Anda di halaman 1dari 17

1.

Ciri-Ciri Artikel

a. Mempunyai isi yang bersumber pada fakta serta bukan hanya sekedar realita.

Isi artikel yang saya buat bersumber pada fakta, hal tersebut terlihat pada,

- kalimat "Dari laporan berjudul "Essential Insights Into Internet, Social Media, Mobile,
and E-Commerce Use Around The World" yang diterbitkan tanggal 30 Januari 2018, dari
total populasi Indonesia sebanyak 265,4 juta jiwa, pengguna aktif media sosialnya
mencapai 130 juta dengan prosentase 49%."

- kalimat "Direktur Pelayanan Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Selamatta


Sembiring, mengatakan bahwa situs jejaring sosial yang paling banyak diakses adalah
facebook dan twitter. Indonesia menempati peringkat 4 pengguna facebook terbesar setalah
USA, Brazil, dan India."

- kalimat "Berkomentar buruk dengan nada menghujat dan menyindir seseorang di media
sosial diungkapkan Iqbal Mahesa, selaku penggerak komunitas Into The Light,
dikategorikan sebagai tindak kekerasan."

- kalimat "Menurut hasil survei dari lembaga donasi anti-bullying, instagram menjadi
media cyberbullying nomer satu."

- kalimat "Ditch The Label menemukan bahwa 69% anak muda pernah melakukan sesuatu
yang bisa dikategorikan sebagai cyberbullying terhadap orang lain. Sedangkan 17%
mengaku pernah menjadi korban, salah satu penyebabnya adalah soal penampilan."

- kalimat "Menurut Project Officer Action, Ghivo Pratama, batasan bullying sebenarnya
sangat subjektif."

- kalimat "Pada Oktober 2012 silam, remaja asal Kanada ini kemudian ditemukan tewas di
rumahnya setelah memposting video di YouTube tentang tindakan bully yang dialaminya."
- kalimat "Data dari Bullying UK National Survey 2014 menunjukkan, 91% dari orang-
orang yang melaporkan cyberbullying mengatakan bahwa mereka tidak mengambil
tindakan apapun atas apa yang mereka alami."

b. Artikel berisi karya tulis yang padat, tuntas, singkat, dan jelas. Hal ini dapat dilihat pada,

- kalimat "Seiring dengan perkembangan teknologi yang makin canggih, bullying tidak
hanya terjadi dalam dunia nyata, tetapi juga menyebar dalam dunia maya yang dikenal
dengan istilah cyberbullying."

- kalimat "Saat ini, sudah banyak fenomena “cyberbullying” yang terjadi di Indonesia."

- kalimat "Cyberbullying sendiri dapat ditemukan dalam beberapa bentuk, beberapa di


antaranya adalah akun palsu yang menyebar kebencian di media sosial, pengungkapan data
pribadi seseorang di media sosial, pemberian komentar dan ujaran kebencian, bahkan
pengeditan foto menjadi meme."

- kalimat "Kedua orang tersebut adalah anak di bawah umur yang menjadi korban
cyberbullying."

- kalimat "Kasus cyberbullying yang berujung bunuh diri sudah banyak terjadi."

- kalimat "Hal itu membuat banyak orang yang membully Amanda, termasuk lewat akun-
akun lelucon terkenal lainnya, bahkan membuat Amanda dicemooh di sekolah dan di
lingkungannya."

c. Merupakan hasil tulisan yang original.

Artikel di atas murni ditulis oleh penulis yang mengambil data dari beberapa sumber, yaitu :

https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-pola-pemakaian-
medsos-orang-indonesia
https://www.google.co.id/amp/s/jalandamai.org/relawan-perdamaian-menegakkan-adab-di-
media-sosial.html/amp/

https://dosenpsikologi.com/dampak-psikologis-cyber-bullying-bagi-korban/amp

https://m.detik.com/inet/konsultasi-cyberlife/d-3188716/bahaya-cyberbullying-depresi-
hingga-bunuh-diri

https://www.google.co.id/amp/s/mycyberbullying.wordpress.com/2014/05/25/pengertian-
cyberbullying/amp/

abduljalil.web.ugm.ac.id/2015/02/12/cyberbullying/

https://www.google.co.id/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/mencegah-
cyberbullying/amp/

https://www.google.co.id/amp/s/www.idntimes.com/news/world/amp/rosa-folia/ternyata-
cyb

er-bullying-paling-banyak-terjadi-di-instagram-1

https://www.rappler.com/indonesia/liputan-khusus/186931-cyberbullying-balas-yang-baik
d. Bersifat faktual dengan mengungkapkan dengan berbagai data yang diketahui oleh
penulis artikel tersebut. Hal ini dapat ditunjukkan dengan

e. Isi artikel tersebut dapat berupa pemaparan tentang biografi seorang tokoh, suatu
peristiwa, hasil riset, dan lain sebagainya. Pada artikel di atas terdapat pemaparan peristiwa
cyberbullying yang dialami Amanda Todd, Nurrani dan Bowo.

