Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TOKOH PEMBAHARUAN ISLAM DI MESIR

DISUSUN OLEH
KELOMPOK
2
XI MIA 3
2023
TOKOH PEMBARUAN
ISLAM DI MESIR

PENDAHULUAN

TOKOH TOKOH
LATAR BELAKANG DAN KESIMPULAN
PEMBAHURUANNYA

MESIR SEBELUM
DATANGNYA DAFTAR PUSTAKA
NAPOLEON

EKSPEDISI
NAPOLEON KE
MESIR
PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang pengaruhnya sangat kuat di Mesir, dan
sepanjang sejarahnya Mesir telah menjadi pusat kebudayaan dan
intelektual Islam. Mesir memiliki sejarah panjang dalam pengembangan
ilmu pengetahuan, filsafat, dan sastra Islam, serta memiliki banyak ulama
dan tokoh-tokoh intelektual yang mendorong pembaruan dalam
pemikiran Islam.

Pembaruan Islam di Mesir pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20
merupakan gerakan yang sangat penting dalam sejarah dunia Islam.
Gerakan ini bertujuan untuk mengembalikan kejayaan Islam dan
meningkatkan kualitas kehidupan umat Islam di Mesir.

1.LATAR BELAKANG
1.1 MESIR SEBELUM DATANGNYA NAPOLEON
 Mesir adalah satu wilayah subur yang menjadi rebutan para
penguasa di jaman itu. Letak setrategis Mesir tepatnya di daerah
Bulan sabit, yang menjadi daerah perlintasan san dagang Hindia
dan Eropa melalui Laut Merah. Lintas dagang ke Italia melalui Laut
Tengah yang berdekatan dengan Bizantium. Bila ditinjau dari peta
politik, Mesir merupakan daerah Strategis yang berdekatan dengan
wilayah-wilayah ternama sebagai pusat pemerintahen Raja-raja
(Khalifah ), seperti Kota Syam, Palestina, Hizaj, juga berdekatan
dengan Mekkah dan Madinah serta Damaskus dan Baghdad.

 Pada abad ke-17 M. kekuasaan kesultanan dan kerajaan mulai


memudar, karena sebahagian besar negara dikuasai oleh Barat.

 Kemunduran berlanjut pada masa Sultan Salim II tahun (1566-1573


M), pada dekade ini tercatat kekalahan Usmani dari angkatan laut
yang di pimpim Don Joan dari Spanyol, sehingga Usmani kehilangan
Tunisia.
1.2 EKSPEDISI NAPOLEON KE MESIR
 Mesir yang pada masa itu dikuasai oleh kerajaan Usmani dapat
dikuasai oleh Napoleon dengan alasan Ekspedisi. Niat Napoleon
untuk menjajah Mesir terbaca oleh para pemikir bangsa itu, untuk
kemudian mereka mengadakan pendekatan kepada Napoleon
sehingga akhirnya kedatangan Napoleon amat berarti bagi
Masyarakat Mesir, sebagai titik awal dari perkembanagan pemikiran
untuk memperoleh kemajuan di berbagai bidang kehidupan yang
sebelumnya telah dilupakan.

 Ekspansi Eropa pada abad ke-17 merupakan suatu bentuk baru yang
dimulai dengan perundingan Eropa dan pemerintahan Usmani, guna
membentuk aliansi menghadapi Inggris. Kecerdikan politik seperti ini
berjalan dengan baik. Aliansi ini akhirnya berubah menjadi suatu
fakta perdagangan yang memberikan hak-hak istimewa kepada orang
Eropa terutama Perancis untuk berniaga di daerah kekuasaan Usmani
Orang-orang Perancis dilindungi keselamatan jiwanya dan hartanya
juga kebebasan agamanya.

 Penguasaan terhadap Mesir ini merupakan usaha Napoleon untuk


memutuskan komunikasi antara Inggris di barat dan India di Timur,
disamping itu Perancis perlu memasarkan industri mereka.

 Penetrasi Perancis ini telah berkembang dengan cepat. Napoleon ke


Mesir bukan hanya untuk membawa tentera. Dalam rombongan ini
terdapat 500 kaum sipil dan 500 wanita, diantara mereka itu
terdapat 16 ahli dalam berbagai bidang ilmu pengethuan.

 Di samping kemajuan materi ini, Napoleon juga membawa ide-ide


baru yang sangat berpengaruh, bahkan dapat merubah pola pikir
orang-orang Mesir pada waktu itu. Ide-ide tersebut antara lain,

/Sistem pemerintahan republik


/Persamaan
/Kebangsaan
2. TOKOH TOKOH DAN PEMBAHARUANNYA
2.1 MUHAMMAD ALI PASHA
 Sejarah Mesir di buat oleh Muhammad Ali yang lahir bulan Januari
1976 di Kavala-Albania dekat pantai Macedonia. Dialah pendiri
dinasti Mesir yang keturunannya memerintah Mesir sampai tahun
1952. dia muncul di Mesir tahun 1799 sebagai salah seorang diantara
300 orang anggota pasukan yang dikirim Albania atas perintah Sultan
Utsmani untuk mengusir Perancis. Setelah berhasil mengusir
Napoleon dari Mesir, ia di angkat menjadi jendral tahun 1801. pada
bulan Nopember 1805 ia menjadi penguasa di Mesir dan bulan April
1806 ia di angkat menjadi Wali Negara Mesir dengan gelar Pasya.
Muhammad Ali pada tahun 1807 berhasil mengusir Inggris sari
Rosetta.

