Anda di halaman 1dari 20

TIM DOSEN :

Rahayu Indriasari, PhD


Andi Imam Arudhana MPH
Muh. Nurhasan Syah, SGz, M.Kes

MAKALAH
POLATEKNOLOGI
MANAJEMEN KONSUMSI BUAH
INFORMASI & SAYUR PADA IBU HAMIL

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

KELOMPOK 5

KHAERUL FADLY (K21114505)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan Rahmat dan Ridho-Nya makalah yang berjudul Pola Konsumsi Buah dan
Sayur Pada Ibu Hamil ini kini dapat terselesaikan. Adapun tujuan dalam penyusunan
makalah ini adalah agar dapat menjadi rujukan dalam mempelajari tentang Pola
Konsumsi Buah dan Sayur Pada Ibu Hamil.
Dalam penulisan makalah ini kami mencoba semaksimal mungkin dalam
penyusunannya, namun tidak ada gading yang tak retak begitupun dengan makalah
ini. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna
memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan,wawasan mengenai
materi Pola Konsumsi Buah dan Sayur Pada Ibu Hamil.

Makassar, 11 Oktober 2015

KELOMPOK 5
ABSTRAK

Latar belakang: Buah dan sayur merupakan bahan makanan yang banyak
mengandung nutrisi, tetapi jarang dikonsumsi oleh mayoritas penduduk Indonesia
khususnya remaja. Akibat dari kekurangan konsumsi vitamin mikro tersebut pada ibu
hamil yaitu akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin.
Tujuan: Untuk mengetahui Pola konsumsi buah dan sayur pada ibu hamil.
Metode: Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif dengan memanfaatkan data-
data terkait yang diperoleh dari textbook dan jurnal baik nasional maupun
internasional.
Hasil: hasil menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki pola konsumsi buah dan
sayur yang baik akan terhindar dari berbagai dampak yang dapat membahayakan sang
ibu dan janinnya.
Kesimpulan: Ibu yang sedang mengandung (Hamil) harus memperhatikan pola
konsumsi buah dan sayur dengan baik. Pola konsumsi menjadi salah satu faktor
penting yang dapat menentukan kesehatan janin dalam kandungan seorang ibu,
apakah janin tersebut mengalami gangguan pertumbuhan atau tidak.
Kata kunci: buah, sayur, pola konsumsi dan ibu hamil.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………

Abstrak…………………………………………………………………………

Daftar Isi…………...…………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….

BAB II METODE……………………………………………………………..

BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………….

BAB IV KESIMPULAN……………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Buah umumnya didefinisikan sebagai manis, berdaging, bagian yang dapat
dimakan dari tanaman yang berisi biji, tidak termasuk contoh non manis seperti
tomat, merica dan kacang polong.
Sayur umumnya didefinisikan sebagai bagian yang dapat dimakan dari
tanaman, seperti akar, umbi-umbian, steams, dan daun. Menurut The Food and
Agriculture Organization (FAO) mendefiniskan buah dan sayur yaitu termasuk
kacang-kacangan, tanaman gula, dan umbi-umbian tepung.
Buah dan sayur merupakan makanan rendah kalori, kaya serat, vitamin
dan mineral untuk menjaga kesehatan. Buah dan sayur juga merupakan makanan
rendah kalori yang terdiri dari 80% air dan kaya serat yang berguna untuk mejaga
kesehatan.
Makan buah-buahan dan sayuran dengan warna yang berbeda akan
memberikan nutrisi bagi tubuh yang berharga, seperti serat, folat, kalium, dan
vitamin A dan C. Beberapa contoh termasuk bayam hijau, ubi jalar orange,
kacang hitam, jagung kuning, plum ungu, merah semangka, dan bawang putih.
Untuk lebih beragam, cobalah buah-buahan dan sayuran baru secara teratur
(CDC,2012).
Penduduk dikategorikan ‘cukup’ mengonsumsi sayur dan/atau buah
apabila makan sayur dan/atau buah minimal 5 porsi per hari selama 7 hari dalam
seminggu. Dikategorikan ’kurang’ apabila konsumsi sayur dan/atau buah kurang
dari ketentuan di atas. Riskesdas 2007 dan 2013 mengumpulkan hal yang sama
sehingga dapat dilakukan analisis kecenderungan proporsi penduduk umur >10
tahun yang mengonsumsi kurang sayur dan buah (Riskesdas 2013)
Terlihat bahwa secara nasional tidak terjadi perubahan yang berarti
antara data 2007 dan 2013. Perubahan yang paling menonjol terjadi di Gorontalo,
dengan proporsi kurang konsumsi sayur dan buah semakin meningkat, dari 83,5
persen menjadi 92,5 persen (Riskesdas 2013).
Menurut observasi yang dilakukan oleh Verheij dan Coronel (1997) ada
sekitar 400 jenis buah-buah yang dapat dimakan tersebar di wilayah Indonesia.
Banyak sekali buah tropis yang rasanya enak dan mempunyai nilai gizi yang
tinggi. Zat gizi yang umum terdapat Buah-buahan adalah zat gizi mikro yaitu
vitamin dan mineral. Selain itu, ada juga buah-buahan yang mempunyai
kandungan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein dan lemak yang tinggi.

II. RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah “Bagaimana pengaruh pola
konsumsi buah dan sayur pada ibu hamil”.
III. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah adalah untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi
buah dan sayur pada ibu hamil.

BAB II
METODE
I. SUMBER DATA
Data yang digunakan adalah jenis data sekunder yang diperoleh dari
textbook dan jurnal baik jurnal nasional maupun jurnal internasional.

II. CARA PENGUMPULAN LITERATUR


Literatur diperoleh dari textbook, jurnal dan website. Jurnal diperoleh
melalui internet dengan mengakses website terkait seperti The Journal of
Nutrition, Jurnal Gizi dan Pangan, Journal of Dietetic Practice and Research,
International Food Policy Research Institute, Jn.Nutrition.org, Jurnal Makara
Kesehatan.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Buah, Sayur dan Ibu Hamil


Buah dan sayuran merupakan sumber dari banyak vitamin, mineral dan zat
alami lainnya yang dapat membantu melindungi diri dari penyakit kronis.
Beberapa nutrisi ini juga dapat ditemukan dalam makanan lain. Makan dengan
diet seimbang akan membuat perubahan gaya hidup yang merupakan kunci untuk
menjaga kesehatan yang baik bagi tubuh.

Fiber
Diets rich in dietary fiber have been Excellent vegetable sources:
shown to have a number of beneficial navy beans, kidney beans, black
effects including decreased risk of beans, pinto beans, lima beans, white
coronary artery disease. beans, soybeans, split peas, chick
peas, black eyed peas, lentils,
artichokes

Folate*
Healthful diets with adequate folate may Excellent vegetable sources:
reduce a woman's risk of having a child black eyed peas, cooked spinach,
with a brain or spinal cord defect. great northern beans, asparagus

Potassium
Diets rich in potassium may help to Good fruit and vegetable sources:
maintain a healthy blood pressure. sweet potatoes, tomato paste, tomato
puree, beet greens, white potatoes,
white beans, lima beans, cooked
greens, carrot juice, prune juice

Vitamin A
Vitamin A keeps eyes and skin healthy Excellent fruit and vegetable sources:
and helps to protect against infections. sweet potatoes, pumpkin, carrots,
spinach, turnip greens, mustard greens,
kale, collard greens, winter squash,
cantaloupe, red peppers, Chinese
cabbage

