Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Proses Asuhan Gizi Terstandar dengan Dosen
Pengampu Rahmatika Nur Aini, M.Gz

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 / 4F GIZI

1. Nabilah Surya Wijayanti 1905025053


2. Syifa Huwaida 1905025071
3. Fitri Octaviani 1905025119
4. Puput Eka Safitri 1905025161

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2021
KASUS
Tuan SM, umur 74 tahun, BB 58 kg, TB 165 cm, pekerjaan sebagai pedagang.
Datang ke RS dengan keluhan utama mual, muntah, diare, tidak mau makan, dan
nyeri pada perut. Riwayat penyakit 3 bulan yang lalu pernah diopnam di RS karena
luka pada lambung. Pola makan tidak teratur, tiap pagi minum teh, suka makan
singkong dan minum kopi pada sore hari. Pemeriksaan fisik; keadaan umum sedang,
kesadaran composmentis, konjungtiva anemis. Tensi 120/80 mmHg, nadi 84 x/mnt,
suhu 36ºC, Hb 9,1 g/dL, albumin 3,3 g/dL. Hasil anamnesis asupan sehari dirawat di
RS: energi 1021,9 kkal, protein 38,5 g, lemak 30,7 g, dan karbohidrat 153 g. Pasien
mendapat obat Lodia, Magalet, dan Prosogan. Pasien mendapat infus Ringer Lactat 20
tetes/menit. Diagnosis medik: Gastritis kronik dengan anorexia.

ASSESMENT GIZI
FH. Riwayat terkait makanan dan gizi
FH.1. Asupan Makan dan Zat Gizi
Kategori Data Data Standar Pembanding Keterangan
Energi 1021,9 kkal 2025,15 kkal** 50,46 % dari
rekomendasi
Defisit tingkat
berat*
Protein 38,5 g 75,94 gr 50,69% dari
rekomendasi
Defisit tingkat
berat*
Lemak 30,7 g 45 gr 68,22% dari
rekomendasi
Defisit tingkat
berat*
Karbohidrat 153 g 329,08 gr 46,49% dari
rekomendasi
Defisit tingkat
berat*
Interpretasi Berdasarkan kategori kecukupan gizi menurut Depkes
(1996), kecukupan gizi pasien termasuk ke dalam kategori
defisit tingkat berat, dimana hasilnya adalah < 70% dari
rekomendasi.

Implikasi Gizi Pasien perlu memperhatikan asupan zat gizi makro seperti
energi, protein, lemak, dan karbohidrat karena zat gizi
makro dapat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan
gizi seseorang. Apabila pasien tidak memperhatikan asupan
zat gizinya, maka pasien akan tetap mengalami kekurangan
nutrisi karena asupan kebutuhan gizi yang dikonsumsi
pasien tidak terpenuhi.

SUMBER :
*Depkes (1996)
** Mifflin
Kategori pemenuhan asupan berdasarkan Kategori Kecukupan Gizi Depkes 1996
Kategori Kecukupan Gizi Keterangan
< 70% Defisit tingkat berat
70 – 79% Defisit tingkat sedang
80 - 89% Defisit tingkat ringan
90 – 119% Normal
> 120% Kelebihan

FH.2. Pemberian makanan dan zat gizi


FH.3 Penggunaan obat, obat-obatan alternative/pelengkap
Jenis Obat Indikasi Efek samping Interaksi Obat dan
Makanan
Lodia Mengurangi Nyeri perut bagian -
frekuensi buang atas, Pembengkakan
air besar pada usus
(megakolon), Pusing
dan mudah lelah,
Munculnya ruam
pada kulit
Magalat Mengobati Sembelit, Diare, Obat Magalat dapat
gastritis Mual dan muntah. menyebabkan
(peradangan terjadinya penurunan
lapisan lambung), kadar fosfat dan zat
perut kembung, besi dalam darah.
maag, dan
dispepsia (nyeri
pada perut)
Prosogan Mengatasi Diare, Kulit Obat prosogan dapat
gangguan pada memerah, Sakit menyebabkan
sistem Kepala, Sakit Perut, terjadinya kekurangan
pencernaan Mual, muntah, vitamin B12 dan
akibat produksi sembelit, perut menghambat
asam lambung kembung, Urtikaria penyerapan zat besi.
yang berlebihan (Gatal/Biduran),
Penglihatan kabur,
Mati rasa, dan
Vertigo.
Infus Mengembalikan Panas, infeksi pada -
Ringer
keseimbangan tempat penyuntikan
Lactat 20
elektrolit pada
tetes/menit
saat dehidrasi
Ket: Dalam 100 ml obat ringer laktat mengandung:
 Kalsium Klorida 0,02 gram
 Kalium Klorida 0,03 gram
 Sodium Klorida 0,6 gram
 Sodium Laktat 0,31 gram
 Air
FH.4. Pengetahuan/ Kepercayaan/ Sikap
FH.5. Perilaku
 Makan tidak teratur
 Tiap pagi minum teh
 Suka makan singkomg
 Sore minum kopi
FH.7. Fungsi dan aktivitas fisik
 Mampu untuk makan sendiri tanpa perlu bantuan dari orang lain
 Aktifitas fisik yang rutin dilakukan adalah berdagang
AD. Data Atropometri

