Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SUMPAH PEMUDA

PENYUSUN :
KELOMPOK 2
- AGUS MUBAROK
-AHMAD LUTPI
-ANEU LEVANI
-LINDA YULIANI
-MALIKA
-ROSA INAYAH PAUJIAH

PRODI : SENI DRAMA TARI DAN MUSIK


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA


JL. TAMANSARI NO. KM 2,5, MULYASARI, KEC. TAMANSARI
KOTA TASIKMALAYA, JAWA BARAT 46196
KATA PENGANTAR
 

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Sumpah
Pemuda “.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing bidang studi dan teman-teman yang telah banyak
memberikan pengetahuan kepada penulis dalam menyusun tugas ini serta kepada semua
pihak yang telah membantu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca, khususnyadari
teman-teman dan dosen pembimbing. Penulis akan sangat menerima segala kritikdan saran.
 

Tasikmalaya, 10 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
 

KATA PENGANTAR.. 2
BAB I. 4
PENDAHULUAN.. 4
1.1      Latar Belakang. 4
1.2      Rumusan Masalah. 5
1.3      Tujuan. 5
BAB II. 6
PEMBAHASAN.. 6
2.1      Sejarah Sumpah Pemuda. 6
2.2      Arti Sumpah Pemuda. 8
2.3      Tujuan dan Manfaat Sumpah Pemuda…………………………………………….10

2.4      Penaatan Sumpah Pemuda Saat Ini 11


2.5      Pengaplikasian Sumpah Pemuda pada Anak untuk Membangun Pendidikan Karakter
atau Watak. 12
BAB III. 15
PENUTUP. 15
3.1      Kesimpulan. 15
3.2      Saran. 15
DAFTAR PUSTAKA.. 16
 

 
 
 
 

BAB I
PENDAHULUAN
 

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan dahulu ini kita sering menjumpai pemuda yang berjuang
demi Indonesia dengan cara bertempur dimedan perang. Mereka rela mati
demi kemerdekaan Indonesia. Sumpah Pemuda muncul karena banyaknya
organisasi pemuda dari berbagai daerah pada 1920-an. Organisasi ini
bertujuan untuk mengusir para penjajah di setiap daerahnya.
Di pertengahan 1920-an organisasi ini mulai mendiskusikan tentang
gabungan setiap organisasi tersebut. Salah satu tokoh yang berperan
penting yang menjembatani setiap organisasi ini adalah Mohammad
Yamin. Sumpah Pemuda dianggap sebagai tonggak utama dalam
kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini membuktikan bahwa kesadaran
sebagai bangsa yang berbahasa Indonesia dan tinggal di wilayah Indonesia
telah berkembang semakin kuat. Ikrar ini juga dianggap sebagai kristalisasi
semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Diketahui bahwa Sumpah Pemuda dihasilkan dari rapat Kongres Pemuda.
Kongres ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada 30 April 1926 dan 27-
28 Oktober 1928. Kongres Pemuda I menghasilkan berbagai beberapa
kesepakatan, yaitu:
Cita-cita Indonesia merdeka menjadi cita-cita pemuda Indonesia. Semua
perkumpulan pemuda berdaya upaya menggalang persatuan organisasi
pemuda dalam suatu wadah.
Adapun nilai-nilai dalam Sumpah Pemuda, yaitu kebersamaan dan
persaudaraan, toleransi, tanggung jawab dan disiplin diri, berwawasan,
dan nasionalisme.Kita sebagai pemuda-pemudi generasi sekarang juga
harus meniru kerjakeras mereka berjuang membela bangsa  Indoneisa, tak
harus berperang seperti para pahlawan. Kita dapat menjadi pemuda-
pemudi yang berprestasi dan mengharumkannama bangsa. Kegigihan
pemuda jaman dahulu berhasil melahirkan sesuatu yangdisebut “sumpah
pemuda” Sumpah pemuda adalah sebuah ikrar dari para pemuda yang
dijadikan bukti otentik bahwa pada tangga 28 oktober 1928
bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh karenaitu sudah seharusnya segenap
rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktobersebagai hari
lahirnya bangsa Indonesia. Proses kelahiran Bangsa Indonesia
inimerupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun
tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi
ketertindasan inilah yang kemudianmendorong para pemuda pada saat
itu untuk membulatkan tekad demi mengangkatharkat dan martabat
hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi
komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai
kemerdekaannya 17 tahunkemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.Sekarang
ini banyak pemuda yang lupa akan sejarah para pemuda
terdahulu.Sehingga banyak pemuda yang mudah terkontaminasi oleh
hasutan orang-orang jahat.
Alhasil banyak pemuda yang memilih berdemo ketimbang membuat
musyawarah antara petinggi negeri ini dengan rakyat. Selain berdemo,
para pemuda juga melakukan aksitawuran yang telah merajalela
dikalangan siswa SD,SMP, dan SMA. Dizaman yangmodern ini para
pemuda seakan di jajah kembali namun bukan secara terang-
terangannamun di jajah secara psikis.Solusi untuk mengatasi sikap pemuda
ini adalah dengan memperkenalkan merekadengan sejarah dan akhlak dari
kecil hingga dewasa. Sehingga pemuda Indonesiamampu membangun
negeri ini dengan kepala dingin.
Masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh para generasi muda bangsa
ini. Karena generasi muda Indonesia merupakan faktor penting yang
sangat
diandalkan oleh Bangsa Indonesia guna mewujudkan cita-cita dan serta
mempertahankan kedaulatan. Jadi dapat dikatakan bahwa nasib bangsa
dan negara
ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.
Sejalan dengan perjalanan sejarah Indonesia, dimana pernah terjadi
peristiwa penting yang dialami bangsa ini pada tahun 1928. Peristiwa
tersebut
menunjukkan suatu bentuk awal dari sikap nasionalis yang lahir
dikarenakan oleh
keprihatinan para kaum pemuda terhadap nasib bangsa Indonesia yang
terjajah
masa itu. Berawal dari hal tersebut, maka kemudian timbul keinginan dari
kaum
pemuda masa itu untuk melepaskan diri dari belenggu penjajah.
Didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang
strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses
kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pemuda merupakan aktor dalam
pembangunan.
Baik buruknya suatu Negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena
generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan Negara. Generasi
muda
harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan
negaranya,
memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu
memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global.
Pemuda juga
perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of
change,
moral force and sosial kontrol sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi
masyarakat.
Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen
perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif
pemuda
sebagai kekuatan moral diwujudkan dengan menumbuhkembangkan
aspek etik
dan moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan
kepemudaan,
memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental-spiritual, dan
meningkatkan
kesadaran hukum. Sebagai kontrol sosial diwujudkan dengan memperkuat
wawasan kebangsaan, membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab,
hak, dan
kewajiban sebagai warga negara, membangkitkan sikap kritis terhadap
lingkungan
dan penegakan hukum, meningkatkan partisipasi dalam perumusan
kebijakan
publik, menjamin transparansi dan akuntabilitas publik, dan memberikan
kemudahan akses informasi. Sebagai agen perubahan diwujudkan dengan
mengembangkan pendidikan politik dan demokratisasi, sumberdaya
ekonomi,
kepedulian terhadap masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi,
olahraga, seni,
dan budaya, kepedulian terhadap lingkungan hidup, pendidikan
kewirausahaan,
serta kepemimpinan dan kepeloporan pemuda.
Peran penting pemuda telah tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa
Indonesia yang dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah
Pemuda tahun 1928, proklamasi kemerdekaan tahun 1945, pergerakan
pemuda,
pelajar, dan mahasiswa tahun 1966, sampai dengan pergerakan
mahasiswa pada tahun 1998 yang meruntuhkan kekuasaan Orde Baru
selama 32 tahun sekaligus
membawa bangsa Indonesia memasuki masa reformasi. Fakta historis ini
menjadi
salah satu bukti bahwa pemuda selama ini mampu berperan aktif sebagai
pionir
dalam proses perjuangan, pembaruan, dan pembangunan bangsa.
Peristiwa Sumpah Pemuda dapat dijadikan sebagai awal dari lahirnya
sikap nasionalis para pemuda di masa itu. Padahal seperti yang kita
ketahui
Republik Indonesia sendiri belum lahir, akan tetapi para pemuda di masa
itu telah
mampu membangunkan kesadaran dalam dirinya akan adanya rasa
persaudaraan
dengan sesama rakyat di daerah lain, terutama rakyat yang tertindas oleh
kekejaman penjajah.
Kita sering mendengar ungkapan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa
yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan
oleh Ir.
Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa para pahlawan
karena
perjuangan mereka yang tanpa pamrih dan selalu berpijak pada
kepentingan
bangsa dan negara Indonesia demi mencapai satu kata “kemerdekaan”.
Untuk itu, dalam upaya mewujudkan cita-cita para pendahulu dan
mempertahankan kedaulatan bangsa kini tentu faktor utama yang
dijadikan
landasan adalah rasa nasionalis setiap generasi muda Indonesia. Tanpa hal
tersebut mustahil bangsa yang besar ini dapat menuju kearah cita-cita
yang telah
dimimpikan dan sangat diharapkan para pemuda pencetus kesatuan dan
persatuan.
Oleh karena itu, kita sebagai bangsa yang mengaku menghargai setiap
perjuangan para pahlawan kemerdekaan tentu harus membangun
kesadaran diri untuk memperjuangkan setiap cita-cita bangsa hingga
terwujud. Namun hal ini
memang tidak mudah, terlebih dengan kondisi saat ini dimana kita ketahui
bangsa
kita sedang berada dalam masa krisis sikap nasionalis. Maka dari itu
permasalahan ini adalah masalah kita bersama yang kiranya harus kita
pecahkan
secara bersama-sama, tidak hanya dari pihak pemerintah tetapi juga
sangat
dibutuhkan partisipasi masyarakat sebagai salah satu komponen sebuah
negara.
Dalam kenyataannya pada zaman sekarang jiwa nasionalis pemuda
Indonesia terutama kaum pelajar sangatlah kurang, contoh kecil seperti
kurangnya
minat para pelajar untuk melaksanakan upacara pada hari senin maupun
hari-hari
besar nasional, serta banyaknya para pelajar yang lebih senang
menggunakan
produk-produk asal luar negeri dibandingkan menggunakan produk-
produk dalam
negeri. Kemudian yang terburuk seperti seringnya terjadi tindakan anarkis
yang
dilakukan antarpelajar baik individu maupun kelompok. Hal tersebut
mencerminkan rendahnya kesadaran para pemuda khususnya pelajar
terhadap rasa
persaudaraan antara sesama.
Maka kiranya perlu para pemuda kini khususnya kaum pelajar sebagai
makhluk inteletektual dapat mengerti, memahami, kemudian menerapkan
nilai-
nilai yang terkandung dalam “Sumpah Pemuda” agar dapat terwujud cita-
cita dari
bangsa Indonesia. Sikap nasionalis tidak hanya untuk sekedar dimengerti
saja,
akan tetapi akan lebih bermanfaat bila didapati penerapannya oleh para
kaum pelajar.
Melihat kejadian pemuda yang makin agresif maka akan dibahas dalam
makalahini agar dapat mengetahui bagaimana sejarah pemuda
membangun bangsa ini serta bentuk pengaplikasian tepat yang dilakukan
dalam era modern ini. Secara jelasmengenai sejarah, arti, dan
pengaplikasiannya akan dibahas pada Bab II.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas:
1. Bagaimana sejarah terbentuknya sumpah pemuda ?
2. Bagaimana arti sumpah pemuda ?
3. Apa tujuan dan manfaat dari sumpah pemuda ?
4. Bagaimana penaatan makna sumpah pemuda saat ini ?
5. Bagaimana mengaplikasikan sumpah pemuda pada anak untuk membangun
pendidikan karakter atau watak ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya sumpah pemuda.
2. Untuk mengetahui arti dari sumpah pemuda.
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari sumpah pemuda.
4. Untuk mengetahui penaatan makna sumpah pemuda saat ini.
5. Untuk mengetahui pengaplikasian sumpah pemuda pada anak untuk membangun
pendidikan karakter atau watak.

