Anda di halaman 1dari 8

A.

Pembahasan

Tablet Effervescent adalah tablet yang dibuat dengan


mencetak granul garam effervescent atau bahan lain yang memiliki
kemampuan untuk mengeluarkan gas ketika kontak dengan air
(Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems, hal 185)
Vitamin C atau asam askorbat adalah vitamin yang larut dalam
air dan memiliki fungsi beragam dalam tubuh. Didalam tubuh vitamin C
berperan dalam pemeliharaan potensial oksidasi-reduksi esensial.
Vitamin C mempunyai sifat sebagai antioksidan, inaktivasi radikal
bebas, enzimatik co-faktor, inhibitor pembentukan nitrosamin, donor
reduksi ekuivalen pada sintesis kolagen, carnitin, tirosin dan reaksi
tergantung pada enzim CYP450 (Maia et al., 2007). Vitamin C juga
dapat menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko terjadinya
penyakit degenaratif dapat diturunkan (Thuraidah et al., 2015). Jika
konsumsi vitamin C kurang dari kebutuhan akan menyebabkan
defisiensi dan menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit yang terjadi
akibat defisiensi vitamin C adalah anemia, kulit kering, pendarahan
internal (hemorhages), radang gusi, dan menurunnya sistem imun tubuh
(Paramita, 2014).
Tujuan praktikum ini adalah membuat sediaan tablet effervesce dengan
bahan aktif asam askorbat atau lebih dikenal vitamin c dan melakukan pengujian
serta menganalisis hasil evaluasi spesifikasi tablet. Alat yang diguanakan adalah
timbangan analitik,mortir dan stamper,sendok tanduk,mesin tablet single punch.
Bahan aktif asam askorbat, asam sitrat sebagai sumber asam ,asam tartat dan Na
karbonat sebagai sumber basa, laktosa sebagai bahan pengisi, Na sakarin dan
sakarin sebagai pemanis, pvp1% dan CMC NA 1% sebagai pengikat serta Mg
stearat 1% pelicin. Caranya yaitu dengan menimbang semua bahan yang
digunakan untuk membuat formula tablet,selanjutnya Dimasukkan semua bahan
ke dalam beaker glass kemudian semua bahan kecuali Mg stearat dicampurkan
kedalam alat pencampur kuvus selam 15 menit dengan kecepatan 100 rpm, Mg
sterarat dirtambahkan pada saat waktu 5 menit terakhir. Campuran serbuk yang
sudah menjadi granul kemudian diuji fisik granul. Kemudian granul dikempa
dengan mesin tablet single punch, proses pentabletan dilakukan diruangan
dengan kelmbapan relatif 45%., kemudian dilakukan uji fisik tablet .
Selanjutnya dilakukan beberapa uji evaluasi granul effervecent. Yang
pertama adalah uji waktu alir. Waktu alir merupakan salah satu faktor penting
dalam pembuatan granul karena dalam waktu alir yang baik akan menjamin
keseragaman bobot(Sugihartini,2009).Tablet yang memiliki alir yang baik akan
mempermudah dalam proses pencetakan. Cara nya yaitu Uji waktu alir dengan
cara 100 gram granul dituangkan ke dalam corong yang ujung tangkainya
tertutup, Penutup dibuka dan granul dibiarkan mengalir sampai habis. Setelah itu
lama waktu dicatat dengan mengguanakan alat pencatat waktu (stopwatch).
Lakukan uji tersebut sebanyak 3 kali.Pada replikasi pertama sampai ketiga
diperoleh hasil beturut turut adalah 29,65 detik;29,62 detik;18, 93 detik dengan
rata data waktu alir granul adalah 26,06 detik.Menurut Aulton ,1988 Persyaratan
100 gram granul waktu alirnya tidak lebih dari 10detik (>10 detik) . Dari hasil
praktikum yang di dapat yaitu 100 gram granul effervecent memiliki waktu alir
26,06 detik. Hal ini tentu tidak sesuai dengan teori. Penyebab nya mungkin
dikarenakan kurang homogennya bahan bahan,bobot jenis dan permukaan granul
( wahyuningsih,2009)
Uji granul yang kedua adalah uji sudut diam. Uji sudut diam merupakan
uji granul yang penting untuk mengetahui sifat alir dari granul. Serbuk akan
membentuk kerucut, semakin datar kerucut yang dihasilkan maka sudut diamnya
makin kecil (Voight, 1995: 161). Langkahnya yaitu dengan menghitung tinggi
dan jari jari kerucut yang terbentuk dari uji waktu alir granul.Uji dilakukan 3
replikasi dengan hasil berturut turut adalah : replikasi 1( tinggi 5,5 cm ; diameter
6cm ; sudut 42,3 derajat) ,replikasi 2 ( tinggi 6 cm ; diamter 5,5cm ; sudut 47,2
derajat ) ,replikasi 3( tinggi 6,5 cm; diameter 6cm ; sudut 47,4 derajat)Menurut
voight ,1995:161 bila sudut diam yang terbentuk ≤ 30° menyatakan bahwa
sediaan dapat mengalir bebas dan bila sudut yang terbentuk ≥ 40° menyatakan
bahwa sediaan memiliki daya alir yang kurang baik. Dari pernyataan tersebut
menandakan bahwa granul effervecent yang dibuat memiliki waktu alir yang
kurang baik karena sudutnya melebihi 30 derajat .Faktor yang dapat
mempengaruhi sudut diam yaitu bentuk granul, bobot jenis dan keadaan
permukaan granul (Sugihartini, N., Wahyuningsih, W., Supadmi, W., Guntarti,
2009).
Uji granul yang ketiga adalah uji pengetapan.Cara memasukan granul
