Masa Pembaharuan”
Disusun oleh:
Kelompok 11
Dosen Pengampu:
Dr. Ratna Kasni Yuniendel, S.Ag, M.Pd.
KELAS II F
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
2023 M/ 1444 H
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu
banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, penulis juga merasa
sangatbersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam.
Shalawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada Rasulullah SAW, Nabi dan Rasul
terakhir yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar dan sekaligusmenyempurnakan
akhlak melalui petunjuk wahyu illahi.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang merupakan tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam,.Kami sampaikan terimakasih
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam, Dr. Ratna
Kasni Yuniendel, S.Ag., M.Pd.I,. dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari penulisan makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan
baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri. Aamiin.
PENDAHULUAN
Umat Islam mengalami kelemahan dan kemunduran setelah warisan filsafat dan ilmu pengetahuan
Islam di terima oleh bangsa Eropa, Kondisi inilah yang melatar belakangi kepada para tokoh
pembaharuan Islam akan kemunduran dan keterbelakangan yang selama ini dirasakan. Oleh karenanya,
adanya kontak Islam dengan Barat pada abad 20, setidaknya telah memunculkan dua respon umat Islam.
Pertama, rasa simpatik umat Islam akan kemajuan yang dialami Barat, telah berimplikasi pada lahirnya
suatu gerakan yang mencoba melakukan pembaharuan melalui pengadopsian ilmu pengetahuan,
teknologi, dan nilai-nilai Barat ke dalam dunia Islam dengan tujuan membangkitkan kembali Islam ke
pentas dunia. Kedua, rasa keprihatinan dari sebagian golongan umat Islam akan kemunduran-kemunduran
yang dialami Islam. Kondisi demikian telah membawa pada satu gerakan yang melihat bahwa
kemunduran Islam disebabkan oleh ketidak setiaan umat Islam sendiri terhadap ajaran-ajaran Islam.Oleh
sebab itu, untuk memajukan Islam tidak ada jalan lain kecuali dengan kembali kepada ajaran Islam yang
murni berdasarkan ajaran al-Qur’an dan as-Sunah. Gerakan inilah yang kemudian lebih dikenal sebagai
kelompok tradisionalis, satu kelompok gerakan pembaharuan dalam Islam yang lebih banyak melihat
kejayaan masa lalu, sehingga dalam proses pembaharuannya kelompok ini selalu menganjurkan untuk
mengembalikan segala persoalan.
B. Rumusan Masalah
Lahirnya modernisasi atau pembaharuan di sebuah tempat akan selalu beriringan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat itu. Modernisasi atau pembaharuan
bisa diartikan apa saja yang belum di pahami, di terima, atau dilaksanakan oleh penerima
pembaharuan sesungguhnya lebih merupakan upaya atau usaha perbaikan keadaan baik dari segi cara,
konsep, dan serangkaian metode yang bias diterapkan dalam rangka menghantarkan keadaan yang
lebih baik.
Dengan demikian, kalau kita kaitkan dengan pembaharuan pendidikan Islam akan memberi
pengertian bagi kita, sebagai suatu upaya melakukan proses perubahan kurikulum, cara, metodologi,
situasi dan pendidikan Islam dari yang tradisional (ortodox) kearah yang lebih rasional, dan
professional sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat itu.
a. Hal–hal Yang Melatar Belakangi Pembaharuan Pendidikan Islam.
Terpuruknya nilai–nilai pendidikan dilatar belakangi oleh kondisi internal Islam yang
tidak lagi menganggap ilmu pengetahuan umum sebagai satu kesatuan ilmu yang serius
diperhatikan. Selanjutnya, ilmu pengetahuan lebih banyak diadopsi bahkan dimanfaatkan secara
komprehensif oleh barat yang pada waktu itu tidak pernah mengenal ilmu pengetahuan.
Secara garis besar ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya proses pembaharuan
pendidikan Islam.
