Anda di halaman 1dari 110

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR


YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE
2017-2021

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian


Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Pada
Fakultas Sosial Sains
Universitas Pembangunan Panca Budi

Oleh :

SISKA SAKITA MAULINA


NPM : 1715310334

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS SOSIAL SAINS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2022
FAKULTAS SOSIAL SAINS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN

PENGESAHAN SKRIPSI
NAMA : SISKA SAKITA MAULINA
NPM : 1715310334
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
JENJANG : S 1 ( STRATA SATU )
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2017-2021

Medan, Desember 2022

KETUA PROGRAM STUDI DEKAN

(Husni Muharram, BA, M.SC.M) (Dr. E. Rusiadi, SE, M.Si,)

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

(IRAWAN, SE, M.SI) (NONI ARDIAN, SE, MM)

ii
FAKULTAS SOSIAL SAINS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
SKRIPSI DITERIMA DAN DISETUJUI OLEH PANITIAN UJIAN
SARJANA LENGKAP FAKULTAS SOSIAL SAINS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PASCA BUDI MEDAN

PERSETUJUAN SKRIBSI

NAMA : SISKA SAKITA MAULINA


NPM : 1715310334
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
JENJANG : S 1 ( STRATA SATU )
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2017-2021

KETUA ANGGOTA I

( CAHYO PRAMONO,S.E.,M.M. ) ( MAYA SYAULA,S.E.,M.M. )

ANGGOTA II ANGGOTA III

( IRAWAN,SE.,M.SI. ) ( NONI ARDIAN,S.E.,M.M. )

iii
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : SISKA SAKITA MAULINA


NPM 1715310334
Fakultas/Program Studi : MANAJEMEN
Judul Skripsi : PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2017-2021

Dengan ini menyatakan bahwa:


1. Skripi ini merupakan hasil karya tulis saya sendiri dan bukan
merupakanhasil karya orang lain (plagiat);
2. Memberikan izin hak bebas Royalti Non-Eksklusif kepada Unpab
untuk menyimpan, mengalih-media/formatkan, mengelola,
mendistribusikan, dan mempublikasikan karya skripsinya melalui
internet atau media lain bagi kepentingan akademis.

Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggungjawab dan saya bersedia
menerima konsekuensi apa pun sesuai dengan aturan yang berlaku apabila
dikemudian hari diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar.

Medan, Desember 2022

SISKA SAKITA MAULINA


1715310334

iv
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Siska Sakita Maulina


NPM 1715310334
Fakultas : Sosial Sains
Program Studi : Manajemen
Alamat : Jl.setia luhur

Dengan ini mengajukan permohonan untuk mengikuti ujian sarjana


lengkap pada Fakultas Sosial Sains Universitas Pembangunan Panca Budi.
Sehubung dengan hal ini tersebut, maka saya tidak akan lagi ujian
perbaikannilai di masa yang akan datang.
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya, untuk
dapat di pergunakan seperlunya.

Medan, Desember 2022

Yang Membuat Pernyataan

(Siska Sakita Maulina)

v
ABSTRAK

Analisis penelitian untuk mengetahui apakah Dividend Payout Ratio (DPR)


berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan (Price to Book Value),
Dividend Yield (DY) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan (Price
to Book Value) serta mengetahui pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) dan
Dividend Yield (DY) secara simultan terhadap nilai perusahaan (Price to Book
Value) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2017-2021.
Data yang digunakan adalah laporan tahunan dari masing-masing perusahaan
sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.go.id. Metode analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif, dengan pengujian
asumsi klasik, pengujian hipotesis. Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah puposive sampling dengan total sampel sebanyak manufaktur sub Sektor
Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI dan data dari tahun 2017-2021.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dividend Payout Ratio secara parsial
berpengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur sub Sektor Otomotif dan Komponen Yang Terdaftar di BEI, Dividend
Yield (DY) tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur sub Sektor Otomotif dan Komponen Yang Terdaftar di
BEI serta Dividend Payout Ratio (X1) dan Dividend Yield (X2) secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur sub Sektor Otomotif dan Komponen Yang Terdaftar di BEI.

Kata Kunci : Dividend Payout Ratio (DPR), Dividend Yield (DY), Price to Book
Value (PBV)

vi
ABSTRACT

The research analysis is to find out whether the Dividend Payout Ratio (DPR) has
a partial effect on firm value (Price to Book Value), Dividend Yield (DY) has a
partial effect on firm value (Price to Book Value) and to know the effect of the
Dividend Payout Ratio (DPR). and Dividend Yield (DY) simultaneously on firm
value (Price to Book Value) in manufacturing companies listed on the IDX for the
2017-2021 period. The data used is the annual report of each sample company,
which is published through the website www.idx.go.id. The analytical method
used in this study is the associative method, with classical assumption testing,
hypothesis testing. The sampling method used is purposive sampling with a total
sample of as many as manufacturers listed on the IDX and data from 2017-2021.
The results of this study indicate that the Dividend Payout Ratio partially has a
significant effect on firm value in manufacturing companies listed on the IDX,
Dividend Yield (DY) partially affects the company value on manufacturing
companies listed on the IDX and Dividend Payout Ratio (X1) and Dividend Yield
(X2) simultaneously has a positive and significant effect on firm value in
manufacturing companies listed on the BEI

Keyword: Dividend Payout Ratio (DPR), Dividend Yield (DY), Price to Book
Value (PBV)

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas dukungan dan doa

dari orang-orang yang saya sayangi, akhirnya skripsi dapat selesai pada waktunya.

Oleh karena itu skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ayahanda saya almarhum Arif Budianto dan Ibunda Rosmalina tercinta yang

selalu senantiasa mendoakan saya dan mendukung setiap langkah.

2. Teruntuk keluarga besar saya, Terima kasih untuk doa dan dukungan selama

ini sehingga skripsi ini selesai pada tepat waktu.

3. Untuk teman-teman seperjuangan saya. Terima kasih banyak telah mendoakan

saya dan menyemangati saya hingga akhirnya salah satu mimpi saya terwujud.

Akhir kata dari skripsi ini saya persembahkan untuk kalian semua orang-orang

yang saya sayangi dan saya cintai. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi

kemajuan ilmu generasi yang akan mendatang.

Motto : “Orang yang meraih kesuksesan tidak selalu orang yang pinter,
tetapi prang yang selalu meraih kesuksesan adalah orang yang gigih
dan pantang menyerah”.

***
“Keep the spirit and don’t give up”

viii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat, hidayah dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul : “Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2021”. Proposal

skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian

Sarjana Ekonomi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Isa Indrawan, S.E., M.M., selaku Rektor

Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.

2. Bapak Dr. E. Rusiadi, SE, M.Si., selaku Dekan Fakultas Sosial Sains

Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.

3. Bapak Husni Muharram Ritonga, BA., M.Sc., M selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Sosial Sains Universitas Pembangunan Panca Budi

Medan.

