian ventral disebut kapitulum, melekat pada parapofisis dari vertebra.
Homo sapiens mempunyai 12 pasang rusuk yang dibagi menjadi:
- kosta verum (No. 1-7): bagian ventral melekat pada sternum
- kosta spurium (No. 8-10): bagian ventral melekat pada kosta No. 7

22

- kosta fluktuantes (No. 11-12): bagian ventral tidak melekat pada sternum maupun
kosta, sehingga disebut rusuk melayang (menggantung).
Bagian dorsal seluruh rusuk tersebut melekat pada vertebra torakalis.
2.3.2. Rangka Apendikular
2.3.2.1 Tulang-tulang Gelang Bahu (Gelang Pektoral)
Tulang-tulang gelang bahu berfungsi untuk mengait anggota gerak depan, atau
sebagai penghubung antara anggota gerak depan dengan rangka aksial. Pola dasar
gelang pektoral terdiri dari tulang-tulang pengganti (berasal dari tulang rawan), meliputi
korakoid dan skapula, dan tulang-tulang membran (berasal dari jaringan ikat), yaitu
klavikula. Komponen, susunan dan struktur gelang pelvis pada vertebrata bervariasi
menurut kelas hewan.
Pada pisces. Gelang pektoral pada pisces merupakan pengait sirip dada (sirip
pektoral). Gelang pektoral ikan bertulang rawan (misalnya Hiu) merupakan tulang
rawan berbentuk huruf U yang berlokasi di posterior daerah insang. Masing-masing sisi
gelang pektoral bersendian dengan sirip pektoral pada permukaan glenoid, kedua
ujung gelang pektoral berhubungan secara tidak langsung dengan vertebra. Pada ikan
bertulang, gelang pektoral terdiri dari korakoid dan skapula yang umumnya tereduksi,
kadang-kadang terdapat pula supraskapula. Struktur dari tulang membran (tulang
dermal) meliputi klavikula yang tereduksi, kleitrum dan suprakleitrum. Gelang pektoral
ikan bertulang berhubungan dengan rangka tengkorak.
Pada tetrapoda. Gelang pektoral tetrapoda umumnya terdiri dari skapula dan
korakoid (dari tulang pengganti) serta klavikula (dari tulang dermal), dengan susunan
yang bervariasi. Ada pula yang dilengkapi dengan interclavikula.
Pada urodela, elemen tulang dermal gelang pektoral tidak berkembang. Amphibia
modern tidak mempunyai interklavikula. Gelang pektoral katak misalnya, terdiri dari
supraskapula (berupa tulang rawan, skapula, clavikula, korakoid dan epikorakoid.
Klavikula, korakoid dan skapula bertemu pada fossa glenoid, tempat bersendian
dengan kepala tulang lengan atas (humerus).
Pada buaya dan kadal tak berkaki klavikula tereduksi atau tidak ada sama sekali.
Pada kura-kura klavikula dan interklavikula berfusi dengan karapas dan plastron.
Gelang pektoral tidak terdapat pada ular dan beberapa jenis kadal.
Pada aves yang dapat terbang kedua klavikula bersatu di bagian tengah dengan
interklavikula, membentuk furkula yang berbentuk huruf V, bagian ujungnya dilekatkan

