Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOLOGI - TOKSIKOLOGI
PENGARUH INDUKTOR DAN INHIBITOR TERHADAP EFEK
FARMAKOLOGI

Disusun oleh:

I. Herlina Nita S (1040911067)


II. Hesti Nurmalina (1040911069)
III. Isti Rahmadani (1040911075)
IV. Karisma Yuli A.N (1040911077)
V. Novita Tri Utami (1040911111)

PROGRAM SI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

TAHUN AJARAN 2010/2011


PENGARUH INDUKTOR DAN INHIBITOR TERHADAP EFEK
FARMAKOLOGI
I.TUJUAN
Mempelajari pengaruh beberapa senyawa kimia terhadap enzim pemetabolisme obat dengan
mengukur efek farmakologi
II. DASAR TEORI
Metabolisme obat sering disebut biotransformasi.Biotansformasi terjadi terutama dalam hati dan
hanya dalam jumlah yang sangat rendah terjadi dalam organ lain ( misalnya dalam
usus,ginjal,paru-paru,limpa,otot,kulit atau dalam darah).Reaksi biotransformasi yang mengubah
molekul obat secara oksidasi, reduksi, atau hidrolisis disebut reaksi fase 1, sedangkan pada reaksi
fase 2 terjadi penggabungan ( konjugasi) molekul-molekul obat dan juga metabolit-metabolit
yang terjadi pada reaksi fase1 dengan senyawa tubuh sendiri.
Reaksi oksidasi, yang penting untuk biotransformasi ialah reaksi oksidasi yang melibatkan
oksidase, monoksigenase dan dioksigenase. Oksidasi mengosidasi melalui penarikan hydrogen
dan electron. Oleh monoksigenase satu atom oksigen dari molekul oksigen diikat pada bahan
asing dan atom oksigen lain direduksi menjadi air, sebaliknya dioksigenase memasukkan kedua
atom dari 1 molekul oksigen kedalam xenobiotika. Monoksigenase ( mikrosom) yang
mengandung sitokrom P-450 dan juga sitokrom P-448 yang merupakan protein hem memiliki
makna terbesar untuk biotransformasi oksidasi obat.
Reduksi, di bandingkan dengan oksidasi reduksi hanya memegang peranan kecil pada
biotransformasi . Senyawa karbonil dapat direduksi menjdi alcohol oleh alcohol dehidrogenase.
Untuk penguraian senyawa azo menjadi amina primer melalui tahap antara hidrazo tampak ada
beberapa enzim yang terlibat diantaranya NADPH sitokrom P-450 reduktase, yang masih belum
diketahui seluruhnya ialah enzim yang terlibat dalam reduksi senyawa nitro menjadi amina yang
sesuai . Secara toksikologi berarti ialah dehalogenasi reduktif, misalnya pada karbromal serta
dari karbon tetraklorida menjadi kloroform.
Reaksi fase 2, reaksi konjugasi berlangsung melibatkan transferase yang kebanyakan spesifik.
Reaksi konjugasi mencakup:
1. Reaksi antara senyawa yang mempunyai gugus hidrksil alcohol atau fenol, gugus amino s
gugus sulfhidril dan sebagian juga gugu karboksil dengan senyawa tubuh sendiri yang
kaya akan energy
2. Reaksi penggabungan antara senyawa asing, setelah diaktivasi dengan senyawa tubuh
sendiri tidak teraktivasi dalam reaksi terakhir termasuk konjugasi asam karboksilat
dengan asam amino.
3. Pembentukan turunan asam merkapturat, ini merupakan reaksi konjugasi yang
berlangsung melalui beberapa tahap. Pada reaksi ini terutama glutation S epoksida
transferase yang terlibat. Senyawa halogen dan senyawa aromatic dapat dibiotransformasi
dengan cara ini. Turunan asam merkapturat seperti konjugat lain, sangat hidrofil dan
mudah diekresi, karena itu senyawa ini merupakan substrat yang baik untuk system
transport aktif dalam ginjal dan hati
4. Metilasi jarang terdapat dalam reaksi biotransformasi. Dalam beberapa hal ditemukan
suatu N- metilasi atau metilasi senyawa heterosiklik tak jenuh, contohnya pembentukan
N-metilnikotinamida dari nikotinamida. Basa ammonium kuartener yang dibentuk
dengan cara bersifat hidrofil dan dapat diekresi secara aktif. Metilasi gugus OH fenol
seperti ditemukan misalnya pada katekolamina, lebih merupakan kekecualian daripada
menurut aturan.
5. Asetilasi, xenobiotika bergugus amino yang tidak dapat diuraikan secara oksidasi, sering
diasetilasi dengan bantuan asetil transferse, disini termasuk misalnya aniline dan
alkilamina dengan gugus amino terdapat pada atom karbon tersier. Asetilasi sulfonamide
merupakan contoh konjugasi demikian yang umumnya menyebabkan penurunan sifat
hidrofilnya. Ini dapat menimbulkan komplikasi tertentu.
INDUKSI ENZIM
Suatu cirri menarik dari beberapa substrat-substrat obat tertentu yang berbeda secara kimia
adalah kemampuan mereka, dalam pemberian obat secara berulang, untk menginduksi
sitikrom P450 dengan menaikkan laju sintesisnya atau mengurangi laju degradasinya.
Induksi ini berakibat pada suatu akselerasi metabolism dan biasanya penurunan dalam kerja
farmakologik penginduksi (inducer) dan juga obat-obat yang diberikan bersamanya, namun
berkenaan denagan obat yang ditransformasi secara metabolic menjadi metabolit raktif,
induksi enzim kemungkinan memperbesar toksisitas jaringan yang di mediasi metabolit.
INHIBISI ENZIM
Seperti halnya induksi enzim bekerja padaobat-obat yang secara kimia sangat berbeda maka
terdapat banyak bahan obat yang menghambat proses biotransformasi dan dengan demikian
dapat memperpanjang kerja dan menaikkan kerja senyawa lain.inhibisi enzim dapat
berlangsung dengan cara berikut bahan obat menyebabkan penurunan sintetis atau
menaikkan penguraian enzim reticulum endoplasma atau antara 2 obat atau beberapa obat
terdapat persaingan tempat ikatan pada enzim dan dengan demikian menyebabkan
penghambatan penguraian secara kompetitif.

