DEMOKRATIS”
A. Latar Belakang
Setiap hari kita dihujani dengan berbagai informasi di media sosial. Jika tidak
cermat dan kritis dalam menyeleksi informasi, kita akan terjebak dalam kesesatan
berpikir yang akan berpotensi menimbulkan hal-hal yang merugikan. Tidak jarang
informasi dari media sosial. Bahayanya hal ini akan menguatkan fenomena post-truth
sendiri sehingga materi-materi berfikir secara kritis, bersikap secara demokratis dan
sikap secara kritis dalam diri sendiri itu pasti dibarengi dengan sikap secara kritis
terhadap pendapat-pendapat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Di dalam
sikap secara kritis ini tentu nya harus wajib di dukung dengan sikap tanggung jawab
dengan apa yang sedang di kritisi. Sikap secara kritis yang ada pada suasana
permasalahan yang berasal dari sebuah perbedaan pendapat bisa berujung dengan
konflik dan untuk itu harus di tekankan suatu penyelesaian masalah yang dilakukan
penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Berpikir juga merupakan suatu kegiatan
sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek
kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam
pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah
menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1).
Saat ini kita dihadapkan pada sebuah kondisi di mana terjadi ketidakcukupan
dalam melakukan kritik atas sebuah persoalan. Sebuah kondisi di mana masyarakat
cenderung cepat beraksi daripada terlebih dahulu melakukan refleksi. kritik haruslah
tiba pada lapisan terakhir sebuah persoalan dan mampu melihat yang tidak
Kelangkaan akal sehat publik dapat dengan mudah ditemukan pada media
namun kenyataan yang kita jumpai justru kebalikannya. Hari-hari ini media sosial
ketidakadilan. Realitas ini mau tidak mau mengantarkan kita pada pertanyaan tentang
keberlangsungan demokrasi.
demokrasi terlihat dari beberapa kejadian dan perilaku yang sering dijumpai di media
massa. Fenomena seperti itu dapat dilihat dengan adanya perkelahian antar pelajar,
Berpikir kritis ternyata bukan sekadar urusan akademis, tetapi juga langsung
cenderung abai pada substansi dan berfokus pada sensasi. Saat ini momen berpikir
mengaktifkan kapasitas kritis manusi untuk berpikir pada sebuah level yang
kompleks dengan menggunakan berbagai proses analisis dan proses evaluasi terhadap
informasi yang didapatkan untuk dapat berperilaku yang dilandasi nilai-nilai
demokrasi dalam menghadapi kemajuan zaman era milenial. Oleh karena itu penulis
dalam penelitian ini akan membahas materi yang berjudul “Berpikir Kritis Menuju
sebagai bangsa yang dapat berpikir kritis untuk mewujudkan cita-cita bangsa diera
demokrasi.
B. Tujuan Peelitian
demokratis.
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berpikir artinya menggunakan akal budi untuk
penarikan kesimpulan.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial
untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan
dan diproses oleh otak kiri. “Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam
Pengertian berpikir kritis adalah suatu perilaku dan sikap yang pada dasarnya
berdasarkan dengan data serta fakta yang sah (valid) dan di barengi dengan argumen
(pendapat) yang akurat. Berpikir kritis adalah konsep yang baik bagi manusia.
Bagaimana tidak, dengan kritis, seseorang dapat berpikir secara rasional sebelum
benar-benar mengambil sebuah keputusan. Pada dasarnya, berpikir kritis menjadi hal
yang baik jika diterapkan sejak dini. Menurut Adinda (dalam Azizah, dkk:2018)
Orang yang mampu berpikir kritis adalah orang yang mampu menyimpulkan apa
pendukung pemecahan masalah. Orang yang mampu berpikir kritis adalah orang yang
2017:17).
