Anda di halaman 1dari 23

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KEMANGI SEBAGAI OBAT ASAM

LAMBUNG
(Makalah Pengembangan Produk Olahan)

Oleh

Kelompok 3
THP A

Sekar Kinansih 1914051005


Hanifah 1914051033
Saldi Sandika 1914051037
Elin Syafira 1954051013

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
BAB I. ANALISIS MASALAH

Masa Pandemi Covid 19 yang telah berlangsung selama lebih dari 2 tahun
menyebabkan timbulnya kebiasaan kebiasaan baru yang serba online. Banyak hal
yang dituntut untuk dapat dikerjakan di dalam rumah, baik itu sekolah, bekerja,
membeli makanan, membeli barang, dll. Mengurangi mobilitas dan frekuensi
bertemu orang lain sama dengan mengurangi penyebaran virus yang nantinya
akan berpengaruh terhadap berakhirnya masa pandemi Covid 19. Pada awal
tahun 2022, pemerintah memutuskan untuk mulai kembali mempersiapkan masa
new normal. Masyarakat mulai kembali melakukan aktivitas diluar rumah, baik
sekolah, bekerja, hingga transaksi transaksi lainnya pun sudah mulai dilakukan
secara langsung.

Tingginya mobilitas masyarakat mempengaruhi pola makan dan tekanan yang


nantinya akan memicu stress. Stres dapat menimbulkan kecemasan yang erat
kaitannya dengan pola hidup. Gangguan kecemasan dapat mengakibatkan
berbagai respon fisiologis, diantaranya gangguan pencernaan (Ika, 2010).
Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stress. Kadar asam
lambung yang meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini
dibiarkan lamakelamaan dapat menyebabkan terjadinya gastritis (Ika, 2010).
Penderita yang mengalami stres seringkali mengalami gangguan pada sistem
pencernaan, misalnya pada lambung sering terasa kembung, mual dan pedih, hal
ini disebabkan karena asam lambung yang berlebihan yang dikenal sebagai
gastritis atau maag. Penelitian Tarigan (2003) menunjukan bahwa pasien yang
mengalami gastritis berhubungan dengan stres yang dialaminya.
Faktor psikis dan emosi seperti pada kecemasan dan depresi dapat mempengaruhi
fungsi saluran cerna yang mengakibatkan perubahan sekresi asam lambung,
mempengaruhi motilitas dan vaskularisasi mukosa lambung serta menurunkan
ambang rangsang nyeri. Berdasarkan permasalahan tersebut, sehingga dibutuhkan
suatu obat yang dapat mengobati penyakit asam lambung. Obat yang dibutuhkan
disini merupakan obat yang berbahan dasar herbal atau tumbuhan sehingga
nantinya tidak menimbulkan efek samping atau meminimalisasi timbulnya
penyakit baru. Reaksi yang merugikan adalah batas efek yang tidak diinginkan
(yang tidak diharapkan dan terjadi pada dosis normal) dari obat-obat yang
mengakibatkan efek samping yang ringan sampai berat, termasuk anafilaksis
(kolaps kardiovaskular). Reaksi yang merugikan selalu tidak diinginkan.

Gambar 1. Beberapa obat asam lambung

Pengobatan untuk penyakit asam lambung sudah banyak beredar di pasaran,


seperti mylanta, gastran, promag, dll, yang tergolong sebagai obat obatan sintetik.
Pengobatan yang perlu dikembangkan lebih lanjut yaitu obat alami atau
tradisional, yang menggunakan bahan bahan herbal dengan proses produksi yang
modern menggunakan mesin modern. Beberapa obat asam lambung tradisional
sudah terjual di pasaran dalam bentuk kapsul siap minum. Namun keberadaan
obat tersebut belum dilengkapi dengan informasi informasi mengenai kegunaan,
dosis, BPOM, ataupun halal.
Gambar 2. Kapsul daun kemangi yang belum terstandar

Oleh karena itu, dinilai penting mengembangkan produk obat berbahan dasar
herbal yang tidak memiliki efek samping namun dapat efektif mengobati suatu
penyakit, juga dilengkapi dengan standar keamanan sehingga konsumen tidak
perlu takut dan was was mengenai khasiat dan efek samping nya. Tanaman yang
memiliki manfaat untuk mengobati asam lambung salah satunya adalah daun
kemangi. Daun kemangi akan diekstraksi untuk kemudian dimasukkan kedalam
kapsul sehingga mudah untuk dikonsumsi. Produk dibuat sesuai dengan standar
yang berlaku, melalui tahapan riset, formulasi, dan beberapa uji coba hingga
dinyatakan aman dikonsumsi manusia, memiliki efek menyembuhkan. Obat ini
akan diproduksi secara massal, didistribusikan secara menyeluruh hingga mudah
dijangkau di seluruh daerah. Obat ini menggunakan bahan yang berasal dari alam,
mudah dibudidaya, sehingga memiliki harga yang lebih murah. Obat ini dapat
menjadi obat yang wajib dibawa kemanapun oleh penderita asam lambung.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daun Kemangi

Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia sudah mengenal dan memakai


tumbuhan berkhasiat obat sebagai salah satu upaya penanggulangan masalah
kesehatan yang dihadapi. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ternyata
tidak mampu begitu saja menghilangkan arti pengobatan tradisional. Apalagi
keadaan perekonomian Indonesia saat ini yang mengakibatkan harga obat-obatan
modern menjadi mahal. Oleh karena itu, salah satu pengobatan alternatif yang
dilakukan adalah meningkatkan penggunaan tumbuhan berkhasiat obat di
kalangan masyarakat.

Salah satu tumbuhan yang dipergunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan
obat-obatan adalah kemangi (Ocimum spp.). Kemangi adalah tumbuhan berbatang
pendek yang tumbuh di berbagai belahan dunia. Daun kemangi berpotensi
menurunkan kadar asam lambung dikarenakan pada daun kemangi memiliki zat
aktif berupa flavonoid, fenolik dan saponin yang dapat meningkatkan proses
penyembuhan asam lambung. Konsumsi daun kemangi secara teratur akan dapat
mengurangi penyakit asam lambung yang banyak didapatkan pada masyarakat
(Kadarohman et al, 2011).
2.1.1 Klasifikasi Daun Kemangi

Kingdom: plantae
Divisi: spermatophyte
Subdivisi: angiospermae
Kelas: dicotyledonae
Ordo: tubiflorae
Famili: lamiaceae
Genus: ocimum
Spesies: ociumum sanctum L (Maryati dkk, 2007)

Gambar 3. Daun kemangi

2.2 Kandungan Kimia Daun Kemangi

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam Kemangi 3,7-dimetil-1,6-


oktadien-3-ol (linalool 3,94 mg/g), 1-metoksi-4-(2-propenil) benzena (estragol
2,03 mg/g), metil sinamat (1,28 mg/g), 4-alil-2-metoksifenol (eugenol 0,896
mg/g), dan 1,8-sineol (0,288 mg/g) yang diidentifikasi dengan metode GC/MS.
Secara tradisional, kemangi telah digunakan dalam penyembuhan pusing, batuk,
diare, konstipasi, cacingan, gagal ginjal, dan kutil. Tanaman kemangi
mengandung minyak atsiri yang banyak dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri.
Disamping itu juga mengandung flafon apigenin, luteolin, flavon O-
glukotisidaapigenin 7-O glukoronida, luteolin 7-O glukoronida, flavon C-
glukosida orientin, molludistin dan asam ursolat.

Sedangkan pada daun kemangi sendiri, penelitian fitokimia telah membuktikan


adanya flavonoid, glikosid, asam gallic dan esternya, asam kaffeic, dan minyak
atsiri yang mengandung eugenol sebagai komponen utama Menurut “daftar
komposisi bahan makanan” direktorat gizi depertemen keseharan RI, kemangi
termasuk sayuran kaya provitamin A. Setiap 100 g daun kemangi terkandung
5.000 SI vitamin A. Kelebihan lainnya, kemangi termasuk tamanan yang banyak
mengandung mineral, kalsium dan fosfor yaitu sebanyak 45 dan 75 mg per 100g
daun kemangi (Yosephine dkk, 2013).

2.3 Manfaat Daun Kemangi

Daun kemangi memiliki bau tajam namun menyegarkan seperti halnya lemon dan
daun mint. Menurut Artika (2020) menyatakan bahwa daun kemangi dapat
membantu mengobati asam lambung. Ada beberapa faktor terjadinya peningkatan
asam lambung yaitu stress, pola makan tidak teratur dan obat-obatan. Daun
kemangi menjadi obat tradisional untuk mengurangi peradangan. Zat aktif daun
kemangi seperti flavonoid, fenolik dan saponin bermanfaat untuk menyembuhkan
asam lambung. Selain itu berdasarkan Cahyani, (2014) menyebutkan banyak
manfaat yang terkandung dalam daun kemangi selain untuk asam lambung,
diantaranya yaitu

a. Khasiat daun kemangi sangat baik untuk melawan radikal bebas, ini karena
daun kemangi memiliki antioksidan yang sangat baik untuk melawan
radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh kita. Antioksidan yang berupa
flavonoid dan juga eugenol mempu mencegah pertumbuhan bakteri, virus
dan jamur.
b. Khasiat daun kemangi dapat membantu pertumbuhan tulang kita. Ini karena
daun kemangi memiliki kandungan kalsium dan fosfor yang berperan
penting dalam mengatur pembentukan dan pertumbuhan tulang. Kemudian
kandungan astenol dan boron dalam daun kemangi memberikan khasiat
daun kemangi yang berperan aktif dalam merangsang fungsi kerja dari
hormon estrogen dan juga hormon endrogen, serta mencegah pengeroposan
tulang.
c. Khasiat daun kemangi dapat membantu melancarkan aliran darah dalam
tubuh kita. Ini dilihat dari daun kemangi yang memiliki kandungan
mag nesium yang dapat membantu merilekskan jantung dan juga
pembuluh darah, sehingga menjaga aliran darah untuk tetap lancar.
d. Khasiat daun kemangi dapat membantu untuk meningkatkan kekebalan
tubuh, ini karena daun kemangi memiliki kandungan beta karoten yang
dapat meningkatkan respon antibodi, sehingga dapat meningkatkan
kekebalan tubuh. Kandu-ngan beta karoten juga dapat membantu sintesis
protein sehingga mendukung proses pertumbuhan dan juga dapat
memperbaiki sel-sel yang rusak. Selain itu, khasiat daun kemangi dari
kandungan beta karoten tersebut dapat membantu untuk meningkatkan
fungsi penglihatan.
e. Khasiat daun kemangi dapat membantu untuk mencegah kemandulan. Ini
karena daun kemangi mengandung zat arginin yang dapat memprkuat daya
hidup sperma sehingga dapat mencegah kemandulan. Selain itu, daun
kemangi juga mengandung zat eugenol dan apigenin fenkhona yang dapat
membantu meningkatkan kualitas ereksi dan mencegah ejakulasi dini.
f. Mengobati Panu dengan cara cukup mudah. Ambil segenggam daun
kemangi dan cuci bersih, setelah itu haluskan. Beri sedikit air campuran
kapur sirih dan selanjutnya balurkan pada bagian kulit yang terserang panu.
Sebaiknya dilakukan dua kali dalam sehari.
g. Mengobati sariawan, ambil daun kemangi kira-kira 50 helai dan cuci hingga
bersih. Selanjutnya kunyah daun tersebut kurang lebih dua hingga tiga
menit. Setelah halus, telah daun kemangi tersebut dan langsung minum air
hangat. Untuk hasil maksimal, lakukan maksimal 3 kali dalam sehari.
h. Menghilangkan mual dan flu dengan cara cukup mudah, pertama keringkan
daun kemangi dan kemudian seduh layaknya teh. Minum air teh kemangi
tersebut dua kali dalah sehari dan badan Anda akan sembuh dari mual serta
menghalau flu datang.
i. Menghilangkan bau mulut, ambil daun kemangi, biji juga akarnya.
Bersihkan dan kemudian seduh dengan air yang panas. Air seduhan tersebut
bisa Anda tambahkan dengan gula merah atau madu. Minum air tersebut di
setiap pagi sebelum beraktifitas.
j. Meredakan perut kembung. Caranya, rebus daun kemangi dengan bawang
merah yang kemudian dicampur dengan minyak kelapa. Ramuan tersebut
segera dioleskan pada perut yang dirasa kembung.

2.4 Kategori Obat Tradisional

Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik


Indonesia, Nomor: HK.00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokkan
dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, obat tradisional yang ada di
Indonesia dapat dikategorikan menjadi Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan
Fitofarmaka (Dewoto, 2007).

a. Jamu
Jamu termasuk Obat Tradisional yang dibuat dari bahan atau ramuan dari
tumbuhan, hewan atau mineral dan sediaan sarian atau campurannya yang secara
turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan norma yang
berlaku di masyarakat. Manfaat Jamu untuk memelihara kesehatan, contoh kunyit
asam, jahe manis, menambah nafsu makan, contoh temulawak, beras kencur.
Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup
dengan pembuktian empiris atau turun temurun yang berlaku. Bentuk sediaan
berwujud sebagai serbuk seduhan, rajangan untuk seduhan dan sebagainya. Istilah
penggunaannya masih memakai pengertian tradisional seperti galian singset,
sekalor, pegal linu, tolak angin dan sebagainya. Contoh: Woods’ Herbal, Diapet
Anak, Kuku Bima Gingseng, Diabeta, Jamu Pegal Linu Komplit, Laserin, dan
Jamu Anak Sehat. Jamu harus memenuhi kriteria:
a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
b. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris.
c. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

b. Obat Herbal Terstandar


Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah sediaan obat bahan alam yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik pada
hewan dan bahan bakunya telah di standarisasi. Obat herbal terstandar harus
memenuhi kriteria aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, klaim khasiat
dibuktikan secara ilmiah atau praklinik, telah dilakukan standarisasi terhadap
bahan baku yang digunakan dalam produk jadi. Contoh: Tolak angin, Diapet,
Lelap, Fitolac, Diabmeneer, Glucogarp, dan Kiranti.

c. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat
modern karena telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan
uji praklinik pada hewan dan uji klinik pada manusia, bahan baku dan produk
jadinya telah di standarisasi. Fitofarmaka harus memenuhi kriteria aman sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan, klaim khasiat dibuktikan dengan uji klinis,
telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk
jadi. Contoh: Stimuno, Tensigard, Rheumaneer, Nodiar, dan Stimuno Forte.
BAB III. ANALISIS PRODUK

TKT Target yang Indikator Output Uji Perkiraa


ingin dicapai ketercapaian yang yang n waktu
dari produk harus akan untuk
dihasilka dilaku mendap
n kan atkan
output
1 -Mengetahui Telah dilakukan Informasi, Survei 1 minggu
masalah-masalah survei ataupun ide, dan awal
disekitar. pengamatan riset dan
permasalahan riset
-menyimpulkan yang terjadi
permasalahan dan
mendapatkan -Sudah
solusi diketahui
produk yang
akan
dikembangkan
2 Studi literatur -Telah diketahui Formulasi - 1 minggu
terkait formuasi, cara pembuatan yang telah
cara pembuatan, dan penyajian diulas dan
penyajian, yang efektif disetujui
kegunaan, dan - Telah di dapat berdasarka
data pendukung data-data n riset
mengenai asam pendukung
lambung juga mengenai asam
daun kemangi lambung dan
daun kemangi
3 Sintesa awal obat, -Dilakukan Hasil uji Uji In 1 bulan
pembuatan In vivo vivo
mekanisme kerja,
secara In vivo dan In dan In
dan karakteristik dan In vitro vitro vitro
dalam jumlah
bahan dalam studi
terbatas
praklinis -Evaluasi
teknologi yang
mendukung
pengembang
obat
- telah
dimulainya riset
dasar,
pengumpulan
data, dan analisa
yang menguji
hipotesa, juga
mengeksplorasi
konsep alternatif
obat asam
lambung

4 Riset -Telah -Hasil uji Uji 1 bulan


dilakukan dan terhadap toksisit
laboratorium
dibuktikan hewan as dan
mengenai mengenai percobaan uji
formulasi, -Perkiraan keaman
formulasi,
pemberian obat dosis an
pemberian obat, dan pengukuran aman dalam
dosis kepada - Hasil skala
dan pengukuran
hewan model pengujian lab
dosis untuk toksisitas
mengidentifikasi
dan menilai
keamanan nya.
-Dilakukan
pengujian
keamanan,
ketidak cocokan
dan efek
samping
-telah dilakukan
dan dibuktikan
konsep dasar
dan keamanan
formulasi obat
asam lambung
pada skala
laboratorium
5 Dipastikan -Telah -Tercapai Persiap 2 minggu
adanya dilakukan riset nya poin an uji
kecukupan data non klinis dan kecukupan klinis
terkait obat untuk klinis secara data
kemudian ketat meliputi terkait
diproses pengumpulan obat untuk
pemohonan data parameter diproses
Investigational dan analisis ke IND
New Drug (IND) yang -hasil yang
dirumuskan akurat
dengan baik mengenai
dengan kajian
prototype keamanan
-telah dilakukan dan
kajian keamanan toksisitas
dan toksisitas secara
secara GLP GLP
menggunakan -Data
hewan model mengenai
-telah dilakukan khasiat
identifikasi klinis
khasiat klinis
-telah dilakukan
kajian untuk
evaluasi
farmakokinetik
dan
farmakodinamik
obat asam
lambung
-telah dimulai
riset stabilitas
6 Dilakukan uji - uji klinis Fase -Data Uji 1 bulan
klinis fase 1 1 dilakukan mengenai klinis
untuk uji klinis fase 1
membuktikan fase 1
keamanan obat mengenai
asam lambung obat asam
pada manusia lambung
dalam jumlah -Data yang
kecil dan dalam memenuhi
pengawasan persyarata
yang hati-hati n
dan dipantau keamanan
kondisi klinis
klinisnya untuk
- aplikasi IND mendukun
disiapkan dan g uji klinis
diajukan fase 2
(submit);
- teknologi
produksi
dibuktikan
melalui
kualifikasi
fasilitas cGMP
-Didapatkan
hasil uji klinis
tahap 1 dan
dihasilkan data
penunjang uji
fase 2
7 Dilakukan uji -uji klinis Fase 2 - data Uji 1 bulan
klinis fase 2 telah dilakukan aktivitas klinis
untuk produk fase 2
membuktikan (yaitu
khasiat awal dan bukti awal
untuk khasiat)
mendapatkan telah
data keamanan ditentukan
dan toksisitas -Telah
lebih lanjut dihasilkan
-Didapatkan range
khasiat awal, dosis dan
data keamanan cara
dan data pemberian
toksisitas
-Didapatkan
range dosis dan
direncanakan uji
klinis 3
- telah dilakukan
scaling up
proses untuk
skala komersial
yang memenuhi
syarat GMP.
8 Validasi telah - validasi proses -Penilaian -Uji 1 bulan
diselesaikan dan telah selesai keseluruha klinis
dilakukan uji dilaksanakan n bahaya fase 3
klinis fase 3 dan diikuti dan -
dengan uji lot keuntunga
Surroga
consistency n untuk
(konsistensi pemberian te test
produk akhir) label obat
- telak dilakukan -
uji klinis Fase 3 Pengajuan
yang diperluas dan
atau surrogate persetujua
test untuk n BPOM
mengumpulkan -Fasilitas
informasi terkait produksi
keamanan dan telah
efektifitas obat diinspeksi
kandidat. BPOM
Pengujian
dilakukan untuk
menilai
keseluruhan
risk-benefit dari
pemberian obat
kandidat dan
untuk
memberikan
landasan yang
cukup untuk
pemberian label
obat (drug
labeling)
- DOSSIER
dipersiapkan dan
diajukan ke
BPOM
- persetujuan
DOSSIER untuk
obat oleh BPOM
-Telah dilakukan
uji klinis fase 3
dan surrogate tes
9 Produksi secara -Produksi selesai Pendistrib Pengaw -
massal dan dapat usian asan
dipasarkan post
- telah dilakukan marketi
riset dan ng
pengawasan
post-marketing
(non-klinis
maupun klinis).

Tahapan Kesiapan Teknologi merupakan ukuran yang menunjukkan tahapan


kesiapan atau kesiapan hasil Penelitian (research) dan Pengembangan pada skala 1
– 9, yang mana antara satu tahapan dengan tahapan yang lain saling terkait dan
menjadi landasan bagi tahapan berikutnya. Tahapan Kesiapan Teknologi dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Riset dasar untuk TKT tingkat 1-3
2. Riset terapan untuk TKT Tingkat 4-6
3. Riset Pengembangan dari TKT tingkat 7-9.

