Anda di halaman 1dari 8

Makalah Pendidikan Agama Islam

Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam di Mesir.

Nama: Vita Nur Hayati

Kelas: XI IPS 2

No: 35
TOKOH – TOKOH PEMBAHARUAN ISLAM DI MESIR

1.Muhammad Ali Pasha seorang tokoh pembaruan di Mesir yang masih keturunan dari

Turki. Ia lahir di Kawalla, Yunani pada tahun 1765 dan meninggal tahun 1849 di Mesir.
Ayahnya adalah seorang pedagang dan dapat dikatakan bahwa Muhammad Ali lahir dalam
keadaan keluarga tidak mampu sehingga ia tidak pernah mengenyam pendidikan yang
menjadikannya sebagai orang yang ummi. Tetapi tidak ada yang menyangka dengan latar
belakang yang seperti ini, ia mampu menjadi panglima dan tokoh pembaruan sekaligus
pendiri negara Mesir modern. Dari keadaan Muhammad Ali Pasya yang demikian membuat
ia menjadi seorang pemuda yang giat bekerja dan cakap. Sifat kecakapannya membuat ia
lebih dikenal bahkan disayangi oleh gubernur Utsman. Kecakapannya itu mulai muncul
ketika ia berumur dewasa dan bekerja sebagai pemungut pajak. Dari kecakapan dan
kesungguhannya dalam menjalankan amanat sebagai pemungut pajak, gubernur Utsmani
mengambilnya sebagai seorang menantu. Setelah diambil menjadi menantu, ia ditugaskan
menjadi seorang wakil perwira yang memimpin pasukan militer untuk menggempur pasukan
Prancis dan berhasil. Ketika Muhammad Ali Pasya berhasil mengusir pasukan Napoleon
sehingga pasukan Prancis meninggalkan Mesir tahun 1801. Ia berisiatif untuk mengisi
kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan oleh Napoleon, tetapi terjadi perebutan untuk
mengisi kekosongan tersebut antara lain adalah Khursyid Pasya (pimpinan kaum mamluk)
yang datang dari Istanbul, Turki, yang sebelumnya kaum mamluk pergi meninggalkan Mesir
karena diperangi dan dikejar-kejar oleh pasukan Napoleon dan dipihak kedua adalah
Muhammad Ali Pasya.

Muhammad Ali Pasya menggunakan siasat mengadu domba antara pimpinan kaum mamluk
dengan rakyat Mesir. Dengan siasatnya ini, ia berhasil menghasud rakyat Mesir agar benci
terhadap kaum mamluk dan dari kebencian rakyat Mesir inilah yang dimanfaatkan oleh
Muhammad Ali untuk mengambil simpati rakyat Mesir yang akhirnya membawanya menjadi
penguasa Mesir. Akhirnya pada tahun 1805 M, rakyat Mesir mengangkatnya sebagai
Gubernur Mesir.[4] Sebenarnya keberhasilan Muhammad Ali menjadi pemimpin di Mesir
tidaklah hanya karena siasat adu dombanya melainkan ia membohongi dengan menyerang
sekaligus mengepung pasukan Sultan yang dikirim kepadanya. Invasi Prancis yang juga
melemahkan antara Mesir dan Utsmaniyah. Akhirnya Muhammad Ali berhasil berkuasa
didaerahnya dengan memproklamirkan dirinya sebagai Pasya. Sejak itu, Muhammad Ali
Pasha disebut sebagai orang pertama yang membangkitkan modernisasi di Mesir.

Beberapa pembaharuan dari Muhammad Ali Pasha adalah sebagai berikut.

 Bidang militer dan pendidikan, dengan dibentuknya Kementerian Pendidikan


pertama di Mesir, sekolah militer, sekolah teknik, sekolah ketabiban, dan sekolah
penerjemahan.
 Pasha mengirimkan sekitar 300 pelajar ke Eropa, terutama Paris, untuk menempuh
pendidikan.
2. Rifa’ah Badawi at-Tahtawi lahir pada 1801. Ia pernah sekolah di Prancis selama lima
tahun dan diketahui menerjemahkan 12 buku dan risalah. Begitu kembali ke Mesir, ia
diangkat sebagai guru bahasa Prancis dan penerjemah di sebuah sekolah kedokteran. Kiprah
Rifa’ah dalam dunia pendidikan pun terus berlanjut sampai tahun 1836, ketika ia mendirikan
Sekolah Penerjemahan. Rifa’ah juga sempat menjabat sebagai pemimpin surat kabar Al-
Waqa’i al-Mishriyah, di mana ia banyak membagikan berita-berita dan juga pengetahuan
tentang kemajuan Barat.

