Anda di halaman 1dari 15

PETA KONSEP

Pemikiran
Riwayat Hidup
seraca umum

Pemikiran
Tentang
Relevansi
Pendidikan
Muhammad Islam
Abduh

1
DAFTAR ISI

PETA KONSEP……………………………………………………………….……….1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..……..2

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..……..3

A. Latar Belakang ……………………………………………………………...………..3

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………...……….3

C. Tujuan……………………………………………………………………………...…4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………….……………..……..5

A. Identitas Dan Riwayat Hidup Muhammad Abduh…………………………………...5

B. Pemikiran Muhammad Abduh Secara Umum………………………………………..6

C. Pemikiran Muhammad Abduh Tentang Agama Islam……………………………….8

D. Relevansi Pemikiran Muhammad Abduh Tentang Agama Islam……………………10

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..……...14

A. Kesimpulan…………………………..……………………………………………….14

B. Saran………………………………………………………………………….……….14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….………..15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Muhammad Abduh termasuk salah satu pembaharu agama dan sosial di Mesir pada
abad ke 20 yang pengaruhnya sangat besar di dunia Islam .Dialah penganjur yang sukses dalam
membuka pintu ijtihad untuk menyesuaikan Islam dengan tuntutan zaman modern.

Di dunia Islam Ia terkenal dengan pembaharuannya di bidang keagamaan,dialah yang


menyerukan umat Islam untuk kembali kepada Al Quran dan Assunnah as Sahihah .Ia juga
terkenal dengan pembaharuannya dibidang pergerakan (politik) ,dimana Ia bersama Jamaludin
al-Afgani menerbitkan majalah al’Urwatul Wutsqa di Paris yang makalah-makalahnya
menghembuskan semangat nasionalisme pada rakyat Mesir dan dunia Islam pada umumnya.

Disamping Ia dikenal sebagai pembaharu dibidang keagamaan dan pergerakan


(politik) ,Ia juga sebagai pembaharu dibidsang pendidikan Isalam,dimana Ia pernah menjabat
Syekh atau rektor Universitas AlAzhar di Cairo Mesir.Pada masa menjabat rektor inilah Ia
mengadakan pembaharuan-pembaharuan di Universitas tersebut ,yang pengaruhnya sangat
luas di dunia Islam.

Maka dari sinilah kami akan mengangkat sebuah tema yang manyajikan tentang arti
dan pentingnya pendidikan bagi kita, dan yang kita ambil dari pemikiran filusuf muslim yang
terkenal yaitu “ Muhammad Abduh”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana identitas dan riwayat hidup Muhammad Abduh?

2. Bagaimana pemikiran Muhammad Abduh secara umum?

3. Bagaimana Pemikiran Muhammad Abduh tentang pendidikan islam?

4. Bagaimana relevansi Muhammad Abduh dengan pendidikan islam sekarang?

3
C. Tujuan

1. Mengetahui Identitas dan riwayat hidup Muhammad Abduh.

2. Mengetahui Pemikiran Muhammad Abduh secara umum.

3. Mengetahui Pemikiran Muhammad Abduh tentang pendidikan islam

4. Mengetahui Relevansinya dengan pendidikan islam sekarang.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Identitas Dan Riwayat Hidup Muhammad Abduh

Muhammad Abduh lahir disuatu desa di Mesir Hilir tahun 1849.Bapaknya bernama
Abduh Hasan Khaerullah,berasal dari Turki yang telah lama tinggal di Mesir.Ibunya dari
bangsa Arab yang silsilahnya sampai Umar bin Khatab. Mereka tinggal dan menetap di
Mahallah Nasr.Muhammad Abduh dibesarkan dilingkungan keluarga yang taat beragama dan
mempunyai jiwa keagamaan yang teguh.

Muhammad Abduh mulai belajar membaca dan menulis serta menghapal Al Qur an
dari orang tuanya,kemudian setelah mahir membaca dan menulis diserahkan kepada satu guru
untuk dilatih menghapal Al Qur an .Ia dapat menghapal Al Quran dalam masa dua tahun
.Kemudian Ia dikirim ke Tanta untuk belajar agama di Masjid Sekh Ahmad ditahun 1862 ,Ia
belajar bahasa Arab,nahu ,sarf,fiqih dan sebagainya.Metode yang digunakan dalam
pembelajaran itu tidak lain metode hapalan diluar kepala,dengan metode ini Ia merasa tidak
mengerti apa-apa sehingga Ia tidak puas dan meninggalkan pelajarannya di Tanta.