dipandang sebagai kemampuan berpikir siswa untuk membandingkan dua atau lebih
informasi, misalkan informasi yang diterima dari luar dengan informasi yang
dengan berbagai informasi yang sudah diperoleh melalui beberapa kategori . Menurut
seseorang itu menghadapi suatu masalah.” Begitu juga dengan pendapat Lestari
pendapat mereka sendiri. Jadi, seseorang dalam berpikir kritis itu menggunakan
pemikiran yang masuk akal untuk memutuskan apa yang harus dilakukan sesuai
definisi berpikir kritis adalah “ Critical thinking is reasonable, reflective thinking that
is focused on deciding what to believe or do”. Menurut definisi ini, berpikir kritis
menekankan pada berpikir yang masuk akal dan reflektif. Berpikir yang masuk akal
Rahmawati:2014) juga menjelaskan Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal
dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau
mempunyai delapan komponen yang saling terkait yaitu (1) adanya masalah, (2)
mempunyai tujuan, (3) adanya data dan fakta, (4) teori, definisi, aksioma, dalil, (5)
awal penyelesaian, (6) kerangka penyelesaian, (7) penyelesaian dan kesimpulan, dan
(8) implikasi. Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu modal dasar atau
modal intelektual yang sangat penting bagi setiap orang dan merupakan bagian yang
fundamental dari kematangan manusia. Salah satu tujuan berpikir kritis menurut
Najla (2016:20) adalah “dapat membantu siswa membuat kesimpulan dengan
kritis juga dianggap sebagai kemampuan yang perlu untuk dikembangkan agar
terarah, disiplin, terkontrol, dan korektif terhadap diri sendiri. Hal ini tentu
egosentris dan sosiosentris kita.Saat kita mulai untuk berpikir kritis, ada
a. Mulailah dengan berpikir apa dan kenapa, lalu carilah arah yang
pertanyaan.
Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses berpikir kritis
kelengkapan informasi (information) dan bagaimana implikasi dari solusi yang kita
kemukakan (implication).
kerangka berpikir suatu gagasan atau ide. Sebuah gagasan/ide harus menjawab
sistemik dan mempunyai dasar atau nilai ilmiah yang kuat. Selain itu, kita juga perlu
memperhitungkan aspek alamiah yang terdapat dalam diri manusia karena hasil
manusia akan cenderung berpikir untuk dirinya sendiri atau disebut sebagai
egosentris. Dalam proses berpikir, egosentris menjadi hal utama yang harus kita
hindari. Apalagi bila kita berada dalam sebuah tim yang membutuhkan kerjasama
yang baik. Egosentris akan membuat pemikiran kita menjadi tertutup sehingga sulit
mendapatkan inovasi-inovasi baru yang dapat hadir. Pada akhirnya, sikap egosentris
ini akan membawa manusia ke dalam komunitas individualistis yang tidak peka
terhadap lingkungan sekitar. Bukan menjadi solusi, tetapi hanya menjadi penambah
masalah. Semakin sering kita berlatih berpikir kritis secara ilmiah, maka kita akan
semakin berkembang menjadi tidak hanya sebagai pemikir kritis yang ulung, namun
2. Teori Demokrasi
yakni demos dan kratos/cratein. Demos berarti rakyat dan cratein berarti
a. Partisipasi
b. Toleransi
Sri Narwanti (2011: 29) menyatakan bahwa toleransi adalah sikap dan
tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Terdapat indikator sikap toleransi
7. Hormat-menghormati.
hubungan antar individu dan kelompok berdasarkan norma dan tata cara yang
berlaku. Setiap orang harus mempunyai rasa saling menghargai satu sama lain tanpa
melihat dari latar belakang sosialnya. Rasa saling menghargai tergambar dalam
dalam memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengungkapkan ide atau
kritik agar tercapai suatu tujuan yang didinginkan. Dengan cara tidak memaksakan
pendapatnya sendiri meskipun pendapat itu berbeda dengan orang lain. Jika terdapat
meliputi:
2. membatasi permasalahan,
3. menguji data-data,
8. mentoleransi ambiguitas.
a. Watak
b. Kriteria
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan.
kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang
c. Argumen
kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang
berbeda.