Pertama faktor internal yaitu, faktor kebutuhan pragmatis umat Islam yang sangat memerlukan
satu system pendidikan Islam yang betul – betul bisa dijadikan rujukan dalam rangka mencetak
manusia – manusia muslim yang berkualitas, bertaqwa, dan beriman kepada Allah.
Kedua faktor eksternal adanya kontak Islam dengan barat juga merupakan faktor terpenting yang
bisa kita lihat. Adanya kontak ini paling tidak telah menggugah dan membawa perubahan
phragmatik umat islam untuk belajar secara terus menerus kepada barat, sehingga ketertinggalan
yang selama ini dirasakan akan bisa terminimalisir.
Golongan yang berorientasi pada pola pendidikan modern dibarat pada dasarnya mereka
berpandangan bahwa sumber kekuatan dan kesejahteraan hidup yang dialami oleh barat
adalah sebagai hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang
mereka capai. Perkembangan dari ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang pernah
berkembang didunia Islam. Atas dasar demikian, maka untuk mengembalikan kekuatan dan
kejayaan umat Islam, sumber kekuatan dan kesejahteraan tersebut harus dikuasai kembali.
Dalam hal ini, usaha pembaharuan pendidikan Islam adalah dengan jalan mendirikan sekolah
– sekolah dengan pola sekolah barat, baik system maupun isi pendidikannya. Di samping itu
pengiriman pelajar –pelajar kedunia barat terutama Prancis untuk menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pembaharuan pendidikan dengan pola barat ini mulanya timbudi
Turki
Turki Usmani pada akhir abad ke 11 H/17 M setelah mengalami kalah perang dengan
berbagai Negara Eropa timur pada masa itu. Sultan Mahmud II ( yang memerintah di Turki
Usmani 1807-1839 M), adalah pelopor pembaharuan pendidikan di Turki. Usaha
pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II tersebut diuraikan oleh Harun sebagai
berikut: ialah perubahan dalam bidang pendidikan. Madrasah adalah merupakan satu-satunya
lembaga yang ada di kerajaan Usman.
Gerakan Pembaharuan Pendidikan Islam Yang Berorientasi. Pada sumber Islam yang murni,
pola ini berpandangan bahwa sesungguhnya Islam itu sendiri merupakan sumber bagi
kemajuan dan perkembangan peradaban dan ilmu pengaetahuan modern. Menurut analisa
mereka,diantara sebab-sebab kelemahan umat Islam adalah karena mereka tidak menjalankan
perintah agama Islam secara semestinya. Pola pembaharuan ini telah dirintis oleh Mahmud
Bin Andul Al Wahab, kemudian dicanangkan kembali oleh Jalalludin Al Afgani dan
Muhamad Abduh (akhir abad 19 M). untuk interprestasi diperlukan ijtihad dan kerenanya
pintu ijtihad harus dibuka. Harun Nasution dalam menjelaskan pemikiran Muhammad Abduh
dalam pembaharuan pendidikan di Mesir menyatakan sebagai berikut.: ia juga memikirkan
sekolah – sekolah pemerintah yang telah didirikan untuk mendidik tenaga – tenaga yang perlu
bagi mesir dalam lapangan administrasi militer, kesehatan, perindustrian, pendidikan dan
sebagainya. Selain itu jumlah sekolah – sekolah pemerintah yang ada tidak sesuai dengan
kebutuhan masyarakat akan kebutuhan pendidikan oleh sebab itu, golongan pembaharu
memerlukan bergerak dibidang pendidikan . Demi memperbaiki mutu pendidikan Abdulah
Ahmad memasukan empat orang guru berbangsa belanda disamping dua orang Indonesia
yang memiliki ijazah His pertama yang di dirikan oleh organisasi Islam. Setahun berikutnya
mendapat subsidi penuh dari Gubernur. Selain itu Sultan Mahmud II juga mengirim siswa-
siswa ke Eropa untuk memper dalam ilmu pengetahuan dan teknologi langsung dari sumber
pengembangannya.