4. Bapak Irawan, SE., M.Si selaku Dosen pembimbing I saya yang telah sabar

dan dengan cermat memberikan pengarahan dan bimbingan dalam proses

penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Noni Ardian, SE., MM selaku Dosen pembimbing II saya yang telah

banyak memberikan masukan ilmu, waktu dan semangat serta memberikan

pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Civitas Akademik Universitas Pembangunan Panca Budi Medan yang

telah memberikan ilmu dan bimbingan selama penulis di bangku kuliah

sampai dengan selesai.

ix
7. Terima kasih kepada Ibu saya tercinta Roamalina yang telah memberikan

dukungan moralmaupun spiritual dalam menyelesaikan pendidikan Srata satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak memerlukan

penyempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnaan penulisan ini. Semoga

Allah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Diketahui,
Medan, Desember 2022
Penulis

Siska Sakita Maulina


1715310334

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL
PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................... ii
PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN .......................................................................................v
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... vi
ABSTRAK ..............................................................................................................v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ..........................................................7
1. Identifikasi Masalah ..........................................................................7
2. Batasan Masalah ................................................................................7
C. Rumusan Masalah .................................................................................8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................8
1. Tujuan Penelitian .............................................................................8
2. Manfaat Penelitian ...........................................................................9
E. Keaslian Penelitian .............................................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Landasan Teoritis ................................................................................12
1. Grand Theory ....................................................................................... 12
2. Nilai Perusahaan ..............................................................................16
a. Pengertian Nilai Perusahaan .......................................................16
b. Teori Nilai Perusahaan ...............................................................18
c. Faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan............................19
d Indikator Nilai Perusahaan .........................................................21
3. Kebijakan Dividen ...........................................................................21
a. Pengertian Kebijakan Dividen....................................................21
b. Jenis-jenis Dividen .....................................................................22
c. Bentuk-bentuk Kebijakan Dividen .............................................24
d. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden .......................25
e. Pengukuran/Indikator Kebijakan Deviden .................................27
B. Penelitian Sebelumnya ........................................................................29
C. Kerangka Konseptual..........................................................................31
D. Hipotesis .............................................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .........................................................................37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................37
C. Definisi Operasional Variabel.............................................................38
D. Populasi dan Sampel/ Jenis dan Sumber Data ....................................39
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................42
F. Teknik Analisis Data ...........................................................................42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ...................................................................................50
1. Gambaran Umum Objek Penelitian ...............................................50
2. Deskriptif Data Variabel ..................................................................... 52
3. Statistik Deskriptif .........................................................................55
4. Pemilihan Model Data Panel..........................................................56
a. Common Effect Model (CEM) ...................................................57
b. Fixed Effect Model (FEM) ........................................................58
c. Random Effect Model (REM) ....................................................59
5. Pengujian Asumsi Klasik ...............................................................60
a. Uji Normalitas ...........................................................................60
b. Uji Multikolinieritas ..................................................................61
c. Uji Heterokesdastisitas ..............................................................62
d. Uji Autokorelasi ........................................................................64
6. Analisis Regresi Linier Berganda...................................................64
7. Uji Spesifikasi Model.....................................................................66
a. Uji Chow ...................................................................................66
b. Uji Hausman .............................................................................67
8. Pengujian Hipotesis.......................................................................69
a. Uji Pengaruh Parsial (Uji t) .......................................................69
b. Uji Signifikasi Pengaruh Simultan (Uji F) ................................71
c. Koefisien Determinasi (𝑹𝟐) .......................................................71
B. Pembahasan ..........................................................................................72
1. Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan ..........73
2. Pengaruh Dividend Yield (DY) terhadap Nilai Perusahaan (PBV) . 75
3. Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) dan Dividend Yield (DY)
Terhadap Nilai Perusahaan………………………………………...
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................76
B. Saran ...................................................................................................79

DAFTAR PUSTAKA

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Fenomena rasio Dividend Payout Ratio (DPR), Dividend Yield
(DY) dan Price to book value (PBV) ..................................................... 4
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 27
Tabel 3.1 Tabel Kegiatan Penelitian .................................................................... 35
Tabel 3.2 Operasional Variabel ............................................................................ 38
Tabel 3.3 Daftar Populasi Penelitian......................................................................... 39
Tabel 3.4 Pemilihan Sampel................................................................................. 44
Tabel 4.1 Descriptive Statistics ............................................................................ 56
Tabel 4.2 Common Effect Model (CEM) ............................................................. 58
Tabel 4.3 Fixed Effect Model (FEM) ................................................................... 59
Tabel 4.4 Random Effect Model (REM)............................................................... 60
Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas ............................................................................. 62
Tabel 4.6 Uji Heterokesdastisitas ......................................................................... 63
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 64
Tabel 4.8 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda .................................................... 65
Tabel 4.9 Uji Chow .............................................................................................. 66
Tabel 4.10 Hasil Model Estimasi Uji Hausman ..................................................... 67
Tabel 4.11 Uji Lagrange Multiplier ....................................................................... 69
Tabel 4.12 Uji Siginikasi Secara Parsial ................................................................ 70
Tabel 4.13 Uji Siginikasi Secara Simultan ............................................................. 71
Tabel 4.14 Uji Koefisien Determinan .................................................................... 72

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual........................................................................33


Gambar 4.1 Grafik Rata-Rata Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2017 sampai 2021.............................................................................55
Gambar 4.2 Grafik Rata-Rata Diviend Yield Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017 sampai
2021 ...................................................................................................55
Gambar 4.3 Grafik Rata-Rata Price to book value Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2017 sampai 2021...... ......................................................................56
Gambar 4.4 Hasil uji Normalitas...........................................................................61

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran pemiliknya

dalam hal ini para pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahan,

Nilai perusahaan akan meningkatkan pendapatan pemegang saham secara

maksimum apabila harga saham perusahaan naik. Semakin tinggi harga saham

suatu perusahaan, maka pendapatan para pemegang saham juga akan naik dan

berdampak baik pula pada meningkatnya nilai perusahaan. Nilai perusahaan

didefinisikan sebagai nilai pasar, nilai pasar merupakan presepsi pasar yang

berasal dari investor, kreditor dan stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan

yang tercermin pada nilai pasar saham perusahaan yang bisa menjadi ukuran nilai

perusahaan.

Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh harga saham perusahaan tersebut di

pasar modal, apabila harga saham suatu perusahaan di pasar modal dalam keadaan

stabil dan terus mengalami kenaikan dalam jangka panjang dapat diartikan bahwa

perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan terus-menerus. Harga saham yang

tinggi diikuti dengan nilai perusahaan yang tinggi, semakin tinggi nilai

perusahaan dapat mengindikasikan kesejahteraan para pemegang saham.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi naik turunya nilai perusahaan

manufaktur diantaranya adalah kebijakan dividen. Menurut Wardiyah (2017),

kebijakan dividen merupakan suatu keputusan apakah laba yang diperoleh

perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan

1
2

ditahan dalam bentuk laba ditahan untuk pembiayaan investasi pada masa yang

akan datang.

Kebijkan dividen yang tepat akan meningkatkan harga saham yang menjadi

salah satu indikator nilai perusahaan. Dengan demikian, pengaruh kebijakan

dividen terhadap nilai perusahaan sebagaimana prediksi signaling theory, bahwa

kenaikan dividen yang diharapkan merupakan suatu sinyal bahwa perusahaan

meramalkan laba yang baik di masa depan. Kebijakan dividen yang dibagikan

tergantung pada kebijkan dividen perusahaan tersebut dan melihat atau

menyesuaikan dengan beberapa kondisi, sebab kondisi keuangan, planing,

karakter investor atau pemegang saham masing-masing berbeda-beda.

Pembayaran dividen ditujukan untuk mengurangi ketidakpastian karena

megngurangi resiko tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemegang saham

dan mengurangi konflik antara kepenttingan manajer perusahaan dengan

pemegang saham (theory agency) (Priya dan Mohanasundari, 2016).

Beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen diantaranya Dividend

Payout Ratio (DPR) dan Dividend Yield (DY). Dividend Payout Ratio (DPR)

yaitu merupakan suatu bentuk kebijakan perusahaan mampu menetapkan proporsi

laba yang diterima perusahaan untuk kemudian dibayarkan kepada investor sesuai

dengan jumlah saham yang dimiliki (Senata, 2016). Dividend payout ratio (DPR)

yaitu rasio yang menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber

pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang

dialokasikan untuk pembayaran dividen (Kasmir, 2016). Jika dividen yang


3

dibagikan besar maka akan meningkatkan harga saham yang berakibat pada

peningkatan nilai perusahaan.

Dividend Yield (DY) merupakan pembayaran dividen yang disesuaikan

dengan harga saham pada pasar. Kebijakan dividen yang akan digunakan adalah

Dividend Yield, karena dari rasio ini akan diketahui seberapa besar tingkat

pendapatan dividen per lembar saham yang akan didapatkan para pemegang

saham. Yield itu sendiri dipakai untuk mengukur tingkat pendapatan dividen per

lembar terhadap harga pasar saham. Yield adalah persentase keuntungan yang

bersumber dari dividen perlembar saham terhadap harga saham. Menurut

Kartawinata, dkk (2020) menyiratkan bahwa semakin tingginya Dividend Yield

maka menyebabkan semakin rendahnya volatilitas harga saham. Sejalan dengan

duration effect theory sebagaimana Dividend Yield tinggi dapat dianggap sebagai

kas yang mengurangi ketidakpastian pada arus kas perusahaan. Selain itu,

hubungan negatif antara Dividend Yield tinggi sejalan dengan signalling theory

karena dividen tinggi adalah tanda stabilitas perusahaan.

Nilai perusahaan merupakan nilai yang digambarkan melalui tingkat

kemampuan perusahaan dalam mensejahterahkan para pemiliknya yang diukur

menggunakan Price to Book Value (PBV) yaitu nilai pasar per lembar saham

kemudian dibagi dengan nilai buku per lembar saham. Nilai perusahaan adalah

keadaan yang telah dicapai perusahaan dari awal didirikan sampai saat ini. Nilai

perusahaan yang tinggi tentu adalah hal yang sangat diinginkan oleh pemiliknya.

Karna tingginya nilai perusahaan berarti kesejahtraan pemilik perushaan juga

baik. Nilai perusahaan mempengaruhi minat para calon pembeli yang ada di pasar
4

modal, apabila nilai perusahaan tinggi, maka jumlahnya pembeli juga akan

semakin tinggi karna ingin melakukan investasi di perusahaan tersebut (Surjadi,

2019).

Tabel 1.1
Fenomena rasio Dividend Payout Ratio (DPR), Dividend Yield (DY)
dan Price to book value (PBV)
No. Kode Tahun Dividend Payout Dividend Yield Price to book
Emiten Ratio (DPR) (DY) value (PBV)
Persen (%)
2017 45,59 2,91 7,23
2018 49,54 2,95 9,30
1. ASII 2019 44,87 2,03 5,23
2020 39,67 2,23 6,44
2021 14,23 0,82 6,57
2017 60,01 2,09 10,39
2018 54,43 3,35 9,31
2. BOLT 2019 47,10 3,25 15,16
2020 38,25 2,67 18,26
2021 24,93 2,91 34,76
2017 37,46 2,73 13,26
2018 30,92 1,92 48,90
3. GDYR 2019 24,82 0,70 48,71
2020 22,07 1,52 23,07
2021 20,81 2,83 18,28
Sumber : www.ids.co.id (Data diolah Peneliti, 2022

Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa rasio Dividend Payout

Ratio kode perusahaan ASII pada tahun 2020-2021 mengalami penurunan sebesar

39,67% dan 14,23%, kemudian rasio Dividend Yield mengalami penurunan

sebesar 2,23% dan 0,82% akan tetapi rasio Price to book value mengalami

kenaikan sebesar 6,57%, hal ini disebabkan adanya kesulitan perusahaan dalam

menentukan kebijakan Dividen misalnya Dividend Payout Ratio dan Dividend

Yield yang akan mengakibatkan pihak-pihak yang berkepentingan saling

bertentangan. Namun ditahun yang bersamaan nilai dari kebijakan dividen

(Dividend Payout Ratio) justru menunjukan adanya penurunan. Perusahaan sudah


5

memutuskan kebijakan dividen dengan menggunakan modal yang berasal dari

hutang. Modal tersebut harus seoptimal mungkin digunakan untuk menghasilkan

laba sehingga laba akan meningkat dan investor akan tertarik membeli saham

perushaan. Apabila saham banyak diminati oleh investor maka nilai perusahaan

akan meningkat.

Pada kode perusahaan BOLT tahun 2020-2021 menunjukkan bahwa rasio

Dividend Payout Ratio mengalami penurunan sebesar 38,25% dan 24,93%,

kemudian rasio Dividend Yield mengalami penurunan di tahun 2019-2020 sebesar

3,25% dan 2,67% akan tetapi rasio Price to book value mengalami kenaikan

sebesar 34,76%. Hal ini disebabkan kurang memberi keuntungan kepada investor

untuk mendapatkan dividen. Hal ini bertentangan dengan teori bahwa kebijakan

dividen naik berarti perusahaan berhasil menghasilkan laba sehingga perusahaan

dapat membagikan dividen kepada para pemegang saham sehingga investor akan

tertarik membeli saham perushaan. Apabila saham banyak diminati oleh investor

maka nilai perusahaan akan meningkat.

Pada kode perusahaan GDYR ditahun 2020-2021 menunjukkan bahwa rasio

Dividend Payout Ratio mengalami penurunan sebesar 22,07% dan 20,81%,

sedangkan rasio Dividend Yield (DY) mengalami kenaikan sebesar 1,52% dan

2,83% akan tetapi rasio Price to book value (PBV) justru mengalami penurunan

sebesar 23,07% dan 18,28%. Padahal perusahaan sudah berhasil melakukan

ukuran perusahaan dengan meningkatkan total aset dibandingkan tahun

sebelumnya, tetapi ukuran perusahaan justru menurun, hal ini tidak sesuai dengan

teori yang menyatakan apabila suatu perusahaan mengalami ukuran perusahaan


6

berarti perusahaan yang telah berada di pasar modal menyebabkan investor lebih

tertarik untuk menanamkan modalnya di perusahaan yang memiliki ukuran yang

besar, sehingga respons yang positif ini dapat mencerminkan meningkatnya nilai

perusahaan.

