Anda di halaman 1dari 20

1 E (PUPUT EKA SAFITRI)

PEMANFAATAN ZAT GIZI DALAM BUAH DAN SAYUR


UNTUK MENGURANGI RESIKO KANKER

NIM : 1905025161
BAHASA INDONESIA
DR. DEDE HASANUDIN, M.HUM.
PROGRAM STUDI GIZI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
LIMAU UHAMKA
2019
PRAKATA

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah


SWT, karena hanya dengan rahmat-Nyalah saya akhirnya bisa menyelesaikan
Esai yang berjudul “Pemanfaatan Zat Gizi dalam Buah dan sayur untuk
Mengurangi Resiko Kanker” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tidak lupa saya sampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam
proses penyusunan esai ini. Rasa terima kasih juga hendak saya ucapkan kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga karya ilmiah ini bisa selesai pada
waktu yang telah ditentukan.

Meskipun saya sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang


penyusunan esai ini, namun saya menyadari bahwa di dalam esai yang telah
disusun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga saya
mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi terciptanya esai yang
lebih baik lagi. Akhir kata, saya berharap agar esai ini bisa memberikan banyak
manfaat bagi rekan rekan mahasiswa dan para pembaca.

Jakarta, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA…………………………………………………………………..……i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…ii

RAGANGAN………………………………………………………………..…...iii

DIAGRAM POHON……………………………………………...………..……iv

A. Pendahuluan…………………………………………………………..…1
B. Pembahasan…………………………………………………………..….3
1. Jenis Antioksidan yang umum Ditemukan dalam Bahan
Pangan……………………………………………………………..…5
2. Jenis Bahan Pangan dengan Kadar antioksidan yang Tinggi…….8
3. Proses Pengolahan yang Tepat Agar Kadar Antioksidan Tetap
Terjaga…………………………………………………………...….11
C. Penutup……………………………………………………………….…13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………..…………………14

ii
RAGANGAN

A. PENDAHULUAN
1. Penulis ingin lebih mendalami tentang manfaat konsumsi buah dan
sayur untuk mencegah kanker.
2. Permasalahan yang ada di lapangan (data-fakta) tentang kurangnya
konsumsi buah dan sayur pada masyarakat.
3. Penulis ingin memberikan gambaran lebih luas lagi tentang
pencegahan kanker dengan buah dan sayur.
4. Beberapa hal yang menghambat kecukupan konsumsi buah dan sayur
pada masyarakat.
5. Penulis ingin memberikan solusi dalam mencegah penyakit tidak
menular salah satunya kanker.
6. Diharapkan hasil tulisan ini bisa memberikan manfaat kepada pembaca
tentang pencegahan kanker dengan mengonsumsi buah dan sayur.

B. PEMBAHASAN
1. Penjelasan tentang penyakit kanker.
2. Kandungan gizi dalam sayur dan buah.
3. Angka kecukupan konsumsi buah dan sayur dalam sehari.
4. Fungsi Antioksidan untuk kesehatan tubuh.
5. Jenis jenis antioksidan yang umum ditemukan dalam bahan pangan.
6. Jenis bahan pangan dengan kadar antioksidan yang tinggi.
7. Proses pengolahan bahan makanan agar kandungan antioksidan tetap
terjaga.
8. Presentase jumlah penderita kanker di dunia.

C. PENUTUP
1. Kesimpulan bahwa penyakit kanker merupakan penyakit mematikan,
maka dari itu perlu dilakukan upaya pencegahan.
2. Saran untuk pembaca agar dapat menerapkan pola hidup sehat. Salah
satunya dengan membiasakan mengonsumsi buah dan sayur setiap
harinya.

iii
DIAGRAM POHON

KANKER

DEFINISI GEJALA PENYEBAB PENCEGAHAN PENGOBATAN

MAKANAN POLA HIDUP SEHAT

BUAH DAN TELUR DAN KACANG BERAS DAN IKAN


SAYUR DAGING KACANGAN GANDUM

SERAT ANTIOKSIDAN

VITAMIN MINERAL

iv
A. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan ragam bahan


pangan hayati. Kekayaan ini menjadikan orang Indonesia dapat
mengonsumsi makanan dengan mudah karena hampir sepanjang waktu
dapat menemukan bahan pangan yang beraneka ragam. Termasuk di
dalamnya aneka sayur dan buah. Namun, capaian konsumsi sayur dan
buah masih menjadi masalah yang disoroti di Indonesia.
Berkembangnya makanan cepat saji menjadi salah satu faktor
komsumsi buah dan sayur rendah.

