PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Pembaharuan pendidikan Islam ?
b. Bagaimana latar belakang pembaharuan pendidikan Islam ?
c. Bagaimana masa Pembaharuan pendidikan Islam?
d. Bagaimana analisis fakta sejarah ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian pembaharuan pendidikan Islam
b. Untuk mengetahui latar belakang pembaharuan pendidikan Islam
c. Untuk mengetahui masa pembaharuan pendidikan islam
d. Untuk mengetahui tentang analisis fakta sejarah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
b. Faktor eksternal adanya kontak islam dengan barat juga merupakan faktor terpenting
yang bisa kita lihat. Adanya kontak ini paling tidak telah menggugah dan membawa
perubahan pragmatik umat islam untuk belajar terus menerus kepada barat, sehingga
ketertinggalan yang selama ini dirasakan akan bisa terminimalisir.2
2
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, hlm. 164-165
3
Mesir. Inilah yang memuka mata kaum muslimin akan kelemahan dan
keterbelakangannya, sehingga akhirnya timbul berbagai macam usaha pembaharuan
dalam segala bidang kehidupan, untuk mengejar ketertinggalan dan keterbelakangan
mereka, termasuk usaha-usaha di bidang pendidikan. Menurut pendapat Afiful Ikhwan 3
tugas pendidikan islam dapat ditinjau dari tiga pendekatan: Pertama pendidikan sebagai
pengembangan potensi. Kedua pewarisan budaya. Ketiga, interaksi antara potensi dan
budaya. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa tugas pendidikan Islam adalah
membantu pembinaan anak didik pada ketakwaan dan berakhlak.
4
sekularisasi Turki yag berkembang kemudian dan membentuk Turki Modern. Sultan
Mahmud II (yang memerintah di Turki Usmani 1807-1839), adalah pelopor
pembaharuan pendidikan di Turki. Usaha-usaha yang dilakukan oleh Sultan Mahmud
II diantaranya :
a) Mengadakan perubahan dalam kurikulum madrasah dengan menambahkan
pengetahuan-pengetahuan umum kedalamnya yang semula hanya mengajarkan
pengetahuan agama.
b) Mengeluarkan perintah supaya anak sampai umur dewasa jangan dihalangi masuk
madrasah
c) Mendirikan sekolah militer, sekolah teknik, sekolah kedokteran dan sekolah
pembedahan
d) Mengirim siswa-siswi ke Eropa, untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan
teknologi langsung dari sumber pengembangan.
Pola pembaharuan pendidikan yang berorientasi ke barat ini, juga nampak dalam
usaha Muhammad Ali Pasya di Mesir yang berkuasa pada tahun (1805-1848) yaitu
dengan mengadakan pembaharuan dengan jalan mendirikan sekolah yang meniru
sistem pendidikan dan pengajaran Barat, mendatangkan guru-guru dari Barat (terutama
dari Perancis), mengirimkan pelajar ke Barat untuk belajar, menterjemahkan buku-
buku Barat ke dalam bahasa Arab.4
b. Gerakan Pembaharuan Pendidikan Islam yang Berorientasi pada Sumber Islam yang
Murni
Pola ini berpandangan bahwa sesungguhnya Islam sendiri merupakan sumber bagi
kemajuan dan perkembangan peradaban dan juga ilmu pengetahuan modern. Menurut
analisis mereka, diantara sebab-sebab kelemahan umat Islam adalah karena mereka
tidak lagi melaksanakan ajaran agama Islam secara semestinya. Ajaran-ajaran Islam
yang menjadi sumber kemajuan dan kekuatannya ditinggalkan, dan menerima ajaran-
ajaran islam yang tidak murni lagi.
Pola pembaharuan ini telah dirintis oleh Muhammad bin Abd al Wahab, kemudian
dicanangkan kembali oleh jamaluddin AlAfgani dan Muhammad Abduh (akhir abad 19
M). Menurut jamamluddin Al-Afgani, pemurnian ajaran Islam dengan kembali kepada
4
Zuharini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011, hlm. 117.
