Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................. 1
DAFTAR ISI.................................................................................................2
PENDAHULUAN
LatarBelakang...3
RumusanMasalah 5
Manfaat ........5
KAJIAN TEORI
Filum Acetospora........................................... ...... .................. 6
Filum Myxozoa.......... ...... ...... ........................... 8
PENUTUP
Kesimpulan .................................... ...... ..................................... 20
Saran.................................................................. ...... ...... ........... 20
DAFTAR RUJUKAN.................................................................................. 21
PENDAHULUAN
ProtistaFilum Acetospora dan Filum Myxozoa
Latar Belakang
Protozoa merupakan sekolompok protista eukariotik yang berukuran
mikroskopis terdiri dari satu sel. Protozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu protos
berarti pertama dan zoon berarti hewan sehingga protozoa adalah hewan yang
pertama kali dikenali. Meskipun protozoa merupakan organisme uniseluler namun
protozoa tidak menunjukkan perilaku organisme sederhana. Bahkan protozoa
sendiri lebih kompleks daripada sel dari organisme tingkat tinggi. Setiap individu
dari protozoa tersusun atas organel organel sel yang lengkap dan sanggup
melakukan semua fungsi kehidupan.
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka
umumnya hidup bebas dan tedapat di lautan. Namun sebagian besar protozoa
hidup sebagai parasit pada binatang dan manusia. Spesies parasitik hidup pada
inang. Inang dapat berupa organisme sederhana seperti algae sampai vertebrata
kompleks termasuk mannusia. Beberapa spesies dapat hidup di dalam tanah atau
permukaan tumbuhan. Sesuai dengan sistem klasifikasi makhluk hidup protozoa
termasuk dalam protista yang menyerupai hewan atau biasa disebut protista mirip
hewan. Kelompok ini awal mulanya dibentuk untuk mengelompokan organisme
yang bukan termasuk tumbuhan dan bukan termasuk hewan. Oleh sebab itu
protozoa disebut organisme seperti hewan atau istilahnya animal like.
Ukuran protozoa beranekaragam yaitu mulai dari 10 mikron sampai ada
yang mencapai 6 mm meskipun jarang. Di perairan laut ataupun air tawar
protozoa berperan sebagai zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis
protista lain, atau detritus ( materi organik dari organisme mati ). Protozoa hidup
soliter atau berkoloni. Apabila dalam keadaan lingkungan yang tidak
menguntungkan,
protozoa
membungkus
diri
membentuk
kista
untuk
mempertahankan diri. Apabila berada dalam lingkungan yang sesuai, hewan ini
akan aktif lagi. Cara hidup protozoa ada yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup
bebas ( soliter ).
Protozoa berdasarkan alat geraknya dibedakan menjadi 4 filum yaitu
Sarcodina, Cilliata, Flagellata, dan Sarcodina. Pada tahun 1980 oleh Commitee on
Systematics and Evolution of the Society of Protozoologist, mengklasifikasikan
protozoa menjadi 7 kelas baru. Kelas baru tersebut yaitu Sarcomastigophora,
Ciliophora, Acetospora, Apicomplexa, Microspora, Myxospora,dan Labyrinthomo
rpha. Pada klasifikasi yang baru ini, Sarcodina dan Mastigophora digabung
menjadi satu kelompok Sarcomastigophora, dan Sporozoa karena anggotanya
sangat beragam. Protozoa yang termasuk Sarcomastigophora adalah genera
Monosiga,Bodo,Leishmania, Trypanosoma, Giardia, Opalina, Amoeba,Entamoeb
a, dan Difflugia. Anggota kelompok Cilliophora dapat diklasifikasikan atau
dikelompokkan antara lain yaitu genera Didinium, Tetrahymena, Paramaecium,
dan Stentor. Protozoa
termasuk
contoh
kelompok
anggota
Microspora.
kelompok Myxospora.
Genera
Filum
Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana bentuk tubuh serta ciri ciri dari filum Acetospora dan filum
Myxozoa ?
2. Bagaimana siklus hidup dari filum Acetospora dan filum Myxozoa ?
3. Bagaimana habitat dari filum Acetospora dan filum Myxozoa ?
4. Bagaimana pengaruh anggota filum Acetospora dan filum Myxozoa pada
makhluk hidup lain ?
Manfaat
Manfaat dari makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui bentuk tubuh serta ciri ciri dari filum Acetospora dan filum
Myxozoa
2. Mengetahui siklus hidup dari filum Acetospora dan filum Myxozoa
3. Mengetahui habitat dari filum Acetospora dan filum Myxozoa ?
4. Mengetahui pengaruh anggota filum Acetospora dan filum Myxozoa pada
makhluk hidup lain ?
PEMBAHASAN
Makalah ini akan membahas mengenai protista mirip hewan khususnya
filum Acetospora dan filum Myxozoa. Kedua filum ini merupakan protista mirip
hewan yang bersifat parasit obligat ekstraseluler.
Filum Acetospora
Anggota filum Acetospora bersifat parasite obligat ekstraseluler , dengan
ciri yang yang kehilangan sumbat dikutub atau filamen ( Rahayu, 2014). Contoh
anggota filum ini yaitu Haplosporodium bersifat parasit dalam sel, jaringan, dan
rongga tubuh pada mollusca.
Haplosporodium sp
o
o
Filum Myxozoa
Klasifikasi
Dunia
: Protozoa
Filum
: Myxozoa
Kelas
: Myxosporea
Ordo
: Bivalvulida
Sub ordo
: Platysporina
Family
: Myxobolidae
Genus
: Myxobolus
Myxozoa berbentuk spora parasit yang berasal dari air tawar dan ikan
laut(Lom, Dykov, 1992, Kent et al., 2001; Feist & Longshaw,2006). Myxozoa
sebelumnya diklasifikasikan sebagai protozoa, meskipun termasuk kedalam
organisme multiseluler dan spesialisasi fungsional dari sel menyusun spora
dianggap melebihi tingkat protozoa (Lom & Dykov, 1992).
Filum Myxozoa ialah perpaduan dari dua bahasa Yunani yaitu myxo artinya
lendir dan Zoa yang artinya hewan, sehinga anggota Myxozoa merupakan parasit
intraseluler invertebrata, terutama ikan akan tetapi dapat terjadi juga pada amfibi
dan reptil tertentu.
Filum Myxozoa bersifat parasit dari sel primer yang di maksud tersebut
adalah mycozoa sebuah parasit metazoa mikroskopis dengan tubuh sangat
sederhana . Perubahan dari myxospora, akan terlihat pada tahap dalam tubuh
inang (ikan) , biasanya antara seper seratus hingga seper duaratus milimeter.
Mula-mula myxozoa tersusun dari beberapa sel, yang bermodifikasi menjadi
katup-katup cangkang , kapsul polar pada myxozoa mirip dengan nematocyst
ditandai adanya filamen polar spiral yang dapat dipanjangkan , dan serbuk infektif
amoeboid.
Myxozoa merupakan protozoa yang bersifat parasit pada hewan berdarah
dingin. Myxozoa memiliki spora multiseluler dengan satu kapsul polar atau lebih
dan sporoplasma, kista terbentuk di dalam organ dalam inangnya.
Klasifikasi taksonomi menjadikan Myxozoans dalam kelompok yang disebut
Sporozoa, kelas dalam Protozoa (Kudo 1966). Grell (1973) mengungkapkan
tampak bingung untuk berurusan dengan Myxozoans (dia menyebutnya
Cnidosporidia
filum-tingkat.
Kemudian,
bukti
dari
biologi
sel,
Morfologi (Myxozoa)
PC: kapsul polar, SP: sporoplasma, SV: sel valve, SL: garis jahitan,
L: panjang spora, W: lebar spora, T: ketebalan spora, PCL: panjang kapsul polar,
PCW: lebar kapsul polar.
Gambar .2. Diagram bivalvulid (A:tampak bagian depan, B: tampak samping) dan
multivalvulid (C & E : tampak bagian atas, D: tampak samping) spora myxospora.
Habitat
Habitat dari filum mycozoa sebagai parasit pada insang, termasuk kulit pada
ikan. Parasit ini berbentuk kista (mengandung spora-spora ) dan akan pecah
apabila matang. Spora-spora akan dilepaskan ke dalam air.
Daur Hidup
A: filamen polar diekstrusi untuk melabuhkan spora ke epitel usus, diikuti oleh
pembukaan katup sel dari myxospore. B: Gametogony. C: sporogoni dari fase
actinosporean. D: Mature tahap actinospore berkembang di pansporocyst, dan
actinospores dilepaskan ke dalam air. E: Setelah kontak actinospores dengan
kulit atau insang host ikan, filamen polar mengintruksi untuk berlabuh spora
pada kulit atau insang, memfasilitasi invasi dari sporoplasma ke ikan.
F: Sebelum Sporogonic melakukan penggandaan dari sel kedalam sel induk.
G: sporogoni dari fase myxosporean.
Gambar. 3. Diagram dari siklus hidup myxosporean bergantian ikan dan
Annelida host.
Menurut Hiroshi Yokoyama, Daniel Grabner dan Sho Shirakashi dalam Jurnal
Transmission Biology Of The Myxozoa (2012) mengungkapkan.
Siklus hidup myxozoan pertama ditemukan untuk meneliti
M. Cerebral oleh wolf & Markiw pada tahun 1984 dan kemudian
dikonfirmasi oleh banyak para peneliti lain, yang melaporkan
siklus hidup yang sama untuk lebih dari 30 spesies myxospora.
Siklus hidup ini melibatkan invertebrata Annelida (terutama
Oligochaeta untuk spesies air tawar dan polychaetes untuk spesies
laut) dan sejumlah vertebrata yang khususnya ikan (Gambar. 3).
Selanjutnya,
parasit
mengalami
reproduksi
dan
Tanda-tanda Serangan
Pencegahan
Dalam mengatasi wabah parasit ini, ada banyak hal yang dapat kita lakukan.
Infeksi parasit ini dapat dicegah dengan meniadakan ikan yang rentan dan
melarang import ikan dari daerah dimana penyakit tersebut berada atau ikan yang
telah terinfeksi, serta tidak menggunakan air yang telah terkontaminasi.
Pengobatan
Myxobolus sp sebagai endo parasit seperti halnya endo parasit lainnya, belum
ada cara-cara pengobatan secara kimiawi yang dapat dianjurkan, namun untuk
mengurangi kerugian yang diderita sangatlah dianjurkan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Semua fish-fry yang sudah mempunyai gejala sakit diambil.
Filum
: Myxozoa
Kelas
: Myxosporea
Ordo
: Bivalvulida
Subordo : Variisporina
Famili
: Sphaerosporidae
Genus
: Hoferellus
Spesies
Siklus hidup Hoferellus cyprini awalnya dipelajari oleh Plehn (1924). Dalam
penelitiannya ditemukan bahwa tahun perkembangan siklus dengan produksi
spora matang pada perantara akhir musim dingin. Selain formasi plasmodial dan
spora pada lumen tubulus ginjal, Hoferellus cyprini dianggap intraseluler pada selsel epitel tubulus untuk menjadi tahap perkembangan awal. Pada sekitar bulan
April, spora terbentuk dalam plasmodia pada ureter atau tubulus ginjal.
Pada bulan Oktober hingga November, trophozoites (sekitar 10 nm)
berkembang biak dalam sel epitel tubulus ginjal. Parasit berkembang ke
plasmodium multiseluler (beberapa puluh mm), di mana sel tersier dan quartenery
dibedakan. Plasmodium dilepaskan ke lumen, dan spora terbentuk pada musim
semi berikutnya, ketika suhu air meningkat (Yokoyama et al, 1990a.). Spora yang
dilepaskan di luar inang , dan dicerna oleh Oligochaeta untuk perkembangan
actinosporean (Yokoyama et al, 1993., Trouillier et al., 1996).
Pada negara empat musim, musim gugur merupakan tahap perkembangan
awal Hoferellus cyprini pada sinsitium sel terbentuk dari epitel tubulus ginjal.
Lom dan Dykov berpendapat bahwa setiap trofozoit intraseluler sekunder, tersier
dan kuartener sel terbentuk oleh pembelahan internal. Pada permukaan tropozoid
terdapat sel-sel sparoblast terdapat dua kapsoid spora pada bagian ujungnya.
Hoferellus cyprini merupakan jenis parasit yang habitatnya di perairan
tawar. Beberapa jenis ikan yang terserang parasit Hoferellus cyprini adalah ikan
jenis Carrasius dan Cyprinidae. Predileksi dari parasit ini, biasanya Hoferellus
cyprini menginfaksi ikan pada bagian tubulus ginjal. Sehingga hal ini mampu
menyebabkan tubuh ikan yang sakit sering pada bagian lateral perut membengkak
ke arah satu sisi. Selain itu adalah ginjal seperti tertekan kearah sisi kanan atau
kiri tubuh ikan.
o Agen Penyebab
Penyakit myxozoa pada ikan, termasuk Hoferellus cyprini
dapat
menginfeksi ikan melalui agen penyebab atau vektor. Terutama jika ikan
sebelumnya dipelihara di kolam, penetasan, atau ditangkap di alam. Infeksi dapat
ditularkan melalui cacing Oligochaete, ikan, siput, atau tanaman air. Hal ini
karena cacing Oligochaete sering berperan sebagai makanan ikan, dan ini juga
dapat menjadi sumber infeksi.
o Gejala Klinis
Penyakit ini ditandai dengan distensi abdomen. Tubuh ikan yang sakit
sering pada bagian lateral perut membengkak ke arah satu sisi. Selain itu adalah
ginjal seperti tertekan kearah sisi kanan atau kiri tubuh ikan. Pada infeksi H.
cyprini, trophozoites menempel pada epitel ginjal dan tubulus ginjal ikan mas.
Hal ini menyebabakan terjadinya
occluding lumen tubulus. Pada infeksi berat, terjadi peradangan kronis dan
fibroplasia, dan bias berakhir pada kematian ikan.
o Pengendalian
Sinar ultraviolet dan ozonisasi efektif untuk membunuh Actinosporeans di
air. Anggota Myxosporea sangat resisten terhadap desinfektan. Sebagai
pencegahan terhadap parasit kelas Myxosporea membutuhkan klorin 1.600 ppm
untuk perendaman selama 24 jam, atau 5.000 ppm selama 10 menit, untuk efektif
untuk membunuh spora infektif.
Myxoma cerebralis
o Klasifikasi dan Morfologi
: Animalia
Filum
: Cnidaria
Class
: Myxosporea
Ordo
: Bivalvulida
Ordo
: Myxosporida
Familia
: Myxobolidae
Genus
: Myxobollus
Spesies
: Myxobollus cerebralis
Myxoma cerebralis adalah parasit myxosporean dari salmon atau di ikan
air tawar dan air laut yang menyebabkan penyakit whirling di ikan dalam populasi
ikan liar. Myxoma
antar sel epitel dalam lebih dari 10 segmen cacing lainnya dapat menjadi
terinfeksi.
Sekitar 60-90 hari postinfection, tahap sel seksual parasit menjalani
sporogenesis, dan berkembang menjadi pansporocysts, masing-masing berisi
delapan spora triactinomyxon-tahap. Spora ini dilepaskan dari anus oligochaete ke
dalam air. Atau, ikan dapat terinfeksi dengan memakan sebuah oligochaete
terinfeksi. Tubificids terinfeksi dapat melepaskan triactinomyxons setidaknya
Spora triactinomyxon dilakukan oleh arus air, di mana mereka dapat menginfeksi
salmonid melalui kulit. Penetrasi ikan oleh spora ini hanya memakan waktu
beberapa detik. Dalam waktu lima menit, kantung dari sel germinal yang disebut
sporoplasm telah memasuki epidermis ikan, dan dalam beberapa jam, sporoplasm
terbagi menjadi sel-sel individual yang akan menyebar melalui ikan.
Dalam ikan, baik intraseluler dan ekstraseluler tahap mereproduksi dalam
tulang rawan sebesar endogeny aseksual, berarti sel-sel baru tumbuh dari dalam
sel-sel lama. Tahap akhir dalam ikan adalah penciptaan myxospore, yang dibentuk
oleh sporogoni. Mereka dilepaskan ke lingkungan saat ikan terurai atau dimakan.
Beberapa penelitian terbaru menunjukkan beberapa ikan mungkin mengusir
myxospores layak saat masih hidup.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Dari hasil pembahasan tentang filum Acetospora yang parasite terhadap
Mollusca dan filum Myxozoayang parasite terhadap ikan air tawar dan ikan air
laut dapat ditularkan oleh vector dan dapat menyebabkan kematian atau infeksi
pada inangnya. Oleh karena itu disarankan penanggulangannya dengan cara
Semua fish-fry yang sudah mempunyai gejala sakit diambil, memindahkan ke
kolam lain, bekas kolam yang pernah ada serangan myxobolus dikeringkan dan
diberi kapur.
DAFTAR RUJUKAN
Desser, S.S. 1995. The demise of a phylum of protists: Myxozoa and other parasitic
Cnidaria. Journal of Parasitology. 81: 961-967
Handajani, Hany dan Sri Samsundari. 2005. Parasit dan Penyakit Ikan. UMM Press.
Malang.
Molnr, K. Csaba, Gy. Kovcs-Gayer, va: Study of The Postulated Identity of
Hoferellus cyprini (Doflein, 1898) and Mitraspora cyprini Fujita, 1912, Acta
Veterinaria Hungarica, 1986. 34. (34.) 177181.
Molnar, et.all. 1989. Hoferellosis in Goldfish Carassius auratus and Gibel Carp
Carassius auratus gibelio. Diseases Of Aquatic Organisms Journal. Vol. 7: 8995, 198.
Molnar, Kalman. 2007. Site preference of myxozoans in the kidneys of Hungarian
fishes. Diseases Of Aquatic Organisms Journal. Vol. 78: 4553, 2007.
Rahayu, Shofia Ery.2014.Protista Mirip Hewan. Malang : Universitas Negeri Malang.
T. Tyml, I. Fiala and J. Lom. 2007. New data on Soricimyxum fegati (Myxozoa)
including analysis of its phylogenetic position inferred from the SSU rRNA gene
sequence. Folia Parasitologica 54: 272-276. Universitas Samratulangi 2007.
Lernea SP http : // www.google.co.id. [ 20 Nopember 2007 ].
Universitas Samratulangi 2007. Lernea SP http : // www.google.co.id. [ 20 Nopember
2007 ].
Yokoyama, Hiroshi, Daniel Grabner dan Sho Shirakashi. 2012. Health and Environment
in Aquaculture. Journal Transmission Biology of the Myxozoa. 320.