PENDAHULUAN
kejadian luar biasa (KLB). Diare menempati posisi ke lima dalam daftar
dua juta anak di dunia setiap tahun (Amiruddin, 2007). Hasil survey di
golongan umur berkisar antara 120-360 per 1000 penduduk dan untuk balita
menderita satu atau dua kali episode diare setiap tahunnya atau 60% dari
2001). Salah satu dari efek samping terjadinya diare adalah dehidrasi. Hal ini
disebabkan, pada saat diare terjadi kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga
dialah yang Maha Perkasa, Maha Agung lagi Maha Kuasa yang telah
sebagai gudangnya tumbuhan obat. Dari sekitar 30.000 jenis flora yang ada
obat. Dari jumlah tersebut tercatat 283 spesies merupakan tumbuhan obat
bunga dan akarnya yang memiliki khasiat sebagai obat dan digunakan
Benincasa hispida (kunru). Kandungan terbanyak pada buah bligo adalah air,
dimana kadar air dari buah bligo ini mencapai 94,5%, dengan kandungan
protein sebesar 0,4%, karbohidrat 4%, lemak 0,2%, abu 0,3% dan serat
Salmonella thypi dan Bacillus subtilis. Potensi ekstrak buah bligo selain
dan lain sebagainya. Buah bligo juga memiliki efek samping yang minimal,
tetapi buah bligo ini memiliki kontraindikasi bagi penderita radang sendi,
gangguan ginjal dan radang pada mulut, disebabkan karena adanya efek
dingin dari buah bligo dan kandungan kalsium oksalat pada buah tersebut.
Penelitian yang dilakukan di India oleh Rajesh Kumar Sharma, Rajni Singh,
K.K. Jha, dan Abishek B. (2013) menjelaskan bahwa ekstrak biji buah bligo
pada pertumbuhan Escherichia coli pada dosis 300 mg/ml, 400 mg/ml, dan
Escherichia coli seiring dengan peningkatan dosis yang diberikan, tetapi tidak
Escherichia coli pada perlakuan pertama dan kedua pada dosis 300 mg/ml,
400 mg/ml, dan 500 mg/ml terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli
antidiare pada ekstrak etanol biji buah kunru pada mencit. Agar dapat