5
Al-Qur’an dan Al-Hadits dalam arti yang sebenarnya tidaklah mungkin. Ia
berkeyakinan bahwa Islam sesuai dengan perkembangan zaman dan bangsa dan semua
keadaan.5
c. Usaha Pembaharuan Pendidikan yang Berorientasi pada Nasionalisme
Rasa nasionalisme timbul bersama dengan berkembangnya pola kehidupan modern,
dan mulai dari Barat. Bangsa-bangsa Barat mengalami kemajuan rasa Nasionalisme
yang kemudian menimbulkan kekuatan-kekuatan politik yang berdiri sendiri, keadaan
tersebut mendorong pada umumnya bangsa-bangsa Timur dan bangsa terjajah lainnya
untuk mengembangkan nasionalisme masing-masing.
Disamping itu, adanya keyakinan dikalangan pemikir-pemikir pembaharuan di
kalangan umat Islam, bahwa pada hakikatnya ajaran Islam bisa diterapkan dan sesuai
dengan segala zaman dan tempat. Oleh karena itu, ide pembaharuan yang berorientasi
pada nasionalisme ini pun bersesuaian dengan ajaran Islam.
6
b) Sultan Mahmud II
Sultan Mahmud II merupakan kelanjutan dari Sultan Ahmad III. Pembaharuan
yang dilakukan dengan memperbaiki system pendidikan madrasah dengan
memasukkan ilmu pengetahuan umum, kemudian mendirikan model disekolah
barat.
b. Wilayah Mesir
Tokoh yang melakukan upaya pembaharuan khususnya pendidikan adalah
Muhammad Ali Pasya dan Muhammad Abduh
a) M. Ali Pasya
Ia mendirikan kementerian pendidikan dan lembaga pendidikan, membuka
sekolah teknik, kedokteran, pertambangan, mengirim siswa untuk belajar
kenegeri barat, gerakan pembaharuan memperkenalkan ilmu pengetahuan dan
teknologi barat kepada umat Islam.6
b) M. Abduh
Melakukan pembaharuan pendidikan di Al Azhar dengan memasukkan ilmu
modern. Mendirikan komite perbaikan administrasi Al Azhar dengan
memasukkan ilmu modern, mendirikan komite perbaikan administrasi AlAzhar
tahun 1895, melaksanakan pembaharuan administrative yang bermanfaat.
c. Wilayah India
Pembaharuan pendidikan Islam di India bertujuan menghilangkan diskriminasi
pendidikan Islam tradisionalis dengan pendidikan sekuler. Adapun tokoh
pembaharuan di India adalah sebagai berikut :
a) Sayyid Akhmad Khan (1817-1898 M)
Ia berpendapat bahwa peningkatan kedudukan umat Islam di India dapat
diwujudkan dengan bekerjasama dengan Inggris. Kemudian mendirikan lembaga
pendidikan sekolah Inggris Mudarrabah 1864. Mendirikan pula Scientific
Society, mendirikan lembaga pendidikan yang didalamnya ilmu pengetahuan
umum. Itulah beberapa orang tokoh pembaharuan yang banyak mengadopsi tata
cara dan pengetahuan yang datang dari barat.
6
Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2014
hlm. 95.
7
F. Dualisme Sistem Pendidikan Islam
Sistem pendidikan modern, pada umumnya dilaksanakan oleh pemerintah, yang pada
mulanya adalah dalam rangka memenuhi tenaga-tenaga ahli untuk kepentingan
pemerintah, dengan mengguanakan kurikulum dan mengembangkan ilmu-ilmu
pengetahuan modern. Sedangkan sistem pendidikan tradisional yang merupakan sisa-sisa
dan pengembangan sistem zawiyah, ribat atau pondok pesantren dan madrasah yang telah
ada di kalangan masyarakat, pada umumnya tetap mempertahankan kurikulum tradisional
yang hanya memberikan pendidikan dan pengajaran keagamaan. Dualisme sistem dan
pola pendidikan inilah yang selanjutnya mewarnai pendidikan Islam di semua negara dan
masyarakat Islam.7
Pada umumnya usaha pendidikan untuk memadukan antara kedua sistem telah
diadakan, dengan jalan memasukkan kurikulum ilmu pengetahuan modern ke dalam
sistem pendidikan tradisional, dan memasukkan pendidikan agama ke dalam kurikulum
sekolah-sekolah modern. Dengan demikian diharapkan sistem pendidikan tradisional akan
berkembang secara berangsur-angsur mengarah ke sistem pendidikan modern. Dan inilah
yang sebenarnya dikehendaki oleh para pemikir pembaharuan pendidikan Islam, yang
berorientasi pada ajaran Islam yang murni.
7
Zuharini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011, hlm. 132.
8
Adapun pemikir-pemikir muslim yang lain mengemukakan tema pembaharuan dengan
opini/ide dasar yaitu :
a. Mengembalikan ajaran Islam kepada unsur aslinya, dengan bersumberkan Al-Qur’an
dan Al-Hadist, dan membuang segala bid’ah, khurafat, tahayul dan mistik.
b. Menyatakan dan membuka kembali pintu ijtihad.
Menurut golongan berfikir usaha pembaharuan pendidikan yang berorientasi pada
nasionalisme berusaha memperbaiki kehidupan umat Islam dengan memperhatikan situasi
dan kondisi objektif umat Islam yang bersangkutan. Dalam usaha mereka bukan semata
mengambil unsur-unsur budaya Barat yang sudah maju, tetapi juga mengambil unsur dari
budaya warisan bangsa yang bersangkutan. Ide kebangsaan inilah yang akhirnya
menimbulkan timbulnya usaha merebut kemerdekaan dan mendirikan pemerintahan
sendiri dikalangan pemeluk Islam.8
Sebagai akibat dari pembaharuan dan kebangkitan kembali pendidikan Islam ini,
terdapat kecenderungan dualisme sistem pendidikan Islam di kebanyakan negara muslim,
yaitu perpaduan antara sistem pendidikan modern dan sistem pendidikan tradisional.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
Zuharini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011, hlm. 148.
9
a. Pembaharuan pendidikan Islam adalah suatu upaya melakukan proses perubahan
kurikulum, cara, metodologi, situasi dan kondisi pendidikan Islam dari yang
tradisional kea rah yang lebih rasional, dan professional sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi saat itu.
b. Terpuruknya nilai-nilai pendidikan dilatar belakangi oleh kondisi internal islam yang
tidak lagi menganggap ilmu pengetahuan umum sebagai satu kesatuan ilmu yang
harus diperhatikan. Faktor yang mendorong pembaharuan pendidikan Islam yaitu
factor internal dan factor eksternal
c. Pendidikan Islam mengalami fase kebangkitan kembali yang dinamakan fase
pembaharuan. Kebangkitan kembali umat Islam khususnya bidang pendidikan adalah
dalam rangka untuk pemurnian kembali ajaran-ajaran Islam. Terjadinya tiga pola
dalam pembaharuan pendidikan Islam
a) Golongan yang berorientasi pada pola pendidikan modern di Barat.
b) Gerakan pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber Islam
yang murni
c) Usaha Pembaharuan Pendidikan yang Berorientasi pada Nasionalisme
Adapun Tokoh dalam pembaharuan pendidikan islam :
a) Wilayah turki : Sultan Ahmad III dan Sultan Mahmud II
b) Wilayah Mesir : M. Ali Pasya dan M. Abduh
c) Wilayah India : Sayyid Akhmad Khan
d. Pemikiran pembaharuan Islam terjadi sekitar pada abad ke 17 M. Pemikiran
pembaharuan di dalam tubuh Islam sendiri didasari atas kesadaran kaum muslimin
akan ketertinggalan mereka dalam berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan
dibandingkan dengan orang-orang Barat.
DAFTAR PUSTAKA
10
Ikhwan, Afiful. Integrasi Pendidikan Islam (Nilai-Nilai Islami dalam Pembelajaran). Ta’allum
Jurnal. Volume. 2. Nomer. 2. November 2014: 179-194,
Suwito. 2008. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Daulay, Putra, Haidar., dan Pasa, Nurgaya. 2014. Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Engku, Iskandar., dan Zubaidah, Siti. 2014. Sejarah Pendidikan Islami. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
11