Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

ANATOMI HEWAN
AVES

Disusun Oleh:
Nama

: Fitri Susanti

NIM

: K4315023

Kelas

:A

Kelompok

:4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

Laporan Resmi Praktikum


Anatomi Hewan

I.
II.

III.

Judul
: Aves
Tujuan
:
1. Mengetahui sistem organ-organ pada aves.
2. Mengetahui fungsi organ pada aves.
3. Mengetahui topografi organ-organ pada aves.
Alat dan Bahan

:
Alat

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

IV.

Papan seksi
Jarum pentul
Cutter atau pisau
Gumting
Pinset
Lup
Alat Tulis

Langkah Kerja
1.
2.
3.
4.

Bahan
1. Gallus sp
2. Columba livia

Membunuh dengan pisau.


Meletakannya pada papan seksi.
Mengamati bentuk morfologi, menggambar, dan mendokumentasikannya.
Memotong spesies untuk dilihat topografinya, dimulai dari anus hingga dekat
kepala menggunakan pisau bedah.
5. Mengamati topografi dan sistem organ yang terdapat di dalamnya dan
mendokumentasikannya.

V.

Hasil Pengamatan dan Pembahasan


Morfologi Columba livia dan Gallus sp
Gambar Pengamatan

Keterangan Gambar

1
a
j

h
d

f
g

1. Columba livia
2. Gallus sp.
a. Rostrum
b. Cavum oris
c. Nares
d. Organon visus
e. Cerviks
f. Extremitas
g. Plumae
h. Plumumale
i. Cauda ( ekor)
j. Flacula

a
f
a

g
h

i
j Gambar Referensi

Sumber

http://www.slideshare.
net/setiaST12/aves-33175153
http://www.bbmimages.com
2015/09/gambar-foto-burung-daramerpati-animasi.html

Deskripsi Morfologi

A. Morfologi tubuh aves dapat dibedakan atas :


1. Caput (kepala).
Pada caput terdapat alat-alat berikut :
a. Rostrum (paruh), terbentuk dari maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang
bawah. Bagian dalam paruh dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedangkan sebelah
luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk.
b. Nares (lubang hidung), terdapat dibagian lateral dari paruh bagian atas, nares interna
pada sebelah dalam dan nares eksterna pada sebeleh luar.
c. Cera, merupakan suatu tonjolan kulit yang lemah dan terdapat pada rostum bagian
atas.
d. Organon visus (alat penglihat), pada ayam relatif besar dan terletak sebelah lateral
pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu. Iris berwarna kuning atau jingga
kemerah-merahan, sedangkan pupil jika dibandingkan dengan besarnya mata relatif
besar. Pada sudut medila mata terdapat membrana nictitans yang dapat ditarik untuk
menutupi mata.
e. Porus acusticus externus (lubang telinga luar), terletak di sebeleh dorso-caudal mata,
sedangkan membrana tymphani yang terdapat disebelah dalamnya untuk menangkap
getaran suara.
2. Cervix (leher).
Pada aves, leher ini biasanya panjang.
3. Truncus (badan).
Truncus pada aves dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak melekat pada otot.
Dari kulit akan muncul bulu dari hasil pertumbuhan epidermis menjadi bentuk ringan,
fleksibel dan berguna sebagai pembungkus tubuh yang sangat resisten.
Pada uropygium berpangkal bulu-bulu ekor, sedangkan pada facies dorsalis
uropygium ada papilla yang mempunyai lubang sebagai muara kelenjar minyak, minyak
ini berguna untuk meminyaki bulu-bulunya dan kelenjar minyak disebut glandula
uropyglalis. Bulu-bulu ini berfungsi untuk melindungi kulit terhadap cuaca yang tidak
cocok dan untuk terbang. Menurut bentuknya ada 3 bulu yaitu :
a. Plumae (contour-feathers).
Terdiri atas bagian-bagian :
Calamus (quill) adalah tangkai bulu.
Rachis (shaft) adalah lanjutan dari calamus yang menjadi sumbu dari vexillum dan di
dalamnya tidak berongga.