Berdasarkan tahapan kesiapan teknologi (TKT) pada produk obat herbal daun
kemangi sebagai obat penyakit asam lambung dengan tantangan produk harus siap
dilempar ke pasar dalam waktu 6 bulan karena perusahaan tidak boleh kehilangan
momentum dan tidak boleh didahului competitor menunjukan bahwa produk obat
herbal daun kemangi ini telah siap untuk dipasarkan. Dan berikut ini adalah
tahapan-tahapan yang dilakukan saat proses pengembangan produk dan dalam
memenuhi tantangan pemasaran produk dalam waktu 6 bulan : Pada tahapan 1
yaitu prinsip dasar, sebagai tim R&D (research and development) di perusahaan
tersebut harus mengetahui masalah-masalah yang ada dilingkungan masyarakat
salah satunya yaitu penyakit asam lambung yang sering terjadi pada mahasiswa.
Penyakit asam lambung adalah penyakit yang disebabkan karena naiknya asam
lambung yang berkelebihan dan juga karna meningkatnya asam lambung,
penyakit dari asam lambung adalah gangguan fungsional yang terjadi karena kerja
dari lambung yang tidak baik. Hal ini mempunyai suatu hubungan dengan gerakan
lambung yang biasanya berkaitan dengan sistem saraf dilambung atau secara
psikologis. Penyebab lainnya adalah karena terjadi gangguan struktur anatomi
yang minsalnya terjadi karena luka. Stres juga bisa menjadi salah satu penyebab
psikologis yang bisa mengakibatkan sistem saraf pusat otak yang berkaitan
dengan lambung yang mengalami suatu perubahan hormon yang ada didalam
tubuh sehingga bisa merangsang sel-sel didalam lambung untuk memproduksi
asam secara berkelebihan (Dewi et al, 2019). Dan untuk mengetahui
permasalahan tersebut telah dilakukan survei dan pengamatan permasalahan
supaya diperoleh informasi, ide dan riset dalam mengembangkan produk.
Dilakukan survei awal yaitu dengan cara melihat dan menentukan sasaran produk
yang telah dikembangkan ini nantinya akan dipasarkan kemana dan kepada siapa
supaya nantinya jika produk ini sudah berhasil dikembangkan maka dapat
diterima oleh konsumen. Dan untuk perkiraan output yang dihasilkan yaitu sekitar
1 Minggu karena uji yang dilakukan hanya melakukan survei mengenai market
tidak ada uji lain yang dilakukan. Tahap 2 formulasi konsep atau formulasi
teknologi, target yang ingin dicapai yaitu studi literatur terkait formulasi,
metodologi atau cara, dan data mengenai asam lambung. Untuk indikator
ketercapaian akan metodologi dan didapat data-data yang mendukung mengenai
asam lambung dan daun kemangi. Pada tahap ini nantinya akan diperoleh
formulasi yang telah diulas dan disetujui untuk diproduksi waktu yang dibutuhkan
pada tahap ini hanya 2 Minggu.

Tahap 3 pembuktian konsep fungsi atau karakteristik penting, Pada tingkat ini ada
beberapa target yang ingin dicapai yaitu Sintesa awal obat, mekanisme kerja, dan
karakteristik bahan dalam studi praklinis. Selain itu, pada tingkat ini telah
dilakukan percobaan laboratorium untuk menguji kelayakan penerapan produk.
Dan pada indikator ketercapaian dilakukan pembuatan secara In vivo dan In vitro
dalam jumlah terbatas , evaluasi teknologi yang mendukung pengembang obat,
telah dimulainya riset dasar, pengumpulan data, dan analisa yang menguji
hipotesa, juga mengeksplorasi konsep alternatif obat asam lambung
Perkiraan waktu untuk memperoleh hasil pada tingkat ini yaitu sekitar 1 bulan.

Tahap 4 validasi komponen atau subsistem dalam lingkungan laboratorium, target


yang ingin dicapai yaitu riset di laboratorium mengenai formulasi, pemberian obat
dan pengukuran dosis dengan indikator ketercapaian telah dilakukan dan
dibuktikan mengenai formulasi, pemberian obat dan pengukuran dosis kepada
hewan model untuk mengidentifikasi dan menilai keamanan nya, dilakukan
pengujian keamanan, ketidak cocokan dan efek samping, telah dilakukan dan
dibuktikan konsep dasar dan keamanan formulasi obat asam lambung pada skala
laboratorium. Hasil uji yang diperoleh pada tingkat ini yaitu hasil uji terhadap
hewan percobaan, perkiraan dosis aman dan uji toksisitas. Pada tingkat ini
dilakukan uji toksisitas yang penting dilakukan untuk memperkirakan derajat
kerusakan yang diakibatkan suatu senyawa terhadap material biologik maupun
nonbiologik. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk tingkat ini yaitu 1 bulan.

Tahap 5 validasi komponen atau subsistem dalam lingkungan yang relevan, Di


tingkat ini target yang ingin dicapai yaitu dipastikan adanya kecukupan data
terkait obat untuk kemudian diproses pemohonan Investigational New Drug
(ING) dengan indikator ketercapaian telah dilakukan riset non klinis dan klinis
secara ketat meliputi pengumpulan data parameter dan analisis yang dirumuskan
dengan baik dengan prototype , telah dilakukan kajian keamanan dan toksisitas
secara GLP menggunakan hewan model, telah dilakukan identifikasi khasiat klinis
,telah dilakukan kajian untuk evaluasi farmakokinetik dan farmakodinamik obat
asam lambung, telah dimulai riset stabilitas. Pada tingkat ini dilakukan uji
praklinik, uji praklinik adalah tahap penelitian yang terjadi sebelum uji klinik atau
pengujian pada manusia. Uji praklinik memiliki satu tujuan utama yaitu
mengevaluasi keamanan suatu produk yang baru. Pada tingkat ini hanya
dibutuhkan waktu 2 minggu.