 Dalam bidang Militer


Setelah perancis dapat diusir Inggris tahun 1802 M, Muhammad Ali
Pasha mengundang Save seorang perwira tinggi perancis dapat diusir
untuk melatih tentara Mesir. Untuk keperluan itu mendirikan
Sekolah Militer tahun 1815 M dan mengirim pelajar untuk belajar
kemiliteran di Perancis.

 Dalam bidang Pendidikan


pada tahun 1815 M mendirikan Sekolah Militer, Sekolah Teknik
tahun 1816 M, Sekolah Pertambangan tahun 1834 M dan Sekolah
Penerjemahan tahun 1836. selain itu, ia juga banyak mengirim
pelajar ke Perancis untuk belajar pengetahuan berapa sains dan
teknologi Barat di Perancis.

 Dalam bidang Ekonomi


Pengambilalihan pemilikan tanah oleh negara dan hasilnya
dipergunakan untuk kepentingan pembangunan negara. Dan untuk
menjaga kesuburan tanah Mesir, ia membangun sistem irigasi,
sehingga hasil pertanian menjadi lebih baik.
2.2 Rifa'ah Rafi' al-Tahtawi
 Rifa'ah Rafi' al-Tahtawi adalah seorang ulama, penulis, guru, dan juga
intelek Mesir yang lahir di tahun 1801 di Tahta, Mesir. Dia menjadi
salah satu pembaru pemikiran Islam kenamaan di Mesir.

 Pada tahun 1826, ia ditunjuk menjadi pemimpin (imam) delegasi


pelajar-tentara Mesir yang dikirim ke Paris, Perancis. Saat itu,
Thahthawi sebetulnya sedang menikmati masa-masa indahnya
belajar di al-Azhar. Ia mendapatkan guru yang baik, di antaranya
Syeikh Hassan al-Attar, guru dan pembimbing yang juga merupakan
teman diskusinya yang mengasyikkan. Ia mengerti betapa luhurnya
tugas tentara. Karenanya, ia tak menolak ketika gurunya
merekomendasikannya menjadi imam delegasi pelajar- tentara yang
dikirim Muhammad Ali.

Ide-idenya:
 Ajaran Islam bukan hanya mementingkan soal akhirat semata,tetapi
juga soal hidup di dunia. Umat Islam juga memperhatikan kehidupan
di dunia ini.

 Kekuasaan absolut raja harus dibatasi oleh syariat, dan raja harus
bermusyawarah dengan ulama dan kaum intelektual.

 Syariat harus diartikan sesuai dengan perkembangan modern. Kaum


ulama harus mempelajari filsafat, dan ilmu-ilmu pengetahuan
modern agar dapat menyesuaikan syariat dengan kebutuhan
masyarakat modern.

 Pendidikan harus bersifat iniversal.

 Wanita harus memperoleh pendidikan yang sama dengan kaum


Pria.

 Istri harus menjadi teman dalam kehidupan intelektual dan sosial.

 Umat Islam harus dinamis dan meningkatkan sifat statis.


2.3 Jamaluddin Al-Afgani
 Nama asli Jamaludin al-Afghani adalah Sayyid Muhammad bin Safdar
al-Husayn. Ia adalah putra dari Sayyid Syafdar yang lahir pada 1838
dan wafat pada 1897. Jamaluddin al-Afghani masih keturunan
Rasulullah SAW, melalui Husein bin Ali bin Abi Thalib. Tanah
kelahiran Jamaludin al-Afghani adalah Asadabad, Afghanistan, tetapi
sebagian peneliti sejarah meyakini bahwa ia lahir di Asadabad, Iran.

 Karena persoalan politik di Mesir, Jamaludin pergi ke Paris. Di kota ini


ia mendirikan sebuah organisasi bernama Al-Urwatul Wutsqa yang
beranggotakan muslim militan dari India, Mesir, Syria, dan Afrika
Utara, yang bertujuan memperkuat persaudaraan Islam, membela
dan mendorong umat Islam untuk mencapai kemajuan

Ide-idenya:
 Untuk mengembalikan kejayaan umat Islam di masa lalu dan
sekaligus menghadapi dunia modern, umat Islam harus kembali
kepada ajaran Islam yang murni dan memahami Islam harus dengan
resiko dan kebebasan.

 Corak pemerintahan otokrasi dan absolut harus diganti dengan


pemerintahan demokratis.

 Kepala negara harus bermusyawarah dengan pemuka masyarakat


yang berpengalaman. Kepala Negara harus tunduk kepada Undang-
Undang.

 Tidak ada pemisahan antara agama dan politik.


