Anda di halaman 1dari 27

h M ah

lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah


lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam


Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda
Maya Zuhrianti, Bukhari Yusuf
Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan PolitikUnsyiah
Email : mayazuhrianti@gmail.com

ABSTRAK

PT. Angkasa Pura II adalah salah satu perusahaan BUMN yang bergerak
dalam bidang transportasi udara. Dalam menciptakan kualitas pelayanan publik
yang baik, diperlukan sistem birokrasi yang bagus. Namun dewasa ini, kualitas
pelayanan publik masih belum memberikan kepuasan bagi masyarakat. Hal ini
disebabkan salah satunya oleh masih rendahnya profesionalisme birokrasi, yang
dapat dilihat dari sistem birokrasi yang masih belum berjalan dengan semestinya.
Tujuan dilakukannya penilitian ini untuk melihat upaya yang dilakukan PT.
Angkasa Pura II dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di Bandara Sultan
Iskandar Muda. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Birokrasi
yang dikemukakan oleh Max Weber. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif kualitatif dengan lokasi penelitian di Bandara Sultan Iskandar Muda.
Proses pengumpulan data dilakukan melalui tahap wawancara, observasi dan
dokumentasi. Informan dalam penelitian telah ditetapkan sekitar 8 (delapan)
orang yang terdiri dari pihak PT. Angkasa Pura II yang merupakan informan
kunci dalam penelitian ini dan para penumpang di Bandara Sultan Iskandar Muda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Angkasa Pura II telah menerapkan
beberapa prinsip dasar idealnya suatu birokrasi yang dikemukakan oleh Weber.
Namun dalam penerapannya PT. Angkasa Pura II belum sepenuhnya optimal
dalam menerapkan prinsip birokrasi Weber dengan baik. Sehingga menimbulkan
keluhan dan ketidakpuasan masyarakat akan pelayanan yang ternyata kurang
Corresponding Author : mayazuhrianti@gmail.com 1011
JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 2. №. 2, Mei2017: 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

memuaskan bagi masyarakat. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sistem
birokrasi yang diterapkanoleh PT. Angkasa Pura II belum sepenuhnya optimal.
Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa aturan prosedur yang belum dijalankan
dengan baik, seperti masih adanya sistem yang tidak menganut prinsip netral
seperti masih melibatkan rasa interpersonal dalam pekerjaan, sehingga berdampak
bagi kualitas pelayanan publik di Bandara Sultan Iskandar Muda.

Kata kunci: Sistem Birokrasi dan Pelayanan Publik

ABSTRACT

Angkasa Pura II inc. is one of the State-Owned Enterprise (SOE)


speacializing in air transportation. In order to provide an excellent public service,
a good bureaucratic system is required. On the contrary, the quality of public
services is has not been able to statisfiy the costumers. One of the possible causes
these phenomena was lack of professionalism on the bureaucracy indicated by the
bureaucratic system which did not run properly.This study is meant to see the
effort made by Angkasa Pura II inc. In optimizing public services quality at Sultan
Iskandar Muda International Airport. The theory used in this research is the theory
or bureaucracy proposed by Max Weber. The method employed in this studyis
descriptive qualitative method, which took place in Sultan Iskandar Muda
International Airport. The data collection instruments used in this study were
interview, observation and documentation. There were8 informants chosen as
sample including Angkasa Pura II inc. staff and passengers at Sultan Iskandar
Muda International Airport.Based on the obtained result, Angkasa Pura II inc. has
applied the principle of an ideal bureaucracy proposed by Weber but in practice it
was not done optimally. Therefore, it makes people keep complaining and
questioning to the distastified service at Sultan Iskandar Muda International

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1012
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

Airport. In conclusion, the system of bureaucracy at Angkasa Pura II inc. was not
prformed optimally which can be seen from the unimplemented procedures, such
as the sign of uneutral system involving interpersonal relationship in work. Such
condition affected the quality of public service in Sultan Iskandar Muda
International Airport.

Key words: The system of bureaucracy and public services

PENDAHULUAN

Bandar Udara atau yang disingkat dengan Bandara merupakan salah satu
fasilitas publik berupa tempat mendarat dan lepas landasnya pesawat terbang.
Pada umumnya Bandara yang paling sederhana memiliki landasan pacu sebagai
tempat untuk menerbangkan dan mendaratkan pesawat, namun bandara-bandara
besar saat ini tidak hanya di lengkapi dengan fasilitas utama seperti landasan pacu
melainkan juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas lainnya, baik untuk operator
layanan penerbangan maupun penggunanya.
Definisi bandara menurut PT. Angkasa Pura menyebutkan bahwa bandara
adalah “lapangan udara” termasuk segala bangunan dan peralatan yang
merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi
angkutan udara untuk masyarakat (PT. Angkasa Pura merupakan perusahaan yang
dikelola oleh Negara atau BUMN yang menfokuskan pengelolaan pada
transportasi udara (http://bandara.web.id/pengertian-bandar-udara.html).

PT. Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan
pelayanan jasa terkait Bandar udara di wilayah Indonesia bagian Barat. Berdirinya
Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan
dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait Bandar udara dengan
mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1013
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

praktik tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat
menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan masyarakat
terhadap kinerja perusahaan (http://www.angkasapura2.co.id/id/tentang/sejarah).
Bandar Udara dikatakan sebagai jasa pelayanan publik karena peran yang
dijalankan oleh Bandara itu sendiri lebih kepada memenuhi kebutuhan masyarakat
dan mengakomodir kebutuhan masyarakat dalam bidang transportasi udara.
Kecamatan Blang Bintang yang terletak di Kabupaten Aceh Besar
merupakan salah satu wilayah di Aceh yang sering dilalui oleh masyarakat luas,
baik masyarakat lokal maupun mancanegara. Hal ini disebabkan oleh adanya
keberadaan Bandara Sultan Iskandar Muda yang merupakan salah satu Bandar
Udara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II. Bandara Sultan Iskandar Muda
merupakan satu-satunya Bandar Udara di Provinsi Aceh yang tidak hanya
melayani penerbangan dengan rute domestik melainkan juga melayani rute
international.
Merujuk pada definisi dan tujuan sebuah Bandar Udara yaitu sebagai
tempat pertama seseorang melakukan aktifitas bepergian dan kedatangan dalam
bidang transportasi udara, maka diperlukannya pengelolaan sistem yang tepat atau
manajemen birokrasi yang tepat, yaitu mulai dari sistem keamanan, struktur
organisasi maupun sistem manajemen lainnya yang berfungsi mengatur segala
bentuk pengelolaan ruang yang ada di Bandara Sultan Iskandar Muda. Adanya
sistem birokrasi yang baik dalam mengelola ruang yang ada di Bandar Udara
Sultan Iskandar Muda ini harus di prioritaskan dalam rangka memberikan
pelayanan publik yang berkualitas.
Kualitas pelayanan publik saat ini masih belum memberikan kepuasan
bagi masyarakat, seperti masih banyaknya penerbangan yang beroperasi tidak
sesuai dengn jadwal penerbangannya, masih banyaknya penerbangan yang
“delay”, adanya kegiatan-kegiatan yang melanggar hukum seperti penyelundupan
narkoba dan masalah lainnya. Akibatnya Dinas atau Instansi yang berperan