Umbilicus inferior, merupakan lubang pada pangkal calamus.


Umbilicus superior, merupakan lubang di bagian distal calamus yang melanjutkan
diri sebagai sulcus pada rachis. Saat masih muda bulunya kedua umbilicus dilalui
pembuluh darah untuk memberi makanan pada bulu muda tadi.
Vexillum (vane), terbentuk dari barbae yaitu suatu cabang ke arah lateral dari rachis,
tiap barbae mempercabangkan lagi banyak barbulae, menurut arahnya barbulae
terbagi atas :
barbulae yang distal, menuju ke arah ujung bulu/ distal, mempunyai kait-kait
(radioli) untuk mengait barbulae yang proximal.
barbulae yang proximal, menuju ke arah pangkal bulu/ proximal.
b. Plumulae (down-feather)
Biasanya terdapat pada ayam yang masih muda, atau yang sedang mengerami
telurnya. Plumulae mempunyai bagian-bagian seperti calamus pendek, rachis agak
mereduksi, barbae yang panjang dan fleksibel, serta barbulaeyang pendek.
c. Filoplumae (hair-feather).
Fungsinya belum diketahui, berbentuk sebagai rambut yang ujungnya bercabangcabang pendek halus, tumbuh dengan jarak yang jarang di seluruh tubuh, mempunyai
tangkai yang panjang dan pada puncaknya terdapat beberapa barbae.
4. Extremitas / membran liberi.
a. Extremitas anterior.
Berupa ala (sayap) yang skeletonnya terdiri atas humerus (lengan atas), radius
(tulang pengumpil), ulna (tulang hasta) dan ossa carpalia (tulang pergelangan tangan).
Pada aves tinggal 2 buah, yaitu os scaphoideum yang menempel pada radius dan os
cunieforme menempel pada ulna.
Persatuan antara ossa carpalia (tulang pergelangan tangan) dengan ossa
metacarpalia (tulang telapak tangan) sebagai tempat melekatnya digiti yang ada 3 yaitu
jari I, II, III yang nomor-nomornya sesuai dengan banyaknya ruas jari (phalanges) yang
ada.
b. Extremitas posterior.
Terdiri atas femur, patella, crus yang terdiri fibula yang pendek dan tibio-tarsus
yang merupakan persatuan dari tulang tibia dan tarsalia. Pes (tulang cakar) terdiri atas
meta-tarsus dan digiti yang mempunyai ruas phalanx (jari-jari). Pada ujung jari terdapat
falcula yaitu kuku untuk mencakar, 4 jari itu ada 3 yang mengarah ke muka dan 1 yang
mengarah ke belakang.

B. Perbedaan morfologi Columba livia dan Gallus sp


Columbia livia

Gallus sp

1. Warna bulu abu-abu silver hingga

1.

kehitaman.

Warna bulu coklat kehitaman

2. Pada bagian caput terdapat cera. Pada

2. Terdapat cera berukuran kecil di atas


rostrum

ayam jantan, cera berfungsi untuk


menarik perhatian betina.

3. Tidak dijumpai taji pada kaki.

3. Terdapat taji pada kaki ayam jantan.

4. Ukuran tubuh lebih kecil dari ayam

4. Ukuran tubuh lebih besar daripada burung

5. Bagian caput lebih tinggi dari ekor karena


femur lebih dekat dengan ekor

dara
5. Ayam memiliki tubuh bagian caput

6. Kekuatan femur tidak sekuat pada ayam.


Tekstur dan kekuatan sayap lebih baik
daripada ayam. Hal tersebut berkaitan

sampai ekor yang sejajar karena letak


femur lebih dekat dengan truncus.
6. Femur pada ayam lebih kuat. Hal tersebut

dengan adaptasi burung dara yang

berkaitan dengan fungsi adaptasi ayam

cenderung terbang.

yang cenderung berjalan. Tekstur dan


kekuatan sayap lebih rendah dibanding
burung dara.

