Anda di halaman 1dari 3

Nama : Luna Septie Pramudita

NIM : 11171020000066
Kelas :17 AC
Tugas BFFK

SIKLUS ENTEROHEPATIK

Sistem Enterohepatik merupakan suatu sistem yang menghubungkan antara hepar dan
intestinal yang membantu proses pencernaan. Pembentukan empedu sangat penting dalam
pencernaan dan penyerapan lemak, ekskresi xenobiotik larut lemak dan racun dalam tubuh,
dan keseimbangan kadar kolesterol. Garam empedu secara alamiah bersifat amphipilik
karena memiliki gugus polar dan non polar. Gugus polar memiliki permukaan yang bersifat
hidrofilik yang mengandung gugus hidroksil dan gugus karbonil, sedangkan gugus non polar
bersifat hidropobik.
Fungsi kandung empedu adalah untuk mengentalkan dan menyimpan empedu yang
dibawa kepadanya dari hati melalui duktus cysticus, diantara waktu makan dan melepaskan
empedu ke dalam usus lewat duktus cysticus selama makan. Dalam vesika fellea, empedu
dipekatkan oleh absorpsi air dan pengasaman empedu. Memekatkan empedu dengan
penyerapan selektif daripada air, garam organik dan sedikit garam empedu, sehingga
volumenya menjadi 1/5 – 1/10 daripada volume yang disekresikan oleh hati. Empedu
mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang selanjutnya bergabung
membentuk duktus hepatikus umum. Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran
yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu
umum. Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam
duodenum. Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu
dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu
serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi.
Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan
kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh
garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap
sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon).
Cairan empedu merupakan gabungan antara asam empedu dan garam empedu.
Bilirubin tetrapyrrole (berwarna coklat), merupakan komponen pemberi warna terbesar pada
empedu dan merupakan produk akhir dari metabolisme heme. Apabila bilirubin mengalami
oksidasi akan berubah menjadi biliverdin (berwarna hijau).
Garam empedu bersama pospolipid dan kolesterol merupakan cairan organik terbesar
dalam empedu dan merupakan kunci kekuatan dalam pembentukan empedu pada saat di
sekresikan ke canalikuli empedu melewati membran apikal hepatosit.
Komponen utama asam empedu dalam empedu manusia yaitu asam xenodeoksikolat
(45%) dan asam kolat (31%). Sebelum sebagian besar garam empedu disekresikan ke lumen
canalikuli, terlebih dulu terjadi konjugasi dengan ikatan amida pada terminal gugus karboksil
dengan asam amino glisin dan taurin. Reaksi konjugasi ini menghasilkan glycoconjugates dan
tauroconjugates. Sebanyak 95% dari total garam empedu yang disintesa di hati diserap oleh
usus distal dan dikembalikan lagi ke hati. Proses sekresi dari hati ke gallbladder, kemudian
ke usus, dan akhirnya diserap kembali disebut siklus enterohepatik. Jumlah total garam
empedu yang mengalami siklus berulang-ulang melalui siklus enterohepatik sekitar 3,5 g.
Jumlah tersebut bersirkulasi dua kali per makan dan 6-8 kali per hari. Apabila empedu tidak
ada di usus, maka hampir 50% lemak yang dimakan akan keluar melalui feses (tesis
unud,2005)

Gambar 2.2 Garis yang tidak terputus yang


masuk ke dalam sistem portal merupakan
garam empedu yang berasal dari hati,
sedangkan garis terputus-putus menunjukkan
garam empedu yang terbentuk akibat
aktivitas bakteri
DAFTAR PUSTAKA

1. Bauer C . Douglas,dkk. Pathophysiology of Desease: An Introduction to Clinical Medicine. 5th


Edition. USA: McGraw-Hill’s Companies, 2006.

2. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed.11. EGC. Jakarta, 2007.

3. Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit, Jilid II.- Ed.6-
Jakarta : EGC, 2005.

Anda mungkin juga menyukai