3. Menyimpulkan (interference).
a. Partisipasi
b. Toleransi
a. Etimologis (tinjauan)
Maksudnya adalah dengan secara etimologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani
Sehingga dapat dikatakan bahwa secara etimologis demokrasi adalah rakyat yang
memiliki kekuasaan tertinggi dengan kalimat "dari rakyat oleh rakyat dan untuk
rakyat".
b. Terminologis (istilah)
bentuk dari mekanisme sistem pemerintahan pada negara yang sebagai upaya dalam
mewujudkan kedaulatan rakyat atau kekuasaan warga pada negara atas negara yang
demikian, konsep demokrasi yang ada pada dasar hidup dalam masyarakat dan negara
memiliki makna bahwa rakyat adalah sosok yang memberikan ketentuan dalam
masalah yang terjadi di dalam kehidupannya, baik itu kebijakan kebijakan negara
karena kebijakan itu yang akan menentukan bagaimana kehidupan rakyat. Oleh
karena itu, suatu negara yang menganut sistem demokrasi ini adalah negara yang
didirikan dan di selenggarakan atas dasar kemauan dan kehendak serta keinginan
1. Dari rakyat
2. Oleh rakyat
3. Untuk rakyat
Dalam kehidupan demokrasi berpikir kritis sangat diperlukan, Kritik adalah hal yang
melakukan kritik. Kritik adalah hal yang penting dalam upaya melakukan analisis,
namun seringnya orang berfokus pada solusi. Kritik yang tanpa menghasilkan solusi
dianggap sebagai kesia-siaan. Solusi bukanlah esensi dari kritik. Melakukan kritik
Berpikir kritis artinya bercakap dalam ruang dialogis dan terbuka terhadap
kritik. Ironisnya, hari-hari ini orang mengidap resistensi terhadap kritik. Dalam hal
kehidupan politik misalnya, kritik tidak dipahami sebagai suatu hal yang konstruktif
dipahami sebagai upaya untuk melakukan evaluasi terhadap mandat demokrasi itu
sendiri.
demokrasi. Saat ini kita dihadapkan pada sebuah kondisi di mana terjadi
segala fenomena global yang masuk dan mempengaruhi warga negara, dalam bahasa
Georgi Lozanov sebagai kesulitan manusia yang luar biasa (Robinson, 2005, p. 1)
yang dihadapi warga negara muda saat ini. Sedangkan sikap demokratis diperlukan
agar warga negara mampu menyesuaikan diri, bersikap toleran, terbuka terhadap
dinamika pluralisme baik pemikiran, identitas suku, ras, agama maupun terhadap
dan sikap demokratis adalah salah satu tujuan pendidikan nasional. Warga negara
yang demokratis adalah warga negara yang memiliki sikap demokratis. Memiliki
membangun pribadi individu yang demokratis. Karena tidak terbiasa berpikir terbuka
misalnya, potensial akan melahirkan konflik dengan orang lain. Orang-orang yang
tidak terlatih dengan kemampuan berpikir yang baik, akan memosisikan dirinya
sebagai pemilik pemikiran yang paling baik, dan menganggap orang lain, pemilik
35) bahwa orang yang tidak terbiasa berdiskusi, atau berdebat, atau dialog, akan
menganggap dirinya adalah pemilik pemikiran yang paling baik. Salah satu isu yang
dengan faktor internal dari bangsa Indonesia sendiri yaitu demokrasi yang bersumber
dari nilai budaya dan ideologi politik Indonesia. Sajian gagasan-gagasan demokrasi
semacam itu tidak diterima begitu saja melainkan penting untuk difilter untuk
dan kemudian mengambil sikap yang bermanfaat bagi kehidupan sebagai bangsa.
kritis, setelah tahun 1948 konvensi dari American Psychological Association, berpikir
kritis telah menjadi isu penting dalam pendidikan selama bertahun-tahun (Schneider,
2012, p. 1). Pada tempat yang berbeda, Presiden Amerika Serikat Barac Obama,
seperti dikutip oleh majalah The Critical Thinking Community (2009) menyeruhkan
Keterampilan berpikir kritis dan sikap demokratis tidak muncul begitu saja.