Sumber

Brotowidjoyo, M. D. 1995. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.


Ismawati. 2008. Biologi. Solo : Bumi Aksara.
Jasin, Maskoeri. 1992. Sistematika Hewan. Surabaya : Sinar Wijaya.
Kimball, John W. 1980.Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Radiopoetra. 1997. Zoologi. Jakarta : Erlangga.

Hasil Pengamatan dan Pembahasan


Topografi Columba Livia dan Gallus sp
Gambar Pengamatan
1

KeteranganGambar

1. Columba livia
2. Gallus sp
a. Lingua
b. Ingluvies (tembolok)
c. Cor (jantung)
d. Hepar (hati)
e. Ventriculus ( lambung)
f. Intestinum crassum
g. Intestinum tennue
h. Ren ( Ginjal)
i. Empedu
j. Ureter
k. Testis

e
b
a

c
d
f
g
h
e

i
k

Gambar Referensi

Sumber

http://genggaminternet.com/sistemekskresi-hewan-pada-vertebrata/
https://biologigonz.blogspot.co.id/201
0 /03/hewan-bertulang-belakang.html

Deskripsi Topografi

1. Topografi Columba livia dan Gallus sp


Setelah diamati morfologinya, burung di bedah menggunakan pisau bedah,
setelah itu diketahui organ-organ yang berperan dalam beberapa sistem
tubuh merpati. Organ-organ tersebut antara lain:
a. Pharynx yang pendek
b. Esophagus pada basis leher melebar menjadi ingluvies (tembolok).
c. Trachea, berupa pipa.
d. Ingluvies (tembolok) merupakan pelebaran esophagus untuk reservoir makanan yang dapat
diisi dengan cepat. Tembolok pada burung pemakan biji- bijian berupa tonjolan dari
esophagus di sebelah ventral. Pada burung carnivore tembolok berupa tonjolan esophagus
yang meliputi daerah yang agak panjang.
e. Proventriculus, juga disebut lambung kelenjar, berdinding tipis, pada burung pemakan biji;
batas dengan ventriculus tampak jelas dari luar.
f. Cor, ukuran relatif besar jika dibandingkan dengan ukuran burung, terletak di tengah-tengah
dekat dengan provertculus, berbentuk kerucut, dibungkus oleh pericardium.
g. Hepar, berwarna kemerah- merahan ,terdiri atas 2 lobi (dexter dan sinister).
h. Pulmo, sepasang hanya dapat mengembang sedikit, melekat pada dinding dorsal thorax,
dibungkus oleh selaput yang disebut pleura.
i. Ventriculus (lambung pengunyah), dinding berotot tebal, kelenjar pylorusnya menghasilkan
secret; bagian ini menjadi lembaran-lembaran keranitoid.
j. Intestinum tenue. Menurut Ferry (2013), intestinum tenue dimulai dengan duodenum, yang
berbentuk huruf U, dengan bagian-bagiannya: pars descendens (turun) dan pars ascendens
(bagian yang naik).
k. Intestinum crassum: berupa rectum.
l.

Testis, sepasang oval, terletak di ventral lobus renis yang paling cranial.

m. Pancreas, terletak antara pars ascendens dan pars descendens duodeni, biasanya memiliki 3
saluran yang bermuara pada pars ascendens duodenum.
n. Cloaca, terletak di bagian paling bawah sebagian saluran pembuangan setelah dari rectum.

B. Perbedaan Topografi Columba livia dan Gallus sp


Columba livia

Gallus sp

1.