Perubahan paradigma menuju pada pemahaman bahwa untuk


hidup sehat, tubuh kita tidak saja memerlukan protein dan kalori,
tetapi juga vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayur-sayuran
dan buah-buahan dalam pola konsumsi gizi seimbang. Sayuran dan
buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral, dan serat
pangan. Sebagian vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayuran
dan buah-buahan berperan sebagai antioksidan atau penangkal
senyawa jahat dalam tubuh. Oleh karena itu, penulis tertarik ingin
mendalami tentang pemanfaatan zat gizi yang terkandung dalam buah
dan sayur sebagai langkah pencegahan penyakit tidak menular salah
satunya kanker.
Di Indonesia berdasarkan hasil penelitian riset kesehatan dasar
(Riskesdas, 2010) menyatakan “Masih banyak penduduk yang tidak
cukup mengonsumsi sayuran dan buah-buahan sekitar 93,6%. Data
yang tercatat penduduk Indonesia hanya mengkomsumsi 43% dari
jumlah yang direkomendasikan, berarti kurang dari setengah konsumsi
yang direkomendasikan oleh (AKG/FAO,2013)”. Padahal, Sayuran
dan buah-buahan memiliki manfaat bagi tubuh antara lain sebagai
sumber vitamin, mineral dan serat, dan yang penting adalah menopang
kehidupan manusia untuk menjaga agar tubuh tetap sehat.
Kurangnya konsumsi buah dan sayur juga menurut The World
Health Report dapat menyebabkan kanker gastrointestinal sebesar
19%, penyakit jantung iskemik sebesar 31% stroke sebesar 11% di

1
seluruh dunia. Ada sekitar 2,7 juta warga dunia yang meninggal setiap
harinya akibat kurangnya konsumsi sayur dan buah.

Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian


secara global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian
yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir
dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. Salah satu
penyakit tidak menular yang perlu di waspadai adalah kanker. Kanker
merupakan salah satu penyakit yang memiliki penderita terbanyak dan
paling ditakuti di dunia saat ini. Banyak orang masih beranggapan
bahwa kanker merupakan penyakit yang sulit untuk disembuhkan dan
memiliki resiko kematian yang tinggi. WHO (2016) “Kasus penyakit
kanker telah menyebabkan lebih dari 8,2 juta jiwa meninggal dunia,
yaitu sebesar 13% dari seluruh kasus kematian yang ada di dunia”.
Jenis penyakit kanker sendiri terdapat lebih dari 100 jenis dan merebak
di dunia dengan bermacam-macam diagnosa dan pengobatan.

Menilai bahaya kanker yang sudah dibahas, rupanya istilah


pencegahan lebih baik daripada pengobatan memang ada benarnya.
Penelitian terbaru mengatakan bahwa hanya 10-15% saja kanker
terjadi akibat faktor keturunan. Itu artinya sebagian besar penyakit
kanker bisa dicegah jika kita bisa mengendalikan faktor faktor itu.
Pencegahan umum terhadap kanker adalah menghindari dan
mengurangi paparan terhadap bahan karsinogen (bahan penyebab
kanker). Namun, dalam pembahasan esai ini, penulis akan
memaparkan upaya pencegahan kanker dengan mengkonsumsi
makanan tinggi serat seperti buah dan sayuran. Diharapkan tulisan ini
dapat menjadi rujukan pola makan sehat untuk mencegah penyakit
kanker.

2
B. PEMBAHASAN

(1)Haryanto, Nia (2009) “Penyakit kanker adalah penyakit yang


diakibatkan oleh adanya pertumbuhan sel sel yang tidak terkendali”.
Keadaan ini terjadi akibat beberapa faktor tertentu. Beberapa faktor
yang menjadi penyebab tumbuhnya kanker seperti faktor keturunan
dari orang tua atau dari nenek moyang, sinar UV dan radioaktif dari
matahari, makanan yang dibakar, infeksi menahun, diet tidak sesuai
panduan dokter, konsumsi obat-obatan, alkohol, merokok, makan
makanan berlemak tinggi, memiliki daya tahan tubuh buruk, dan selalu
berganti pasangan dalam hal seks.