VI. ALAT dan BAHAN


1. Inductor enzim :Phenobarbital
2. Inhibitor enzim :Simetidin
3. Jarum suntik oral (ujung tumpul)
4. Stop watch
5. Hewan uji :mencit

IV. CARA KERJA

@ tiap kelas dibagi 5 kelompok , dengan @ kelompok mendapat 5


hewan uji mencit

Kelompok 1 sebagai kontrol : hewan uji diberi Phenobarbital 80 mg/kg


BB dosis tunggal secara i.p

Kelompok 2 dan 4 seperti kelompok 1 perlakuan Phenobarbital 80 mg /


kg BB i.p selama tiga hari ,tiap 24 jam

Kelompok 3 dan 5 :seperti kelompok 1 diberikan Phenobarbital


bersamaan simetidina,secara i.p 80 mg / kg BB 1 jam sebelumnya

Dilakukan pengamatan lama waktu sampai terjadinya hypnosis serta


lama waktu tidur karena Phenobarbital dengan parameter righting reflex

V. DATA PENGAMATAN
Waktu pemberian Reflek balik badan Perhitungan
kel BB (gr) luminal simetidin hilang kembali onset(menit) durasi(menit)
I 22,4 09:02:00 - 09:30:00 22:35:00 28 785
20,5 09:03:00 - 09:35:00 22:43:00 32 788
19 09:08:00 - 09:43:00 22:11:00 35 748
22,5 09:07:00 - 09:30:00 23:40:00 23 850
20,4 09:06:00 - 10:20:00 23:13:00 74 787
II 24 09:30:00 - 11:26:00 16:10:00 143 284
24,7 09:12:00 - 09:40:00 14:56:00 28 316
23,3 09:08:00 - 09:20:00 14:05:00 12 285
24 09:16:00 - 09:55:00 15:07:00 39 312
23,9 09:17:00 - 09:40:00 14:30:00 23 290
III 23,5 09:04:00 08:04:00 09:41:00 21:15:00 37 694
19,5 09:11:00 08:05:00 09:36:00 20:53:00 25 677
18,1 09:11:00 08:11:00 09:32:00 19:15:00 21 583
20 09:10:00 08:10:00 10:10:00 19:28:00 60 558
19,7 09:12:00 08:14:00 09:32:00 19:45:00 20 613
IV 26,1 MATI - - -
20,7 09:09:00 - 09:58:00 16:47:00 49 409
27,1 09:10:00 - 09:45:00 17:35:00 35 470
21,7 09:13:00 - 09:27:00 16:47:00 14 440
23,9 09:12:00 - 09:27:00 17:10:00 13 463
V 18,5 09:01:00 08:05:00 11:15:00 16:00:00 134 285
20,7 09:03:00 08:10:00 10:00:00 15:03:00 57 303
18,6 09:08:00 08:11:00 09:43:00 14:35:00 35 292
20,4 09:10:00 08:15:00 09:34:00 14:15:00 24 281
19 09:16:00 08:16:00 09:40:00 14:22:00 24 282