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1014
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

sebagai penghubung antara pemerintahdan masyarakat mempunyai citra yang


kurang baik di mata masyarakat selaku penerima layanan.
Rendahnya kualitas pelayanan publik ini antara lain di sebabkan oleh
masih rendahnya profesionalisme birokrasi. Sehingga birokrasi tidak mampu
memanfaatkan ruang yang ada. Rendahnya profesionalisme birokrasi dapat dilihat
dari belum tertibnya sistem administrasi dan rendahnya kualitas pelayanan publik,
khususnya pada pelayanan publik bidang transportasi udara. Oleh karenanya
menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi publik dan
sistem pemerintahan pada umumnya (Wahyudi Kumurotomo, 2005:3).

Begitu pula hal nya dengan perusahaan BUMN PT. Angkasa Pura II, yang
harus memberikan kualitas pelayanan publik yang baik agar masyarakat merasa
pelayanan publik yang ada mampu mengakomodasi kebutuhan mereka yang
sesungguhnya. Oleh karenanya dibutuhkan suatu pengelolaan sistem birokrasi
yang baik agar menghasilkan konsep pelayanan publik yang berkualitas (Havianto
Alvin, 2014: 1). Salah satu cara menetapkan strategi yang tepat terhadap suatu
birokrasi adalah dengan menerapkan beberapa strategi berikut seperti segmenting,
targeting dan positioning. Segmentasi merupakan suatu aktivitas membagi atau
mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau
memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian
maupun gaya hidup (Kotler, 2003). Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang
segmen pasar, selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk
memutuskan segmen mana yang menjadi target perusahaan atau yang disebut
dengan targeting. Perusahaan harus melihat apakah suatu segmen potensial
memiliki karakteristik yang secara umum menarik seperti ukuran, pertumbuhan,
profitabilitas, skala ekonomi, resiko yang rendah dan lain-lain. Positioning adalah
sebuah penempatan citra maupun eksistensi perusahaan di mata masyarakat
maupun konsumen. Dalam hal ini termasuk didalamnya brand image maupun
mafaat dan keuntungan yang disajikan oleh perusahaan, sehingga hal inilah yang
membedakan perusahaan tersebut dengan perusahaan lainnya (Kotler, 2013).

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1015
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

Adanya pengelolaan ruang dibandara seperti pengelolaan sistem


manajemen birokrasi, pengaturan para pedagang yang berjualan di dalam area
Bandara, pengelolaan sistem keamanan, dan penertiban calo-calo tiket sangat di
butuhkan dalam menjaga keamanan dan ketertiban Bandara, sehingga
menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Birokrasi

Ahli yang dikenal sebagai tokoh yang mula-mula mengembangkan


birokrasi adalah Max Weber, seorang sosiolog yang berasal dari Jerman. Weber
menggunakan istilah birokrasi untuk menjelaskan struktur organisasi sosial,
namun seiring perkembangan selanjutnya para ahli organisasi menggunakan
istilah ini secara luas dalam pengkajian organisasi pada umumnya (Muhyadi,
1989: 29).
Weber dalam (Miftah Thoha, 2005: 7) juga menyatakan bahwa birokrasi
itu sistem kekuasaan, di mana pemimpin (superordinat) mempraktekkan kontrol
atas bawahan (subordinat). Sistem birokrasi juga menekankan pada aspek
“disiplin”. Sebab itu, Weber juga memasukkan birokrasi sebagai sistem legal-
rasional. Legal oleh sebab tunduk pada aturan-aturan tertulis dan dapat disimak
oleh siapa pun juga. Rasional artinya dapat dipahami, dipelajari, dan jelas
penjelasan sebab-akibatnya. Ciri birokrasi Weberian adalah kekuasaan itu ada
pada setiap hierarki jabatan, yaitu semakin tinggi jabatannya maka semakin besar
kekuasannya dan sebaliknya.
Birokrasi berhubungan dengan organisasi masyarakat yang disusun secara
ideal. Birokrasi dicapai melalui formalisasi aturan, struktur, dan proses di dalam
organisasi. Tujuan dasar di bentuknya birokrasi adalah bukan ditekankan pada
upaya untuk memperoleh keuntungan material melainkan difokuskan pada
kestabilan organisasi, pemeliharaan kerjasama dan keseimbangan organisasi.
Dengan kata lain tujuan dasar di bentukknya birokrasi adalah untuk memperoleh

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1016
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

aspek pelayanan yang baik dan aspek kepuasan seluruh anggota masyarakat
(Muhyadi, 1989:29).

Gagasan birokrasi Weber yang dikutip oleh Tjokroamidjojo


mengemukakan ciri-ciri utama struktur birokrasi dalam tipe idealnya adalah:
(Rahman, 2007:171-172)
1. Adanya prinsip pembagian kerja atau spesialisasi kerja. Kegiatan-
kegiatan regular yang diperlukan dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
dalam suatu organisasi maupun birokrasi harus dibagi ke dalam bidang-
bidang tertentu sebagai tugas jabatan. Pembagian tugas dan tanggung
jawab kepada para tenaga kerja juga harus sesuai dengan bidang yang
dikuasai oleh tenaga kerja tersebut. Hal ini di harapkan agar pelaksanaan
pekerjaan dapat dijalankan oleh tenaga-tenaga spesialisasi dalam setiap
jabatan, sehingga pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan tanggung
jawab penuh dan efektif.
2. Adanya Struktur Hierarkis. Konsep idealnya suatu birokrasi juga dicirikan
dengan adanya struktur hierarki kekuasaan. Pengorganisasian jabatan-
jabatan mengikuti prinsip hierarkis, yaitu jabatan yang lebih rendah berada
dibawah pengawasan pemimpin dan pemimpin juga harus mampu
mempertanggung jawabkan kepemimpinannya.
3. Adanya Aturan dan Prosedur. Pelaksanaan kegiatan didasarkan pada suatu
sistem peraturan yang sah dan konsisten, yang telah di rancang dan
disepakati bersama. Sistem standar tersebut dimaksudkan untuk menjamin
keseragaman pelaksanaan setiap tugas dan kegiatan.
4. Prinsip Netral. Pejabat yang ideal dalam suatu birokrasi adalah pejabat
yang melaksanakan kewajibannya tidak didasari oleh kepentingan pribadi
atau hal yang bersifat pribadi, melainkan harus bersikap netral yang berarti
lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi
dalam melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya.

