Anda di halaman 1dari 18

Kebangkitan Pendidikan Islam: Melacak Isu Historis

Kebangkitan Kembali Pendidikan Islam

SYAHRAINI TAMBAK

Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru


Jl. Kaharuddin Nasution, No. 113, Perhentian Marpoyan Pekanbaru 28284
e-mail: syahraini_tambak@yahoo.co.id

Melacak isu-isu penting awal kemunduran pendidikan Islam di masa lampau


dapat dilihat pada fakta sejarah peradaban Islam, di mana terdapat dua corak
pemikiran yang selalu memengaruhi cara berpikir umat Islam. Pertama,
pemikiran tradisionalis (orthodox) yang berciri sufistik, dan kedua,
pemikiran rasionalis yang berciri liberal, terbuka, inovatif, dan konstruktif.
Kedua corak inilah yang kelihatannya pada saat-saat kejayaan Islam
berlangsung bersatu padu, dan saling mengisi satu sama lain. Masyarakat
tidak mau lagi membedakan gagasan dan pemikiran mana yang mereka
harus pelajari. Namun yang jelas, baik ilmu agama yang bersumber dari
wahyu maupun ilmu pengetahuan yang bersumber dari pemikiran rasional,
mereka pelajari secara seksama tanpa mendikotomikannya. Kedua corak
pemikiran ini, tampak dijadikan sebagai sarana untuk menggali berbagai
ilmu pengetahuan, baik pengetahuan agama maupun umum hingga
sampailah pada kejayaan atau keemasan Islam.

Kata Kuci: Kebangkitan, Isu Historis, Pendidikan Islam

PENDAHULUAN pernah mengalami masa keemasan dan


Mengkaji diskursus pendidikan kemajuan peradaban heroik yang
Islam menjadi sangat krusial dan tidak dahsyat di seantero dunia yang meliputi
akan pernah selesai dilakukan oleh semua bidang, mulai dari kemajuan
manusia. Kajiannya terus berkembang bidang pemerintahan, politik,
mengiringi perkembangan manusia itu perekonomian, pendidikan, sampai pada
sendiri sesuai dengan zamannya penguasaan terhadap ilmu pengetahuan
(Stanton, 1998: 254). Perkembangan dan teknologi (Yatim, 2006: 1). Namun
dan kemajuan pendidikan Islam masa seiring dengan tidak bersatunya para
kini tak dapat dipisahkan dari sejarah pemimpin di daerah kekuasaan Islam
pendidikan sebelumnya. Umat Islam setelah ekspansi yang luas, berdampak

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


182
bagi kemunduran kekuasaan, karena di upaya untuk memahami lebih
saat bersamaan Barat muncul dengan komprehensif isu-isu kebangkitan
kemajuannya. kembali pendidikan Islam. Kajian
Setelah warisan filsafat dan ilmu terhadap hal ini secara khusus menelaah
pengetahuan Islam diterima oleh bangsa isu-isu krusial pendidikan Islam di masa
Eropa dan umat Islam sudah tidak sejarah yang difokuskan pada;
memperhatikannya lagi, maka secara pengetahuan tentang penyebab
berangsur-angsur telah membangkitkan munculnya ide pembaruan pendidikan
kekuatan di Eropa. Hal ini menimbulkan di dunia Islam; tokoh dan ide penting
kelemahan di kalangan umat Islam. pembaruan pendidikan Islam yang
Secara berangsur-angsur tetapi pasti, digagas; serta analisis penting atas
kekuasaan umat Islam ditundukkan oleh terjadinya pembaruan pendidikan Islam,
kekuasaan bangsa Eropa. berikut dengan pola-pola pembaruan
Setelah mengalami masa kebekuan yang muncul untuk dapat diambil
pemikiran selama beberapa abad, para hikmah.
pemikir Islam berusaha keras untuk
membangkitkan Islam kembali, PEMBAHASAN
termasuk di dalamnya gagasan Sekilas Penyebab Kemunduran
pendidikan. Kebangkitan kembali ini Pendidikan Islam
timbul sebagai reaksi terhadap sikap Melacak isu-isu penting awal
taqlid dan jumud, yang ditengarai akibat kemunduran pendidikan Islam di masa
dari mundurnya aktivitas ijtihad bahkan lampau dapat dilihat pada fakta sejarah
pintu ijtihad telah tertutup, membawa peradaban Islam, di mana terdapat dua
kemunduran dunia Islam secara corak pemikiran yang selalu
keseluruhan. Maka kemudian muncullah memengaruhi cara berpikir umat Islam.
gerakan-gerakan baru yang memelopori Pertama, pemikiran tradisionalis
perubahan mendesak di kalangan umat (orthodox) yang berciri sufistik, dan
Islam, sebagai wujud kesadaran dari kedua, pemikiran rasionalis yang berciri
kebangkitan kembali pendidikan Islam liberal, terbuka, inovatif, dan
(Armando, 2005: 137). Bagi mayoritas konstruktif. Kedua corak inilah yang
pengamat, sejarah kebangkitan dunia kelihatannya pada saat-saat kejayaan
Islam pada umumnya dan pendidikan Islam berlangsung bersatu padu, dan
Islam khususnya, terjadi karena dampak saling mengisi satu sama lain.
Barat. Mereka memandang Islam Masyarakat tidak mau lagi membedakan
sebagai suatu massa yang semi mati gagasan dan pemikiran mana yang
yang menerima pukulan-pukulan yang mereka harus pelajari. Namun yang
destruktif atau pengaruh-pengaruh yang jelas, baik ilmu agama yang bersumber
formatif dari Barat. Periode kebangkitan dari wahyu maupun ilmu pengetahuan
ini berlangsung mulai sejak abad ke 19, yang bersumber dari pemikiran
yang merupakan kebangkitan kembali rasional, mereka pelajari secara
umat Islam, terhadap periode seksama tanpa mendikotomikannya.
sebelumnya yang dinamakan dengan Kedua corak pemikiran ini, tampak
fase pembaruan (Wijaya, 1992: 6). dijadikan sebagai sarana untuk menggali
Sebagai sebuah rentetan berbagai ilmu pengetahuan, baik
pembahasan yang saling berkaitan satu pengetahuan agama maupun umum
dengan lainnya, pembahasan makalah hingga sampailah pada kejayaan atau
ini sesungguhnya lebih didasari pada keemasan Islam.

