Anda di halaman 1dari 7

GERAKAN TURKI MUDA DAN TANZIMAT

Setelah masa kemunduran Turki Usmani, terjadi banyak pembaruan yang


dilakukan oleh penerus kerajaan ini. Kemunduran ini juga bersamaan waktunya
dengan dua kerajaan lain di periode pertengahan sejarah Islam. Dihadapan Eropa
yang pada saat itu bidang militer serta industri perangnya mengalami kemajuan
pesat, kerajaan Usmani menjadi kecil. Namun, nama besar kerajaan Usmani masih
saja membuat bangsa Eropa terus berusaha menyerang serta mengalahkan
wilayah-wilayah yang berada dibawah kekuasaan Islam termasuk wilayah yang
berada di kawasan Eropa Timur. Tahun 1683 M, kerajaan Usmani mengalami
kekalahan besar karena menghadapi bangsa Eropa di Wina, sejak saat itulah
bangsa Usmani terus mendapat serangan besar dari Barat.1

Kekalahan itu membuat kerajaan Usmani sadar akan kemundurannya serta


kemanjuan yang Barat alami. Sehingga kerajaan Usmani mulai melakukan
pembaharuan untuk menyelamatkan kerajaannya, usaha yang dilakukan pertama
kali adalah mengirimkan duta-duta ke beberapa negara Eropa, terutama negara
Perancis yang bertujuan untuk mempelajari suasana kemajuan disana. 2 Duta yang
dikirim ke Perancis ialah Celebi Mehmed pada tahun 1720 M, ia diperintahkan
untuk mengunjungi pabrik, benteng pertahanan serta instunsi yang lainnya. Ia
kemudian memberi laporan tentang kemajuan lembaga sosial yang ada disana,
kemajuan teknik serta kemajuan organisasi angkatan perang modern yang ada
disana. Dengan adanya laporan itu, Sultan Ahmad III yang memimpin pada tahun
1703 M hingga 1730 M terdorong untuk mulai melakukan pembaruan terhadap
kerajaannya. Sehingga pada masa kekuasaannya ia mendatangkan para ahli militer
dari Eropa dengan tujuan untuk memperbaharui militer dalam kerajaan Usmani.
Seorang perwira Perancis yaitu De Rochefort, pada tahun 1717 M datang ke
Istanbul untuk mengajari tentara Usmani dalam ilmu kemiliteran modern.
Kemudian datang lagi Comte de Bonneval pada tahun 1729 M yang juga berasal
dari Perancis untuk melakukan pelatihan penggunaan meriam modern. Ia juga

1
L. Stoddard, Dunia Baru Islam, 1996.
2
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam; Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: Bulan
Bintang, 1988), hlm. 15.
tidak datang sendirian, ia dibantu oleh orang Irlandia bernama Macarthy, orang
Skotlandia bernama Ramsay serta orang Perancis juga bernama Mornai. Tidak
lama kemudian, dibangun Sekolah Teknik Militer pertama di kerajaan Usmani
pada tahun 1734 M.3Tidak hanya itu, pembaruan juga dilakukan dalam bidang
lain seperti pada tahun 1727 M dibangun percetakan di daerah Istanbul ditujukan
untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Demikian pula dengan adanya
penerjemahan buku-buku Eropa kedalam bahasa Turki.

Namun, usaha pembaruan tersebut malah mengalami kemosotan sehingga


tidak ada hasil seperti yang diharapkan serta dianggap gagal dalam menahan
kemunduran kerajaan Turki. Kelemahan raja-raja Usmani karena wewenangnya
sudah menurun jauh, keuangan yang mengalami kebangkrutan sehingga tidak
dapat menunjang langkah pembaruan tersebut dianggap sebagai penyebab
kegagalan utama. Adapula ulama serta tentara Yenissari yang menguasai suasana
kerajaan politik Usmani sejak abad ke 17 M serta menolak usaha pembaruan itu
menjadi factor penting juga. Dengan itu, Barat semakin menjadi ancaman besar
bagi kerajaan Usmani namun disisi lain kerajaan Usmani juga terus mengalami
kemerosotan.

Usaha pembaruan mulai mengalami kemajuan dikarenakan adanya


pembubaran tentara Yenissari oleh Sultan Mahmud II yang memimpin pada 1807
M hingga 1839 M, tentara Yenissari dibubarkan karena dianggap penghalang
pembaruan. Para siswa berbakat dikirim ke Barat, buku-buku berbahasa Barat
diterjemahkan kedalam bahasa Turki, lembaga pendidikan modern didirikan,
struktur kekuasaan kerajaan diubah serta yang paling penting adalah didirikannya
sekolah-sekolah yang berhubungan dengan kemiliteran.4 Karena yang terpeting
adalah bidang militer, sehingga harus mendapat perhatian lebih dan utama.
Namun, meskipun berhasil mendapatkan kemajuan yang diinginkan ternyata
langkah pembaruan itu dinilai tidak berhasil menghentikan gerak Barat untuk
maju ke dunia Islam diabad ke 19 M. Barat menyerang ujung garis medan
pertempuran Islam yang berada di Eropa Timur selama abad ke-18 M yang
3
Ibid., hlm. 16.
4
Ibid., hlm. 90-96.
merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Usmani. Kemudian, dengan
ditandatanganinya Perjanjiana San Stefano pada Maret, 1878 M serta Perjanjian
Belin pada Juni-Juli 1878 M antara kerajaan Usmani dan Rusia merupakan akhir
dari serangan-serangan itu. Dengan demikian, kekuasaan kerajaan Usmani resmi
berakhir didaerah Eropa Timur, dan daerah yang dulunya diduduki oleh mayoritas
Muslim di Timur Tengah diduduki oleh Eropa pada abad berikutnya.

