Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Upaya-upaya kebangkitan kembali


umat islam dalam iptek
AIK III

Kelompok 3
1. Febrian Harris
2. Nawal Nafisa
3. Wianda Madania islami

TINGKAT II KELAS 2 C
PRODI D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ITS PKU MUHAMMDIYAH
SURAKARTA
2023
URAIAN MATERI

A. UPAYA-UPAYA KEBANGKITAN KEMBALI UMAT ISLAM DALAM IPTEK

Islam mendorong umatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan


teknologi (iptek).Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi
pengembangan ipteknya untuk kepentingan materiel, Islam mementingkan
pengembangan dan penguasaan iptek untuk menjadi sarana ibadah. Selain itu iptek
juga sebagai pengabdian muslim kepada Allah (spiritual) dan mengembangkan
amanat khalifatullah (wakil Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada
kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin).
Kemunduran islam di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan
tumbuhnya kemiskinan, minimnya pendapatan perkapita dan banyaknya
pengangguran. Negara islam mengalami problem yang hampir sama yaitu
penduduknya hidup dalam kemiskinan absolut , banyaknya pengangguran, dan
hutang luar negeri.Setelah umat islam mengalami kemunduran terhadap iptek ada
pun umat islam memiliki upaya-upaya kebangkitan islam dalam iptek

1. Dalam segala hal kembali kepada hadits Rasulullah SAW dan perintah dari
ALLAH SWT
Hadist rasulullah SAW : “Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang
kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya ;
Kitabul-lah dan Sunnah Nabi-nya.”(HARI. Malik 1395). Apapun yang dilakukan
manusia dalam segala hal untuk mengupayakan kembangkitan umat islam dalam
IPTEK harus berpegang teguh dengan kitab allah dan sunnah nabi sesuai apa
yang telah di sampaikan Rasulullah. Perintah untuk menguasai iptek telah
diperintahkan langsung oleh ALLAH SWT, tercantum dalam Al-Qur'an QS. Alaq : 1-
5
َ‫ك الَّذِيْ َخلَ ۚق‬
َ ‫ ِا ْق َرْأ ِباسْ ِم َر ِّب‬- ١

Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,"

٢ - ‫ان مِنْ َعلَ ۚ ٍق‬


َ ‫َخلَقَ ااْل ِ ْن َس‬

Artinya: "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah."

َ ‫ِا ْق َرْأ َو َر ُّب‬


٣ - ‫ك ااْل َ ْك َر ۙ ُم‬

Artinya: "Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,"

٤ - ‫الَّذِيْ َعلَّ َم ِب ْال َقلَ ِۙم‬

Artinya: "Yang mengajar (manusia) dengan pena"

َ ‫َعلَّ َم ااْل ِ ْن َس‬


٥ - ‫ان َما لَ ْم َيعْ لَ ۗ ْم‬
Artinya: "Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."

Firman Allah dalam Surat Al-Alaq memerintahkan untuk umat islam menguasai
iptek. Allah memerntahkan kita untuk membaca, mengetahui dan bebas
mengeluarkan pendapatnya. Sesungguhnya ilmu pengetahuan mesti dipahami
dengan cara yang benar sehingga tidak mertentangan dengan maksud Allah SWT
untuk memerintahkan mempelajari iptek

2. Bekerja keras tanpa mengenal lelah untuk mewujudkan penguasaan ilmu


pengetahuan dan teknologi
Umat islam harus lah memiliki sikap bekerja keras tanpa mengenal lelah
dalam penguasaan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan umat islam dalam
iptek . orang yang menuntut ilmu sama besar pahalanya dengan orang yang
berjihad, Allah berfirman, orang yang menuntut ilmu sama besar pahalanya
dengan orang yang sedang jihad fii sabilillah (berjuang di jalan Allah)

3. Mengirimkan pelajar untuk mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi


Sultan mahmud II pernah mengusahakan siswa/pelajar ke eropa untuk
mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi langsung dari sumber atau
pakarnya,setelah pulang dari eropa mereka bisa menerapkan dan
mengembangkan pengetahuan yang dimiliki

