Jl. Kyai H. Tubagus Ismail F No.103, Ciwaduk, Kec. Cilegon, Kota Cilegon, Banten 42418
Tahun Ajaran 2022-2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai
pentingnya berdemokrasi dan berfikir kritis yang kami buat dengan judul “Anak Muda Sebagai
Kelompok Rentan dalam Demokrasi dan Diskusi Kritis”.
Dengan tulisan ini kami diharapkan pelajar dan anak muda mampu untuk memahami makna
dari Demokrasi dan Berfikir Kritis. Kami sadar tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi pembacanya,
terutama pelajar, supaya kelak menjadi pribadi yang berdemokrasi dan dapat berfikir kritis,
karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................. 2
Daftar Isi............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................ ....................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 4
Tujuan.................... ............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Demokrasi dan Berfikir Kritis .............................................................................. 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................... .................................................................................. 7
B. Saran.................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA..................... ..................................................................................... 8
LAMPIRAN......................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak orang Indonesia masih menganggap kaum muda sebagai sekumpulan orang
yang apatis, apolitis, atau hanya sekadar sebagai suatu kelompok pemilih. Tanpa partisipasi
yang bermakna dari kaum muda, demokrasi hanya menjadi suatu ajang pemilihan politik
semata. Supaya demokrasi bisa inklusif, kaum muda harus punya peran aktif dan berdaya
sebagai pemangku kepentingan serta pemecah masalah di komunitas mereka. Kaum muda
masih menghadapi berbagai tantangan dalam memberikan dampak yang luas, khususnya
dalam ruang politik formal seperti institusi publik dan partai politik.
Banyak orang di Indonesia memiliki persepsi bahwa usia muda menandakan belum
matangnya pengalaman maupun kemampuan seseorang untuk terjun ke dunia politik.
Demokrasi ialah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak
yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara ikut serta baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Secara umum, tujuan demokrasi
adalah menciptakan kehidupan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur dengan
konsep mengedepankan keadilan, kejujuran dan keterbukaan. Tujuan demokrasi dalam
kehidupan bernegara juga meliputi kebebasan berpendapat dan kedaulatan rakyat.
Berpikir kritis adalah cara berpikir manusia untuk merespon seseorang dengan
menganalisis fakta untuk membentuk penilaian. Subjeknya kompleks, dan ada beberapa
definisi yang berbeda mengenai konsep ini, yang umumnya mencakup analisis rasional,
skeptis, tidak bias, atau evaluasi bukti faktual. Pada dasarnya, bentuk berpikir kritis adalah
pemikiran mandiri, pendisiplinan diri, pemantauan diri, dan koreksi diri. Berpikir kritis
mengandaikan persetujuan terhadap standar keunggulan yang ketat dan penggunaan yang
benar. Ini memerlukan komunikasi yang efektif dan kemampuan pemecahan masalah serta
komitmen untuk mengatasi egosentrismedan etnosentrisme.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa anak muda perlu kritis dalam berdemokrasi?
2. Apakah peran anak muda dalam demokrasi dan berfikir kritis?
3. Bagaimana cara berfikir kritis dalam berdemokrasi?
C. TUJUAN
4
Menciptakan ruang bagi terwujudnya kemitraan antara kaum muda dan kelompok
generasi lebih tua untuk saling berbagi kuasa dan transfer ilmu. Salah satu bentuk upaya ini
adalah mendorong adanya dialog lintas-generasi untuk saling belajar dan memahami.
Ruang diskusi yang terbuka memungkinkan kaum muda dan generasi di atasnya untuk
meruntuhkan tembok-tembok stereotip yang sering disematkan kepada kedua belah pihak,
serta mengurangi kemungkinan munculnya konflik. Dialog perlu dilakukan dengan cara-
cara konstruktif dan demokratis yang mengakomodasi kebutuhan dan peran setara antar
kedua belah pihak.
Tanpa partisipasi yang bermakna dari kaum muda, demokrasi hanya menjadi suatu
ajang pemilihan politik semata. Supaya demokrasi bisa inklusif, kaum muda harus punya
peran aktif dan berdaya sebagai pemangku kepentingan serta pemecah masalah di
komunitas mereka.
Identifikasi Permasalahan.
1. Analisis masalah dari berbagai perspektif.
2. Brainstorming solusi.
3. Memilih solusi terbaik.
4. Implementasikan solusi.
5
BAB II PEMBAHASAN
6
telah berusia 17-21 tahun, yang telah memiliki hak suara dalam pemilihan umum dan
Pilkada. Dengan kritis, seseorang dapat berpikir secara rasional sebelum benar-benar
mengambil sebuah keputusan. Pada dasarnya, berpikir kritis menjadi hal yang baik jika
diterapkan sejak dini.
Dengan berpikir kiritis, generasi muda dapat menjawab permasalahan yang terjadi di
sekitarnya. Sering kali pemikiran kritis memang berbuah solusi yang bijak. melatih pola pikir
kritis dapat dilakukan melalui pendekatan design thinking. design thinking dapat digunakan
untuk menyelesaikan suatu isu dalam beragam bidang. Apalagi faktanya, semakin pesat
kemajuan teknologi, semakin beragam pula tantangan yang hadirnya.konsep design
thinking juga dapat digunakan penulis dalam membedah dan menyelesaikan suatu
permasalahan. Dengan itu, generasi muda mampu menghasilkan ide hingga argumentasi
yang paling efektif dan sesuai dengan tujuan.
7
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Disimpulkan bahwa tanpa peran serta dan keterlibatan serta partisipasi anak muda
dalam proses politik maka jalannya demokrasi hanya akan berhenti pada tataran wacana
semata. Anak muda dapat membantu menghambat terjadinya golput disaat ini. Anak muda
bisa menggunakan hak nya dalam demokrasi. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa ;
Upaya peningkatan kemampuan berpikir kritis dan minat belajar siswa dengan model
pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking dapat dilakukan dengan melibatkan siswa
untuk berdialog secara mendalam. Penerapan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical
Thinking tersebut dengan disertai pemberian lembar kerja siswa bergambar serta
pemberian motivasi bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran lebih memacu siswa untuk
berpikir kritis dan meningkatkan minat siswa. Penggunaan model pembelajaran Deep
Dialogue/Critical Thinking dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan minat belajar
siswa kelas X-9 SMAN 1 CILEGON. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan setiap indikator
kemampuan berpikir kritis dan minat belajar siswa dalam pembelajaran.
B. SARAN
Demokrasi di indonesia harus di pahamin karna agar semua masyarakat Indonesia bisa
menggunakan demokrasi masing-masing dengan sebaik-baiknya.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.upnyk.ac.id/19262/
http://eprints.upnyk.ac.id/19262/
http://ejournal.uin-suka.ac.id/tarbiyah/JPI/article/view/1132
https://journal.unhas.ac.id/index.php/kritis/article/view/19969
https://docpak.undip.ac.id/179/1/Anonimitas%20di%20Media%20Sosial%20%20Sarana
%20Kebebasan%20Berekpresi%20atau%20Patologi%20Demokrasi.pdf
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/view/7922
http://bandungkota.bawaslu.go.id/berita-peran-aktif-generasi-muda-dalam-mengawal-
demokrasi.html