Sementara itu gerakan pembaruan yang dilakukan justru mengancam


kekuasaan sultan yang absolut, karena para pejuang Turki menyadari bahwa
keabsolutan sultan adalah kelemahan yang dimiliki Turki. Dengan pembentukan
konstitusi, mereka ingin membatasi kekuasaan sultan. Sehingga lahirlah gerakan
tanzimat, Usmani Muda, Turki Muda serta Partai Persatuan dan Kemajuan atau
Ittihad vs. Terekki.

TANZIMAT

Tanzimat merupakan gerakan pembaruan Turki yang dikenalkan dalam


pemerintahan Turki Usmani semenjak pemerintahan Sultan Abdul Majid (1839
M - 1861 M), Sultan Abdul Aziz (1861 M - 1876 M) serta anak dari Sultan
Mahmud II. Kata Tanzimat dalam bahasa Arab adalah Tanzim atau berarti
mengatur menyusun dan memperbaiki. Pada periode ini banyak dibuat peraturan
yang bertujuan untuk memperlancar psoses pembaruan. Tanzimat sendiri
dianggap resmi dan dicantumkan dalam catatan Sultan Mahmud II dan tanzimat
berakhir pada tahun 1880 dibawah pemerintahan Abdul Hamid II.5

Tokoh-tokoh dibalik gerakan tanzimat antara lain:

1. Mustafa Rasyid Pasya (1850 M – 1858 M)

Merupakan pelopor utama dari pembaruan periode tanzimat, beliau


lahir di Istanbul pada tahun 1880 M yang mengawali karir nya sebagai
pegawai pemerintahan kerajaan Usmani. ia merupakan seorang pemikir
yang juga memiliki pengaruh pada pembaruan tanzimat. Ia juga
merupakan duta besar daerah Perancis pada 1034 M serta duta besar untuk
5
L. Stoddard, op. cit., hlm 27.
negara lainnya. Sentrilisasi pemerintahan dan modernisasi kemiliteran
merupakan hasi dari pembaharuan yang ia lakukan.

2. Mustafa Sami Pasya (wafat pada 1855 M)

Mustafa Sami Pasya memiliki banyak pengalaman sebagai


pengawal dan duta di luar negeri. Menurut ia ilmu pengetahuan serta
teknologi lah yang membuat bangsa Eropa mengalami kemajuan pesat
pada saat itu serta kemampuan bangsa Eropa yang senggan hidup tanpa
adanya ikatan agama. Ditunjangnya pendidikan bagi masyarakat Eropa
baik pria maupun wanita juga merupakan faktor yang membuat Eropa
mengalami kemajuan.

3. Mehmed Sadik Ri’fat Pasya (1807 M – 1856 M)

Ia menjabat menteri keuangan kala itu, sebelumnya ia adalah


menteri keuangan dan sebelum ia menjabat sebagai menteri keuangan ia
terlebih dulu pembantu menteri luar negeri pada tahun 1834 M. Sultan
serta pembesar negara lainnya harus patuh terhadap undang undang serta
peratuan yang ada dan negara haruslah patuh terhadap hukum yang ada
(menjadi negara hukum), penyusunan undang-undang untuk hukum,
administrasi, kemiliteran, peraturan tentang hak dan kewajiban rakyat,
pendidikan serta pada tahun 1840 yang merupakan tahun dibangunnya
bank Islam Usmani merupakan pembaruan serta pokok pemikirannya.
Pembaruan yang dilakukan, disamping bertujuan mensejahterahkan rakyat
adapun tujuan untuk mengenalkan rakyat tentang hak, kebebasan, hukum
dan lain sebagainya. Karena pada masa itu masyarakat belum mengenal
hukum, hak, peraturan dan kebebasan.

4. Ali Pasya (1815 M -1871 M)


Ia menjadi staf perwakilan kerajaan Usmani di berbagai negara Eropa.
Kemudian pada tahun 1840 M ia diangkat menjadi duta besar London,
serta ia juga menggantikan kedudukan Rasyid Pasya sebagai perdana
menteri. Larangan rasis terhadap agama, suku dan lain lain, jaminan
melaksanakan ibadah masing-masing, system pendidikan dan lain
sebagainya adalah beberapa contoh pembaruan yang dilakukan oleh Ali
Pasya.6

Gerakan-gerakan pembaruan yang digagaskan oleh tokoh-tokoh tersebut


tidak sepenuhnya diterima serta mendapat persetujuan. Dikarenakan aliran yang
dianut dalam pembaruan tersebut ialah liberalism barat sehingga menuai kritik
baik didalam maupun diluar kerajaan Usmani. Dikarenakan tidak berdasar syariat
agama, pembaruan ini dinilai gagal dalam upaya yang telah digagaskan maupun
dilaksanakan.

