Anda di halaman 1dari 8

Nama : Alfina Ayu Damayanti

Nim : 2062201032
Kelas : Akuntansi 5 Shift 1
Matkul : AIKA V

*. Soal Dan Jawaban UTS AIKA V

1. Sebutkan dan jelaskan sebab-sebab kemajuan umat islam di bidang IPTEKS ?


*. Jawaban
a. Agama Islam.
Fanatisme agama yang kuat ini, memberikan dorongan yang sangat kuat kepada umatnya untuk
melakukan pencapaian - pencapaian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sesungguhnya
beberapa ayat dalam Al-Qur’an ( QS : 2:164, QS : 3:190-191, QS: 10:5, Alloh SWT telah
memerintahkan kepada manusia untuk banyak menggunakan akal dalam mengamati alam
semesta seperti afala ta’qiluun atau afala tatafakkaruun, dan mereka benar-benar menggunakan
akal pikirannya untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga umat islam benar-
benar bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan mencapai kejayaannya pada masa itu.
b. Pemerintah yang berpihak kepada ilmu pengetahuan
Keberpihakan pemerintah terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah menjadi ciri
umum dari semua Daulah Islam di seluruh penjuru dunia, sehingga membantu mempercepat
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kejayaan Islam itu, sehingga pada saat
itu banyak dibangun dan didirikan akademi-akademi, observatorium, dan perpustakaan yang
menjadi pusat bacaan masyarakat.
c. Bahasa arab
Semenjak pemerintahan Daulah Umayyah, pengembangan ilmu pengetahuan sudah dimulai yaitu
dengan menterjemahkan buku-buku ke dalam bahasa Arab. Para penguasa saat itu sepenuhnya
menyadari bahwa tidak mungkin ilmu pengetahuan berkembang di dunia Islam jika ilmu-ilmu
tersebut tertulis dalam bahasa non-Arab, sehingga banyak buku-buku khususnya dari negara-
negara yang saat itu lebih maju seperti Yunani dan India yang diterjemahkan kedalam bahasa
arab, sehingga ilmu pengetahuan menyebar tidak hanya di kalangan penguasa dan intelektual
saja, tetapi juga menyebar kepada masyarakat umum.
d. Pendidikan
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan adalah salah satu pemacu laju perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan para Khalifah menyadari itu, sehingga mereka banyak
mendirikan sekolah-sekolah, lembaga pendidikan tinggi, observatorium, dan perpustakaan (pada
masa Daulah Abbasiyah disebut Bayt Al-Hikmah (Rumah Kearifan). Buku-buku terjemahan dari
bahasa Yunani dan India banyak ditemukan di perpustakaan-perpustakaan, sehingga
memperlancar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Negara-negara Islam
e. Penghormatan kepada ilmuwan
Pada masa kejayaan Islam, para ilmuwan benar-benar mendapatkan perhatian yang besar dari
pemerintah kerajaan, dipenuhi kebutuhan finansialnya sehingga mereka benar-benar bisa fokus
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa diganggu dengan memikirkan
bagaimana pemenuhan kebutuhan sehari-hari, agar supaya mereka bisa mencurahkan waktu
sepenuhnya untuk kegiatan mengajar, membimbing murid, menulis, dan meneliti.
f. Maraknya penelitian
Pada masa itu, pemerintah kerajaan mendorong para ilmuwan untuk melakukan penelitian-
penelitian di segala bidang, dan salah satu hasilnya adalah riset ilmu matematika yang dilakukan
oleh Al-Khawarizmi, yang telah menemukan angka nol dalam konsep-konsep matematika yang
hingga saat ini masih digunakan.
g. Perdagangan internasional
Perdagangan internasional menjadi sarana komunikasi yang efektif antar peradaban dan
mempercepat proses kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan maraknya kegiatan
perdagangan antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain di dunia, ditemukanlah ilmu
pengetahuan dan teknologi navigasi. Meskipun demikian, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi umat Islam pada masa itu tidak terlepas dari stabilitas politik dan ekonomi.