Muhammad Ali Pasya dalam rangka memperkuat kedudukannya dan sekaligus melaksanakan
pembaharuan pendidikan di Mesir mengadakan pembaharuan dengan jalan mendirikan
sekolah yang meniru system pendidikan dan pengajaran barat dengan memasukkan ilmu
pengetahuan modern ke dalam Al-Azhar dan dengan memperkuat didikan agama di sekolah-
sekolah pemerintah, jarang yang memisah golongan ulama dari golongan ahli ilmu modern
akan dapat diperkecil.
Sultan Ahmad III. Adanya kekalahan yang dialami kerajaan Turki Usmani menyebabkan
Sultan Ahmad III prihatin dan melakukan intropeksi, dengan melakukan pengiriman duta
ke Eropa untuk mengamati perkembangan barat. Dengan mendirikan sekolah teknik
militer, mendirikan percetakan untuk mempermudah Access buku pengetahuan. Upaya
ini dilakukan sampai beliau wafat dan kemudian digantikan oleh Sultan Mahmud II.
Sultan Mahmud II. Sultan Mahmud II merupakan kelanjutan dari Sultan Ahmad III.
Pembaharuan yang dilakukan dengan memperbaiki system pendidikan madrasah dengan
memasukkan ilmu pengetahuan umum. Kemudian mendirikan model disekolah barat.
Melakukan perubahan dalam bidang pendidikan. Sebagaimana di dunia Islam bahwa
madrasah merupakan lembaga pendidikan yang ada di Turki yang hanya mengajarkan
agama tanpa mengajarkan pengetahuan umum. Sultan Mahmud II sadar bahwa
pendidikan madrasah tradisonal ini tidak sesuai dengan tuntutan zaman pada abad 19.
Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud II, kebanyakan orang tua lebih mengutamakan
anak-anaknya belajar ketrampilan secara praktis di perusahaan-perusahaan industri, yang
mengakibatkan adanya peningkatan jumlah buta huruf. Untuk mengatasi problem ini.
Sultan Mahmud II memerintahkan supaya anak sampai umur dewasa jangan dihalangi
untuk masuk madrasah.
Mengadakan perubahan dalam kurikulum madrasah dengan menambahkan pengetahuan-
pengetahuan umum. Sultan Mahmud II juga mendirikan dua sekolah yaitu Mekteb-i
Ulum (Sekolah Pengetahuan Umum) dan Mekteb-i Ulumi Edebiye (Sekolah Sastra).
Sultan Mahmud II juga banyak mendirikan lembaga pendidikan umum, seperti Sekolah
Militer, Sekolah Teknik, Kedokteran dan sekolah Pembedahan. Pada tahun 1838 Sultan
Mahmud mengabungkan antara Sekolah Kedokteran dan Sekolah Pembedahan dengan
nama Dar-ul Ulum-u HikemiyeMekteb-i Tibbiye-i Sahane.
Mengirimkan siswa/pelajar ke Eropa untuk mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) langsung dari sumber pengembangan atau pakarnya. Setelah pulang dari Eropa
mereka bisa menerapkan dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki demi
kemajuan bangsa Turki dan memiliki pengaruh terhadap usaha-usaha
pembaharuanpendidikan.
Peristiwa ini menimbulkan kesadaran umat Islam untuk mengubah diri. Kesadaran
mengubah diri menimbulkan fase pembaharuan dalam periodesasi sejarah Islam. Fase
pembaharuan pendidikan Islam muncul sebagai motivasi terhadap tuntutan kemajuan
zaman dan sekaligus juga sebagai respons umat Islam atas ketertinggalan dalam bidang
ilmu pengetahuan. Muncullah tokoh-tokoh dunia Islam yang berteriak.
Pola pembaharuan pendidikan yang beroreintasi pada dunia Barat, juga muncullah
pemikir khususnya di Mesir adalah Muhammad Ali Pasya pada tahun 1805-1848.
Resminya menjadi Pasya ketika beliau menjabat sebagai wakil sultan Turki di Mesir.