V.PERHITUNGAN

Perhitungan Volume pemberian


Dosis 80 mg/kg BB

Etiket Phenobarbital 100mg/ml

Dibuat pengenceran 10 x menjadi 10 mg / ml

BB mencit

1. 24 gram
2. 24,7 gram
3. 23,3 gram
4. 24 gram
5. 23,9 gram

 Perhitungan Vp
a. Vp1 = 24 gram x 80 mg = 1,92 mg x 1 mg
1000 gram 10
= 0,192 ml x 40
= 7,68 unit ≈ 8 unit
b. Vp2 = 24,7 gram x 80 mg = 1,976 mg x 1 mg
1000 gram 10
= 0,1976 ml x 40
=7,90 unit ≈ 8 unit
c. Vp3 = 23,3 gram x 80 mg = 1,86 mg x 1 mg
1000gram 10
= 0,186 ml x 40
= 7,45 unit ≈ 7 unit
d. Vp4 = 24 gram x 80 mg = 1,92 mg x 1 mg
1000 gram 10
= 0,192 ml x 40
= 7,68 unit ≈8 unit
e. Vp5 = 23,9 gram x 80 mg = 1,912 mg x 1 mg
1000 gram 10
= 0,1912 ml x 40
= 7,65 unit ≈ 8 unit

Perhitungan Anava Satu Jalan ( terhadap durasi )

Kontrol Indukto Inhibitor


r
Durasi 785 284 694
788 316 677
748 285 583
850 312 558
773 290 613
X 788,8 297,4 625
∑X 3944 1487 3125
∑X2 3116702 443181 1966987
∑XT = 8556
∑X2T = 5526870
a. Jumlah kuadrat keseluruhan
∑x2t = ∑X2T – ( ∑XT )2
N
= 5526870 – ( 8556 )2
15
= 646527,6
b. Jumlah kuadrat antar kelompok
∑x2b = ( ∑x1 )2 + ( ∑x2 )2 + ( ∑x3)2 – ( ∑x4 )2
5 5 5 15
= ( 3944 )2 + ( 1487 )2 + ( 3125 )2 - ( 8556 )2
5 5 5 15
= 3111027,2 + 442233,8 + 1953125 – 4880342,4
= 626043,6
c. Jumlah kuadrat dalam kelompok
∑x2w = ∑x2t - ∑x2b
= 646527,6 – 626043,6
= 20484

d. Rerata jumlah kuadrat antar kelompok


= ∑x2b = 626043,6 = 313021,8
( k – 1) ( 3 – 1)
e. Rerata jumlah kuadrat dalam kelompok
= ∑x2w = 20484 = 1707
(N – k) (15-8)
f. F hitung = Rjk antar kelompok = 313021,8 = 183,77
Rjk dalam kelompok 1707
g. F table
k- 1 = 3–1 = 2

N–k = 15 – 2 = 3,88

Kesimpulan F hitung > F table berarti ada perbedaan signifikanperlu dilakukan uji
pasca anava

h. Uji Pasca Anafa


kontras F hitung F’ Keterangan
F hitung = (xi – xj )2 ( k – 1) x F table
= Rjkw + Rjkw ( 3 – 1 ) x 3,88
ni nj = 7,76
1 vs 2 F hitung = (788,5 – 297,4 )2 7,76 F hitung > F’
= 1707 + 1707
berarti berbeda
5 5
= 353,220 signifikan
1 vs 3 F hitung = (788,5 – 625 )2 7,76 F hitung > F’
= 1707 + 1707
berarti berbeda
5 5
= 39,150 signifikan

2vs 3 F hitung = (297,4 – 625 )2 7,76 F hitung > F’