23

dengan sternum oleh suatu ligamen. Korakoid sepasang, kokoh, bersendian dengan
sternum. Skapula sepasang, panjang, bersendian dengan kosta.
Mamalia dari golongan insektivora, kelelawar, rodensia, beberapa marsupialia dan
primata tinggi (termasuk manusia) memiliki klavikula yang berkembang dengan baik.
Klavikula mengadakan persendian dengan tulang dada.Skapula selalu terdapat pada
mamalia, merupakan bentukan yang lebar dan pipih, di bagian tengahnya terdapat
spina skapula. Ujung anterior spina skapula bersendian dengan klavikula. Selain itu
skapula bersendian dengan kepala tulang lengan atas. Korakoid yang terdapat pada
mamalia hanya korakoid posterior yang bersatu dengan skapula membentuk prosesus
korakoideus.
2,3.2.2 Tulang-tulang Gelang Pinggul (Gelang Pelvis)
Tulang-tulang gelang pelvis vertebrata berfungsi untuk mengait anggota gerak
belakang. Berbeda dengan tulang-tulang gelang pektoral, gelang pelvis tidak
mempunyai komponen tulang dermal (tulang membran).
Pada pisces. Gelang pelvis pada kebanyakan pisces terdiri dari keping-keping
pelvis bertulang atau bertulang rawan yang bersendian dengan sirip pelvis, strukturnya
lebih sederhana dari pada gelang pektoral, dan tidak berikatan dengan kolumna
vertebralis. Pada ikan bertulang rawan, keping-keping tersebut bertemu di bagian
tengah ventral membentuk gelang pelvis tunggal (simfisis pelvis), sedangkan pada
ikan bertulang gelang pelvis tetap berpasangan. Beberapa ikan bertulang tidak
memiliki gelang pelvis.
Pada tetrapoda. Berbeda dengan penyusun gelang pektoral yang bervariasi,
gelang pelvis tertapoda selalu terdiri dari 3 macam tulang, yaitu ilium (tulang usus) di
sebelah dorsal yang bersendian dengan vertebra sakralis, tulang pubis (tulang
kemaluan) di bagian anterior dan tulang iskhium (tulang duduk) di bagian posterior.
Terdapat homologi secara serial antara rangka apendikular posterior dan anterior. Ilium
homolog dengan skapula, pubis dengan prekorakoid, iskhium dengan korakoid. Pubis
dan klavikula tidak dapat dihomologkan, karena pubis terbentuk dari tulang pengganti,
sedangkan klavikula dari tulang membran. Pada pertemuan ketiga komponen gelang
pelvis terdapat asetabulum, yaitu suatu lekukan tempat bersendian dengan kepala
femur.
Gelang pelvis tetrapoda harus lebih kuat dari gelang pelvis pisces, karena ikut
serta menanggung bobot tubuh (bobot tubuh harus dipindahkan melalui gelang pelvis

24

ke kaki dan tanah). Berbeda dengan gelang pektoral yang tidak berhubungan secara
langsung dengan vertebra (hubungannya melalui otot dan ligamen), gelang pelvis
berikatan secara langsung dengan vertebra pada daerah sakral.
Gelang pelvis Anura (misalnya katak) mempunyai ujung berupa ilium yang panjang
dan condong ke depan. Pubis terbentuk dari tulang rawan.
Pada gelang pelvis reptilia terdapat fenestrum puboiskhiadika yang besar, yang
terletak di antara tulang pubis dan iskhium. Pada umumnya ular tidak memiliki gelang
pelvis.
Pada aves, gelang pelvis berukuran besar, ketiga tulang penyusun berbentuk pipih
, berfusi bersama-sama dan melekat erat pada sinsakrum.Tidak terdapat simfisis pubis
(kedua tulang pubis tidak berhubungan).
Pada mamalia, ilium, iskhium dan pubis menyatu membentuk tulang inominatus
pada masing-masing sisi. Rongga yang dibentuk oleh pertemuan kedua tulang
inominatus dan vertebra sakrokaudalis disebut rongga pelvis. Selama periode
kehamilan, ligamen yang melekatkan kedua tulang inominatus di bagian ventral
menjadi lunak oleh pengaruh hormon-horman. Hal ini penting untuk memperbesar
rongga pelvis sejalan dengan bertambah besarnya kandungan.
2.3.2.3 Tulang-tulang Anggota Gerak (Ekstremitas liberae)
Pada Pisces. Anggota gerak bebas pada pisces berupa sirip (pinna). Terdapat
dua macam sirip, yaitu sirip tunggal dan sirip berpasangan.
Sirip tunggal disebut juga sirip median, terdiri dari:
- Sirip dorsal atau sirip punggung (pinna dorsalis): terdapat di sepanjang garis medio
dorsal.
- Sirip anal (pinna analis): terdapat di antara anus dan ekor.
- Sirip ekor (pina kaudalis): terdapat pada ujung ekor.
Sirip dorsal dan sirip anal berfungsi untuk menjaga agar posisi tubuh tidak terbalik
atau oleng ketika berenang, sedangkan sirip ekor berfungsi sebagai kemudi.
Terdapat empat tipe sirip ekor:
- Tipe protoserkal: merupakan tipe yang paling primitif. Kolumna vertebralis lurus dan
meluas pada ujung ekor, membagi ekor menjadi bagian ventral dan dorsal yang
hampir sama besar. Ujung ekor membulat. Terdapat misalnya pada Cyclostomata
dewasa.

