A. Konsep Drama
Kata drama berasal dari bahasa Yunani “Draomai” yang berarti berbuat, berlaku,
bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Adapun istilah lain drama berasal dari
kata drame, sebuah kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan
lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat, sebuah
drama adalah lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting – meskipun
mungkin berakhir dengan bahagia atau tidak bahagia – tapi tidak bertujuan mengagungkan
tragedi. Arti pertama dari drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action (segala yang terlihat
di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting), dan ketegangan pada para
pendengar.
1. Moulton, Drama adalah kisah hidup digambarkan dalam bentuk gerak (disajikan langsung
dalam tindakan).
2. Balthazar Vallhagen, Drama adalah seni yang menggambarkan alam dan sifat manusia dalam
gerakan.
3. Ferdinand Brunetierre, Menurut drama harus melahirkan keinginan oleh aksi atau gerakan.
4. Budianta dkk (2002), Drama adalah genre sastra yang menunjukkan penampilan fisik secara
5. Tim Matrix Media Literata, Drama adalah bentuk narasi yang menggambarkan kehidupan dan
seni pertunjukan sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan
drama dipentaskan.
7. Wildan, Drama adalah komposisi berdasarkan beberapa cabang seni, sehingga drama dibagi
menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.
8. Anne Civardi, Drama adalah sebuah kisah yang diceritakan melalui kata-kata dan gerakan.
10. Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia
dengan gerak.
B. Sejarah Drama
Kebanyakan dari kita mengira bahwa drama berasal dari Yunani Kuno. Namun demikian,
sebuah buku yang berjudul A History of the theatre menunjukkan pada kita bahwa pemujaan pada
Dionisus, yang kelak diubah ke dalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Tek
Piramid yang bertanggal 4000 SM. Adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal. Tentu saja
para pakar masih meragukan apakah teks itu drama atau bukan sebelum Gaston Maspero
menunjukkan bahwa dalam teks tersebut ada petunjuk action dan indikasi berbagai tokohnya.
Ada tiga macam teori yang mempersoalkan asal mula drama. Menurut Brockett, drama
mungkin telah berkembang dari upacara religius primitif yang dipentaskan untuk minta
pertolongan dari Dewa. Upacara ini mengandung banyak benih drama. Para pendeta sering
memerankan mahluk super alami atau binatang; dan kadang – kadang meniru action berburu,
seorang pahlawan. Pembicara memisahkan diri dari koor dan memperagakan perbuatan-perbuatan
dalam kehidupan almarhum pahlawan itu. Bagian yang diperagakan makin lama makin rumit dan
koor tidak dipakai lagi. Seorang kritisi memberi kesan bahwa sementara koor semakin lama
semakin kurang penting, muncul pembicara lain. Dialog mulai terjadi ketika ada dua pembicara di
atas panggung.
Teori ketiga memberi kesan bahwa drama tumbuh dari kecintaan manusia untuk bercerita.
Kisah – kisah yang diceritakan di sekeliling api perkemahan menciptakan kembali kisah – kisah
perburuan atau peperangan, atau perbuatan gagah seorang pahlawan yang telah gugur. Ketiga teori
itu merupakan cikal-bakal drama. Meskipun tak seorang pun merasa pasti mana yang terbaik, harus
diingat bahwa ketiganya membicarakan tentang action. Konon, action adalah intisari dari seni
pertunjukan.
C. Struktur Drama
a. Prolog
Prolog merupakan pembukaan atau peristiwa pendahuluan dalam sebuah drama atau sandiwara.
Bagian ini biasanya disampaikan oleh tukang cerita untuk menjelaskan gambaran para pemain,
b. Dialog
Dialog merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang diharapkan dapat
menggambarkan kehidupan dari watak manusia, problematika yang dihadapi, dan cara manusia
1. Orientasi, adalah bagian awal cerita yang menggambarkan situasi yang sedang terjadi.
2. Komplikasi, berisi tentang konflik-konflik dan pengembangannya: gangguan-gangguan,
halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang dialami tokoh utamanya. Pada
bagian ini pula dapat diketahui watak tokoh utama (yang menyangkut protagonist dan
antagonis).