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan


Pemeriksaan
Tinggi badan 165 cm - -
Berat badan 58 kg 58,5 kg* Normal
IMT 21,3 kg/m2 18.5 – 22,9 Normal
kg/m2**
Interpretasi Berdasarkan WHO (2000), nilai IMT pasien termasuk dalam
kategori normal.

Implikasi Gizi Karena status gizi pasien adalah normal maka tidak ada
implikasi gizi.
SUMBER:
* BBI Brocca
**WHO (2000)
BD. Data biokimia, tes dan prosedur medis
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan
Pemeriksaan
Hemoglobin 9,1 g/dL Umur > 15 tahun Rendah*
untuk laki-laki =
> 13,0 g/dL*
Albumin 3,3 g/dL 3,5 – 5,2 gr/dl** Rendah**

Interpretasi Berdasarkan WHO (2001), kadar hemoglobin pasien lebih


rendah daripada nilai normalnya. Sehingga ini menandakan
adanya anemia.
Berdasarkan Diasys (2014), kadar albumin pasien lebih
rendah daripada nilai normalnya. Sehingga ini menandakan
pasien mengalami hypoalbuminemia.
Implikasi Gizi Ada beberapa makanan yang perlu diperhatikan oleh pasien
anemia yaitu zat besi, vitamin c dan vitamin B12 karena
dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah. Selain
itu pasien dilarang mengonsumsi asupan yang mengandung
asam fitat, tannin, asam oksalat, kalsium dan gluten
bersamaan pada waktu makan karena dapat menghambat
penyerapan zat besi.
Sementara itu makanan yang perlu diperhatikan oleh pasien
hypoalbuminemia adalah mengonsumsi makanan yang
mengandung protein tinggi untuk meningkatkan kadar
albumin.
SUMBER:
*WHO (2001)
**Diasys (2014)
PD. Pemeriksaan fisik focus gizi
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan
Pemeriksaan
Tensi 120/80 mmHg <120 / <80 Normal*
mmHg*
Nadi 84 kali/menit 60 – 100 Normal**
kali/menit**

Suhu 36°C 36-37,5°C*** Normal***


Keadaan umum - - -
sedang
Kesadaran - - -
composmentis

Konjungtiva - - -
anemis

Interpretasi Berdasarkan WHO-ISH (2003), Tensi pasien tergolong dalam


kategori normal dan berdasarkan American Heart Association
Nadi pasien termasuk dalam kategori normal, serta suhu
badan pasien termasuk dalam kategori normal menurut
Tamsuri Anas (2007).
Implikasi Gizi Karena hasil pemeriksaan fisik fokus gizi pasien semuanya normal,
maka tidak ada implikasi gizi.

