Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Sumpah Pemuda

Para pemuda yang tergabung dalam berbagai organisasi pemuda dan pelajar yang bersifat
kedaerahan, sangat mendambakan munculnya persatuan nasional dikalangan pemuda. Mereka
menginginkan agar organisasi kedaeradan yang ada meleburkan diri menjadi satu perkumpulan atau
organisasi yang bersifat nasional.
Untuk mewujudkan hal itu, pada tanggal 30 Maret - 2 April 15 1926 di Jakarta diadakan Kerapatan
Besar Pemuda-Pemuda Indonesia. Peristiwa itu dicatat sebagai kongres Pemuda I. Namun kongres ini belum
mampu mencapai tujuan utama yakni membentuk gerakan pemuda yang tidak bersifat kedaerahan.
Setidaknya benih-benih kebangsaan dan nasionalisme sudah ditanamkan pada saat itu. Sebagai tindak lanjut
Kongres Pemuda I pada Juni 1928, panitia kongres dibentuk. Ketua kongres dipilih Soegoendo
Djojopoespito dari PPPI wakil ketua Djoko Marsaid dari Jong Java, dan Sekretaris Muh. Yamin dari
Sumatranen bond.
Pada 28 Oktober 1928, Kongres Pemuda II dilaksanakan di gedung Indonesische Clubgebow. Saat
itu kongres dihadiri sekitar 1000 orang. Dalam kesempatan itu Muh.Yamin menyampaikan pidatonya
dengan judul “Dari Hal Persatoean dan Kebangsaan Indonesia”. Pada hari kedua kongres dibicarakan
tentang masalah-masalah pendidikan, pembicara saat itu antaralain: Ki Hadjar Dewantara,
S.Mangoensarkoro, Djokosarwono, Ramelan, Mr.Soenario, dan Poernomowoelan.
Dalam rapat-rapat di PPPI, Yamin selalu menentang ide fusi dari perkumpulan yang ada. Sebagai
pemuda Sumatera Yamin berkeinginan untuk memilih federasi dari perkumpulan-perkumpulan yang ada.
Keinginannya itu lebih cenderung agar perkumpulan lebih bebas bergerak. Namun saat kongres Pemuda
berlangsung, Yamin berubah pikiran, ketika itu Mr.Soenario sedang berpidato. Sebagai sekretaris, ia
memberi resolusi dalam rapat itu, yaitu menjunjung tinggi persatuan dan perkumpulan pemuda yang ada.
Adapun isi putusan tersebut adalah:
“Kerapatan laloe mengambil kepoetoesan :
Pertama: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia mengakoe bertoempaah darah yang satoe, tanah
Indonesia;
Kedoea: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia mengakoe berbangsa yang satoe bangsa Indonesia;
Ketiga: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.”
Keputusan pemuda-pemudi itu kemudian dikenal dengan Sumpah Pemuda, pada saat itu pula
dikumandangkannya lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman dan bendera Merah Putih
digunakan sebagai bendera Pusaka Bangsa Indonesia Peristiwa Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 itu
merupakan puncak pergerakan nasional. Karena itulah kita memperingatinya sebagai peristiwa bersejarah
yang diperingati setiap tahun hingga saat ini sebagai hari besar nasional. Putusan kongres itu menjiwa setiap
perkumpulan pemuda di Indonesia di kemudian hari.
Dalam gerakan selanlutnya para pemuda itu melakukan kepanduan. Kepanduan itu berasal dari
kepanduan Jong Java, Pemuda Sumatera, dan organisasi pemuda lainnya. Kepanduan itu mengambil azas
dari kepanduan dunia, yang berisi tentang memberikan pelajaran dalam bentuk segala permainan dan
kecakapan pandu, untuk meningkatkan kesehatan para pemuda. Disamping itu juga berdiri kepanduan
berdasarkan kebangsaan dan keagamaan, seperti Natipy, Hizbul Wathon, Siap, dan Kepanduan Rakyat
Indonesia.

Nilai-nilai Yang Terkandung dalam Sumpah Pemuda


Sumpah Pemuda merupakan alat pemersatu bangsa yang semula keadaeradan menjadi lebih
nasionalis. Isi Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut, yaitu:
Pertama: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia mengakoe bertoempaah darah yang satoe, tanah Indonesia;
Kedoea: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia mengakoe berbangsa yang satoe bangsa Indonesia;
Ketiga: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Nilai yang terkandung didalam Sumpah Pemuda tersebut adalah:
1. Cinta Tanah Air, Bangsa, dan Bahasa
Dalam peristiwa Sumpah Pemuda terdapat ikrar satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa, artinya kita
setia terhadap bangsa dan Negara, kita berbuat sesuatu hal positif yang bertujuan untuk memajukan
negara Indonesia.
2. Persatuan
Sumpah Pemuda merupakan sumpah pemersatu generasi muda bangsa dalam melawan bangsa kolonial
yang menjajah selama bertahun-tahun. Dengan adanya semangat persatuan mendorong bangsa Indonesia
untuk mencapai kemerdekaan, karena mereka telah menyadari bahwa dengan bersatu mereka akan
merdeka.
3. Mengutamakan Kepentingan Bangsa
Dalam Sumpah Pemuda para pemuda tidak lagi mengutamakan kepentingan kedaerahan. Mereka lebih
mendahulukan pemersatuan bangsa untuk mencapai kata merdeka.
4. Rela Berkorban dan Bela Negara
Rela berkorban dalam sumpah pemuda dapat diartikan sebagai sikap ikhlas tanpa mengharapkan
imbalan, dalam sumpah pemuda generasi muda saat itu tidak pernah mengharapkan imbalan dari negara
dan mereka memiliki jiwa bela negara yang tinggi.
Secara umum inti dari tiga butir sumpah pemuda tersebut adalah satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.

Anda mungkin juga menyukai