3. Resolusi, adalah bagian klimaks dari drama, berupa babak akhir cerita yang
menggambarkan penyelesaian atas konflik yang dialami para tokohnya. Resolusi haruslah
berlangsung secara logis dan memiliki kaitan yang wajar dengan kejadian sebelumnya.
c. Epilog
Epilog adalah bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk menyampaikan intisari
2. Seorang Aristoteles, filsuf Yunani yang hidup sekitar 300 S.M. telah menulis Poetics.
Untuk mengenali plot, karakter, pikiran, diksi, musik dan spektakel dari tragedi. Kelak
identifikasi itu dianggap sebagai falsafah dasar dari strukturalisme yang oleh T.S. Eliot disebut
Struktur dramatik :
a. Eksposisi : Isinya pemaparan masalah utama atau konflik utama yang berkaitan dengan posisi
diametral antara protagonis dan antagonis. Hasil akhir : Antagonis berhasil menghimpun
b. Raising Action : Isinya menggambarkan pertentangan kepentingan antar tokoh. Hasil akhir :
Krisis diawali.
c. Complication : Isinya perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik sekunder. Pertentangan
meruncing dan meluas, melibatkan sekutu kedua kekuatan yang berseteru. Hasil akhir : Antagonis
d. Klimaks : Isinya jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban dari kubu Antagonis. Hasil
akhir : Peristiwa-peristiwa tragis dan menimbulkan dampak besar bagi perimbangan kekuatan
antar kubu.
e. Resolusi : Isinya hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu protagonis atau tokoh baru
yang berfungsi sebagai penyatu kekuatan kekuatan konflik, sehingga situasi yang kosmotik dapat
tercipta kembali. Pada tahap ini, pesan moral disampaikan, yang biasanya berupa solusi moral
Drama merupakan karya fiksi yang dinyatakan dalam bentuk dialog. Oleh karena itu,
kalimat-kalimat yang tersaji di dalamnya hampir semuanya berupa dialog atau tuturan langsung
para tokohnya. Ada kalimat-kalimat tidak langsung ada pula bagian prolog dan epilognya.
1. Menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilognya. Karena melibatkan
banyak pelaku (tokoh), kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka. Lain halnya dengan
bagian dialognya, yang kata gantinya adalah kata orang pertama dan kedua. Mungkin juga
digunakan kata-kata sapaan. Kata-kata ganti yang dimaksud adalah saya, kami, kita, Anda.
kosakata percakapan, seperti oh, ya, aduh, sih, dong. Mungkin di dalamnya banyak ditemukan
kata-kata yang tidak baku dan juga tidak lepas dari kalimat-kalimat seru, suruhan, pertanyaan.
Berikut contoh-contohnya.
• Ah, ya!
• Bagus! Bagus!
• Jangan khawatir Jangan sampai mereka menjadi korban dari pancaroba perubahan.
4. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti
5. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh
6. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau
suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, rapi, bersih, baik, gagah, kuat.
7. Menggunakan Narasi
Narasi adalah paragraf yang berisi rangkaian peristiwa yang menjadi penjelas dalam sebuah drama.
Contoh : Siang hari sepulang sekolah, Bintoro, Tyas, dan Dewi masih berada di dalam kelas.
Mereka sedang mengerjakan tugas kelompok. Tiba-tiba datang Lulu ke dalam kelas sambil
menangis tersedu-sedu.
Petunjuk laku atau catatan pinggiran berisi penjelasan kepada pembaca atau para pendukung
pementasan mengenai keadaan, suasana, peristiwa, atau perbuatan tokoh dan unsur-unsur cerita
lainnya. Contoh :
Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan secara langsung kepada orang yang dituju.
Contoh :
a. Kalimat aktif
b. Kalimat pasif
c. Kalimat interogatif
d. Kalimat imperatif
e. Kalimat berita
1. Berbentuk dialog, maksudnya yaitu di dalam drama tersebut terdapat dialog atau percakapan
2. Ada pelaku, di setiap drama harus ada pelaku atau tokoh, baik itu tokoh yang berwatak baik,
5. Dipentaskan, setiap drama alangkah baiknya untuk dipentaskan atau diperlihatkan kepada
banyak orang. Tujuannya selain sebagai hiburan juga bisa dijadikan pembelajaran bagi masyarakat
F. Jenis Drama
Ada beberapa jenis drama tergantung dari dasar yang dipakainya. Dalam pembagian jenis
drama, biasanya digunakan ada tiga dasar, yakni: berdasarkan penyajian lakon drama, berdasarkan
a. Opera merupakan drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik. Drama jenis ini
berkembang pesat di daratan Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19. Opera umumnya
dimainkan oleh penyanyi dan diiringi orkestra lengkap. Salah satu contoh musik opera terkenal
adalah “Le nozze di Figaro” (The Marriage of Figaro) karya dari Wolfgang Amadeus Mozart.