Memiliki pundi-pundi udara untuk

1. Tidak memiliki pundi-pundi udara

pernapasan saat terbang

2. Biasanya sering berada di terrestrial

2. Sering terbang mengudara dan hinggap.


3. Hepar lebih tampak merah dan segar.

3. Hepar lebih tampak merah kecoklatan


4. Ventrikulus lebih pendek dan besar

4. Ventriculus lebih kecil dan panjang.

Sumber
Ismawati. 2008. Biologi. Solo : Bumi Aksara.
Jasin, Maskoeri. 1992. Sistematika Hewan. Surabaya : Sinar Wijaya.
Kimball, John W. 1980.Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Radiopoetra. 1997. Zoologi. Jakarta : Erlangga.
Saktiyono. 1997. Biologi SMU. Erlangga, Jakarta

Hasil Pengamatan dan Pembahasan


Sistem Digestoria Columba livia dan Gallus sp
Gambar Pengamatan
1

KeteranganGambar

1. Columba livia
2. Gallus sp
a. Lingua
b. Ingluvies (tembolok)
c. Cor (jantung)
d. Hepar (hati)
e. Ventriculus ( lambung)
f. Intestinum crassum
g. Intestinum tennue
h. Ren ( Ginjal)
i. Empedu
j. Ureter

e
b
a

c
d
f
g
h
e

i
j

Gambar Referensi

Sumber

https://wandylee.wordpress.com/2012
/05/11/sistem-pencernaan-burung/
http://www.informasipendidikan.com/2015/03/sistempencernaan-pada-ayam.html

Deskripsi Sistem Digestoria


A. Sistem Digestoria pada Aves
Sistem pencernaan pada burung (aves) terdiri dari organ pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Makanan burung terdiri dari beberapa jenis seperti serangga, buah-buahan, dan biji-bijian.
Saluran pencernaan pada burung meliputi rongga mulut, kerongkongan, tembolok, lambung,
empedu, usus halus, usus besar, rektum, kloaka.
Sistem pencernaan burung dibedakan menjadi :
Sistem Pencernaan secara mekanik Sistem pencernaan mekanik pada burung berlangsung di
dalam rongga mulut dengan bantuan lidah yang mendorong makanan menuju kerongkongan.
Dari kerongkongan menuju tembolok yang kemudian menuju empedal. Di dalam empedal
makanan mengalami pengecilan partikel sehingga lebih mudah diserap.
Sistem Pencernaan secara enzimatis Sistem pencernaan enzimatis pada burung terjadi di
dalam mulut dengan bantuan enzim ptialin, di dalam lambung dengan bantuan asam klorida
(HCL), di dalam usus dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh pankreas.
Sistem Pencernaan secara Biologis Sistem pencernaan biologis pada burung dilakukan dengan
bantuan bakteri sehingga disebut pencernaan mikrobiologi. Proses pencenaan mikrobiolgi
terjadi di dalam usus besar.
1. Tractus digestivus pada aves :
a. Rostrum (paruh)
b. Cavum oris (Rongga mulut)
Di dalam rongga mulut makanan akan bercampur dengan saliva atau ludah. Air ludah pada
burung berguna sebagai bahan lubrikasi air.
c. Pharynx pendek
d. Oesophagus
e. Ingluvies (Tembolok)
Tembolok merupakan saluran yang menghubungkan lambung dengan rongga mulut.
Tembolok terletak pada tenggorokan bagian akhir. Pada tembolok makanan hanya
numpang lewat saja dan tidak mengalami proses pencernaan. Tembolok juga menjadi
tempat untuk menampung dan menimbun makanan. Di sini makanan akan disimpan untuk
sementara waktu dan mengalami proses peredaman olah cairan yang disekresikan oleh
dinding tembolo
f. Proventriculus (Lambung kelenjar)
Di dalam lambung makanan mengalami pencernaansecara enzimatis dengan bantuan getah
lambung. Lambung menghasilkan enzim pepsin, renin dan asam klorida (HCL).
g. Ampela (Gizzart)
Di dalam gizzart terjadi proses pelumatan makanan dengan bantuan grift. Grift membantu
pelumatan makanan menjadi partikel yang lebih kecil dengan permukaan yang luas
sehingga mudah ubtuk penetrasi enzim.
h. Usus halus
Usus halus pada burung tersusun atas duodenum, jejunum dan ileum. Di dalam duodenum
terjadi proses penyerapan makanan. Pencernaan makanan di dalam usus halus dibantu oleh
cairan empedu,enzim pankreas dan enzim usus. Empedu berfungsi untuk mengelmulsikan

lemak, mengaktifkan lipasedan menghidrolisis lemak.