Keterampilan berpikir kritis dan sikap demokratis adalah hasil dari sebuah proses
1. Keterampilan Menganalisis
konsep global dengan cara menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke dalam
bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci. Pertanyaan analisis, menghendaki agar
2. Keterampilan Mensintesis
diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak
dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap
beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola sebuah konsep. Tujuan
pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap
agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Proses pemikiran
manusia itu sendiri, dapat menempuh dua cara, yaitu : deduksi dan induksi. Jadi,
sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru.
pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan
Pada tahap ini siswa ituntut agar ia mampu mensinergikan aspek-aspek kognitif
ataupun dalam memecahkan masalah dapat kita gunakan keterampilan diatas agar
membentuk sikap demokrasi warga negara menjadi hal yang penting dan mendesak
sebagai solusi dari masalah dunia modern saat ini (Şanlı & Altun, 2015, p. 2).
Selanjutnya dalam tulisan Şanlı & Yesil menyebutkan bahwa, salah satu tujuan
pikiran secara bebas, rapih, singkat dan menghormati pikiran orang lain (Şanlı &
Sebagai warga negara kita harus bersikap kritis dengan cara mengenali tokoh
diwacanakan karena pilihan kita nantinya akan berkaitan dengan kehidupan kita baik
secara personal maupun kolektif. Begitu juga dalam berselancar di internet. Setiap
hari kita dihujani dengan berbagai informasi di media sosial. Jika tidak cermat dan
kritis dalam menyeleksi informasi, kita akan terjebak dalam kesesatan berpikir yang
akan berpotensi menimbulkan hal-hal yang merugikan. Tidak jarang konflik sosial
media sosial. Bahayanya hal ini akan menguatkan fenomena post-truth atau
keseharian kita juga dihadapkan dengan berbagai aturan dan regulasi yang dibuat oleh
Sebagai individu kita memang wajib mematuhi hukum yang berlaku selama
itu baik bagi kehidupan bersama. Namun, kita juga harus aktif dan bersikap kritis
terhadap aturan yang dibuat karena bisa saja aturan yang dibuat hanya ditujukan
menguntungkan pihak tertentu tapi merugikan pihak lain. Dalam bahasa Michel
Foucault, pengetahuan (power) dan kekuasaan (knowledge) sangatlah berkaitan erat.
Bentuk dominasi modern termanifestasi dalam bentuk yang tidak ‘terlihat” terutama
karena itu, kemampuan berpikir kritis sangat kita perlukan, terutama kritis dalam
game) Apa Itu Berpikir Kritis? “Kritis” dalam konteks “berpikir kritis” sering
berpendapat, terutama di era rezim otoriter. Di era Orde Baru “sikap kritis” sering
berakhir di penjara. Hal ini tentunya sangat mencederai paham demokrasi yang dianut
oleh negara kita. Lalu apa itu berpikir kritis? Defisini paling sederhana dari sikap atau
atau mempertanyakan sesuatu hal. Bapak tradisi berpikir kritis modern John Dewey
(dalam Kasdin Sihotang, dkk, 2012) mengatakan bahwa berpikir kritis berarti
saja (taken for granted) secara aktif, terus menerus, dan teliti dengan menyertakan
dengan proses disiplin-intelektual yang menuntut individu untuk terampil dan aktif
dalam memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesakan, dan/atau
komunikasi yang dilakukan. Bagi Paul, kegiatan ini dapat dijadikan pedoman untuk
berpikir dan melahirkan sebuah pandangan logis terhadap suatu hal. Oleh karena itu,
berpikir kritis tidaklah mudah karena kita dituntut untuk memiliki keterampilan
intelektual dan komitmen untuk memahami dan memproses informasi yang kita
terima dari sumber manapun. Selain itu, kedewasaan berpikir dan kebijaksanaan
sangat diperlukan dalam kegiatan ini karena tidak semua orang mudah menerima
kritikan, khususnya bagi rezim yang berkuasa, sehingga dibutuhkan sikap besar hati
untuk secara sportif menerima kritikan yang sebagai bentuk masukan positif untuk
Melatih diri berpikir kritis Sebagai sebuah keterampilan (skill), berpikir kritis
intelektual selain itu berpikir kritis membutuhkan proses yang tidak singkat. Berpikir
kritis tidaklah mudah, namun bukan berarti tidak mungkin bisa dilakukan.