Vitamin C
Vitamin C helps heal cuts and wounds Excellent fruit and vegetable sources:
and keep teeth and gums healthy. red and green peppers, kiwi,
strawberries, sweet potatoes, kale,
cantaloupe, broccoli, pineapple, Brussels
sprouts, oranges, mangoes, tomato juice,
cauliflower
Sumber : CDC 2012
Didalam buah dan sayuran hijau mengandung antioksidan, vitamin C dan
vitamin A yang berfungsi untuk mencegah terkena penyakit kronis, misalnya kanker,
jantung koroner, diabetes dan obesitas. Selain itu, dengan makan buah dan sayuran
dapat membantu menerapkan pola makan sehat untuk mengontrol dan mengatur berat
badan karena rendah kalori, membantu menjaga sistem metabolisme tubuh untuk
keseimbangan kadar gula, kolesterol dan memperlancar pencernaan.
Masa hamil adalah masa dimana seorang wanita memerlukan berbagai unsur
gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan biasa. Ibu hamil
merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan
kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung (Fatimah
and dkk., 2011). Oleh karena itu, wanita yang sedang mengandung hendaknya lebih
memperhatikan asupan gizi dari makanan agar tumbuh kembang janin berlangsung
optimal. Ibu hamil dengan tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan yang baik tentunya
akan dapat menunjang kualitas kehamilannya terutama yang terkait dengan konsumsi
((Idreswari and dkk., 2012).
Salah satu faktor gizi yang relevan saat kehamilan adalah asupan mikronutrien
tertentu seperti asam folat, vitamin C, dan karotenoid. Mikronutrien tersebut terdapat
di dalam buah dan sayuran dan mikronutrien ini berkaitan dengan peningkatan ukuran
panjang badan bayi yang lahir normal dan kelahiran panjang badan bayi yang
terdapat di negara-negara maju jarang terjadi kekurangan gizi.
Sebuah penelitian di Spanyol, menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
konsumsi buah dan sayur dengan hasil kelahiran. Melainkan mereka mengatakan
bahwa konsumsi sayuran selama kehamilan mungkin memiliki efek menguntungkan
pada pertumbuhan janin.
Dalam beberapa tahun terakhir, tubuh seorang ibu hamil mengenai peran diet ibu
selama kehamilan pada hasil kelahiran yang berbeda seperti lahir dengan cacat,
panjang kehamilan, dan pertumbuhan janin. Faktor gizi selama kehamilan juga telah
berkaitan dengan kesehatan dalam tahap kehidupan seperti bayi dan dewasa, sehingga
pentingnya menekankan pola diet pada ibu hamil dalam menjamin perkembangan
janin dan kesehatan ibu serta mengurangi gangguan bayi dan risiko penyakit kronis
pada orang dewasa.

Dalam sebuah penelitian, ada beberapa faktor yang berhubungan dengan


konsumsi sayuran yaitu ibu muda lebih cenderung mengkonsumsi lebih sedikit
sayuran dan ibu yang tinggal di daerah pedesaan lebih cenderung untuk
mengkonsumsi lebih banyak sayuran.
Ibu hamil membutuhkan diet seimbang termasuk :
 Seluruh butir: Roti, sereal, pasta dan beras merah.
 Buah: Semua jenis buah-buahan, segar, beku atau kalengan tanpa tambahan gula.
 Sayuran: Makan berbagai sayuran berwarna, segar, beku atau kalengan tanpa
tambahan garam.
 Protein: Pilih protein dari daging, unggas, ikan, telur, kacang-kacangan dan
kacang polong, selai kacang, tahu dan kacang-kacangan.
 Rendah lemak atau bebas lemak susu: Susu, keju dan yogurt.
 Lemak Sehat: minyak sayur termasuk canola, jagung, kacang tanah dan minyak
zaitun adalah pilihan yang baik.
Adapun fungsi dari asam folat yaitu untuk mengurangi risiko cacat lahir yang
mempengaruhi sumsum tulang belakang. Ibu hamil membutuhkan 600 mikrogram
asam folat per hari. Sumber makanan yang termasuk asam folat seperti sereal, pasta
dan roti, suplemen dan sumber makanan alami folat. Semua wanita usia subur harus
mengkonsumsi setidaknya 400 mikrogram asam folat setiap hari.
Selain itu, ada juga zat besi yang dimana ibu hamil membutuhkan setidaknya 27
miligram zat besi per hari. Makanan yang mengandung zat besi tinggi mencakup
bayam, kangkung, sayuran hijau, kacang-kacangan, sereal, daging merah, ayam dan
ikan.
Selama kehamilan, kalsium juga diperlukan untuk perkembangan bayi yang
meliputi perkembangan gigi, tulang, jantung, saraf dan otot. Ibu hamil diharuskan
untuk mengkonsumsi 1.000 miligram kalsium sehari sebelum, selama dan setelah
kehamilan. Itu berarti setidaknya tiga porsi harian makanan yang kaya akan kalsium
seperti rendah lemak atau susu bebas lemak, yogurt atau keju atau diperkaya kalsium
sereal dan jus.
B. Prevalensi Konsumsi Buah dan Sayur di Indonesia
Masalah gizi dapat terjadi pada seluruh kelompok umur, bahkan masalah gizi
pada suatu kelompok umur tertentu akan mempengaruhi status gizi pada periode
siklus kehidupan berikutnya (intergenerational impact) (Azwar, 2004). Perubahan
paradigma menuju pada pemahaman bahwa untuk hidup sehat tubuh kita tidak saja
memerlukan protein dan kalori, tetapi juga vitamin dan mineral yang kaya terkandung
dalam sayur - sayuran dan buah-buahan dalam pola konsumsi gizi seimbang yang
berkembang pada tahun 1990-an.
Penduduk dikategorikan ‘cukup’ mengonsumsi sayur dan/atau buah apabila
makan sayur dan/atau buah minimal 5 porsi per hari selama 7 hari dalam seminggu.
Dikategorikan ’kurang’ apabila konsumsi sayur dan/atau buah kurang dari ketentuan
di atas. Riskesdas 2007 dan 2013 mengumpulkan hal yang sama sehingga dapat
dilakukan analisis kecenderungan proporsi penduduk umur >10 tahun yang
mengonsumsi kurang sayur dan buah (Riskesdas 2013)
Terlihat bahwa secara nasional tidak terjadi perubahan yang berarti antara
data 2007 dan 2013. Perubahan yang paling menonjol terjadi di Gorontalo, dengan
proporsi kurang konsumsi sayur dan buah semakin meningkat, dari 83,5 persen
menjadi 92,5 persen (Riskesdas 2013).

Pada tabel 3.125 menunjukkan bahwa secara keseluruhan, penduduk umur 10


tahun ke atas kurang konsumsi buah dan sayur sebesar 93,6%. Konsumsi buah dan
sayur paling rendah terdapat di Provinsi Riau dan Sumatera Barat, masing-masing
97,9% dan 97,8%. Sedangkan yang berada di bawah rata-rata nasional adalah
Provinsi Gorontalo (83,5%), DI Yogyakarta (86,1%), dan Lampung (87,7%). Selain
itu, tampak bahwa kelompok umur yang paling kurang konsumsi buah dan sayur
adalah 75 tahun ke atas (95,3%). Tidak ada perbedaan konsumsi buah dan sayur
antara laki-laki dan perempuan. Sementara berdasarkan pendidikan, semakin tinggi
tingkat pendidikan semakin baik konsumsi buah dan sayur. Tidak tampak adanya
perbedaan mencolok antara perilaku konsumsi buah dan sayur di perkotaan dan
perdesaan. Berdasarkan tingkat pengeluaran per kapita, dengan meningkatnya strata
juga tampak pengurangan prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur, dengan
perkataan lain, semakin tinggi tingkat pengeluaran per kapita perbulan, semakin
tinggi konsumsi buah dan sayur (Riskesdas 2007).

