Anda di halaman 1dari 1

Nama : Firda Hanun Najah

NIM : 1804015263
Kelas : Prak. Tek. Sed. Farm. Solid A1

Soal Latihan BAB II

1. Tuliskan kriteria penerimaan disertai sumber acuannya dari setiap parameter uji yang dilakukan
pada P.2 ini!
2. Apa akibatnya jika granul yang diperoleh banyak mengandung fines melebihi dari yang
disyaratkan?
3. Apa akibatnya jika granul memiliki sifat alir yang buruk?

JAWAB

1. Parameter uji :
a. Waktu alir
Menurut Guyot, untuk 100‐gram granul atau serbuk dengan waktu alir lebih dari 10 detik
akan mengalami kesulitan pada waktu penabletan (Goeswin 2018).
b. Sudut diam
Granul akan mengalir dengan baik apabila mempunyai sudut diam antara 25◦ sampai
45◦(Goeswin 2018).
c. Pengetapan
Granul atau serbuk yang mempunyai indeks pengetapan kurang dari 20% mempunyai sifat
alir yang baik (Goeswin 2018).
d. Distribusi ukuran granul
Tipe gerakan, vibrasi, gerakan memutar, dan durasi pengayakan merupakan faktor penting
pada uji dengan metode ini, oleh karena itu dalam metode ini tipe gerakan, lama waktu dan
beban pengayakan harus distandardisasikan (Lachman et al., 1994).

2. Jumlah fines dapat mempengaruhi mutu fisik suatu tablet. Hal ini disebabkan karena fines dalam
jumlah tertentu dibutuhkan untuk mengisi rongga antar partikel granul sehingga tablet yang
dihasilkan mempunyai mutu yang optimum. Jika terlalu banyak fines (granul halus) maka akan
mengganggu sifat alirnya.

3. Fluiditas / sifat alir serbuk merupakan faktor kritik dalam produksi obat sediaan padat. Hal ini
karena sifat alir serbuk berpengaruh pada peningkatan reprodusibilitas pengisian ruang
kompresi pada pembuatan tablet , sehingga menyebabkan keseragaman bobot sediaan lebih
baik, demikian pula efek farmakologinya. Proses pengisian dies didasarkan atas aliran granul
yang kontinyu dan seragam dari hopper. Bila aliran kurang baik, beberapa dies tidak akan terisi
sempurna. Karena aliran yang kurang baik akan berakibat terbetuknya ‘jembatan’ atau ‘lubang
tikus’ (poor flow ‘rat holing’) dari granul di hopper.

Anda mungkin juga menyukai