 Pan-Islamisme atau rasa solidaritas antara umat Islam harus
dihidupkan.
2.4 Muhammad Abduh
  Muhammad Abduh adalah seorang pembaru Islam di Mesir,
yang juga berprofesi sebagai jurnalis, pengajar, penulis, hakim,
dan Mufti Agung Mesir periode 1899-1905. Dikenal sebagai
sosok pemikir sejak duduk di bangku sekolah, ia pun menjadi
salah satu penggagas gerakan modernisme Islam di Mesir.

 Akibat ketidaksenangan dan perlawanannya terhadap


penguasa, ia dan Jamaludin diusir dari ke Paris. Di kota ini
mereka mendirikan majalah al-Urwatul Wutsqa. Setelah
selama satu tahun di Perancis, ia di izinkan kembali ke Mesir
dan kemudian di angkat menjadi rektor Al-Azhar, Kairo.

 Sebagai rektor Al-Azhar, ia memasukkan kurikulum fislsafat


dalam pendidikan di Al-Azhar. Upaya itu dilakukan untuk
mengubah cara berfikir orang-orang Al- Azhar. Usahanya ini
mendapat tantangan keras dari para Syeikh Al-Azhar lainnya
yang masih berpikiran kolot. Oleh karena itu, usaha
pembaharuan yang dilakukannya lewat pendidikan di Al-Azhar
tidakberhasil.
Ide-idenya:
 Penghapusan faham Jumud yang berkembang di dunia Islam
saat itu.
• Pembukaan pintu ijtihad, karena ijtihad merupakan dasar yang
penting dalam menginterpretasikan kembali ajaran Islam.
 Penghargaan terhadap akal. Abduh mengatakan bahwa Islam
adalah agama rasional yang sejalan dengan akal. Sebab akallah
Ilmu pengetahuan maju.
• Kekuasaan negara harus dibatasi oleh konstitusi dibuat oleh
negara bersangkutan yang telah

 Memodernisasikan sistem pendidikan Islam di Al-Azhar


2.5 Muhammad Rasyid Ridla
 Nama lengkap Muhammad Rasyid Ridha adalah Muhammad
Rasyid bin Ali Ridha bin Muhammad Syamsuddin. Ia lahir pada
18 Oktober 1865 di Qalmun, sebuah desa kecil di dekat Tripoli,
Lebanon. Menurut beberapa sumber, Rasyid Ridha adalah
keturunan bangsawan Arab yang memiliki garis keturunan
langsung dengan Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad.

 la melanjutkan pendidikan tingginya di Al-Azhar tahun 1898 M


dan berguru kepada Muhammad Abduh. Bersama-sama
Abduh, Rasyid Ridla menerbitkan majalah al Manar yang
memiliki tujuan sama dengan al-Urwatul Wutsqa. Di antaranya
adalah pembaharuan dalam bidang agama, sosial, ekonomi,
memberantas khurafat dan bid'ah, menghilangkan faham
fatalisme, serta faham-faham yang dibawa tarekat. Ia juga
mendesak gurunya, Muhammad Abduh untuk menuliskan Al-
Qur'an secara modern, yang kemudian dikenal dengan tafsir al-
Manar.

Ide-idenya:
 Menumbuhkan sikap aktif dan dinamis di kalangan umat.
 Umat Islam harus meninggalkan sikap fatalisme (jabariyah).
 Akal dapat dipergunakan untuk menafsirkan ayat maupun
hadits dengan tidak meninggalkan prinsip umum.
 Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi jika ingin
maju
 Perlunya menghidupkan kembali sistem pemerintahan
khalifah. Khalifah haruslah seorang mujtahid besar yang
dengan bantuan para ulama dalam menerapkan prinsip-prinsip
hukum Islam sesuai dengan tuntutan
3. KESIMPULAN
 Kebangkitan gerakan dan pemikiran modernisasi Islam di Mesir
dilatarbelakangi oleh kesadaran akan adanya intervensi
bahkan penindasan terhadap bangsa Mesir yang dilakukan
oleh pihak Eropa, terutama pimpinan Napoleon Bonaparte.

 bangkitnya gerakan dan pemikiran modernisasi di Mesir


diawali oleh munculnya kekuatan baru yang dimotori
Muhammad Ali Pasya dari keturunan Turki.

 Dalam dekade selanjutnya gerakan dan pemikiran modernisasi


Islam di Mesir menampakkan perkembangan yang pesat
dengan munculnya berbagai gagasan dan gerakan yang
berbeda dengan sebelumnya dalam berbagai bidang.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/stori/read/2023/02/09/180000579/biografi-muhammad-rasyid-
ridha-dan-pemikirannya?page=all

https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Abduh

https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/29/141000679/muhammad-abduh-tokoh-
pembaru-islam-dan-mufti-agung-mesir?page=all

https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/01/060000079/jamaluddin-al-afghani-
biografi-pemikiran-dan-ide-pembaharuan?page=all

https://id.wikipedia.org/wiki/Jamaluddin_Al-Afghani

https://id.wikipedia.org/wiki/Rifa%27ah_al-Tahtawi

https://www.slideshare.net/RhatiAlfajra/pembaharuan-islam-di-mesir

Anda mungkin juga menyukai