Jumlah penderita kanker di seluruh dunia meningkat secara


signifikan setiap tahunnya. Berdasarkan hasil penelitian WHO pada
tahun 2018 menunjukan bahwa jenis kanker yang paling banyak di
derita oleh penduduk dunia adalah kanker payudara. Sementara itu jika
dilihat dari sebaran penderita kanker di dunia ini, ternyata paling
banyak berada di Asia. Sekitar separuh angka penderita kanker di
dunia berada di Asia.
Sementara di benua Amerika, angka penderita kanker adalah
21% dari jumlah angka penderita kanker di dunia. Di benua Eropa,
angka penderita adalah 23,4%. Disusul benua afrika 5,8% dan
Antartika hanya 1,4%. Berikut adalah grafik dan diagram data
penderita kanker berdasarkan jenis dan sebaran pnderita kanker di
dunia.

Gambar 1. Grafik penderita kanker berdasarkaan jenis

3
Gambar 2. Diagram sebaran penderita kanker di setiap benua

Sumber : World Health Organization

Paparan bahan karsinogen secara terus menerus juga dinilai


sebagai pemicu tumbuhnya sel sel kanker. Untuk itu, perlu dilakukan
pencegahan dengan cara mengurangi atau menghindari paparan bahan
karsinogen seperti asap rokok, alkohol, lemak, sakarin, siklamat dan
bahan karsinogen lainnya. Meningkatkan konsumsi sayuran dan buah-
buahan juga dinilai merupakan upaya pencegahan yang bisa dilakukan.

Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin,


mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin dan mineral yang
terkandung dalam sayuran dan buah-buahan berperan sebagai
antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh. Kandungan
dalam buah-buahan dan sayuran sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Kurang mengonsumsi buah dan sayur dapat mengakibatkan tubuh
mengalami kekurangan zat gizi seperti vitamin, mineral dan serat
sehingga dapat menimbulkan terjadinya berbagai macam penyakit.
Salah satu penyakit mematikan yang perlu diwaspadai adalah kanker.
Pencegahan kanker dapat dilakukan dengan menghindari atau
mengurangi paparan terhadap bahan karsinogen dan mengkonsumsi
sumber makanan yang mengandung antioksidan/ antikanker. “Cara
pencegahan yang amat disarankan adalah mengonsumsi 400-500 g
sayuran dan buah buahan dalam sehari secara rutin dan bervariasi”.(2)
( Haryanto, Nia, 2009)

4
(3) Lobo, dkk (2010) “Saat tubuh menggunakan oksigen, sekitar 1-
2 persen sel-sel akan menjadi rusak dan berubah menjadi radikal
bebas”. Radikal bebas adalah sebutan untuk sel-sel rusak yang dapat
menyebabkan kondisi negatif tertentu. Untuk mencegah kerusakan,
tubuh membutuhkan cukup antioksidan. Antioksidan adalah bahan
yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari efek buruk radikal
bebas. Radikal bebas dapat terbentuk secara alami di dalam tubuh dan
bisa diperoleh dari luar tubuh.
(4)Marusin, dkk (2013) “Antioksidan merupakan senyawa yang
dapat menghambat spesies oksigen reaktif/spesies nitrogen reaktif
(ROS/RNS) dan juga radikal bebas sehingga antioksidan dapat
mencegah penyakit-penyakit yang dihubungkan dengan radikal bebas
seperti karsinogenesis, kardiovaskuler dan penuaan”. Konsumsi
antioksidan dalam jumlah yang memadai dilaporkan dapat
menurunkan kejadian penyakit degeneratif. Oleh sebab itu kecukupan
asupan antioksidan secara optimal sangat diperlukan. Antioksidan
dapat berupa antioksidan alami dan antioksidan buatan. Antioksidan
alami banyak terdapat pada buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian
dan hewani. (5) (Silvia, Deli. 2016)

1. Jenis Antioksidan yang Umum Ditemukan dalam Bahan Pangan

(6) Rahayu dkk., (2015). “Tubuh manusia sebenarnya memiliki


sistem antioksidan untuk menangkal aktivitas radikal bebas, yang
secara kontinu dibentuk dalam tubuh. Namun, apabila terjadi paparan
radikal berlebih maka tubuh memerlukan asupan antioksidan dari
luar”. Asupan antioksidan dari luar dapat berupa antioksidan alami
maupun sintetis. Antioksidan alami banyak terkandung dalam buah-
buahan dan sayur-sayuran, serta ditemukan juga pada kacang-
kacangan, biji-bijian, teh, dan produk makanan lainnya.

