NIM : 1905025161
BAHASA INDONESIA
DR. DEDE HASANUDIN, M.HUM.
PROGRAM STUDI GIZI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
LIMAU UHAMKA
2019
PRAKATA
Tidak lupa saya sampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam
proses penyusunan esai ini. Rasa terima kasih juga hendak saya ucapkan kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga karya ilmiah ini bisa selesai pada
waktu yang telah ditentukan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
PRAKATA…………………………………………………………………..……i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…ii
RAGANGAN………………………………………………………………..…...iii
DIAGRAM POHON……………………………………………...………..……iv
A. Pendahuluan…………………………………………………………..…1
B. Pembahasan…………………………………………………………..….3
1. Jenis Antioksidan yang umum Ditemukan dalam Bahan
Pangan……………………………………………………………..…5
2. Jenis Bahan Pangan dengan Kadar antioksidan yang Tinggi…….8
3. Proses Pengolahan yang Tepat Agar Kadar Antioksidan Tetap
Terjaga…………………………………………………………...….11
C. Penutup……………………………………………………………….…13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………..…………………14
ii
RAGANGAN
A. PENDAHULUAN
1. Penulis ingin lebih mendalami tentang manfaat konsumsi buah dan
sayur untuk mencegah kanker.
2. Permasalahan yang ada di lapangan (data-fakta) tentang kurangnya
konsumsi buah dan sayur pada masyarakat.
3. Penulis ingin memberikan gambaran lebih luas lagi tentang
pencegahan kanker dengan buah dan sayur.
4. Beberapa hal yang menghambat kecukupan konsumsi buah dan sayur
pada masyarakat.
5. Penulis ingin memberikan solusi dalam mencegah penyakit tidak
menular salah satunya kanker.
6. Diharapkan hasil tulisan ini bisa memberikan manfaat kepada pembaca
tentang pencegahan kanker dengan mengonsumsi buah dan sayur.
B. PEMBAHASAN
1. Penjelasan tentang penyakit kanker.
2. Kandungan gizi dalam sayur dan buah.
3. Angka kecukupan konsumsi buah dan sayur dalam sehari.
4. Fungsi Antioksidan untuk kesehatan tubuh.
5. Jenis jenis antioksidan yang umum ditemukan dalam bahan pangan.
6. Jenis bahan pangan dengan kadar antioksidan yang tinggi.
7. Proses pengolahan bahan makanan agar kandungan antioksidan tetap
terjaga.
8. Presentase jumlah penderita kanker di dunia.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan bahwa penyakit kanker merupakan penyakit mematikan,
maka dari itu perlu dilakukan upaya pencegahan.
2. Saran untuk pembaca agar dapat menerapkan pola hidup sehat. Salah
satunya dengan membiasakan mengonsumsi buah dan sayur setiap
harinya.
iii
DIAGRAM POHON
KANKER
SERAT ANTIOKSIDAN
VITAMIN MINERAL
iv
A. PENDAHULUAN
1
seluruh dunia. Ada sekitar 2,7 juta warga dunia yang meninggal setiap
harinya akibat kurangnya konsumsi sayur dan buah.
2
B. PEMBAHASAN
3
Gambar 2. Diagram sebaran penderita kanker di setiap benua
4
(3) Lobo, dkk (2010) “Saat tubuh menggunakan oksigen, sekitar 1-
2 persen sel-sel akan menjadi rusak dan berubah menjadi radikal
bebas”. Radikal bebas adalah sebutan untuk sel-sel rusak yang dapat
menyebabkan kondisi negatif tertentu. Untuk mencegah kerusakan,
tubuh membutuhkan cukup antioksidan. Antioksidan adalah bahan
yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari efek buruk radikal
bebas. Radikal bebas dapat terbentuk secara alami di dalam tubuh dan
bisa diperoleh dari luar tubuh.