i. Usus besar
Didalam usus masih terjadi proses pencernaan makanan yang belum dicerna oleh usus
halus. Di dalam usus besar terjadi pencernaan selulosa dan hemiselulosa yang belum
terhidrolisis oleh enzim. Di dalam kolon terjadi pencernaan mikrobiologi dengan bantuan
bakteri untuk mencerna protein.
j. Kloaka
Sisa sari-sari makanan yang tidak diserap oleh tubuh di dorong oleh usus besar menuju
rektum selanjutnya dikeluarakan melalui kloaka.
2. Glandula digestoria
a. Glandula salivales (kelenjar buluh)
b. Hepar berwarna kemerahan dan terdiri dari da lobus.
c. Vesica felllea
d. Pankreas terletak antara Pars ascendens dan pars descendens.

B. Perbedaan sistem digestoria pada Columba livia dan Gallus sp


Columba livia
1. Hepar lebih tampak merah dan segar.
2. Ventriculus lebih kecil dan panjang.

Gallus sp
1. Hepar lebih tampak kecoklatan.
2. Ventriculus lebih pendek dan besar.

Sumber
Jasin, Maskoeri. 1992. Sistematika Hewan. Surabaya : Sinar Wijaya.
Kimball, John W. 1980.Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Radiopoetra. 1997. Zoologi. Jakarta : Erlangga.
Saktiyono. 1997. Biologi SMU. Erlangga, Jakarta
Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta : FMIPA UNY.

Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Sistem Cardiovascular Columba livia dan Gallus sp


Gambar Pengamatan

KeteranganGambar
b

1
a

1. Columba livia
2. Gallus sp
a. Cor ( jantung )
b. Vasa ( pembuluh darah )

2
b
a

Gambar Referensi

Sumber

http://siskanikpendidikan.blogspot.
co.id/

Deskripsi Cardiovaskular

A. Sistem Cardiovaskular pada Aves


1. Cor
a. Jika dibandingkan dengan besarnya tubuh, relatif besar.
b. Terletak di linea mediana
c. Bentuknya seperti kerucut
d. Dibungkus oleh perikardium.
e. Terdiri atas 4 ruangan; 2 atrium (sinister dan dexter), dan 2 ventrikel (sinister dan dexter)
f. Atrium sinistrum dan dextrum dipisahkan oleh septum atriorum. Ventrikel sinister dan
dexter dipisahkan oleh septum ventriculorum.
g. Sinus venosus pada aves sudah tidak ada lagi.
2. Arteriae
a. Dari ventrikel dexter keluar arteria pulmonalis, bercabang dua menjadi ramusdexter
(menuju pulmo kanan)dan ramus sinister ( menuju pulmo kiri)
b. Dari ventrikel sinister keluar tiga arteriae.
c. Aorta, hanya ada satu arcus aortae menuju sebelah kanan ( yang sebelah kiri sudah tidak
ada). Arcus aortae menuju sebelah kanan (yang sebelah kiri sudah tidak ada). Arcus aortae
sstelah melingkari bronchus dexter kemudian membelok ke caudal menjadi aorta dorsalis.
d. Aorta, hanya ada satu arcus aortae menuju sebelah kanan ( yang sebelah kiri sudah tidak
ada). Arcus aortae setelah melingkari brochus dexter kemudian membelok ke caudal
menjadi aorta dorsalis;
o Anonyma dextra ( menuju ke kanan)
o Anonyma sinistra ( menuju ke kiri)
Tiap-tiap anonyma bercabang menjadi :
o Anonyma carotis communis ( menuju ke daerah kepala)
o Anonyma subclavia (menuju ke daerah ketiak menjadi anonyma axillaris
kemudian terus ke anggota muka sebagai arteria branchialis).
o Anonyma pectoralis ( menuju musculus pectoralis major)
3. Vennae
a. Kedalam atrium dextrum masuk :
Vena cava superior ( sinister dan dexter). Tiap-tiap vena cava superior sebelum masuk ke
dalam atriumdextrum menerima 3 buah vena, yaitu :
o Vena jugularis ( dari daerah kepala)
o Vena subclavia ( dari anggota muka)
o Vena pectoralis (dari musculus pectoralis)
o Ke dalam atrium dextrum masuk juga : vena cava inferior ( datang dari bagian caudal
badan) ke dalam atrium sinistrum masuk : vena pulmonales ( ada 4 buah) datang dari
pulmo kanan dan kiri.
o Sistem portae pada aves hanya sistem portae hepatis.
Tambahan : eritrosit oval dan mempunyai nukleus.