Sebuah studi terbaru menjelaskan bahwa produk pangan nabati


umumnya memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi
dibandingkan produk pangan hewani dan produk pangan campuran.
Umumnya, antioksidan alami ditemukan pada makanan yang segar dan
belum diproses. Oleh karena itu, herbal, rempah-rempah, buah-buahan
dan sayur-sayuran dapat menjadi kontributor penting untuk asupan
antioksidan dalam tubuh, terutama di daerah dengan budaya

5
mengkonsumsi rempah-rempah dan herbal secara teratur. (7) (Sen &
Chakraborty, 2011)
Umumnya, antioksidan ditemukan pada bahan pangan dalam
bentuk vitamin C, vitamin E, betakaroten, zinc, selenium, SOD,
flavonoid dan bentuk lainnya.

a. Vitamin C (Asam Askorbat)


(8)Lobo dkk. (2010) “Asam askorbat atau vitamin C
merupakan antioksidan monosakarida yang ditemukan di
hewan dan tumbuhan. Disebut vitamin karena tidak dapat
disintesis dalam tubuh manusia dan harus diperoleh dari
makanan”. Vitamin C adalah salah satu dari antioksidan non-
enzimatik penting, yang bereaksi dengan radikal bebas untuk
membentuk radikal sendiri yang kurang reaktif daripada radikal
tersebut.
Vitamin C sangat penting untuk biosintesis kolagen,
karnitin dan neurotransmiter. Vitamin C dapat ditemukan pada
kebanyakan buah, terutama jenis jeruk, dan sayuran. Vitamin C
terdapat pada tomat, terung, kentang, cabai dan paprika merah.
Suku adasadasan (Apiaceae), suku labu-labuan
(Curcubitaceae), kubis Brussel dan brokoli juga kaya akan
vitamin C. (9) (Silvia, Deli. 2016)

b. Vitamin E
(10) Sen dan Chakraborty (2011). “Vitamin E merupakan
antioksidan kunci yang larut dalam lemak dan antioksidan
pemecah rantai yang paling efektif dalam membran sel di mana
ia melindungi selaput asam lemak dari peroksidasi lipid”.
Manfaat penting dari vitamin E adalah memberikan
perlindungan terhadap usus besar, prostat dan kanker payudara,
beberapa penyakit kardiovaskular, iskemia, katarak, arthritis
dan gangguan neurologis tertentu.
Vitamin E telah terbukti mengurangi resiko berbagai jenis
kanker, penyakit jantung koroner, pembentukan katarak, dan
bahkan efek dari polusi udara. Vitamin ini juga diyakini dapat
memperlambat proses penuaan dan mengurangi stres oksidatif
yang disebabkan olahraga. Vitamin E dapat ditemukan pada
sayuran hijau seperti brokoli, bayam, sawi dan lobak hijau.
Vitamin E juga terdapat pada makanan biji-bijian seperti
gandum, kacang almond, kacang hazelnut, kuaci, manga,

6
alpukat, tomat dan lemak tak jenuh, misalnya minyak zaitun
dan minyak biji gandum (11) (Venkatesh & Sood, 2011).

c. Beta-karoten
(12) Sen dan Chakraborty (2011). “Beta-karoten adalah
sebuah karotenoid yang larut dalam lemak yang dianggap pro-
vitamin karena mereka dapat dikonversi menjadi vitamin A
aktif (retinol), yang penting untuk penglihatan”. Vitamin A
secara alami ada dalam makanan, tetapi tidak sebagai senyawa
tunggal.
Beta-karoten dianggap sebagai antioksidan kuat dan
peredam oksigen tunggal yang terbaik. Beta-karoten
memberikan perlindungan antioksidan untuk jaringan yang
kaya lipid. “Makanan yang kaya akan betakaroten adalah
wortel, brokoli, kubis brussel, tomat, kentang, paprika merah,
pepaya dan buah atau sayur lain berwarna merah keoranyean”.
(13) (Dias, 2012)

