DOSEN PENGAMPU
TEORI : 4G
KELOMPOK :6
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
2019
1 1,325 0,340
2 1,320 0,320
3 1,320 0,330
4 1,315 0,330
5 1,315 0,325
6 1,320 0,320
7 1,310 0,340
8 1,320 0,315
9 1,315 0,330
10 1,315 0,340
Uji Kekerasan
Tablet ke- Kekerasan (kg)
1 1,3
2 1,3
3 1,7
4 1,7
5 2,0
6 2,0
Rata-rata 1,67
Uji Kerapuhan
a b
F = x 100%
a
8,735 7,971
= x 100%
8,735
0,764
= x 100%
8,735
= 8,746 %
1 01.23
2 01.19
3 01.23
4 01.19
5 01.23
6 01.23
Rata-rata 01.22
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, kami melakukan formulasi sediaan tablet yang bertujuan
untuk mengetahui prinsip preformulasi dan formulasi sediaan tablet serta dapat
melakukan evaluasi sifat fisik sediaan. Preformulasi adalah langkah awal dalam
membuat formula yang tepat. Keberhasilan formulasi bergantung pada tahap
preformulasi yang dipilih. Evaluasi sifat fisik sediaan tablet yang di lakukan pada
praktikum ini meliputi uji keseragaman ukuran, uji kerapuhan, uji kekerasan, dan uji
waktu alir.
Granul yang digunakan pada pembuatan tablet ini adalah granul hasil
praktikum sebelumnya dengan formula laktosa 37,5 gram dan amylun 37,5 gram serta
larutan gelatin sebanyak 5% yaitu 2,5 gram per 50 ml aquadest. Setelah granul dibuat
dalam bentuk tablet menggunakan alat kempa, lalu dilakukan evaluasi yang sudah
ditentukan.
Pada uji yang ketiga yaitu uji kekerasan. Uji terhadap kekerasan tablet
bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan bahan pengikat terhadap tablet.
uji ini ditujukan untuk mengukur kekuatan tablet dalam menghadapi benturan pada
saat distribusi ataupun penyimpanan. Tablet yang baik adalah tablet yang memiliki
kekuatan yang optimum sehingga tidak mudah hancur dan lebih tahan dengan segala
kondisi. Hasil yang didapat yaitu dari rata-rata hasil pengukuran dengan
menggunakan alat Hardness Tester. Rata-rata yang didapat dari pengujian 6 tablet
adalah 1,67 kg. Kekerasan yang baik adalah 4-10 kg. Jadi hasil yang didapat dari
pengujian ini belum sesuai dengan standar kekerasan yang baik sehinnga dapat
dikatakan bahwa tablet yang diuji memiliki kekuatan yang rendah.
Uji yang terakhir adalah uji waktu hancur. Waktu hancur ini dapat
didefinisikan sebagai kecapatan obat hancur di dalam tubuh. Kecepatan waktu hancur
berpengaruh pada kecepatan efek yang ditimbulkan dari obat, semakin cepat hancur
maka obat akan lebih cepat diabsorsi dan kemungkinan akan semakin cepat pula
menimbulakan efek terapinya. Pesyaratan waktu hancur tablet tidak bersalut adalah
kurang dari 15 menit dan hasil yang didapatkan kelompok kami adalah 1 menit 22
detik sehingga dapat dikatakan bahwa tablet yang diuji memiliki waktu hancur yang
baik.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi sifat fisik tablet
yang memenuhi standar hanya uji waktu hancur yaitu selama 1 menit 22 detik.
Sedangkan uji keseragaman ukuran dengan rata-rata diameter dan tebal yaitu 1,3175
cm dan 0,329 cm, uji kekrasan dengan rata-rata 1,67 kg, dan uji kerapuhan dengan %
kerapuhan 8,746 % belum memenuhi standar yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Uji kerapuhan
Uji kekerasan