Penelitian telah banyak dilakukan terhadap variabel-variabel yang

mempengaruhi nilai perusahaan. Diantaranya beberapa penelitian yang telah

dilakukan para peneliti sebelumnya dan memberikan hasil penelitian yang

berbeda-beda. Penelitian Emilia Gustini (2017), Debbi Chyntia Ovami & Ananda

Anugrah Nasution (2020), Setiawati (2021), Titin Koesmia Wati, Sriyanto dan

Enis Khaerunnisa (2021) menunjukkan variabel kebijakan dividen berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan penelitian Ida Ayu Santi

Dharmastri Laksmi dan I Ketut Budiartha (2020), Etti Ernita Sembiring dan

Rosma Pakpahan (2010) menunjukkan variabel kebijakan dividen tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Alasan dipilihnya perusahaan manufaktur dan Komponen adalah karena

mempunyai potensi dalam mengembangkan produknya secara lebih cepat yaitu

dengan melakukan berbagai inovasi dan cenderung mempunyai ekspansi pasar

yang lebih luas dibandingkan perusahaan non manufaktur atau perusahaan jasa.

Dari uraian di atas penulis akan mengentahui apakah kebijakan dividen yang

diambil dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian penelitian terdahulu diatas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap


7

Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur dan Komponen yang terdaftar di

BEI Periode 2017-2021.”

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat

teridentifikasi masalah antara lain sebagai berikut:

a. Terjadi penurunan Dividend Payout Ratio (DPR) ditahun 2020-2021

(38% s/d 25% di perusahaan BOLT kemudian perusahaan GDYR

mengalami penurunan Dividend Payout Ratio ditahun 2020-2021

(22,07% s/d 20,81%)

b. Terjadi penurunan Dividend Yield (DY) di tahun 2019-2020 sebesar

3,25% s/d 2,67% di perusahaan BOLT diikuti turunnya Price to

Book Value sebesar 15,16% s/d 18,26%.

c. Terjadi penurunan nilai perusahaan (PBV) ditahun 2018-2019 atau

(9,30% s/d 5,23%) di perusahaan ASII dan di ikuti turunnya

Dividend Payout Ratio (DPR) dan Dividend Yield (DY) sebesar

49,54% s/d 44,87%.

2. Batasan Masalah

Agar dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini terfokus pada ruang

lingkup penelitian, maka peneliti membatasi permasalahan pada kebijakan

dividen (Dividend Payout Ratio) dan (Dividend Yield) dan nilai perusahaan

(PBV) pada perusahaan manufaktur sub Sektor Otomotif dan Komponen

yang terdaftar di BEI Periode 2017-2021.


8

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dan dijabarkan tersebut, maka

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu :

1. Apakah Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh terhadap nilai

perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur sub Sektor Otomotif dan

Komponen yang terdaftar di BEI Periode 2017-2021?

2. Apakah Dividend Yield (DY) berpengaruh terhadap nilai perusahaan

(PBV) pada perusahaan manufaktur sub Sektor Otomotif dan Komponen

yang terdaftar di BEI Periode 2017-2021?

3. Apakah Dividend Payout Ratio (DPR) dan Dividend Yield (DY) secara

simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan

manufaktur sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI

Periode 2017-2021?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

a. Untuk mengetahui pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap

nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur sub Sektor

Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI Periode 2017-2021.

b. Untuk mengetahui pengaruh Dividend Yield (DY) terhadap nilai

perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur sub Sektor Otomotif

dan Komponen yang terdaftar di BEI Periode 2017-2021.


9

c. Untuk mengetahui pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) dan

Dividend Yield (DY) secara simultan terhadap nilai perusahaan (PBV)

pada perusahaan manufaktur sub Sektor Otomotif dan Komponen

yang terdaftar di BEI Periode 2017-2021.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah:

a. Bagi peneliti, penelitian diharapkan dapat melatih kemampuan

berpikir secara ilmiah dan kreativitas dengan mencoba menganalisis

data yang diperoleh guna memecahkan masalah yang berkaitan

dengan pengaruh kebijakan dividen dan nilai perusahaan.

b. Bagi pengguna informasi keuangan, penelitian diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan pilihan

investasi yang tepat sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan

sehubungan dengan harapannya untuk mendapatkan dividen dan nilai

perusahaan.

c. Bagi akademisi, penelitian diharapkan dapat menjadi tambahan

pengetahuan dan acuan dalam mengembangkan penelitian

selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Andriyani (2017) yang

berjudul analisis pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.


10

Sedangkan penelitian ini berjudul “Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur sub Sektor Otomotif dan Komponen

yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2021”. Perbedaan penelitian terletak pada :

1. Model Penelitian : Dalam Penelitian terdahulu menggunakan alat

analisis yaitu dengan nalisis regresi linier berganda, uji hipotesis

menggunakan t-statistik digunakan dalam penelitian ini untuk menguji

koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji keberartian

pengaruh secara bersama- sama dengan tingkat signifikan 5%.

Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier

berganda, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

2. Variabel Penelitian : Penelitian terdahulu menggunakan 3 variabel

bebas yaitu Dividen Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS) dan Size

dan 1 variabel terikat yaitu nilai perusahaan (Price to Book Value),

sedangkan penelitian ini menggunakan 2 variabel bebas yaitu Dividen

Payout Ratio (DPR) dan Dividend Yield (DY) dan 1 variabel terikat yaitu

Price to Book Value (nilai perusahaan).

3. Waktu Penelitian : penelitian terdahulu dilakukan tahun 2018

sedangkan penelitian ini dilakukan di tahun 2022.

4. Lokasi penelitian : lokasi penelitian terdahulu di perusahaan yang

Terdaftar di Jakarta Islamic Index sedangkan penelitian ini dilakukan di

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Grand Theory

a. Teori Signal (Signalling Theory)

Pada signalling theory hal yang di garis bawahi adalah terkait adanya

sumber informasi keputusan investasi dari suatu perusahaan.

Keterkaitannya dengan keputusan investasi perusahaan, namun pada

signalling theory dipercaya bahwa ketika perusahaan memiliki

kemampuan mendanai kewajiban dengan baik, maka hal ini akan

memberikan sinyal positif bagi perusahaan tersebut. Tujuan dari signaling

adalah menaikkan nilai suatu perusahaan saat melakukan penjualan saham.

Perusahaan yang berkualitas baik maka dengan sengaja akan memberikan

sinyal positif pada pasar, sehingga pasar diharapkan mampu membedakan

mana perusahaan yang berkualitas baik dan mana yang berkualitas buruk.

(Arifin, 2018).

Teori sinyal menyatakan cara suatu perusahaan memberi sinyal pada

konsumen dalam menganalisa laporan keuangan. Teori sinyal

menunjukkan bagaimana perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja

dapat memberikan sinyal pada investor, sehingga investor mampu

membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan berkualitas buruk.

(Kartawinata, dkk, 2020)

11
12

Teori sinyal secara umum membahas bagaimana seharusnya sinyal-

sinyal keberhasilan yang dicapai manajemen dan juga kegagalan yang

dialaminya disampaikan kepada para pemilik badan usaha (Principals).

Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan

untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal

karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar.

Kurang nya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan

mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah

untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan

dengan mengurangi asimetri informasi, salah satunya adalah dengan

memberikan sinyal pada pihak luar. Salah satunya berupa informasi

keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian

mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Darmawan, 2018).

Salah satu contoh sinyal dari perusahaan kepada investor adalah

mengenai peningkatan laporan keuangan. Jika sinyal baik (good news)

yang diperoleh investor berarti resiko sistematik pada perusahaan tersebut

cenderung sangat kecil atau dapat dikatakan nilai perusahaan positif. Jika

mendapatkan sinyal buruk (bad news) berarti nilai perusahaan bernilai

negatif dan akan berpengaruh pada penurunan keinginan investor dalam

menanamkan modal pada perusahaan tersebut.

Teori sinyal berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan

oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat

berupa informasi yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik


13

daripada perusahaan lain. Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

merupakan hal yang penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan

investasi pihak diluar perusahaan. Informasi tersebut penting bagi investor

dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan

keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini

maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan

bagaimana efeknya pada perusahaan (Sari, 2016).

Teori sinyal dihasilkan oleh adanya asimetri informasi atau manajer

dan pemegang saham tidak memiliki akses informasi perusahaan yang

sama. Adanya asimetri informasi menjadikan manajer lebih banyak

mengetahui kondisi dan prospek perusahaan. Teori sinyal (signaling

theory) merupakan teori yang menjelaskan persepsi investor luar tentang

prospek perusahaan akibat adanya corporate action. Signalling theory

menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk

memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal.

Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar, karena perusahaan

mengetahui lebih banyak mengenai informasi dalam perusahaan dan

prospek yang akan dating daripada pihak luar (investor dan kreditur).

Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan

mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah

untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan

dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi


14

informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar (Sri,

2018).

b. Teori Bird in The Hand

Teori ini dikemukakan oleh Gordon dan Lintner yang menyatakan

bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika DPR rendah karena

investor lebih suka menerima dividen dari pada capital gains. Menaikkkan

pembayaran dividen saat hal-hal lain dianggap konstan akan dapat

menaikkan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena dividen yang

diberikan saat ini dapat mengurangi biaya modal sehingga akan menaikkan

nilai perusahaan. Jadi rasio pembayaran dividen yang tinggi akan

memaksimalkan nilai perusahaan (Mnune dan Purbawangsa, 2019).

Bird in the hand theory memaparkan tentang investor yang

menghendaki pembayaran dividen tinggi dari keuntungan perusahaan. Para

investor menganggap bahwa memilih memiliki satu burung dara ditangan,

dibandingkan seribu burung dara di udara. Artinya para investor lebih

menyukai pembagian dividen yang tinggi dikarenakan adanya suatu

kepastian, dibandingkan dengan capital gain. Banyak investor

mempercayai teori ini karena ketika pembayaran dividennya tinggi, maka

dapat menghasilkan harga saham yang tinggi pula (Distyowati &

Purwohandoko, 2019).

Menurut Kamaluddin dan Indriani (2012), Teori ini terinspirasi bahwa

investor merasa lebih aman untuk memperoleh pendapatan berupa

pembayaran dividen dibandingkan menunggu capital gains yang belum


15

pasti. Menurut Myrton Gordon dan John Linter bahwa biaya ekuitas akan

turun apabila rasio pembayaran dividen dinaikkan, karena parda investor

kurang yakin terhadap capital gains dibandingkan dengan menerima

dividen yang lebih pasti. Myrton Gordon dna John Linter berpendapat

bahwa investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari

dividen dibandingkan capital gains, karena pendapatan dividen risiko lebih

kecil dibandingkan komponen dalam total pengembalian yang diharapkan.

2. Nilai Perusahaan

a. Pengertian Nilai Perusahaan

Nilai perusahan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon

pembeli atau investor apabila perusahaan itu dijual. Semakin tinggi nilai

perusahaan, semakin besar kemakmuran yang akan dite-rima oleh pemilik

perusahaan. Bagi perusahaan yang ter-daftar di bursa efek, kemakmuran

para pemilik saham diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga

saham, yang merupakan pencerminan dari keputusan-keputusan investasi,

pendanaan dan kebijakan dividen (Marantika, 2017).

Nilai perusahaan merupakan penilaian kolektif investor tentang

kinerja suatu perusahaan, baik kinerja saat ini maupun proyeksi masa

depan. Nilai perusahaan dikaitkan dengan harga saham yang

pengukurannya dapat dilakukan dengan melihat perkembangan harga

saham bursa, jika harga saham meningkat berarti nilai perusahaan

meningkat. Pengukuran nilai perusahaan dapat dilakukan dengan

menggunakan rasio penilaian atau rasio pasar (Indrarini, 2019).


16

Menurut Margaretha Leon (2020), nilai perusahaan yang sudah go

public tercermin dalam harga pasar saham perusahaan, sedangkan

pengertian nilai perusahaan yang belum go public nilainya terealisasi jika

perusahaan akan dijual (total aset dan prospek perusahaan, risiko usaha,

lingkungan usaha, dan sebagainya). Memaksimumkan nilai perusahaan

artinya lebih luas dari memaksimumkan laba perusahaan. Hal ini

didasarkan pada tiga alasan pokok, yaitu:

1) Waktu

Memaksimumkan laba tidak memperhatikan waktu dan lama

keuntungan yang diharapkan akan diperoleh.

2) Arus kas masuk yang akan diterima pemegang saham

Angka laba bisa bervariasi, sebagian besar tergantung pada

ketentuan dan kebiasaan akuntansi yang digunakan, tetapi pada

pendekatan arus kas (cash flow) tidak tergantung pada bentuk

pengukuran laba.

3) Risiko

Pendekatan laba belum memperhitungkan tingkat risiko atau

ketidakpastian dari keuntungan di masa yang akan datang.

Menurut Franita (2018), nilai perusahaan merupakan harga yang

bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.

Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan,

sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang

saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan


17

dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan

dari keputusan investasi, pendanaan (financing) dan manajemen aset.

b. Teori Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham

sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang

investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan

di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Nilai perusahaan dapat tercermin melalui harga saham. Semakin tinggi

harga saham berarti semakin tinggi tingkat pengembalian kepada investor

dan itu berarti semakin tinggi juga nilai perusahaan terkait dengan tujuan

dari perusahaan itu sendiri, yaitu untuk memaksimalkan kemakmuran

pemegang saham. Price to Book Value (PBV) merupakan salah satu

indikator dalam menilai perusahaan. PBV menunjukkan seberapa jauh

sebuah modal mampu menciptakan nilai perusahaan relatif dengan jumlah

modal yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi. Rasio PBV

menunjukkan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi

pemegang saham (Franita (2018).

Menurut Ernawati (2016) menyataan bahwa semakin tinggi harga

saham, semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi

menjadi keinginan para pemegang saham, sebab dengan nilai yang tinggi,

menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan

pemegang saham dan perusahaan yang dipresentasikan oleh harga pasar

dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan


18

(financing) dan manajemen aset. Menurut Dzahabiyya, Jhoansyah &

Danial (2020) menyatakan bahwa nilai perusahaan merupakan hasil kerja

manajemen dari beberapa dimensi yaitu arus kas bersih, pertumbuhan dan

biaya modal. Indikator dari nilai perusahaan adalah harga saham. Semakin

tinggi harga saham, maka semakin tinggi nilai perusahaan.

Menurut Sumiati dan Indrawati (2019), mengungkapakan bahwa

beberapa perusahaan beroperasi dengan lebih banyak hutang jangka

panjang, sebagian lagi lebih banyak ekuitas, sehingga seorang manajer

dituntut untuk dapat menentukan berapa porsi terbaik dari pembiayaan

campuran antara hutang jangka panjang dengan ekuitas, sehingga dapat

meningkatkan harga saham sebagai dasar tercapainya nilai perusahaan.

Selanjutnya, kebijakan dividen harus dipandang sebagai bagian integral

dari keputusan pembiayaan. Hal ini dikarenakan besarnya dividen yang

dibayarkan atau rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) akan

mempengaruhi nilai perusahaan atau laba ditahan yang di investasikan

kembeli ke perusahaan sebagai sumber dana internal perusahaan, apabila

laba yang diperoleh perusahaan seluruhnya dibagikan sebagai dividen.

c. Faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan

menurut Sartono, (2015) antara lain sebagai berikut :

1) Profitabilitas

Sejalan dengan likuiditas, jika terjadi peningkatan laba sehingga

ROE meningkat, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam


19

mengelola modal untuk menghasilkan laba, sehingga nilai

perusahaan yang tercermin dalam PBV akan meningkat.

2) Struktur Modal

Semakin tinggi Struktur Modal perusahaan (yang salah satunya

tercermin dalam rasio kas atas aktiva lancar), semakin banyak dana

tersedia bagi perusahaan untuk membayar dividen, membiayai

operasi dan investasinya, sehingga persepsi investor pada kinerja

perusahaan akan meningkat.

3) Pertumbuhan Perusahaan

Sama halnya dengan pertumbuhan perusahaan dan sejalan dengan

peningkatan likuiditasnya, jika terjadi peningkatan perusahaan

sehingga growth of earning after tax meningkat, maka semakin baik

kinerja perusahaan, sehingga nilai perusahaan yang tercermin dalam

PBV akan meningkat.

4) Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat berpengaruh negatif terhadap nilai

perusahaan, karena pada perusahaan-perusahaan besar, pemilik

saham pada dasarnya terpisah dari manajemen, sehingga kurang

berdaya mengubah manajemen. Ukuran perusahaan juga dapat

berpengaruh negatif karna sekalipun perusahaan besar memiliki

kemampuan untuk menghasilkan keuntungan lebih besar, namun

modal yang digunakan juga besar sehingga pofitabilitasnya bisa jadi

tidak terlalu tinggi dibanding perusahaan dengan ukuran lebih kecil.


20

d. Indikator Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan Price Book Value

(PBV). Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai

buku saham dari suatu perusahaan. Menurut Sugiono dan Untung (2016)

dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

Harga pasar saham


𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 (PBV) =
Nilai buku saham

PBV merupakan perbandingan harga saham dengan nilai buku per

lembar saham, untuk dapat menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan

mampu menciptakan nilai perusahaan terhadap jumlah modal yang telah di

investasikan (Sugiono dan Untung, 2016).

3. Kebijakan Deviden

a. Pengertian Kebijakan Deviden

Kebijakan dividen suatu perusahaan melibatkan dua pihak yang saling

bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang saham yang

mengharapkan dividen dengan kepentingan perusahaan terhadap laba

ditahan. Besar kecilnya dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan

tergantung kepada kebijakan dividen dari masing-masing perusahaan.

Kebijakan dividen berpengaruh terhadap perusahaan dalam

mempertahankan dana yang besar untuk membiayai pertumbuhannya di

masa mendatang. Sebaliknya, jika perusahaan tidak dapat memberikan

dividen yang besar bagi para pemegang saham maka saham perusahaan

menjadi tidak menarik bagi investor. Oleh karena itu, untuk dapat menjaga
21

dua kepentingan tersebut perusahaan harus dapat melakukan kebijakan

dividen yang optimal.

Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan

dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan (Sulindawati,

2017). Deviden adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan

kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan

jumlah lembar saham yang dimilikinya (Purwanto dan Sumarto, 2017).

Kebijakan dividen adalah keputusan untuk membagi laba yang

diperoleh perusahaan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan

menahan dalam bentuk laba di tahan untuk digunakan sebagai pembiayaan

investasi pada masa yang akan datang (Mulyawan, 2015). Kebijakan

dividen adalah kebijakan diambil manajemen perusahaan untuk

memutuskan membayarkan sebagian keuntungan kepada pemegang saham

daripada menahannya sebagai laba ditahan untuk diinvestasikan kembali

agar mendapatkan capital gains (Sulindawati, 2017).

Berdasarkan pendapat diatas pengertian kebijakan dividen merupakan

keputusan untuk menentukan besarnya laba yang diperoleh perusahaan

yang akan dialokasikan pada dividen/dimasukkan menjadi saldo laba

ditahan.

b. Jenis-jenis Dividen

Menurut Kartawinata, dkk (2020), mengatakan bahwa ada jenis – jenis

dividen sebagai berikut:


22

1) Dividen Saham (Stock Dividend)

Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut

pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan

sahamsaham yang dimilikinya. Hal ini dilakukan karena perusahaan

mengalami kesulitan likuiditas atau untuk mencegah mengalirnya kas

keluar sehingga dapat digunakan untuk pengembangan perusahaan

sedangkan pemegang saham menghendaki adanya pembagian dividen.

2) Dividen Tunai (Cash Dividend)

Dividen tunai merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas

sehingga perusahaan harus memperhatikan jumlah uang kas yang

tersedia untuk dibagikan sebagai dividen sebelum dilakukan

pengumuman dividen. Dividen tunai merupakan jenis dividen yang

paling umum dibagikan oleh perusahaan.

3) Dividen Likuiditas (Liquiditing Dividend)

Dividen likuiditas merupakan kelebihan dari laba ditahan atau sisa

laba yang ditunjukkan dalam nilai bukunya. Beberapa perusahaan

menggunakan modal disetor sebagai dasar untuk membayar dividen.

Dividen yang didasarkan bukan pada laba ditahan merupakan

pengembalian dari investasi pemegang saham dan bukan dari laba.

4) Dividen Utang (Scrip Dividen)

Dividen dalam bentuk skrip timbul apabila saldo laba ditahan

mencukupi untuk dibagikan sebagai dividen tetapi saldo kas yang ada
23

tidak mencukupi sehingga perusahaan tidak membayar dividen pada

saat ini tetapi memilih membayarnya pada masa depan.

Menurut Adnyana (2020), mengungkapkan bahwa pembayaran

dividen dapat dilakukan dalam bentuk tunai namun juga ada pembayaran

dividen dalam bentuk pemberian saham, bahkan tidak jarang dalam bentuk

properti. Ada beberapa jenis dividen yang dapat diberikan kepada

pemegang saham, yaitu sebagai berikut.

1) Dividen tunai, yaitu dividen yang dinyatakan dan dibayarkan pada

jangka waktu tertentu.

2) Dividen properti, yaitu suatu distribusi keuntungan perusahaan

dalam bentuk properti atau barang.

3) Dividen likuidasi, yaitu distribusi kekayaan perusahaan kepada

pemegang saham dalam hal perusahaan tersebut mengalami

likuidasi.

c. Bentuk-bentuk Kebijakan Dividen

Menurut Mulyawan (2015), ada beberapa bentuk pemberian dividen

secara tunai atau cash dividend yang diberikan oleh perusahaan kepada

pemegang saham. Beberapa bentuk kebijakan dividen diantaranya:

1) Kebijakan pemberian dividen stabil

Kebijakan pemberian dividen yang stabil ini banyak dilakukan

oleh perusahaan karena beberapa alasan diantaranya meningkatkan

harga saham sebab dividen yang stabil dan dapat diprediksi

diangap mempunyai risiko yang kecil, memberikan kesan kepada


24

para investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik

pada masa yang akan datang dan menarik investor yang

memanfaatkan dividen unuk keperluan konsumsi sebab dividen

selalu dibayarkan.

2) Kebijakan dividen yang meningkat

Dengan adanya kebijakan ini, perusahaan akan membayar dividen

kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat

dengan pertumbuhan yang stabil.

3) Kebijakan dividen dengan rasio yang konstan

Kebijakan memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya

laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar laba yang

diperoleh, semakin besar dividen yang dibayarkan. Demikian,

sebaliknya apabila laba kecil dividen yang dibayarkan juga kecil.

4) Kebijakan pemberian dividen yang rendah ditambah ekstra

Kebijakan ini, perusahaan menentukan jumlah pembayaran

dividen per lembar, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen

apabila keuntungannya mencapai jumlah tertentu. Pada pihak lain,

perusahaan menginginkan pembayaran dividen yang tinggi untuk

menyalurkan dana yang tidak dibutuhkan untuk investasi.

d. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden

Menurut Mulyawan (2015), faktor-faktor yang mempengaruhi

kebijakan dividen adalah sebagai berikut :


25

1) Kebutuhan dana bagi perusahaan

Semakin besar kebutuhan dana perusahaan, semakin kecil

kemampuan untuk membayar dividen. Hal ini karena penghasilan

perusahaan akan digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi

kebutuhan dananya (semua proyek investasi yang menguntungkan)

dan sisanya digunakan untuk pembayaran dividen.

2) Likuiditas perusahaan

Pertimbangan utama dalam kebijakan dividen adalah likuiditas

perusahaan, semakin besar jumlah kas yang tersedia maka

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Apabila

manajemen ingin memelihara likuiditas dalam mengantisipasi

adanya ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas keuangan,

perusahaan tidak akan membayar dividen dalam jumlah yang besar.

3) Kemampuan untuk meminjam

Perusahaan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk

mendapatkan pinjaman memiliki fleksibilitas keuangan yang tinggi

dan kemampuan untuk membayar dividen tinggi. perusahaan

memerlukan pendanaan melalui utang, manajemen

mengkhawatirkan pengaruh dividen terhadap likuiditas perusahaan.

4) Pembatasan dalam perjanjian utang

Pembatasan digunakan oleh para kreditur untuk menjaga

kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya.


26

5) Pengendalian perusahaan

Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar,

perusahaan mungkin menaikkan modal pada waktu yang akan

datang, melalui penjualan sahamnya untuk membiayai kesempatan

investasi yang menguntungkan. Dengan bertambahnya jumlah

saham yang beredar, ada kemungkinan kelompok pemegang saham

tertentu tidak dapat mengendalikan perusahaan karena jumlah

saham yang mereka kuasai menjadi berkurang dari seluruh jumlah

saham yang beredar.

6) Tingkat ekspansi aktiva

Semakin cepat suatu perusahaan berkembang, semakin besar

kebutuhannya. Untuk membiayai ekspansi aktivanya, perusahaan

cenderung menahan laba daripada membayar dalam bentuk dividen.

7) Stabilitas laba

Perusahaan yang mempunyai laba stabil mampu memperkirakan

besarnya laba pada masa yang akan datang. Perusahaan ini

cenderung membayarkan dividen payout ratio, daripada perusahaan

yang labanya befluktuasi, dividen yang lebih rendah akan lebih

mudah untuk dibayar apabila laba menurun pada masa yang akan

datang.

e. Pengukuran/Indikator Kebijakan Dividen

Menurut Purwanto dan Sumarto (2017) ada beberapa rasio kebijakan

dividen diantaranya:
27

1) Dividen payout ratio (DPR)

Dividen payout ratio (DPR) adalah rasio antara dividen yang

dibayarkan sebuah perusahaan (dalam satu tahun buku) di bagi dengan

keuntungan bersih perusahaan (net income), pada tahun buku tersebut.

Menurut Purwanto dan Sumarto (2017) mengatakan bahwa DPR

adalah perbandingan antara Dividend Per Share (DPS) dengan

Earning Per Share (EPS) dengan rumus:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝑃𝑅) = 𝑥100%
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

Dalam pola pembayaran ini, besarnya dividen per saham dan

payout ratio disesuaikan dengan perubahan laba dan kebutuhan

investasi modal perusahaan untuk setiap periode. Oleh karena itu,

besar dividen per saham dan payout ratio yang dibayarkan

berfluktuasi mengikuti fluktuasi laba dan kebutuhan investasi (Hery,

2017).

2) Dividen Yield (DY)

Dividend yield atau timbul hasil dividen adalah rasio nilai dividen

terhadap harga saham dengan asumsi tidak ada kenaikan harga saham,

dividend yield mencerminkan bagi investor keuntungan investasi di

suatu saham. Dividend yield penting terutama bagi investor yang

berorientasi pada penghasilan regulator. Menurut Zainul Arifin (2018)

dapat diperhitungkan dividend yield bisa dapat dinotasikan dengan

rumus sebagai berikut:


28

Dividen per saham


𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 =
Harga per saham

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu sumber

return adalah bersumber dari yield yang merupakan persentase dari

dividen perlembar saham berbanding dengan harga saham. Dengan

demikian dapat dikatakan baik dividen ataupun return merupakan

suatu keuntungan yang diharapkan investor dalam sebuah investasi.

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian

terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian.

Penelitian sebelumnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya

Nama Judul Variabel yang Hasil yang diperoleh


peneliti/ digunakan
Tahun

Setiawati Analisis pengaruh Variabel dependen: Hasil penelitian menunjukkan


(2021) kebijakan deviden Kebijakan dividen kebijakan deviden berpengaruh
terhadap nilai (DPR) terhadap nilai
perusahaan Pada perusahaan pada perusahaan farmasi
perusahaan farmasi Variabel Independen: di BEI.
di BEI Nilai perusahaan (PBV)
Titin Koesmia Pengaruh Kebijakan Variabel dependen: Hasil penelitian ini:
Wati, Sriyanto Dividen Terhadap Kebijakan dividen - Kebijakan Dividen (DPR)
dan Enis Nilai Perusahaan (DPR) berpengaruh positif dan
Khaerunnisa Dengan Kebijakan Kebijakan hutang (DER) signifikan terhadap Nilai
(2021) Hutang Sebagai Perusahaan (PBV).
Variabel Variabel Independen: - Kebijakan Hutang (DER)
Intervening Pada Nilai perusahaan (PBV) berpengaruh positif dan
Perusahaan Sub signifikan terhadap Nilai
Sektor Industri Perusahaan (PBV).
Barang Konsumsi - Kebijakan Dividen (DPR) tidak
Periode 2011-2016 berpengaruh dan tidak signifikan
terhadap Kebijakan Hutang
(DER).
- Kebijakan Hutang (DER) tidak
mampu memediasi Kebijakan
Dividen (DPR) terhadap Nilai
Perusahaan
Ida Ayu Santi Pengaruh Kebijakan Variabel dependen: Hasil penelitian, diketahui kebijakan
Dharmastri Dividen terhadap Kebijakan dividen dividen berpengaruh negatif terhadap
29

