ANALISIS KROMATOGRAFI
Disusun oleh :
SIH JAYANING RATRI
NIM. 31181187F
I. Tujuan :
Untuk mengetahui pengaruh perbedaan kecepatan aliran fase gerak terhadap waktu
retensi.
Gas yang bisa dipakai adalah helium, argon, nitrogen. Syarat gas pembawa adalah :
a. Berwujud gas
b. Cairan yang mudah menguap
c. Larutan titik didih rendah
b) Bahan :
1. Larutan mentol dalam heksan
2. Larutan kamfer dalam heksan
3. Larutan campuran mentol dan kamfer dalam heksan
4. Gas H2 UTP
5. Gas N2 sebagai pembawa (fase gerak)
6. Udara sebagai sumber oksigen
IV. Cara Kerja :
1. Mengalirkan gas N2 melalui regulator ke alat KG, mengatur kecepatan aliran 150
ml/menit
2. Menyalakan KG dengan menekan tombol “ON” dan didiamkan selama 1 jam
3. Menyalakan detektor FID dengan cara mengalirkan udara melalui kompresor dan
mengalirkan gas H2 melalui regulator, mengatur kecepatan gas H2 dan aliran udara
4. Detektor FID dibiarkan menyala dan aliran gas N2 tetap mengalir
5. Mengatur temperatur kolom 1400C, injektor 1700C, dan detektor 1800C ditunggu
sampai diperoleh “base line” yang baik
6. Menyuntikkan 5 µl larutan mentol pada KG. Dicatat waktu retensinya dan
menghitung harga N, HETP, dan Tf
7. Menyuntikkan 5 µl larutan kamfer pada KG. Dicatat waktu retensinya dan
menghitung harga N, HETP, dan Tf
8. Menyuntikkan 5 µl larutan mentol dan kamfer pada KG. Dicatat waktu retensinya
dan menghitung harga resolusinya
9. Kecepatan aliran gas N2 dinaikkan menjadi 250 ml/menit, KG dibiarkan sampai
diperoleh “base line” yang baik
10. Mengulangi prosedur 6 s/d 8 dipilih kondisi analisa terbaik.
HETP = L
N
= 200
1.166,55
= 0,17
Tf = W 0,05
2f
= 2,7
2 x 0,4
= 3,38
Kamfer
N = 5,54 (tR)2
W1/2
= 5,54 (10,776)2
1
= 643,32
HETP = L
N
= 200
643,32
= 0,31
Tf = W 0,05
2f
= 2,9
2 x 0,45
= 3,22
Campuran
R= 2(tR2 – tR1)
1,669 (W1/2 1 + W1/2 2)
= 2 (11,943 – 8,512) = 2,74
1,669 (0,7 + 0,8)
Tf = W 0,05
2f
= 1,4
2 x 0,93
= 0,75
Kamfer
N = 5,54 (tR)2
W1/2
= 5,54 (6,312)2
0,65
= 339,57
HETP = L
N
= 200
339,57
= 0,59
Tf = W 0,05
2f
= 1,3
2 x 0,93
= 0,70
Campuran
R= 2(tR2 – tR1)
1,669 (W1/2 1 + W1/2 2)
= 2 (8,128 – 6,282) = 2,01
1,669 (0,5 + 0,6)
VI. Pembahasan :
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan kecepatan alir fase gerak
yang terbaik antara 150 ml/menit dan 250 ml/menit dari mentol, kamfer, dan campuran
dari mentol serta kamfer dengan metode kromatografi gas. Kromatografi gas (KG)
adalah suatu cara untuk memisahkan campuran dengan mengalirkan arus gas melalui
fase diam (H.M Mc nair, 1988). Prinsip dari metode ini adalah udara dilewatkan melalui
nyala hidrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan terionisasi dan
menginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor, kuantitas aliran listrik sebanding
dengan ion. Fase diam yang digunakan pada percobaan ini adalah kolom stainless steel
yang diisi dengan PEG – 20 M 10% dalam Chromosob WAW-DMCS dengan panjang
200 cm. Pada fase ini terjadi proses pemisahan komponen-komponen cuplikan. Fase
gerak yang digunakan adalah gas nitrogen (N2) dengan tekanan yang berbeda yaitu 150
ml/menit dan 250 ml/menit. Pada perlakuan alat kromatografi gas diatur suhu kolom
1400C, suhu injektor 1700C, dan suhu detektor 1800C. Sebelum dilakukan penyuntikan
sampel, dilakukan penyuntikkan larutan heksan murni terlebih dahulu sebagai pelarut
kemudian sampel dan detektor akan dipanaskan oleh oven dengan sumber pemanasan
hidrogen, yang akan menguap terlebih dahulu akan ditangkap oleh detektor untuk
menjadi pik. Larutan heksan muncul terlebih dahulu karena titik didih heksan lebih
kecil dari pada sampel.
Dari pembacaan kromatogram diperoleh data yang menunjukkan bahwa pada
larutan mentol dengan kecepatan aliran fase gerak 150 ml/menit diperoleh N sebesar
1.166,55; HETP sebesar 0,17; dan Tf sebesar 3,38. Sedangkan untuk larutan mentol
pada kecepatan aliran fase gerak 250 ml/menit diperoleh N sebesar 368,98; HETP
sebesar 0,54; dan Tf sebesar 0,75. Berdasarkan data tersebut untuk larutan mentol
kecepatan aliran fase gerak yang terbaik adalah 150 ml/menit, hal ini berdasarkan
kriteria kecepatan aliran fase gerak terbaik yaitu nilai N besar, HETP kecil, dan harga Tf
mendekati 1. Pada larutan kamfer dengan kecepatan aliran fase gerak 150 ml/menit
diperoleh N sebesar 643,32; HETP sebesar 0,31; dan Tf sebesar 3,22. Sedangkan untuk
larutan kamfer pada kecepatan aliran fase gerak 250 ml/menit diperoleh N sebesar
339,57; HETP sebesar 0,59; dan Tf sebesar 0,70. Berdasarkan data tersebut untuk
larutan kamfer kecepatan aliran fase gerak yang terbaik adalah 150 ml/menit, hal ini
berdasarkan kriteria kecepatan aliran fase gerak terbaik yaitu nilai N besar, HETP kecil,
dan harga Tf mendekati 1. Pada larutan campuran mentol dan kamfer dengan kecepatan
aliran fase gerak 150 ml/menit diperoleh R sebesar 2,74 sedangkan pada kecepatan
aliran fase gerak 250 ml/menit diperoleh R sebesar 2,01. Berdasarkan data tersebut
untuk larutan campuran mentol dan kamfer kecepatan aliran fase gerak yang terbaik
adalah 150 ml/menit, hal ini berdasarkan kriteria kecepatan aliran fase gerak terbaik
yaitu nilai R yang lebih besar.
VII. Kesimpulan :
Berdasarkan percobaan diatas pada analisis larutan mentol, kamfer, dan campuran
keduanya digunakan kecepatan aliran fase gerak yang terbaik adalah 150 ml/menit.