- Akhir-akhir ini nampaknya netizen Indonesia sedang diramaikan dengan beberapa kasus
yang lagi viral di media sosial, khususnya yang paling banyak menyita perhatian ialah
kasus keberadaan Nurrani dan Bowo yang hampir tiap hari jika membuka media sosial
pasti bakal banyak melihat postingan atau konten-konten yang membahas kedua figur
tersebut. Mungkin yang dilakukan Bowo dan Nurrani memang kurang pas, tapi ribuan
orang menjadikannya viral bahkan melakukan perundungan terhadap mereka.

- Kasus cyberbullying yang berujung bunuh diri sudah banyak terjadi. Seperti yang dialami
Amanda Todd. Ia telah di-bully selama 3 tahun di dunia maya. Pada Oktober 2012 silam,
remaja asal Kanada ini kemudian ditemukan tewas di rumahnya setelah memposting video
di YouTube tentang tindakan bully yang dialaminya. Semuanya berawal saat dirinya
berkenalan dengan seorang pria di internet yang berhasil membujuknya untuk menunjukan
payudaranya lewat webcam. Setahun kemudian, pria tersebut menyebarkan foto topless
Amanda lewat internet, bahkan sampai membuat akun lelucon facebook yang menjadikan
foto semi telanjangnya sebagai foto profil. Hal itu membuat banyak orang yang membully
Amanda, termasuk lewat akun-akun lelucon terkenal lainnya, bahkan membuat Amanda
dicemooh di sekolah dan di lingkungannya.

f. Artikel merupakan sebuah gagasan yang menyangkut tentang kebutuhan para pembaca.
Pada artikel di atas terdapat sebuah solusi untuk membantu para korban bullying yang
ditunjukkan pada,

"Lalu apa yang dapat dilakukan untuk korban cyberbullying? Pertama, sarankan korban
untuk berbicara dengan orang yang mereka percaya tentang apa yang mereka alami dan
mereka rasakan. Agar korban tidak semakin depresi dan merasa makin diintimidasi di
media sosial, sarankan agar mereka tidak membuka media sosial untuk sementara waktu.
Jangan hanya jadi penonton, agar aksi ini tidak semakin berkembang kita dapat melaporkan
aksi cyberbullying ini ke pihak media sosial yang terkait dengan mengklik “report abuse”.
Jika kita membiarkan hal ini, apalagi ikut menyebarkan, ini sama saja kita menjadi pelaku
bully. Terakhir, jika semua upaya telah dilakukan tetapi tidak membuahkan hasil, jangan
ragu untuk meminta bantuan kepada pihak yang berwajib."

2. Ciri Kebahasaan

a. Adverbia

- Hal seperti ini sudah sering dijumpai dalam berbagai sosial media yang ada seperti twitter,
instagram, facebook, line, dan lain sebagainya.

- Direktur Pelayanan Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Selamatta Sembiring,


mengatakan bahwa situs jejaring sosial yang paling banyak diakses adalah facebook dan
twitter.
- Saat ini penggunaan media sosial sudah banyak disalahgunakan oleh oknum yang tidak
bertanggung jawab.

b. Konjungsi

- Bullying itu apasih? Bullying adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk
menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain.

- Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau
paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu.

- Seiring dengan perkembangan teknologi yang makin canggih, bullying tidak hanya terjadi
dalam dunia nyata, tetapi juga menyebar dalam dunia maya yang dikenal dengan istilah
“cyberbullying”.

- Menurut Smith, cyberbullying adalah perlakuan kasar yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok menggunakan bantuan alat elektronik yang dilakukan berulang dan terus
menerus pada seorang target yang kesulitan membela diri.

- Semua kalangan saat ini dapat mengakses media sosial, baik itu anak-anak, remaja,
dewasa, maupun orang tua.

- Media sosial seperti instagram, facebook, dan twitter memang memudahkan seseorang
untuk berinteraksi di dunia maya tanpa harus bertatap muka, tetapi ternyata tidak semua
interaksi yang terjadi berjalan dengan baik.

- Berkomentar buruk dengan nada menghujat dan menyindir seseorang di media sosial
diungkapkan Iqbal Mahesa, selaku penggerak komunitas Into The Light, dikategorikan
sebagai tindak kekerasan.

- Dikutip dari BBC, Direktur Eksekutif Ditch The Label, Liam Hackett mengatakan, “Ada
tren dimana anak muda berusaha meningkatkan citra mereka secara online dan tidak benar-
benar menunjukkan kenyataan.”
- Ini konsisten dengan pengakuan 47% anak muda yang tak mau menunjukkan hal-hal
buruk dalam kehidupan mereka di media sosial dan hanya menunjukkan versi hidup yang
sudah diberi filter.

- Sebab, saat kita melihat adanya aksi bullying tetapi diam saja, atau bahkan ikut
memberikan like pada postingan yang tergolong merisak, artinya kita sudah menjadi back
stander atau pelaku. Hal ini kemudian ikut menggolongkan kita sebagai pelaku bullying.

- Akhir-akhir ini nampaknya netizen Indonesia sedang diramaikan dengan beberapa kasus
yang lagi viral di media sosial, khususnya yang paling banyak menyita perhatian ialah
kasus keberadaan Nurrani dan Bowo yang hampir tiap hari jika membuka media sosial
pasti bakal banyak melihat postingan atau konten-konten yang membahas kedua figur
tersebut.

- Dalam sebuah penelitian mengenai Cyberbullying dan Self Esteem mengemukakan bahwa
para remaja yang melakukan cyberbullying adalah remaja yang mempunyai kepribadian
otoriter dan kebutuhan yang kuat untuk menguasai dan mengontrol orang lain.

- Pada akhirnya mereka melarikan diri ke media sosial dan membuat kericuhan dan
menyerang seseorang dengan kata kasar.

- Secara psikologi dampak dari cyberbullying ini tidak hanya menekan mental, korban juga
akan merasa kesulitan untuk keluar dari masalahnya karena merasa tidak adanya dukungan
dan teman untuk berbagi masalah mereka.

- Agar korban tidak semakin depresi dan merasa makin diintimidasi di media sosial,
sarankan agar mereka tidak membuka media sosial untuk sementara waktu.

- Jangan hanya jadi penonton, agar aksi ini tidak semakin berkembang kita dapat
melaporkan aksi cyberbullying ini ke pihak media sosial yang terkait dengan mengklik
“report abuse”.
- Jika kita membiarkan hal ini, apalagi ikut menyebarkan, ini sama saja kita menjadi pelaku
bully.

- Terakhir, jika semua upaya telah dilakukan tetapi tidak membuahkan hasil, jangan ragu
untuk meminta bantuan kepada pihak yang berwajib.

c. Verba Transitif

- Semua kalangan saat ini dapat mengakses media sosial, baik itu anak-anak, remaja,
dewasa, maupun orang tua.

- Pada akhirnya mereka melarikan diri ke media sosial dan membuat kericuhan dan
menyerang seseorang dengan kata kasar.

- Setahun kemudian, pria tersebut menyebarkan foto topless Amanda lewat internet, bahkan
sampai membuat akun lelucon facebook yang menjadikan foto semi telanjangnya sebagai
foto profil.

d. Kalimat Majemuk

- Seiring dengan perkembangan teknologi yang makin canggih, bullying tidak hanya terjadi
dalam dunia nyata, tetapi juga menyebar dalam dunia maya yang dikenal dengan istilah
“cyberbullying”.

- Media sosial seperti instagram, facebook, dan twitter memang memudahkan seseorang
untuk berinteraksi di dunia maya tanpa harus bertatap muka, tetapi ternyata tidak semua
interaksi yang terjadi berjalan dengan baik.

- Berkomentar buruk dengan nada menghujat dan menyindir seseorang di media sosial
diungkapkan Iqbal Mahesa, selaku penggerak komunitas Into The Light, dikategorikan
sebagai tindak kekerasan.

- Pada akhirnya mereka melarikan diri ke media sosial dan membuat kericuhan dan
menyerang seseorang dengan kata kasar.
- Secara psikologi dampak dari cyberbullying ini tidak hanya menekan mental, korban juga
akan merasa kesulitan untuk keluar dari masalahnya karena merasa tidak adanya dukungan
dan teman untuk berbagi masalah mereka.

e. Verba pewarta

- Direktur Pelayanan Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Selamatta Sembiring,


mengatakan bahwa situs jejaring sosial yang paling banyak diakses adalah facebook dan
twitter.

- Dikutip dari BBC, Direktur Eksekutif Ditch The Label, Liam Hackett mengatakan, “Ada
tren dimana anak muda berusaha meningkatkan citra mereka secara online dan tidak benar-
benar menunjukkan kenyataan."

f. Arti Kata/Istilah

- populasi

seluruh jumlah orang atau penduduk di suatu daerah; jumlah orang atau pribadi yang
mempunyai ciri-ciri yang sama; jumlah penghuni, baik manusia maupun makhluk hidup
lainnya pada suatu satuan ruang tertentu; sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi
sumber pengambilan sampel; suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang
berkaitan dengan masalah penelitian.

- oknum

orang seorang; perseorangan; orang atau anasir (dengan arti yang kurang baik): -- yang
bertindak sewenang.

- mengusik

mengganggu; menggodai; menyentuh-nyentuh; menyinggung-nyinggung; mencela;


mengkritik: ; mencampuri (urusan orang lain).
3. Struktur Teks Artikel

Tesis :

Bullying itu apasih? Bullying adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan
untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Hal ini dapat mencakup pelecehan
secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali
terhadap korban tertentu. Seiring dengan perkembangan teknologi yang makin canggih,
bullying tidak hanya terjadi dalam dunia nyata, tetapi juga menyebar dalam dunia maya
yang dikenal dengan istilah “cyberbullying”. Menurut Smith, cyberbullying adalah
perlakuan kasar yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok menggunakan bantuan alat
elektronik yang dilakukan berulang dan terus menerus pada seorang target yang kesulitan
membela diri. Saat ini, sudah banyak fenomena “cyberbullying” yang terjadi di Indonesia.
Hal seperti ini sudah sering dijumpai dalam berbagai sosial media yang ada seperti twitter,
instagram, facebook, line, dan lain sebagainya.

Argumentasi :

Jumlah pengguna media sosial semakin meningkat seiring berjalannya waktu,


penggunanya sudah tidak memandang jenis kelamin dan umur lagi. Semua kalangan saat
ini dapat mengakses media sosial, baik itu anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua.
Dari laporan berjudul "Essential Insights Into Internet, Social Media, Mobile, and E-
Commerce Use Around The World" yang diterbitkan tanggal 30 Januari 2018, dari total
populasi Indonesia sebanyak 265,4 juta jiwa, pengguna aktif media sosialnya mencapai 130
juta dengan prosentase 49%. Direktur Pelayanan Informasi dan Komunikasi Publik (IKP),
Selamatta Sembiring, mengatakan bahwa situs jejaring sosial yang paling banyak diakses
adalah facebook dan twitter. Indonesia menempati peringkat 4 pengguna facebook terbesar
setalah USA, Brazil, dan India.
Saat ini penggunaan media sosial sudah banyak disalahgunakan oleh oknum yang
tidak bertanggung jawab. Media sosial seperti instagram, facebook, dan twitter memang
memudahkan seseorang untuk berinteraksi di dunia maya tanpa harus bertatap muka, tetapi
ternyata tidak semua interaksi yang terjadi berjalan dengan baik. Ketidakpahaman sebagian
besar masyarakat dalam menggunakan media sosial menimbulkan terjadinya cyberbullying
yang kini marak dilakukan oleh para penggunanya. Mungkin tak sedikit dari mereka yang
tidak menyadari jika perbuatannya di dunia maya termasuk ke dalam tindak kejahatan,
cyberbullying. Berkomentar buruk dengan nada menghujat dan menyindir seseorang di
media sosial diungkapkan Iqbal Mahesa, selaku penggerak komunitas Into The Light,
dikategorikan sebagai tindak kekerasan.

Menurut hasil survei dari lembaga donasi anti-bullying, instagram menjadi media
cyberbullying nomer satu. Tindakan yang biasanya dilakukan di instagram berupa
komentar-komentar negatif yang ditujukan pada suatu pihak yang cenderung mengusik
pihak tersebut. Ditch The Label menemukan bahwa 69% anak muda pernah melakukan
sesuatu yang bisa dikategorikan sebagai cyberbullying terhadap orang lain. Sedangkan 17%
mengaku pernah menjadi korban, salah satu penyebabnya adalah soal penampilan. Dikutip
dari BBC, Direktur Eksekutif Ditch The Label, Liam Hackett mengatakan, “Ada tren
dimana anak muda berusaha meningkatkan citra mereka secara online dan tidak benar-
benar menunjukkan kenyataan.” Ini konsisten dengan pengakuan 47% anak muda yang tak
mau menunjukkan hal-hal buruk dalam kehidupan mereka di media sosial dan hanya
menunjukkan versi hidup yang sudah diberi filter. Suka atau tidak, ini adalah dampak dari
kekhawatiran akan cyberbullying sehingga mereka berusaha memperlihatkan bahwa hidup
mereka sempurna.

Menurut Project Officer Action, Ghivo Pratama, batasan bullying sebenarnya sangat
subjektif. Cyberbullying sendiri dapat ditemukan dalam beberapa bentuk, beberapa di
antaranya adalah akun palsu yang menyebar kebencian di media sosial, pengungkapan data
pribadi seseorang di media sosial, pemberian komentar dan ujaran kebencian, bahkan
pengeditan foto menjadi meme. Kasus perisakan menurut Ghivo tidak hanya melibatkan
pelaku dan korban, tapi juga orang-orang yang menjadi saksi. Sebab, saat kita melihat
adanya aksi bullying tetapi diam saja, atau bahkan ikut memberikan like pada postingan
yang tergolong merisak, artinya kita sudah menjadi back stander atau pelaku. Hal ini
kemudian ikut menggolongkan kita sebagai pelaku bullying.

Akhir-akhir ini nampaknya netizen Indonesia sedang diramaikan dengan beberapa


kasus yang lagi viral di media sosial, khususnya yang paling banyak menyita perhatian
ialah kasus keberadaan Nurrani dan Bowo yang hampir tiap hari jika membuka media
sosial pasti bakal banyak melihat postingan atau konten-konten yang membahas kedua
figur tersebut. Mungkin yang dilakukan Bowo dan Nurrani memang kurang pas, tapi ribuan
orang menjadikannya viral bahkan melakukan perundungan terhadap mereka. Kedua orang
tersebut adalah anak di bawah umur yang menjadi korban cyberbullying. Para haters
banyak berkomentar di akun instagram kedua orang tersebut yang berisi banyak umpatan
dan hujatan, banyak kata-kata kasar yang tidak pantas diucapkan ditemukan dalam kolom
komentar tersebut. Seseorang bisa berkomentar semaunya, memaki, menghina sepuasnya
bahkan sampai tidak beradab karena orang itu merasa superior atau mendapati bahwa
menghina seseorang memberinya kepuasan pribadi.

Siapa sih pelaku tindakan penindasan di media sosial itu? Dalam sebuah penelitian
mengenai Cyberbullying dan Self Esteem mengemukakan bahwa para remaja yang
melakukan cyberbullying adalah remaja yang mempunyai kepribadian otoriter dan
kebutuhan yang kuat untuk menguasai dan mengontrol orang lain. Pelaku cyberbullying
biasanya adalah seseorang yang pada kehidupan sehari-harinya adalah seseorang yang
pendiam atau mereka tidak memiliki kekuasaan yang lebih atau bahkan kemungkinan di
dunia nyata mereka adalah orang yang terbully. Pada akhirnya mereka melarikan diri ke
media sosial dan membuat kericuhan dan menyerang seseorang dengan kata kasar.

Pelaku cyberbullying tidak pernah menyadari dampak dari tindakan yang dilakukan
itu sendiri. Secara psikologi dampak dari cyberbullying ini tidak hanya menekan mental,
korban juga akan merasa kesulitan untuk keluar dari masalahnya karena merasa tidak
adanya dukungan dan teman untuk berbagi masalah mereka. Tindakan tersebut dapat
membuat para korban menjadi stress dan depresi, bahkan sampai melakukan bunuh diri.
Kasus cyberbullying yang berujung bunuh diri sudah banyak terjadi. Seperti yang dialami
Amanda Todd. Ia telah di-bully selama 3 tahun di dunia maya. Pada Oktober 2012 silam,
remaja asal Kanada ini kemudian ditemukan tewas di rumahnya setelah memposting video
di YouTube tentang tindakan bully yang dialaminya. Semuanya berawal saat dirinya
berkenalan dengan seorang pria di internet yang berhasil membujuknya untuk menunjukkan
payudaranya lewat webcam. Setahun kemudian, pria tersebut menyebarkan foto topless
Amanda lewat internet, bahkan sampai membuat akun lelucon facebook yang menjadikan
foto semi telanjangnya sebagai foto profil. Hal itu membuat banyak orang yang membully
Amanda, termasuk lewat akun-akun lelucon terkenal lainnya, bahkan membuat Amanda
dicemooh di sekolah dan di lingkungannya. Sungguh mengerikan dunia saat ini.