4. Adanya kontak islam dengan barat


merupakan faktor penting yang bisa kita liat, adanya kontak ini paling tidak
telah menggugah dan membawa perubahan paradigma umat Islam untuk belajar
secara terus menerus kepada Barat, sehingga ketertinggalan-ketertinggalan yang
selama ini dirasakan akan bisa terminimalisir. Timbulnya pembaharuan
pendidikan Islam baik dalam bidang agama, sosial, dan pendidikan diawali dan
dilatar belakangi oleh pemikiran Islam yang timbul di belahan dunia Islam lainnya,
terutama diawali oleh pembaharuan pemikiran islam yang timbul di Mesir, Turki,
dan India. Latar belakang pembaharuan yang timbul di Mesir di mulai sejak
kedatangan Napoleon ke Mesir. Napoleon Bonaparte memasuki Mesir pada
tahun 1798 M. Dalam tempo waktu kurang lebih tiga minggu Napoleon
Bonaparte dapat menaklukan Mesir. Eksepedisi Napoleon tersebut bukan hanya
menunjukan akan kelemahan umat Islam, akan tetapi juga sekaligus menunjukan
kebodohan umat Islam. Kedatangan Napoleon tidak hanya membawa pasukan
tentara yang kuat, beliau juga membawa sejumlah Ilmuan dalam berbagai
bidang. Dalam rombongan terdapat 500 orang sipil dan 500 orang wanita,
diantara kaum sipil itu terdapat 167 ahli dalam berbagai cabang ilmu
pengetahuan. Beliau juga membawa dua set alat pencetakan huruf latin, Arab
dan Yunani. Misinya ini tidak hanya untuk kepentingan Militer tetapi juga untuk
kepentingan ilmiah. (Nasution, 1992: 30). Inilah yang membuka mata kaum
Muslimin akan kelemahan dan keterbelakangannya, sehingga akhirnya timbulnya
berbagai macam usaha pembaharuan dalam bidang kehidupan, untuk mengejar
ketertinggalan dan keterbelakangan mereka, termasuk usaha-usaha di bidang
pendidikan.

5. Pola pembaharuan pendidikan islam yang berorientasi pada pola pemikiran


modern eropa
Dari berbagai kenyataan ini menunjukan bahwa bangsa Eropa itu lebih unggul
dalam bidang ilmu pengetahuan dibandingkan kaum muslimin baik yang tinggal
di Mesir, Turki, dan daerah lainnya. Pada dasarnya mereka berpandangan bahwa
sumber kekuatan dan kesejahteraan hidup yang dialami oleh Bangsa Barat adalah
sebagian hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang
mereka capai. Mereka juga berpendapat bahwa apa yang dicapai bangsa Barat
sekarang tidak lain adalah merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan dan
kebudayaan yang pernah berkembang di dunia Islam. Dengan demikian, maka
untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan umat Islam, sumber kekuatan dan
kejayaan tersebut harus dikuasai kembali.Dalam hal ini, Usaha yang dilakukan
oleh umat Islam dalam proses pendidikan dengan cara meniru pola pendidikan
yang dikembangkan oleh bangsa Barat, sebagaimana dulu bangsa Barat meniru
dan mengembangkan sistem pendidikan dunia Islam. Usaha pembaharuan
pendidikan Islam adalah dengan cara mendirikan sekolah-sekolah dengan pola
sekolah Barat, baik sistem maupun isi pendidikannya. Dan penguasa-penguasa
dari kalangan Islam juga mengirim pelajar-pelajar ke dunia Barat terutama ke
Perancis untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) modern.
Pembaharuan pendidikan dengan pola Barat. Khususnya, di Turki Usmani
mengalami hal yang sama, yaitu keunggulan bangsa Eropa dari bangsa Turki,
bangsa Turki selalu kalah ketika berperang dengan bangsa Eropa. Kekalahan demi
kekalahan ini membuat bangsa Turki ingin mengetahui penyebabnya. Akhirnya,
diketahuilah bahwa bangsa Eropa lebih unggul dari bangsa Turki dalam bidang
ilmu pengetahuan dan hal ini sekaligus berdampak terhadap persenjataan serta
siyasat perang bangsa Eropa yang lebih unggul. Turki yang berkembang kemudian
membentuk Turki Modern. Sultan Mahmud II adalah pelopor pembaharuan
pendidikan di Turki dan juga yang memerintah di Turki Usmani pada tahun 1807-
1839.
Usaha pembaharuan pendidikan Islam yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II:

1. Melakukan perubahan dalam bidang pendidikan. Sebagaimana di dunia Islam


bahwa madrasah merupakan lembaga pendidikan yang ada di Turki yang
hanya mengajarkan agama tanpa mengajarkan pengetahuan umum. Sultan
Mahmud II sadar bahwa pendidikan madrasah tradisonal ini tidak sesuai
dengan tuntutan zaman pada abad 19.

2. Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud II, kebanyakan orang tua lebih
mengutamakan anak-anaknya belajar ketrampilan secara praktis di
perusahaan-perusahaan industri, yang mengakibatkan adanya peningkatan
jumlah buta huruf. Untuk mengatasi problem ini. Sultan Mahmud II
memerintahkan supaya anak sampai umur dewasa jangan dihalangi untuk
masuk madrasah.
3. Mengadakan perubahan dalam kurikulum madrasah dengan menambahkan
pengetahuan-pengetahuan umum. Sultan Mahmud II juga mendirikan dua
sekolah yaitu Mekteb-i Ulum (Sekolah Pengetahuan Umum) dan Mekteb-i Ulumi
Edebiye (Sekolah Sastra). Sultan Mahmud II juga banyak mendirikan lembaga
pendidikan umum, seperti Sekolah Militer, Sekolah Teknik, Kedokteran dan
sekolah Pembedahan. Pada tahun 1838 Sultan Mahmud mengabungkan antara
Sekolah Kedokteran dan Sekolah Pembedahan dengan nama Dar-ul Ulum-u
Hikemiyeve Mekteb-i Tibbiye-i Sahane.

4. Mengirimkan siswa/pelajar ke Eropa untuk mendalami ilmu pengetahuan dan


teknologi (IPTEK) langsung dari sumber pengembangan atau pakarnya. Setelah
pulang dari Eropa mereka bisa menerapkan dan mengembangkan pengetahuan
yang dimiliki demi kemajuan bangsa Turki dan memiliki pengaruh terhadap
usaha-usaha pembaharuan pendidikan.
Peristiwa ini menimbulkan kesadaran umat Islam untuk mengubah diri.
Kesadaran mengubah diri menimbulkan fase pembaharuan dalam periodesasi
sejarah Islam. Fase pembaharuan pendidikan Islam muncul sebagai motivasi
terhadap tuntutan kemajuan zaman dan sekaligus juga sebagai respons umat
Islam atas ketertinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan. Muncullah tokoh-
tokoh dunia Islam yang berteriak agar umat Islam mengubah diri guna menuju
kemajuan.
Pola pembaharuan pendidikan yang beroreintasi pada dunia Barat, juga
muncullah pemikir khususnya di Mesir adalah Muhammad Ali Pasya pada tahun
1805-1848. Resminya menjadi Pasya ketika beliau menjabat sebagai wakil sultan
Turki di Mesir. Tetapi beliau juga menyatakan diri sebagai penguasa yang otonom
(mandiri), lepas dari kekuasaan sultan Turki. Muhammad Ali juga banyak
berperan dalam mengusir tentara Perancis di Mesir

Muhammad Ali Pasya Dalam rangka memperkuat kedudukan dan melaksanakan


pembaharuan pendidikan di Mesir, dengan cara:
1. mengadakan pembaharuan dengan jalan mendirikan berbagai macam
sekolah yang meniru sistem pendidikan dan pengajaran Barat.
2. Beliau mendatangkan guru-guru dari Barat (terutama dari Perancis) untuk
guru memenuhi tenaga guru.
3. Di samping itu Muhammad Ali Pasya juga mengirimkan sejumlah pelajar ke
Barat dengan tujuan agar mereka menguasai ilmu pengetahuan Barat,dan
mampu mengembangkannya di Mesir. Dalam rangka mengalihkan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang telah berkembang di Barat, Muhammad
Ali menggalakan penerjemahan buku-buku Barat kedalam bahasa Arab bahkan
mendirikan Sekolah Penerjemah.
6. Pola pembaharuan pendidikan islam yang berorientasi dan bertujuan untuk
pemurnian kembali ajaran islam
Pola ini berpandangan bahwa sesungguhnya Islam sendiri merupakan
sumber bagi kemajuan dan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan
modern. Islam sendiri penuh dengan ajaran-ajaran dan pada hakikatnya
mengandung potensi untuk membawa kemajuan dan kesejahteraan serta
kekuatan bagi umat manusia. Pola pembaharuan ini telah dirintis oleh
Muhammad bin Abd al-Wahab, yang kemudian dikembangkan oleh
Jamalludin Al-Afghani dan Muhammad Abduh (akhir abad 19). Menurut
Jamaludin Al-Afghan, pemurnian ajaran Islam dengan kembali kepada Al-
Qur’an dan Hadist. Ia berkeyakinan bahwa Islam adalah sesuai untuk semua
bangsa, semua zaman dan semua keadaan.
Pembukaan pintu ijtihad dan pemberantasan taklid memerlukan kekuatan
akal, dan diperlukan pendidikan intelektual. Menurut Muhammad Abduh,
Islam adalah agama rasional, dan dalam Islam akal mempunyai kedudukan
yang tertinggi. Kepercayaan pada kekuatan akal adalah dasar peradaban
suatu bangsa, dan akallah yang menimbulkan kemajuan dan ilmu
pengetahuan. Menurut Muhammad Abdul, ilmu pengetahuan modern dan
Islam adalah sejalan dan sesuai, karena dasar ilmu pengetahuan modern
adalah Sunnatullah, sedangkan dasar Islam adalah wahyu Allah, yang kedua-
duanya berasal dari Allah.
Muhammad Abduh adalah satu dari sekian banyak pembaharu yang
merasakan adanya dualisme tersebut, dan hal ini kalau dibiarkan akan
membawa pada keberadaan pendidikan Islam, yang tidak lagi diminati serta
tidak bisa mencetak para lulusan yang handal. Oleh karenanya, dalam
merespon kondisi demikian, Muhammad Abduh mencoba melakukan upaya
pembaharuan pendidikan di al-Azhar. Menurut pandangannya al-Azhar perlu
dimasukkan ilmu-ilmu modern agar ulama-ulama Islam mengerti kebudayaan
modern dan dengan demikian ini dapat mencari penyelesaian yang baik bagi
persoalan yang timbul dalam zaman modern. Dengan memasukkan ilmu
pengetahuan modern sebagai syarat menguasai IPTEK guna kelangsungan
pembangunan Islam ke dalam al-Azhar dan dengan memperkuat pendidikan
agama sebagai bekal tuntunan dan perbaikan moralitas umat di sekolah-
sekolah pemerintah, paling tidak akan bisa melahirkan para ilmuan yang tidak
kosong akan ilmu pengetahuan agama, dan juga akan terwujud ulama-ulama
yang tidak buta akan ilmu pengetahuan umum, sehingga para lulusan Sekolah
Pemerintah maupun al-Azhar tidak lagi parsial dalam memahami ilmu.

