DISUSUN OLEH :
NAMA : ELSA WIDYAVIHUSNA
NIM : P05130217016
1
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 3
1.2. Rumusan masalah ................................................................ 4
1.3. Tujuan penelitian.................................................................. 4
2
BAB I
PENDAHULUAN
Diare merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi di dunia dan
dilaporkan terdapat hampir 1,7 milyar kasus setiap tahunnya. Penyakit ini sering
menyebabkan kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita). Dalam satu
tahun sekitar 760.000 anak usia balita meninggal karena penyakit ini (World
Health Organization (WHO)(2013).Diare penyebab nomer 1 kematian anak usia
balita di dunia, UNICEF melaporkan setiap detik satu anak meninggal karena
diare.
Dari hasil survey morbiditas yang dilakukan oleh subdit diare, Departemen
Kesehatan dari tahun 2012 – 2015 memperlihatkan kecenderungan insiden naik.
Pada tahun 2012 angka kesakitan diare pada balita 900 per 1.000 balita, tahun
2013 insiden diare pada balita sebesar 6,7% (kisaran provinsi 3,3%-10,2%).
Tahun 2015 terjadi 18 kali KLB diare denganjumlah penderita 1.213 orang dan
kematian 30 orang dengan Case Fatality
Rate (CFR) = 2,47% (DEPKES RI, 2015).
3
Beberapa penelitian daya hambat ekstrak jahe terhadap E.coli telah
banyak dilaporkan di Indonesia, diantaranya Arifin (2012) menemukan zona
hambat 15,3 mm dan Kaitu dkk (2013) menemukan KHM 25 % V/V. Adanya
daya hambat jahe terhadap E.coli kerena menurut Nuraida dkk (2015) kerja
bahan pengawet tersebut umumnya, minyak esensial jahe akan menyebabkan
kebocoran ion, ATP, asam nukleat dan asam amino dari mikroba target.
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) adalah salah satu jenis tanaman obat
termasuk famili zingiberaceae dan memiliki banyak manfaat. Salah satunya
digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan obat modern maupun obat
tradisional (Paimin et al.,2004). Kandungan senyawa metabolit sekunder pada
tanaman jahe adalah flavonoid, fenol, terpenoid dan minyak atsiri. Senyawa
metabolit sekunder yang dihasilkan tanaman jahe umumnya dapat menghambat
pertumbuhan kuman patogen pada manusia, salah satunya adalah kuman
Escherichia coli ( Nursal et al., 2006).
4
Dalam pengobatan penyakit infeksi, sering muncul masalah terjadinya
resistensi antibiotik. Bagi negara berkembang munculnya strain kuman yang
resisten terhadap antibiotik menyebabkan angka kematian semakin meningkat
(Tjay dan Rahardja, 2002). Meluasnya resistensi mikroba terhadap obat
antibiotik menjadikan pentingnya pencarian sumber antimikroba dari bahan
alam. Tanaman obat diketahui potensial untuk dikembangkan pada penyakit
infeksi namun masih banyak yang belum dibuktikan aktivitasnya secara ilmiah (
Hertiani et al., 2003).
1.2.Rumusan Masalah
Bagaimana pemanfaatan ekstrak daun jambu biji dan jahe tinggi flavonoid
dalam pembuatan kue lidah kucing untuk penderita diare
1.3.Tujuan Umum
1. untuk mengetahui hubungan kue lidah kucing dari ekstrak daun jambu
biji dan jahe yang tinggi flavonoid terhadap penderita diare
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DIARE
6
dari 80% kematian terjadi pada anak berusia kurang dari dua tahun (Widoyono,
2005).
B. JAMBU BIJI
Jambu biji (Psidium guajava) bukan merupakan tanamanasli Indonesia.
Tanaman ini pertama kali ditemukan di AmerikaTengah oleh Nikolai Ivanovich
Vavilov saat melakukan ekspedisike beberapa Negara di Asia, Afrika, eropa,
Amerika selatan, dan uni soviet antara waktu 1887 -1994. beriring dengan
berjalannya waktu aktu, jambu biji menebar di beberapa Negara seperti
Thailand,Taiwan, Indonesia, Jepang, malaysia , dan Australia (parimin 2005).
7
Buah jambu biji dilaporkan mempunyai kandungan vitamin C danfenol
yang bisa menjadi antioksidan. juah jambu biji merahsegar memiliki kandungan
metabolit sekunder yaitu flavonoid , terpenoid, dan tannin. buah jambu biji
dilaporkan pula memiliki senyawa metabolit sekunder berupa saponin, dan
alkaloid ketika di uji (sangi et al ,2008).
8
bermakna terhadap konsistensi feses, berat total feses, waktu munculnya diare,
lamanya diare dan transit usus.
Frekuensi defekasi ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih 150
mg /kg bb pada menit ke 180 sampai 240 berbedabermakna dibandingkan
dengankelompok control (p>0.05) (Adnyana et al,2004). senyawa aktif dalam
daun jambu biji yang berfungsi sebagai antidiare adalah flavonoidkhusus nya
Guercetin yang dapat menghambat pengeluaran asetilkolin dankontraksi usus,
tannin yang memiliki efek mengurangi peristaltic usus,minyak atsiri dan alkaloid
merupakan inhibitor pertumbuhan danmematikan mikroorganisme di usus (fratiwi
2015 )
D. JAHE
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) adalah salah satu jenis tanaman obat
termasuk famili zingiberaceae dan memiliki banyak manfaat. Salah satunya
digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan obat modern maupun obat
tradisional (Paimin et al.,2004). Kandungan senyawa metabolit sekunder pada
tanaman jahe adalah flavonoid, fenol, terpenoid dan minyak atsiri. Senyawa
metabolit sekunder yang dihasilkan tanaman jahe umumnya dapat menghambat
pertumbuhan kuman patogen pada manusia, salah satunya adalah kuman
Escherichia coli ( Nursal et al., 2006).