d. Selenium
Selenium adalah mineral yang diperlukan untuk produksi
antioksidan dalam tubuh. Ketiga bentuk yang paling umum dari
selenium dalam suplemen adalah sodium selenite,
selenomethionine, dan selenium dalam makanan. (14)
Levander dan Burk, (1994) “Bentuk dominan dari selenium
yang ditemukan dalam tubuh dan makanan adalah
selenocysteine”.Selenium terdapat pada suku kubis-kubisan,
bawang bawangan, kacang kacangan, bayam, brokoli, jamur,
serta kentang. Sementara itu, buah buahan yang mengandung
selenium antara lain kiwi, anggur, pisang, alpukat, dan
strawberry.(15) (Silvia, Deli. 2016)

e. Superoksida dismutase (SOD)


Superoksida dismutase (SOD) adalah enzim antioksidan
endogen yang penting dan dapat berwujud dalam beberapa
bentuk umum. Enzim tersebut adalah protein yang
mengandung tembaga dan seng, atau mangan, besi, atau nikel
dan bertindak sebagai sistem pertahanan baris pertama
melawan ROS yang membersihkan radikal superoksida. (16)
Abudhasan, dkk (2014) “Enzim seperti superoksida dismutase
(SOD), katalase, dan glutathione peroxidase melemahkan

7
generasi ROS dengan menghapus potensi oksidan atau dengan
mengubah ROS / RNS menjadi senyawa yang relatif stabil”.
SOD adalah salah satu enzim yang paling penting yang
berfungsi sebagai antioksidan seluler. Ketiadaan enzim ini
mematikan. Saccaromyces cerevisiae adalah salah satu bahan
pangan yang mengandung SOD.

f. Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa polifenol yang ditemukan di
sebagian besar tanaman dengan aktivitas antioksidan. (17) Sen
& Charkraborty, (2011) “Lebih dari 4000 flavonoid telah
diidentifikasi dan dibagi menjadi subdivisi yang berbeda
seperti flavonol, flavanon, flavon, isoflavon, katekin,
antosianin, proantosianidin”. Flavonoid merupakan antioksidan
yang potensial, penangkap radikal bebas, pengkelat logam dan
penghambat oksidasi lemak. Berbagai hasil penelitian
menunjukkan bahwa senyawa flavonoid mempunyai aktivitas
antioksidan yang beragam pada berbagai jenis sereal, sayuran
dan buah-buahan. Hal ini diketahui melalui pigmen yang
membentuk warna kuning, biru, ungu, atau merah pada daun,
buah, umbi, dan bunga. Bagian tumbuhan yang banyak
mengandung flavonoid ialah pada bagian daun. Flavonoid dan
beberapa jenis antioksidan lainnya berlimpah dalam sayuran,
buah-buahan dan juga ditemukan dalam sereal gandum, teh,
legum, dan kacang-kacangan. (18) (Silvia, Deli. 2016)

2. Jenis Bahan Pangan dengan Kadar Antioksidan yang Tinggi


Senyawa antioksidan secara umum didefinisikan sebagai
suatu senyawa yang dapat menunda, memperlambat atau
mencegah terjadinya proses oksidasi. Keanekaragaman hayati
Indonesia sangat berpotensi dalam penemuan senyawa baru
sebagai antioksidan. Beberapa penelitian menunjukan bahwa
beberapa tumbuhan terbukti bermanfaat melindungi tubuh
manusia dari bahaya radikal bebas, karena adanya antioksidan
yang terdapat dalam tumbuhan tersebut. (19) (Selawa dkk.,
2013)
Antioksidan alami merupakan jenis antioksidan yang
berasal dari tumbuhan dan hewan. Secara alami, tumbuhan
yang mengandung antioksidan tersebar pada berbagai bagian

8
tumbuhan seperti akar, batang, kulit, ranting, daun, buah, bunga
dan biji.
Selama ini, Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang
kaya akan sumber daya alam yang melimpah. Meski kaya
berbagai bahan makanan, tetapi Indonesia juga masih
mengimpor beberapa bahan pangan dari luar negeri. Namun,
bahan pangan yang diimpor dari luar negeri ternyata juga bisa
diproduksi dan dikembangkan di dalam negeri. Misalnya
seperti kentang, singkong, biji gandum, kacang kedelai, jagung
dan beras. Bahan pangan yang seharusnya dapat di produksi
dalam negeri, kini harus mengimpor dari luar negeri. Bukan
hanya mengimpor bahan pangan dari luar negeri, bahan pangan
yang berasal dari Indonesia pun ada yang tidak diketahui
masyarakat.(20) (Hamidah, Dr. Siti. 2015)