= 1707 + 1707
berarti berbeda
5 5
=157,178 signifikan
VII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kita mempelajari pengaruh beberapa senyawa kimia
terhadap enzim pemetabolisme obat dengan mengukur efek farmakologi, disini kita
akan melibatkan induktor dan inhibitor. Induktor adalah kemampuan obat untuk
meningkatkan kapasitas metabolismenya sendiri dengan induksi enzim
(meningkatkan kapasitas biosintesis enzim), sedangkan inhibitor adalah
kemampuan obat untuk menghambat kapasitas metabolismenya sehingga interaksi
terjadi setelah obat yang dihambat mencapai konsentrasi yang cukup tinggi untuk
berkompetisi dengan obat yang dipengaruhi. Bahan yang digunakan sebagai
induktor enzim yaitu Phenobarbital atau luminal dan bahan yang digunakan sebagai
inhibitor enzim yaitu Simetidin, sedangkan hewan uji yang digunakan adalah
mencit. Mencit sebelumnya harus dipuasakan terlebih dahulu agar obat dapat
bekerja maksimal. Saat melekukan penyuntikan pada mencit, bagian tubuh mencit
yang akan dilakukan penyuntikan harus diolesi terlebih dahulu dengan alcohol agar
tidak terkena kontaminasi oleh bakteri atau kuman. Luminal itu sendiri berperan
sebagai autoinduksi yaitu selain berfungsi sebagai induktor, luminal juga berfungsi
sebagai obat, sedangkan Simetidin yang berperan sebagai obatnya adalah
Phenobarbital dan inhibitornya adalah Simetidin sendiri.
Pada praktikum ini semua kelompok melakukan penyuntikan dengan cara
intra peritoneal yaitu penyuntikan ke dalam rongga peritoneum yang mempunyai
permukaan absorbsi yang sangat luas sehingga obat dapat masuk ke sirkulasi
sistemik secara cepat, sedangkan waktu yang perlu diperhatikan adalah durasi.
Durasi sendiri adalah waktu yang diperlukan mulai dari obat menimbulkan efek
sampai dengan obat tersebut tidak berefek lagi. Masing-masing kelompok
melakukan perlakuan yang berbeda yaitu :

 Kelompok I (kontrol) : hewan uji diberi Phenobarbital 80 mg/ kg BB dosis tunggal


secara intra peritoneal.
 Kelompok II dan IV : seperi kelompok I, dengan praperlakuan Phenobarbital 80
mg/ kg BB, i.p., selama 3 hari, tiap 24 jam.
 Kelompok III dan V : seperti kelompok I yang diberikan bersama-sama dengan
Simetidin, i.p. 80 mg/ kg BB 1 jam sebelumnya.
Dari hasil pengamatan yang ditunjukkan ternyata waktu durasi rata-rata
untuk kelompok II yang berperan sebagai induktor menghasilkan waktu yang lebih
cepat yaitu 297,4 dibandingkan kelompok I dan III. Hal ini disebabkan karena
metabolit yang dihasilkan oleh Luminal adalah metabolit inaktif yang dipengaruhi
oleh enzim metabolismenya. Induktor jenis ini sangat penting untuk metabolisme
bahan obat dengan menaikkan proliferasi retikulum endoplasma. Enzim
metabolisme dari Luminal ini dipercepat atau diperbanyak sehingga senyawa
metabolit inaktif yang dihasilkan juga lebih banyak dan menyebabkan durasi yang
dihasilkan cepat, sedangkan untuk waktu durasi rata-rata yang paling lama
ditunjukkan oleh kelompok III yang berperan sebagai inhibitor. Hal ini disebabkan
karena Simetidin merupakan bahan obat yang mengakibatkan penurunan sintesis
atau menaikkan penguraian enzim reticulum endoplasma antara dua obat atau
beberapa obat dimana terdapat persaingan tempat ikatan pada enzim sehingga
menyebabkan penghambatan penguraian secara kompetitif. Apabila inhibitor
menghambat metabolit inaktif maka enzim metabolisme yang dihasilkan sedikit lalu
mengakibatkan metabolit inaktif yang dihasilkan berkurang sehingga memerlukan
durasi yang lama dan apabila inhibitor menghambat metabolit aktif maka enzim
metabolisme yang dihasilkan juga sedikit lalu mengakibatkan metabolit aktif yang
dihasilkan berkurang tetapi memerlukan durasi yang cepat. Simetidin itu sendiri
menghasilkan metabolit yang aktif, dimana enzim yang dihasilkan dalam jumlah
banyak menyebabkan metabolit aktif yang dihasilkan berlebih sehingga
memerlukan durasi yang lama.