9
Saat ini pendayagunaan obat tradisional yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan berkembang dengan pesat dan banyak dijadikan alternatif oleh
sebagian masyarakat. Efek samping obat tradisional relatif lebih kecil, harga
yang dapat dijangkau masyarakat, efek farmakologi yang dapat dipercepat dan
diperkuat dengan cara purifikasi ekstrak serta adanya data ilmiah yang lengkap.
Hal ini merupakan keunggulan obat tradisional. Fenomena ini mendorong
adanya pengenalan penelitian, pengujian dan pengembagan khasiat serta
keamanan suatu tumbuhan supaya peranan dan kualitasnya dapat lebih
ditingkatkan.
E. FLAVONOID
Kata dari “flavonoid” merupakan kata yang merujuk pada senyawa bahan
alam yang mengandung dua cincin aromatik benzena yang dihubungkan oleh 3
atom karbon, atau suatu fenilbenzopiran (C6-C3-C6). Bergantung pada posisi
ikatan dari cincin aromatik benzena pada rantai penghubung tersebut, kelompok
flavonoid dibagi menjadi 3 kelas utama, flavonoid, isoflavonoid, dan
neoflavonoid. Flavonoid dapat disintesis melalui jalur fenol dengan melibatkan
calkon dan dihidrocalkon sebagai senyawa antaranya. Bahan awal yang
direasikan dengan adanya asam dapat membentuk senyawa flavonoid dengan
melibatkan calkon sebagai senyawa antara, sedangkan apabila direaksikan pada
kondisi basa akan membentuk suatu dehidrocalkon dengan adanya proses
reduksi terlebih dahulu.
10
1) Jenis -jenis food fungsional
a. Zat gizi: asam amino, beberapa jenis protein, asam lemak tak jenuh ganda
(PUFA = polyunsaturated fatty acids), vitamin, mineral, dsb.
b. Non gizi :seratpangan, prebiotik, probiotik, fitoestrogen, fitosterol dan
fitostanol, poliphenol dan isoflavon, flavonoid ,likopen ,gula alkohol,
bakteri asam laktat, dsb.
11
4) Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum DPPH
Fraksi heksana, kloroform, etil asetat, butanol dan fraksi air yang telah
diuapkan dan dilarutkan dengan 10 mg dari masing-masing fraksi dalam 10 mL
metanol, kemudian larutan dari masing-masing fraksi dipipet sebanyak 2 mL,
masukkan ke dalam vial lalu ditambahkan 4 mL larutan induk DPPH (35µg/ml).
Campuran dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit ditempat gelap, Serapan
larutan diukur dengan Spektrofotometer UV-Visibel pada panjang gelombang
maksimum.
12
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
Alat
1. Blender
2. Oven
3. Loyang
4. Pisau
5. Sendok
6. Timbangan analitik
7. Baskom
8. Mixer
Bahan
1. tepung terigu
2. tepung maizena
3. mentega
4. butter
5. gula halus
6. putih telur
7. ekstrak daun jambu biji
8. ekstrak jahe
13
3.3 Defisiensi Operasional
Pengukuran
2 = tidak suka
3 = suka
4 = sangat suka
14
3.4. prosedur pelaksanaan
Tepung terigu,
maizena, gula halus
Diaduk
Masukkan putih
telur
Masukkan ekstrak
daun jambu biji
dan jahe
Campurkan BAB 4
dan buatkan
adonan
15
DAFTAR PUSTAKA
fratiwi,yolanda “the potential of guava leaf (psidium guajava l.) for diarrhea”J
MAJORITY | Volume 4 Nomor 1 | Januari 2015|113 .print
Rivai Harrizul dkk .2010.Karaterisasi Flavonoid antioksidan dari daun jambu biji
.jurnal farmasi higea.2 (2) :127-136.
Paramitha, G.W., Soprima, M., dan Haryanto, B., 2010. Perilaku Ibu Pengguna
Botol Susu Dengan Kejadian Diare pada Balita. Jakarta Timur : Departemen
Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
Kementerian Kesehatan RI. Kesehatan dalam Kerangka Sistainable Development
Goals (SDG'S). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015
Subagyo B., Santoso N.B., 2012. Diare Akut Pada Anak.Surakarta: uns press
pp.2-33.
Parimin, 2005. Jambu Biji. Budi Daya dan Ragam Pemanfaatannya. Penebar
Swadaya, Jakarta.
WHO. 2013. About Cardiovascular diseases. World Health Organization.
Geneva. Cited July 15th 2014. Available from URL :
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/about_cvd/en/ accessed on.
Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI; 2016.
Sunarni, T., Pramono, S., and Asmah, R. (2007). Antioxidant–free Radical
Scavenging of Flavonoid from the Leaves of Stelechocarpus burahol (Bl.)Hook f.
& Th.Majalah Farmasi Indonesia, 18(3):111-116
Sangi et al .2008.Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat Di Kabupaten Minahasa Utara
.Manado .1 (1) .
16