Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

1. Uji Organoleptis
Tablet parasetamol yang dihasilkan mempunyai bentuk solid/padat dan bulat,
berwarna putih, rasanya pahit dan tidak berbau. Tablet parasetamol yang dihasilkan
juga tidak menunjukkan adanya capping. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah fines dan
kompaktibilits dari zat tambahan. Fines dalam jumlah yang tepat dibutuhkan untuk
mengisi rongga antar partikel granul sehingga tablet yang dihasilkan lebih kompak
namun fines dalam jumlah dapat menimbulkan kerusakan pada tablet seperti
capping.
2. Uji Keseragaman ukuran
Faktor yang mempengaruhi masalah keseragaman ukuran adalah tidak
seragamanya distribusi bahan obat pada pencampuran bubuk atau granulasi,
pemisahan dari campuran bubuk atau selama proses pembuatan dan penyimpangan
bobot tablet.
Keseragaman ukuran dilakukan dengan mengukur diameter dan ketebalan dari 10
sampel tablet yang diambil secara acak dengan menggunakan jangka sorong.
Berikut data yang diperoleh :

Sampel Tablet Diameter (mm) Tebal (mm)


Tablet 1 10,1 4,5
Tablet 2 10,9 4,4
Tablet 3 10 4,5
Tablet 4 10,2 4,6
Tablet 5 10,2 4,6
Tablet 6 10 4,6
Tablet 7 10,9 4,6
Tablet 8 10,1 4,7
Tablet 9 10,1 4,5
Tablet 10 10,1 4,6
Rata-rata 10,26 4,56
Dari uji keseragaman ukuran diperoleh rata-rata Diamaeter tablet yaitu 10,26 dan
rata-rata tebal tablet yaitu 4,56 persyaratan tablet memiliki keseragaman ukuran
yaitu diamater tablet tidak lebih dari 3 kali tebal tablet dan tidak kurang dari 4/3
kali tebal tablet. Uji keseragamn tablet paracetamol diperoleh rata-rata nilai
diameter yaitu 4,56 tidak lebih dari 3 kali rata-rata tebal tablet yaitu 13,68 dan tidak
kurang dari 4/3 kali rata-rata tebal tablet yaitu 6,08.
Hasil dari uji keseragaman ukuran tablet parasetamol menunjukan adanya
keseragaman ukuran untuk setiap sampel tablet yang diukur. Hal ini menunjukkan
tampilan dari tablet seragam dan menunjukkan adanya keseragaman bobot dan zat
yang terkandung di dalam tablet seragam.
3. Uji Keseragaman bobot
Uji keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui keragaman sediaaan dan
memastikan bahwa setiap tablet mengandung sejumlah obat atau bahan aktif
dengan takaran yang tepat dan merata.
Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang satu per satu 10 sampel
tablet yang diambil secara acak dengan menggunakan timbangan analitik.
Berikut data yang diperoleh :

Sampel Tablet Bobot Tablet (mg)


Tablet 1 352
Tablet 2 354
Tablet 3 366
Tablet 4 361
Tablet 5 350
Tablet 6 333
Tablet 7 361
Tablet 8 358
Tablet 9 381
Tablet 10 355
Rata-rata 357,1
Persyaratan untuk uji keseragaman bobot tablet yaitu tidak boleh ada 2 tablet yang
presentase penyimpangannya lebih dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan
tidak boleh ada satupun tablet yang presentase penyimpangannya lebih dari harga
yang ditetapkan pada kolom B.
Hasil pengujian menunjukkan keseragaman bobot tablet parasetamol tidak
memenuhi persyaratan bobot tablet karena ada 1 tablet yang menyimpang dari
kolom A (5%) dan kolom B(%) yaitu sampel tablet 9 . Keseragaman bobot yang
berbeda dari beberapa sampel tablet kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor
pelaksanaan maupun faktor peralatan (aliran/distribusi granul yang kurang baik dan
sistem pencampuran yang kurang baik).

4. Uji Kekerasan tablet

Sampel tablet Kekerasan (Kg)


Tablet 1 1
Tablet 2 1
Tablet 3 1
Tablet 4 1
Tablet 5 1

Kekerasan tablet mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan


(Hadisoewignyo & fudholi,2013). Kekerasan tablet menggambarkan ketahanan
tablet terhadap tekanan, goncangan maupun pengikisan selama proses produksi,
pengemasan, transportasi maupun distribusi. Kekerasan tablet dipengaruhi oleh
tekanan kompresi, sifat bahan, kekerasan granul dan jumlah bahan pengikat.
Menurut lachman dkk.,2008 kekerasan tablet yang baik adalah 4-8 kg. Kekerasan
tablet mempengaruhi kerapuhan dan waktu hancur tablet, semakin besar kekerasan
tablet maka semakin kecil kerapuhan tablet dan semakin lama waktu hancur tablet.
Uji kekerasan tablet dilakukan dengan menggunakan 5 sampel tablet yang diambil
secara acak dan diuji dengan menggunakan hardness tester manual.
Hasil uji kekerasan tablet parasetamol yang dilakukan tidak memenuhi persyaratan
karena dari 5 sampel tablet yang diuji hanya memiliki kekerasan 1 kg saja. Hal ini
dapat terjadi karena penyimpanan granul yang akan dibuat tablet terlalu lama
sehingga dalam penyimpanan tersebut mungkin saja merusak komponen dalam
granul tersebut. Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima dengan
syarat kerapuhannya tidak melebihi batas yang diterapkan. Namum, biasanya tablet
yang tingkat kekerasannya kecil akan tinggi tingkat kerapuhannya dan akan lebih
sulit dalam proses pengemasan serta dalam transportasi.

Anda mungkin juga menyukai