SUMBER:
* WHO-ISH (2003)
** American Heart Association
*** Tamsuri Anas (2007)
CH. Riwayat Client
1. Riwayat personal
 Nama : Tuan SM
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Usia : 74 thn
2. Riwayat medis : 3 bln yg lalu pernah di opname di RS karena luka pada lambung
Diagnosis medis : Gastritis kronik dengan anorexia
3. Riwayat sosial
Pekerjaan : Pedagang
Kesimpulan :
Tuan SM mengalami masalah asupan oral tidak adekuat yang disebabkan oleh makan
yang tidak teratur dan gastritis kronik, sehingga muncul tanda/ Gejala mual, muntah, diare,
nyeri pada perut dan anorexia. Kemudian masalah gizi yang kedua adalah anemia yang
diduga disebabkan oleh konsumsi teh setiap hari dan konsumsi obat prosogan yang dapat
menghambat penyerapan zat besi serta obat magalat yang dapat menurunkan kadar zat besi
sehingga muncul tanda/ Gejala kadar hemoglobin yang rendah dan konjungtiva anemis.
Masalah gizi selanjutnya yaitu hypoalbuminemia yang disebabkan oleh peradangan dinding
lambung sehingga muncul tanda/Gejala kadar albumin rendah, mual, muntah dan diare.
DIAGNOSIS GIZI
1. Problem
a. Kurangnya asupan zat besi
b. Gangguan saluran pencernaan atas
c. Asupan energi tidak adekuate
d. Kurangnya asupan protein
e. Pola makan tidak teratur
f. Ketidaksesuaian pemilihan makanan
2. Etiologi
a. Anorexia
b. Gastritis kronik
c. Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi
d. Terganggunya penyerapan zat besi dan protein
3. Sign and Symptoms
a. Kadar hemoglobin yang rendah
b. Kadar albumin yang rendah
c. Mual, muntah, diare, nyeri pada perut
d. Konjungtiva anemis.
INTAKE DOMAIN
Asupan Oral Inadekuat (NI-2.1) Asupan oral tidak adekuat (P) berkaitan
dengan penurunan kemampuan
konsumsi zat gizi karena anorexia dan
gastritis kronik (E) ditandai dengan hasil
anamnesis asupan sehari dirawat di RS
yaitu Energi 50,46 %, Protein 50,69%,
Lemak 68,22% dan Karbohidrat 46,49%
yang menunjukan defisit tingkat berat
serta memiliki keluhan mual, muntah
dan nyeri pada perut (S).

Asupan Zat Besi Inadekuat (NI- Asupan zat besi tidak adekuat (P)
5.10.1.3) berkaitan dengan terganggunya
penyerapan zat besi akibat konsumsi
teh, obat magalat dan prosogan (E)
ditandai dengan kadar hemoglobin yang
rendah yaitu 9,1 g/dL dan mengalami
konjungtiva anemis (S).

Asupan Protein Inadekuat (NI-5.6.1) Asupan protein tidak adekuat (P)


berkaitan dengan terganggunya
penyerapan protein akibat gastritis
kronik (E) ditandai dengan kadar
albumin yang rendah yaitu 3,3 g/dL
disertai mual, muntah dan diare (S).
CLINICAL DOMAIN
Perubahan Fungsi Gastrointestinal Perubahan fungsi gastrointestinal (P)
(NC-1.4) berkaitan dengan ganguan fungsi
lambung akibat gastritis kronik (E)
ditandai dengan mual, muntah, nyeri
pada perut (S).
BEHAVIOUR DOMAIN
Pola Makan Tidak Teratur (NB-1.5) Pola makan tidak teratur (P) berkaitan
dengan anorexia (E) ditandai dengan
asupan makan tidak adekuat (S).
Ketidaksesuaian Pemilihan Makanan Ketidaksesuaian pemilihan makanan (P)
(NB-1.7) berkaitan dengan kurangnya
pengetahuan terkait makanan dan gizi
(E) ditandai dengan minum teh setiap
pagi, sering makan singkong, dan
minum kopi setiap sore (S).
Diagnosis Utama :
(NI-2.1) Asupan oral tidak adekuat (P) berkaitan dengan penurunan kemampuan konsumsi
zat gizi karena anorexia dan gastritis kronik (S) ditandai dengan hasil anamnesis asupan
sehari dirawat di RS yaitu Energi 50,46 %, Protein 50,69%, Lemak 68,22% dan Karbohidrat
46,49% yang menunjukan defisit tingkat berat serta memiliki keluhan mual, muntah dan
nyeri pada perut (S).
INTERVENSI GIZI
1. Pemberian Makan Dan Zat Gizi
a. Tujuan Intervensi :
Memberikan makanan pasien sesuai dengan kebutuhan untuk memenuhi
kebutuhan energi, protein, lemak, karbohidrat, zat gizi mikro.
b. Tujuan Diet :
1) Mempertahankan status gizi normal
2) Menambah asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat hingga mencapai
kecukupan asupan minimal 90% dari kebutuhan.
3) Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan
lambung serta mnetralkan asam lambung yang berlebih

c. Prinsip & Syarat Diet :