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


183
Kejayaan berlangsung cukup lama, kemudian berdampak pada situasi
sampai diangkatnya penguasa baru politik dan membuat lemahnya sektor
Abbasiyah—al-Mutawakkil—yang pendikan, baik institusi, metodologi,
bermazhab sunni melakukan bahkan tujuan pendidikan Islam.
pencabutan izin resmi Mu’tazilah
sebagai satu aliran resmi kenegaraan
yang pernah terjadi di masa al-Makmun. Tokoh dan Ide Pembaruan
Kondisi tersebut berlanjut hingga umat Pendidikan Islam
Islam merasa antipati terhadap Gambaran demikian tentang umat
golongan Mu’tazilah, golongan yang Islam, mengalami kemunduran tidak
gencar menyebarkan ajaran rasionalis. hanya di bidang pendidikan dan
Sejak itu masyarakat tidak mau lagi pemikiran tetapi juga pada aspek
mendalami ilmu-ilmu sains dan filsafat lainnya seperti keagamaan,
(Asrohah, 1999: 123). Pemikiran kemasyarakatan, politik, dan ekonomi.
rasional dan ilmiah tidak lagi menjadi Umat Islam menjadi statis, jumud, dan
budaya berpikir masyarakat Muslim terbelakang. Sementara itu, Eropa yang
sampai akhirnya pola pikir rasional telah menemukan kebangkitan
berubah menjadi cara berpikir intelektual, mulai meninggalkan umat
tradisional yang dipengaruhi oleh ajaran Islam. Bangkitnya rasionalisme dan
spiritualitas, tahayyul, dan kejumudan intelektualisme telah menuntun orang-
(Asrohah, 1999: 123). Gejala orang Eropa menemukan sumber-
kemunduran pendidikan Islam, menurut sumber kekayaan di luar Eropa, seperti
Zuhairini (1995: 110) mulai tampak Amerika, Australia, dan Timur Jauh.
setelah abad ke-13 M, yang ditandai Kebangkitan intelektual Eropa,
dengan terus melemahnya pemikiran dalam penjelasan Hanun Asrohah, telah
umat Islam sampai abad ke-18 M. memberikan kontribusi yang besar
Antipati terhadap Mu’tazilah juga telah sekali bagi kemajuan Eropa. Semangat
mengakibatkan pengawasan yang ketat rasionalisme menyusul melimpahnya
terhadap penerapan kurikulum di kekayaan yang dibawa dari Amerika dan
madrasah. Jatuhnya paham Mu’tazilah Timur Jauh membuat negara-negara
talah mengangkat kaum konservatif Eropa menjadi kuat, baik militer,
menjadi kuat. Dalam rangka ekonomi, maupun ilmu pengetahuan
mengembalikan paham sunni sekaligus dan teknologi. Kini keadaan menjadi
memperkokoh basis kemasyarakatan, berbalik. Jika sebelumnya Islam
para ulama sering melakukan kontrol memiliki kekuatan besar di bidang
terhadap kurikulum di lembaga- politik, ekonomi, maupun ilmu
lembaga pendidikan (Fauzan, 2005: pengetahuan dapat menguasai Spanyol,
164). Pada masa ini, materi pelajaran Sicila, Asia Kecil, dan Balkan, maka
sangat minim, hanya terbatas pada ilmu- sekarang Barat yang maju, sedangkan
ilmu agama, bahkan pendidikan Islam Islam tidak lagi memiliki kekuatan yang
lebih identik dengan pengajaran tasawuf dapat dibanggakan (Asrohah, 1999:
dan fikih. Kondisi demikian terus 127-128).
diperburuk seiring dengan runtuhnya Eksploitasi dan intervensi Barat
kota Baghdad, akibat serangan tentara lama kelamaan menggugah untuk
Mongol pada tahun 1258 M, yang menginsyafkan dan menyadarkan akan
berakibat pada kehancuran kebudayaan terbelakangnya umat Islam. Mereka
dan pusat pendidikan Islam. Hal ini tergugah untuk melawan dan

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


184
membebaskan diri dari kekuasaan akan banyak mewarnai tulisan ini
Barat. Mereka sadar bahwa kuatnya selanjutnya.
kontrol Barat terhadap mereka adalah
karena kemajuan modern yang dimiliki
oleh Barat. Keinginan untuk melawan Sultan Ahmad III (1703-1713) di Turki
Barat haruslah didahului dengan Pembaruan pendidikan di dunia Islam
mengadakan perubahan dalam diri umat pertama kali dimulai di Kerajaan Turki
Islam. Maka untuk itu, diperlukan apa Usmani (Thohir, 2004: 218-219). Faktor
yang disebut dengan “modernisme” penting yang melatarbelakangi gerakan
(Armando, 2005: 39). Rasa interes dan pembaruan bermula dari kekalahan-
respon umat Islam terhadap kekalahan yang dialami oleh Kerajaan
kolonialisme menimbulkan gerakan- Usmani dalam peperangan dengan
gerakan modernisme yang dipelopori Eropa. Tercatat misalnya, dalam catatan
oleh penguasa, kaum bangsawan elite, Serif Mardin, bahwa dengan kekalahan
dan intelegensia. Sebagai konsekuensi tentara Turki pada pertempuran di
logis dari upaya reformasi dan dekat Wina memaksa Turki
modernisasi tersebut, terciptalah usaha- menandatangani perjanjian Carlowitz
usaha perubahan dan pembaruan di pada tahun 1699 M yang berisi
bidang pendidikan Islam. Menurut penyerahan daerah Hungoria kepada
sebagian tokoh-tokoh pembaharu Islam, Austria, daerah Podolia kepada
salah satu penyebab kemunduran umat Polandia, dan daerah Azov kepada Rusia
Islam adalah melemah dan merosotnya (Mardin, 1985: 222). Di samping itu
kualitas pendidikan Islam. Untuk itu, terjadinya stagnasi bidang ilmu
perlu mengembalikan kekuatan pengetahuan dan teknologi (Ali, 2003:
pendidikan Islam sebagai penyangga 561). Kondisi ini semakin menegaskan
kemajuan umat Islam sehingga bahwa kekuatan Turki Usmani di mata
bermunculanlah gagasan-gagasan Eropa semakin menurun dan lemah.
tentang pembaruan pendidikan Islam Kekuatan Turki Usmani yang
yang diikuti dengan pelaksanaan mengandalkan kekuatan tentara kian
perubahan penyelenggaraannya tak berdaya menangkis serangan-
(Asrohah, 1999: 128-129). serangan musuh.
Kebangkitan kembali pendidikan Munculnya kekalahan yang
Islam dalam tulisan ini akan berkelanjutan dialami Kerajaan Usmani
menguraikan tokoh, berikut gagasannya menyebabkan Sultan Ahmad III (1703-
di tiga kerajaan besar pada tiga wilayah 1713 M) amat prihatin. Ia kemudian
Islam, yakni Turki, Mesir, dan India. Di mulai melakukan instrospeksi diri
Turki akan dikaji gagasan-gagasan dengan meneliti dan menyelidiki
pembaru Sultan Ahmad III (1703-1713 keunggulan yang dimiliki oleh Barat.
M), dan Sultan Mahmud II (1808-1839 Dari sinilah kemudian muncul sikap
M). Muhammad Ali Pasya dan baru dalam diri Kerajaan Usmani, di
Muhammad Abduh, dua tokoh penting mana sebelumnya apriori dengan Barat,
yang menjadi representasi pembaruan kini berbalik dengan menghargai dan
di Mesir, serta Sayyed Ahmad Khan, menjalin kerjasama untuk mengejar
tokoh pembaharu yang menjadi simbol ketertinggalan umat Islam dari
kejayaan umat Islam di India. Gagasan kemajuan Barat.
dari kelima tokoh inilah kemudian yang Langkah pertama yang dilakukan
Sultan Ahmad III adalah mengambil

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


185
inisiatif dan tindakan dengan oleh Kerajaan. Gerakan ini mendorong
mengirimkan duta-duta ke Eropa untuk munculnya kelak pemikiran penting
mengamati keunggulan Barat; untuk kemajuan umat Islam dan
selanjutnya menyampaikan hasil pendidikan Islam modern.
penelitiannya kepada Sultan. Hasil Untuk mendorong masayarakat
penelitian ini menemukan perubahan Islam berkarya dengan berbagai ilmu
besar yang dimiliki Eropa, yakni pengetahuan, Sultan Ahamd III
kemajuan teknologi dan ilmu mendirikan percetakan di Istanbul pada
pengetahuan modern sehingga mereka 1727 M, sebagai cara untuk
memiliki pasukan/militer yang tangguh mempermudah akses buku-buku
dan dilengkapi dengan teknologi pengetahuan, dicetak buku-buku
canggih. Oleh karenanya, Kerajaan tentang ilmu kedokteran, ilmu pasti,
Sultan Ahmad III memandang perlu astronomi, sejarah, kitab hadis, fikih,
mengadakan perubahan di Usmani. ilmu kalam, dan tafsir (Nasution, 1997:
Usaha pembaruan sosial-politik di Turki 16). Meningkatnya hubungan kerjasama
pada akhirnya tidak dapat yang terjalin dengan Eropa membuat
mengesampingkan pembaruan Turki tertarik untuk menyusun buku-
pendidikan. Tidak sedikit upaya buku yang mencakup disiplin ilmu
pembaruan berbagai bidang tersebut pengetahun, seperti ilmu bumi, ilmu
haruslah melalui pendidikan (Asrohah, alam, ilmu politik, dan masalah-masalah
1999: 129-130). Maka, Sultan Ahmad III militer, serta berbagai kemjauan yang
mendirikan Sekolah Teknik Militer yang didapat oleh negera-negara Eropa.
mengajarkan strategi, dan teknik Upaya pembaruan yang dilakukan
peperangan untuk membangun oleh Sultan Ahmad III di atas lebih pada
angkatan perang yang kuat dan tangguh. upaya untuk mendirikan lembaga
Selain militer, Turki Usmani juga pendidikan yang di dalamnya diajarkan
membangun perekonomian dan ilmu-ilmu pengetahuan modern dan
pemerintahan yang baik (Armando, agama yang dibutuhkan untuk kemajuan
2005: 146). masyarakat Islam. Pendirian berbagai
Sebagai konsekuensi logis dari lembaga pendidikan Islam tersebut
pembangunan itu, selanjutnya Turki tampaknya menjadi prioritas penting
harus mengembangkan kemajuan ilmu sebagai upaya menggapai kembali
pengetahuan yang selama ini dilupakan. kemajuan Islam di mana melalui
Untuk itu pada tahun 1717 M didirikan pendidikanlah muncul tokoh-tokoh
lembaga terjemah yang bertugas untuk pembaru, pemikir-pemikir handal untuk
menerjemahkan buku-buku dalam kemajuan umat Islam berikutnya.
berbagai bidang ilmu pengetahuan ke
dalam Bahasa Turki (Asrohah, 1999: 16-
17). Pendirian lembaga terjemah ini Sultan Mahmud II (1808-1839 M) di
memberikan dampak besar bagi Turki
perkembangan ilmu pengetahuan umat Upaya pembaruan pendidikan
Islam kala itu. Sebab sumber bacaan Islam di masa Sultan Ahmad III yang
yang selama ini sangat terbatas wilayah baru berjalan dilanjutkan kembali oleh
kelimuannya, kini dapat dengan mudah Sultan Mahmud II (1807-1839 M). Usaha
ditemukan melalui buku-buku perubahan pendidikan di masa Sultan
terjemahan berikut dengan berbagai Ahmad III yang tidak lancar
bidang kelimuan yang sengaja disedikan ditindaklanjuti langsung dengan

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


186
perubahan pendidikan yang lebih intens madrasah tradisional dibiarkan berjalan,
(Armando, 2005: 217). Sebagaimana tetapi di samping itu didirikan dua
halnya di dunia Islam pada zaman itu, sekolah pengetahuan umum; Maktebi
madrasah merupakan satu-satunya Ma’arif (Sekolah Pengetahuan Umum)
lembaga pendidikan umum yang ada di yang bertujuan mendidik siswa untuk
Kerajaan Usmani. Di madrasah- menjadi pegawai-pegawai; dan Maktebi
madrasah hanya diajarkan pengetahuan Ulum-U Edebiye (Sekolah Sastra) untuk
agama, sedang pengetahuan umum tidak menyediakan penerjemah-penerjemah
diajarkan. Sultan Mahmud II sadar untuk keperluan pemerintah. Di dua
bahwa pendidikan madrasah tradisional sekolah ini diajarkan Bahasa Perancis,
ini tidak lagi sesuai dengan tuntutan ilmu bumi, ilmu ukur, sejarah, dan ilmu
zaman. Maka Sultan Mahmud II politik, serta sastra Arab (Nasution,
berusaha memperbaiki sistem 1997: 94-95).
pendidikan madrasah tersebut secara Apa yang dilakukan di atas,
komprehensif untuk menjawab mendapat sambutan positif dari
tantangan zaman sekaligus untuk masyarakat Islam kala itu. Maka pada
kemajuan umat Islam. perkembangan berikutnya, sekolah-
Di masa itu, dalam catatan Harun sekolah model Barat banyak dibangun
Nasution, orang juga telah kurang giat oleh Sultan Mahmud II. Pada tahun
memasukkan anak-anaknya ke 1827, ia mendirikan Tilahanae-i Amire
madrasah dan mengutamakan mengirim (Sekolah Kedokteran) dan Muhandisane
mereka belajar keterampilan secara (Sekolah Teknik) dan pada tahun 1834
praktis di perusahaan-perusahaan dibuka Sekolah Akademi Militer
industri pangan. Kebiasaan ini membuat (Asrohah, 1999: 129-130). Pada tahun
bertambah meningkatnya jumlah buta 1838, Sekolah Kedokteran dan Sekolah
huruf. Untuk mengatasi problem ini, Pembedahan digabungkan menjadi satu
Sultan Mahmud II mengeluarkan dengan nama Dar-al Ulum-u Hikemiye
perintah supaya anak-anak sampai ve Mekteb-i Tibbiye-i Sahane, yang
umur dewasa jangan dihalangi masuk merupakan gabungan dari sekolah
madrasah (Nasution, 1997: 94). kedokteran dan sekolah pembedahan,
Kebijakan prestisius ini memberikan dengan Bahasa Perancis sebagai bahasa
dampak positif bagi perkembangan pengantarnya (Armando, 2005: 218).
umat Islam pada masa itu, khususnya Mahmud II tercatat sebagai tokoh
pendidikan generasi masa depan. penganjur Bahasa Perancis; karena
Sultan Mahmud II menyadari menurutnya penguasaan bahasa asing
bahwa pendidikan, ilmu pengetahuan, tersebut akan mempercepat laju alih
dan teknologi modern mempunyai ilmu modern ke Turki, khususnya ilmu
peran dominan dalam mencapai kedokteran, dan sekaligus menjadi kunci
kemajuan. Oleh karena itu, ia berusaha dalam penyerapan khazanah pemikiran
keras menata dan membenahi modern seperti politik, ekonomi, militer,
kurikulum di madrasah-madrasah sosial, sains, dan filsafat (Armando,
dengan memasukkan ilmu pengetahuan 2005: 218).
umum (Nata, 2004: 14-15). Selain usaha pendirian sekolah,
Sebagaimana halnya di dunia Islam Sultan Mahmud II juga melaksanakan
lainnya, sulit sekali mengadakan kegiatan yang sangat strategis. Usaha
perubahan kurikulum di madrasah penting Sultan Mahmud II dalam
dengan pengetahuan umum. Maka pengembangan perubahan adalah

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


187
mengirimkan lebih kurang 150 pelajar pembaruan angkatan bersenjata,
ke luar negeri, antara lain ke Inggris, pembaruan di bidang ekonomi juga
Perancis, Rusia, dan Austria. Kelak mendapat perhatiannya yang serius dan
sekembalinya, mereka membawa ide untuk itu juga diperlukan ilmu
baru bagi kerajaan ini dan memberikan pengetahuan modern. Di sini tergambar
sumbangan yang sangat besar bagi bahwa kedua pembangunan bidang
perkembangan Islam. Pada masa militer dan ekonomi yang dilakukan
berikutnya usaha ini terbukti, muncullah Muhammad Ali Pasya sangat
buku-buku yang berbahasa Turki membutuhkan ilmu pengetahuan
mengenai peradaban modern Barat modern dan ini menjadi cikal munculnya
(Armando, 2005: 218). pembaruan di bidang pendidikan
(Armando, 2005: 151).
Muhammad Ali Pasya sangat
Muhammad Ali Pasya di Mesir menyadari pentingnya arti pendidikan
Sama halnya di Turki, pembaruan dan ilmu pengetahuan bagi kemajuan
pendidikan Islam selanjutnya dapat suatu bangsa. Maka, Muhammad Ali
dilihat di Mesir yang juga diawali oleh Pasya mencurahkan perhatiannya bagi
penguasa pembaharuan Islam setelah pendidikan. Maka untuk itu, ia
mengadakan kontak dengan peradaban mendirikan kementerian pendidikan
modern Barat. Invasi Napoleon yang dan lembaga pendidikan. Tahun 1815 ia
membawa kemajuan teknologi dan ilmu mendirikan Sekolah Militer di Cairo dan
pengetahuan Barat telah membuka mata Akademi Industri Bahari serta Sekolah
rakyat Mesir bahwa umat Islam telah Perwira Angkatan Laut di Iskandariyah.
tertinggal oleh kemajuan Barat, Itu semua dimaksudkan untuk
selanjutnya mendorong umat Islam membekali anggota angkatan bersenjata
untuk mengadakan modernisasi yang dengan ilmu pengetahuan modern
dipelopori oleh Muhammad Ali Pasya (Armando, 2005: 151). Secara berturut-
(Armando, 2005: 150). Muhammad Ali turut ia membuka Sekolah Teknik
Pasya disebut sebagai pelopor (1816), Sekolah Kedokteran (1827),
pembaruan dan Bapak Pembangunan Sekolah Apoteker (1829), Sekolah
Mesir Modern. Ia sangat menyadari Pertambangan (1839), Sekolah
bahwa pembagunan dunia pendidikan Pertanian (1836), dan Sekolah
sangat penting artinya bagi kemajuan Penerjemahan (1836) (Asrohah, 1999:
Mesir sebagai suatu bangsa yang 123). Di sekolah-sekolah tersebut
beradab. digunakan metode modern dengan guru
Setelah ia naik tahta menjadi yang didatangkan dari Eropa, di
penguasa Mesir, ia mengerahkan usaha samping tenaga dari Mesir sendiri.
untuk memperkuat kekuasaannya dan Untuk mempercepat pembaruan
mengadakan pembaruan. Pembaruan dalam bidang pendidikan,
pertama dilakukannya di bidang militer, penerjamahan buku Eropa digalakkan,
karena dengan kekuatan militer ia dapat terutama setelah berdirinya Sekolah
mempertahankan kekuasaannya. Akan Penerjemahan. Usaha penerjemahan ini
tetapi, kemajuan dalam bidang militer mulai membawa hasil baik. Bagian
tidak akan mungkin dicapai tanpa penerjemahan dibagi empat; ilmu pasti,
dukungan ilmu pengetahuan dan ilmu kedokteran, ilmu fisika dan sastra.
teknologi modern yang berkembang. Kegiatan tersebut, terutama sastra,
Untuk mendukung pembiayaan membawa masuknya ide-ide Barat ke

