FARMASI II
“Pembuatan Tablet”
Disusun oleh :
Kelompok 4 C
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB V. Hasil.................................................................................
Lampiran........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi penampilan tablet
2. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keseragaman
ukuran.
3. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi disolusi sediaan
tablet.
4. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi friabilitas tablet.
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi waktu hancur tablet.
6. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keseragaman
kandungan tablet.
7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi kekerasan tablet.
BAB II
DASAR TEORI
F : kerapuhan (%)
W1 : bobot mula-mula
W2 : bobot setelah diputar
Timbangan
10 tablet paracetamol
Jangka sorong
Alat tulis
10 tablet isoniazid
Hardness tester
Tablet isoniazid
Alat friabilator
Kuas
10 tablet isoniazid
Disintergration
Beaker glass
6 tablet paracetamol
6 tablet sampel isoniazid
Aquadest
Gelas ukur
Corong
Beaker glass
Batang pengaduk
Alat disolusi
Spektrofotometer Uv-Vis
Tablet paracetamol
Kalium fosfat
NaOH
Aquadest
Spektrofotometer Uv-Vis
Labu ukur 250 ml
Labu ukur 100 ml
Labu ukur 10 ml
Pipet tetes
Paracetamol
Metanol : air = 4 : 1
BAB IV
PROSEDUR KERJA
C. Pembuatan LarutanSampel
1. Diambil tidak kurang dari 20 tablet paracetamol.
2. Sebanyak 20 tablet parasetamol ditimbang
menggunakan timbangan analitik lalu dicatat berat
keseluruhan (diperoleh 13,0146 gram).
3. Ditimbang setara sebanyak 100 mg parasetamol
dengan menggunakan timbanganan alitik dan
diperoleh 130,146 mg.
4. Dibuat larutan induk dengan labu 100 ml dan
digenapkan dengan metanol:aquadest 1:3 hingga
tanda batas dan diperoleh konsentrasi 1000 ppm.
5. Parasetamol yang sudah ditimbang dilarutkan
dengan 50 ml metanol:aquadest 1:3 dalam beaker
glass .
6. Serbuk tablet paracetamol yang sudah dilarutkan
dalam beaker glass dimasukkan kedalam labu 100
ml, kemudian beaker glass dibilas sebanyak 1x dan
dimasukkan ke dalam labu 100 ml, digenapkan
hingga tanda batas.
7. Labu 100 ml dikocok sebanyak 3x hingga homogen
8. Kemudian larutan induk diencerkan hingga
konsentrasi 100 ppm menggunakan labu 100 ml,
dengan mengambil 10 ml larutan induk lalu
digenapkan hingga tanda batas.
9. Kemudian larutan sampel 100 ppm diencerkan
hingga konsentrasi 10 ppm dengan mengambil 1 ml
atau 1000μl dengan mikropipet lalu dimasukkan
kedalam labu 10 ml dan digenapkan hingga tanda
batas.
10. Dibuat larutan induk sampel tablet parasetamol
dengan labu 100 ml dan digenapkan dengan
aquadest:metanol 3:1 hingga sampai tanda batas
dan diperoleh konsentrasi 1000 ppm.
11. Kemudian larutan induk sampel tablet parasetamol
diencerkan hingga konsentrasi 10 ppm dengan
mengambil 0,1 ml atau 100 μl digenapkan hingga
tanda batas.
12. Lalu larutan sampel yang sudah dibuat dimasukkan
kedalam kuvetd dengan tebal 1 cm dianalisis pada
panjang maksimum dengan alat spektrofotometer
UV-Vis. Catat nilai absorbansi yang diperoleh.
No Bobot PCT
1 0,6510
2 0,6470
3 0,6769
4 0,6482
5 0,6504
6 0,6729
7 0,6491
8 0,6537
9 0,6507
10 0,6469
Rata-rata : 0,65468
10 tab pertama
101,67%
100 mg
W rata-rata 0,65468
0,65468
0,65468
0,65468
0,65468
0,65468
6). 0,6729 x 101,67% = 104,50%
0,65468
0,65468
0,65468
0,65468
T = mengacu farmakope
m = 101,5%
s = √ 23,7745
s = √ 2,86383
s = 1,6922
NP = | M – x | + ks
NP = 0,17 + 4,06128
NP = 4,23128
Uji Friabilitas
W0 4,702 g
W1 4,3495 g
W0-W1 0,3525 g
𝑊0−𝑤1
F= × 100 %
𝑊0
0,3525
F= × 100 % = 2,77 %
4,702
6 6 07.05
Waktu HancurPracetamol
No Tablet Waktu (menit)
1 1 1.29
2 2 1.42
3 3 1.50
4 4 2.11
5 5 2.47
6 6 3.18
Hasil uji waktu hancur memasuki rentang <15 menit,
karena tablet paracetamol dan isoniazid merupakan
tablet tidak bersalut
Sampel No Absorbansi
2 ppm 0,142
4 ppm 0,339
6 ppm 0,514
8 ppm 0,731
y = 0,0971x – 0,054
a. 2 ppm
0,0971x = 0,196
x = 2,0185 ( C )
m pct = C x FP
m pct = 224,2755 µg
m pct = 0,22427 mg
b. 4 ppm
0,0971x = 0,393
x = 4,0473 ( C )
m pct = C x FP
m pct = 449,6955 µg
m pct = 0,44970 mg
m pct x 900
c. 6 ppm
0,0971x = 0,568
x = 5,8496 ( C )
m pct = C x FP
m pct = 649,9491 µg
m pct = 0,64995 mg
m pct x 900
d. 8 ppm
0,0971x = 0,785
x = 8,0844 ( C )
m pct = C x FP
m pct = 898,2577 µg
m pct = 0,89826 mg
m pct x 900
G. Penetapan Kadar
Konsentrasi Absorbansi
2 ppm 0,120
4 ppm 0,243
6 ppm 0,325
8 ppm 0,458
10 ppm 0,546
12 ppm 0,668
Persamaan :
y= 0,054x + 0,0151
R2 = 0,9972
P kadar C = 0,643
J = 0,054x + 0,0151
0,6279 = 0,054x
x = 0,6279/0,054 = 11,628
11,628 x 10.000 (FP)
= 116.280 µg
= 116,280 mg
Kadar
= 116,280%
BAB VI
PEMBAHASAN
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Lachman L., Herbert, A. L. & Joseph, L. K., 2008, Teori dan Praktek
Industri Farmasi Edisi III, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.