Penegasan Ulang :

Data dari Bullying UK National Survey 2014 menunjukkan, 91% dari orang-orang
yang melaporkan cyberbullying mengatakan bahwa mereka tidak mengambil tindakan
apapun atas apa yang mereka alami. Ini tentu dapat membuat korban menjadi merasa tidak
dipercaya, rentan dan menyalahkan diri sendiri. Lalu apa yang dapat dilakukan untuk
korban cyberbullying? Pertama, sarankan korban untuk berbicara dengan orang yang
mereka percaya tentang apa yang mereka alami dan mereka rasakan. Agar korban tidak
semakin depresi dan merasa makin diintimidasi di media sosial, sarankan agar mereka tidak
membuka media sosial untuk sementara waktu. Jangan hanya jadi penonton, agar aksi ini
tidak semakin berkembang kita dapat melaporkan aksi cyberbullying ini ke pihak media
sosial yang terkait dengan mengklik “report abuse”. Jika kita membiarkan hal ini, apalagi
ikut menyebarkan, ini sama saja kita menjadi pelaku bully. Terakhir, jika semua upaya telah
dilakukan tetapi tidak membuahkan hasil, jangan ragu untuk meminta bantuan kepada
pihak yang berwajib.
4. Artikel di atas termasuk jenis artikel opini karena pada artikel tersebut terdapat opini
penulis terdapat sebuah objek yang dijabarkan dalam bentuk artikel dimana hal tersebut
bersifat bebas, rasional, dan objektif disertai argumentasi berdasarkan fakta yang didukung,
Artikel tersebut didasarkan pada hasil pengamatan langsung, bukan melalui penelitian
ilmiah. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada :

a. Saat ini, sudah banyak fenomena “cyberbullying” yang terjadi di Indonesia. Hal seperti
ini sudah sering dijumpai dalam berbagai sosial media yang ada seperti twitter, instagram,
facebook, line, dan lain sebagainya.

b. Jumlah pengguna media sosial semakin meningkat seiring berjalannya waktu,


penggunanya sudah tidak memandang jenis kelamin dan umur lagi. Semua kalangan saat
ini dapat mengakses media sosial, baik itu anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua.”

c. Ketidakpahaman sebagian besar masyarakat dalam menggunakan media sosial


menimbulkan terjadinya cyberbullying yang kini marak dilakukan oleh para penggunanya.

d. Akhir-akhir ini nampaknya netizen Indonesia sedang diramaikan dengan beberapa kasus
yang lagi viral di media sosial, khususnya yang paling banyak menyita perhatian ialah
kasus keberadaan Nurrani dan Bowo yang hampir tiap hari jika membuka media sosial
pasti bakal banyak melihat postingan atau konten-konten yang membahas kedua figur
tersebut.

e. Pelaku cyberbullying tidak pernah menyadari dampak dari tindakan yang dilakukan itu
sendiri.
5.

No Kata Tidak Baku Kata Baku

1. makin semakin

2. bisa dapat

3. nomer nomor

4. bakal akan

5. pas sesuai

6. lewat melalui

7. tapi tetapi

No. Kata Konkret Kata Abstrak

1. korban ancaman

2. kasar kesulitan

3. elektronik kejahatan

4. berinteraksi citra

5. menyindir sempurna

6. orang palsu

7. pelaku kekuasaan
8. berkomentar depresi

No. Kata Kajian Kata Populer

1. oknum tindakan

2. interaksi buruk

3. nada dampak

4. komunitas pelaku

5. korban hujatan

6. subjektif kuat

7. superior nyata

8. figur dukungan

9. otoriter tewas

10. mental batasan

No. Kata Denotasi Kata Konotasi

1. berinteraksi berjalannya waktu

2. berkomentar berjalan dengan baik

3. anak muda hidup yang sudah diberi filter

4. pengeditan foto menyebar kebencian


5. sedang diramaikan menyita perhatian

6. seseorang yang pendiam memiliki kekuasaan

7. bunuh diri melarikan diri

8. membuat kericuhan menekan mental

9. meminta bantuan keluar dari masalah

10. membuka media sosial penonton

11. merasa kesulitan membuahkan hasil

12. menghina seseorang mengambil tindakan

13. pengungkapan data pribadi berbagi masalah

Anda mungkin juga menyukai