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1017
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

5. Penempatan Didasarkan Atas Karir. Penempatan kerja seorang tenaga


kerja didasarkan pada kualifikasi teknis atau skill dan dilindungi terhadap
pemberhentian sewenang-wenang. Adanya sistem promosi jabatan juga
diterapkan dalam suatu birokrasi, kebijaksanaan ini dimaksudkan untuk
meningkatkan loyalitas pekerja terhadap perusahaan dan meningkatkan
semangat kerja para pekerjanya.
Menurut Hicks dalam (Muhyadi, 1989: 30) berpendapat bahwa birokrasi
merupakan unsur mendasar organisasi pada abad modern ini. Terdapat sejumlah
aspek positif yang terkandung dalam pengertian birokrasi, yang memungkinkan
birokrasi berfungsi dengan baik dalam situasi yang kompleks, yaitu:
a. Aspek hirarki, yaitu urutan kewenagan yang tegas dalam organisasi.
b. Aspek kualitas keahlian atau skill yang di tuntut dari para anggota
berdasarkan persyaratan organisasi.
c. Aspek karir, yaitu promosi atau kenakan tingkat yang didasarkan atas
prestasi dan masa kerja.
d. Aspek peraturan dan prosedur, bahwa setiap keputusan yang diambil
didasarkan atas peraturan dan prosedur yang pasti.
e. Aspek keuasaan dan kewenangan yang sah. Setiap pimpinan dan anggota
memegang jabatan dan tugas berdasarkan aturan yang pasti.

Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat


oleh penyelenggara Negara. (Lijan Poltak Sinambela, 2008:5). Pelayanan publik
adalah kepercayaan publik. Warga Negara berharap pelayanan publik dapat
melayani kebutuhan masyarakat dan menjawab kebutuhan masyarakat dengan
kejujuran dan pengelolaan sumber penghasilan yang tepat serta dapat
dipertanggung jawabkan kepada publik atau masyarakat. Pelayanan publik yang
adil dan apat dipertanggung jawabkan akan menghasilkan kepercayaan

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1018
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

masyarakat. Dibutuhkan etika pelayanan publik sebagai pilar dan kepercayaan


publik sebaga dasar untuk mewujudkan pelayanan jasa yang baik.

Konsep Organisasi

Organisasi adalah unit sosial (atau pengelompokkan manusia) yang


sengaja di bentuk dan dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu. Selain itu organsasi juga merupakan
wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya
tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Pada umumnya birokrasi
di tandai oleh ciri-ciri sebagi berikut: (Amitai Etzion, 1982: 3-4)

a) Adanya pembagian dalam pekerjaan, kekuasaan dan tanggung jawab


komunikasi.
b) Adanya satu atau beberapa pusat kekuasaan yang berfungsi mengawasi
pengendalian usaha-usaha di dalam birokrasi serta mengarahkannya
mencapai tujuannya.
c) Penggantian tenaga kerja, dalam hal ini tenaga kerja yang dianggap
tidak bekerja sebagaimana diharapkan dapat diganti oleh tenaga lain.

Birokrasi dan Fungsi Pelayanan

Pemerintah dan seluruh jajarannya dikenal sebagai abdi masyarakat


dalam pemberian berbagai jenis pelayanan yang diperlukan oleh seluruh warga
masyarakat. Keseluruhan jajaran pemerintah Negara merupakan satuan
birokrasi pemerintahan yang juga dikenal sebaga civil service. Pemerintah
beserta seluruh jajaran aparatur birokrasi bukanlah satu-satunya pihak yang
bertanggung jawab untuk menjalankan berbagai kegiatan pembangunan sosial,
tetapi merupakan kenyataan bahwa peranan pemerintah dan jajarannya bersifat
dominan (Lijan Poltak Sinambela, 2006: 63).

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1019
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

Diantaranya berbagai satuan kerja yang terdapat dalam lingkungan


pemerintahan, terdapat pembagian tugas yang pada umumnya didasarkan pada
prinsip fungsionalisasi (Lijan Poltak Sinambela, 2006:63). Fungsionalisasi berarti
bahwa setiap instansi pemerintah berperan selaku penanggung jawab utama atas
terselenggaranya fungsi tertentu, dan perlu bekerja secara terkoordinasi dengan
instansi lain. Setiap instansi pemerintah mempunyai “kelompok pelanggan”,
dimana kepuasan kelompok ini harus dijamin oleh pemerintah, antara lain
kelompok masyarakat yang memerlukan pelayanan di bidang pendidikan dan
pengajaran, bidang kesehatan, bidang transportasi publik dan bidang pelayanan
lainnya yang dilayani oleh instansi secara fungsional yang menangani bidang-
bidang pelayanan tersebut.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian


deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif
bertujuan untuk mendeskripsikan atau melukiskan realitas sosial yang kompleks
yang ada di masyarakat (Alamsyah Taher, 2012: 14).

Lokasi penelitian terhadap strategi manajemen perusahaan dalam


menciptakan kualitas pelayanan publik yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II
adalah di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda yang terletak di Kecamatan Blang
Bintang Kabupaten Aceh Besar. Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut
karna Bandara Sultan Iskandar Muda merupakan satu-satunya Bandara yang
berada di Provinsi Aceh yang di kelola oleh PT. Angkasa Pura II.

Penelitian ini juga menggunakan metode survey, yaitu secara langsung


peneliti terjun kelapangan dan melihat secara langsung sistem dan pelaksanaan
manajemen yang berada di Bandara Sultan Iskandar Muda

Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif disebut dengan informan.


Informan adalah orang yang dapat memberikan keterangan atau informasi
Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1020
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

mengenai masalah yang sedang diteliti dan dapat berperan sebagai nara sumber
selama proses penelitian (Moleong, 2000, Miles, et al., 1987). Adapun informan
yang digunakan dalam mendapatkan informasi terkait fokus penelitian adalah
tenaga kerja atau pihak yang terkait langsung dengan PT. Angkasa Pura II seperti
Manejer dan 10 orang penumpang penerbangan.