PERTANYAAN

1. Apa yang dimaksud dengan induktor dan inhibitor beserta contoh


peristiwanya masing-masing 3?
Jawab :

Induktor adalah kemampuan obat untuk meningkatkan kapasitas


metabolismenya sendiri dengan induksi enzim (meningkatkan kapasitas
biosintesis enzim).

Contoh :

 Phenobarbital penting untuk metabolisme obat yaitu meningkatkan


proliferasi reticulum endoplasma yang bekerja menaikkan bobot hati.
 Glukuroniltransferase
 Epoksidahidrolase

Inhibitor adalah kemampuan obat untuk menghambat kapasitas


metabolismenya sehingga interaksi terjadi setelah obat yang dihambat
mencapai konsentrasi yang cukup tinggi untuk berkompetisi dengan obat
yang dipengaruhi.

Contoh :

 Simetidin menghambat metabolisme suatu obat yaitu dengan


menghambat aktivitas sitokrom P 450 dalam memetabolisis obat-obat
lain.
 Basitrasin suatu campuran polipeptida yang menghambat sintesis
dinding del secara topical. Basitrasin berikatan dengan pembawalipid
yang mengangkut prekursor dinding sel ke dinding sel yang sedang
tumbuh sehungga dapat digolongkan sebagai inhibitor sintesis dinding
sel karewna mempunyai efek nefrotoksisitas serius.
 Daptomysin, merupakan antibiotika lipopeptida dengan spektrum
aktivitas yang berikatan dengan membran bakteri dan menyebabkan
depolarisasi bakteri. Kehilangan potensial membran menyebabkan
kematian bakteri.

2. Jelaskan apa yang terjadi bila suatu obat diberikan bersamaan dengan
induktor atau inhibitor !
Jawab :

Bila suatu obat diberikan bersamaan dengan induktor atau inhibitor maka
akan memberikan pengaruh pada induksi dan penghambat enzim terhadap
efek farmakologik mengakibatkan toksisitas yang cukup besar. Sebagai
contoh pemebrian Phenobarbital bersama dengan warfarin akan mengurangi
efek antti koagulansinya demikian pula pemberian Simetidin suatu antagonis
reseptor H-2, akan menghambat aktivitas sitokrom P 450 dalam
memetabolisis obat-obat lain.

VIII. KESIMPULAN

Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Induktor adalah kemampuan obat untuk meningkatkan kapasitas


metabolismenya sendiri dengan induksi enzim (meningkatkan kapasitas
biosintesis enzim), sedangkan inhibitor adalah kemampuan obat untuk
menghambat kapasitas metabolismenya sehingga interaksi terjadi setelah obat
yang dihambat mencapai konsentrasi yang cukup tinggi untuk berkompetisi
dengan obat yang dipengaruhi.
2. Phenobarbital atau luminal berperan sebagai induktor enzim dan Simetidin
berperan sebagai inhibitor enzim.
3. Dari hasil pengamatan yang ditunjukkan ternyata waktu durasi rata-rata untuk
kelompok II yang berperan sebagai induktor menghasilkan waktu yang lebih
cepat yaitu 297,4 dibandingkan kelompok I dan III, sedangkan untuk waktu
durasi rata-rata yang paling lama ditunjukkan oleh kelompok III yang berperan
sebagai inhibitor yaitu 625.

4. Phenobarbital atau Luminal menghasilkan metabolit inaktif sehingga durasi


yang dihasilkan cepat, sedangkan Simetidin menghasilkan metabolit yang aktif
sehingga durasi yang dihasilkan lama karena bekerja menghambat enzim
pemetabolisme.

IX.DAFTAR PUSTAKA

Mutschler,ernst.1991.Dinamika Obat edisi 5.ITB:Bandung

Katzung,G.,Bertram.2001.Farmologi Dasar dan Klinik. Salemba Medika:Jakarta


Semarang, 15 Maret 2011

Dosen Pembimbing, Praktikan,

Dian Oktoria, S.Farm.

Ivana Efata, S.Farm. Herlina Nita(1040911067)

Hesti Nurmalina

(1040911069)

Isti Rahmadani

(1040911075)

Karisma Yuli A.N

(1040911077)

Novita Tri Utami

(1040911111)

Anda mungkin juga menyukai