Tahap 6 Demonstrasi model atau prototipe sistem, target yang ingin dicapai yaitu
dilakukan uji klinis fase 1 dengan indikator ketercapaian uji klinis Fase 1
dilakukan untuk membuktikan keamanan obat asam lambung pada manusia dalam
jumlah kecil dan dalam pengawasan yang hati-hati dan dipantau kondisi klinisnya
, aplikasi IND disiapkan dan diajukan (submit), teknologi produksi dibuktikan
melalui kualifikasi fasilitas cGMP, Didapatkan hasil uji klinis tahap 1 dan
dihasilkan data penunjang uji fase 2. Hasil yang diperoleh yaitu data yang
memenuhi persyaratan keamanan klinis untuk mendukung uji klinis fase 2. Dan
uji yang dilakukan pada tingkat ini yaitu Uji klinik fase 1 yang diujikan pada
manusia (sukarelawan sehat), baik untuk melihat efek farmakologik maupun efek
samping. Uji klinik adalah suatu pengujian khasiat obat baru pada manusia,
sebelumnya diawali oleh pengujian pada binatang atau uji praklinik. Tujuan uji
klinik pada fase ini yaitu melihat adanya efek samping dan toleransi subjek
terhadap obat yang diujikan, menilai hubungan dosis dan efek obat, melihat sifat
kinetik obat yang meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi
(Rahmatini, 2010). Perkiraan waktu yang diharapkan untuk memperoleh hasil
yang diharapkan pada tingkat ini yaitu sekitar 1 bulan. Tahap 7 Demostrasi
prototipe sistem dalam lingkungan sebenarnya, pada tingkat ini target yang ingin
dicapai yaitu dilakukan uji klinis fase 2 dengan indikator ketercapaian uji klinis
Fase 2 telah dilakukan untuk membuktikan khasiat awal dan untuk mendapatkan
data keamanan dan toksisitas lebih lanjut ,didapatkan khasiat awal, data keamanan
dan data toksisitas ,didapatkan range dosis dan direncanakan uji klinis 3, telah
dilakukan scaling up proses untuk skala komersial yang memenuhi syarat GMP.

Selanjutnya dilakukan uji klinis fase 2, uji klinis fase 2 Bertujuan untuk melihat
kemungkinan efek terapetik dari obat yang diujikan. Pada tahap ini uji klinik
dilakukan secara terbuka tanpa kontrol (uncontrolled trial). Mengingat subjek
yang digunakan terbatas, hasil dan kesimpulan yang diperoleh belum dapat
digunakan sebagai bukti adanya kemanfaatan klinik obat. Perkiraan waktu untuk
mendapatkan hasil selama 1 bulan. Tahap 8 Lengkap dan handal melalui
pengujian dan demontrasi dalam lingkungan sebenarnya, pada tingkat ini target
yang ingin dicapai yakni validasi telah diselesaikan dan dilakukan uji klinis fase 3
dengan indikator ketercapaian yakni validasi proses telah selesai dilaksanakan dan
diikuti dengan uji lot consistency (konsistensi produk akhir), telah dilakukan uji
klinis Fase 3 yang diperluas atau surrogate test untuk mengumpulkan informasi
terkait keamanan dan efektifitas obat kandidat. Pengujian dilakukan untuk menilai
keseluruhan risk-benefit dari pemberian obat kandidat dan untuk memberikan
landasan yang cukup untuk pemberian label obat (drug labeling), DOSSIER
dipersiapkan dan diajukan ke BPOM, persetujuan DOSSIER untuk obat oleh
BPOM, Telah dilakukan uji klinis fase 3 dan surrogate tes.

Dan diperoleh hasil penilaian keseluruhan bahaya dan keuntungan untuk


pemberian label obat, pengajuan dan persetujuan oleh BPOM, fasilitas produksi
yang terjadi diinspeksi BPOM. Kepentingan dan manfaat pemberian label dapat
dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:
1. Mencakup produk-produk obat yang telah mendapat izin edar (legal)
2. Memuat informasi obat, terutama mengenai indikasi, penggunaan dan cara
penggunaan, serta informasi keamanan obat yang resmi disetujui (approved)
3. Menghindari pemberian infomasi obat yang salah (tidak berimbang, bias, tidak
lengkap)
4. Mendorong penggunaan obat yang efektif, aman dan rasional.

