Anda di halaman 1dari 8

REVIEW JURNAL

EFEKTIVITAS FARMAKOLOGI LIDAH BUAYA

(Aloe Vera L)

Disusun Oleh :
Pilu Lubiana zihara
(19482011015)

Dosen Pengampu :
Fitri zakiyah

UNIVERSITAS YPIB MAJALENGKA


Program Studi S1 Farmasi
Tahun ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional Indonesia telah dilakukan
oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya
naskah lama pada daun lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarrak
pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan
Boreh Wulang Dalem dan relief candi Borobudur yang menggambarkan
orang sedang meracik obat (jamu) dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya
(Sukandar, 2006). Jamu/obat tradisional adalah ramuan tradisional yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hasil-hasilnya atau hewan dari hasil-
hasilnya, akar-akaran yang secara tradisional dapat dianggap berkhasiat untuk
menyembuhkan penyakit atau untuk memelihara kesehatan. Bentuknya dapat
berupa cairan, rajangan, bubuk, tablet, kapsul, parem dan sebagainya.
Pengobatan secara tradisional di Indonesia telah berkembang selama berabad-
abad sehingga merupakan kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia
Lidah Buaya atau Aloe vera (Aloe barbadensis Miller) merupakan tanaman
berduri yang berasal dari daerah kering di benua Afrika. Tanaman lidah
buaya ini telah dikenal dan digunakan sejak ribuan tahun yang lalu karena
khasiat dan manfaatnya yang luar biasa. Catatan sejarah yang ada
menyebutkan bahwa Bangsa Mesir kuno telah mengetahui manfaat lidah
buaya sebagai tanaman kesehatan sejak tahun 1500 SM. Mengetahui manfaat
lidah buaya yang begitu luar biasa, bangsa Mesir kuno menyebut tanaman
lidah buaya sebagai tanaman keabadian. Lidah Buaya (Aloe vera) telah
digunakan untuk banyak keperluan selama berabad-abad. Kurang lebih 4000
tahun yang lalu sampai sekarang lidah buaya sangat dikenal khasiatnya
karena pada pelepahnya terdapat berbagai macam kandungan nutrisi. Lidah
buaya terlupakan dari kepulauan Canary di sebelah barat Afrika. Telah
dikenal sebagai obat dan kosmetika sejak berabad-abad silam. Hal ini tercatat
dalam Egyptian Book of Remedies. Di dalam buku tersebut diberitahukan
bahwa pada zaman Cleopatra, lidah buaya untuk bahan komestika dan
pemanfaatan kulit. Orang Yunani pada awal tahun 333 SM telah
mengidentifikasi bahwa lidah buaya sebagai tanaman penyembuh segala
penyakit.

B. Identitas Jurnal

Unsur Jurnal Jurnal 1 Jurnal 2


Judul “EFEKTIFITAS AIR “PENGARUH
REBUSAN LIDAH EKSTRAK ALOE
BUAYA TERHADAP VERA
PENURUNAN TERHADAP
GLUKOSA DARAH KESEMBUHAN
PENDERITA MUKOSA
DIABETES LAMBUNG TIKUS
MELLITUS” WISTAR YANG
DIINDUKSI
ASPIRIN”
Penulis Nurul Hidayah1, Lili Soetjipto1 , Achmad
Zurhayati2 Basori2 , Endang
Joewarini
Nama Jurnal
Vol/no Vol 6(1) Februari 2021 Vol. 20 (2018) pp
(120-126)
ISBN/ISSN
Penerbit
Tahun Terbit
BAB II

RINGKASAN JURNAL

A. Latar Belakang Masalah yang dikaji


Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi
masalah utama di Indonesia. Menurut American Diabetes Association (ADA),
diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau keduaduanya (American Diabetes Association Clinical Practice
Recommendations, 2011). Pada tahun 2030 diperkirakan diabetes mellitus
menempati urutan ke-7 penyebab kematian dunia. (Kemenkes RI, 2013).
Indonesia juga menghadapi situasi ancaman diabetes serupa dengan dunia.
International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017 melaporkan bahwa
epidemic Diabetes di Indonesia masih menunjukkan kecenderungan
meningkat. Indonesia adalah Negara peringkat keenam di dunia setelah
Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah
penyandang diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang (Kemenkes RI,
2018b). Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018
memperlihatkan peningkatan angka prevalensi Diabetes yang cukup
signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018.
Sehingga estimasi jumlah penderita di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta
orang yang bila penyakit ini tidak diatasi dengan baik, maka penderita
beresiko terkena penyakit lain, seperti serangan jantung, stroke, kebutaan, dan
gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian
(Kemenkes RI, 2018).
Dewasa ini masyarakat banyak lebih memilih pengobatan dengan
menggunakan tanaman obat dibandingkan dengan obat-obat kimia karena
selain harganya yang relatif murah, bahan-bahan alam cenderung mudah
diperoleh dan aman untuk dikonsumsi. Lidah buaya (Aloe vera) merupakan
salah satu tanaman yang memiliki efek antihiperglikemik yang dapat
mengobati penyakit diabetes mellitus. Menurut (Arisman, 2010), kandungan
aloe emodin dari lidah buaya (aloe vera) mengaktivasi insulin dan menambah
laju sintesis glikogen sehingga bermanfaat untuk mengurangi rasio gula
darah. Selain aloe emodin di dalam lidah buaya juga terdapat kromium yang
berperan dalam merangsang sekresi insulin oleh sel β pankreas dan
memfungsikan hormon insulin lebih efisien menyebarkan glukosa ke aliran
darah menuju ke dalam sel. Sehingga akan menambah jumlah reseptor insulin
pada membran sel yang akan memudahkan pengikatan insulin pada sel.
Dengan meningkatnya produksi insulin sehingga secara otomatis produksi
glukosa oleh hati menurun dan glukosa darah juga menurun (Arisman, 2010).
Salah satu cara pengolahan lidah buaya tanpa mengubah dan menghilangkan
kandungan aloe emodin dan kromium untuk penatalaksanaan penyakit
diabetes mellitus adalah dengan merebus lidah buaya (Nurmalina, Rina ;
Valley, 2014). Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan alternatif
penatalaksanaan diabetes mellitus dengan tujuan mengetahui “Efektifitas Air
Rebusan Lidah Buaya (Aloe Vera) Terhadap Penurunan Glukosa Darah
Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya
Pekanbaru”.
B. Kajian Teori
1. Tanaman Lidah buaya

C. Metode yang digunakan


BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis Review Jurnal

B. Evaluasi Review Jurnal

Anda mungkin juga menyukai