1) Energi cukup yaitu 2025,15 kkal, untuk mempertahankan berat badan
2) Protein tinggi yaitu 15% dari kebutuhan total 75,94 gram
3) Lemak sedang, 20% dari kebutuhan energi total yaitu 45 gram
4) Karbohidrat 65% dari kebutuhan total yaitu 329,08 gram
5) Makanan dengan tinggi zat besi yaitu hati ayam, kacang-kacangan, sayuran
hijau, seafood, dll
6) Makanan dalam bentuk lunak mudah dicerna, tidak mengandung bahan
makanan yang bergas dan berbau tajam
7) Makanan diberikan porsi kecil tetapi sering
8) Batasi konsumsi kopi dan teh terlalu sering. Teh tidak boleh dikonsumsi
bersamaan dengan makan utama.

d. Preskripsi Diet
Nama diet : Diet Lambung II 2100 Kalori
Bentuk makanan : Lunak
Rute pemberian : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 3x selingan

e. Perhitungan Kebutuhan
1) BMR laki-laki = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x USIA) + 5
= (10 x 58) + (6,25 x 165) – (5 x 74) + 5
= 1246,25
2) Energi = 1246,25 x 1,3 x 1,25
= 2025,15 kkal
3) Protein = 15% x 2025, 25 : 4
= 75,94 gram
4) Lemak = 20% x 2025, 25 : 9
= 45 gram

5) Karbohidrat = 65% x 2025, 25 : 4


= 329,08 gram

Standar Penukar Makanan

Bahan Makanan Jumlah Energi Protein Lemak Karbohidrat


(Kkal) (g) (g) (g)
Karbohidrat 6P 1.050 24 - 240
Hewani (RL) 3P 150 21 6 -
Hewani (LS) 1P 75 7 5 -
Nabati 2P 150 10 6 14
Sayur (B) 3P 75 3 - 15
Sayur (C) - - - - -
Buah & Gula 5P 250 - - 60
Minyak 3P 150 - 15 -
Susu (LS) 1P 125 7 6 10
Total 2.025 72 38 339
Kebutuhan 2.025 75,94 45 329,08
% 100% 94,81% 84,4% 103%

Distribusi Makanan

Waktu KH Protein Protein Protein Sayur Buah Susu Minyak


Makan (LR) (LS) Nabati &
Gula

Makan Pagi 1P 1P - 1P 1P - - 1P
-
Snack Pagi ½P - - - 2P - -

Makan Siang 2P 1P 1P - 1P 1P - 1P

Snack Sore ½P - - - - 1P - -

Makan Malem 2P - 1P 1P 1P 1P - 1P

Snack Malem - - - - - - 1P -
Total 6P 2P 2P 2P 3P 5P 1P 3P

Analisis Menu Menggunakan TKPI


Bahan Jumlah E P (g) L (g) KH (g)
Waktu Menu Makanan Konsumsi (Kkal)
URT Gram
Makan Nasi Tim Beras ¾ gls 100 120 2,4 0,4 26
Pagi Ayam Ayam 1 ptg 40 78 11,82 3,08 0
Kecap Tanpa sdg
Kulit
Minyak ½ sdt 2,5 22,1 0 2,5 0
zaitun
Sayur Bayam ½ gls 50 11,5 0,6 0,3 1,85
Bayam
Jagung Jagung ½ gls 50 71 2,5 0,35 15,15
Tempe Tempe 2 ptg 50 75 7 3,85 4,55
goreng sdg
Minyak ½ sdt 2,5 22,1 0 2,5 0
zaitun
Total 399,7 24,32 12,98 47,55
Snack Roti Roti putih 2 iris 70 124 4 0,6 25
Pagi putih
Jus Melon 1 ptg 190 70,3 1,14 0,76 14,82
Melon bsr
Gula 1 sdm 13 51,2 0 0 12,2
Total 245,5 5,14 1,36 52,02
Makan Nasi Tim Beras 3/2 gls 200 240 4,8 0,8 52
Siang Ikan Ikan 1/3 100 125 21,3 3,4 2,2
Bakar Kembung ekor
sdg
Capcay Wortel ½ gls 50 18 0,5 0,3 3,95
Buncis ½ gls 50 17 1,2 0,15 3,6
Telor 3 butir 33 38,28 3,53 2,31 0,52
puyuh
Hati ½ bh 15 39,15 4,11 2,41 0,24
Ayam
Gula 1 sdm 13 51,2 0 0 12,2
Minyak 1 sdt 5 44,2 0 5 0
zaitun
Jeruk Jeruk 1 bh 55 24,75 0,49 0,11 6,16
Manis Manis sdg
Total 597,58 35,93 14,48 80,87
Snack Bika Bika 1 bh 50 99,5 1,05 0,75 22,2
Sore ambon ambon
Pisang Pisang 2 bh 40 50,8 0,56 0,08 13,44
Mas Mas
Total 150,8 1,61 0,83 35,64
Makan Nasi Tim Beras 3/2 gls 200 240 4,8 0,8 52
Malam Ikan Ikan ½ ekor 40 36,4 7,6 0,68 0
goreng bawal
Minyak ½ sdt 2,5 22,1 0 2,5 0
Sup Kembang 1 20 18 2,14 8 0,94
Kembang Tahu lembar
Tahu Daun 1 sdt 5 2,05 0,1 0,015 0,39
Bawang
Seledri 1 sdt 5 1,15 0,05 0,005 0,23
Daun 4 sdm 40 12 0,92 0,16 2,32
Lobak
Jamur 2 sdm 10 2,1 0,38 0,06 0,09
Kuping
Wortel ½ gls 50 18 0,5 0,3 3,95
Minyak ½ sdt 2,5 22,1 0 2,5 0
Gula 1 sdm 13 51,2 0 0 12,2
Total 425,1 16,49 15,02 72,5
Snack Susu Susu Sapi 1 gls 200 122 6,4 7 8,6
Malam
Total 1.941 89,9 51,67 297,18
Kebutuhan 2.025 75,94 45 329,08
% 95,85 118,38 114,82% 90,31%
% %