BAB II
PEMBAHASAN
 

2.1 Sejarah Sumpah Pemuda


Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu
pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa
dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928
hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia
yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda Kongres Pemuda
II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar
Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres
tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak,
Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta
pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay
Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar
Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh
Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi
dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond
(KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI
Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam
sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti
dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa
memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan
kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas
masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoela dan Sarmidi Mangoensarkoro,
berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada
keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara
demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106,
Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.
Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari
pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan
mandiri, hal-hal yang dibutuhkandalam perjuangan.
Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :
Ketua  : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua    : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta : Abdul Muthalib Sangadji, Purnama Wulan, Abdul Rachman, Raden Soeharto, Abu
Hanifah, Raden Soekamso, Adnan Kapau Gani, Ramelan, Amir (Dienaren van Indie), Saerun
(Keng Po), Anta Permana, Sahardjo, Anwari, Sarbini, Arnold Manonutu, Sarmidi
Mangunsarkoro, Assaat, Sartono, Bahder Djohan, S.M. Kartosoewirjo, Dali, Setiawan, Darsa,
Sigit (Indonesische Studieclub), Dien Pantouw, Siti Sundari, Djuanda, Sjahpuddin Latif,
Dr.Pijper, Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken), Emma Puradiredja, Soejono Djoenoed
Poeponegoro, Halim, R.M. Djoko Marsaid, Hamami, Soekamto, Jo Tumbuhan, Soekmono,
Joesoepadi, Soekowati (Volksraad), Jos Masdani, Soemanang; Kadir, Soemarto, Karto
Menggolo, Soenario (PAPI & INPO), Kasman Singodimedjo, Soerjadi, Koentjoro
Poerbopranoto, Soewadji Prawirohardjo, Martakusuma, Soewirjo, Masmoen Rasid,
Soeworo, Mohammad Ali Hanafiah, Suhara, Mohammad Nazif, Sujono (Volksraad),
Mohammad Roem, Sulaeman, Mohammad Tabrani, Suwarni, Mohammad Tamzil, Tjahija,
Muhidin (Pasundan), Van der Plaas (Pemerintah Belanda), Mukarno, Wilopo, Muwardi,
Wage Rudolf Soepratman, Nona Tumbel.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr.
Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah
tersebut awalnya dibacakan oleh soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh
Yamin. Isi dari Sumpah pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut:
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe,
Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah
Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa
Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu,
Bangsa
Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa
Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa
Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu
kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu
Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar
Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu
kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para
pemuda tetap terus menyanyikannya.

2.2 Arti Sumpah Pemuda


Sumpah Pemuda memiliki cerita sejarah dan tujuan yang sakral bagi Bangsa
Indonesia. Sumpah Pemuda merupakan sebuah tekad dan semangat para pemuda dan
pemudi Indonesia dalam menegakkan kemerdekaan Bangsa Indonesia dari penjajahan
negara asing. Sejarah tersebut yang membuat Indonesia memperingati Hari Sumpah
Pemuda setiap 28 Oktober. Hari spesial dan bersejarah di mana para pemuda dan pemudi
menggelorakan semangat untuk meraih kemerdekaan pada 1928. Di sisi lain, dalam isi
Sumpah Pemuda terdapat kandungan makna yang dalam bagi bangsa Indonesia. Itulah
mengapa perlunya setiap warga Indonesia mengetahui arti penting dari Sumpah Pemuda.
Berikut ini rangkuman tentang arti penting Sumpah Pemuda bagi bangsa Indonesia, seperti
dilansir dari laman Sejarahlengkap dan Insanpelajar, Selasa (23/3/2021).

Setelahnya, berdiri Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)


pada 17 Desember 1927. Organisasi ini mengupayakan penyamaan arah aksi kebangsaan.
Atas inisiatif PPPKI dan didukung oleh organisasi pemuda lainnya, dibentuklah panitia
Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda dicetuskan dalam Kongres
Pemuda II yang digelar pada 27-28 Oktober 1928 di Museum Gedung Kramat, Jakarta Pusat.
Ikrar ini memuat cita-cita bangsa Indonesia ke dalam tiga butir, di antaranya:

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah dari yang satu, tanah air
Indonesia.Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.Sumpah Pemuda tidak dibuat dengan sembarangan. Ikrar ini menyimpan
sejumlah arti mendalam untuk bangsa Indonesia. Keberadaannya menjadi jejak perjuangan
golongan pemuda untuk Tanah Air.
Ketika beraneka-ragam kecenderungan permusuhan atau perpecahan mulai nampak
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa kita, maka mengisi Hari Sumpah Pemuda
dengan jiwa aslinya adalah amat penting. Suara-suara negatif sebagai akibat interpretasi
yang salah tentang otonomi daerah sudah mengkhianati jiwa Sumpah Pemuda. Demikian
juga pernyataan dan kegiatan-kegiatan sebagian dari golongan Islam reaksioner, seperti
yang dipertontonkan oleh organisasi/gerakan semacam Front Pembela Islam, Ahlussunah
Waljemaah, Majelis Mujahidin Indonesia, KISDI dan lain-lain sebagainya.

Perlulah kiranya selalu kita ingat bersama-sama bahwa Sumpah Pemuda, yang
dilahirkan sebagai hasil Kongres Pemuda II yang diselenggarakan tanggal 27-28 Oktober
1928 di Jakarta adalah manifestasi yang gemilang dari hasrat kuat kalangan muda Indonesia,
yang terdiri dari berbagai suku dan agama, untuk menggalang persatuan bangsa dalam
perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Mereka ini adalah wakil-wakil angkatan muda
yang tergabung dalam Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Sumatranen Bond, Jong Batak,
Jong Celebes, Jong Ambon, Minahasa Bond, Madura Bond, Pemuda Betawi dan lain-lain.
Atas prakarsa Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) inilah kongres pemuda itu telah
melahirkan Sumpah yang berbunyi : “Kami putera dan puteri Indonesia mengaku
bertumpah-darah yang satu : tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku
berbangsa yang satu: bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung
bahasa yang satu : bahasa Indonesia “.
Dalam sejarah bangsa Indonesia, sudah terjadi banyak perlawanan terhadap
kolonialisme Belanda, yang dilakukan oleh berbagai suku di berbagai daerah, baik di
Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku dan pulau-pulau lainnya. Namun, karena perjuangan itu
sebagian besar bersifat lokal dan kesukuan, maka telah mengalami kegagalan.
Pembrontakan PKI di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dalam tahun 1926 merupakan
gerakan yang menimbulkan pengaruh politik yang lintas-suku dan lintas-agama yang penting
(karena juga terjadi di Sumatera Barat). Sumpah Pemuda lahir dalam tahun 1928, ketika
puluhan ribu orang telah ditahan dan dipenjarakan oleh pemerintah Belanda sebagai akibat
pembrontakan PKI dalam tahun 1926. Berbagai angkatan muda dari macam-macam suku
dan agama telah menyatukan diri dalam perlawanan terhadap kolonialisme Belanda lewat
Sumpah Pemuda, ketika ribuan orang digiring dalam kamp pembuangan di Digul. Adalah
penting untuk sama-sama kita perhatikan bahwa tokoh-tokoh nasional seperti Moh. Yamin
(Jong Sumatranen Bond), Amir Syarifuddin (Jong Batak), Senduk (Jong Celebes), J. Leimena
(Jong Ambon), adalah peserta-peserta aktif dalam melahirkan Sumpah Pemuda. Dan
perlulah juga kita catat, bahwa Sumpah Pemuda dicetuskan oleh kalangan muda, ketika
Bung Karno aktif melakukan beraneka kegiatan lewat PNI (yang dua tahun kemudian
ditangkap Belanda dan diajukan di depan pengadilan Bandung, di mana ia mengucapkan
pidato pembelaannya yang terkenal “Indonesia Menggugat”).
Jadi, jelaslah bahwa Sumpah Pemuda adalah semacam kontrak-politik berbagai suku
bangsa Indonesia, yang diwujudkan secara kongkrit oleh wakil-wakil angkatan muda
mereka. Sumpah Pemuda adalah fondasi penting kebangkitan bangsa Indonesia dan
landasan utama bagi pembentukan negara Republik Indonesia.
 

2.3       Tujuan dan Manfaat  Sumpah Pemuda


“Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan
putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia”, isi dari sumpah pemuda yang
dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 di di Gedung Oost Java Bioscoop bertujuan untuk
menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang sebelumnya masih
bersifat sangat kedaerahan. Selain itu sumpah setia ini bertujuan untuk mempersatukan
pemuda-pemuda di seluruh tanah air.
Adapun manfaat yang dapat kita petik dari Sumpah Pemuda antara lain sebagai
berikut:
1. Semangat kekeluargaan, persatuan, dan persaudaraan antar sesama.
2. Terwujudnya kerukunan antar masyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga tidak
mudah dipecah belah (di adu domba)
3. Menumbuhkan kesadaran  bahwa ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
terhadap disintegrasi bangsa yang merupakan tanggung jawab seluruh rakyat
Indonesia.
2.4       Penaatan Sumpah Pemuda Saat Ini
Momen Sumpah Pemuda, pemuda harusnya mengambil pelajaran untuk kemajuan
bangsa ke depan, pemuda yang notabene generasi penerus untuk kemajuan bukan untuk
terpecah belah. Mahasiswa saat ini dinilai cenderung melupakan sejarah. Kesan itu bisa
dirasakan pada sebagian mahasiswa. Disinilah sebenarnya fungsi organisasi pemuda dan
kemahasiswaaan. Baiknya semua mahasiswa bisa turun serta aktif dalam ormawa, lalu
fungsi pengkaderan harus terus ditingkatkan. Rasa cinta tanah air pemuda jaman sekarang
juga dinilai masih cukup kurang. Banyak sekali yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
cinta tanah air kita, contohnya dengan menggunakan batik, akan tetapi budaya fashion
pemuda jaman sekarang lebih memilih untuk mengikuti budaya barat. Selain itu, tawuran
antar pelajar maupun mahasiswa merajalela dimana-mana hanya dikarenakan perbedaan
suku ataupun golongan. Lalu apa gunanya rumusan Sumpah Pemuda yang kedua yaitu
“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia” ? Yang
terakhir yaitu mengenai Bahasa persatuan kita, yaitu Bahasa Indonesia. Miris rasanya ketika
pemuda yang notabene sebagai generasi penerus bangsa tidak menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa persatuan, melainkan mengadopsi bahasa-bahasa asing yang
menurut mereka terlihat lebih gaul. Lantas kalo bukan kita semua yang melestarikan Bahasa
Indonesia,siapa lagi? Apakah kita sudah mewujudkan Sumpah Pemuda dalam kehidupan
kita sehari-hari?
Dalam kehidupan sehari-hari, wujud cinta tanah air juga dapat berupa penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam percakapan dengan sesame. Kebanyakan dari
kita belakangan ini lebih suka menggunakan bahasa yang –kata banyak orang- disebut
bahasa gaul. Misalnya seperti gue elo dibanding aku kamu. Pada 28 Oktober 1928 telah
diikrarkan Sumpah Pemuda yang salah satunya dari tiga isinya ialah menjunjung tinggi
bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Selain bahasa gaul, bahasa yang dianggap lebih keren
–kata anak muda- ialah bahasa Inggris. Kita tahu bahwa bahasa Inggris adalah bahasa
internasional dan kita boleh mempelajarinya, bahkan diajarkan di sekolah. Namun tetap saja
bangsa kita adalah bangsa Indonesia, sudah semestinya bahasa kita adalah bahasa
Indonesia. Bagaimana mungkin kita mengaku sebagai bangsa Indonesia jika kita malah jauh
lebih fasih berbicara menggunakan bahasa bangsa lain dibanding bahasa kita sendiri.
Perwujudan lainnya adalah dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan kita
sehari-hari. Bagaimana kita tunduk kepada Sang Pencipta, menghargai sesama manusia,
bersikap adil dan beradap, bermusyawarah, dan tidak membeda-bedakan stiap orang dapat
juga dikategorikan sebagai perwujudan cinta tanah air. Hal-hal yang tersebut di atas
merupakan hal-hal kecil dan sederhana. Namun justru itulah perwujudan cinta tanah air
yang semestinya. Kita tidak harus selalu bertempur di medan perang untuk membuktikan
kecintaan kita terhadap Indonesia. Namun mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari sudah termasuk cinta kepada tanah air. Pengamalan Pancasila dikatakan sebagai
bentuk cinta tanah air karena Pancasila merupakan ideologi nasional. Dan kita, sebagai
bangsa Indonesia, tentunya berkewajiban untuk –tidak hanya menghafalkannya, tetapi juga-
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari kita.
Ada lagi yang dapat kita lakukan untuk melawan keprihatinan kita terhadap penerapan
Sumpah Pemuda,yaitu dengan menulis. Sebuah karya tulis bisa memmbangkitkan rasa cinta
terhadap tanah air, misalnya saja melawan sms-an dengan bloger. Bisa juga dengan
mengumpulkan tulisan-tulisan yang bisa mengangkat jiwa nasionalisme kita.
 

2.5       Pengaplikasian Sumpah Pemuda pada Anak untuk Membangun


Pendidikan Karakter atau Watak.
Rapuhnya tembok demokrasi, jebolnya tembok kejujuran merupakan tidak kokohnya
pondasi pendidikan karakter dan budaya bangsa serta muatan religiusitas yang diertai
praktik sosialnya. Penulis sepakat dengan frase; sumpah pemuda, pendidikan karakter dan
kebudayaan. Kebudayaan menjadi nilai penting dan telah dibuktikan oleh para guru kita
terdahulu. Spirit sumpah pemuda, karakter dan pendidikan kebudayaan menjadi  kekuatan
yang kini masih bisa diharapkan. Lalu bagaimana sebaiknya ranah pendidikan bersikap?
Semangat dan nilai sumpah pemuda  nyata-nyata juga melahirkan nilai nasionalisme.
Nilai yang mengutamakan semangat kebangsaan, namun memangkas aspek kedaerahan
yang kuat kala itu. Kini kesadaran untuk bersatu muncul lagi. Pemerintah menggalangkan
gerakan pendidikan karakter, terakhir dengan kebijakan perubahan nama kementrian.
Nilai sumpah pemuda menjadi aplikatif ketika dilaksanakan dalam pendidikan
karakter di sekolah. Sekolah menjadi miniature masyarakat dan miniature kebangsaan yang
kompleks dan sarat nilai. Sudah waktunya sekolah menerapkan nilai-nilai semangat sumpah
pemuda dalam aktifitas yang semestinya, bukan sekadar teori belakan.
Jika zaman orde baru kita mengenal  system penataran P4, yang dengan doktrinnya
ampuh membekas dalam ingatan namun rapuh dalam aplikasinya. Kini, semangat nilai
sumpah pemuda harus dirintis kembali dalam tindakan nyata. Paradigma pembelajaran di
kelas perlu diubah dalam balutan semangat sumpah pemuda. Kepemudaan menjadi ruh
yang kuat pendidikan karakter berkebudayaan. Tepat jika kini pemerintah melalui dinas
pendidikan, menerapkan Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa (PKPB).
Ruh dari PKPB merupakan kotemplasi pendidikan karakter, kebudayaan dan perlu
pula mengambil ruh sumpah pemuda.
Untuk itu, pertama Dinas pendidikan merumuskan kembali arah PKPB sampai ke
bentuk pelaporannya kepada orangtua siswa. Dinas perlu mencari format alternative
pendidikan karakter dan budaya bangsa melalui pembangkitan atau revitalisasi nilai sumpah
pemuda. Di usia ke -83 Sumpah Pemuda sebaiknya bukan lagi sekadar ceremonial belaka,
sehingga siswa sekadar tahu kerangka luarnya saja.
Kedua, pada tataran sekolah perlu mengadakan berbagai kegiatan aplikatif untuk
mengaplikasikan nilai sumpah pemuda. Misalnya kegiatan lomba, kegiatan kunjungan ke
tokoh kebangsaan, mendatangkan pakar dan studi kebudayaan. Di sisi lain, siswa akan
merasa memiliki semangat nesionalisme, jika sudah pernah melakukan study kebudayaan.
Secara empiris, sekolah perlu melakukan tindakan riil untuk menerapkan semangat sumpah
pemuda. Guru menjadi bagian yang penting untuk mengkaji kembali nilai sumpah pemuda
kemudian disisipkan dalam pembelajaran dan penilaian peri laku. Ranah psikomotorik,
social siswa juga menjadi pertimbangan khusus untuk kenaikan kelas atau kelulusan, jika
selama ini tumpuan kelulusan dan kenaikan kelas sekadar nilai angka.
 
 

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang
mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda adalah fondasi
penting kebangkitan bangsa Indonesia dan landasan utama bagi pembentukan negara
Republik Indonesia.Dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 yang hingga kini setiap
tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Pemerintah menggalangkan gerakan pendidikan karakter. Karena nilai sumpah
pemuda menjadi aplikatif ketika dilaksanakan dalam pendidikan karakter di sekolah. Untuk
merintis kembali semangat nilai sumpah pemuda, harus dalam tindakan nyata. Yang
pertama Dinas pendidikan merumuskan kembali arah PKPB sampai ke bentuk pelaporannya
kepada orangtua siswa. Kedua, pada tataran sekolah perlu mengadakan berbagai kegiatan
aplikatif untuk mengaplikasikan nilai sumpah pemuda. 
3.2 Saran
Sebaiknya pemuda pada jaman saat ini lebih menjunjung tinggi nilai nasionalisme.
Namun peran orang tua dan guru diperlukan untuk membentuk karakter dan kepribadian
anak. Terlebih pendidikan karakter harusnya diberikan pada pendidikan tingkat rendah. Hal
ini bertujuan agar nilai positif dari pendidikan karakter tersebut dapat ditanamkan dan
diaplikasikan sejak dini hingga anak tumbuh dewasa. Karena setiap perkembangan jaman
akan terjadi banyak perubahan terutama dalam pembentukan sikapnya.
 

 
 

DAFTAR PUSTAKA
Aidil, Munawar. (2013). Aplikasi Sumpah Pemuda Saat Ini. (Online), (http://munawaraidil.blogspot.co.id/2013/10/aplikasi-
sumpah-pemuda-di-masa-kini.html, diakses pada tanggal 12 November 2015).
 

Harry. (2013). Sejarah Sumpah Pemuda.(Online), (http://semangatpemuda-indonesia.blogspot.co.id/p/sejarah-sumpah-


pemuda.html, diakses pada tanggal 08 November 2015).
 

Kusnodiharjo, Tukijo. (2011). Revitalisasi Nilai Sumpah Pemuda dalam Ranah Pendidikan. (Online),


(http://bapaktukijo.blogspot.co.id/2011/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_6608.html, diakses pada tanggal 08
November 2015).
 

Prasetyo, Ferry. (2012). Ikrar atau Janji  Sumpah Pemuda. (Online), (http://tehkopijahe.blogspot.co.id/2012/04/ikrar-atau-


janji-sumpah-pemuda.html, diakses pada tanggal 12 November 2015).
 

Anda mungkin juga menyukai