Produk obat herbal yang belum memperoleh pengajuan dan persetujuan BPOM
tidak boleh dipasarkan, tetapi apabila produk tersebut sudah dipasarkan dapat
diberhentikan secara langsung dan ditarik dari pasaran. Tahap 9 sistem benar-
benar teruji atau terbukti melalui keberhasilan pengoprasian, target yang ingin
dicapai yaitu produksi secara massal dengan indikator ketercapaian produksi
selesai dan dapat dipasarkan dan telah dilakukan riset dan pengawasan post-
marketing (non-klinis maupun klinis). Pada produk ini digunakan kemasan
kapsul, kemasan kapsul ini memiliki kelebihan yakni dapat menutupi rasa dan bau
obat yang tidak enak, memudahkan penggunaan, mempercepat penyerapan, dapat
dibuat sediaan cair dengan konsentrasi tertentu. Dan untuk kelemahannya yaitu
umur simpan kapsul lebih pendek, dosis yang lebih rendah, kapsul tidak dapat
digunakan untuk bahan-bahan yang sangat efloresen dan delikuesen. Bahan
efloresen menyebabkan kapsul akan menjadi lunak, sedangkan bahan delikuesen
menyebabkan kapsul menjadi rapuh dan mudah pecah (Hardyatmoko,2012).
BAB IV. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan yaitu ekstrak daun kemangi dalam bentuk kapsul
menjadi obat herbal alami yang aman dikonsumsi yang sudah bersertifikat BPOM
dan efektif dalam mengatasi masalah asam lambung dikarenakan mengandung zat
aktif seperti flavonoid, fenolik dan saponin.
DAFTAR PUSTAKA

Artika, S. F., Willy, S., Tri, H. Y. 2020. Ektrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum
Sanctum) Menurunkan Infiltrasi Sel Radang Gastritis Yang Diinduksi
Aspirin. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 31(1): 49-52

Cahyani, N. M. E. 2014. Daun Kemangi (Ocinum Cannum) Sebagai Alternatif


Pembuatan Handsanitizier. Jurnal Kemas, 9(2): 136-142

Dewoto, H. R. 2007. Pengembangan Obat Tradisional Menjadi Fitofarmaka.


Majalah Kedokteran Indonesia, 57(7): 205-211

Dewi, S.V., M.Eng, Malita Indah. 2019. Rancangan Sistem Pakar Mendiagnosa
Penyakit Lambung Menggunakan Metode Forward Chaining. Jurnal of
Informatics and Computer Science, 5(1). Universitas Ubudiyah Indonesia.
Banda Aceh.

Hardyatmoko, D. 2012. Proses Pengolahan Jamu Sedian Kapsul di PT. Putro


Kinasih. Tugas Akhir. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Ika. 2010. Hubungan kecemasan dan tipe kepribadian introvert dengan dyspepsia
fungsional. Primary Care Companion Journal Clin Psychiatry.
Kadarohman A., Dwiyanti G., Anggraeni Y., dan Khumaisah, L. L. 2011
Komposisi Kimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Kemangi (Ocimum
Americanum L.) Terhadap Bakteri Escherichia Coli, Shigella Sonnei, Dan
Salmonella Enteritidis. Berk. Penel. Hayati:16 (101–110)

Maryati, F., R. S., Rahayu, T. 2007. Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun
Kemangi (Ocimum Basilicum L.) Terhadap Staphylococcus Aureus dan
Escherichia Coli. Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Farmasi.
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, 8(1): 30 – 38.

Rahmatini.2010. Evaluasi Khasiat dan Keamanan Obat (Uji Klinik). Majalah


Kedokteran Andalas, 34(1). Universitas Andalas. Padang.

Tarigan 2003. Perbedaan Depresi Pada Pasien Gastritis. The Egyptian Journal of
Hospital Medicine.

Yosephine, A. D., W, M. P., Saifullah T. N., Astuti. P. 2013. Formulasi


Mouthwash Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum Basilicum L.) Serta
Uji Antibakteri dan Antibiofilm Terhadap Bakteri Streptococcus Mutans
Secara In Vitro. Trad. Med. J., May, 18(2), p 95-102.

Anda mungkin juga menyukai