2. Sebutkan dan jelaskan sebab-sebab kemunduran umat islam di bidang IPTEKS ?


*. Jawaban
a. Faktor Internal
Seorang pemikir asal Libanon, Syakin Arsalan (1869-1946), dalam bukunya Kenapa Islam
Terbelakang?, menjelaskan bahwa, bangsa-bangsa non-Islam maju karena mereka tetap
berpegang pada tradisi keagamaan mereka sendiri bekerja keras untuk meraih kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, contoh: Jepang dan Eropa, mereka berhasil karena tetap bekerja
keras dan tetap berpegang pada tradisi keagamaan mereka. Dalam pandangan Arsalan, untuk
mencapai kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, seharusnya Islam mencontoh
mereka yaitu tetap berpegang pada nilai-nilai Islam dan bekerja keras, dengan kata lain
kemunduran Islam karena mereka: 1). Tidak bekerja keras, rendah diri, mudah menyerah dan 2).
kebanyakan mereka sudah tidak berpegang pada syariat agamanya (Al-Qur’an dan As sunnah).
b. Faktor Eksternal
Wisnu Arya W. dalam bukunya yang berjudul Melacak Teori Einstein dalam Al Qur’an, ada
beberapa faktor yang menjadi penyebab kemunduran umat Islam dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi yaitu :
- Berawal dari kesadaran bangsa barat tentang pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
sebagaimana keberhasilan umat Islam pada abad 9-13M dalam menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga kehidupannya lebih sejahtera dari pada bangsa barat,
maka mereka berusaha mengejar dan mengambil alih kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dari umat Islam
- Adanya fanatisme agama, dimana bangsa barat umumnya beragama Nasrani, ingin
menunjukan bahwa melalui agama Nasrani merekapun dapat maju dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagaimana umat Islam, meskipun selanjutnya mereka
menjadi sekuler.
- Bangsa barat yang berjiwa petualang berusaha menemukan “benua” baru, seperti yang
dilakukan oleh Columbus pada tahun 1492 menemukan benua Amerika. James Cook
pada tahun 1770 pergi berlayar ke Australia dan New Zealand serta kepulauan Pasifik.
Penemuan-penemuan benua baru tersebut mempengaruhi route perdagangan, sehingga
mereka tidak melewati jalur yang dikuasai umat Islam yaitu Syria dan Mesir sehingga
jalur ini menjadi sepi dan mengakibatkan sumber pendapatan negeri-negeri Islam jadi
berkurang.
- Bangsa barat sengaja menghancurkan observatorium Islam yang didirikan oleh Taqi Al
Din di Konstantinopel pada tahun 1580, menjadikan Islam kehilangan sumber
pengetahuan dan pengamatan bintang (astronomi) yang sudah sangat maju pada masa itu.
Pada waktu yang sama, bangsa barat baru pertama kali membangun observatoriumnya
oleh Tycho Brace.
- Ketergantungan negara-negara Islam terhadap ekonomi Eropa, kemudian mulai lahir
kolonialisme bangsa barat terhadap negara-negara Islam. Akibat kolonialisme barat,
maka negaranegara Islam yang pada mulanya bersatu dari Maroko sampai ke Pakistan,
kemudian terpecah belah menjadi negara-negara kecil berdasarkan feodalisme,
kesultanan , kerajaan dan keemiratan yang antara satu dengan lainnya saling bersaing,
bahkan sampai bermusuhan.
- Akibat kolonialisme negara-negara Islam yang semula menggunakan bahasaArab sebagai
bahasa nasionalnya, mulai terdesak oleh bahasa penjajah. Keadaan ini sedikit banyak
telah menjauhkan mereka dari Al Qur’an, padahal Al Qur’an adalah juga sumber ilmu
pengetahuan dan teknologi.
- Akibat kolonialisme stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi negara-negara Islam
mulai menurun, padahal stabilitas politik dan kemakmuran merupakan akar bagi
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Sebutkan dan Jelaskan upaya-upaya kebangkitan kembali umat islam dibidang