Pada penelitian kualitatif, sumber data utamanya adalah kata-kata dan


tindakan, selebihnya adalah penelaah dokumen, informasi, foto, film, dan
sebagainya. Sumber data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang dihasilkan atau diperoleh dengan
cara meneliti langsung ke lapangan. Sedangkan data sekunder merupakan data
yang diperoleh melalui buku-buku, jurnal ilmiah, surat kabar, dokumen yang
berkaitan dengan masalah penelitian dan sumber lain yang juga berkaitan dengan
topik dan permasalahan yang diteliti.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini


disesuaikan dengan metode penelitian yang digunakan. Data yang diperoleh
dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang akan
diteliti seperti responden atau informan (Suryanto, 2008: 55). Penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data seperti:

1. Wawancara Mendalam
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang menyertakan
pertanyaan-pertanyaaan yang dilakukan secara lisan kepada para informan, atau
interview yang dilakukan secara tatap muka dengan informan. Dengan wawancara
secara mendalam kepada informan, maka peneliti dapat mengetahui alasan atau
informasi terkait penelitiannya (Alamsyah Taher, 2012: 43). Informan yang
Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1021
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

dipercayai untuk memberikan informasi terkait dengan permasalahan yang diteliti


harus mengetahui secara jelas mengenai persoalan yang sedang diteliti, sehingga
data yang diperoleh juga akurat, tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewaawancaranya
menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
(Alamsyah Taher, 2012: 148).
2. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan akifitas pencatatan fenomena yang
dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlihat
(partisipatif) ataupun non-partisipatif. Maksudnya, pengamatan terlihat
merupakan jenis pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang
menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau
aktifitas yang bersangkutann dan tetntu saja dalam hal ini peneliti tidak menutupi
dirinya selaku peneliti. Untuk menyempurnakan aktifitas pengamatan partisipatif
ini, peneliti harus mengikuti kegiatan keseharian ang dilakukan informan dalam
waktu tertentu, memerhatikan apa yang terjadi, mendengarkan apa yang
dikatakannya, mempertanyakan informasi yang menarik, dan mempelajari
dokumen yang dimiliki. (Muhammad Idrus, 2009:101)
Teknik observasi juga digunakan dalam pengupulan data, selain
wawancara peneliti juga harus melakukan observasi langsung ke
lapangan yaitu melakukan observasi ke perusahaan PT. Angkasa Pura
II dan masyarakat secara langsung.

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh melalui kumpulan buku-
buku, jurnal ilmiah, karya ilmiah, dokumentasi dan sumber lainnya yang berkaitan
dengan permasalahan yang diteliti. Data sekunder juga data yang diperoleh dari
lembaga atau instansi tertentu, seperti Biro Pusat Statistik, Depertemen

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1022
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

Pendidikan dan sebagainya (Bagong Suryanto, 2008: 55-56). Penelitian ini


menggunakan teknik pengumpulan data seperti:
1. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu bentuk data yang diperoleh dari arsip-arsip
yang telah ada sebelumnya. Metode dokumentasi ini yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
notulen, rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Dokumentasi dalam penelitian ini
diperlukan untuk memperkuat data yang diperoleh dari lapangan (Muhammad
Idrus, 2009:106).

Teknik Analisis Data

Pada tahap ini teknik analisis datanya berupa analisi wacana, yaitu analisi
isi yang lebih bersifat kualitatif dan dapat menjadi salah satu altenatif dalam
melengkapi dan menutupi kelemahan dari analisi isi kuantitatif yang selama ini
banyak digunakan oleh para peneliti. Kegiatan dalam analisis data dalam
penelitaian ini, yakni:

1. Kegiatan reduksi data (data reduction)


Pada tahap awal peneliti memilih hal-hal yang pokok dari data yang di
dapat dari lapangan. Penulis memilah-milah data yang penting yang berkaitan
dengan fokus penelitan dan membuat kerangka penyajiannya.
2. Penyajian data (data display)
Setelah mereduksi data, maka langkah selanjunya adalah mendisplay data.
Di dalam kegiatan ini, penulis menyusun kembali data berdasarkan klasifikasi
masing-masing topik, kemudian dipisahkan dan masing-masing topik di
simpan dalam satu tempat serta masing-masing tempat juga diberi tanda. Hal
ini untuk memudahkan dalam penggunaan data agar tidak terjadi kekeliruan.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Data yang dikelompokan pada kegiatan kedua kemudian diteliti kembali
dengan cermat, dilihat mana data yang telah lengkap dan data yang belum

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1023
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

lengkap yang masih memerlukan data tambahan, dan kegiatan ini dilakuakan
pada saat kegiatan berlangsung sampai akhirnya peneliti masuk kepada tahap
penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Proses verifikasi data perlu
dilakukan aktifitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data
kembali dengan cepat, memungkinkan sebagai akibat pikiran kedua yang
timbul melintas pada peneliti pada waktu menulis sajian data dengan melihat
kembali sebentar pada catatan lapangan.Setelah data dianggap cukup dan telah
sampai pada titik jenuh atau telah memperoleh kesesuaian, maka kegiatan
yang selanjutnya yaitu menyusun laporan hingga pada akhir pembuatan
simpulan.
Analisis data dalam penelitian kualitatif menggunakan metode
induktif. Penelitain ini tidak menguji hipotesis (akan tetapi hipotesis kerja
hanya digunakan sebagai pedoman) tetapi lebih merupakan penyusunan
abstraksi berdasarkan data yang dikumpulkan. Analisis dilakukan lebih
intensif setelah semua data yang diperoleh di lapangan sudah memadai dan
dianggap cukup, untuk diolah dan disusun menjadi hasil penelitian sampai
dengan tahap akhir yakni kesimpulan penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini, peneliti menjelaskan mengenai fokus


penelitian dalam permasalahan penelitian yang diuraikan melalui teori birokrasi.
Menurut peneliti, dengan menggunakan teori birokrasi yang dikemukan oleh
Weber ini, mampu menjawab rumusan masalah sesuai dengan fakta dilapangan.
Penerapan Birokrasi Pelayanan Publik oleh PT. Angkasa Pura II di Bandara
Sultan Iskandar Muda
Implementasi terhadap birokrasi pelayanan publik harusnya
berorientasi terhadap kemaslahatan dan kebutuhan masyarakat secara objektif dan
sasaran implementasinya benar- benar tertuju pada pemenuhan kebutuhan
masyarakat. Hal ini dikarenakan tujuan utama di bentuknya birokrasi pelayanan
Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1024
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

publik, yaitu untuk membantu dan menjawab kebutuhan masyarakat akan sesuatu
baik barang maupun jasa. Pada Bandara Sultan Iskandar Muda ini di buat agar
kehadiran Bandara ini mampu menjawab kebutuhan masyarakat akan bidang
transportasi udara, dimana diharapkan mampu membantu masyarakat dalam hal
bepergian dengan dibantu adanya layanan- layanan maupun sistem birokrasi yang
baik yang benar- benar dapat membantu dan menjawab kebutuhan masyarakat
dalam bidang tranportasi udara.
Seperti yang disimpulkan oleh Rahman bahwa sebenarnya birokrasi
merupakan suatu prosedur yang efektif dan efisien yang didasari oleh teori dan
aturan yang berlaku serta memiliki spesialisasi kerja menurut tujuan yang telah
ditetapkan oleh organisasi/ institusi. (Rahman, 2007: 169-170).
Birokrasi berhubungan dengan organisasi masyarakat yang disusun
secara ideal. Birokrasi dicapai melalui formalisasi aturan, struktur, dan proses di
dalam organisasi. Tujuan dasar di bentuknya birokrasi adalah bukan ditekankan
pada upaya untuk memperoleh keuntungan material melainkan difokuskan pada
kestabilan organisasi, pemeliharaan kerjasama dan keseimbangan organisasi.
Dengan kata lain tujuan dasar di bentukknya birokrasi adalah untuk memperoleh
aspek pelayanan yang baik dan aspek kepuasan seluruh anggota masyarakat
(Muhyadi, 1989:29).
Gagasan birokrasi Weber yang dikutip oleh Tjokroamidjojo
mengemukakan ciri-ciri utama struktur birokrasi dalam tipe idealnya adalah:
(Rahman, 2007:171-172)
1. Adanya prinsip pembagian kerja atau spesialisasi kerja. Kegiatan regular
yang diperlukan dalam upaya mencapai tujuan-tujuan dalam suatu
organisasi maupun birokrasi harus dibagi ke dalam bidang-bidang
tertentu sebagai tugas jabatan. Pembagian tugas dan tanggung jawab
kepada para tenaga kerja juga harus sesuai dengan bidang yang dikuasai
oleh tenaga kerja tersebut. Hal ini di harapkan agar pelaksanaan
pekerjaan dapat dijalankan oleh tenaga-tenaga spesialisas dalam setiap

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1025
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

jabatan, sehingga pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan tanggung


jawab penuh dan efektif.
Struktur birokrasi ini juga terdapat di sistem birokrasi PT. Angkasa
Pura II, dalam hal ini pihak PT. Angkasa Pura II melakukan berbagai
upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di Bandara Sultan
Iskandar Muda, salah satunya adalah menciptakan pembagian kerja yang
baik dan pembagian spesialisasi kerja yang tepat. Hal ini diharapkan agar
mampu membentuk suatu sistem manajemen birokrasi yang baik
sehingga kualitas pelayanan terhadap masyarakat akan bidang
transportasi udara terpenuhi.
Hal utama yang dilakukan oleh pihak PT. Angkasa Pura II dalam
mengadakan prinsip pembagian kerja dan spesialisasi kerja ini adalah
merancang sistem rekrutmen kerja yang tepat untuk para calon tenaga
kerja di Bandara Sultan Iskandar Muda. Hal ini dirasa penting karena
rekrutmen kerja merupakan tahapan awal suatu birokrasi maupun
organisasi untuk melihat suatu keahlian, skill maupun bakat seseorang
dalam dunia kerja. Pengrekrutan tenaga kerja memiliki beberapa
substansi tahapan yang harus dilalui oleh para calon tenaga kerja, seperti
tahap pemberkasan, administrasi, psikotes maupun uji intelektualitas.
Melalui beberapa tahapan inilah suatu perusahaan, birokrasi maupun
organisasi mampu melihat keahlian dan bakat seseorang, sehingga
keahlian dan bakat tersebut dapat digolongkan kedalam ruang kerja yang
tersedia dan para calon tenaga kerja juga mendapatkan ruang kerja yang
sesuai dengan keahlian, skill maupun bakat mereka. Sehingga dengan
adanya pembagian kerja dan spesialiasi kerja yang tepat oleh PT.
Angkasa Pura II sebagai pihak penyelenggara open recruitment, maka
sistem birokrasi yang ada di Bandara Sultan Iskandar Muda ini mampu
berjalan sistematis karena dikerjakan atau dijalankan oleh pekerja yang
memang ahli dibidangnya.

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1026
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

2. Adanya Struktur Hierarkis. Konsep idealnya suatu birokrasi juga


dicirikan dengan adanya struktur hierarki kekuasaan.
Pengorganisasian jabatan-jabatan mengikuti prinsip hierarkis, yaitu
jabatan yang lebih rendah berada dibawah pengawasan pemimpin
dan pemimpin juga harus mampu mempertanggung jawabkan
kepemimpinannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh PT.
Angkasa Pura II ini, dimana mereka juga memiliki struktur
kepemimpinan, seperti skema yang ada dibawah ini:

STRUKTUR ORGANISASI BANDARA SIM

GENERAL MANAGER
(SURAHMAT)

SEKRETARIS
PELELANGAN
(YUNDA YANI)

FINANCE , ADM & COMM


OPERATION &
MANAGER
SERVICES MANAGER
((Dra. WAHYU WIDAYATI)
( SURKANI )

Accounting & Budgeting


Jr Manager
Airpport Operation & ( M. IKHBAR SUNGKAR )
Services Jr Manager
( M. ARIFIN ) EEME & IT Jr Manager
( DEDDY JUMARI L )
Finance Jr Manager
( FITRIA ZAUFA LAILI )
RFF Service Jr Manager
(TWK. REDIARSA ASRIL) Infrastructure Jr
Manager Commercial Jr Manager
(FITRA HENDRI SOMA ) ( RAHMAD SYUKRAN )
Airport Security Jr
Manager HC & General Affairs
( REZA FAHLEVI ) Jr Manager
(MUHAMMAD
URRASYIDIN)

3. Adanya Aturan dan Prosedur. Pelaksanaan kegiatan didasarkan


pada suatu sistem peraturan yang sah dan konsisten, yang telah di
rancang dan disepakati bersama. Sistem standar tersebut
dimaksudkan untuk menjamin keseragaman pelaksanaan setiap
tugas dan kegiatan.
Kaitannya dengan prinsip aturan dan prosedur ini, setiap
organnisasi maupun birokrasi tentunya mempunyai sistem
peraturan dan prosedur masing- masing yang sah dan juga telah

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1027
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

disepakati bersama. PT. Angkasa Pura II juga mempunyai aturan


maupun prosedur tersendiri dalam menjalankan sistem manajemen
maupun sistem birokrasi yang ada di Bandara Sultan Iskandar
Muda ini. Aturan dan prosedur yang ada, dirancang untuk
menciptakan kualitas pelayanan publik yang bagus, sehingga
pelayanan publik yang adaa mampu menjawab segala kebutuhan
masyarakat dalam hal penerbangan atau transportasi udara.
Aturan yang dikeluarkan pihak PT. Angkasa Pura II juga
harus melalui kesepakatan bersama, faktanya pihak PT. Angkasa
Pura II tidak hanya bekerjasama dengan pihak internal Bandara
sahaja untuk mengeluarkan aturan dan tata tertib di Bandara SIM
ini, melainkan juga melalui kesepakatan bersama dengan pihak
Pemerintah Daerah. Misalnya aturan mengenai penertiban praktik
pencaloan tiket dan penertiban taksi atau angkutan umum liar.
Kedua praktik tersebut merupakan dua hal yang selama ini
membuat kekhawatiran masyarakat untuk menggunkan layanan
transportasi udara, setelah kekhawatiran terhadap keselamatan.
Aturan maupun tata tertib dan hukum untuk menertibkan kedua
praktik ini dikeluarkan melalui persetujuan Pemerintah Daerah
setempat, sehingga tata tertib dan hukum yang dikeluarkan sudah
disetujui secara penuh oleh semua pihak yang terkait dan harus
dijalankan sepenuhnya oleh masing- masing penanggung
jawabnya.
Begitu pula aturan maupun tata tertib untuk para penjual atau
pedagang yang berjualan maupun membuka gerai di Bandara
Sultan Iskandar Muda. Pihak PT. Angkasa Pura II mempunyai
aturan, tata tertib, prosedur dan hukum tersendiri dalam mengelola
dan menertibkan para pedagang di Bandara SIM ini yang juga
segala aturan dan hukumnya juga dikeluarkan melalui kerjasama

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1028
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

antara pengelola Bandara PT. Angkasa Pura II dengan Pemerintah


Daerah setempat. Hal ini bisa dilihat melalui kutipan hasil
wawancara bersama informan sebelumnya. Namun dalam hal
penertiban calo tiket dan taksi gelap ini masih terus terjadi hingga
sekarang, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran para aktor calo
tiket maupun taksi gelap, selain itu kurang optimalnya sistem yang
birokrasi yang terdapat di Bandara SIM ini, sehingga terdapat
beberapa penumpang yang diwawancarai merasa masih khawatir
akan hal adanya praktik pencaloan tiket dan taksi gelap ini, hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti bersama beberapa
penumpang di Bandara SIM.
Hal- hal yang menyangkut pelayanan publik juga terbilang
luas, dimana bukan hanya melihat sistem birokrasinya seperti
sistem keamanannya melainkan juga melihat dari segi ketersediaan
sarana dan prasana yang bagus.
Dewasa ini ketersedianaan sarana dan prasarana yang bagus
telah menjadi model suatu Negara, Kota, Peusahaan maupun
institusi dalam menilai sukses atau tidaknya suatu elemen. Semakin
bagus kualitas sarana dan prasana disuatu tempat mupun lembaga,
maka semakin maju dan sukses pula tempat maupun organisasi
tersebut. Dalam hal ini pihak PT. Angkasa Pura II berupaya
menciptakan dan menjaga kualitas sarana dan prasaran yang
terdapat di Bandara Sultan Iskandar Muda. Seperti mengadakan
bagian- bagian khusus yang bertugas untuk mengawasi dan
memperbaiki segala bentuk sarana yang terdapat di Banadar SIM.
Sehingga segala fasilitas yang rusak atau tidak bekerja, dapat
segera di perbaiki dan di gunakan kembali oleh para pengguna jasa
Bandara SIM ini.

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1029
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

4. Prinsip Netral. Pejabat yang ideal dalam suatu birokrasi adalah


pejabat yang melaksanakan kewajibannya tidak didasari oleh
kepentingan pribadi atau hal yang bersifat pribadi, melainkan harus
bersikap netral yang berarti lebih mengutamakan kepentingan
umum daripada kepentingan pribadi dalam melaksanakan
kewajiban dan tanggung jawabnya. Pada prinsip ini terlihat bahwa
pihak PT. Angkasa Pura II belum mengoptimalkan dan
menjalankan prinsip ini secara benar. Hal ini bisa terlihat pada
adanya aturan yang tidak dijalankan dengan baik oleh pihak AP II
yaitu terkait aturan yang mengatakan bahwa salah satu syarat calon
tenaga kerja di PT. Angkasa Pura II ini adalah tidak boleh ada
keterkaitan hubungan darah didalamnya. Hal ini yang belum
dijalankan secara benar oleh pihak PT. Angkasa Pura II ini, dimana
masih terdapat para pekerja atau tenaga kerja di PT. Angkasa Pura
II ini yang memiliki hubungan maupun ikatan darah kandung. Hal
ini membuktikan bahwa ternyata pada birokrasi yang besar seperti
PT. Angkasa Pura II ini, hubungan interpersonal masih belum
dapat dipisahkan.
5. Penempatan Didasarkan Atas Karir. Penempatan kerja seorang
tenaga kerja didasarkan pada kualifikasi teknis atau skill dan
dilindungi terhadap pemberhentian sewenang-wenang. Adanya
sistem promosi jabatan juga diterapkan dalam suatu birokrasi,
kebijaksanaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan loyalitas
pekerja terhadap perusahaan dan meningkatkan semangat kerja
para pekerjanya.
Kaitannya dengan penempatan kerja seseorang sama halnya
dengan adanya pembagian kerja dan spesialisasi kerja. Dimana
penempatan kerja seseorang harus sesuai dengan keahlian dan skill
yang dimiliki oleh para pekerja. PT. Angkasa Pura II telah

