Anda di halaman 1dari 24

Granulasi merupakan

proses pembesaran
ukuran partikel serbuk,
dimana partikel-partikel
serbuk dibuat mempunyai
daya lekat untuk
membentuk partikel-
partikel besar yang disebut
dengan granul.
Tujuan granulasi untuk:
1.Meningkatkan ukuran partikel.
2.Menghasilkan bentuk yang lebih sferis dgn ukuran yang
hampir sama.
3.Melindungi dari segregasi campuran bahan selama proses
pencetakan.
4.Memperbaiki sifat aliran campuran.
5.Membuat campuran eksipien dan bahan aktif homogen.
6.Memperbaiki karakteristik kompressi campuran.
7.Mengurangi material debu beracun selama proses produksi.
8.Memperbaiki tampilan produk.
9.Menurunkan volume bulk untuk serbuk yang bersifat
volumenius,ini akan memudahkan penyimpanan dan
pengiriman.
Granul yang baik mempunyai ciri-ciri:

Granul yang terbentuk berbentuk bundar atau mendekati bundar .

Ukuran granul mengikuti kurva distribusi normal (distribusi ukuran


partikel dapat memberikan gambaran tentang daya ikat bahan pengikat

Proses granulasi sangat dipengaruhi oleh:

•Bahan aktif dan pemilihan eksipien.


•Sifat bahan aktif dan eksipien.
•Peralatan yang digunakan.
•Proses yang dipakai.
•Ukuran batch
Metoda granulasi dapat dibagi dalam dua tipe :

1) Metoda basah (granulasi basah).


2) Metoda kering (granulasi kering/slugging).

Granulasi kering
Granulasi kering, partikel serbuk digabungkan dengan penggunaan
tekanan tinggi.

Disini ada dua proses utama; pertama diproduksi suatu tablet besar
(dikenal dgn‘ slugging’) atau

kedua ditekan/dicetak antara dua gulungan (‘rollers’) untuk memproduksi


suatu material plat (‘roller compaction’ = plat yang liat & padat).

Kedua hasil produk ini dipecahkan lagi menggunakan suatu teknik


penggilingan yang sesuai untuk memproduksi bahan granul yang
biasanya diayak untuk di bagi mengikut fraksi ukuran yang dikehendaki.
Material halus yang belum jadi granul dapat diulangi
proses dari awal lagi.

Metoda kering ini dapat digunakan untuk obat-


obat yang tidak bagus dicetak setelah granulasi
basah atau bahan khasiat yang sensitif terhadap
kelembaban dan atau mudah teroksidasi
GRANULASI BASAH

Granulasi basah merupakan metoda yang umum dilakukan.

Tahap-tahap granulasi basah

•Pencampuran awal bahan kering.


•Penambahan dan pencampuran cairan pengranulasi
•Pengilingan kasar masa basah.
•Pengeringan granul.
•Pengayakkan granul kering.
•Pencampuran granul dengan fasa luar.

Penggunaan pelarut harus mudah menguap,
agar supaya dapat dibebaskan dengan
pengeringan, dan tidak beracun.

Pelarut yang biasa dipakai: air, etanol dan


isopropanol, bisa digunakan satu pelarut atau
dalam bentuk campuran.

Pelarut dapat digunakan dalam bentuk


tunggal atau berupa larutan koloidal pengikat
dalam pelarut.
Kerugian penggunaan air sebagai pelarut ,
air dapat mempengaruhi stabilitas obat atau bahan
berkhasiat, menyebabkan hidrolisa yang merugikan
produk
air membutuhkan waktu pengeringan yang lama di
bandingkan dengan pelarut-pelarut organik.

Keuntungan primer air adalah tidak mudah terbakar yang


berarti bahwa pemeliharaan keamanan yang mahal
seperti pengaman tahan api tidak begitu diperlukan.

Pelarut organik digunakan bila bahan obat sensitif


terhadap air, sebagai alternatif dari granulasi kering, atau
bila suatu waktu pengeringan yang cepat diperlukan.
Di dalam metoda granulasi basah secara
tradisional massa basah dikerjakan melalui
ayakan untuk memproduksi granul-granul
basah yang kemudian dikeringkan.

Pengayakan selanjutnya akan memecah


gumpalan-gumpalan granul dan memisahkan
material halus (‘fines’) yang dapat diulangi
untuk diproses lagi.
Bahan pengikat menggunakan pelarut air, yang memiliki
sifat melekat atau perekat, contoh:

larutan gelatin (2 – 5%),


perekat pati (5 – 20%),
lendir gom arab (10 – 15%)
sirop gula (50 – 66%),
lendir selulosa eter (1 – 6%),
lendir ultra amilo pektin (uap) yang didispersikan
dengan sedikit etanol kemudian di tambahkan ke
dalam air hangat.
Polivinil-pirolidon (pvp) dalam lrtn 0,5 – 3%.
Lendir alginat dan lendir pati lainnya.
Persyaratan granul dapat dicetak:

Bentuk dan warna sedapat mungkin seragam.

Memiliki ukuran distribusi granul yang sempit dgn


jumlah fines 10%

Memiliki daya luncur yang baik.

Memiliki daya kompresibilitas yang baik.

Memiliki kadar air 3 – 5%.

Hancur dgn baik dalam air


Contoh formula tablet untuk pembuatan granulasi basah:

Klorfeniramin maleat 5 mg = 5% (zat berkasiat)


Laktosa X mg (bahan pengisi)
Amilum atau pati 10 % (penghancur dalam)
Pasta pati10% b/v qs. (Bahan pengikat)
Pati 5% (penghancur luar)
Talkum 2% (bahan lubrikan)
agnesium stearat 1% (bahan lubrikan
Bobot per tablet yang direncanakan misalnya 100 Mg = 100%

Pernyataan ‘Qs’ Adalah Jumlah Pasta Pati yang cukup untuk


menghasilkan adonan yang tepat,

‘X Mg’ untuk menyatakan jumlah yang akan dihitung sesuai


kebutuhan.

Pasta pati biasanya diguna kan 20 – 33,3% dari bobot total


tablet,

untuk zat khasiat ‘bersifat hidrofil’ dibutuhkan sebesar 20%,

yang ‘bersifat hidrofob’ diperlukan lebih besar yaitu 33,3%.


Klorfeniramin Maleat bersifat hidrofil.
Memerlukan 20% Pasta Pati Dengan Konsentrasi 10% b/v

Sehingga Pati yang berasal dari Pasta Pati diperlukan


10/100 x 20% = 2%.

Sehingga Jumlah Laktosa Ditambahkan Ditambahkan (100


– 5 – 10 – 2 – 5 – 2 – 1) % = 75%
Berarti Laktosa yang ditimbang 75 mg pertablet.

Klorfeniramin maleat, laktosa dan pati dicampur homogen,


tambahkan pasta pati sampai terbentuk adonan yang dapat
dikepal seperti bola salju, jumlah pasta terpakai dicatat,
untuk dibanding dengan awal.
Adonan dilalukan melalui ayakan mesh 14 dan ditampung,
kemudian Dikeringkan pada suhu 50 – 60 Oc selama 8 – 12
Jam dan setelah kering diayak kembali melalui ayakan
mesh 16 dan ditimbang, misalnya A gram. Pati sebagai
penghancur luar, talkum dan magnesium stearat
diperhitungkan terhadap jumlah granul kering, Hal Ini A
gram sama dengan (100 – 5 – 3 – 1) %, yaitu 91 %
sehingga :

Pati 5 % = 5 / 91 x A g = ag
Talkum 3 % = 3 / 91 x A g = bg
Magnesium Stearat 1 % = 1 / 91 x A g = cg
Jumlah masa cetak tablet secara total adalah (A + a + b + c) Gram.
Masa cetak ini secara teoritis akan menghasilkan tablet sebanyak :

• (A + a + b + c) x 1000
• 100

• Dimana :
• 1000 berasal dari 1 g = 1000 mg, 100
Berasal dari berat per tablet
GRANULASI DASAR

Granulasi dasar ini, pada prinsipnya sama dengan


granulasi keringDasar , dilakukan bila zat berkhasiat
tidak stabil dengan adanya air atau terurai karena
panas.
Granulasi dasar dibuat dengan cara seperti membuat
granulasi basah tapi tanpa zat berkhasiat.

Yang dibuat granul hanya bahan pengisi. Penghancur


dalam dan pengikat.

Zat berkhasiat ditambahkan bersama bahan penghancur


luar dan lubrikan sebagai‘fines’ ke dalam granul kering.

Granulasi dasar syarat ‘fines’ tidak melebihi persyaratan


yang telah ditentukan.

Untuk itu jumlah fines harus diperhitungkan untuk


mencegah kesulitan selama pencetakan, karena ‘fines’
diberikan oleh zat berkhasiat.

Contoh Zat Berkhasiat, Vitamin B1, Vitamin C Dll.


Meknisme dari granulasi basah pada peningkatan
proporsi cairan dalam pembentukan aglomerat (granul)
Pada tahap awal saat serbuk dibasahi, suatu lapisan
cairan akan terbentuk pada permukaan dan akan
bergabung membuat jembatan cairan pada titik-titik
kontak, dimana tegangan permukaan dan tekanan
kapiler negatif sehingga yang bekerja adalah gaya
kohesi.

Kondisi ini disebut pendular dengan kekuatan mekanik


yang cukup rendah.

Pada tahap ke dua, naiknya cairan pada beberapa


jembatan akan berkumpul, menimbulkan suatu
keadaan yang disebut fanikular
Pad tahap ke tiga, dengan bertambahnya cairan, masa
tertekan sehingga partikel serbuk lebih dekat,ruang-ruang
kosong dalam granul menghilang, pada titik ini ikatan
dipengaruhi oleh gaya antar muka pada permukaan
granuyl dan tekanan kapiler jadi negatif, seluruh ruang
bagian dalam berisi cairan. Disebut dengan keadaan
kapiler

Pada tahap ke empat, terjadi penambahan cairn lebih


lanjut sehingga terbentuk tetesan, dimana partkel-
partikel disatukan oleh tegangan permukaan, tanpa
gaya antar granul.
Mekanisme pembentukan granulasi kering
Metoda kering, adhesi partikel mengambil peranan
karena penggunaan tekanan.

Pada awalnya adalah pembentukan bola kecil yang


berkembang dg dua mekanisme; pertama partikel
tunggal ditambahkan pada bola kecil oleh jembatan
pendular atau dua bola kecil dapat berkombinasi,
kombinasi akan dibentuk kembali oleh agitasi.

Perkembangan bola selanjutnya menjadikan granul


menjadi sferis, besar dan rata-rata ukuran partikel
granul meningkat dengan waktu.
Maka terjadi perpaduan (koalesen) granul makin besar.
(a). Peralatan untuk pembuatan granu
lat cetak.

(b). Jenis-jenis mesin untuk pembuatan


granulat cetak

(c). Pengranul lembab (Erweka)


(a)
(a) (b) (d). Penggranul piring berlubang

(e). Bentuk-bentuk granulat ;


(1) Granulat piring berlubang
(2) Granulat cetak
(3) Granulat guncang

(c) (d)

(e)

(1) (2) (3)

Anda mungkin juga menyukai