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


188
Mesir. Mereka mulai mengenal Eropa yang berpikiran luas, berwawasan
dan semakin menyadari bahwa dunia modern, dan tidak berpandangan
yang digambarkan buku terjemahan itu ekslusif.
sudah jauh berbeda dari buku klasik
yang sudah mereka ketahui (Armando,
2005: 151). Muhammad Abduh di Mesir
Di sini tergambar bahwa corak dan Upaya pembaruan pendidikan
model pendidikan Barat yang yang telah dilakukan oleh Muhammad
diterapkan oleh Muhammad Ali Pasya di Ali Pasya, satu sisi memberikan
Mesir dianggap jalan keluar untuk kontribusi positif bagi lahirnya suasana
kemajuan umat Muslim Mesir. Untuk pendidikan Islam yang dinamis. Bahkan
mendukung percepatan pembaruannya dari adanya pembaruan ini telah lahir
ia mempercayakan pengawasan sekolah pula intelektual Muslim yang
kepada orang Barat, bahkan guru- berwawasan luas baik pengetahuan
gurunya juga didatangkan dari Barat agama maupun pengetahuan umum.
(Eropa). Selain mendatangkan tenaga Namun pada sisi lain, dengan adanya
ahli dari Eropa, Muhammad Ali Pasya pembaruan pendidikan Islam telah
juga mengirimkan siswa-siswa untuk membawa kondisi pendidikan Islam—
belajar ke Italia, Perancis, Inggris, dan dalam hal ini madrasah—hanya bisa
Austria. Menurut statistik, antara tahun mengajarkan ilmu-ilmu keislaman,
1823 dan 1844, sekitar 311 orang akibatnya lulusan madrasah hanya
pelajar Mesir dikirim ke Eropa (Hitti, paham akan ilmu keislaman saja, dan hal
1974: 724). ini berdampak pada pola pikir
Berbagai terobosan pembaruan masyarakat yang sempit. Di sini tampak
dan modernisasi yang dipelopori oleh muncul dualisme pendidikan dan
Muhamad Ali Pasya di Mesir ini besar pengaruhnya pun terasa besar dalam
sekali kontribusinya bagi perkembangan sistem pendidikan serta juga
Mesir untuk menjadi negara Modern. masyakarat Muslim. Munculnya
Gerakan pembaruannya telah dualisme pendidikan pada masa ini,
memperkenalkan ilmu pengetahuan dan betul-betul telah menjadi kenyataan
teknologi Barat kepada umat Islam, dan yang memang perlu penanganan serius.
Sampai pada suatu waktu dapat Sosok Muhammad Abduh adalah
menyingkap awan hitam yang satu dari sekian banyak pembaru yang
menyelimuti pola pikir dan sikap merasakan adanya dualisme tersebut.
keagamaan sehingga lahirlah Hal itu, apabila dibiarkan akan
intelegensia Muslim yang membawa keberadaan pendidikan Islam
berpengetahuan agama yang luas, pada satu situasi tidak mendapat respon
berwawasan modern, dan tidak dan diminati oleh masyarakat serta
berpandangan sempit. Mereka laksana tidak bisa melahirkan para lulusan yang
mercusuar bagi umat Islam Mesir juga handal. Oleh karenanya, dalam
dunia Islam lainnya, karena sinarnya merespon kondisi demikian,
yang mampu memberikan petunjuk Muhammad Abduh mencoba melakukan
umat Islam mendarat di pelabuhan yang upaya pembaruan pendidikan di al-
menjanjikan kemajuan dan tidak Azhar (Djambulati : 1987: 27). Menurut
menyesatkan. Mereka seperti Rifa’ah pandangannya, al-Azhar perlu
Badawi Rafi’ al-Tahtawi, Muhammad dimasukkan ilmu-ilmu modern agar
Abduh, Rasyid Rida, dan Hasan al-Banna, ulama-ulama Islam mengerti

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


189
kebudayaan modern dan dengan pendidikan agama. Isi dan lama
demikian dapat mencari penyelesaian pendidikan haruslah beragam, sesuai
yang baik bagi persoalan dalam zaman dengan tujuan dan profesi yang
modern (Nasution, 1997: 67). Dengan dikehendaki oleh pelajar (Rahmena,
memasukkan ilmu pengetahuan modern 1996: 59). Muhammad Abduh percaya
di al-Azhar sebagai lembaga pendidikan bahwa anak petani dan tukang harus
pemerintah, akan melahirkan ilmuwan mendapat pendidikan yang umum, agar
yang tidak kosong akan ilmu mereka dapat berhasil menjadi
pengetahuan agama tapi juga menguasai ulmuwan masa depan.
ilmu pengatahuan umum yang dapat Berikutnya, Muhammad Abduh
memberikan kontribusi bagi berusaha mendirikan Komite Perbaikan
pengembangan ilmu pengetahuan dan Administrasi al-Azhar pada tahun 1895
kamajuan Islam. dan berhasil melaksanakan pembaruan-
Bagi Muhammad Abduh, isu pembaruan administratif yang
penting yang harus menjadi perhatian bermanfaat. Namun usahanya
sepanjang hayat dan karirnya adalah menghadapi perlawanan dari para
pembaruan pendidikan Islam. Dalam ulama bahkan ia dituduh akan
pandangannya, pendidikan itu penting menghidupkan kembali pemikiran-
sekali, sedangkan ilmu pengetahuan itu pemikiran Mu’tazilah. Dalam rangka
wajib dipelajari. Sesuatu yang selalu mengubah sistem pendidikan tersebut,
Abduh pikirkan adalah bagaimana Muhammad Abduh mempunyai ide yang
mencari alternatif untuk keluar dari tidak bisa direalisir hanya karena
stagnasi yang dihadapi sekolah agama di benturan dari kelompok konservatif
Mesir, yakni pendidikan al-Azhar. Abduh yang belum memahami betul manfaat
berpendapat bahwa pendidikan yang dari adanya pembaruan. Oleh sebab itu,
diamatinya cenderung menghasilkan ia merintis pendirian lembaga
lulusan dan masyarakat yang jumud, pendidikan Majlis Pengajaran Tinggi
tidak transparan, statis, dan tidak ada yang bisa mengajarkan ilmu agama dan
perubahan. Oleh karena paham jumud ilmu umum sekaligus pada lembaga-
ini, maka umat Islam tidak menghendaki lembaga pendidikan Islam .
perubahan, dan tidak mau menerima Selain itu, pembaruan pendidikan
perubahan. Hanya dengan Islam yang dilakukannya adalah
meningkatkan mutu pendidikan Islam menyebarkan secara luas ide-ide
dan mengemukakan kembali ajaran- pembaruannya ke seluruh wilayah
ajaran dasar Islam dengan bahasa yang termasuk kepada para guru dan civitas
tegas dan jelas, umat Islam akan akademika al-Azhar. Usaha tersebut
mengakhiri kemunduran dan akan membuahkan hasil dengan munculnya
menatap kemajuan masa depan Gibb, sedikit demi sedikit para pemimpin al-
1992: 69). Azhar bergerak dan terdorong untuk
Bagi Muhammad Abduh yang menata kembali metode-metode
harus diperjuangkan dalam satu sistem mengajar, serta mengajarkan sejarah,
pendidikan adalah pendidikan yang geografi, dan beberapa cabang ilmu
fungsional, yang meliputi pendidikan lainnya tentang alam. Dengan demikian
universal bagi semua anak, laki-laki upaya pembaruan yang ditujukan ke al-
maupun perempuan. Semuanya harus Azhar meliputi; (1) membentuk Dewan
punya dasar membaca, menulis, Pimpinan al-Azhar yang terdiri dari
berhitung, dan harus mendapatkan ulama-ulama besar dari empat mazhab;