kedalam volumenometer ,hitung dengan stopwatch selama 15 menit. Lalu hitung
indeks pengetapan granul dengan rumus T%=V0−VtV0×100%.Pengetapan
merupakan penerapan sejumlah volume granul atau serbuk akibatnya adanya
hentakan atau tap. Bentuk, ukuran dan kerapatan dari suatu granul akan
berpengaruh terhadap uji pengetapan. Serbuk memiliki sifat alir yang baik jika
memiliki nilai indeks < 20% (Chandira et al., 2012). Dari hasil uji praktikkum
didapat indeks pengetapan nya adalah 3 %. Hal ini menandakan bahwa sesuai
dengan teori karena kurang dari 20%. Setelah dilakukan uji evaluasi
granul,selanjutnya dilakukan uji evaluasi tablet.
Uji evaluasi tablet yang pertama adalah uji waktu hancur. Uji waktu
hancur ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang
tertera dalam masing-masing monografi. Uji waktu hancur tidak menyatakan
bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan dinyatakan hancur
sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa
lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas. Alat yang digunakan adalah
disintegration tester .Caranya : tablet yang akan diuji (sebanyak 6 tablet)
dimasukkan dalam tiap tube, Ditutup dengan penutup dan dinaik-turunkan ke
ranjang tersebut dalam medium air dengan suhu 37 derajat.Waktu hancur
dihitung berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur.Persyaratannya adalah
waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit.
(Sulaiman:2007). Dari praktikum didapat waktu hancur tablet berturut turut
adalah 90 detik,94 detik ,95 detik 97 detik,99 detik dan 100 detik dengan rata rata
waktu hancurnya adalah 95,83 detik. Hal ini menandakan bahwa tablet memiliki
waktu hancur yang baik karena kurang dari 15 menit.
Uji evaluasi tablet yang kedua adalah uji kekerasa. Uji kekerasan uji ini
digunakan untuk mengetahui kekerasan tablet agar tablet tidak terlalu rapuh atau
terlalu keras. Kekerasan tablet erat hubungannya dengan ketebalan tablet, bobot
tablet, dan waktu hancur tablet.Alat yang digunakan adalah hardness
tester .Caranya : ambil 1 tablet, ukur kekerasan menggunakan alat herdnesstester,
kemudian hitung rata-rata dan standard deviation. Lakukan 4 kali
replikasi.Persyaratannya: ukuran yang didapat per tablet 4kg dan maksimal
10kgdari hasil praktikum ukuran yang diperoleh dari masing masing tablet adalah
5,1 kg ; 6,1 kg ; 7,6 kg dan 0,5 kg dengan rata rata 7,025kg. Hal ini menandakan
bahwa tablet yang didapat memiliki kekerasan yang baik yang baik
( sulaiman:2007)
Uji evaluasi tablet yang ketiga adalah uji kerapuhan.Uji Kerapuhan
merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan
tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan
pengiriman.Alat yang digunakan adalah friability tester. Caranya : Tablet
diambil sebanyak 1 tablet lalu dibersihkan, kemudian ditimbang (W1 gram), lalu
dimasukkan ke dalam alat friability tester untuk diuji. Alat diset dengan
kecepatan putaran 25 rpm selama 4 menit. Tablet dikeluarkan, lalu bersihkan dan
ditimbang kembali (W2 gram). Dihitung % kerapuhan tablet.Persyaratan : Tablet
dikatakan baik apabila kerapuhannya tidak lebih dari 0,8% (Lachman, dkk,
1994). Dari hasil praktikum didapat tingkat kerapuhan nya adalah 0,74%. Hal ini
berarti sesuai teori karena kurang dari 0,8%.
Uji evaluasi tablet yang ke empat adalah uji keseragaman bobot. Uji
keseragaman bobot dilakukan untuk melihat keseragaman dosis obat yang masuk
kedalam tubuh sehingga dosis setiap tablet diharapkan sama dan sesuai dengan
keamanan terapi dari sediaan tersebut. Pengujian keseragaman bobot dapat
dilakukan dengan menggunakan neraca analitik, caranya adalah dengan
menimbang 20 tablet secara satuan kemudian di hitung ratarata dan
penyimpangan bobot tersebut. Dari hasil praktikum kelompok kami didapat
ratarata bobot penyimpangan 0,5447%. Hal ini sesuai dengan literatur
(Depkes,2013) bahwa keseragaman bobot yang baik adalah penyimapangan tidak
lebih dari 5%.
Uji evaluasi tablet yang kelima adalah uji ketebalan tablet. Keseragaman
ukuran dilakukan untuk memastikan bahwa tablet mempunyai ketebalan dan
diameter yang seragam. Uji fisik selanjutanya adalah ketebalan tablet, diambil 5
tablet kemudian diukur ketebalanya menggunakan jangka sorong. Ketebalan
tablet dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu tekanan pada saat mencetak tablet,
jumlah massa yang diisikan pada ruang cetak tablet dan kerapatan massa tablet
yang dicetak sedangkan diameter tablet dapat dipengaruhi oleh ukuran ruang
cetak tablet (Rori dkk., 2016). Dari kelima tablet didapat rata-rata tablet
berukiran 0.7 cm hal ini sesuai dengan literatur tablet bahwasanya
diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal
tablet (Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga, hal 6)
BAB IV
KESIMPULAN