IPTEKS ?
*. Jawaban
Kemunduran Islam di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan tumbuhnya
kemiskinan, minimnya pendapatan perkapita dan banyaknya pengangguran. Indonesia misalnya,
sekitar 60% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan dan 10-20% penduduknya hidup
dalam kemiskinan absolut, sementara itu jumlah pengangguran mencapai hampir 40 juta orang.
Negara-negara Islam yang lain, meski tidak separah Indonesia, mereka juga menghadapi
problem yang hampir sama. Belum lagi jeratan utang luar negeri yang semakin berat.
Pertanyaannya, bagaimana umat Islam harus melakukan upaya-upaya yang dapat mendukung
kembali kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Syakin Arsalan (1869-1946),
dalam bukunya Kenapa Islam Terbelakang ayat yang dalam pandangannya merupakan kunci
kebangkitan dunia Islam, yakni Al-Ankabut (29):69. Bunyi ayat itu: wa ‘l-ladzina jahadu fina
lanahdiyannahum subulana – mereka yang berjuang (jihad) di jalanKu, Aku akan menunjukkan
mereka jalan-jalan menuju Aku.“Jihad” inilah kata kuncinya yang disebut oleh Arsalan,
maksudnya bukan jihad dalam pengertian “perang suci”, akan tetapi jihad adalah kerja keras
untuk mencapai tujuan yaitu kejayaan Islam.
Adapun Upaya-upaya yang seharusnya di lakukan oleh umat Islam seperti :
a. Dalam segala hal kembali kepada hadits Rasululloh SAW berikut :
“Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian
berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Malik 1395)
b. Bekerja keras tanpa mengenal lelah untuk mewujudkan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, melalui satu sistem pendidikan Islam yang betul-betul bisa dijadikan rujukan dalam
rangka mencetak manusia-manusia muslim yang berkualitas, bertaqwa, beriman kepada Allah.
c. Mengirimkan pelajar untuk mendalami Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
d. Adanya kontak Islam dengan Barat, yang merupakan faktor penting yang bisa kita liat, adanya
kontak ini paling tidak telah menggugah dan membawa perubahan paradigma umat Islam untuk
belajar secara terus menerus kepada Barat, timbulnya pembaharuan pendidikan Islam baik dalam
bidang agama, sosial, dan pendidikan diawali dan dilatar belakangi oleh pemikiran Islam yang
timbul di belahan dunia Islam lainnya.
e. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pola pemikiran modern di Eropa
f. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi dan bertujuan untuk pemurnian kembali
ajaran Islam
g. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada kekayaan dan sumber budaya
bangsa masing-masing dan yang bersifat Nasionalisme.
Kejayaan Islam pada masa DaulahAbbasiyah mencerminkan bahwa Islam adalah agama yang
luar biasa. Bahkan Eropa pun seolah-olah tidak berdaya menghadapi kemajuan Islam terutama di
bidang IPTEK. Walaupun pada akhirnya kejayaan Islam masa Daulah Abbasiyah telah berakhir
dan hanya menjadi kenangan manis belaka kita sebagai generasi penerus harus senantiasa
berusaha untuk menjadi generasi yang pantang menyerah apalagi di zaman serba modern ini
kemajuan IPTEK semakin sulit untuk dibendung.
4. Jelaskan kewajiban menuntut ilmu, mengembangkan dan mengamalkannhya ? serta
berikan dalil dari al-qurán dan as sunnah yang memerintahkan perintah menuntut ilmu
*. Jawaban
Kewajiban menuntut ilmu telah diterangkan dalam Al-Quran dan Hadits. Belajar merupakan
sebuah kewajiban bagi setiap manusia, karena dengan belajar manusia dapat meningkatkan
kemampuan dirinya. Dengan belajar, manusia juga dapat mengetahui hal-hal yang sebelumnya
tidak ia ketahui. Selanjutnya, kita khususnya sebagai umat muslim harus lebih memperhatikan
lagi dalam hal belajar, karena di dalam agama Islam sudah dijelaskan keutamaan bagi para
penuntut ilmu.
Allah menjelaskan untuk menuntut ilmu di dalam Al-Quran QS Al-Mujadalah ayat 11:
۟ [ُ‫وا يَرْ فَ[[ع ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءامن‬ ۟ ‫ٱنش[ ُز‬ ۟ ‫ٱنش[ ُز‬ ۟ ۟ ۟ ٓ
‫[وا ِمن ُك ْم‬ َ ِ ُ َ‫وا ف‬ ُ ‫[ل‬ َ [‫ح ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم ۖ َوِإ َذا قِي‬ ِ ِ‫ٰيََأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓوا ِإ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِى ْٱل َم ٰ َجل‬
ِ ‫س فَٱ ْف َسحُوا يَ ْف َس‬
‫ت ۚ َوٱهَّلل ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر‬ ۟ ُ‫َوٱلَّ ِذينَ ُأوت‬
ٍ ‫وا ْٱل ِع ْل َم َد َر ٰ َج‬
Artinya: “ Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepada Anda: “Berlapang-lapanglah
dalam majelis”, maka pastilah Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
“Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang Anda kerjakan. ”
Kutipan ayat tersebut menerangkan bahwa bagaimanapun Allah akan mengangkat derajat
mereka yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak menuntut ilmu. Syarat
ini menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa menjadi lebih mulia, tidak dengan hartanya
apalagi nasabnya. Dalam sebuah Hadis pun disebutkan tentang keutamaan mempelajari ilmu
pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW pernah merindukan:
‫ك طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما َسه ََّل هَّللا ُ لَهُ بِ ِه طَ ِريقًا ِإلَى ْال َج‬
َ َ‫َو َم ْن َسل‬
Artinya: “ Siapapun yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga. ” (HR. Muslim, no. 2699)
Dari kedua dalil di atas menjelaskan bahwa umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu, karena
Allah telah berjanji di dalam Al-Qur'an bahwa barang siapa yang pergi untuk menuntut ilmu
maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan Rasulullah juga menjelaskan bahwa dengan belajar
atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan permohonan menuju surga.
Di dalam kata-kata mutiara orang Arab juga menjelaskan tentang belajar:
‫ب ْال ِع ْل َم ِمنَ ْال َم ْه ِد ِإلَى اللَّحْ ِد‬ ْ ‫ُأ‬
ِ ُ ‫طل‬
Artinya : “ Tututlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat. ”
Bahwa kewajiban menuntut ilmu itu sepanjang hidup kita dimulai dari kita dilahirkan sampai
akhir hayat kita. Kewajiban ini akan terus ada dan tidak akan terlepas hingga akhir hayat kita.
Semoga kita dapat menjadi muslim yang dimuliakan Allah dengan ilmu kita. Amin. ( Dinulcahya
/ Ed. M. Taufiq Affandi)

5. Jelaskan integrasi islam dan ilmu pengetahuan interkoneksitas dalam memahami ayat
Qouliyah dan Kauliyah ?
*. Jawaban
Dalam Islam, proses pembentukan ilmu pengetahuan dirumuskan berdasarkan pengetahuan yang
dihasilkan oleh pengalaman empiris diyakini sebagai kebenaran alami yang merupakan
ketentuan Allah atau sunnatullah (ayat kauniyah) yang dipadukan dengan kebenaran yang
berasal dari informasi wahyu yang dianggap sebagai bukti kebenaran yang diturunkan Allah
kepada para Rasul-Nya dalam bentuk wahyu (ayat qauliyah). Di antara tokoh ilmuwan dan
ulama Islam yang menganjurkan perpaduan antara empirisisme ilmiah dan wahyu adalah Ibn
Taymiyah dan al-Biruni. Karena dengan cara itulah kebenaran temuan-temuan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dapat dipertanggungjawabkan. Karena itulah Muhammad
Iqbal mengatakan bahwa hakekatnya kemajuan ilmu pengetahuan mada masa sekarang ini
adalah kelanjutan dari langsung dari kemajuan ilmu pengetahuan Islam mada masa lampau.
Proses terbentuknya ilmu pengetahuan tersebut sebenarnya menunjukkan bahwa dalam Islam
tidak dikenal istilah dikotomi ilmu pengetahuan, tidak dikenal adanya pemisahkan dan
pembedakan antara ilmu keIslaman dan ilmu keduniawian. Oleh karena itu ilmu pengetahuan
Islam, sebagaimana juga keseluruhan peradaban Islam, adalah ilmu pengetahuan dan peradaban
yang dilandaskan kepada iman, kepada ajaran-ajaran Allah, dan dikembangkan dengan
mengambil keseluruhan warisan kemanusiaan setelah dipisahkan mana yang benar dan mana
yang salah, yang baik dan yang buruk. Hasilnya adalah suatu ilmu pengetahuan dan peradaban
yang kosmopolit dan universal, yang menjadi milik seluruh umat manusia dan dimanfaatkan
untuk seluruh umat manusia pula. Meskipun kebenaran yang terdapat dalam ilmu pengetahuan
berupa kebenaran ilmiah, tetapi karena sebenarnya
seluruh kebenaran berasal dari Allah, maka dapat dipastikan bahwa antara ilmu pengetahuan dan
wahyu tidak mungkin berlawanan, bahkan akan senantiasa sejalang dengan berbagai penemuan-
penemuan ilmiah modern dan yang akan datang.
Sebagai contoh, pada tahun 1896, seorang purbakalawan menemukan jenazah dalam bentuk
mumi di Wadi al-Muluk (lembah para raja) di daerah Thaba, di seberang Sungai Nil, Mesir.
Kemudian pada 8 Juli 1907, Elliot Smith membuka pembalut mumi tersebut dan ternyata badan
mumi tersebut masih dalam keadaan utuh. Selanjutnya pada Juni 1975 seorang ahli bedah
Perancis bernama Maurice Bucaille, mendapatkan izin untuk melakukan penelitian lebih lanjut
tentang mumi tersebut dan menyimpulkan bahwa itu adalah mayat Fir’aun yang meninggal di
laut. Hal ini dibuktikan dari bekas-bekas garam yang membalut sekujur tubuhnya, dan penyebab
kematiannya – menurut pakar tersebut – disebabkan oleh shock.
Penemuan Maurice Bucaille tersebut kemudian diketahui telah disebutkan di dalam kitabullah,
yaitu dalam surat Yunus (10): 92 yang berbunyi:
“Hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu menjadi pelajaran bagi (generasi) yang datang
sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”
Pada akhirnya Bucaille berkesimpulan bahwa “Alangkah agungnya contoh-contoh yang
diberikan oleh ayat-ayat al-Qur’an tentang tubuh Fir’aun yang sekarang berada di ruang mumi
museum di Mesir. Penyelidikan dan penemuan modern telah menunjukkan kebenaran al-
Qur’an.” Pada tempat yang lain Bucaille menyatakan “Sisi-sisi ilmiah yang disentuh oleh al-
Qur’an telah membangkitkan kekagumanku yang mendalam sejak semula. Aku tidak pernah
menyangka terjadinya sejumlah penemuan besar tentang kasus-kasus khusus dengan tema-tema
yang bermacam-macam dan ternyata sesuai dengan penemuan-penemuan sains modern. Dan itu
ditemukan dalam sebuah teks wahyu yang ditulis sejak belasan abad yang lalu.”
Selain penemuan mayat Fir’aun di atas, penulis hendak mengungkapkan satu contoh lagi tentang
penemuan ilmiah yang telah dikhabarkan oleh al-Qur’an jauh sebelum penemuan tersebut terjadi,
yaitu tentang gunung es dari langit yang berjatuhan di muka bumi.
Para ilmuwan antariksa mengatakan bahwa pada masa planet bumi sedang berkembang, ternyata
bumi mengalami benturan bertubi-tubi oleh komet yang berisi kandungan kristal-kristal es.
Perstiwa tersebut terjadi sejak milyaran tahun lalu dan berlanjut hingga saat ini. Hingga hari ini
air kiriman tersebut masih menetap di planet bumi karena adanya gravitasi bumi yang sangat
kuat. Peristiwa ini oleh para ilmuwan dikatakan sebagai awal mula kehidupan di muka bumi.
Pada saat itulah lautan di berbagai belahan bumi mulai terbentuk.
Pembentukan lautan di planet bumi telah menjadi misteri yang sangat menarik selama bertahun-
tahun. Seorang pakar ilmu bumi, William Walden Rubey pada tahun 1951 pernah mencatat
cadangan volume air di planet bumi dan ia kebingungan dengan air dalam jumlah yang luar biasa
- yaitu dalam jumlah ratusan juta ton – yang tidak diketahui asalnya. Meskipun ia telah
menyatakan bahwa air-air tersebut kemungkinan berasal dari benda-benda dari luar angkasa,
namun para ilmuwan astronomi ketika itu menanggapinya secara negatif.
Masalah tersebut akhirnya menjadi jelas setelah pada tahun 1986, seorang ahli fisika bernama
Louis A Frank dan J.B. Sigwarth dari Lowa University Amerika Serikat, melakukan penelitian
tentang data-data dari Viking Spacecraft. Pesawat ruang angkasa tersebut memotret bumi dengan
menggunakan film ultraviolet. Dan dari poto-poto tersebut didapati atmosfer bumi berlubang di
sana sini. Hasil penelitian tersebut dipertaruhkan bagi karir akademisnya, meskipun mendapat
bantahan keras dari peneliti lainnya yang mengatakan bahwa jejak lubang di foto tersebut karena
kerusakan film, dan bukan jejak komet sebagaimana yang diyakini oleh kedua peneliti tersebut.
Namun tiga belas tahun kemudia penelitiannya akhirnya diakui setelah melewati forum
perdebatan sains yang ketat. Setelah dilakukan analisis secara mendalam, maka disimpulkan
bahwa jejak berupa lubang-lubang tersebut hanya dapat terjadi akibat tumbukan gunung-gunung
es yang jatuh dari luar angkasa yang menembus atmosfer bumi. Berat setiap komet diperkirakan
mencapai 100 ton dan kulitnya berlapis hidrokarbon hitam. Garis tengahnya kurang lebih 10
meter, kristal-kristal es tersebut menghujani bumi dalam jumlah besar, yaitu sekitar 10 juta
bongkahan dalam setahun, atau sekitar 19 bongkahan dalam setiap menitnya, atau sebanyak 20-
40 ton perdetik. Hujan bongkahan es tersebut terjadi teris menerus selama kurang lebih 1 milyar
tahun. Adapun air lautan di muka bumi berasal dari hujan es tersebut.

Anda mungkin juga menyukai