Ketidak puasan dengan metode menghapal diluar kepala ,Ia meninggalkan


pelajarannya dan kembali pulang kekampung halamannya dan berniat akan bekerja sebagai
petani .Dan pada tahun 1865 ,sewaktu masih berumur 16 tahun Iapun menikah. Setelah empat
puluh hari menikah ,Ia dipaksa orang tuanya kembali ke Tanta untuk belajar,Iapun
meninggalkan kampungnya tapi tidak pergi ke Tanta ,malah bersembunyi dirumah pamannya
yang bernama Syekh Darwisy Khadr seorng terpelajar pengikut tarikat Syadli dan merupakan
alumni pendidikan tasawuf di Libia dan Tripoli.

Syekh Darwisy kelihatannya tahu keengganan Muhammad Abduh untuk


belajar,kemudian ia selalu membujuk pemuda itu untuk bersama-sama membaca buku ,namun
setiap kali dibujuk Muhammad Abduh tetap menolaknya .Berkat kegigihan Syekh Darwisy
akhirnya Muhammad Abduh mau membacanya,dan setiap Ia membaca beberapa baris Syekh
Darwisy memberi penjelasan luas tentang arti yang dimaksud oleh kalimat itu.Setelah
beberapa kali membaca Muhammad Abduhpun berubah sikapnya terhadap buku dan ilmu
pengetahuan .Setelah itu Ia mengerti apa yang dibacanya dan ingin mengerti dan tahu lebih

5
banyak.Akhirnya Iapun pergi ke Tanta untuk meneruskan pelajarannya. Setelah selesai belajar
di Tanta ,Ia meneruskan studinya di Al-Azhar pada tahun 1866.Sewaktu belajar di Al-Azhar
inilah Muhammad Abduh bertemu dengan Jamaludin Al-Afgani,ketika ia datang ke Mesir
dalam perjalanan ke Istambul.Dalam perjumpaan ini Al-Afgani memberikan beberapa
pertanyaan kepada Muhammad Abduh dan kawan-kawan mengenai arti dan maksud beberapa
ayat Al-Qur an .Kemudian ia memberikan tafsirannya sendiri.Perjumpaan ini memberikan
kesan yang baik didalam diri Muhammad Abduh.

Dan ketika Jamaludin Al-Afgani datang da tahun 1871,untuk menetap di Mesir


,Muhammad Abduh menjadi murid yang paling setia .Ia belajar filsafat dibawah bimbingan
Al-Afgani.Dimasa ini Ia mulai munulis di harian Al-Akhram yang pada waktu itu baru saja
terbit. Pada tahun 1877 studinya selesai di Al-Azhar dengan mendapat gelar ‘Alim .Ia
kemudian mengajar di almamaternya yaitu Al-Azhar,Darul Ulum dan dirumahnya sendiri ,Ia
mengajarkan buku akhlak karangan Ibnu Maskawaih,Muqaddimah Ibnu Khgaldun dan
Sejarah kebudayaan Eropa karangan guizot dan lain-lain. Dari sinilah Ia mengadakan
pembaharuan-pembaharuan khususnya dibidang pendidikan Islam.

B. Pemikiran Muhammad Abduh Secara Umum

Muhammad Abduh memulai perbaikannya melalui pendidikan. Menjadikan


pendidikan sebagai sektor utama guna menyelamatkan masyarakat Mesir. menjadikan
perbaikan sistem pendidikan sebagai asas dalam mencetak muslim yang shaleh. Pemikiran
dibidang pendidikan dan pengajaran umum:

a. Perlawanan terhadap taqlid dan kemadzhaban.

b. Perlawanan terhadap buku yang tendensius, untuk diperbaiki dan disesuaikan dengan
pemikiran rasional dan historis

c. Reformasi al-Ahzar yang merupakan jantung umat Islam. Jika ia rusak maka rusaklah
umatnya, dan jika ia baik maka baik pula umat Islam.

d. Menghidupkan kembali buku-buku lama untuk mengenal intelektualisme Islam yang ada
dalam sejarah umatnya. Dan mengikuti pendapat-pendapat yang benar disesuaikan
dengan kondisi yang ada.

6
Abduh memperjuangkan sistem pendidikan fungsional yang bukan impor, yang
mencangkup pendidikan univerrsal bagi semua anak, laki-laki maupun perempuan.
Semuannya harus mempunyai kemampuan dasar seperti membaca, menulis dan berhitung.
Semuanya harus mendapat pendidikan agama, mengabaikan perbedaan sektarian dan
menyoroti perbedaan Islam-Kristen.

Kata Muhammad Abduh bahwa sesungguhnya kurikulum yang baik di sekolah Islam
adalah berkaitan dengan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu modern. Kedua kategori ilmu
tersebut hendaknya berhasil dalam pembinaan akhlak. Sesungguhnya kata Muhammad Abduh
bahwa kemajuan ilmu di mulai dari Timur baru ke Barat, kemudian saat ini kita harus
mengambil kembali ilmu-ilmu yang hilang dari kita, apalagi ilmu-ilmu tersebut dikuasai oleh
orang-orang di Barat. Dari penjelasannya tersebut, dapat dipahami bahwa pada masa
Muhammad Abduh ilmu-ilmu modern itu berkembang di negeri Barat yang pada awalnya
berasal dari negeri Timur, maka ilmu yang hilang itu harus dicari kembali dari negeri Barat.

Kurikulum Menurut Muhammad Abduh

1. Kurikulum Sekolah Dasar.

Isi dan lama pendidikan harus beragam, sesuai dengan tujuan dan profesi yang
dikehendaki pelajar. Abduh percaya bahwa anak tukang kayu dan petani harus mendapat
pendidikan minimum agar dapat meneruskan jejak ayahnya. Kurikulum sekolah ini harus
meliputi buku ikhtisar doktrin Islam yang berdasarkan ajaran sunni dan tidak menyebut-nyebut
perbedaan sektarian, teks ringkasan yang memaparkan secara garis besar pondasi kehidupan
etika dan moral dan menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah, dan teks ringkas
sejarah hidup Nabi Muhammad, kehidupan sahabat dan sebab-sebab kejayaan Islam.

2. Kurikulum Sekolah Menengah

Kurikulum yang diajarkan pada Sekolah Menengah, semua yang ada dalam Sekolah
Dasar, hanya saja materi-materi lebih diperdalam dan diperluas lagi. Adapun ciri-ciri yang lain
pada kurikulum di sekolah menengah sebagai berikut:

a) Mantiq atau ilmu logika dan dasar-dasar penalaran

b) Akidah, Pada tingkat ini materi yang dikemukakan dengan pembuktian akal dan dalil-
dalil yang pasti.

7
c) Fikih dan akhlak. Pada tingkat ini pelajaran fikih dan akhlak hanya pengembangan
yang diberikan pada tingkat dasar.

d) Sejarah Islam. Materi pelajaran di sini adalah pengembangan dari materi sejarah Islam
pada tingkat dasar.

3. Kurikulum Sekolah Tingkat Atas.

Pada tingkat ini, ilmu kalam diberikan dengan menerangkan aliran-aliran yang terdapat
dalam ilmu kalam, dengan menjelaskan dalil-dalil yang menopang pendapat setiap aliran. Pada
tingkat ini, pelajaran ilmu kalam tidak bertujuan untuk memperteguh akidah, tetapi untuk
memperluas cakrawala pemikiran siswa.

Muhammad Imarah berpendapat bahwa kurikulum perguruan tinggi menurut


Muhammad Abduh sebagai berikut:

Tafsir al-Qur’an, Hadits, khususnya yang dikutip para mufassir dalam menafsirkan al-
Qur’an, Akhlak dengan penjelasan yang rinci seperti yang dilakukan oleh Imam al-Ghazali
dalam Ihya Ulum al-Din dan mencocokkannya dengan akidah Islam, serta Ushul Fiqh, Sejarah
yang lama dan yang baru, logika dan khithabah, Ilmu kalam dan penelitan agama.

C. Pemikiran Muhammad Abduh Tentang Agama Islam

Prof.Dr.Ramayulis dalam metodologi pengajaran agama Islam menyebutkan bahwa


tidak ada satu metode yang dijamin baik untuk setiap tujuan pengajaran dalam setiap situasi.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk itu, semua metode pendidikan atau
pengajaran menurut Muhammad Abduh yang akan diuraikan di bawah ini tidak menolak dan
menafikan adanya metode-metode yang lainnya. Metode metode yang akan diuraikan, dipilih
atas pertimbangan literatur yang ditemukan.

1) Metode Menghafal

Dalam bidang metode pengajaran Muhammad Abduh menggunakan metode


menghafal yang telah dipraktekkan di sekolah sekolah saat itu memakai metode menghapal.

2) Metode Diskusi

8
Menurut Muhammad Abduh metode menghafal tidak efisien untuk proses belajar
mengajar karena hanya menghafal saja tanpa ada pemahaman sehingga Ia menerapkan metode
diskusi.

3) Metode Tanya Jawab

Muhammad Qodri Luthfi mengatakan bahwa Muhammad Abduh dalam mengajar


menggunakan metode hiwar (tanya-jawab) dan munaqasah (diskusi) tidak hanya ceramah.
Memang dua metode tanya jawab dan diskusi bisa berdampingan bahkan pada setiap diskusi
ada metode tanya jawab, tetapi mutlak dalam metode tanya jawab ada metode diskusi.
4) Metode Darmawisata.

Dalam hal metode darmawisata misalnya menyebutkan bahwa rihlah adalah rukun
dalam pendidikan. Ketika ingin mengajarkan kepada anak didik materi “pesawat” hendaknya
mereka dibawa langsung ke bandara. Ketika ingin mengajarkan “kapal” hendaknya anak didik
dibawa ke pelabuhan. Metode pengajaran seperti disebutkan di atas sangat lebih tepat
digunakan pada sekolah dasar dimana kemampuan berpikir abstrak anak didik belum matang.

5) Metode Demontrasi

Dalam menyampaikan materi Ilmu-ilmu praktis (fi’liyah) hendaknya tidak hanya


diajarkan dengan menyampaikan ilmunya dengan cara bercermah, kemudian anak didik
disuruh untuk menghafalnya ilmu-ilmu fi’liyah harus diajarkan dengan cara menyertakan
prakteknya, seperti mengajarkan tata cara shalat lima waktu dengan mendemontrasikannya
baik di depan kelas maupun di mesjid.

6) Metode Latihan

Untuk mengintegrasikan antara pendidikan akal dan jiwa, guru di sekolah harus
menyuruh anak didik untuk melakukan shalat lima waktu bagi anak didik yang beragama islam
sebagai bentuk latihan pemahaman materi.

7) Metode Teladan

Pendidik harus dapat mendidik anak didik untuk memiliki sifat kasih sayang terhadap
sesama manusia dengan memberi tauladan kepada anak didik. Tauladan yang baik jauh lebih
berpengaruh kepada jiwa anak didik dari pada sekedar teori.

8) Langkah-Langkah Mengajar

9
Muhammad Abduh mengajar dengan menempuh tiga langkah, yaitu: mengutarakan
materi (matan), menerangkan (al-syarh), menyebutkan hasyiyah-hasyiyah-nya. Terkadang
Muhammad Abduh menambahkan langkah terakhir dengan keputusan atau penentuan sikap.
Kalau dilihat dari langkah-langkah yang ditempuh Muhammad Abduh ini, maka dapat
disimpulkan bahwa langkah-langkah pengajaran tersebut pada materi yang mangandung
perbedaan pendapat seperti materi pelajaran ilmu kalam dan fiqh. Muhammad Abduh berusaha
agar anak didiknya tidak membaca hasyiyah suatu buku.

D. Relevansi Pemikiran Muhammad Abduh Tentang Agama Islam

Dalam pembaharuan masyarakat Muhammad Abduh berusaha menghubungkan Islam


dengan peradaban modern dan ilmu pengetahuan. Selain itu ia juga berusaha menghindari
kesalahan dalam memahami teks-teks agama karena ia berpendapat bahwa akidah yang bersih
dari bid’ah akan melahirkan perbuatan yang baik. Dalam pengajaran Muhammad Abduh juga
sangat memperhatikan urusan agama dan dunia serta akhlak yang mulia.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memahami pemikiran Muhammad
Abduh tentang metode pendidikan dan pengajaran. Ia berpendapat bahwa metode
penyampaian ilmu kepada manusia tidak selalu sama. Metode dapat berubah sesuai dengan
perubahan tempat dan zaman. Contoh yang dikemukakan Muhammad Abduh adalah teknologi
pos dalam mengirim uang. Mestinya amanah penitipan uang mesti disampaikan langsung
kepada orang yang bersangkutan, tetapi dengan adanya teknologi pos ini, maka caranya pun
mengalami perubahan.

Kompetensi Pendidikan

a. Tugas Guru

Pendidikan adalah tugas guru yang pertama dan pengajaran adalah tugas keduanya.
Menurut Muhammad Abduh, hendaknya dalam pengajaran di sekolah-sekolah selalu
diperhatikan pendidikan akal [intelektual] dan jiwa [spiritual] , sehingga anak didik
menemukan kebahagiaan yang sempurna selama ia hidup.”

Sebenarnya tugas seorang guru tidak sekedar mengajarkan ilmu pengetahuan kepada
anak didik, karena tugas utamanya adalah mendidik dan mengajar dalam pengertian yang
terbatas.

10
b. Kompetensi Guru

Muhammad Abduh menghendaki guru yang profesional, tahu akan ilmu pendidikan,
ilmu psikologi, dan sebagainya. Hanya saja ia tidak merincikan kompetensi seorang guru,
tetapi setidaknya kritikannya itu dapat dilihat dari potret dirinya sebagai seorang guru
sebagaimana digambarkan oleh C.C.Adams. Mengenai guru yang baik pakar pendidikan C.C
Adams menggambarkan bahwa Muhammad Abduh merupakan seorang guru yang bijaksana,
mengetahui keadaan objektif muridnya, baik fisik, mental, dan pengetahuan, sehingga dapat
mengkomunikasikan segala sesuatunya selama proses pengajaran secara benar. Dalam hal ini,
Muhammad Abduh berkata; “Seharusnya guru memilik pengetahuan atau pertimbangan yang
memadai tentang muridnya, sehingga ia dapat menilai pemikiran dan kesiapan muridnya untuk
menerima apa yang dikatakannya.

c. Sifat Seorang Pendidik

Pendidikan menurut Muhanumad Abduh hendaknya berusaha menghasilkan manusia


yang berakhlak mahmudah. Oleh karena itu, pendidikan harus menghasilkan insan-insan
berakhlak mahmudah. Karena di antara hasil yang akan dicapai dalam pendidikan pembinan
akhlak mulia,maka sudah pasti guru sebagai tenaga pendidik juga harus berakhlak mahmudah.
d. Panduan Khusus Pendidik Islam

Telah dikatakan oleh Muhammad Abduh bahwa agama tidak satu tetapi bermacam-
macam dan demikian juga madzhab-madzhab dalam agama masing-masing. Oleh sebab itu,
hendaknya satu agama dengan agama yang lain saling menghormati akidah masing-masing
dan tidak menghina akidah orang lain.

Sebagai panduan operasional dalam pelajaran agama, hendaknya guru menerapkan


nilai-nilai berikut: Menghindari buruk sangka (su’u al-zhan) terhadap agama lain. Guru
berusaha mempersatukan semua agama, tetapi bukan mempersatukan akidahnya.
Membangkitkan rasa kemanusiaan. Hendaknya ditanamakan oleh guru kepada semua anak
didik bahwa semua manusia bersaudara bersumber dari satu bapak dan satu ibu, maka
hendaknya yang satu memberi manfaat bagi yang lainnya.

e. faktor pendidik

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Didik

11
Menurut Muhammad Abduh sebagaimana dikutip oleh Muhammad Imarah, pada
umumnya pendidikan sekolah pada masa Kerajaan Utsmani tidak membuahkan hasil apa-apa,
dan para lulusan sekolah-sekolah dasar itu tidak memperhatikan terjadinya proses
perkembangan fitrah mereka. Terbukti bahwa perilaku mereka tidak mencerminkan kesucian
fitrah mereka.

b. Tugas Anak Didik

Tugas sebagai anak didik tentunya bermacam-macam. Ada tugasnya terhadap dirinya,
terhadap orang tuanya, terhadap teman-temannya, terhadap gurunya, terhadap pendidikan, dan
sebagainya. Tugas anak didik terhadap pendidikan menurut Muhammacl Abduh adalah belajar
bersungguh-sungguh. Pendapatnya ini didukung oleh data bahwa ketika ia mengajar di
Universitas al-Azhar, mewajibkan mahasiswa bersungguh-sungguh dalam belajar, tidak boleh
memiliki kesibukan selainnya.Ia juga mewajibkan mahasiswa untuk mengikuti ujian umum
tahunan setelah mereka mengikuti ujian sesuai dengan tingkatan, kepintaran, dan kapasitas
keilmuan mereka secara lisan.

c. Fungsi Motivasi Bagi Anak Didik

Pada fitrahnya, manusia ingin mulia dan dimuliakan. Salah satu bentuk pemuliaan di
sekolah adalah pemberian beasiswa, baik beasiswa prestasi ataupun beasiswa tidak mampu.
Dalam hal ini, Muhammad Abduh dalam pembaharuannya di Universitas al-Azhar
memberikan beasiswa bagi para mahasiswa berprestasi sebagai motivasi untuk lebih
bersemangat lagi dalam belajar. Beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa termasuk leaving
cost.

d. Perpustakaan dan Anak Didik

Belajar untuk memperoleh ilmu tentu tidak cukup hanya didapatkan dari guru. Demi
memperluas wawasan, anak didik harus senang membaca. Fasilitas perpustakaan adalah salah
satu wadah untuk menciptakan cinta membaca. Dalam kaitannya dengan perpustakaan,
Muhammad Abduh dalam pembaharuannya di Universitas Al-Azhar sangat apresiatif terhadap
pengembangan, perpustakaan yang menginventarisir buku-buku.

e. Sistem Drop Out dan Anak Didik

Dalam rangka menciptakan kesungguhan belajar anak didik, maka perlu dibuat aturan-
aturan, salah satunya adalah sistem droup out. Berkenaan dengan drop out, Muhammad Abduh

12
juga menerapkan sistem ini di Universitas al-Azhar. Paling lama seseorang kuliah di
Universitas al-Azhar lima belas tahun. Delapan tahun pertama, mahasiswa bisa mendapatkan
ijazah lokal dan empat tahun berikutnya bisa mendapatkan ijazah sarjana.

BAB III

13
PENUTUP

A. Kesimpulan

Muhammad Abduh adalah seorang pelopor reformasi dan pembaharuan dalam


pemikiran Islam. Ide-idenya yang cemerlang, meninggalkan dampak yang besar dalam tubuh
pemikiran umat Islam. Beliaulah pendiri sekaligus peletak dasar-dasar sekolah pemikiran pada
zaman modern juga menyebarkannya kepada manusia. Walau guru beliau Jamal Al-Afghani
adalah sebagai orang pertama yang mengobarkan percikan pemikiran dalam jiwanya, akan
tetapi Imam Muhammad Abduh sebagai mana diungkapkan Doktor. Mohammad Imarah,
adalah seorang arsitektur terbesar dalam gerakan pembaharuan dan reformasi atau sekolah
pemikiran modern. Melebihi guru beliu Jamaluddin Al-Afghani.

Pemikiran Muhammad Abduh dibidang pendidikan dan pengajaran umum:


Perlawanan terhadap taqlid dan kemadzhaban, Perlawanan terhadap buku yang tendensius,
untuk diperbaiki dan disesuaikan dengan pemikiran rasional dan historis, Reformasi al-Ahzar
yang merupakan jantung umat Islam. Menghidupkan kembali buku-buku lama untuk
mengenal intelektualisme Islam yang ada dalam sejarah umatnya.

Konsep pendidikan Muhammad Abduh ditelaah dari faktor-faktor pendidikan


menunjukkan adanya relevansinya dengan Sistem Pendidikan Nasional yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, terutama pada tujuan pendidikan Nasional, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa serta membentuk peserta didik yang memiliki iman dan
takwa serta masih ada yang relevan pada bab yang lain yang dijabarkan pada pasal-pasal di
dalam undang-undang tersebut.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini pemakalah berharap kepada kita semua agar selalu ingat
akan perjuangan para pencetus dan penyebar pembaharuan-pembaharuan yang mempengaruhi
kehidupan kita saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

14
Aziz, Ahmad Amir. 2009. PEMBARUAN TEOLOGI : Perspektif Modernisme Muhammad
Abduh dan Neo-Modernisme Fazlur Rahman. Yogyakarta : Teras. 10 Agustus
2019.

Mohammad, Herry. dkk. 2006. Tokoh-Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20. Jakarta:
Gema Insani. 10 Agustus 2019.

Nasution, Harun. 1975. Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta:
Bulan Bintang. 10 Agustus 2019.

Nata, Abbudin. 2012. Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat. Jakarta : Raja Grafindo
Persada. 10 Agustus 2019.

Saefuddin, Didin. 2003. Pemikiran Modern dan Postmodern Islam : Biografi Intelektual 17
Tokoh. Jakarta : PT Grasindo. 10 Agustus 2019.

Sani, Muhammad. 1998. Lintas Sejarah Pemikiran Modern dalam Islam.Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada. 10 Agustus 2019.

15

Anda mungkin juga menyukai