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


190
(2) menertibkan administrasi al-Azhar pembaru Islam India, dia adalah Sayyid
dengan menentukan honor bagi Ahmad Khan. Ia berpendapat bahwa
pengajar, membangun ruang khusus peningkatan kedudukan umat Islam di
bagi rektor, dan mengangkat para India dapat diwujudkan hanya melalui
pembantu rektor; dan (3) masa belajar bekerjasama dengan Inggris. Inggris
diperpanjang dan masa libur merupakan penguasa terkuat India.
diperpendek (Armando, 2005: 14). Menentang kekuasaan Inggris akan
merugikan umat Islam India, yang akan
membuat mereka tetap mundur dan
Sayyid Ahmad Khan di India terbelakang dari masyarakat Hindu
Pada babak berikutnya, India. Selain itu, dasar kemajuan Inggris
pembaruan pendidikan Islam dapat juga terletak pada ilmu pengetahuan dan
dilihat di India. Tidak seperti di Turki teknologi modern. Untuk dapat maju,
dan Mesir, pembaruan pendidikan Islam umat Islam juga harus menguasai ilmu
di India bertujuan mengatasi jurang pengetahuan dan teknologi bukanlah
pemisah antara pendidikan Islam bekerja sama dengan Hindu untuk
tradisional dan pendidikan sekuler. Ini menentang Inggris, tetapi memperbaiki
disebabkan oleh latar belakang sosio- dan memperkuat hubungan baik dengan
politik yang berbeda dengan Turki dan Inggris (Amin, 1979: 136). Oleh karena
Mesir. Di India terdapat tiga kelompok itu, menurut Aziz Ahmad, seperti dikutip
masyarakat besar, yaitu umat Islam, Hanun Asrohah, Ahmad Khan mengajak
masyarakat Hindu, dan bangsa Inggris umat Islam India untuk bersikap loyal
sebagai penguasa koloni. Tiga kelompok terhadap Inggris. Setelah mengamati
masyarakat ini memiliki kepentingan kondisi rakyat India tidak dapat diobati
sosio-politik sendiri-sendiri. Masing- kecuali dengan pendidikan. Dalam
masing berjuang keras demi perjuangan pandangannya, kemajuan suatu bangsa
dan kemajuan kelompok mereka. Umat tergantung pada pendidikannya.
Islam dan masyarakat Hindu sangat Bertambah maju suatu bangsa
menentang Inggris yang sangat kuat bertambah maju peradabannya sehingga
kekuasaannya. Sementara itu, umat bangsa tersebut menjadi maju dan kuat.
Islam India adalah kelompok Ia melihat bahwa negara Inggris
masyarakat yang paling terbelakang. semakin hari semakin maju
Seperti ditegaskan oleh Viqar al-Mulk, peradabannya seiring dengan kemajuan
umat Islam India, yang hanya berjumlah pendidikannya (Asrohah, 1996: 136).
seperlima dari umat Hindu, kalau India Ahmad Khan berpendapat bahwa
ditinggalkan Inggris, akan hidup umat Islam terbelakang, bodoh, dan
tertindas oleh mayoritas Hindu; nyawa, miskin karena tidak memiliki ilmu
harta, kehormatan, dan agama umat pengetahuan dan teknologi modern
Islam akan dalam keadaan bahaya seperti negara Eropa. Ia mengemukakan
(Nasution, 1997: 170). Maka, dalam bahwa ilmu pengetahuan modern dan
kondisi seperti ini dibutuhkan teknologi adalah hasil pendayagunaan
pembaruan sikap hidup umat Islam yang akal yang maksimal. Gabungan
tadinya pasif dalam kehidupan dan kemampuan akal, kebebasan manusia
berkarya menjadi sikap dinamis, berkehendak dan berbuat, serta hukum
optimis, dan maju. menjadi sumber kemajuan ilmu
Kondisi seperti di atas itu, pengetahuan dan teknologi modern di
muncullah kemudian seorang tokoh Barat. Maka menurut Ahmad Khan pintu

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


191
ijtihad tetap terbuka, sehingga umat (Armando, 2005: 154). Pada 1886 ia
Islam dapat berkembang seiring dengan mendirikan Muhammedan Educational
kemajuan ilmu pengetahuan dan Conference dalam usaha mewujudkan
teknologi modern. Dengan itu, cara pendidikan nasional yang seragam
untuk mengubah pola pikir umat Islam untuk umat Islam India (Armando,
India dari keterbelakangan adalah 2005: 111). Pendirian sekolah ini juga
melalui pendidikan (Armando, 2005: sebagai suatu kekhawatiran Ahmad
110). Khan tentang bahaya kesenjangan
Sementara itu, ia melihat bahwa antara lembaga pendidikan agama
umat Islam India sangat terbelakang (madrasah) dengan sekolah-sekolah
karena rendahnya mutu pendidikan. sekuler yang diasuh pemerintah Inggris.
Menurutnya, mutu pendidikan Islam
haruslah ditingkatkan dengan
menerapkan sistem pendidikan modern ANALISIS
yang cukup; keadaan mereka tidak akan Berdasarkan uraian di atas penulis
bertambah baik dan tidak bisa dapat memberikan beberapa catatan
menduduki posisi-posisi terhormat di penting sebagai sebuah analisis terkait
antara bangsa-banga di dunia. Oleh dengan usaha-usaha pembaruan yang
karena itu, ia mendirikan lembaga telah dilakukan oleh para tokoh
pendidikan modern, yaitu Sekolah pembaru. Analisis ini bertalian dengan
Inggris di Muradabad pada tahun 1860. dua hal utama yaitu; (1) faktor
Pada tahun 1864 ia mendirikan penyebab munculnya keinginan untuk
Scientific Society untuk melakukan pembaruan pendidikan
memperkenalkan sains Barat kepada Islam yang dilakukan oleh para tokoh
rakyat India, dan mendirikan Sekolah pembaharu, yang di dalamnya
Modern di Ghazipur. Pada tahun 1868 ia menganalisis tiga hal utama; (2) ide-ide
juga membentuk komite pendidikan di penting yang dilakukan tokoh
beberapa daerah India Utara (Nasution, pembaharu dalam memunculkan
1997: 170). kembali kejayaan Islam, yang di
Pada tahun 1878 Ahmad Khan dalamnya menganalisis enam ulasan
mendirikan Muhammedan Anglo penting. Semua hal itu akan diuraikan
Oriental College (MAOC) yang bertujuan secara gambalan dalam analasis berikut.
mengajarkan ilmu pengetahuan modern
tanpa mengabaikan pendidikan agama.
Bahkan pendidikan agama dan ketaatan Penyebab Munculnya Kebangkitan
siswa menjalankan ajaran agama Pendidikan Islam
diperhatikan dan dipentingkan Pertama, munculnya gerakan
(Asrohah, 1999: 170). MAOC ini pembaruan pendidikan tersebut karena
merupakan markas Gerakan Aligarh memang dirasakan lemahnya kondisi
dengan potensinya berkembang menjadi umat Islam saat itu, yang mengharuskan
sebuah institusi dan memainkan peran adanya pendidikan yang baik untuk
mencarikan solusi persoalan membangun kembali bangsa yang telah
pendidikan, sosial, politik umat Islam terpuruk. Semua tokoh pembaru
India. Dalam perkembangan selanjutnya, tersebut tampaknya sepakat bahwa
setelah menjadi perguruan tinggi, apabila umat Islam ingin keluar dari
Gerakan Aligarh menjadi salah satu zona keterpurukan maka persoalan
pusat gerakan pembaruan Islam di India penting yang harus dibangun adalah

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


192
pendidikan yang baik dimana di kontiniu oleh beberapa pembaru
dalamnya terdapat berbagai penguasaan pendidikan Islam untuk mencari solusi
ilmu pengetahuan. Perbaikan dan membangkitkan kembali kejayaan
pendidikan menjadi kunci utama untuk Islam kelak di masa yang akan datang.
mencapai sebuah kemajuan. Hal ini
misalnya terlihat pada apa yang
dilakukan oleh Sultan Ahmad III dan
Sultan Mahmud II di Turki. Model Pembaruan Pendidikan Islam
Kedua, berkembangnya pemikiran Pertama, menjalin kerja sama
sunni yang tidak lagi mementingkan dengan Barat. Tokoh-tokoh pembaru
pemikiran rasional yang berdampak Islam berpandangan, pada dasarnya
bagi kejumudan berpikir masyarakat kekuatan dan kesejahteraan yang
Muslim. Berkembangnya pemikiran dialami Barat adalah hasil
seperti ini memberikan dampak besar perkembangan ilmu pengetahuan dan
bagi kemunduran ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang mereka capai.
teknologi di wilayah kekuasaan Golongan ini berpendapat bahwa apa
kerajaan. Madrasah-madrasah hanya yang dicapai oleh Barat sekarang ini
berkonsentrasi pada ilmu-ilmu merupakan pengembangan dari ilmu
keagamaan saja, tanpa berusaha untuk pengetahuan dan kebudayaan yang
mengembangkan ilmu pengetahuan pernah berkembang di dunia Islam.
yang komprehensif. Terpuruknya Maka untuk mengembalikan kekuatan
pendidikan Islam, seperti yang telah dan kejayaan umat Islam, sumber
diterangkan di depan, sesungguhnya kekuatan itu harus dikuasai kembali.
lebih dilatarbelakangi oleh kondisi Untuk mengembalikan itu harus melalui
internal umat Islam yang tidak lagi pendidikan, karena pola pendidikan
menganggap ilmu pengetahuan umum Barat dipandang sukses dan efektif,
sebagai satu kesatuan ilmu yang harus maka harus menirunya. Pembaharuan
dipelajari. Sehingga pada proses pendidikan pola Barat, mulai timbul di
selanjutnya ilmu pengetahuan lebih Turki Usmani akhir abad ke 11 H/17 M
banyak diadopsi bahkan dimanfaatkan setelah mengalami kalah perang dengan
secara komprehensif oleh Barat yang berbagai negara Eropa Timur pada masa
pada waktu itu tidak pernah mengenal itu (Yusrianto, 2008: 52).
ilmu pengetahuan. Sayyid Ahmad Khan berpendapat
Ketiga, ketidakmampuan bahwa peningkatan kedudukan umat
masyarakat Muslim menguasai ilmu Islam di India dapat diwujudkan bila
pengetahuan dan teknologi. Penguasaan bekerjasama dengan Inggris, karena
Barat terhadap ilmu pengetahuan dan penguasa terkuat India. Menentang
teknologi membawa mereka dapat kekuasaan Inggris, merugikan umat
secara mudah untuk menginvasi dan Islam India dan akan tetap terbelakang
menguasai daerah-daerah kekuasaan dari masyarakat Hindu India. Dasar
Islam. Akibatnya wilayah kekuasaan kemajuan Inggris terletak pada ilmu
Islam semakin hari semakin mengecil pengetahuan dan teknologi modern.
dan terpuruk, sementara Barat semakin Maka, umat Islam harus menguasai ilmu
meluas. Inilah awal mula terjadinya pengetahuan dan teknologi, bukanlah
kesadaran umat Islam akan bekerja sama dengan Hindu untuk
ketertinggalan yang amat jauh. menentang Inggris, tetapi memperbaiki
Instrospeksi pun terus dilakukan secara dan memperkuat hubungan baik dengan

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


193
Inggris (Amin, 1979: 136). Oleh karena berkualitas ia mendatangkan tenaga ahli
itu, Ahmad Khan mengajak umat Islam untuk mengembangkan sistem dan
India untuk bersikap loyal terhadap manajemennya dan mempercayakan
Inggris. pengawasan sekolah kepada orang
Kedua, memperbaiki sistem Barat, guru-gurunya juga didatangkan
pendidikan madrasah. Membangun dari Barat dan Eropa. Sementara
sistem pendidikan yang berkualitas Muhammad Abduh Muhammad
menjadi sebuah keharusan untuk memasukkan ilmu-ilmu modern ke
mencapai kemajuan dan keluar dari Universitas al-Azhar agar ulama-ulama
keterpurukan (Nata, 2005: 517-528). Islam mengerti kebudayaan modern dan
Saat itu, madrasah merupakan satu- dengan demikian dapat mencari
satunya lembaga pendidikan umum penyelesaian yang baik bagi persoalan
yang ada di Kerajaan Usmani. Di dalam zaman modern. Masuknya ilmu
madrasah-madrasah hanya diajarkan pengetahuan modern di al-Azhar
pengetahuan agama, sedang sebagai lembaga pendidikan
pengetahuan umum tidak diajarkan. pemerintah, melahirkan ilmuwan yang
Madrasah dibenahi sistemnya mulai dari tidak kosong akan ilmu pengetahuan
guru, metode, kurikulum, evaluasi agama tapi juga menguasai ilmu
sampai pada peningkatan sarana dan pengatahuan umum yang dapat
prasarananya dilakukan dengan baik. memberikan kontribusi bagi
Hal ini dapat dilihat usaha Sultan pengembangan ilmu pengetahuan dan
Mahmud II sadar bahwa pendidikan kemajuan umat Islam. Hal ini
madrasah tradisional ini tidak lagi dilakukannya sekaligus untuk
sesuai dengan tuntutan zaman, maka mengeluarkan umat Islam yang dalam
memperbaiki sistem pendidikan situasi stagnan karena faham jumud.
madrasah tersebut secara komprehensif. Ketiga, mengembangkan research
Mengadakan perubahan kurikulum di dengan mengirimkan duta-duta Islam ke
madrasah dengan memasukkan Eropa dan Barat, yang bertujuan untuk
pengetahuan umum di samping meneliti penyebab-penyebab kemajuan.
pengatahuan agama. Madrasah Hasil research yang didapatkan di Barat
tradisional dibiarkan berjalan, tetapi di dan Eropa itu dikaji dan kembangkan
samping itu didirikan sekolah oleh kerajaan untuk mencari formula
pengetahuan umum; Maktebi Ma’arif bagi kebangkitan kembali Islam di masa
(Sekolah Pengetahuan Umum); dan datang. Kegiatan research yang
Maktebi Ulum-U Edebiye (Sekolah dilakukan ini memberikan dampak
Sastra). Juga, didirikan sekolah-sekolah besar bagi perkembangan masyarakat
model Barat seperti Tilahanae-i Amire Islam termasuk pola pikir dari kerajaan.
(Sekolah Kedokteran) dan Muhandisane Pengembangan atas hasil research
(Sekolah Teknik) dan Sekolah Akademi tersebut memunculkan perubahan
Militer. signifikan yang berwujud aksi pada
Perbaikan sistem pendidikan pendirian sekolah-sekolah modern
madrasah ini juga tampak jelas dengan untuk mengambangkan ilmu
memasukkan corak dan model pengetahuan dan teknologi.
pendidikan Barat pada madrasah oleh Formula ini sesungguhnya
Muhammad Ali Pasya dan Muhammad memberikan kontribusi signifikan bagi
Abduh di Mesir. Bagi Muhammad Ali perkembangan dan kemajuan umat
Pasya, agar mutu pendidikan madrasah Islam, termasuk pada kondisi hari ini.

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


194
Kegiatan research tidak hanya pada apa yang dilakukan oleh
mengembangkan sumber daya manusia Muhammad Ali Pasya di Mesir, dan
itu sendiri, akan tetapi bagi proses Sultan Ahamad III mendirikan
kemajuan suatu bangsa. Bangsa besar, percetakan di Istanbul pada 1727 M,
akan menaruh perhatian yang besar sebagai cara untuk mempermudah akses
pula bagi kegiatan research dalam buku-buku pengetahuan, dicetak buku-
kegiatan pendidikannya, karena dengan buku tentang ilmu kedokteran, ilmu
kegiatan itu akan melahirkan pasti, astronomi, sejarah, kitab hadis,
penemuan-penemuan mutakhir yang fikih, ilmu kalam, dan tafsir.
dibutuhkan oleh masyarakat. Termasuk Meningkatnya hubungan kerjasama
pula dengan kegiatan research itu akan yang terjalin dengan Eropa membuat
dapat mengembangkan ilmu Turki tertarik untuk menyusun buku-
pengetahuan dan teknologi yang buku yang mencakup disiplin ilmu
berguna bagi masyarakat. Melalui pengetahun, seperti ilmu bumi, ilmu
kegiatan itu pulalah penguasaan ilmu alam, ilmu politik, dan masalah-masalah
pengetahuan dan teknologi akan dapat militer, serta berbagai kemajuan yang
melahirkan kemajuan bagi bangsa. Hal didapat oleh negera-negara Eropa.
ini misalnya dapat dilihat pada upaya Kelima, menyediakan beasiswa
yang dilakukan Sultan Ahmad III dan belajar di Eropa dan Barat. Pemberian
Mahmud II. beasiswa ini menjadi program prestisius
Keempat, mendirikan lembaga dari penguasa kala itu dengan
terjemah dan percetakan. Kedua mengirimkan pelajar untuk belajar di
lembaga ini didirikan untuk Eropa dan Barat. Mengirim pelajar
mengembangkan kemajuan ilmu sekolah di Eropa dan Barat dengan
pengetahuan yang selama ini dilupakan. program beasiswa menjadi bagian yang
Karya-karya besar yang berkembang di tak terpisahkan dari politik
Eropa dan Barat diterjemahkan secara pemerintahan untuk mempelajari ilmu
sistematis dan kontiniu untuk dapat pengetahuan dan teknologi beserta
dipelajari oleh umat Islam sembari kemajuan yang di sana. Para pelajar
mempelajari dan mengembangkan ilmu dituntut untuk mempelajari kemajuan
pengetahuan yang terkandung di ilmu pengetahuan di Eropa dan Barat,
dalamnya dalam kehidupan masyarakat. dan setelah mereka kembali diharapkan
Lahirnya karya-karya terjemahan buku dapat menerapkan ilmunya untuk
dari Barat dan Eropa itu membuat geliat membangun peradaban dan kemajuan
masyarakat berkembang untuk umat Islam.
membaca dan mengadopsi ilmu tersebut Usaha itu dapat dilihat pada Sultan
untuk mengembangkannya di dunia Mahmud II yang mengirimkan lebih
Islam. kurang 150 pelajar ke luar negeri,
Setelah lahir karya-karya Muslim antara lain ke Inggris, Perancis, Rusia,
sebagai hasil dari persentuhan dengan dan Austria. Muhammad Ali Pasya juga
ilmu Barat dan Eropa melalui buku-buku mengirimkan siswa-siswa untuk belajar
terjemahan, maka dibutuhkan lembaga ke Italia, Perancis, Inggris, dan Austria.
penerbitan untuk menerbitkan karya- Menurut statistik, antara tahun 1823
karya tersebut. Lembaga penerbitan ini dan 1844, sekitar 311 pelajar dikirim ke
ternyata berdampak besar bagi Eropa. Usaha-usaha seperti ini
penyebaran karya-karya Muslim berdampak besar bagi perkembangan
modern. Hal ini misalnya dapat dilihat dan kemajuan umat Islam sekaligus

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


195
mengejar ketertinggalan dari bangsa- tahun 1878 mendirikan Muhammedan
bangsa Eropa dan Barat. Kelak akan Anglo Oriental College (M.A.O.C) yang
lahir ilmuwan-ilmuwan Muslim yang bertujuan mengajarkan ilmu
menghasilkan berbagai penemuan ilmu pengetahuan modern tanpa
pengetahuan dan juga pembaru- mengabaikan pendidikan agama.
pembaru pendidikan Islam. Ketujuh, integrasi ilmu
Keenam, mendirikan sekolah pengetahuan di lembaga pendidikan.
modern. Berbeda dengan pembenahan Pembaruan pendidikan yang dilakukan
kurikulum pendidikan madrasah oleh tokoh-tokoh yang selama ini
sebelumnya, mendirikan sekolah mengambil alih sistem, model, dan
modern dilakukan untuk mewujudkan filosofi dari Barat dan Eropa melahirkan
lembaga pendidikan yang berkualitas benih-benih dualism dan dikotomi
bagi umat Islam. Pendirian lembaga sekolah, dan juga ilmu pengetahuan. Di
pendidikan modern ini adalah untuk satu sisi bertahan pendidikan madrasah
mempelajari pelajaran umum yang tradisionalis, sementara di sisi lain juga
berkembang di Eropa dan Barat serta berkembang lembaga pendidikan
sistemnya ditata sedemikian rupa modern. Ditemukan juga ilmu
dengan manajemen berkualitas. Sekolah pengetahuan agama tetap dipelajari di
modern sebagai alternatif penting madrasah, sementara ilmu pengetahuan
penguasa untuk menyebarkan ide-ide umum, juga berkembang di sekolah-
pembaruannya pada masyarakat dengan sekolah modern. Sebenarnya hal ini
memasukkan pengetahuan-pengetahuan telah muncul di masa kekuasaan
umum di dalamnya. Tujuannya yang Muhammad Ali Pasya, satu sisi
utama adalah menyediakan pendidikan memberikan kontribusi positif bagi
yang berkualitas bagi masyarakat lahirnya suasana pendidikan Islam yang
Muslim dan menyejajarkan lembaga dinamis hingga lahir pula intelektual
pendidikan Islam ini dengan pendidikan Muslim yang berwawasan luas. Namun
yang ada di Barat. pada sisi lain, dengan adanya
Lihatlah misalnya Muhammad Ali pembaruan pendidikan Islam telah
Pasya di Mesir mendirikan sekolah membawa kondisi pendidikan Islam
modern seperti Sekolah Militer pada hanya bisa mengajarkan ilmu-ilmu
tahun 1815, Sekolah Kedokteran pada keislaman, dan hal ini berdampak pada
tahun 1827, Sekolah Apoteker pada pola pikir masyarakat yang sempit. Di
tahun 1829, Sekolah Pertambangan sini muncul dualisme dan dikotomi
pada tahun 1839, Sekolah Pertanian pendidikan dan pengaruhnya pun terasa
pada tahun 1836, dan Sekolah besar dalam sistem pendidikan serta
Penerjemahan pada tahun 1836. Sultan juga masyakarat Muslim.
Mahmud II di Turki juga mendirikan dua Oleh karenanya, dalam merespon
sekolah modern yaitu Maktebi Ma’arif kondisi demikian, Muhammad Abduh di
(Sekolah Pengetahuan Umum) dan Mesir melakukan upaya integrasi ilmu
Maktebi Ulum-U Edebiye (Sekolah pengetahuan dengan memasukkan ilmu-
Sastra). Juga seperti apa yang dilakukan ilmu modern ke Universitas al-Azhar
oleh Sayyid Ahmad Khan di India, ia agar ulama-ulama Islam mengerti
mendirikan lembaga pendidikan kebudayaan modern dan dengan
modern, yaitu Sekolah Inggris di demikian dapat mencari penyelesaian
Muradabad tahun 1860 M, tahun 1864 yang baik bagi persoalan dalam zaman
Sekolah Modern di Ghazipur, dan pada modern. Dengan memasukkan ilmu