b. Tragedi merupakan drama yang penuh dengan kesedihan. Drama ini biasanya mengangkat
tema-tema gelap seperti tentang kematian, bencana, serta penderitaan. Umumnya tokoh protagonis
dalam drama jenis ini akan memiliki kisah yang berakhir tragis. Salah satu contoh jenis drama
tragedi adalah “Oedipus Rex” karya Sophocles. Drama ini berkisah tentang seseorang yang
membunuh ayah kandungnya sendiri dan kemudian menikahi ibu kandungnya sendiri.
c. Komedi merupakan drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan. Drama jenis ini akan
mendramatisir suatu kejadian lucu dengan tujuan membuat penonton tertawa. Drama jenis ini
biasanya memiliki akhir yang bahagia. Salah satu drama komedi terkenal adalah “Much Ado
About Nothing”.
e. Farce merupakan drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan. Drama ini
biasanya berisi tentang kejadian yang ditanggapi secara berlebihan. Salah satu contoh farce
terkenal adalah drama karya Oscar Wilde yang berjudull “The Importance of Being Earnest”.
Drama ini menceritakan temtang seorang pemuda yang menggunakan dua identitas berbeda untuk
f. Tablo merupakan jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan
Melodrama hampir mirip dengan opera, namun yang membedakan adalah dialog pada meloderama
diucapkan sebagaimana biasa hanya saja tetap diiringi dengan musik. Contoh melodrama yang
h. Sendratari merupakan gabungan antara seni drama dan seni tari. Aktris dan actor yang
memainkan drama ini mengucapkan dialog secara biasa, namun pada bagian penting suatu drama
(misalnya peperangan dan adegan bermesraan) disampaikan lewat tarian. Sendratari yang terkenal
a. Drama Panggung merupakan drama yang dimainkan secara langsung oleh para aktor di atas
panggung.
b. Drama Televisi merupakan drama yang disiarkan lewat stasiun TV, drama ini sering berupa
sinetron.
d. Drama Wayang merupakan drama yang diiringi pegelaran wayang, dimana wayang tersebut
e. Drama Radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat. Drama
f. Drama Boneka hampir mirip dengan drama wayang. Para tokoh drama digambarkan dengan
3. Jenis drama selanjutnya ialah, berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis
a. Drama Tradisional merupakan drama yang tidak menggunakan naskah, pemain biasanya hanya
diberikan gambaran umum tentang jalan ceritanya saja sedangkan setiap adegan yang dipentaskan
G. Unsur Drama
1. Tema adalah ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita drama
2. Alur yaitu jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama mulai babak pertama hingga
babak terakhir. Alur drama mencakup pengenalan cerita, konflik awal, perkembangan konflik, dan
penyelesaian.
a. Berdasarkan perannya, tokoh terbagi atas tokoh utama dan tokoh pembantu.
- Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dalam drama. Ciri dari tokoh utama
adalah paling sering muncul dalam setiap adegan, menjadi pusat perhatian, kejadian-
- Tokoh pembantu adalah tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung jalan
- Tokoh berkembang adalah tokoh yang mengalami perkembangan nasib atau watak
selama pertunjukkan.
- Tokoh pembantu adalah tokoh yang diperbantukan untuk menyertai, melayani, atau
- Tokoh serbabisa adalah tokoh yang dapat berperan sebagai tokoh lain.
4. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan watak atau perilaku tokoh. Watak
protagonis adalah watak baik yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : penyabar, kasih
sayang, santun, pemberani, pembela yang lemah, baik hati dan sebagainya. Sedangkan
watak antagonis adalah watak (perilaku) jahat yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya :
5. Latar atau setting adalah gambaran tempat, waktu dan situasi peristiwa dalam cerita drama.
6. Amanat drama adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton. Amanat
7. Dialog atau percakapan. Dalam sebuah dialog itu sendiri, ada tiga elemen yang tidak boleh
dilupakan.
8. Bahasa merupakan media komunikasi antartokoh. Bahasa juga dapat menggambarkan watak
1. Babak merupakan bagian dari lakon drama. Dalam satu lakon drama mungkin saja terdiri dari
satu, dua atau tiga babak bahkan mungkin lebih. Batas antara babak satu dengan babak selanjutnya
ditandai dengan turunnya layer atau matinya penerangan lampu pementasan. Bila lampu
dinyalakan kembali atau layer diangkat kembali biasanya ada perubahan penataan panggung
2. Adegan adalah bagian dari babak. Sebuah adegan hanya bagian dari rabgkaian suasana dalam
babak.
3. Prolog adalah kata pendahuluan dalam lakon drama. Prolog biasanya berisi tentang perkenalan
tokoh-tokoh dan pemerannya, konflik yang terjadi dan juga sinopsis lakon.
4. Epilog adalah kata penutup yang mengakhiri pementasan. Isinya kadang berupa kesimpulan
atau ajaran yang bisa diambil dari tontonan drama yang telah disajikan.
5. Dialog adalah percakapan para pemain. Dialog memegang peranan penting karena menjadi
pengarah lakon drama. Agar dialog tidak membosankan maka pengucapannya harus disertai
penjiwaan secara emosional, selain itu pelafalannnya harus jelas dan cukup keras.
7. Mimik adalah ekspresi gerak-gerik wajah untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
8. Pantomim adalah ekspresi gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
9. Pantomimik adalah perpaduan ekspresi gerak-gerik wajah dan gerak-gerik tubuh untuk
10. Gestur adalah gerak-gerak besar, yaitu gerakan tangan kaki, kepala, dan tubuh pada umumnya
11. Bloking adalah aturan berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain agar
12. Gait. Gait berbeda dengan bloking karena diartikan tanda-tanda khusus pada cara berjalan dan
dimainkan.
14. Aktor adalah orang yang melakukan acting yaitu pemain drama. Untuk aktor wanita disebut
sebagai aktris.
menghidupkan peran.
16. Musik Ilustrasi adalah iringan bunyi-bunyian untuk memperkuat suasana yang sedang
17. Kontemporer adalah lakon atau naskah serba bebas yang tidak terikat aturan.
18. Kostum adalah pakaian para pemain yang dikenakan pada saat memerankan tokoh cerita di
panggung.
19. Skenario adalah susunan garis-garis besar lakon drama yang akan diperagakan para pemain.
21. Tirai adalah kain penutup panggung bagian depan yang dapat dibuka dan ditutup sesuai dengan
kebutuhan.
22. Penonton adalah semua orang yang hadir untuk menyaksikan pertunjukan drama.
23. Sutradara adalah orang yang memimpin dan paling bertanggung jawab dalam pementasan
drama.
24. Naskah adalah karangan yang berisi cerita atau lakon. Dalam naskah tersebut termuat nama-
nama dan lakon tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan para tokoh dan keadaan panggung yang
diperlukan. Bahkan kadang-kadang juga dilengkapi penjelasan tentang tata busana, tata lampu dan
pemain memerankan tokoh kakek maka wajah dan rambutnya dibuat tampak tua. Rias memiliki
fungsi pokok, misalnya mengubah seorang gadis belia menjadi nenek tua atau seorang pria
memerankan seorang wanita. Rias memiliki fungsi bantuan, misalnya seorang gadis muda
26. Tata Busana/kostum adalah penataan kebutuhan kostum semua pemain. Penata rias dan penata
busana harus bekerja sama saling memahami, saling menyesuaikan, penata rias dan penata busana
harus mampu menafsirkan dan mementaskan rias dan pakaian yang terdapat dalam naskah cerita,
misal tokoh nenek melarat, maka pakaian yang dikenakan tidak menggunakan pakaian yang bagus
dan mahal, karena kesalahan dalam busana dapat juga mengganggu jalannya cerita.
27. Tata Lampu adalah pengaturan cahaya di panggung dibutuhkan untuk mendukung jalan cerita
yang menerangkan tempat dan waktu kejadian pada sebuah cerita, untuk menggambarkan kejadian
pada malam hari atau siang hari, menggambar kejadian misal di tempat romantis.
28. Tata Suara adalah penataan kebutuhanMusik dalam pertunjukan drama untuk mendukung
suasana, misal penggambaran kesedihan, ketakutan, kemarahan dan lain-lain misal penggambaran
cerita kesedihan seorang anak, kalau diiringi musik yang sesuai, tentu kesedihan ini akan lebih
terasa diiringi musik berirama lembut, alat musik yang digunakan hanya seruling yang mendayu-
dayu, ketika adegan kemarahan diiringi musik berirama cepat dan keras, penata musik berirama
cepat lagu yang sudah ada ataupun menciptakan lagu sendiri, penata suara harus memiliki
30. Set dekor realistik menggunakan unsur-unsur dengan kerupaan yang sebenarnya. Dengan set
31. Set dekor sugestif mempergunakan beberapa unsur saja yang menjadi ciri khas suatu keadaan
ruang atau alam tertentu. Contoh: hutan digambarkan dengan dua bentuk pohon sederhana berakar
gantung.
32. Set dekor stilasi adalah set dekor yang bentuk unsur-unsurnya digayakan dari bentuk aslinya.
33. Set dekor abstrak tidak menampilkan unsur-unsur yang berbentuk realistis naturalis, tetapi
berbentuk benda sederhana tidak lengkap. Penonton dituntun untuk menerka-nerka secara terarah.
37. Protoasis merupakan bagian permulaan suatu drama dengan pelukisan peran dan motif laku.
38. Premis yaitu intisari cerita sebagai landasan ideal dalam menentukan arah dan tujuan cerita.
a. Fakta
Fakta merupakan kejadian yang sudah atau pernah terjadi dan sudah teruji kebenarannya.
Fakta dalam drama digunakan agar penonton dapat merasakan konflik dan peristiwa drama seperti
di kehidupan nyata.
b. Opini
Opini merupakan suatu ide, pikiran, atau pendapat yang biasanya bersifat subjektif serta
belum disahkan kebenarannya. Opini dalam drama dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
cerita terhadap kehidupan nyata. Dengan kata lain opini terhadap suatu permasalahan dapat
Naskah drama dapat dibuat berdasarkan karya yang sudah ada, misalnya dari dongeng,
cerpen, novel, biografi, dan sumber-sumber lain. Akan lebih baik, apabila naskah itu dibuat sendiri,
1. Menentukan ide cerita atau tema cerita, yakni berupa suatu peristiwa yang menarik dan memiliki
3. Mengembangkan ide cerita dengan memperhatikan keaslian ide yang menarik dan tidak mudah
ditebak.
4. Menyusun adegan demi adegan dan dialog demi dialog serta dilengkapi dengan teks samping
4. Sangat diperlukan petunjuk teknis atau teks samping agar pembaca atau penikmat drama itu
5. Menyesuaikan gaya bahasa dengan latar dan tokoh serta menyesuaikan unsur – unsur
lainnya.
1. Melakukan pembedahan secara bersama-sama terhadap isi naskah yang akan dipentaskan.
Tujuannya agar semua calon pemain memahami isi naskah yang akan dimainkan.
2. Reading. Calon pemain membaca keseluruhan naskah sehingga dapat mengenali masing-masing
peran.
3. Casting. Melakukan pemilihan peran. Tujuannya agar peran yang akan dimainkan sesuai dengan
5. Blocking. Sutradara memanage teknis pentas yakni dengan cara mengatur dan mengarahkan
pemain.
6. Running. Pemain menjalani latihan secara lengkap, mulai dari dialog hingga pengaturan pentas.
8. Pementasan. Semua pemain telah siap dengan kostumnya. Dekorasi panggung pun telah
lengkap.
L. Perbedaan Drama dengan Teater
Literata, drama adalah bentuk arti luas sebagai kisah hidup dan
drama adalah sebuah kisah yang bahasa atau dalam artian yang lebih
panggung.
Emosi Pada seni drama emosi yang Pada teater emosi yang dikeluarkan
dikeluarkan oleh lakon tidak lah oleh lakon atau pemeran haruslah
langsung.
M. Contoh Drama
Adegan 1
Pada suatu hari, teman-teman Febrianto sedang asyik bercanda di dalam kelas. Namun
entah mengapa, keceriaan itu menyebabkan Doni merasa tersinggung dan langsung membentak
mereka. Akibatnya terjadilah pertengkaran di dalam kelas. Melihat kejadian itu Febrianto langsung
melarai dan melarai dan memberi pengertian kepada mereka . Alhamdulillah, mereka pun segera
Beberapa saat kemudian, suasana kelas sudah menjadi tenamg, dari arah pintu kelas
ke arah pintu dan menjawab, “ Waalaikum salam! “ Rupanya yang datang adalah Pak Sukma, wali
kelas mereka.
Pak Sukma : “Mana buku absennya? Bapak ingin melihat daftar kehadiran kalian!”
Febrianto : (Mengambil buku absen, kemudian menyerahkannya kepada Pak Sukma) “Ini
Pak Sukma : ( Mulai meneliti kehadiran muridnya satu per satu ) “Wah, wah, wah, mengapa
( Mendengar pertanyaan Pak Sukma , Doni diam saja. Demikian pula teman-temannya. Tak satu
pun yang berani, termasuk Febrianto. Melihat sikap mereka, Pak Sukma menjadi keheranan
Pak Sukma : “Anak-anak, jika ada masalah, silahkan sampaikan kepada bapak. Mungkin bapak
bisa membantunya. Sekarang bapak mengajak kalian semua untuk mulai membuka lembaran baru.
Saat ini kalian sudah kelas tiga, berarti dua tahun sudah kalian berjuang. Perjuangan itu jangan
sampai sia-sia. Sebentar lagi kalian akan memasuki caturwulan kedua bahkan ujian akhir.”
( Mendengar kata-kata yang disampaikan Pak Sukma, mereka semua menjadi binggung )
Hendra : ( Sambil mengangkat tangannya ) “Maaf, Pak. Benar, kami semua memang telah
berada di kelas tiga selama satu caturwulan. Tetapi menurut saya, hari ini adalah hari yang sama
( Febrianto dan teman-temannya yang lain terkejut mendengar ucapan Hendra. Mereka takut kalau
Pak Sukma akan marah karena ucapannya dipotong seperti itu. Tetapi tidak dengan demikian )
Hendra : “Ya …, hari ini tetap hari Senin, seperti Senin minggu yang lalu atau lainnya.
Pak Sukma : “Baiklah! Hendra tidak salah dan kalian pun betul, tetapi tidak sepenuhnya.” (
Para siswa terdiam, mereka belum juga dapat mengerti penjelasan Pak Sukma )
Pak Sukma : “Memang benar, hari ini adalah hari Senin. Namanya tetap tetap seperti minggu
yang lalu ataupun yang akan datang. Tetapi coba kalian renungkan bahwa setiap tiba hari yang
lebih lagi saat Pak Sukma menatap mereka satu per satu )
Pak Sukma : “Apa yang telah kamu kerjakan pada hari Senin yang lalu, Didi?”
Didi : ( Terkejut, lalu berpikir sejenak ) “Waktu itu bertepatan dengan hari libur dan saya
Pak Sukma : “Nah, kalian dengar sendiri jawaban dari Didi, bukan? Itu saja sudah
menunjukkan bahwa tiap hari merupakan hari yang baru. Namanya memang sama, tetapi apa yang
kalian kejakan dan kalian peroleh senantiasa berlainan. Karena itu, yang terpenting bagi kalian
adalah bagaimana mengisi waktu yang terus berjalan. Karena waktu yang sudah lewat, hari yang
sudah berlalu, tidak dapat diulang kembali. Kalau kalian lewatkan tanpa mengisinya dengan hal
yang berarti dan bermanfaat, waktu akan hialang percuma. Jadi jangan pernah menyia-nyiakannya.
Tanamkan pada diri kalian bahwa besok harus merupakan hari yang lebih baik dari hari ini.”
Adegan 2
Begitulah, hari pertama saat penataran, Pak Sukma telah menasihati mereka. Setelah Pak
Sukma meninggalkan kelas, situasi kelas menjadi sepi. Febrianto tak tahu, apakah teman-
temannya juga merenungkan nasihat Pas Sukma atau mereka merasa takut pada Doni. Dalam
situasi sepi itu, Febrianto merasa was-was dan waspada ketika Doni mendekatinya. Ia berfikir
jangan-jangan Doni tidak senang padanya? Tetapi, apa yang terjadi kemudian?
Doni : “Feb, aku minta maaaf padamu. Dari semua teman-teman di kelas ini hanya
engkaulah yang sangat kusayangi dan kusegani. Engkau tak pernah menyinggung perasaan teman-
teman, termasuk aku. Bahkan lebih banyak mengingatkan kami bila kami berbuat salah. Karena
aku, kita semua mendapat teguran dari Pak Sukma. Sekali lagi maafkan aku ya, Feb.”
Febrianto : “Terima kasih, Don. Aku pun merasa lega karenaengkau telah sadar. Tetapi
engkau tidak sepenuhnya salah. Aku pun merasa bersalah padamu karena selama ini tak pernah
lagi mengingatkanmu. Aku juga minta maaf kepadamu.” ( Doni Cuma diam. Mendengarkan apa
Febrianto : “Don, aku tahu ayah dan ibumu memiliki keinginan yang sama seperti ayah dan
ibuku. Cuma kita berbeda. Kamu berasal dari keluarga yang mampu sedang aku adalah anak dari
keluarga yang tak mampu. Namun demikian, aku tetap tegar menghadapinya.” ( Doni Cuma diam
saja lagi )
Febrianto : “Memang diantara kita terdapat perbedaan yang status sosial yang sangat
mencolok. Akan tetapi, aku yakin engkau mau menerima kata-kataku. Kamu tentu tidak berniat
untuk menghancurkan masa depanmu sendiri. Apa yang engkau lakukan selama ini pasti
bertentangan dengan hati nuranimu. Doni, selama ini aku telah menganggapmu sebagai saudara
kandung, namu ternyata engkau berusaha menjauh. Aku berfikir, mungkin perbedaan derajat
keluarga kitalah penyebabnya. Atau ada yang hal-hal lain.” ( Mendengar kata-kata Febrianto, Doni
merasa menyesal )
Doni : ( Memeluk Febrianto dan dengan tulus. Ia juga menangis ) “Feb, memang kuakui
kalau aku mulai menjauhimu. Ini semua karena ada masalah yang sangat sulit kupecahkan.”
Febrianto : “Apa masalahmu?”
Doni : “Sejak ibuku meninggal dan ayahku kawin lagi, pikiranku menjadi tidak menentu.
Aku merasa kehilangan kasih sayang. Bahkan secara terang-terangan ibu tiriku menganggapku
Doni : “Ya. Mulanya ia sangat sayang kepadaku, tetapi sekarang sudah berubah. Coba
engkau bayangkan, Feb. Suatu hari, ketika ayah memberi hadiah ulang tahunku, ibu tiriku
sepertinya kurang senang. Itulah awal mula yang membuatku tidak senang kepadanya.”
Febrianto : ( Prihatin ) “Apa tidak ada jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah kamu dan
ibu tirimu?”
Doni : ( Cuma diam ) “Hari berikutnya, ketika aku hendak berangkat ke sekolah dan
minta uang jajan kepada ayah, dari kejauhan ibu tiriku langsung membentak. Dengan adanya
kejadian itu, aku langsung berangkat ke sekolah tanpa membawa uang sepeser pun. Karena
pikiranku kacau, aku tidak langsung ke sekolah. Kebetulan di jalanan aku bertemu teman-teman
lama. Mereka memanggilku untuk bergabung. Dengan merekalah aku menghilangkan pikiran
kacau itu. Namun setelah itu, apa yang terjadi? Tiba-tiba muncul patrol polosi dan langsung
menangkap kami.”
tidak akan membolos lagi. Kata-kata tersebut kuucapkan berulang-ulang dihadapan Pak Polisi.
Namun Pak Polisi mengatakan, “ Tidak! Kalian harus kami tangkap” Apapun alasanku, Pak Polisi
terlarang.”
Febrianto : “Lalu?”
Doni : “Malam itu, kira-kira jam setengah sebelas, aku baru sadar. Rupanya aku jatuh
pingsan. Kuperhatikan orang-orang di sekitarku. Tampak dua orang petugas kesehatan dan seorang
polisi sedang merawatku. Aku langsung memeluk Pak Polisi sambil menangis meraung-raung.
Tolong saya, Pak! Saya tak pernah melakukan perbuatan seperti apa yang mereka lakukan.”