(4)Marusin, dkk (2013) “Antioksidan merupakan senyawa yang
dapat menghambat spesies oksigen reaktif/spesies nitrogen reaktif
(ROS/RNS) dan juga radikal bebas sehingga antioksidan dapat
mencegah penyakit-penyakit yang dihubungkan dengan radikal bebas
seperti karsinogenesis, kardiovaskuler dan penuaan”. Konsumsi
antioksidan dalam jumlah yang memadai dilaporkan dapat
menurunkan kejadian penyakit degeneratif. Oleh sebab itu kecukupan
asupan antioksidan secara optimal sangat diperlukan. Antioksidan
dapat berupa antioksidan alami dan antioksidan buatan. Antioksidan
alami banyak terdapat pada buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian
dan hewani. (5) (Silvia, Deli. 2016)
5
mengkonsumsi rempah-rempah dan herbal secara teratur. (7) (Sen &
Chakraborty, 2011)
Umumnya, antioksidan ditemukan pada bahan pangan dalam
bentuk vitamin C, vitamin E, betakaroten, zinc, selenium, SOD,
flavonoid dan bentuk lainnya.
b. Vitamin E
(10) Sen dan Chakraborty (2011). “Vitamin E merupakan
antioksidan kunci yang larut dalam lemak dan antioksidan
pemecah rantai yang paling efektif dalam membran sel di mana
ia melindungi selaput asam lemak dari peroksidasi lipid”.
Manfaat penting dari vitamin E adalah memberikan
perlindungan terhadap usus besar, prostat dan kanker payudara,
beberapa penyakit kardiovaskular, iskemia, katarak, arthritis
dan gangguan neurologis tertentu.
Vitamin E telah terbukti mengurangi resiko berbagai jenis
kanker, penyakit jantung koroner, pembentukan katarak, dan
bahkan efek dari polusi udara. Vitamin ini juga diyakini dapat
memperlambat proses penuaan dan mengurangi stres oksidatif
yang disebabkan olahraga. Vitamin E dapat ditemukan pada
sayuran hijau seperti brokoli, bayam, sawi dan lobak hijau.
Vitamin E juga terdapat pada makanan biji-bijian seperti
gandum, kacang almond, kacang hazelnut, kuaci, manga,
6
alpukat, tomat dan lemak tak jenuh, misalnya minyak zaitun
dan minyak biji gandum (11) (Venkatesh & Sood, 2011).
c. Beta-karoten
(12) Sen dan Chakraborty (2011). “Beta-karoten adalah
sebuah karotenoid yang larut dalam lemak yang dianggap pro-
vitamin karena mereka dapat dikonversi menjadi vitamin A
aktif (retinol), yang penting untuk penglihatan”. Vitamin A
secara alami ada dalam makanan, tetapi tidak sebagai senyawa
tunggal.
Beta-karoten dianggap sebagai antioksidan kuat dan
peredam oksigen tunggal yang terbaik. Beta-karoten
memberikan perlindungan antioksidan untuk jaringan yang
kaya lipid. “Makanan yang kaya akan betakaroten adalah
wortel, brokoli, kubis brussel, tomat, kentang, paprika merah,
pepaya dan buah atau sayur lain berwarna merah keoranyean”.
(13) (Dias, 2012)
d. Selenium
Selenium adalah mineral yang diperlukan untuk produksi
antioksidan dalam tubuh. Ketiga bentuk yang paling umum dari
selenium dalam suplemen adalah sodium selenite,
selenomethionine, dan selenium dalam makanan. (14)
Levander dan Burk, (1994) “Bentuk dominan dari selenium
yang ditemukan dalam tubuh dan makanan adalah
selenocysteine”.Selenium terdapat pada suku kubis-kubisan,
bawang bawangan, kacang kacangan, bayam, brokoli, jamur,
serta kentang. Sementara itu, buah buahan yang mengandung
selenium antara lain kiwi, anggur, pisang, alpukat, dan
strawberry.(15) (Silvia, Deli. 2016)
7
generasi ROS dengan menghapus potensi oksidan atau dengan
mengubah ROS / RNS menjadi senyawa yang relatif stabil”.
SOD adalah salah satu enzim yang paling penting yang
berfungsi sebagai antioksidan seluler. Ketiadaan enzim ini
mematikan. Saccaromyces cerevisiae adalah salah satu bahan
pangan yang mengandung SOD.
f. Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa polifenol yang ditemukan di
sebagian besar tanaman dengan aktivitas antioksidan. (17) Sen
& Charkraborty, (2011) “Lebih dari 4000 flavonoid telah
diidentifikasi dan dibagi menjadi subdivisi yang berbeda
seperti flavonol, flavanon, flavon, isoflavon, katekin,
antosianin, proantosianidin”. Flavonoid merupakan antioksidan
yang potensial, penangkap radikal bebas, pengkelat logam dan
penghambat oksidasi lemak. Berbagai hasil penelitian
menunjukkan bahwa senyawa flavonoid mempunyai aktivitas
antioksidan yang beragam pada berbagai jenis sereal, sayuran
dan buah-buahan. Hal ini diketahui melalui pigmen yang
membentuk warna kuning, biru, ungu, atau merah pada daun,
buah, umbi, dan bunga. Bagian tumbuhan yang banyak
mengandung flavonoid ialah pada bagian daun. Flavonoid dan
beberapa jenis antioksidan lainnya berlimpah dalam sayuran,
buah-buahan dan juga ditemukan dalam sereal gandum, teh,
legum, dan kacang-kacangan. (18) (Silvia, Deli. 2016)
8
tumbuhan seperti akar, batang, kulit, ranting, daun, buah, bunga
dan biji.
Selama ini, Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang
kaya akan sumber daya alam yang melimpah. Meski kaya
berbagai bahan makanan, tetapi Indonesia juga masih
mengimpor beberapa bahan pangan dari luar negeri. Namun,
bahan pangan yang diimpor dari luar negeri ternyata juga bisa
diproduksi dan dikembangkan di dalam negeri. Misalnya
seperti kentang, singkong, biji gandum, kacang kedelai, jagung
dan beras. Bahan pangan yang seharusnya dapat di produksi
dalam negeri, kini harus mengimpor dari luar negeri. Bukan
hanya mengimpor bahan pangan dari luar negeri, bahan pangan
yang berasal dari Indonesia pun ada yang tidak diketahui
masyarakat.(20) (Hamidah, Dr. Siti. 2015)
9
10. Lidah Buaya (Aloe Fenolik, flavonoid
vera)
11. Cabai merah Vitamin C
(Capsicum annum L)
12. Paprika (Capsicum Betakaroten, vitamin
annum L.) C, vitamin B6
13. Daun sirih merah Flavonoid, polifenol ,
(Piper crocatum) tanin
14. Brokoli (Brassica Vitamin C, vitamin E,
olaracea var. italica) mineral (Ca, Mg, Se,
dan K)
15. Bawang daun (Allium Flavonoid, senyawa
fistulosum L.) fenolik, tanin
16. Bawang merah (Allium Flavonoid
cepa L.)
17. Jagung ( Zea Mays L.) Fenolik
18. Daun Gambir (Uncaria) Katekin
19. Daun kenitu Flavonoid
(Chrysophyllum cainito
L)
20. Daun sukun Flavonoid, fenol
(Artocarpus altilis)
21. Kentang (Solanum Polifenol
tuberosum)
22. Seledri (Apium Apigenin, quercetrin
graveolens)
23. Kunyit (Curcuma longa Kurkumin
L.)
24. Rumput Laut Steroid/triterpenoid,
(Sargassumcrassifolium polifenol, saponin
J. G. Agardh)
25. Kacang Polong(Pisum Tanin, senyawa
sativum) fenolik
26. Pala (Myristica Flavonoid, vitamin C
fragrans)
27. Kopi Robusta (Coffea Polifenol
canephora)
28. Kacang Hijau (Vigna Polifenol
radiata)
29. Madu (Apis cerana Vitamin C, asam
indica) organic, enzim, asam
fenolat, flavonoid,
beta-karoten
30. Strawberry (Fragaria × Vitamin C dan
ananassa) antosianin
10
31. Bit (Beta vulgaris L.) Vitamin C, folat,
kalium, magnesium,
sodium, dan zat besi.
32. Bayam (Amaranthus) Lutein, Zeaxantin
33. Ceri (Cerasus) Antosianin
34. Kacang Pecan (Carya Polifenol flavonoid
illinoinensis)
35. Blueberry Vitamin C, Vitamin
(Cyanococcus) K, dan Mangan
36. Kubis ungu (Brassica Vitamin C, Vitamin
oleracea var. capitata f. K, Vitamin A
rubra)
Gambar 3. Tabel bahan pangan yang mengandung antioksidan
Daripada suplemen, lebih baik memilih buah dan sayur segar yang
merupakan sumber antioksidan alami terbaik. (23) Tanjung, Yuniarti
(2011) “Utamakan buah dan sayur yang mengandung vitamin E, C,
karotenoid, flavonoid, tanin, fenol dan lignan. Selain kaya antioksidan,
pada umumnya buah dan sayur segar ini kaya akan serat dan rendah kadar
lemak jenuh”.
(24) Aswani, dr Tuti (2019) Mengatakan “Mengolah pangan dengan
cara yang kurang tepat akan mengurangi kandungan nutrisi bahkan hilang
begitu saja sebelum kita santap”. Secara umum, kita biasa mengolah
makanan dengan cara digoreng, direbus, dikukus, dipanggang, poaching,
dibakar dan ditumis. Pengolahan makanan yang baik agar kadar
antioksidan dalam pangan tetap terjaga adalah dengan cara direbus dengan
waktu memasak tidak terlalu lama dan api diperbesar, poaching yaitu
11
proses merebus bahan makanan, ditumis, dikukus dan dipanggang. Pada
dasarnya semua proses pengolahan pangan dapat mengurangi kadar
antioksidannya. Bahkan dari proses penyimpanannya kadar antioksidan
dalam pangan sudah berkurang. Apalagi jika proses penyimpanan tersebut
salah, maka akan semakin mengurangi kadar antioksidan dalam pangan
atau bahkan menghilangkan kadar antioksidan dalam pangan tersebut.
Namun, beberapa proses pengolahan seperti yang disebutkan di atas tidak
terlalu mengurangi kadar antioksidan dalam pangan sehingga kita tetap
bisa merasakan manfaat dari antioksidan dalam pangan. (25) (Aswatini,
dkk. 2008)
12
C. PENUTUP
13
DAFTAR PUSTAKA
14
etanol daun binahong”. Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol:
2, 18-22.
11. Sen, S., Chakraborty R. 2011. “The role of antioxidant in
human health”. ACS Symposium Series Vol: 1083, 1-37.
12. Silvia, Deli. 2016. “Pengumpulan Data Base Sumber
Antioksidan Alami Alternatif Berbasis Pangan Lokal di
Indonesia”. Surya Octagon Interdisciplinary Journal of
Technology. Vol.1, No.2: 181- 198. Diunduh pada 5 Desember
2019, pada laman https://surya-octagon.net/wp-
content/uploads/2018/02/3.-DSI_Pengumpulan_SOIJST12_181-
198Page-181-198-MN05_YS_SO1502.pdf
13. Tanjung, Yuniarti.2011. Berdamai Dengan kanker. Bandung:
Qanita.
14. Venkatesh, R., Sood D. 2011. “A review of the physiological
implications of antioxidants in food”. Unpublished thesis,
Worcester Polytechnic Institute.
15. Widani, Ni Luh. 2019. “Penyuluhan Pentingnya Konsumsi
Buah dan Sayur pada Remaja di Sos Desataruna Jakarta”.
Jurnal Patria. Vol. 1 | No. 1:57-68.
16. World Health Organization. 2018. Global Cancer Observatory.
Diakses pada 5 Desember 2019, dari https://gco.iarc.fr/
15