Oleh Kelompok 2
Program Studi DIII Analis Farmasi dan Makanan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
41
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai
tablet cetak dan tablet kempa. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan
tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat
dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam
lubang cetakan.
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga
banyak mengalami perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan
sediaan tablet adalah sediaan lebih kompak, dosisnya tepat, mudah
pengemasannya dan penggunaannya lebih praktis dibanding sediaan yang lain.
Parasetamol digunakan untuk mengurangi demam pada orang dari segala
usia. Hal ini umumnya digunakan untuk menghilangkan sakit kepala, sakit
ringan lainnya dan nyeri, dan merupakan bahan utama dalam berbagai obat flu.
Parasetamol digunakan untuk menghilangkan rasa sakit yang terkait dengan
banyak bagian tubuh. Parasetamol memiliki sifat analgesik sebanding dengan
aspirin, sementara yang efek anti-inflamasi yang lemah. Ini lebih baik ditoleransi
daripada aspirin pada pasien yang berlebihan sekresi asam lambung atau
perpanjangan waktu perdarahan mungkin menjadi perhatian. Tersedia tanpa
resep, itu telah dalam beberapa tahun terakhir semakin menjadi umum obat
rumah tangga.
42
Sebelum obat yang diberikan pada pasien tiba pada tujuannya dalam
tubuh, yaitu tempat kerjanya atau targetsite, obat harus mengalami banyak
proses. Waktu hancur sediaan tablet sangat berpengaruh dalam biofarmasi dari
obat. Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorpsi dalam
saluran cerna, maka tablet harus hancur dan melepaskannya ke dalam cairan
tubuh untuk dilarutkan.Waktu hancur dipengaruhi oleh penghancur (jenis dan
jumlahnya) dan banyaknya pengikat.
1.2.
1.3.
43
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Teori Umum
2.1.1 Definisi Tablet
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang
biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet
dapat berbeda ukuran, bentuk, berat, kekerasan dan ketebalan, daya
hancurnya dan aspek lain tergantung dengan pemakaian tablet dan cara
pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian secara oral.
Kebanyakan tablet dibuat dengan penambahan zat warna dan zat pemberi
rasa. Tablet lain yang penggunaannya dapat dengan cara sublingual, bukal
atau melalui vagina.
Tablet yang dibuat dengan metode apapun harus mempunyai sifatsifat yang baik yaitu : cukup kuat dan resisten terhadap gesekan, zat aktif
dalam tablet harus tersedia dalam tubuh, tablet harus mempunyai
keseragaman bobot dan keseragaman kandungan, tablet berpenampilan
baik dan memiliki karakteristik, tablet harus menunjukkan stabilitas fisik
dan kimia serta efikasi yang konsisten. (Eko, 2011).
2.1.2 Definisi Parasetamol
Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual
secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot
sementara, sakit menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk
demam. Parasetamol itu aman terhadap lambung juga merupakan
Analgesik pilihan untuk ibu hamil maupun menyusui. Tapi bukan berarti
44
tidak
menghambat
agregasi
trombosit
juga
tidak
45
porositas
dan
menaikkan
kekerasan
tablet.
Dengan
46
12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur
sempurna.
Uraian Bahan
Paracetamol
Nama resmi
: Acetaminophen
Sinonim
: Paracetamol
Rumus molekul
: C8H9NO2
Berat molekul
: 151,16
Pemerian
: Berupa hablur atau serbuk hablur putih, rasa pahit,
berbau, serbuk kristal dengan sedikit rasa pahit.
Kelarutan
: Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian
2.2.
Farmakodinamik
diduga
berdasarkan
efek
sentral.
Efek
anti
47
BAB III
METODOLOGI
3.1.
3.1.1
3.1.2
parasetamol.
3.2.
Cara kerja
Uji waktu hancur tablet tidak bersalut :
1. Dimasukkan tablet yang akan diuji pada masing-masing tabung keranjang,
disusul satu cakram penuntun pada tiap tabung
2. Keranjang dimasukkan ke dalam gelas beaker berukuran 1 Liter yang
berisikan air suling dengan suhu 37oC + 2oC sebagai media kecuali
dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi
3. Jalankan alat pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam monografi,
angkat keranjang dan amati semua tablet (semua tablet harus hancur
sempurna)
4. Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan tablet
lainnya, tidak kurang dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
48
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
No. Tablet
1
2
3
4
5
6
49
BAB V
PEMBAHASAN
Waktu hancur sediaan tablet sangat berpengaruh dalam fase biofarmasi
obat. Tablet harus hancur ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan agar zat aktif
dapat sepenuhnya diabsorpsi dalam saluran cerna. Tablet juga dapat memberikan
efek terapi seperti yang diharapkan apabila tablet tersebut kuat secara fisik. Alat
yang digunakan dalam evaluasi uji waktu hancur adalah disintegrator tester,
mempunyai 6 tabung plastik yang terbuka bagian atas, pada bagian bawah dilapisi
dengan ayakan / screen mesh nomor 10.
Suatu komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorpsi dalam saluran
pencernaan, maka tablet harus hancur dan melepaskan obatnya ke dalam cairan
tubuh untuk dilarutkan. Daya hancur juga penting untuk tablet yang mengandung
bahan obat yang tidak dimaksudkan untuk diabsorpsi tetapi lebih banyak bekerja
dalam saluran cerna. Daya hancur tablet memungkinkan partikel obat menjadi
lebih luas untuk bekerja secara lokal dalam tubuh. Waktu hancur dapat
dipengaruhi oleh bahan penghancur/desintegran (jenis dan jumlahnya) dan
banyaknya pengikat yang digunakan dalam formulasi tablet, karena desintegran
merupakan bahan yang akan menyebabkan tablet pecah dan hancur dalam air atau
cairan lambung. Tablet yang memiliki waktu hancur yang sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan dapat memberikan efek terapi yang cepat.
Waktu yang diperbolehkan untuk menghancurkan tablet tidak bersalut salut
enterik adalah tidak lebih dari 15 menit (Depkes RI, 1979).
50
51
BAB VI
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum uji waktu hancur tablet parasetamol merek X
didapat bahwa sampel tablet tersebut tidak memenuhi persyaratan uji waktu
hancur yang tertea pada Farmakope Indonesia Edisi IV yaitu dengan persyaratan
waktu hancur tablet tidak bersalut adalah tidak lebih dari 15 menit.
Saran
Untuk pratikum selanjutnya disarankan agar dapat memformula sediaan
5.2.
tablet dengan bahan dan konsentrasi yang baik, tepat dan ketelitian penimbangan
sebelum percetakan tablet, juga diperlukan ketelitian dalam melakukan evaluasi
tablet karena hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah tablet yang telah
dibuat memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia atau tidak.
52
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah,
Robiatul.
2013.
Makalah
tentang
Parasetamol.
[online]
Muhammad.
2013.
Pendahuluan.
[online]
Wahyu.
2013.
Evaluasi
Sediaan
Tablet.
http://wahyurelly.blogspot.co.id/2013/02/evaluasi-sediaan-tablet.html.
tanggal 2 November 2015.
[online]
Diakses