Anda di halaman 1dari 2

Kastratisasi dan Pola Berpikir Kritis

Pada saat mulai menempuh bangku perkuliahan di universitas, banyak mahasiswa yang mulai
menyuarakan aspirasi mereka maupun milik rakyat kepinggir jalan dan secara massal. Para mahasiswa
tersebut menyuarakan hal tersebut dengan cara melakukan diskusi terlebih dahulu diantara para
mahasiswa, melakukan negosiasi kepada stakeholder, lalu melakukan aksi yang mana mereka mulai
melakukan suatu demo dengan membawa spanduk yang nantinya akan diaudiensikan kepada
masyarakat maupun khalayak yang lebih luas. Untuk melakukan hal tersebut, para mahasiswa
memerlukan suatu kastratisasi dan memikirkannya secara kritis agar aksi yang mereka audiensikan bisa
dengar oleh rakyat dengan lebih seksama.

Kastratisasi itu sendiri berasal dari akronim kastrat yang berarti kajian dan stategis, serta kata
-isasi dalam KBBI berarti suffix dari nomina proses, cara, perbuatan. Untuk kata kajian jika dikutip dari
KBBI memiliki arti hasil mengkaji; mengkaji memiliki lingkupan arti seperti mempelajari, memeriksa,
menyelidiki suatu peristiwa dari baik buruknya. Untuk kata stategis memiliki arti berhubungan,
bertalian, berdasar strategi. Definisi strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus. Jika digabungkan, definisi dari kastratisasi adalah suatu proses menelaah dan
menganalisis suatu hal dan menjadikannya sebagai suatu poros atau landasan untuk merencanakan
suatu kegiatan dengan tujuan mencapai sasaran yang telah ditentukan. Inti dari diberlakukannya kastrat
adalah membaca, menulis, dan berdiskusi.

Bila dianalisis Kembali definisi dari kastratisasi, dapat diketahui pula fungsinya. Kastratisasi
berfungsi untuk merancang dan melakukan pergerakan agar sasaran yang ingin dicapai bisa terwujud.
Selain itu, penerapan analisis isu yang beredar mampu meningkatkan pengembangan wacana
intelektual yang nantinya daoat menjadikan wacana baru sebagai alternatif dari isu yang dikritik.
Kastatisasi dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa prosedur: yang pertama melakukan
pengumpulan data yang berasal dari bukti-bukti nyata yang ada serta sumber yang valid, kedua
melakukan analisis menggunakan pengetahuan, wawasan, dan pemikiran terbuka oleh sekumpulan
individu secara Bersama-sama, ketiga keluarlah hasil kajian yang berasal dari hasil pemikiran Bersama
yang berisi berbagai rekomendasi solusi terhadap masalah yang dikaji, berikutnya hasil kajian tersebut
dibawa dan disetorkan kepihak terkait (stakeholder), dan Langkah terakhir yang menjadi fungsi pokok
dari kastratisasi ini adalah melakukan Controlling dan evaluation untuk mengawal hasil rekomendasi dari
stakeholder dan melakukan evaluasi.

Kastratisasi perlu direncanakan dengan pola berpikir kritis agar proses perencanaan,
pelaksanaan, dan hasil dari aksi yang dilakukan bisa diterima dengan lebih maksimal. Berpikir kritis
merupakan proses berpikir yang intelek di mana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya,
pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, jernih dan rasional. Berpikir kritis berbeda
dengan berpikir biasa atau berpikir rutin.

Berpikir kritis mencakup ketrampilan menafsirkan dan menilai pengamatan, informasi, dan
argumentasi. Berpikir kritis meliputi pemikiran dan penggunaan alasan yang logis, mencakup
ketrampilan membandingkan, mengklasifikasi, melakukan pengurutan (sekuensi), menghubung- kan
sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi alasan
secara deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, perumusan hipotesis, dan penyampaian kritik.
Penilaian kritis berbeda dengan mengkritisi orang lain yang biasanya berkonotasi negative, namun bisa
saja hal ini dilakukan terhadap suatu argumen yang bagus, sebab pemikiran kritis bersifat netral,
imparsial dan tidak emosional.

Peran berpikir kritis antara lain mampu meningkatkan pemahaman tentang suatu permaslahan,
menentukan pemilihan alternatif solusi yang lebih berguna, menghindari keterkaitan pada keyakinan
yangsalah dan nantinya berdampak pada pengambilan keputusan yang salha, mampu mengekspresikan
ide dan peluang baru. Dalam kedokteran, berpikir kritis berperan dalam pembuatan diagnosis yang lebih
pasti sehingga terhindar dari penetapan diagnosis dan terapi yang keliru yang pastinya akan berakibatat
sangat fatal bagi pasien jika sudah terjaedi.

ketrampilan berpikir kritis perlu diajarkan kepada para mahasiswa guna memupuk sifat-sifat
intelektual mereka. Seperti halnya cara memahami subjek lainnya, mempelajari cara berpikir kritis
meliputi dua fase: (1) internalisasi; dan (2) penerapan. Fase internalisasi mencakup konstruksi ide-ide
dasar, prinsip, dan teori-teori berpikir kritis di dalam pikiran pelajar. Fase penerapan mencakup
penggunaan ide-ide, prinsip, dan teori itu oleh pelajar di dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih kemampuan berpikir kritis adalah melakukan analisis teks,
diskusi Socrates, berpikir diluar kotak masalah(thinking out of the box), dan membaca dengan kritis
(syafitri,2021).

Daftar Pustaka

Syafitri, Ely, dkk. 2021. Aksiologi Kemampuan Berpikir Kriitis. Journal of Science and Social Research. Vol
4 (3); Hal. 320-325

Anda mungkin juga menyukai