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


196
pengetahuan modern di al-Azhar (Turki), Muhamad Ali Pasya,
sebagai lembaga pendidikan Muhammad Abduh (Mesir), dan Sayyid
pemerintah, akan melahirkan ilmuwan Ahman Khan (India). Kelima tokoh ini
Muslim yang berwawasan luas tentang mengusung upaya reformasi dan
ilmu pengetahuan modern dan juga ilmu modernisasi pendidikan Islam untuk
pengetahuan agama. Hal ini juga terlihat mengejar ketertinggalan umat Islam dari
di masa Sayyed Ahmad Khan di India bangsa Eropa dan Barat. Upaya mereka
yang berusaha menghilangkan terlihat dengan pembenahan sistem
diskriminasi pendidikan Islam pendidikan, manajeman, memasukkkan
tradisionalis dengan pendidikan ilmu modern dalam kurikulum,
modern. Kedua tokoh ini tampak mengembangkan pemikiran rasionalis,
berupaya untuk mengintegrasikan ilmu- dan mendirikaan sekolah-sekolah
ilmu agama dan umum, serta bentuk modern untuk mendorong kemajuan
pendidikan Islam tradisionalis dan umat Islam.
sekuler dalam satu sekolah yang mereka Ketiga, pola pembaruan yang
sebut dengan sekolah modern. Pada mereka lakukan adalah; menjalin
sekolah-sekolah modern ini dipelajari kerjasama dengan Barat; memperbaiki
berbagai bidang ilmu pengetahuan, baik sistem pendidikan madrasah;
pengetahuan agama maupun mengembangkan research dengan
pengetahuan umum. mengirimkan duta-duta Islam ke Eropa
dan Barat, yang bertujuan untuk
meneliti penyebab-penyebab kemajuan;
SIMPULAN mendirikan lembaga terjemah dan
Berdasarkan uraian di atas dapat percetakan; menyediakan beasiswa
diambil kesimpulan isu-isu penting di belajar di Eropa dan Barat; mendirikan
masa sejarah kebangkitan kembali sekolah modern; dan melakukan
pendidikan Islam, yaitu: Pertama, integrasi ilmu pengetahuan di lembaga
penyebab kemunduran pendidikan pendidikan.
Islam karena munculnya penguasa al- Gagasan pemikiran dan pola
Mutawakkil—yang bermazhab sunni— pembaruan yang dimunculkan oleh para
membubarkan Mu’tazilah sebagai satu tokoh pembaru di atas sangat relevan
aliran resmi kenegaraan yang pernah untuk dikembangkan saat ini di dunia
terjadi di masa al-Makmun yang berpikir Islam. Modernisasi lembaga pendidikan
rasionalis. Sejak itu masyarakat tidak untuk penguasaan ilmu pengetahuan
mau lagi mendalami ilmu-ilmu sains dan dan teknologi bagi masyarakat sangat
filsafat. Pemikiran rasional dan ilmiah dibutuhkan dewasa ini. Untuk
tidak lagi menjadi budaya berpikir mewujudkan itu, diharapkan
masyarakat Muslim sampai akhirnya bermunculan tokoh-tokoh modernis
pola pikir rasional berubah menjadi cara baru yang dapat mengembangkan ilmu
berpikir tradisional yang dipengaruhi pengetahuan dan teknologi, terutama
oleh ajaran spiritualitas, tahayyul, dan pendidikan tinggi Islam, yang
kejumudan. bermanfaat bagi masyarakat Islam. Di
Kedua, pembaruan pendidikan samping itu diharapkan dukungan besar
Islam terbesar yang berpengaruh ke dari pemerintah sebagai pemegang
dunia Islam terjadi di Turki, Mesir, dan kekuasaan untuk mendorong
India, dengan lima tokoh utama yaitu masyarakat mengambangkan ilmu
Sultan Ahmad III, Sultan Mahmud II pengetahuan melalui lembaga

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


197
pendidikan yang berkualitas. Wallahu RajaGrafindo Persada, 2004, cet. ke
a’lam. -1
K. Ali, Sejarah Islam dari Awal hingga
DAFTAR RUJUKAN Runtuhnya Dinasti Usmani (Tarikh
Pramodern), Jakarta: RajaGrafindo
Amin, Ahmad. 1979. Zu’ama’ al-Ishlah fi Persada, 2003, cet. ke -4
al-‘Ashr al-Hadits. Kairo: Maktabah Madjid, Nurkholish, Islam Kemodernan
al-Nahdhah al-Mishriyyah. dan Keindonesiaan, Bandung:
Armando, Nina M., et. al., (ed.,)., 2005. Mizan, 1997, cet. ke -9
Ensiklopedi Islam Jilid 1. Jakarta: Mardin, Serif, “Agama dan Politik dalam
Ichtiar Baru van Hoeve. Negara Turki Modern” dalam
---------------. 2005. Ensiklopedi Islam Jilid Harun Nasution dan Azyumardi
3. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve. Azra (ed.), Perkembangan Modern
---------------. 2005. Ensiklopedi Islam Jilid dalam Islam, Jakarta: Yayasan Obor
4. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve. Indonesia, 1985
---------------. 2005. Ensiklopedi Islam Jilid Nasution, Harun. 1997. Islam Rasional.
5. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve. Bandung: Mizan.
---------------. 2005. Ensiklopedi Islam Jilid Nasution, Harun. 1975. Pembaruan
7. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve. Pendidikan Islam; Sejarah
Asrohah, Hanun. 1999. Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta:
Pendidikan Islam, cet. ke -1. Bulan Bintang.
Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Nata, Abuddin. 2005. Pendidikan Islam di
Crow and Crow. 1990. Pengantar Ilmu Era Globalisasi: Pendidikan
Pendidikan. Yogyakarta: Reke Multikultural, Pendidikan Multi
Sarasin. Iman, Pendidikan Agama, Moral
Djambulati, Ali. 1978. Perbandingan dan Etika, cet. ke -1. Jakarta: UIN
Pendidikan Islam, terj. H. M. Arifin. Jakarta Press.
Jakarta: Rineka Cipta. Rahmena, Ali (ed.), Para Perintis Zaman
Fauzan, “Menimbang Sisi Positif Baru Islam, Bandung: Mizan, 1996
Perlunya Pembaruan Pendidikan Stanton, Charles Michael. 1998.
Islam”, dalam, Suwito, et. al., Pendidikan Tinggi dalam Islam,
Sejarah Sosial Pendidikan Islam, terj. Ahmad Afandi dan Hasan
Jakarta: Kencana Prenada Media, Asari. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
2005, cet. ke-1 Suwito dan Fauzan (ed.,), Sejarah Sosial
Fazlurrahman. 1984. Islam. Bandung: Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada
Pustaka. Media, 2005, cet. ke-1
Gibb, H.A.R., 1992. Aliran-Aliran Modern Tafsir, Ahmad. 1992. Ilmu Pendidikan
dalam Islam. Jakarta: Rajawali dalam Perspektif Islam. Bandung:
Pers. Remaja Rosdakarya.
Hitti, Philip K., History of the Arab, Tambak, Syahraini. 2004. “Prinsip-
London: Mc.Millan & Co. Ltd., 1974 Prinsip Umum Pendidikan Islam”,
Imamudin, “Madrasah Tingkat Tinggi dalam, Abuddin Nata, (ed.), Sejarah
(Universitas al-Azhar)”, dalam, Pendidikan Islam pada Periode
Abuddin Nata (ed.), Sejarah Klasik dan Pertengahan, Jakarta:
Pendidikan Islam pada Periode RajaGrafindo Persada.
Klasik dan Pertengahan, Jakarta: Thohir, Ajid. 2004. Perkembangan
Peradaban di Kawasan Dunia

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


198
Islam:Melacak Akar-Akar Sejarah, Yunus, Muhammad. 1990. Sejarah
Sosial, Politik, dan Kebudayaan Pendidikan Islam. Jakarta:
Umat Islam. Jakarta: RajaGrafindo Hidakarya Agung.
Persada. Yusrianto, Edi. 2008. Lintasan Sejarah
Wijaya, Cece, et. al., 1992. Upaya Pendidikan Islam. Pekanbaru:
Pembaruan dalam Pendidikan dan Intania Grafika.
Pengajaran. Bandung: Remaja Zuhairini. 1995. Sejarah Pendidikan
Rosdakarya. Islam, cet. ke -4. Jakarta: Bumi
Yatim, Badri. 2006. Sejarah Peradaban Aksara.
Islam. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.

Jurnal Al-hikmah Vol. 12, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1412-5382


199

Anda mungkin juga menyukai