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1030
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

menerapkan prinsip ini, dimana pada awalnya dilihat melalui


proses open recruitment. Pada proses inilah tahap awal
penempatan kerja seseorang dilakukan.
Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan, terdapat juga beberapa
prosedur yang sudah distandarkan tidak berjalan dengan semestinya. Hal ini
berkaitan dengan prinsip netral, dimana Weber dalam teori birokrasinya
menjelaskan bahwa dalam membangun dan menciptakan suatu birokrasi yang
baik harus mengesampingkan adanya hubungan interpersonal maupun hubungan
pribadi.
Weber melihat bahwa dalam birokrasi pada saat itu, hubungan yang
dinamakannya hubungan interpersonal masih diterapkan dalam menjalankan suatu
birokrasi, akibatnya terciptalah ruang-ruang bagi mereka untuk mengistimewakan
maupun memberikan pelayanan lebih kepada kerabat maupun orang- orang yang
mempunyai hubungan emosional yang baik dengan mereka. Jika hal ini sudah
terjadi maka akan menimbulkan masalah dalam menjlankan suatu birokrasi,
dimana terdapat ketidakadilan pelayanan antara mereka yang memiliki hubungan
kekerabatan dengan mereka yang tidak memiliki hubungan itu kepada para pelaku
birokrasi. Oleh karenya Weber sangat menekankan bahwa prinsip netral ini harus
sangat dijunjung tinggi dalam membangun dan menciptakan birokrasi yang baik.
Sama halnya dengan permaslahan yang terjadi di Bandara Sultan
Iskandar Muda, dimana setelah peneliti melihat kelapangan bahwasanya hal ini
masih terdapat dan bahkan ampai sekarang masih dijalankan oleh pihak PT.
Angkasa Pura II. Mereka masih menerapkan prinsip-prinsip yang menuju kearah
ketidak netralan, dalam hal ini yaitu pihak AP II masih memberikan pelayanan
khusus bagi para anggota keluarganya maupun bagi mereka yang mempunya
hubungan interpersonal dengan para pekerja di Bandara tersebut. Selanjutnya
mereka juga melakukan hal yang menyalahi prosedur atau sistem birokrasi PT.
Angkasa Pura II, dimana pada awalnya sudah jelas dituliskan pada syarat calon
pekerja di Bandara Sultan Iskandar Muda adalah mereka yang tidak memiliki

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1031
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

hubungan kandung maupun ikatan darah didalamnya yang berarti bahwa apabila
seseorang memiliki ibu ataupun ayah yang bekerja di Bandara tersebut, maka
anak dari Ayah maupun Ibu tersebut tidak diizinkan untuk bekerja di Bandara
terebut kecuali Ibu atau Ayah nya sudah pensiun atau tidak bekerja lagi di
Bandara tersebut.
Berdasarkan peristiwa tersebut, menggambarkan bahwa ternyata
kekhawatiran Weber dimasa lampau akan adanya hubungan interpersonal dalam
dunia birokrasi yang nantinya akan mempengaruhi kinerja birokrasi memang
terjadi. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan peneliti
dilapangan. Oleh karenanya ternyata dalam birokrasi besar seperti PT. Angakasa
Pura II ini juga masih terdapat beberapa sistem yang tidak terealisasikan dengan
baik, sehingga mempengaruhi kinerja sistem lainnya dalam birokrasi tersebut dan
mempengaruhi kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Strategi STP PT. Angkasa Pura II
A. Segmentasi
Segmentasi adalah proses pengelompokkan pasar keseluruhan yang
heterogen kedalam kelompok yang sama dalam hal kebutuhan, keinginan,
perilaku atau respon terhadap program pemasaran spesifik. Pengelompokkan ini
berdasarkan geografis, usia, penghasilan. Segmentasi geografis adalah setiap kota-
kota yang tercatat sebagai jalur penerbangan dan wilayah yang memiliki Bandar
udara. Segmentasi psikografisnya berupa kepedulian akan kenyamanan,
keamanan, menyediakan infrastruktur dan pelayanan kelas dunia,
mengembangkan kemitraan, menjunjung tinggi prinsip tanggung jawab sosial, dan
menjadi BUMN pilihan serta memaksimalkan potensi dari setiap karyawan
perusahaan.
Segmentasi penghasilan, pada dasarnya penggunaan jasa maskapai
penerbangan di peruntukkan bagi masyarakat yang tergolong dalam status sosial
ekonomi yang tinggi, dikarenakan biaya yang dikenakan untuk menggunakan jasa
ini terbilang cukup mahal. Namun seiring berkembangnya zaman penggunaan jasa

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1032
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

penerbangan tidak hanya dapat digunakan oleh masyarakat yang berstatus sosial
tinggi, melainkan juga dapat dirasakan oleh masyarakat yang berstatus sosial
rendah. Hal ini dikarenakan adanya inovasi biaya penerbangan dari beberapa
maskapai, seperti mengadakan sistem harga promo. Sehingga masyarakat dapat
memilih maskapai mana yang dapat digunakan yang sesuai dengan badget
mereka.
B. Targeting
Targeting adalah proses mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa
segmen pasar yang dinilai paling menarik untuk dilayanai dengan program
pemasaran spesifik perusahaan. Oleh karena itu, sebuah perusahaan perlu memilih
pasar tertentu sebagai sasarannya. PT. Angkasa Pura II menentukan targetingnya
adalah seluruh masyarakat atau konsumen yang membutuhkan jasa pelayanan
transportasi udara.
C. Positioning
Langkah terakhir adalah proses positioning, dimana positioning adalah
tindakan mambangun dan mengkomunikasikan manfaat istimewa dari produk di
dalam pasar yang mengandung makna tempat suatu produk, merek kedalam benak
konsumen, relatif terhadap penawaran pesaingnya. Jadi positioning PT. Angkasa
Pura II adalah menjadi gerbang Indonesia yang mengedepankan layanan dengan
standar operator bandara kelas dunia. Upaya mempromosikan yang dilakukan
oleh PT. Angkasa Pura IIadalah salah satunya dengan mempersembahkan suatu
penghargaan yang didapat oleh Bandara Sultan Iskandar Muda dalam kategori
Bandara Muslim Terbaik Dunia 2016. Sehingga dengan predikat ini menjadikan
bukti bahwa pelayanan di Bandara Sultan Iskandar Muda sudah optimal.

KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya PT. Angkasa Pura II telah
menggunakan prinsip dasar idealnya suatu birokrasi yang dikemukakan oleh
Weber. Dimana PT. Angkasa Pura II telah menerapkan beberapa prisip dasarnya

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1033
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

Weber dalam menciptakan birokrasi yang ideal, pertama yaitu adanya prinsip
pembagian kerja dan spesialisasi kerja yang di tepat di Bandara Sultan Iskandar
Muda. Pada tahap ini, PT. Angkasa Pura II mengawalinya dengan tahapan
pembukaan lowongan pekerjaan atau melakukan proses open recruitment. Melalui
tahap inilah keahlian, skill maupun bakat seseorang terlihat sehingga dapat di
golongkan ke dalam ruang kerja yang tepat yang sesui dengan keahlian dan
skillnya.
Prinsip kedua yang digunakan oleh PT. Angkasa Pura II adalah adanya
struktur hierarki yang jelas, dimana didalam sistem birokrasinya terdapat struktur
mulai dari atasan dan bawahan. Selanjutnya ada prinsip netral dimana para aktor
harus menggunakan prinsip netral mereka dan jangan menggunakan prinsip
pribadi didalam dunia kerja. Selanjutnya terdapat prisip adanya penempatan kerja
berdasarkan karir. Dimana sama halnya dengan prinsip pertama, bahwa suatu
birokrasi maupun organisasi yang baik adalah birokrasi yang didalamnya terdapat
penempatan kerja seeorang berdasarkan keahlian mereka, sehingga pekerjaan
yang dijalankan dapat berjalan secara optimal dan lebih efisien.
Namun jauh dari pada beberapa prinsip diatas, terdapat bebarapa keluhan
yang dilontarkan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik di Bandara
Sultan Iskandar Muda. Hal ini terjadi karena pada dasarnya prinsip yang
dijalankan oleh PT. Angkasa Pura II ini belum sepenuhnya optimal, sehingga
muncul berbagai keluhan dari masyarakat, salah satunya karena adanya faktor
keamanan yang masih belum optimal dan adanya sistem birokrasi yang masih
mengedepankan hubungan interpersonal di dalamnya yang mana dikatakan jelas
oleh Weber bahwasanya dalam membangun dan menciptakan sistem birokrasi
yang baik harus menghindari hal-hal yang menyangkut hubungan interpersonal.
Selain itu kekhawatiran maupun keluhan dari masyarakat muncul karena
menurut mereka hal ini terjadi karena terdapat beberapa sistem yang belum
sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan masyarakat akan bidang transportasi

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1034
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

udara ini, faktor kekhawatiran juga memicu terjadinya ketidak percayaan


masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi udara.
Penggunaan startegi STP oleh PT. Angkasa Pura juga menjadikan
perusahaan ini mampu untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan bidang
transportasi udara. Pasalnya dengan diterapkan nya strategi tersebut maka sistem
pengembangan pelayanan akan semakin terarah, karena sesuai dengan rancangan
yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Barata, Atep. 2004. Dasar- Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media.
Dr. Muhyadi. 1989. Organisasi ( Teori, Struktur dan Proses). FPIPS –IKIP:
Yogyakarta.
Drs. Wursanto, Ig. 2003. Dasar- Dasar Ilmu Organisasi. Ed. 1. Yogyakarta:
Andi.
Etzion, Amitai. 1985. Organisasi-Organisasi Modern. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press).
Faisal, Sanapiah. 2007. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Kerebungu, Ferdinan. 2008. Teori Sosial Makro. Malang: Wineka Media.
Kumorotomo, Wahyudi. 2005. Akuntabilitas Birokrasi Publik. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Prof. DR. Thoha Miftah, MPA. 2005. Birokrasi Dan Politik Di Indonesia. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1035
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

Prof. Dr. Rivai Veithzal, M.B.A dan Prof. Dr. Mulyadi Deddy, M.si. 2013.
Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi Sosial. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Rahman, H. I, 2007. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2006. Manajemen Pelayanan. Jakarta: Pustaka
Belajar.
Sinambela, Poltak Lijan. 2008. Reformasi Pelayanan Publik, Teori Kebijakan,
dan Implementasinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Suryanto Bagong, Sutinah. 2008. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Pendekatan


Alternatif. Jakarta: Kencana.
Taher, Alamsyah. 2012. Metode Penelitian Sosial. Darussalam, Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press.

Taher, Alamsyah. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh: Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala.
Tim Mitra Guru. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosiologi. Jakarta: Erlangga.

WEBSITE/ INTERNET

http://www.angkasapura2.co.id/id/tentang/sejarah/. Diakses: 25 Agustus 2016


Muchlisin Riadi. 2013. Pelayanan Publik.
http://www.kajianpustaka.com/2013/01/pelayanan-publik.html/.
Diakses: 25 Agustus 2016.

Sunarto, 2012. Pengertian Bandar Udara. http://bandara.web.id/pengertian-


bandar-udara.html/. Diakses: 25 Agustus 2016.
http://aceh.tribunnews.com/2016/05/17/sopir-taksi-bandara-demo-angkasa-
pura. Diakses: 19 Desember 2016.
SKRIPSI
Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1036
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037
h M ah
lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
lI a

sis
a
Volume 2, Nomor 2: 230-247 Mei 2017

Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

Rahayu, Rika. 2012. Dampak Patologi Birokrasi Terhadap Kualitas Pelayanan


Publik, Suatu Penelitian Di Kantor Camat Baitussalam Kabupaten Aceh
Besar. Skripsi, Universitas Syiah Kuala.
Zuyyina. 2014. Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia STKIP
Muhamamadiyah Aceh Tengah. Tesis, Universitas Syiah Kuala.
Sepriana, Jevelia. 2012. Dampak Pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda
Terhadap Aspek Sosial Ekonomi Dan Lingkungan. Proposal Penelitian,
Universitas Syiah Kuala.

JURNAL

Kusunawati, Dwi Pratiwi. 2012. Implikasi One Day Service BPKP Dalam
Meningkatkan Manajemen Pelayanan Publik, Studi Kasus Pada Satuan
Polisi Lalu Lintas Kepolisian Karanganyar. Jurnal, Fkip Jurusan
Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan- UNS.
Havianto, Alvin. 2014. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (Studi
Deskriptif tentang Strategi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota
Surabaya dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik). Jurnal, FISIP
Pogram Studi Ilmu Administrasi Negara- Universitas Airlangga.

Strategi Manajemen Birokrasi Oleh PT. Angkasa Pura II Dalam Meningkatkan 1037
Kualitas Pelayanan Publik Di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (Maya
Zuhrianti, Bukhari Yusuf)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 1011 - 1037

Anda mungkin juga menyukai