Pada Tabel 1. berikut ini adalah beberapa bahan pangan


lokal dari Indonesia yang memiliki kandungan antioksidan:
No. Nama Buah dan Sayur Jenis Antioksidan
1. Nanas (Ananas Vitamin C,
Comosus L.) karotenoid, flavonoid
2. Pepaya (Carica Papaya Vitamin C,
L.) betakaroten
3. Pare (Momordica Flavonoid, lectin,
Charantia L.) saponin, polifenol,
vitamin C,
glikosida,
cucurbitacin,
momordicin,
charantin
4. Rambutan (Nephelium Antosianin
lappaceum)
5. Tomat (Solanum Vitamin C,
lycopersicum) flavonoid, likopen
6. Terong Belanda Flavonoid, vitamin A,
(Solanum betaceum) vitamin C, vitamin E,
vitamin B6
7. Salak (Salacca zalacca) Alkaloid, polofenolat,
flavonoid
8. Pisang Goroho (Musa Flavonoid, saponin,
acuminateL.) tanin
9. Buah Kiwi (Actinidia Vitamin C, flavonoid,
deliciosa) betakaroten, senyawa
fenolik

9
10. Lidah Buaya (Aloe Fenolik, flavonoid
vera)
11. Cabai merah Vitamin C
(Capsicum annum L)
12. Paprika (Capsicum Betakaroten, vitamin
annum L.) C, vitamin B6
13. Daun sirih merah Flavonoid, polifenol ,
(Piper crocatum) tanin
14. Brokoli (Brassica Vitamin C, vitamin E,
olaracea var. italica) mineral (Ca, Mg, Se,
dan K)
15. Bawang daun (Allium Flavonoid, senyawa
fistulosum L.) fenolik, tanin
16. Bawang merah (Allium Flavonoid
cepa L.)
17. Jagung ( Zea Mays L.) Fenolik
18. Daun Gambir (Uncaria) Katekin
19. Daun kenitu Flavonoid
(Chrysophyllum cainito
L)
20. Daun sukun Flavonoid, fenol
(Artocarpus altilis)
21. Kentang (Solanum Polifenol
tuberosum)
22. Seledri (Apium Apigenin, quercetrin
graveolens)
23. Kunyit (Curcuma longa Kurkumin
L.)
24. Rumput Laut Steroid/triterpenoid,
(Sargassumcrassifolium polifenol, saponin
J. G. Agardh)
25. Kacang Polong(Pisum Tanin, senyawa
sativum) fenolik
26. Pala (Myristica Flavonoid, vitamin C
fragrans)
27. Kopi Robusta (Coffea Polifenol
canephora)
28. Kacang Hijau (Vigna Polifenol
radiata)
29. Madu (Apis cerana Vitamin C, asam
indica) organic, enzim, asam
fenolat, flavonoid,
beta-karoten
30. Strawberry (Fragaria × Vitamin C dan
ananassa) antosianin

10
31. Bit (Beta vulgaris L.) Vitamin C, folat,
kalium, magnesium,
sodium, dan zat besi.
32. Bayam (Amaranthus) Lutein, Zeaxantin
33. Ceri (Cerasus) Antosianin
34. Kacang Pecan (Carya Polifenol flavonoid
illinoinensis)
35. Blueberry Vitamin C, Vitamin
(Cyanococcus) K, dan Mangan
36. Kubis ungu (Brassica Vitamin C, Vitamin
oleracea var. capitata f. K, Vitamin A
rubra)
Gambar 3. Tabel bahan pangan yang mengandung antioksidan

3. Proses Pengolahan yang Tepat agar Kadar Antioksidan tetap Terjaga


Penelitian menemukan bahwa suplemen antioksidan belum tentu
mendatangkan manfaat sebanyak antioksidan yang terdapat dalam bahan
makanan segar. Bahkan terdapat penelitian yang menemukan bahwa
dalam beberapa kasus, suplemen ini dapat mendatangkan risiko. (21)
(Widani, Ni Luh. 2019)