7. Pola pembaharuan pendidikan islam yang berorientasi pada kekayaan dan


sumber budaya bangsa masing-masing yang bersifat nasionalisme
Rasa Nasionalisme timbul bersamaan dengan berkembangnya pola kehidupan
modern dan di mulai dari bangsa Barat. Bangsa-bangsa Barat mengalami
kemajuan rasa nasioalisme yang kemudian menimbulkan kekuatan-kekuatan
politik yang berdiri sendiri. Yang mendorong perkembangan rasa nasionalisme di
dunia Islam ketika umat Islam mendapati kenyataan bahwa mereka terdiri dari
berbagai bangsa yang berbeda latar belakang dan sejarah perkembangan
kebudayaan, yang mana umat Islam bisa hidup bersama dengan orang-orang
yang berbeda agama tapi sebangsa.Di samping itu, adanya keyakinan di kalangan
pemikir-pemikir pembaharuan di kalangan umat Islam, bahwa pada hakikatnya
ajaran Islam bisa diterapkan dan disesuaikan dengan segala zaman dan tempat.
Oleh karena itu, ide pembaharuan yang berorientasi pada nasionalisme sesuai
dengan ajaran Islam.
Usaha untuk memperbaiki kehidupan umat Islam, golongan nasionalisme
memperhatikan situasi dan kondiri obyektif umat Islam yang bersangkutan.
Dalam usaha tersebut, bukan semata-mata mengambil unsur-unsur budaya Barat
yang sudah maju, akan tetapi mengambil unsur-unsur yang berasal dari budaya
warisan bangsa yang bersangkutan.Tahap perkembangan berikutnya, ide
kebangsaan atau nasionalisme inilah yang mendorong timbulnya usaha-usaha
merebut kemerdekaan dan mendirikan pemerintahan sendiri dikalangan bangsa-
bangsa pemeluk Islam. Dalam bidang pendidikan, umat Islam yang sudah
membentuk pemerintahan nasional tersebut, mengembangkan sistem dan pola
pendidikan nasionalnya sendiri-sendiri.

B. KESIMPULAN

1. Adanya upaya pembaharuan pendidikan Islam tentu tidak bisa lepas dari lemahnya
kondisi pendidikan Islam saat itu, yang mengharuskan para pembaharuan Islam bisa
menghadirkan satu paket pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman, syarat
dengsn kepentigan IPTEK dan paling tidak bisa diterima masyarakat, salah satu
kemunduran pendidikan Islam adalah karena lemahnya sisi rasionalitas umat islam
yang berakibat pada ketidakpekaan umat terhadap pentingnya arti sebuah ilmu
pengetahuan, hal ini kemudian yang juga berakibat pada wawasan sempit dan tidak
mau menghargai pendapat orang lain, hal ini yang menyebabkan kondisi pendidikan
Islam sangat lemah, jauh tertinggal dari bangsa Barat.

2. Terjadinya tiga pola pembaharuan pemikiran pendidikan Islam. Ketiga pola


tersebut yaitu :
a.Pola pembaharuan yang berorientasi pada pola pendidikan Barat .

b.Golongan yang berorientasi pada sumber Islam yang murni .

c.Usaha yang berorientasi pada Nasionalisme.

3. Upaya-upaya pembaharuan pendidikan Islam yang dilakukan oleh Sultan mahmud


II :

Ø Mencoba memasukan Ilmu-ilmu umum ke Sekolah Islam (Madrasah)


Ø Mengadakan perubahan dalam kurikulum madrasah dengan menambahkan
pengetahuan umum

Ø Mengirimkan siswa/pelajar ke Eropa untuk mendalami ilmu pengetahuan dan


teknologi (IPTEK) langsung dari sumber pengembangan atau pakarnya.

4. Upaya-upaya pembaharuan pendidikan islam yang dilakukan oleh Muhammad Ali


Pasya:

Ø Mendirikan modal sekolah Barat, seperti Sekolah kedokteran, Sekolah Sastra, dll

Ø Memenuhi tenaga guru dengan mendatangkan guru-guru dari Barat (khususnya


dari Prancis)

Ø Mengirimkan pelajar untuk mendalami Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)


Dengan demikian, upaya pembaharuan pendidikan Islam yang di lakukan beberapa
tokoh di atas, sesungguhnya lebih banya melakukan pembenahan sistem pendidikan
islam yang meliputi:
ü Perubahan model pengajaran
ü Kurikulum pengajaran, termasuk materi, dan juga sarana prasarana.

Anda mungkin juga menyukai