Menurut hasil survei BPS (2009), konsumsi buah di Indonesia masih rendah,
yaitu sebesar 60,4 persen masyarakat Indonesia hanya mengkonsumsi satu porsi buah
atau bahkan kurang dalam satu hari. Selain itu, konsumsi buah-buahan di Indonesia
hanya 40,1 kg/kap/th, masih cukup jauh dari rekomendasi Organisasi Pangan Dunia
(FAO) yaitu 65,7 kg. Penyebab kematian sekitar 2,7 juta warga dunia setiap tahunnya
disebabkan tidak cukupnya makan sayur-sayuran dan buah-buahan. Rendahnya
konsumsi kedua sumber serat tersebut menjadikannya masuk ke dalam 10 besar
faktor penyebab kematian di dunia (Parhati, 2011).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ling Loy et al (2011) yang
melakukan penelitian terhadap 121 wanita hamil usia 19-40 tahun dengan usia
kehamilan 28-32 minggu di Rumah Sakit Universiti Sains Malaysia diketahui bahwa
2 dari 6 kelompok yang mengkonsumsi buah dan sayur selama kehamilan dapat
meningkatkan ukuran lahir anak.
Buah mengandung banyak vitamin serta mineral yang merupakan komponen
gizi penting bagi tubuh setiap manusia. Selain itu, buah merupakan sumber serat
( fibre) yang sangat berguna bagi pencernaan makanan dalam tubuh manusia. Oleh
karena itu, buah merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi bagi kesehatan
tubuh (Parhati, 2011).
C. Kandungan Gizi Buah dan Sayur
Nilai Gizi Buah
Ditinjau dari segi ilmiah, buah-buahan adalah bahan makanan sumber
mineral dan vitamin. Sebenarnya buah mengandung makronutrien yang
lengkap, yaitu protein lemak dan karbohidrat, walaupun relatif dalam jumlah
kecil bila dibandingkan dengan kandungan mineral dan vitaminnya. Kadar
karbohidrat dalam buah umumnya lebih tinggi dari pada sayur, terutama buah
yang manis. Yang memberikan rasa manis pada buah bukan glukosa
melainkan fruktosa.
Mineral yang terdapat dalam buah serba lengkap yatiu kalsium, fosfor,
zat besi, natrium, kalium dan magnesium. Kandungan zat besi dalam buah
berkisar antara 0,2 mg sampai 2,8 mg. salak mengandung zat besi yang
tertinggi yaitu 4,2 mg dalam 100 g salak dari bagian yang dapat dimakan.
Kadar zat kapur atau kalsium dalam buah mempunyai rentangan antara 4 mg
sampai 33 mg per 100g buah. Buah yang mempunyai kadar kalsium tertiggi
adalah jeruk yaitu 33 mg per 100 g jeruk.
Semua jenis pisang mengandung kadar kalium yang tinggi. Vitamin
yang terdapat dalam buah juga lengkap yakni vitamin A yang biasa ditemukan
sebagai provitamin A dan karotin, vitamin B komplek, vitamin C dan vitamin
E. yang mengandung vitamin A yang sangat tinggi adalah semua jenis mangga
dan kesemek. Buah yang mengandung vitamin C tertinggi adalah jambu biji
yaitu 87 mg, disusul oleh pepaya sebanyak 78 mg dan jeruk 49 mg per 100 g
masing-masing buah.
Kandungan energi buah lebih tinggi bila dibandingkan dengan
sayuran. Hal ini disebabkan karena kadar karbohidrat dalam buah lebih besar,
yaitu berkisar antara 7,7 g sampai 38,2 g. Karbohidrat yang terdapat dalam
buah adalah monosakarida dan disakarida, yang memberikan rasa manis pada
buah. Monosakarida yang terdapat pada buah adalah fruktosa dan bukan
glukosa.
Nilai Gizi Sayur
D. Manfaat Buah dan Sayur Pada Ibu Hamil
Adapun manfaat buah dan sayur bagi ibu hamil yaitu antara lain :
- Mencegah kanker
Upaya pencegahan kanker melalui konsumsi folat sebaiknya dilakukan
dengan folat alami dan bahan pangan terutama sayuran dan buah-buahan.
Sayuran dan buah-buahan terbukti dapat menurunkan risiko kanker apabila
dikonsumsi dalam jumlah cukup secara teratur dan dibalik semuanya ternyata
folat adalah zat antikarsinogenik yang menghambat kanker.
- Mencegah Alzheimer