25

- Tipe difiserkal: Kolumna vertebralis lurus ke ujung ekor. Ekor terbagi simetris dari luar
maupun dalam. Ujung ekor meruncing. Terdapat misalnya pada ikan paru-paru
(Dipnoi).
- Tipe heteroserkal: Kolumna vertebralis ekor agak membelok ke dorsal, sehingga ekor
terbagi secara asimetris dari dalam maupun luar. Terdapat misalnya pada Selachei,
Cancidae.
- Tipe homoserkal: kolumna vertebralis berhenti pada pangkal ekor. Ekor terbagi
simetris dari luar, tetapi asimetris dari dalam. Terdapat pada kebanyakan ikan
kerangka tulang.
Sirip berpasangan terdiri dari:
- Sirip dada atau sirip pektoral (pinnae pektorales/ torakales)
- Sirip perut atau sirip pelvis (pinnae abdominales/ pelvikales)
Sirip-sirip berpasangan pada ikan selain berfungsi sebagai pendayung, juga
sebagai penyeimbang tubuh.
Sirip-sirip pisces biasanya mempunyai fungsi yang hampir sama, tetapi struktur
dasarnya bervariasi menurut kelas dan subkelasnya. Sirip yang paling kuat dan paling
erat berhubungan dengan rangka aksial adalah sirip pektoral.
Pada tetrapoda. Tetrapoda umumnya mempunyai dua pasang anggota gerak,
yaitu sepasang anggota gerak depan (anterior) dan sepasang anggota gerak belakang
(posterior). Anggota gerak tetrapoda dibedakan menjadi tiga segmen, yaitu
stilopodium, zeugopodium, dan autopodium. Tulang-tulang penyusun ketiga
segmen tersebut homolog antara anggota gerak depan dan belakang (Tabel 2.2).
Stilopodium anggota gerak depan disebut brakhium,, sedangkan pada anggota gerak
belakang disebut femur. Zeugopodium anggota gerak depan disebut antebrakhium,
sedangkan pada anggota gerak belakang disebut krus. Autopodium anggota gerak
depan disebut manus, sedangkan pada anggota gerak belakang disebut pes. Anggota
gerak belakang lebih kuat dari pada anggota gerak depan.

26

Tabel 2.2 Segmen-segmen homolog pada anggota gerak depan dan anggota gerak
belakang Tetrapoda.

Anggota gerak depan


Nama segmen
Lengan atas
(brakhium)
Lengan bawah
(antebrakhium)
tangan

Pergelangan
tangan (karpus)
(karpus)

Tangan Telapak tangan


(manus) (metakarpus)
Jari-jari tangan
(digiti)

Anggota gerak belakang


Tulang

Nama segmen

Humerus

Tungkai atas
(femur)

Radius, ulna

Tungkai bawah
(krus)

Karpal

Metakarpal

Pergelangan kaki
(tarsus)
Kaki
(pes)

Digiti
(tersusun
dari falangs)

Telapak kaki
(metatarsus)
Jari jari kaki
(digiti)

Tulang
Femur
Tibia, fibula
Tarsal

Matatarsal
Digiti
(tersusun
dari falangs)

Keterangan: Anggota gerak depan homolog dengan sayap (pada aves)


Berbeda dengan sirip pisces, anggota gerak tetrapoda mempunyai fungsi yang
bervariasi, tetapi tetap mempunyai kesamaan struktur (homologi) mulai dari amphibia
sampai mamalia. Anggota gerak belakang lebih kuat dan berhubungan lebih erat
dengan rangka aksial.
Karpal dan tarsal tetrapoda umumnya terdiri dari beberapa baris tulang berukuran
kecil. Tulang terbesar penyusun tarsal manusia adalah tulang tumit (kalkaneus).
Metakarpal dan metatarsal umumnya terdiri dari lima tulang. Digiti (jari-jari) anggota
depan dan belakang umumnya berjumlah lima (pentadaktili), masing-masing digiti
tersusun atas tulang-tulang falangs.
Pola dasar tulang-tulang penyusun rangka anggota gerak pada terapoda dapat
mengalami modifikasi struktur maupun jumlah komponen tulang penyusunnya, sesuai
dengan kebutuhan hidupnya. Pada katak misalnya, tulang radius bersatu dengan ulna
membentuk radioulna, tulang tibia bersatu dengan fibula membentuk tibiofibula;
tarsal tersusun atas kalkaneus (bersendian dengan digiti V) dan astragalus (talus).
Pada burung, tulang-tulang karpal bersatu dengan tulang-tulang metakarpal
membentuk karpometakarpus. Tulang tibia bersatu dengan tulang-tulang tarsal