mengenali suatu permasalahan serta menentukan cara atau strategi untuk mencari
solusi atas suatu permasalahan. Kemudian, kita juga dituntut untuk memiliki
pengetahuan yang luas yaitu dengan cara mencari informasi yang relevan sebanyak-
banyak untuk membongkar maksud dan tujuan di balik suatu gagasan tertentu. Selain
itu, kita juga harus memiliki keterampilan bahasa yang baik karena dalam mengkritisi
suatu persoalan kita akan menuangkan kritikan kita dalam bahasa yang komprehensif,
lugas, dan tidak bertele-tele. Hal ini ditujukan supaya kritik tersampaikan dan dapat
disinfomasi di era digital ini semakin menuntut kita untuk bersikap kritis terhadap
segala hal. Jika tidak, kita akan terjerumus dan “terjebak” secara emosional dalam
Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) sebagai dasar hukum serta direncanakannya
terpenting adalah kita harus menjadikan berpikir kritis sebagai budaya dalam
sehingga tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat negatif Budaya berpikir
kritis juga harus diperkuat, terutama di sektor pendidikan, untuk menciptakan sumber
permasalahan.
Keuntungan lainnya dari berpikir kritis adalah kita akan dengan sendirinya
kepentingan bersama. Yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai manusia yang
dianugerahi akal sehat untuk berpikir, selain kritis terhadap hal yang merugikan, kita
juga harus terbuka dan siap untuk dikritik, bukan anti-kritik. Hal ini demi kebaikan
penting dalam dunia pendidikan menanamkan berpikir kritis dan melatih kemampuan
demokrasi khusussnya nilai pancasila yang menjadi landasan dalam berpikir kritis
kebijakan pemerintah dan ikut andil dalam menyumbangkan pikiran baik secara lisan
maupun tulisan berdasarkan fakta dan data serta berbagai sudut pandang yang luas
sebagai cara untuk mealatih kita dalam berpikir kritis agar tercipta pemikiran yang
individu harus berpartispasi dalam pengambilan keputusan. Setiap orang berhak dan
kewajiban atas hak yang dimiliki. Partisipasi berupa memberikan kritik terhadap
baik kritik maupun saran kepada pmerintah haruslah menngunakan pemikiran yang
kritis agar tercapai tujuan dari kritik atau saran yang ingin disampaikan. Dengan
menerapkan beberapa indikator dan karakteristik dari berpikir kritis diharapkan dapat
tercipta suatu inovasi dan kreativitas yang bersifat membangun sesuai dengan visi dan
misi pembanguan.
b. Toleransi
Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Terdapat
agama, golongan, status sosial dan status ekonomi. Bekerja dalam kelompok dengan
teman-teman yang berbeda jenis kelamin, agama, suku, dan tingkat kemampuan.
sesama manusia, mempunyai perasaan malu jika berbuat kesalahan, takut jika
berdasarkan norma dan tata cara yang berlaku. Setiap orang harus mempunyai rasa
saling menghargai satu sama lain tanpa melihat dari latar belakang sosialnya. Rasa
memberikan kesempatan orang lain untuk melakukan haknya, dan lain sebagainya.
dalam memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengungkapkan ide atau
kritik agar tercapai suatu tujuan yang didinginkan. Dengan cara tidak memaksakan
pendapatnya sendiri meskipun pendapat itu berbeda dengan orang lain. Jika terdapat
A. Kelebihan
Kelebihan dari kajian dalam penelitian tentang Berpikir kritis menuju kehidupan
B. Kekurangan
agar mampu bertahan dan tidak keluar dari nilai-nilai demokrasi yang ada.