a. Tablet Effervescent adalah tablet yang dibuat dengan mencetak granul garam
effervescent atau bahan lain yang memiliki kemampuan untuk mengeluarkan gas
ketika kontak dengan air (Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery
Systems, hal 185)
b. Tujuan praktikum ini adalah membuat sediaan tablet effervesce dengan bahan
aktif asam askorbat atau lebih dikenal vitamin c dan melakukan pengujian serta
menganalisis hasil evaluasi spesifikasi tablet.
c. Zat aktif yang digunakan adalah Vitamin C ,asam sitrat dan asam tartrat sebagai
sumber asam ,Na karbonat sebagai sumber basa ,laktosa sebagai pemanis ,Pvp
dan Cmc Na sebagai pengisi ,Mg stearat sebagai pelicin.
d. Hasil uji fisis granul Vit C
 Uji waktu alir = tidak memenuhi syarat
 Uji sudut diam = tidak memenuhi syarat
 Uji pengetapan = memenuhi syarat
e. Hasil uji evaluasi tablet effervecent vit C
 Keseragaman bobot = memenuhi syarat
 Kerapuhan tablet = memenuhi syarat
 Kekerasan tablet = memenuhi syarat
 Ketebalan tablet = memenuhi syarat
 Waktu hancur = memenuhi syara
DAFTAR PUSTAKA
.

Banker, S.G., and Anderson, R.N., 1986, Tablet In Lachman, L.


Lieberman, The Theory and Practice of Industrial
Pharmacy, 3 rd ed., Lea and Febiger, Philadelphia. 643-
704.

Carstensen, J.T., & Chan, R.C. (1977). Flow rates and repose angles of
wet processed granulation. Journal of Pharmaceutical
Sciences, 66(9), 1235-1238.

Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, 378,


535, 612.Jakarta. DepKes RI. 1995. Farmakope Indonesia
Edisi IV. DepKes. Jakarta

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Departemen


Kesehatan RI,.

Desai, M.A. & Dharmapala, D. (2006). Corporate tax avoidance and


high-powered incentives. Journal of Financial Economics.
LAMPIRAN
Pembuatan Granul
Penimbangan bahan Memasukkan bahan ke Bahan yang sudah
bekker ditimbang

Uji Evaluasi Granul


Uji waktu alir Uji sudut diam Uji pengetapan

Pencetakan tablet
Uji Evaluasi Tablet
Uji keseragaman bobot Uji waktu hancur Uji ketebalan
( timbangan) (disentegration tester) ( jangka sorong)

Uji Kerapuhan Uji kekerasan


(friability tester) (hardness tester)

Lembar ACC

Anda mungkin juga menyukai