B. Perbedaan Sistem Cardiovascular pada Columba livia dan Gallus sp


Tidak ada perbedaan yang signifikan pada sistem peredaran darah. Baik organ maupun
fisiologinya. Perbedaan yang mungkin ditemukan adalah banyaknya pembuluh darah.

Sumber
Brotowidjoyo, M. D. 1995. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Kimball, John W. 1980.Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Radiopoetra. 1997. Zoologi. Jakarta : Erlangga.
Saktiyono. 1997. Biologi SMU. Erlangga, Jakarta
Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta : FMIPA UNY.

Hasil Pengamatan dan Pembahasan


Sistem Respirasi Columba livia dan Gallus sp
Gambar Pengamatan

Keterangan Gambar

1
a

b
c

a
b

1. Columba livia
2. Gallus sp
a. Trakea
b. Bronchus
c. Pulmo

Gambar Referensi

Sumber

https://consisteria.blogspot.co.id/2013
/06/sistem-pernapasan-burungmerpati.html
https://extraordinarnee.wordpress.com/
2013 /09/30/sistem-pernapasanburung-aves/

Deskripsi Respirasi

A. Organ-organ yang berkaitan dalam sistem respirasi pada unggas, yaitu:


1. Nares Anteriores (lubang hidung), berjumlah sepasang terdapat pada pangkal rostrum bagian
dorsal.
2. Nares Posteriores, lubang pada palatum, hanya 1 buah, terletak di tengah.
3. Glottis, terletak tepat di belakang pangkal lidah dan melanjutkan kecaudal, ke dalam larynx.
4. Larink, bagian yang disokong oleh cartilago cricoidea, dan cartilago arytenoidea yang
berjumlah sepasang.
5. Trachea adalah lanjutan larynx ke arah caudal.
6. Bronchus adalah percabangan trachea ke kanan dan ke kiri, disebut Bronchus dexter dan
sinister.
7. Pulmo, terdapat pada ujung-ujung bronchi berjumlah sepasang, melekat pada dinding dorsal
thorax. Pulmo ini dibungkus oleh selaput yang disebut pleura.
8. Syrinx tersusun dari beberapa annulus trachealis yang paling caudal dan annulus
bronchialisyang paling cranial.
B. Fungsi utama dari sistem respirasi, yaitu:
1. Sebagai jalur untuk keluar masuknya udara dari luar ke paru-paru.
2. Menyediakan oksigen untuk darah dan mangambil karbondioksida dari dalam darah.
3. Sumber produksi suara termasuk untuk berbicara, menyanyi, dan bentuk komunikasi lainnya.
C. Sistem mekanisme pernafasan pada unggas (burung) menjadi dua macam, yaitu:
1. Pernafasan pada waktu istirahat.
Pernapasan pada burung di saat hinggap adalah sebagai berikut. Burung mengisap udara lalu
udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi hawa bagian belakang bersamaan dengan itu
udara yang sudah ada di paru-paru mengalir ke pundi pundi hawa, udara di pundi-pundi
belakang mengalir ke paru-paru lalu udara menuju pundi pundi hawa depan. Adapun fasefase yang terjadi ketika pernafasan istirahat, yaitu:
a. Fase inspiratio, pada fase ini costae bergerak ke arah cranioventral, sehingga cavum
thornealis membesar, pulmo mengembang sehingga udara masuk ke dalam pulmo.
b. Fase expiratio, pada fase ini costae kembali ke kedudukan semula, cavum thornealis
mengecil. Polmu mengempis, udara keluar dari pulmo.
2. Pernafasan pada waktu terbang.
Saat terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena tulang dada dan
tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi untuk terbang.Pada saat
terbang, kantung udara berperan sangat penting.Inspirasi dan ekspirasi dilakukan bergantian
oleh kantung udara di antara tulang coracoid (interclavicular sac) dan kantung udara di bawah
tulang ketiak (subsapular sac).Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara

di antara tulang coracoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke paruparu (inspirasi).Saat sayap terkepak turun, kantung udara di bawah ketiak terjepit sementara
kantung udara di antara tulang coracoid mengembang, sehingga udara masuk ke kantung
udara di antara coracoid (ekspirasi). Semakin tinggi burung terbang, maka semakin cepat
kepakan sayapnya, karena kadar oksigen pada udara di lapisan atassemakin kecil atau
menipis.
D. Perbedaan sistem Respirasi pada Columba livia dan Gallus sp
Columbia livia

Gallus sp

1. Memiliki pundi pundi udara untuk 1. Tidak memiliki pundi pundi udara.
2. Biasanya sering berada di terestrial.

menyimpan udara saat terbang.


2. Sering terbang mengudara dan hinggap.

Sumber
Ismawati. 2008. Biologi. Solo : Bumi Aksara.
Jasin, Maskoeri. 1992. Sistematika Hewan. Surabaya : Sinar Wijaya.
Kimball, John W. 1980.Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Radiopoetra. 1997. Zoologi. Jakarta : Erlangga.
Saktiyono. 1997. Biologi SMU. Erlangga, Jakarta

Hasil Pengamatan dan Pembahasan


Sistem Urogenital Columba livia dan Gallus sp

Gambar Pengamatan

KeteranganGambar

1
2

1. Columba livia
2. Gallus sp
a. Ren ( Ginjal)
b. Testis
c. Ureter
d. Kantung kemih
e. Kloaka

c
d

Gambar Referensi

Sumber

http://embriologyofbirds.blogspot.co.id
/2013/ 03/reproduksi-burung-aves.html

Deskripsi Urogenital

Organa uropoetica terdiri atas :


1. Ren (metanephros), berjumlah sepasang dan masing-masing terdiri atas 3 lobi.
2. Ureter, berjumlah sepasang, menuju ke caudal dan bermuara langsung dalam kloaka.
3. Kloaka adalah suatu ruangan yang tunggal, dimana bermuara saluran-saluran kelamin,
kencing dan makanan.
4. Bursa fabricli, terletak pada dinding kloaka sebelah dorsal, tunggal, besar dan makin mengecil
untuk kemudian manghilang sama sekali.
B. Organ Genitalia
Pada Aves ( Burung ) Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok
burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan
dengan cara saling menempelkan kloaka.
1. Sistem Genitalia Jantan
a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di
sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar.
Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus
wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung- burung kecil, duktus eferen
bagian distal yang sangat panjang membentuk duktus aferen yang berdilatasi membentuk
duktus ampula yang bermuara dikloaka ssebagai duktus ejakulatori. Duktus eferen
berhubungan dengan epididimis yang kecil dengan ureter ketika masuk kloka.
2. Sistem Genitalia Betina.
a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan
terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, dan dibagi menjadi
beberapa bagian-bagian anterior adalah infundibulum yang punya bagian terbuka yang
mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre- fimbre. Di
posterionya adalah magnum yang akan Mengekskrsikan albumin, selanjutnya istimus yang
mengsrkresikan fimbre. Di Posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan
albumin, selanjutnya Istimus akan mensekresikan membran sel telur dalam dan luar.
3. Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak
tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu
corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi
uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang
berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung
oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak
mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi
sperma akan dikeliingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas apabila
dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi
anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan
paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari
makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
C. Perbedaan sistem Uropoeticum pada Columba livia dan Gallus sp

Columba livia
1.

Gallus sp

Ukuran testis lebih kecil.

1.

Ukuran testis lebih besar

2. Testis kanan lebih besar dari testis kiri.

2. Testis kanan dan kiri ukurannya sama

3. Vas deferens kanan berkembang lebih

3. Vas deferens kanan dan kiri berkembang

baik.

dengan baik

4. Setia pada satu betina.

4. Sering berganti-ganti pasangan

Sumber
Jasin, Maskoeri. 1992. Sistematika Hewan. Surabaya : Sinar Wijaya.
Kimball, John W. 1980.Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Radiopoetra. 1997. Zoologi. Jakarta : Erlangga.
Saktiyono. 1997. Biologi SMU. Erlangga, Jakarta
Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta : FMIPA UNY.

VI.

T
o
p
o
g
r
a
f
i

P
e
n
c
e
r
n
a
a
n

Kesimpulan

Columba livia
1. Cavum oris
2. Esophagus
3. Ingluvies
4. Proventriculus
5. Ventriculus
6. Pankreas
7. Duodenum
8. Intestinum
9. Caecum
10. Testis
11. Rectum
12. Cloaca

Gallus sp
1. Cavum oris
2. Esophagus
3. Ingluvies
4. Proventriculus
5. Ventriculus
6. Pankreas
7. Duodenum
8. Intestinum
9. Caecum
10. Testis
11. Rectum
12. Cloaca

1. Cavum oris
2. Esophagus
3. Ingluvies
4. Proventriculus
5. Ventriculus
6. Pankreas
7. Duodenum
8. Intestinum
9. Caecum
10. Rectum
11. Cloaca

1. Cavum oris
2. Esophagus
3. Ingluvies
4. Proventriculus
5. Ventriculus
6. Pankreas
7. Duodenum
8. Intestinum
9. Caecum
10. Rectum
11. Cloaca

C 1. Cor ( jantung)
a 2. Arteriae
r 3. Vennae
d
i
o
v
s
c
u
l
a
r
R 1. Nares ( lubang hidung)
e
2. Lubang pada pallatum
s
3. Larynx
p
4. Trachea
i
5. Syrinx (alat)
r
6. Bronchus
a
7. Pulmo
t

1. Cor (jantung)
2. Arteriae
3. Vennae

1. Nares ( lubang hidung)


2. Lubang pada pallatum
3. Larynx
4. Trachea
5. Syrinx (alat)
6. Bronchus
7. Pulmo

o
r
i
U
r
o
g
e
n
i
t
a
l

1. Genitalia :
Genitalia jantan
a. Testes
b. Epididimis
c. Ductus deferens
Genitalia betina
a. Ovarium
b. Oviduct
c. Uterus

1. Genitalia :
Genitalia jantan
a. Testes
b. Epididimis
c. Ductus deferens
Genitalia betina
d. Ovarium
e. Oviduct
f. Uterus

2. Uropoeticum :
a. Ren ( mesonephros )
b. Ureter sepasang
c. Cloaca
d. Bursa fabricii

2. Uropoeticum :
a. Ren ( mesonephros )
b. Ureter sepasang
c. Cloaca
d. Bursa fabricii

VII. Daftar Pustaka


Brotowidjoyo, M. D. 1995. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Ismawati. 2008. Biologi. Solo : Bumi Aksara.
Jasin, Maskoeri. 1992. Sistematika Hewan. Surabaya : Sinar Wijaya.
Kimball, John W. 1980.Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Radiopoetra. 1997. Zoologi. Jakarta : Erlangga.
Saktiyono. 1997. Biologi SMU. Erlangga, Jakarta
Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta : FMIPA UNY.

VIII. Lampiran
Satu lembar lampiran foto pengamatan.

Surakarta, 21 November 2016


Asisten Praktikum

(_Dessy Feranita )
NIM. K43140

Praktikan

(_Fitri Susanti_)
NIM. K4315023

Lampiran
Columba livia

Gallus sp

Anda mungkin juga menyukai