USMANI MUDA

Kegagalan yang dialami tanzimat malah memunculkan ide-ide baru bagi


tokoh-tokoh yang lain. Tanzimat belumlah mendapat hasil seperti apa yang
diharapkan. Pada tahun 1865 M dibentuknya gerakan yang diberi nama Young
Ottoman-Yeni Usmanilar atau disebut juga dengan gerakan Usmani Muda.7 Pada
awalnya perkumpulan ini merupakan perkumpulan kecil yang bertujuan untuk
merombak pemerintahan kerajaan Usmani yang absolut menjadi kerajaan dengan
sistem yang lebih konstitusional. Usmani muda melakukan gerakan politik untuk
menentang kekuasaan absolut sultan, namun pergerakan politi tersebut berhasil
diketahui oleh Sultan yang memimpin pada saat itu. Akhirnya mereka
melanjutkan ide pembaruan mereka dengan berangkat ke Eropa terlebih dahulu. 8
Paham demokrasi serta kontitusional dibawa oleh tokoh-tokoh pada gerakan itu.
Tokoh-tokoh itu diantaranya ialah :

1. Zia Pasya (1825 M – 1880 M)


2. Midhat Pasya
3. Namik Kemal (1840 M – 1888 M)9

6
Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaruan Dalam Dunia Islam.
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 22.
7
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam; Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: Bulan
Bintang, 1988), hlm. 101-103.
8
Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaruan Dalam Dunia Islam.
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 21.
9
Muhammad al-Bahy, Pemikiran Islam Modern. (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986). hlm. 100.
TURKI MUDA

Sekelompok orang yang menentang sistem pemerintahan setelah Usmani


muda yaitu pada saat pemerintahan Sultan Abdul Hamid ialah Turki Muda, Sultan
Abdul Hamid memerintah dengan kekuasaan yang lebih absolut setelah
dihancurkannya gerakan Usmani muda. Dengan adanya ketidakbebasan menulis
dan mengutarakan pendapat, muncul lah gerakan yang menentang pemerintahan
masa Sultan Abdul Hamid.10 Tokoh-tokoh Turki Muda tersebut diantara lain:

1. Ahmed Riza (1859 M – 1931 M)


Ahmed Riza memiliki pendapat bahwa melalui pendidikan serta
ilmu pengetahuan yang positif dapat membebaskan bangsa Turki Usmani
dari kehancuran. Ia melakukan pembaruan dari yang semulanya
pemerintahan absolut menjadi pemerintahan yang lebih konstitusional.
Pemerintahan yang konstitusional ia anggap dapat tercipta bila program
pendidikan yang baik dapat terlaksana.11
2. Mehmed Murad (1853 M – 1912 M)
Pemerintahan sultan yang absolut dianggap Mehmed Murad
sebagai faktor utama penyebab kemunduran Usmani, bukan Islam dan
rakyat yang menjadi faktornya seperti tanzimat sebelumnya bahas. Oleh
karena itu, penting adanya pembatasan dalam kekuasaan sultan. Pada
dasarnya musyawarah adalah konstitusional di Barat, oleh karena itu ia
berpendapat bahwa musyawarah yang ada di Islam harus juga diterapkan
dalam suatu pemerintahan. Kemudian, ia juga mendirikan semacam badan
yang mengawasi jalannya undang-undang agar tidak disalahgunakan dan
dilanggar oleh pemerintah.12

3. Pangeran Sabahuddin (1877 M – 1948 M)


10
Nasution Pembaruan, hlm. 118-119.
11
Ibid., hlm. 119-120.
12
Ibid., hlm. 121.
Pangeran Sabahuddin cenderung memandang masalah
pemerintahan dalam sudut pandang sosiologi, karena ia lebih banyak
dipengaruhi oleh pemikiran yang condong ke bidang sosiologi.
Penggantian sultan bukanlah sesuatu yang pokok menurutnya, yang pokok
menurut ia adalah perubahan social. Masyarakat Turki dianggap terlalu
kolektif sehingga tidak mudah mengikuti arus perubahan dan cenderung
diam ditempat. Dalam pola piker yang kolektif ini, masyarakat cenderung
bergantung pada kelompok atau pimpinan sehingga nampaknya susah
untuk percaya terhadap diri sendiri dan melakukan semuanya sendirian.
Menurutnya masyarakat yang maju ialah yang mampu menyesuaikan diri
dengan arus dan keadaan, tidak bergantung pada yang lain serta mampu
mengatasi semuanya sendiri.13

13
Ibid., hlm. 120.

Anda mungkin juga menyukai