E. Jenis Buah dan Sayur yang Baik Untuk Kehamilan


Dalam sebuah studi di Inggris, hanya 53% dari wanita usia reproduksi
menunjukkan bahwa mereka mengkonsumsi lima porsi atau lebih buah dan sayuran
setiap hari, 23 tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa persiapan untuk kehamilan
harus mencakup saran untuk meningkatkan asupan buah.
Makan 5 porsi buah dan sayuran setiap hari adalah biasanya dianjurkan untuk
mengurangi kerentanan terhadap URTI, dan wanita disarankan untuk makan lebih
banyak buah dan sayuran selama kehamilan karena buah-buahan dan sayuran sebagai
sumber makanan yang kaya berbagai nutrisi dan banyak senyawa biologis aktif.
Namun, tidak ada penelitian yang dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara
asupan buah dan sayuran dan kejadian URTI selama kehamilan. Oleh karena itu kami
memeriksa hubungan ini dalam sebuah kohort retrospektif wanita hamil diikuti
selama 5 bulan sejak menstruasi terakhir mereka (LMP)
Buah dan sayur yang baik untuk ibu hamil yaitu rambutan, langsat dan tomat
karena banyak mengandung vitamin C. Dari hasil survey BPS (2009) yang
menyatakan bahwa konsumsi buah di Indonesia masih rendah yaitu 60,4%
masyarakat Indonesia hanya mengkonsumsi 1 porsi buah atau bahkan kurang dalam
sehari.
F. Penilaian Asupan Konsumsi Buah dan Sayur
Metode FFQ adalah yang tepat di perlukan untuk menilai asupan makanan dalam
studi populasi, praktis dan memberikan perkiraan yang lebih valid untuk mewakili
asupan yang biasa dari pada recall 24 jam (Cheng et al., 2008). Menurut Sempos
(1992) selama dua dekade terakhir metode FFQ dapat diterima sebagai metode yang
baik dalam penilaian asupan makanan secara kuantitaif, terutama untuk
memperkirakan asupan makanan yang sebenarnya.
Penilaian asupan konsumsi buah dan sayuran yaitu dengan menggunakan Food
Frequency Quetionare semikuantitatif digunakan untuk menilai asupan makanan
pada trimester pertama dan trimester ketiga pada 100 item makanan dan minuman.
Sebagai contoh, peserta diminta untuk melaporkan frekuensi konsumsi 10 item buah
(jeruk, orange jus, pisang, apel atau pir, persik, nektarin, atau aprikot, semangka atau
melon, anggur, plum atau plum, kiwi, dan zaitun) dan 12
item sayuran (bayam, kubis, kembang kol atau brokoli, daun selada, tomat, bawang,
wortel atau labu, kacang hijau, terong, mentimun, paprika hijau, merah, atau kuning,
asparagus, dan bawang putih) selama 2 periode yang berbeda pada trimester pertama
(10-13 minggu) dan trimester ketiga (28-32 minggu). Yang pertama FFQ
dikumpulkan informasi tentang rata-rata konsumsi setiap item sejak menstruasi
terakhir periode (LMP) dan diberikan pada 10-13 minggu di 91.7% kasus, yang
kedua FFQ diberikan pada 28-32 minggu pada 84% kasus dan dikumpulkan
informasi di konsumsi selama periode yang telah berlalu sejak
pertama FFQ diberikan.
Di Indonesia belum ada penelitian yang menunjukkan penilaian konsumsi
dengan menggunakan metode semi-quantitative FFQ dan recall 24 jam terhadap
asupan gizi ibu hamil, sehingga penulis tertarik untuk mengembangkan metode
tersebut terhadap ibu hamil.
G. Dampak Kekurangan Konsumsi Buah dan Sayur Pada Ibu Hamil
Penyebab utama dari kekurangan mikronutrien adalah diet berkualitas buruk,
yang disebabkan oleh kurangnya asupan makanan sumber hewani terutama di
negara-negara berkembang. Wanita yang menghindari daging dan / atau susu berisiko
lebih tinggi mengalami kekurangan mikronutrien selama kehamilan dan menyusui.
Polimorfisme gen juga dapat menyebabkan defisiensi mikronutrien melalui gangguan
penyerapan atau metabolisme diubah. Hal ini biasanya menyebabkan seorang ibu
mengalami gangguan nutrisi tunggal. Salah satu contoh adalah folat, di mana
polimorfisme ibu dapat meningkatkan risiko cacat tabung saraf kecuali asupan
makanan vitamin yang cukup. Dalam beberapa diet tinggi biji-bijian tidak dimurnikan
dan kacang-kacangan jumlah nutrisi yang dikonsumsi mungkin cukup, tapi konstituen
diet, seperti fitat dan polifenol, membatasi penyerapan. Penyakit seperti malaria, dan
infeksi parasit usus, juga merusak status dan mengubah metabolisme beberapa
mikronutrien. Akhirnya, pada kehamilan dan / atau menyusui, untuk meningkatkan
asupan nutrisi lebih tinggi, meningkatkan risiko kurangnya asupan.
Adapun penyakit yang timbul akibat kekurangan konsumsi buah dan sayur pada
ibu hamil, antara lain :
- Pre-eklampsia
Pre-eklampsia adalah salah satu penyebab utama morbiditas maternal dan
perinatal dan kematian di seluruh dunia, yang mempengaruhi 2-8% dari
kehamilan.
Etiologi preeklampsia adalah sebagian besar tidak diketahui, namun bukti
peningkatan
menunjukkan sebuah berlebihan ibu sistematis respon inflamasi terhadap
kehamilan. Kehamilan Pre-eklampsia ditandai oleh disfungsi endotel, terganggu
plasentasi, stres oksidatif dan berlebihan respon inflamasi terhadap kehamilan
dikenal faktor risiko termasuk kehamilan. Selain itu, pre-eklampsia juga
disebabkan oleh kurangnya asupan buah dan sayur .
- Perkembangan janin yang tidak normal