Selain berisiko, juga dapat menyebabkan komplikasi jika dikonsumsi


bersamaan dengan obat lain, suplemen antioksidan dalam dosis tinggi
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Pada perokok, suplemen
betakaroten dalam kadar tinggi berisiko menyebabkan kanker paru-paru.
Sementara suplemen vitamin E dalam dosis tinggi dapat meningkatkan
risiko stroke dan kanker prostat. (22) (Venkatesh, R., Sood D. 2011)

Daripada suplemen, lebih baik memilih buah dan sayur segar yang
merupakan sumber antioksidan alami terbaik. (23) Tanjung, Yuniarti
(2011) “Utamakan buah dan sayur yang mengandung vitamin E, C,
karotenoid, flavonoid, tanin, fenol dan lignan. Selain kaya antioksidan,
pada umumnya buah dan sayur segar ini kaya akan serat dan rendah kadar
lemak jenuh”.
(24) Aswani, dr Tuti (2019) Mengatakan “Mengolah pangan dengan
cara yang kurang tepat akan mengurangi kandungan nutrisi bahkan hilang
begitu saja sebelum kita santap”. Secara umum, kita biasa mengolah
makanan dengan cara digoreng, direbus, dikukus, dipanggang, poaching,
dibakar dan ditumis. Pengolahan makanan yang baik agar kadar
antioksidan dalam pangan tetap terjaga adalah dengan cara direbus dengan
waktu memasak tidak terlalu lama dan api diperbesar, poaching yaitu

11
proses merebus bahan makanan, ditumis, dikukus dan dipanggang. Pada
dasarnya semua proses pengolahan pangan dapat mengurangi kadar
antioksidannya. Bahkan dari proses penyimpanannya kadar antioksidan
dalam pangan sudah berkurang. Apalagi jika proses penyimpanan tersebut
salah, maka akan semakin mengurangi kadar antioksidan dalam pangan
atau bahkan menghilangkan kadar antioksidan dalam pangan tersebut.
Namun, beberapa proses pengolahan seperti yang disebutkan di atas tidak
terlalu mengurangi kadar antioksidan dalam pangan sehingga kita tetap
bisa merasakan manfaat dari antioksidan dalam pangan. (25) (Aswatini,
dkk. 2008)

12
C. PENUTUP

Kanker merupakan penyebab utama kematian kedua setelah


jantung bagi orang dewasa dan anak anak. Oleh karena itu, untuk
mengurangi kasus kematian akibat kanker perlu dilakukan upaya
pencegahan. Salah satu upaya pencegahan kanker yang saya bahas
dalam esai ini adalah dengan mengonsumsi buah dan sayur. Buah dan
sayur merupakan bahan pangan alami yang bersifat antioksidan yang
terbukti dapat mencegah dan mengeliminasi pertumbuhan sel kanker.
Mengonsumsi Buah dan sayur setiap hari secara rutin dan bervariasi
juga terbukti dapat mengurangi resiko penyakit tidak menular (PTM).
Antioksidan memiliki peranan penting bagi tubuh manusia
khususnya dalam menangkal radikal bebas dan melawan berbagai
penyakit. Senyawa antioksidan alami dapat ditemukan dalam berbagai
bahan pangan di sekitar kita. Senyawa antioksidan yang umumnya
ditemukan dalam bahan pangan yaitu Vitamin C, Vitamin E, beta-
karoten, selenium, Superoksida Dismutase (SOD), dan flavonoid.
Sumber antioksidan alami didominasi oleh tumbuhan dan umumnya
mengandung senyawa fenolik yang tersebar di seluruh bagian
tumbuhan. Produk pangan nabati umumnya memiliki kandungan
antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan produk pangan hewani.
Dengan Mengetahui jenis jenis buah dan sayur yang mengandung
antioksidan serta pentingnya mengonsumsi buah dan sayur, diharapkan
pembaca dapat menerapkan pola makan sehat untuk memenuhi gizi
seimbang. Hendaknya hindari mengkonsumsi makanan siap saji dan
juga makanan yang banyak mengandung lemak, karena dapat
meningkatkan resiko terkena penyakit tidak menular. Dianjurkan agar
memperbanyak makan makanan yang kaya akan serat dan
mengandung antioksidan seperti sayur-sayuran, buah-buahan,kacang-
kacangan dan juga golongan serealia. Walaupun teknologi kedokteran
sudah berkembang dengan pesat tetapi alangkah lebih baiknya apabila
diambil langkah pencegahan daripada melakukan pengobatan.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Abudhasan, P., Surendraraj A., Karkuzhali S., Sathishkumaran.