Beberapa pemikiran dari Rifa’ah terkait pembaharuannya di Mesir adalah.

 Para pemimpin harus melakukan musyawarah bersama para ulama, kaum terpelajar,
dokter, dan ekonom. Syari’ah harus disesuaikan dengan perkembangan modern.
 Para ulama wajib belajar falsafat dan ilmu pengetahuan modern supaya sesuai
dengan syariat dan kebutuhan zaman.
 Pendidikan bersifat universal bagi semua golongan.
 Umat Islam wajib bersifat dinamis dan tidak statis.
3.Jamaludin Al-Afghani adalah tokoh pembaharu dari negara Afghanistan yang juga
membagikan pemikirannya di Mesir. Sewaktu berusia 22 tahun, ia dipekerjakan sebagai
pembantu dari Pangeran Dos Muhammad Khan di Afghanistan. Setelah tidak lagi bekerja
untuk Pangeran Dos, Jamaluddin diangkat sebagai penasihat Sher Ali Khan, Amir
Afghanistan, pada 1864. Beberapa tahun setelahnya, ia diangkat menjadi Perdana Menteri,
yang segera dihadapkan dalam suatu kondisi di mana Inggris mendesak dan mencampuri
urusan politik Afghanistan. Jamaluddin pun pergi ke India dan mengenal tentang pendidikan
modern di sana. Ketika India jatuh ke tangan Inggris, Jamaluddin memutuskan pergi ke Mesir
pada 1871. Selama tinggal di Mesir, beberapa pembaharuan yang ia buat yaitu

 Menentang pemerintah Mesir yang dicampuri oleh Inggris


 Bergabung dengan politikus Mesir dan membentuk Hizb Al-Wathani (Partai
Kebangsaan)
4.Muhammad Abduh Tokoh pembaharu Islam di Mesir yang bernama lengkap Muhammad
Abduh Ibn Hasan Khairullah lahir di Gharbiyyah, Mesir, pada 1625 H. Sewaktu muda, ia
mengenyam pendidikan di Al-Azhar Mesir. Pada masa inilah, mulai muncul pemikiran-
pemikiran baru darinya mengenai Islam, terutama karena kondisi sosial dan pemahaman
keagamaan umat Islam di Mesir kala itu. Kondisi yang dimaksud adalah terjadinya pemikiran
yang statis dan jumus, serta sistem pendidikan yang bersifat dualistik.

Masalah-masalah itu muncul karena kurangnya pengetahuan umat Muslim pada saat itu
mengenai ajaran Islam yang sesungguhnya. Untuk itu, Muhammad Abduh melakukan
beberapa pembaharuan, seperti.

 Mendirikan majalah Ar-Urwatul Wusqa bersama rekannya Jamaluddin al-Afghani


 Mengajak umat Islam untuk kembali pada ajaran Islam sejati
 Ajaran kemasyarakatan dalam Islam disesuaikan dengan zaman
 Menghapus taklid dan menumbuhkan ijtihad (sumber hukum setelah Alquran dan
hadis)
 Menghendaki akal dan waktu.
5.Syekh Rasyid Ridha merupakan ulama yang masih keturunan Rasulullah SAW, sehingga
dijadikan sebagai suri tauladan soal ibadah. Ia dikenal sebagai sosok yang memiliki
kemampuan dalam memaklumi berbagai pandangan. Kelebihannya tersebut membuat Ridha
terbawa pada pemikiran-pemikiran Islam yang lebih maju. Rasyid Ridha memulai
menjalankan ide-ide pembaharuannya saat berada di Suriah. Sayangnya, pemikirannya
mendapat tentangan dari Kesultanan Utsmaniyah.

Oleh sebab itu, Ridha memutuskan pindah ke Mesir dan memberlakukan pembaharuannya
di sana. Adapun pembaharuan yang dilakukan Rasyid Ridha adalah.

 Harus kembali pada Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk mengenal lebih dalam tentang
Islam
 Ajaran Islam itu dinamis Peradaban barat tidak bertentangan dengan Islam
 Pembaharuan juga memasuki fikih

Anda mungkin juga menyukai