BAB IV
KESIMPULAN

Masa hamil adalah masa dimana seorang wanita memerlukan berbagai unsur gizi
yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan biasa. Ibu hamil
merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan
kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Oleh
karena itu, wanita yang sedang mengandung hendaknya lebih memperhatikan asupan
gizi dari makanan agar tumbuh kembang janin berlangsung optimal. Ibu hamil
dengan tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan yang baik tentunya akan dapat
menunjang kualitas kehamilannya terutama yang terkait dengan konsumsi.
Pada ibu hamil, sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi buah dan sayur dalam
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Adapun dampak yang ditimbulkan
jika seorang ibu hamil kekurangan mengkonsumsi buah dan sayur akan berdampak
pada janinnya.
Salah satu faktor gizi yang relevan saat kehamilan adalah asupan mikronutrien
tertentu seperti asam folat, vitamin C, dan karotenoid. Mikronutrien tersebut terdapat
di dalam buah dan sayuran dan mikronutrien ini berkaitan dengan peningkatan ukuran
panjang badan bayi yang lahir normal dan kelahiran panjang badan bayi yang
terdapat di negara-negara maju jarang terjadi kekurangan gizi.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, Lindsay H. (2005). “Multiple micronutrients in pregnancy and lactation: an


overview1–3”. Am J Clin Nutr. 81: 1206S–12S.

Astawan, Made , Andreas Leomitro Kasih. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan.


Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Azwar, Azrul. 2004. Kecenderungan Masalah Gizi Dan Tantangan Di Masa Datang.
Disampaikan pada Pertemuan Advokasi Program Perbaikan Gizi Menuju
Keluarga Sadar Gizi, di Hotel Sahid Jaya.

Cheng, M. Y., Yan, M., Dibley, B. B. M. M. J., Shen, M. Y., Md, M. Q. L. & Zeng, M.
L. (2008). “Validity And Reproducibility Of A Semi-Quantitative Food Frequency
Questionnaire For Use Among Pregnant Women In Rural China”. Asia Pac J Clin
Nutr. 17: 166-177.
Fatimah, S. & Dkk. (2011). “Pola Konsumsi Dan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil
Di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan”. Jurnal Makara Kesehatan. 15: 31-36.

Ling Loy et al. (2011). “Higher Intake Of Fruits And Vegetables In Pregnancy Is
Associated With Birth Size”. 42 (5). Hal 1214-1223.

Marie T Ruel, Nicholas Minot and Lisa Smith. “Patterns and Determinants of Fruit
and Vegetable Consumption in Sub- Saharan Africa: a multi country
comparison”. International Food Policy Research Institute.

MacLellan, Debbie L;Gottschall-Pass, Katherine;Larsen, Roberta. (2004). “Fruit and


Vegetable Consumption: Benefits and Barriers”. Canadian Journal of Dietetic
Practice and Research. 65 (3) ProQuest.

Parhati, Rahmi. (2011). “Analisis Perilaku Pembelian dan Konsumsi Buah di


Perdesaan dan Perkotaan”. Departemen Ilmu Keluarga Dan Konsumen.
Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.

Idreswari, M. & Dkk. (2012). “Hubungan Antara Intensitas Pemeriksaan Kehamilan,


Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dan Konsumsi Tablet Besi Dengan Tingkat
Keluhan Selama Kehamilan”. Jurnal Gizi Dan Pangan. 3: 12-21.

Eating Right During Pregnancy from the Academy of Nutrition and Dietetics.
(http://www.eatright.org/Public/content.aspx?id=6808) (diakses pada Tanggal
11 Oktober 2014, Jam 16.07 WITA).

http://www.cdc.gov/nutrition/everyone/fruitsvegetables/nutrient-info.html (diakses
pada Tanggal 11 Oktober 2014, Jam 19.01 WITA).

Anda mungkin juga menyukai