Tetapi beliau juga menyatakan diri sebagai penguasa yang otonom (mandiri), lepas dari
kekuasaan sultan Turki. Muhammad Ali juga banyak berperan dalam mengusir tentara
Perancis di Mesir.
1
Samsul Nizar,sejarah pendidikan islam,Jakarta 2011,hal 246-251
Ababudin Nata,sejarah pendidikan islam,jakarta 2011,hal 44-45
Abdurrahman Mas’ud,sejarah peradaban islam,jakarta 2010,hal 200-211
M. Abduh. Melakukan pembaharuan pendidikan di Al-Azhar dengan memasukkan ilmu
modern. Mendirikan komite perbaikan administrasi Al-Azhar tahun 1895, melaksanakan
pembaharuan administratif yang bermanfaat.
Salah satu karya terkenalnya,ModernTrendsinIslam,ada empat agen dapur ifkasi
(pemurnian),reformasi (perubahan),pembelaan islam menghilangkan unsur-unsur
(asing),reformulasi (membuka kembali pintu ijtihad).
Sayyid Akhmad Khan (1817 – 1898 M). Ia berpendapat bahwa peninggkatan kedudukan
umat Islam di India dapat diwujudkan dengan bekerjasama dengan Inggris. Kemudian
mendirikan lembaga pendidikan, sekolah Inggris mudarabbah 1864. kemudian mendirkan
pula Scientific Society, mendirikan lembaga pendidikan yang didalamnya ilmu
pengetahuan umum. Itulah beberapa orang tokoh pembaharuan yang banyak mengadopsi
tata cara dan pengetahuan yang datang dari barat.
Pada abad ke-13 M,umat muslim tertarik untuk menggali memanfaatkan potensi alam
dan berbagai kebudayaan yang ada di india terjadi pada masa khalifah al-wahid.
5. Ada beberapa indikator pendidikan Islam sebelum dimasuki oleh ide-ide pembaharuan:
1. Metode yang digunakan tidak hanya metode tradisional saja, tetapi diperlukan metode-metode
baru yang lebih merangsang untuk berpikir.
2. Isi atau materi pembelajaran tidak hanya mengandalkan mata pelajaran agama semata-mata
yang bersumber dari kitab-kitab klasik.
3. Manajemen. Manajemen pendidikan adalah keterkaitan antara sistem lembaga pendidikan
dengan bidang-bidang lainnya dipesantren
7. Dari beberapa indikasi terpenting dari pendidikan Islam pada masa pembaharuan
adalah:
PENUTUP
KESIMPULAN
1.) Adanya upaya pembaharuan pendidikan Islam tentu tidak bisa lepas dari lemahnya kondisi
pendidikan Islam saat itu, yang mengharuskan para pembaharuan Islam bisa menghadirkan satu
paket pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman, syarat dengsn kepentigan IPTEK dan
paling tidak bisa diterima masyarakat, salah satu kemunduran pendidikan Islam adalah karena
lemahnya sisi rasionalitas umat islam yang berakibat pada ketidakpekaan umat terhadap
pentingnya arti sebuah ilmu pengetahuan, hal ini kemudian yang juga berakibat pada wawasan
sempit dan tidak mau menghargai pendapat orang lain, hal ini yang menyebabkan kondisi
pendidikan Islam sangat lemah, jauh tertinggal dari bangsa Barat.
SARAN
Mudah-mudahan dengan diselesaikan makalah ini bisa untuk jadi bahan bacaan
dan refrensi,pembuaat makalah tidak luput dari kekurangan dalam penulisan atau
berlebihan dalam membuat kami jauh dari kesempurnaan kritik dan saran kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Zuhairinin dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1989, hal 116.
Group,Jakarta,2011,hal 246.
Persada,Jakarta,2012.
Prof.H.Abdurahman Mas’ud,Sejarah Peradaban Islam,Amzah,jakarta,2010,hal 201.
Group,Jakarta,2011,hal 206