Doni : “Aku berhenti menangis ketikaa mendengar perkataan Pak Polisi. Tenangkan
pikiranmu, Dik. Kami telah mengetahui semuanya. Kesalahanmu hanya satu, yaitu meninggalkan
jam pelajaran di sekolah. Jadi, besok pagi kamu akan dibebaskan. Oleh karena itu, dengan
pengalaman ini, jangan coba-coba lagi membolos. Itu akan sangat merugikan bahkan dapat
mengurangi kepercayaan orang tua terhadap dirimu. Jadi kamu harus hati-hati memilih teman.”
Febrianto : “Terus?”
Doni : “Semalaman dalam tahanan, bagaikan setahun lamanya. Saat itu, aku
membayangkan kalian, Feb. Alangkah enaknya kalian tidur di rumah tanpa memikul beban berat
seperti yang aku alami. Betapa hinanya aku ini di mata kalian. Itulah sebabnya aku mulai
menyendiri, ditambah lagi dengan tekanan dari orang tua yang semakin membuatku malas sekolah.
Febrianto : “Don, kuharap engkau bersabar. Besarkanlah hatimu dan jadikanlah peristiwa itu
sebagai cambuk untuk memacu diri dalam meraih sukses. Aku dapat merasakan apa yang engkau
Febrianto : “Baiklah! Jika demikian, kubantu engkau untuk menjelaskan kepada Pak Sukma.
( Mendengar kata-kata Febrianto, hati Doni menjadi tenang. Setelah itu, mereka pergi menemui
Pak Sukma )
menjadi sepi )
Pak Sukma : “Mengapa akhir-akhir ini kehadiranmu sangat kurang, Don.” ( Sambil
menatapnya)
( Mendengar pertanyaan Pak Sukma, Doni ganti menatap Febrianto, lalu menundukkan kepalanya.
Febrianto paham bahwa itu adalah isyarat agar ia menjelaskan masalahnya kepada Pak Sukma.
Akhirnya, Febrianto pun mulai menjelaskannya. Mendengar penjelasan Febrianto, Pak Sukma
tampak mengangguk-angguk mengerti. Setelah berpikir sejenak, Pak Sukma memandang ke arah
Doni : “Maafkan saya, Pak.” ( Sambil meraih dan mencium tangan Pak Sukma )
Pak Sukma : “Ya! Bapak mengerti dan memakluminya. Bapak berharap kamu bersabar.
Jadikanlah semua itu sebagai pelajaran pahit yang tak boleh terulang lagi dan jadikan sebagai
Pak Sukma : “Doni, perlu engkau ketahui, bukan hanya engkau saja yang pernah mengalami
kejadian seperti itu. Banyak orang yang mengalaminya. Bahkan ada di antara meraka yang enjadi
sia-sia hidupnya. Ada pula yang sadar dan bertekad untuk memperbaiki tingkah lakunya. Mereka
mematuhi semua tata karma, baik di rumah maupun dalam pergaulan sehari-hari. Kalau sudah
demikian mereka dapat menjadi orang yang patut diteladani dan bisa mencapai sukses dalam
segala hal. Mana ada orang yang tidak pernah berbuat masalah?”
Pak Sukma : “Oleh karena itu, bapak berharap agar kamu melupakan kejadian itu. Tumbuhkan
semangat pengabdian yang tulus, terutama kepada kedua orang tuamu, guru-gurumu, maupun
kepada sesama manusia. Dengan begitu, kita akan semakin dikasihi dan disayangi. Dan jangan
lupa! Setiap tiba waktu salat, salatlah! Selesai salat atau pulang dari bepergian, ciumlah tangan
kedua orang tuamu. Sebab itu merupakan salah satu tanda bakti kita kepada mereka. Ingat, engkau
Doni : “Ya, Pak. Apa yang bapak katakana, akan saya laksanakan.”
Pak Sukma : “Baiklah. Karena sudah siang, segerahlah kalian pulang ke rumah. Dan sekalian
( Febrianto dan Doni meninggalkan ruangan Pak Sukma dengan mengingat semua nasihat yang
harus dilaksanakan. Dalam perjalanan pualang, Doni sempat bertanya kepada Febrianto )
habis pikir, betapa tulus hati Febrianto yang mau menolongnya. Ia bertekad dalam hati, “ Mulai
saat ini, Febrianto akan kuanggap sebagai saudara kandung. Aku tak akan melupakan budi
baiknya)