Pendahuluan
Tablet adalah sediaan pada kompak, dibuat secara
kempacetak,dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cem
bung,mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat
pengikat, zat pelican, zat pembasah atau zat lain yang cocok (Ditjen POM,1979).Sediaan
tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak mengalami
perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan tablet adalah sediaan
lebih kompak, dosisnya tepat, mudah pengemasannya dan penggunaannya lebih praktis
dibanding sediaan yang lain.
Tujuan
Diharapkan mengetahui beberapa parameter-parameter uji sediaan tablet
untukmengetahui karakteristiknya.
Rumusan Masalah
Apa saja parameter-parameter evaluasi atau pengujian sediaan tablet ?
Hasil berupa perubahan atau data yang di dapat setelah evaluasi
BAB II
Dasar teori
Sebelum tablet yang diberikan pada pasien tiba pada targetnya dalam tubuh, yaitu tempat
kerjanya atau targetsite, obat harus mengalami banyak proses untuk memaksimalkan
efeknya. Salah satu cara untuk mencapai efek maksimal dari sediaan tablet adalah dengan
evaluasi. Evaluasi tablet dilakukan untuk mengetahui kualitas dan membuktikan tablet
memenuhi persyaratan farmasetika. Evaluasi tablet yang dilakukan adalah uji penampilan
tablet, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, kerapuhan serta uji waktu
hancur. (Tjay dan Rahardja, 2007).
Evaluasi tablet dilakukan untuk mengetahui apakah tablet yang dihasilkan telah
memenuhi kriteria atau belum. Evaluasi tablet termasuk uji kuantitatif serta penetapan
sifat (kimia, fisika dan bioavailabilitas) tablet. Diperlukan beberapa pengujian,
diantaranya adalah:
1. Uji penampilan
Evaluasi ini dilakukan sebagai identitas visual serta untuk memastikan apakah
desainnya dapat diterima oleh konsumen atau tidak. Uji penampilan dilakukan
dengan mengamati tablet secara visual meliputi warna yang dapat menjadi salah
satu factor homogenitas, bentuk dapat berupa bundar, permukaan rata atau
cembung, cetakan (garis patah, tanda, logo pabrik), ada atau tidaknya bau serta
rasa. (modul tsf)
4. Uji friabilitas
Kerapuhan tablet merupakan parameter yang menggambarkan kekuatan
permukaan tablet melawan berbagai perlakuan yang dialami selama pengemasan,
pengiriman dan penyimpanan yang menyebabkan abrasi pada permukaan tablet.
Uji kerapuhan tablet berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi
(pengikisan) yang terjadi pada permukaan tablet. Semakin besar nilai persentase
kerapuhan, semakin besar pula massa tablet yang hilang. Kerapuhan yang tinggi
akan mempengaruhi kadar zat aktif yang ada pada tablet. Kerapuhan tablet
dianggap cukup baik bila hasilnya kurang dari 0,8% (Hadisoewignyo dan Fudholi,
2013)
Uji friabilitas ini untuk mengetahui persentase kehilangan bobot dari suatu tablet
karena semakin kecil persentase kehilangan bobot dari suatu tablet maka semakin
baik efek terapi yang di berikan oleh sediaan obat tersebut terhadap tubuh.
Pengujian kerapuhan tablet ini dilakukan dengan alat friabilator menggunakan 20
tablet. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap gesekan atau
bantingan selama waktu tertentu. Uji friabilitas biasanya dilakukan selama 15-20
menit tergabtung spesifikasi alat. Tablet yang baik mempunyai friabilitas <1%
Perhitungan
f = a-b/b x 100%
F: friabilitas
A: bobot total tablet sebelum diuji
B: bobot total tablet setelah diuji
Cara uji keseragaman bobot tablet yaitu ditimbang 20 tablet dan dihitung bobot
rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet
yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar
dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B.
Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zat aktif merupakan bagian
terbesar dari tablet dan jika uji keseragaman bobot cukup mewakili keseragaman
kandungan. Keseragaman bobot bukan merupakan indikasi yang cukup dari
keseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian kecil dari tablet.
(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013)
METODOLOGI KERJA
1. Tablet
2. Friability tester
3. Jangka sorong
4. Timbangan analitik
Cara kerja
5. Uji Kerapuhan Tablet (Menurut Khoerul Anwar dalam Jurnal Sains dan Terapan
Kimia Vol.4, No. 2 (Juli 2010))
1) Dibebas debukan 20 tablet
2) Ditimbang dan dimasukkan ke dalam friabilator tester
3) Diatur kecepatan putaran sebesar 25 rpm selama 4 menit
4) Ditekan tombol start, kemudian ditunggu sampai alat berhenti berputar
5) Dibersihkan tablet dari debu tablet yang rapuh
6) Ditimbang kembali tablet diuji kerapuhannya
7) Dihitung persentase bobot yang hilang
6. Uji Daya Hancur Tablet (Puspita, P.A.P, Dewantara, I.G.N.A, Arisanti, C.I.S ,
Formulasi Tablet Parasetamol Kempa Langsung Menggunakan Eksipien Co-
Processing Dari Amilum Singkong Partially Pregelatinized Dan Gom Akasia)
1) Diambil 6 tablet secara acak
2) Dimasukkan sebanyak 1 tablet pada masing-masing tabung keranjang alat
Erweka Disintegrator tester ZT X20
3) Dimasukkan satu cakram pada tiap tabung.
4) Dicelupkan keranjang alat Erweka kedalam gelas kimia yang berisi akuades,
dimana gelas kimia diletakkan diatas penangas air bersuhu 370C.
5) Dihitung waktu hancur tablet mulai saat keranjang tercelup sampai semua
tablet hancur sempurna. Persyaratan waktu hancurnya yaitu tidak lebih dari
15 menit.
Hasil pengamatan
D1 D2 Tebal
0,61 1,42 0,555
0,62 1,42 0,55
0,62 1,41 0,555
0,61 1,415 0,56
0,635 1,41 0,56
0,61 1,41 0,575
0,615 1,41 0,550
0,620 1,415 0,600
0,615 1,420 0,580
0,610 1,420 0,570
0,620 1,410 0,575
0,610 1,410 0,555
0,615 1,415 0,580
0,610 1,420 0,580
0,630 1,410 0,550
0,625 1,420 0,585
0,620 1,415 0,560
0,610 1,415 0,560
0,615 1,415 0,570
0,610 1,415 0,570
3. Evaluasi kekerasan
4. Evaluasi friabilitas
Bobot total tablet sebelum diuji = 9,982 gram
Bobot total tablet sesudah diuji = 9,492 gram
a−b
f= × 100 %
b
9,982 gram−9,491 gram
f= ×100 %=0,051 %
9,491 gram
Namun nilai kekerasan tablet yang berada di luar rentang yang dipersyaratkan
tidak langsung menunjukkan bahwa suatu tablet memiliki kualitas yang buruk. Tablet
harus cukup keras untuk tahan pecah waktu dikemas tetapi juga cukup lunak untuk
melarut hingga menghancur dengan sempurna begitu digunakan dan dapat dipatahkan
diantara jari-jari bila tabletnya perlu dibagi (Ansel 2008). Pada umumnya tablet dikatakan
baik, apabila mempunyai kekerasan antara 4-8 kg (Parrott, 1970). Kekerasan tablet
kurang dari 4 kg masih dapat diterima asalkan kerapuhannya tidak melebihi batas yang
ditetapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan mengalami kerapuhan pada saat
pengemasan dan transportasi. Kekerasan tablet yang lebih dari 8 kg masih dapat diterima,
asalkan masih memenuhi persyaratan waktu hancur/desintegrasi dan disolusi yang
dipersyaratkan (Rhoihana, 2008).
Pada praktikum kali ini kelompok kami melakukan uji terhadap tablet yang sudah
kami buat sebelumnya sejumlah 100 buah dimana telah di ambil secara acak 20 tablet
yang akan di uji friabilitas dimana evaluasi kerapuhan merupakan parameter yang
digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang
dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Kerapuhandiukur dengan friabilator.
Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar
dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukurankerapuhan, alat diputar
dengan kecepatan tertentu putaran per menit dan waktu yang digunakan adalah 15 menit.
Tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1%. Uji friabilitas ini
berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada permukaan tablet.
Semakin besar harga persentase kerapuhan, maka semakin besar massa tablet yang
hilang. Kerapuhan yang tinggiakan mempengaruhi konsentrasi atau kadar zat aktif yang
masih terdapat pada tablet. Tablet dengan konsentrasi zat aktif yang kecil (tablet dengan
bobot kecil), adanya kehilangan massaakibat rapuh akan mempengaruhi kadar zat aktif
yang masih terdapat dalam tablet. Persentase friabilitas tablet ini sebesar 0,051% yang
menunjukkan tablet ini tidak mudah rapuh.
Obat untuk diabsorbsi di saluran cerna, maka tablet perlu hancur terlebih dahulu dan
melepaskan zat aktifnya ke dalam cairan tubuh untuk melarut. Evaluasi waktu hancur bertujuan
untuk pengukuran waktu yang diburuhkan tablet hancur menjadi partikel. Daya hancur juga
penting untuk tablet yang mengandung bahan obat yang tidak dimaksudkan untuk diabsorpsi
tetapi lebih banyak bekerja dalam saluran cerna. Dalam hal ini daya hancur tablet
memungkinkan partikel obat menjadi lebih luas untuk bekerja secara lokal dalam tubuh. Waktu
hancur dapat dipengaruhi oleh bahan penghancur/desintegran (jenis dan jumlahnya) dan
banyaknya pengikat yang digunakan dalam formulasi tablet, karena desintegran merupakan
bahan yang akan menyebabkan tablet pecah dan hancur dalam air atau cairan lambung (Troy,
2006).
Tablet yang memiliki waktu hancur yang sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan dapat memberikan efek terapi yang cepat. Waktu yang diperbolehkan untuk
menghancurkan tablet tidak bersalut salut enterik adalah tidak lebih dari 15 menit (Depkes RI,
1979). Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, semua tablet
paracetamol yang digunakan dalam pengujian ini telah memenuhi persyaratan uji waktu hancur
seperti yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi III.
Daftar pustaka
Pontremoli, C., Barbero, N., Viscardi, G., Visentin, S., 2015. Mucin–drugs interaction:
The case of theophylline, prednisolone and cephalexin. Bioorg. Med. Chem. 23, 6581–
6586. doi:10.1016/j.bmc.2015.09.021
Hadisoewignyo L,. Dan Fudholi A,. 2013. Sediaan Solida. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ansel, H. C., 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed IV. Alih bahasa Ibrahim, F.
Jakarta:UI Press
Gennaro, Alfonso R,1985 Remington’s Pharmaceutical Saence, Mack Publishin Amerika
Serika
Troy, David B.2006. Remington The Science and Practice of Pharmacy. 21st edition.
Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins.