Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI


SEDIAAN PADAT

“FORMULASI SEDIAAN TABLET”

DOSEN PENGAMPU

Ilham Kuncahyo M.Sc., Apt

NAMA KELOMPOK : 1. Ayudia Cipta Khairani (23175262A)

2. Bayu Sri Pamungkas (23175264A)

3. Meiga Apriliani S (23175266A)

4. Maria Leliana J (23175267A)

TEORI : 4G

KELOMPOK :6
PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

2019

DATA PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

Uji Keseragaman Ukuran

Tablet ke- Diameter (cm) Tebal (cm)

1 1,325 0,340

2 1,320 0,320

3 1,320 0,330

4 1,315 0,330

5 1,315 0,325

6 1,320 0,320

7 1,310 0,340

8 1,320 0,315

9 1,315 0,330

10 1,315 0,340

Rata-rata 1,3175 0,329

Uji Kekerasan
Tablet ke- Kekerasan (kg)

1 1,3

2 1,3

3 1,7

4 1,7

5 2,0

6 2,0

Rata-rata 1,67

Uji Kerapuhan

Berat tablet awal (a) = 8,735 gram

Berat tablet akhir (b) = 7,971 gram

a b
F = x 100%
a

8,735  7,971
= x 100%
8,735

0,764
= x 100%
8,735

= 8,746 %

Uji Waktu Hancur

Tablet ke- Waktu hancur (menit)

1 01.23

2 01.19
3 01.23

4 01.19

5 01.23

6 01.23

Rata-rata 01.22

PEMBAHASAN

Pada percobaan ini, kami melakukan formulasi sediaan tablet yang bertujuan
untuk mengetahui prinsip preformulasi dan formulasi sediaan tablet serta dapat
melakukan evaluasi sifat fisik sediaan. Preformulasi adalah langkah awal dalam
membuat formula yang tepat. Keberhasilan formulasi bergantung pada tahap
preformulasi yang dipilih. Evaluasi sifat fisik sediaan tablet yang di lakukan pada
praktikum ini meliputi uji keseragaman ukuran, uji kerapuhan, uji kekerasan, dan uji
waktu alir.

Granul yang digunakan pada pembuatan tablet ini adalah granul hasil
praktikum sebelumnya dengan formula laktosa 37,5 gram dan amylun 37,5 gram serta
larutan gelatin sebanyak 5% yaitu 2,5 gram per 50 ml aquadest. Setelah granul dibuat
dalam bentuk tablet menggunakan alat kempa, lalu dilakukan evaluasi yang sudah
ditentukan.

Pada uji keseragaman ukuran, menggunakan 10 tablet yang dilakukan dengan


mengukur diameter dan tebal tablet. Ketebalan berhubungan dengan kekerasan
sediaan padat (tablet), selain percetakan, perubahan ketebalan merupakan indikasi
adanya masalah pada aliran massa cetak atau pada pengisi granul ke dalam die oleh
karena itu perlu dilakukan pengujian keseragaman ukuran ini. Hasil yang didapat
yaitu rata-rata diameter 1,3175 cm dan rata-rata tebal 0,329 cm. Dari standar nilai
keseragaman yang baik adalah diameter tablet tidak boleh lebih dari 3x dan tidak
kurang dari 1/3 tebal tablet. Jadi tablet yang diuji dapat dikatakan ukurannya tidak
seragam.
Uji yang kedua yaitu uji kerapuhan. Uji ini bertujuan untuk memberikan
penilaian akan interaksi bahan pengikat dengan komponen partikel-partikel lainnya di
mana semakin banyaknya interaksi yang terjadi maka kemungkinan tablet rapuh akan
semakin kecil. Hasil yang didapat dari kelompok kami yaitu 8, 746 %. Hal ini
menunjukkan kerapuhan tablet yang kami uji sangat buruk karena perbedaan yang
sangat jauh dengan nilai kerapuhan standar yaitu tidak lebih dari 1%. tingginya nilai
kerapuhan yang dihasilkan menandakan bahwa interaksi bahan pengikat dengan
partikel lain tidak terjadi atau dapat dikatakan sedikit terjdi interaksi sehingga
menyebabkan tablet mudah rapuh.

Pada uji yang ketiga yaitu uji kekerasan. Uji terhadap kekerasan tablet
bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan bahan pengikat terhadap tablet.
uji ini ditujukan untuk mengukur kekuatan tablet dalam menghadapi benturan pada
saat distribusi ataupun penyimpanan. Tablet yang baik adalah tablet yang memiliki
kekuatan yang optimum sehingga tidak mudah hancur dan lebih tahan dengan segala
kondisi. Hasil yang didapat yaitu dari rata-rata hasil pengukuran dengan
menggunakan alat Hardness Tester. Rata-rata yang didapat dari pengujian 6 tablet
adalah 1,67 kg. Kekerasan yang baik adalah 4-10 kg. Jadi hasil yang didapat dari
pengujian ini belum sesuai dengan standar kekerasan yang baik sehinnga dapat
dikatakan bahwa tablet yang diuji memiliki kekuatan yang rendah.

Uji yang terakhir adalah uji waktu hancur. Waktu hancur ini dapat
didefinisikan sebagai kecapatan obat hancur di dalam tubuh. Kecepatan waktu hancur
berpengaruh pada kecepatan efek yang ditimbulkan dari obat, semakin cepat hancur
maka obat akan lebih cepat diabsorsi dan kemungkinan akan semakin cepat pula
menimbulakan efek terapinya. Pesyaratan waktu hancur tablet tidak bersalut adalah
kurang dari 15 menit dan hasil yang didapatkan kelompok kami adalah 1 menit 22
detik sehingga dapat dikatakan bahwa tablet yang diuji memiliki waktu hancur yang
baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang dilakukan kita dapat mengtahui


parameter-parameter yang diuji dalam formulasi sediaan tablet seperti uji waktu
hancur, kerapuham, kekerasan, dan keseragaman ukuran tablet. Keberhasilan dari
forlumasi bergantung pada tahap preformulasi yang merupakan langkah awal dari
formulasi yang meliputi pemilihan metode, bahan tambahan dan bahan aktif.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi sifat fisik tablet
yang memenuhi standar hanya uji waktu hancur yaitu selama 1 menit 22 detik.
Sedangkan uji keseragaman ukuran dengan rata-rata diameter dan tebal yaitu 1,3175
cm dan 0,329 cm, uji kekrasan dengan rata-rata 1,67 kg, dan uji kerapuhan dengan %
kerapuhan 8,746 % belum memenuhi standar yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia,Edisi III, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2004, Buku Petunjuk Praktikum Formulasi dan Tekhnologi Sediaan


Solid, UMS.

Moh,Anief, 2007, Farmasetika, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Moh,Anief, 1988.Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Voiqt.R, 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM, Yogyakarta.


LAMPIRAN

Alat pembuat tablet

Uji kerapuhan
Uji kekerasan

Anda mungkin juga menyukai