27

bagian proksimal, membentuk tibiotarsus.; Tulang-tulang tarsal bagian distal bersatu


dengan tulang-tulang metatarsal membentuk tarsometatarsus. Pada anggota gerak
atas, yaitu

sayap, hanya terdapat 3 digiti, sedangkan pada anggota gerak bawah

terdapat 4 digiti.
Anggota gerak sangat tereduksi pada beberapa jenis salamander dan beberapa
jenis kadal. Paus dan duyung hanya mempunyai anggota gerak depan. Ular dan
beberapa jenis kadal tidak mempunyai anggota gerak.
2.4 Persendian
Komponen-komponen rangka baik yang berupa tulang atau tulang rawan, saling
berhubungan dengan perantaraan sendi, yang terbentuk dari jaringan ikat, tulang, atau
tulang rawan.
Berdasarkan ada/tidaknya atau banyak/sedikitnya gerakan yang dihasilkan oleh
adanya sendi, persendian dapat dibagi menjadi sinartrosis dan diartrosis.
2.4.1 Sinartrosis, yaitu persendian yang hanya menimbulkan sedikit gerakan atau
tidak menimbulkan gerakan sama sekali. Persendian ini dibedakan menjadi sinostosis,
sinkondrosis dan sindesmosis.
Sinostosis: kedua keping tulang dihubungkan oleh jaringan tulang. Pada
persendian ini tidak terjadi gerakan sama sekali. Misalnya terdapat pada sutura yang
menghubungkan tulang-tulang kranium, juga sutura yang menghubungkan kedua
tulang nasal.
Sinkondrosis: antar ruas atau keping tulang dihubungkan oleh tulang rawan
hialin. Persendian ini memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Misalnya terdapat
pada persambungan antara tulang rusuk dan tulang dada, dan pada simfisis pubis.
Sindesmosis. Antar ruas tulang dihubungkan oleh jaringan ikat. Persendian ini
menghasilkan gerakan yang terbatas. Misalnya terdapat pada persambungan antara
tulang radius dan ulna, atau antara tibia dan fibula.
2.4.2 Diartrosis, yaitu persendian yang memungkinkan banyak gerakan atau gerakan
yang lebih leluasa. Lancarnya persendian ini disebabkan oleh adanya tulang rawan
pada kedua ujung tulang yang bersedian. Selain itu, di antara kedua tulang terdapat
rongga yang berisi cairan sinovia, semacam minyak pelumas untuk menjaga agar
gesekan antara kedua ujung tulang yang bersendian sesedikit mungkin.

28

Berdasarkan macam gerakan yang ditimbulkan, diartrosis dapat dibedakan


menjadi sendi engsel, sendi pelana, sendi peluru, sendi putar, dan sendi luncur.
Macam gerakan yang ditimbulkan oleh adanya persendian ditentukan oleh susunan
tulang-tulang yang bersendian.
Sendi engsel (hinge joint): hanya memungkinkan gerakan ke satu arah (berporos
satu). Misalnya terdapat pada siku, lutut, antara tulang mandibula dan kranium.
Sendi pelana (saddle joint): bidang sendi berbentuk lengkung (pelana),
memungkinkan gerak yang lebih bebas ke dua arah (berporos dua). Misalnya terdapat
di antara tulang-tulang karpal dan metakarpal, antara tulang-tulang falangs ibu jari.
Sendi peluru (ball and socket joint): ujung tulang yang satu berbentuk peluru
(bonggol), masuk ke dalam mangkuk tulang yang kedua yang berukuran hampir sama,
memungkinkan gerakan ke segala arah. Misalnya terdapat pada pangkal paha (antara
tulang humerus dan tulang inominatus), pada pangkal lengan (antara tulang humerus
dan skapula).
Sendi putar (pivot joint): hubungan antar tulang yang menyebabkan tulang yang
satu berputar pada sumbunya. Misalnya: antara tulang atlas dan tulang aksis (tulang
pemutar), antara humerus dan radius (tulang pengumpil).
Sendi luncur (gliding joint): permukaan kedua tulang yang bersendian relatif
datar. Misalnya: antar ruas-ruas vertebra, menghasilkan gerakan ke depan ke
belakang dan ke samping kiri-kanan.
2.5 Ringkasan

Rangka vertebrata merupakan endoskeleton yang digolongkan menjadi

rangka somatis dan rangka viseral. Rangka somatis terdiri dari rangka aksial (rangka
sumbu) dan rangka apendikular (rangka anggota).