2. Rencana Edukasi Gizi


E.1 Konten Edukasi Gizi
Memberikan penjelasan mengenai penatalaksanaan Diet Lambung, cara meningkatkan
asupan energi, serta makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
E.2 Aplikasi Edukasi Gizi
1) Menerapkan diet sesuai dengan kebutuhan gizinya, makanan dalam bentuk
lunak, mudah dicerna, tidak mengandung bahan makanan yang bergas dan
berbau tajam
2) Makan porsi kecil namun sering
3) Pilih sayuran yang dapat menurunkan asam lambung seperti brokoli,
asparagus, kentang, sayuran berdaun hijau, kacang hijau, dll
4) Dapat menambahkan parutan jahe ke dalam masakan untuk menurunkan asam
lambung
5) Konsumsi makanan tinggi serat seperti oatmeal, roti gandum, dll
6) Konsumsi buah yang tidak memicu refluks asam lambung seperti pisang,
melon, apel dan pir.
3. Rencana Konseling
C.1 Pendekatan Dasar Teoritis
C.2 Strategi
4. Rencana Koordinasi Asuhan Gizi

No Tanggal Tenaga Kesehatan Koordinasi


1. Ahli Gizi Diskusi mengenai pasien untuk
diambil menjadi studi kasus dan
rencana asuhan gizi
2. Pasien dan keluarga pasien Meminta persetujuan keluarga
pasien untuk melakukan
intervensi terhadap pola makan
dan asupan pasien selama di
rawat di Rumah Sakit,
Menanyakan kondisi pasien
setiap hari, memberikan
konseling dan edukasi terkait
gizi.
3. Perawat Ruangan Meminta izin untuk melihat
rekam medikal pasien atas nama
Tn SM, menanyakan
perkembangan pasien
4. Tenaga Pengolahan Melakukan rapat menu

RENCANA MONITORING DAN EVALUASI


Parameter Yang diukur Waktu Target RTL
Asupan Gizi Energi, protein, Setiap hari Asupan mencapai Rencana untuk
lemak, 90-119% melakukan
Karbohidrat pengukuran
berat badan
pada hari ke 7
Antropometri Berat badan 3 hari Mempertahankan Rencana
berat badan normal menghitung
status gizi
setiap minggu
Biokimia Hb dan albumin Sesuai instruksi Menormalkan nilai
dokter lab Hb dan albumin
Fisik klinis Tensi, nadi, 3 hari Mempertahankan
suhu, kesadaran nilai normal tensi,
umum, nadi dan suhu.
konjungtiva Kesadaran umum
anemis membaik,
meredakan gejala
konjungtiva anemis.
DAFTAR PUSTAKA
Fajar, S. A. (2019). Buku Catatan Ahli Gizi Indonesia. 1–337.
Kemenkes. (2014). Buku Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar.
Lewis, N. (2009). International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference
Manual: Standarized Language for the Nutrition Care Process Second Edition.
Chicago.
SehatQ. https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-ringer-laktat-cairan-infus-yang-
digunakan-pasien-dehidrasi. Diakses pada 20 april 2021
Waspadji, S. 2015. Menyusun Diet Berbagai Penyakit Berdasarkan Daftar Makanan Penukar.
Edisi ke empat. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai