Anda di halaman 1dari 6

KEMERDEKAAN

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, hari ini kita semua masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk
berkumpul sekaligus menjalani aktivitas dengan baik. Masha Allah, dari sekian banyak
hambaNya, ternyata teman teman sekalian yang terpilih olehNya untuk bisa hadir di sini.
Semoga kita yang hadir diringankan langkahnya, dilembutkan hatinya serta dipanjangkan
umurnya untuk mempelajari ilmu-ilmu di universitas kita. Selain itu, semoga bisa mendapatkan
karunia Allah sehingga keluar dari tempat ini bisa mendapatkan kebaikan dan petunjuk dari
Allah SWT.

Sebelum itu yang saya hormati Bpk/Ibk dosen yang dan hadirin sekalian yang hadir di tempat
ini yang telah mengizinkan saya berdiri seperti sekarang ini saya ucapkan terimakasih sebanyak-
banyaknya baiklah.Hadirin yang saya banggakan, pada kesempatan ini izinkanlah saya untuk
berpidato tentang“sumpah_pemuda”.

Sumpah pemuda merupakan satu pilar penting dalam sejarah pergerakan kemerdekaan
Indonesia. Sumpah pemuda tersebut juga dipandang sebagai penegasan kembali sptiritual cita-
cita pendirian Indonesia. Berikut merupakan isi Sumpah Pemuda:

1. Kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah daraj yang satu, Tanah Indonesia.

2. Kami putra putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.

3. Kami putra putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia.

Sebelum kita masuk kedalam tujuan dan makna dari sumpah pemuda, kita harus mengetahui
terlebih dahulu sejarah dari sumpah pemuda pada tanggal (27 – 28 Oktober 1928). di Batavia
(yang sekarang menjadi Jakarta) menghasilkan sumpah pemuda dengan menegaskan cita-cita
akan “tanah air Indonesia”, “bangsa Indonesia”, dan “bahasa Indonesia”. Keputusan tersebut
menjadi dasar bagi setiap perkumpulan kebangsaan di Indonesia dan dipublikasikan melalui
berbagai media surat kabar serta dibacakan dalam rapat-rapat perkumpulan.

1. Rapat Pertama (Sabtu, 27 Oktober 1928)


Pertemuan pertama ini dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenligen Bond (KJB) di
Lapangan Banten. Dalam pertemuan itu, Pak Suegondo berharap dengan pertemuan tersebut
dapat memperkuat di hati anak muda. Menurutnya, ada lima factor yang memperkuat persatuan
Indonesia, diantaranya adalah sejarah, Bahasa, hukum adat, Pendidikan, dan kemauan.

2. Rapat Kedua (Minggu, 28 Oktober 1928)

Pertemuan kedua dilaksanakan di Gedung Oost-Java Bioscoop dan pembahasan utama


adalah dengan topik Pendidikan. Kedua pembicaranya adalah Poernomowoelan dan Sarmidi
Mangoensarkoro, sepakat bahwa semua anak harus mengenyam Pendidikan nasional. Selain itu,
semua anak harus dibesarkan secara demokratis dan harus ada keseimbangan antara Pendidikan
di sekolah dan di rumah.

3. Rapat Ketiga (Minggu, 28 Oktober 1928)

Pertemuan ketiga diadakan di Gedung Indonesische Clubhuis Keramat yang sekarang


diabadikan sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Dalam sesi ini, Soenario memaparkan pentingnya
nasionalisme dan demokrasi Bersama dengan Gerakan Kepanduan. Di sisi lain, Ramelan
menjelaskan bahwa Gerakan Kepanduan tidak dapat dipisahkan dari Gerakan Nasional. Gerakan
Kepanduan sejak dini mengajarkan anak – anak lebih disiplin dan kemandirian yang dibutuhkan
dalam hal perjuangan. Pada konferensi ketiga ini diumumkan perkembangan hasill konferensi
yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.

Tujuan dari sumpah pemuda adalah untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan pemuda
Indonesia serta mencapai kemerdekaan, membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan
pemuda Indonesia, memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, memperkuat
usaha dan kegiatan untuk memerdekaan Indonesia, menghilangkan rasa kedaerahan yang selama
ini menghambat persatuan bangsa Indonesia, dan mewujudkan cita – cita nasional pemersatu
pemuda Indonesia.

Berikut adalah makna sumpah pemuda bagi Pelajar Indonesia:


Makna Sumpah Pemuda

Makna dari Sumpah Pemuda sangatlah penting bagi bangsa Indonesia. Ikrar tersebut
menggambarkan semangat kebersamaan, persatuan, dan cinta tanah air yang mendalam. Sumpah
Pemuda memperlihatkan tekad kuat para pemuda Indonesia untuk memperjuangkan
kemerdekaan dan merdeka dari penjajahan yang dilakukan oleh bangsa asing. Sumpah Pemuda
juga merupakan sebuah tonggak sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar tersebut
menjadi dasar bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia dan diharapkan bisa menjadi
acuan dalam mencapai kemerdekaan Indonesia.

Melalui Sumpah Pemuda, para pemuda Indonesia telah menunjukkan rasa nasionalisme dan
kecintaan mereka terhadap negara Indonesia serta membuktikan bahwa mereka siap untuk
memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.dan juga

 Menghargai perjuangan bangsa,

 Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan,

 Sikap cinta tanah air.

Sejarah Rumusan Sumpah Pemuda

Moehammad Yamin menulis rumusan Kongres Sumpah Pemuda pada selembar kertas
yang disodorkan ke Soegondo saat Mr. Sunario sedang berpidato pada sesi terakhir kongres
sebagai utusan kepanduan. Yamin berbisik kepada Soegondo, “Saya memiliki formulasi yang
lebih elegan untuk keputusan Kongres ini”.

Soegondo setuju dan menandatangani selembar kertas tersebut, yang kemudian diteruskan ke
peserta lain untuk menandatanganinya juga. Sumpah tersebut pertama kali dibacakan oleh
Soegondo dan kemudian dijelaskan secara rinci oleh Yamin.

Tokoh Yang Terlibat Kongres Pemuda

Berikut adalah tokoh-tokoh yang terlibat pada kongres pemuda:


Muhammad Yamin
Prof. Mr. Mohammad Yamin, S.H. (24 Agustus 1903 – 17 Oktober 1962) adalah seorang
tokoh multi-talenta Indonesia yang dihormati sebagai pahlawan nasional. Selain sebagai
sastrawan dan sejarawan, Yamin juga dikenal sebagai budayawan, politikus, dan ahli hukum.

Ia dikenal sebagai perintis puisi modern di Indonesia dan juga pelopor Sumpah Pemuda,
sebuah ikrar yang menjadi tonggak sejarah dalam upaya persatuan Indonesia. Kontribusinya
dalam menciptakan imaji keindonesiaan juga diakui sangat mempengaruhi perjalanan sejarah
persatuan Indonesia.

Sugondo Djojopuspito
Sugondo Djodjopuspito (22 Februari 1905 – 23 April 1978) adalah seorang tokoh
pemuda pada tahun 1928 yang memimpin Kongres Pemuda Indonesia Kedua dan menghasilkan
Sumpah Pemuda, dengan motto: “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa: Indonesia.”

Amir Syarifoeddin
Mr. Amir Sjarifoeddin Harahap (ER, EYD: Amir Syarifuddin Harahap; 27 April 1907 –
19 Desember 1948) merupakan seorang politikus dan jurnalis Indonesia. Ia pernah menjabat
sebagai Perdana Menteri Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Amir merupakan
tokoh pemimpin sayap kiri yang terkemuka pada masa tersebut. Pada tahun 1948, ia dieksekusi
mati tanpa pengadilan oleh pemerintah yang menuduhnya terlibat dalam Peristiwa Madiun.

Johan Mohammad Cai


Johan Mohammad Cai atau Djohan Mohammad Tjai merupakan seorang aktivis dari
Jong Islamieten Bond yang turut serta dalam Kongres Pemuda. Dalam Kongres tersebut yang
menghasilkan Sumpah Pemuda, Djohan Mohammad Tjai menjabat sebagai Pembantu I dalam
Kepanitiaan Kongres Pemuda.

Johannes Leimena
Dr. Johannes Leimena (6 Maret 1905 – 29 Maret 1977) merupakan seorang dokter,
politisi, dan Pahlawan Nasional Indonesia. Ia merupakan menteri yang menjabat selama masa
pemerintahan presiden Soekarno paling lama, dengan total masa jabatan hampir 20 tahun.
Leimena menjabat dalam 18 kabinet yang berbeda, dimulai dari Kabinet Sjahrir II (1946)
hingga Kabinet Dwikora III (1966), baik sebagai Menteri Kesehatan, Wakil Perdana Menteri,
Menko Distribusi, Wakil Menteri Pertama, maupun Menteri Sosial. Selain itu, ia juga menjabat
sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Konstituante, serta memimpin Partai Kristen
Indonesia (Parkindo) pada periode 1950-1961.

Rumondor Cornelis Lefrand Senduk


R.C.I. Sendoek, RCL Senduk, atau Rumondor Cornelis Lefrand Senduk, adalah seorang
dokter dan politikus Indonesia yang lahir di Desa Tataaran, Minahasa, Sulawesi Utara pada
tahun 1904. Meskipun dipilih oleh pemerintah Hindia-Belanda untuk melanjutkan studi di
Sekolah Tinggi Kedokteran Hindia, Stovia, di Batavia saat masih remaja, Sendoek justru terlibat
dalam gerakan pro-kemerdekaan. Selama di Stovia, ia menjalin persahabatan dengan para
pemuda dan pelajar dari berbagai daerah. Pada Kongres Pemuda II, Sendoek menjabat sebagai
Pembantu III.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda

Sejak tahun 1959, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 28 Oktober sebagai Hari
Sumpah Pemuda, sebuah hari nasional yang bukan merupakan hari libur. Keputusan tersebut
diatur dalam Keppres No. 316 Tahun 1959 pada tanggal 16 Desember 1959 sebagai upaya untuk
memperingati peristiwa Sumpah Pemuda.
PUNUTUB

Sekian yang dapat saya sampaikan, bila ada kata yang kurang berkenan dihati para
hadirin, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, kebaikan datang dari Allah Swt. dan dan
kesalahan datang dari saya selaku manusia biasa yang tidak luput dari lupa, salah, dan dosa,
demikian kiranya dan akhir kata saya haturkan terima kasih.
WassalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh."

Kesimpulan

Jadi hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober untuk mengenang
momen penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928, pemuda-pemuda
dari berbagai daerah di Indonesia bersatu dalam Kongres Pemuda II di Jakarta dan
menandatangani Sumpah Pemuda yang memuat tiga butir: satu nusa, satu bangsa, dan satu
bahasa.

Sumpah Pemuda menjadi tonggak sejarah dalam upaya mempersatukan berbagai suku dan
agama di Indonesia, serta menggalang semangat perjuangan kemerdekaan dari penjajahan
Belanda. Hari Sumpah Pemuda menjadi momen penting bagi bangsa Indonesia untuk
mengenang perjuangan para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan dan
mempersatukan bangsa, serta mengajak generasi muda untuk terus mempertahankan semangat
persatuan dan memajukan bangsa.

Hal hal

1. Kita patut mensyukuri dan bangga dapat menjadi pemuda dan pemudi indonesia
2. Kita patut bangga menjadi generasi dan penerus bangsa Indonesia
3. Kita patut berpatisipasi dalam kedaulatan NKRI
4. Kita patut menegakan norma norma pancasila
5. Kita patut mematuhi praturan perundang undangan
6. Dan kita patut menjaga sumpah pemuda demi bangsa yang kita cintai ini

Anda mungkin juga menyukai