Rangka aksial vertebrata terdiri dari tulang-tulang tengkorak (kranium dan

tulang-tulang wajah), tulang-tulang belakang (kolumna vertebralis), tulang-tulang dada


(sternum), dan tulang-tulang rusuk (kosta).

Jumlah tulang penyusun tengkorak vertebrata yang lebih tinggi tingkatannya

lebih sedikit dibanding vertebrata yang lebih rendah, tetapi lebih kuat dan lebih padat.

Kolumna vertebralis terdiri dari rangkaian vertebra yang memanjang dari

bawah kepala sampai ujung ekor. Masing-masing ruas vertebra terdiri dari tiga bagian
utama, yaitu badan vertebra, lengkung neural dan taju neural. Kolumna vertebralis
pisces terbagi menjadi bertebra badan dan vertebra ekor, sedangkan pada tetrapoda
dibedakan menjadi vertebra servikalis, vertebra dorsalis (vertebra torakalis dan

29

vertebra lumbalis), vertebra sakralis dan vertebra kaudalis. Jumlah dan bentuk
segmen-segmen vertebra bervariasi menurut spesies.

Tulang-tulang dada (sternum) hanya terdapat pada tetrapoda (tidak semua),

umumnya bersendian dengan gelang pektoral dan tulang-tulang rusuk bagian ventral.
Bentuk, ukuran dan susunan tulang-tulang dada pada spesies-spesies tetrapoda
bervariasi sesuai dengan fungsinya.

Tulang-tulang rusuk (kosta) tetrapoda terbagi menjadi rusuk bagian dorsal

(bersendian dengan vertebra), dan rusuk bagian ventral (sebagian bersendian dengan
tulang dada). Kebanyakan pisces hanya memiliki rusuk ventral.

Rangka apendikular terdiri dari tulang-tulang gelang bahu (gelang pektoral)

dan anggota gerak depan (atas); dan tulang-tulang gelang pinggul (gelang pelvis) dan
anggota gerak belakang (bawah).

Tulang-tulang gelang pektoral berfungsi untuk mengait anggota gerak depan,

pola dasarnya terdiri dari tulang-tulang pengganti (berasal dari tulang rawan), meliputi
korakoid dan skapula; dan tulang membran (tulang membran, berasal dari jaringan
ikat), yaitu klavikula. Tulang-tulang gelang pektoral tidak berikatan dengan kolumna
vertebralis.

Tulang-tulang gelang pelvis berfungsi untuk mengait anggota gerak belakang.

Seluruh komponennya merupakan tulang pengganti (berasal dari tulang rawan). Mulai
dari amphibia sampai mamalia gelang pelvis tersusun atas 3 macam tulang, yaitu ilium,
iskhium dan pubis. Tulang-tulang gelang pelvis terapoda berikatan erat dengan
vertebra sakralis.

Anggota gerak pisces berupa sirip tunggal dan sirip berpasangan. Anggota

gerak tetrapoda berpasangan, terdiri dari bagian anterior (anggota gerak depan/ atas)
dan posterior (angggota gerak belakang/ bawah). Masing-masing anggota gerak terdiri
dari 3 segmen yang homolog antara anggota gerak atas dan bawah, yaitu stilopodium
(brakhium homolog dengan femur), zeugopodium (antebrakhium homolog dengan
krus) dan autopodium (manus homolog dengan pes). Tulang-tulang penyusun manus
(karpus, metakarpus dan digiti) homolog dengan pes (tarsus, metatarsus dan digiti).

Persendian adalah hubungan antara komponen-komponen penyusun rangka.

Berdasarkan ada/tidaknya atau banyak/sedikitnya gerakan yang dihasilkan, persendian


dibedakan menjadi sinartrosis dan diartrosis. Berdasarkan macam gerakan yang
dihasilkan, diartrosis dibedakan menjadi sendi engsel, sendi pelana, sendi peluru,
sendi putar dan sendi luncur.

30

Anda mungkin juga menyukai