2014. “Natural antioxidants and its benefits”. International
Journal of Food and Nutritional Sciences Vol: 3, 225-232.
2. Aswani,dr Tuti M.SI. 2019. “Mari Makan Sayur dan Buah
yang Berkhasiat Bagi tubuh Untuk Keluarga Sehat”. Artikel
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 7
Desember 2019, pada laman
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://w
ww.padk.kemkes.go.id/article/read/2019/05/14/11/mari-makan-
sayur-dan-buah-yang-berkhasiat-baik-bagi-tubuh-untuk-keluarga-
indonesia-sehat.html
3. Aswatini, dkk. 2008. “Konsumsi Sayur dan Buah di
masyarakat dalam Konteks Pemenuhan Gizi Seimbang”. Jurnal
Kependudukan Indonesia. Vol. Ill, No. 2: 97-120.
4. Dias, J.S. 2012. “Nutritional quality and health benefits of
vegetables: a review”. Journal of Food and Nutrition Sciences
Vol: 3, 1354-1374. Doi : 10.4236/2012310179
5. Hamidah, Dr. Siti. 2015. Sayuran dan Buah Serta Manfaatnya
Bagi Kesehatan. Yogyakarta: Mafaza.
6. Haryanto, Nia. 2009. Mengenal, mencegah, Mengatasi Silent
Killer Kanker. Semarang: Pustaka Widyamara.
7. Lobo, V., Patil A., Phatak A., Chandra N. 2010. “Free
Radicals, Antioxidants and Functional Foods: Impact on
Human Health”. Journal of Pharmacognosy Reviews Vol: 4,
118–126.
8. Marusin, Sofnie., Saefudin., dan Chairul. 2013. “Potensi Sifat
Antioksidan pada 10 Jenis Ekstrak dari Famili Rubiaceae”.
Jurnal Biologi Indonesia Vol: 9, No: 1, 93-100. Diunduh 25
Desember 2019 pada laman
https://media.neliti.com/media/publications/76621-ID-potensi-
sifat-antioksidan-pada-10-jenis.pdf
9. Rahayu, S., Kurniasih N., Amalia V. 2015. “Ekstraksi dan
identifikasi senyawa flavonoid dari limbah kulit bawang merah
sebagai antioksidan alami”. Jurnal Al Kimiya Vol: 2, 1-7.
10. Selawa, W., Runtuwene M. R. J., Citraningtyas G. 2013.
“Kandungan flavonoid dan kapasitas antioksidan total ekstrak

14
etanol daun binahong”. Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol:
2, 18-22.
11. Sen, S., Chakraborty R. 2011. “The role of antioxidant in
human health”. ACS Symposium Series Vol: 1083, 1-37.
12. Silvia, Deli. 2016. “Pengumpulan Data Base Sumber
Antioksidan Alami Alternatif Berbasis Pangan Lokal di
Indonesia”. Surya Octagon Interdisciplinary Journal of
Technology. Vol.1, No.2: 181- 198. Diunduh pada 5 Desember
2019, pada laman https://surya-octagon.net/wp-
content/uploads/2018/02/3.-DSI_Pengumpulan_SOIJST12_181-
198Page-181-198-MN05_YS_SO1502.pdf
13. Tanjung, Yuniarti.2011. Berdamai Dengan kanker. Bandung:
Qanita.
14. Venkatesh, R., Sood D. 2011. “A review of the physiological
implications of antioxidants in food”. Unpublished thesis,
Worcester Polytechnic Institute.
15. Widani, Ni Luh. 2019. “Penyuluhan Pentingnya Konsumsi
Buah dan Sayur pada Remaja di Sos Desataruna Jakarta”.
Jurnal Patria. Vol. 1 | No. 1:57-68.
16. World Health Organization. 2018. Global Cancer Observatory.
Diakses pada 5 Desember 2019, dari https://gco.iarc.fr/

15

Anda mungkin juga menyukai