Laksmi dan I Nilai Perusahaan (DPR) nilai perusahaan, kebijakan hutang


Ketut dengan Kebijakan Kebijakan hutang (DER) memoderasi pengaruh positif
Budiartha Hutang sebagai kebijakan dividen pada nilai
(2020) Variabel Moderasi Variabel Independen: perusahaan. Kebijakan dividen
Nilai perusahaan (PBV) berhasil meningkatkan manajemen
perusahaan. Kebijakan hutang dapat
memoderasi kebijakan dividen,
karena pada saat membagikan dividen
pada keputusan dividen ditentukan
oleh besarnya hutang

Debbi Chyntia Pengaruh Kebijakan Variabel dependen: Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Ovami & Dividen Terhadap Kebijakan dividen kebijakan dividen mempunyai
Ananda Nilai Perusahaan pengaruh terhadap nilai perusahaan
Anugrah yang Terdaftar Variabel Independen: yang terdaftar dalam Indeks LQ 45 di
Nasution dalam Indeks LQ 45 Nilai perusahaan Bursa Efek Indonesia
(2020)
Widyawati Pengaruh Kebijakan Variabel dependen: Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(2018) Deviden Terhadap Kebijakan dividen kebijakan deviden berpengaruh
Nilai Perusahaan signifikan terhadap nilai perusahaan
Pada Perusahaan Variabel Independen: pada perusahaan makanan dan
Makanan dan Nilai perusahaan minuman yang terdaftar di Bursa
Minuman Yang Efek Indonesia
Terdaftar di BEI
Andriyani Pengaruh kebijakan Variabel dependen: Hasil penelitian ini menunjukan
(2017) dividen terhadap Kebijakan dividen bahwa semua variabel lolos uji
nilai perusahaan (DPR) asumsi klasik dan layak digunakan
pada perusahaan Earning Per Share sebagai data penelitian. Hasil uji t
manufaktur yang (EPS) statistik menunjukkan bahwa variabel
terdaftar Firm Size Dividend Payout Ratio (DPR),
Di bursa efek Earning Per Share (EPS)
indonesia tahun berpengaruh signifikan terhadap nilai
2012-2014 perusahaan (PBV) namun variabel
Variabel Independen: Firm Size tidak berpengaruh
Nilai perusahaan (PBV) signifikan terhadap nilai perusahaan.
Emilia Gustini Pengaruh kebijakan Variabel dependen: Secara parsial DPR dan DAR
(2017) dividen dan Dividend Payout Ratio berpengaruh positif signifikan
kebijakan hutang Dividend yield terhadap PER sedangkan DY dan
terhadap nilai Debt to Equity Ratio DER berpengaruh negatif signifikan
perusahaan (studi Debt to Asset Ratio terhadap PER Secara simultan DPR,
empiris Perusahaan Variabel Independen: DY, DER dan DAR berpengaruh
bumn yang terdaftar Nilai perusahaan (PER) signifikan terhadap PER
di BEI
Maggee Pengaruh Kebijakan Variabel dependen: Hasil penelitian ini menunjukkan
Senata (2016) Dividen Terhadap Kebijakan dividen bahwa variabel Kebijakan Dividen
Nilai Perusahaan berpengaruh terhadap Nilai
yang Tercatat Pada Variabel Independen: Perusahaan. Pengaruh kedua variabel
Indeks LQ-45 Bursa Nilai perusahaan bersifat positif, dimana setiap
Efek Indonesia kenaikan nilai Kebijakan Dividen
juga turut mengakibatkan kenaikan
Nilai Perusahaan. Hal ini berarti
bahwa hipotesis diterima. Variabel
Kebijakan Dividen juga dapat
menjelaskan variabel Nilai
Perusahaan secara individu
Zumrotun Analisis faktor- Variabel dependen: Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Nafi’ah faktor yang Struktur kepemilikan - Struktur kepemilikan tidak
(2013) mempengaruhi (X1) berpengaruh terhadap nilai
kebijakan Pertumbuhan perusahaan perusahaan
Dividen dan (X2) - Pertumbuhan perusahaan
30
dampaknya Laba (X3) berpengaruh positif dan
terhadap nilai Ukuran perusahaan (X4) signifikan terhadap nilai
perusahaan pada Variabel Independen: perusahaan
Perusahaan Kebijakan Dividen (Y1) - Laba berpengaruh positif dan
manufaktur yang Nilai perusahaan (Y3) signifikan terhadap nilai
tercatat perusahaan
di bursa efek - Ukuran perusahaan berpengaruh
indonesia positif dan signifikan terhadap
Tahun 2008-2010 nilai perusahaan
- Kebijakan dividen berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan
Etti Ernita Pengaruh Kebijakan Variabel dependen: Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Sembiring dan Dividen Terhadap Kebijakan dividen terdiri kebijakan dividen tidak berpengaruh
Rosma Nilai Perusahaan dari: secara signifikan terhadap Tobins‟Q.
Pakpahan Pada Perusahaan a. Size (ukuran Kebijakan dividen tidak relevan
(2010) Manufaktur Yang perusahaan) karena tidak mempengaruhi nilai
Terdaftar di Bursa b. Leverage (hutang) perusahaan. Variabel Size (ukuran
Efek Indonesia c. Growth perusahaan) sebagai variabel yang
(pertumbuhan mendukung nilai perusahaan
perusahaan) berpengaruh secara signifikan,
sedangkan Leverage (hutang)
Variabel Independen: berpengaruh secara signifikan dan
Nilai perusahaan variabel Growth (pertumbuhan
perusahaan) sebagai variabel yang
terkait dengan nilai perusahaan
berpengaruh secara signifikan

Sumber : Data diolah penulis (2021)

C. Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2017) menjelaskan kerangka konseptual merupakan

model tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor/hubungan

yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

1. Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR) terhadap Nilai Perusahaan

(PBV)

Kebijakan Dividen dapat diukur dengan menggunakan rasio Dividen

Payout Ratio. Dividen Payout Ratio merupakan rasio pembayaran

Dividen dimana rasio ini menentukan jumlah laba yang dapat ditahan

sebagai sumber pendanaan. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan

dan pembayaran Dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan

Dividen.
31

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Purwanto dan

Sumarto (2017) dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa

Dividen tunai, yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan dividen

berupa uang tunai dalam jumlah tertentu untuk setiap saham, atau dapat

pula berupa dividen saham, yaitu kepada setiap pemegang saham

diberikan dividen dalam bentuk saham sehinga jumlah saham yang

dimiliki seorang investor akan bertambah dengsn adanya pembagian

dividen saham tersebut. Kebijakan Dividen dapat diukur dengan

menggunakan rasio Dividen Payout Ratio. Semakin tingi rasionya maka

dapat dijelaskan semakin tingi pula kebijakan Dividen dalam suatu

perusahaan.

Hasil penilitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya oleh

Purwanto (2015) menunjukkan bahwa Dividen Payout Ratio (DPR)

berpengaruh terhadap Nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemberian Dividen memberikan


32

informasi atau isyarat mengenai kinerja finansial perusahaan dimata para

investor. Jika perusahaan memiliki rasio pembayaran yang stabil atau

bahkan meningkat maka semakin tinggi citra perusahaan dimata investor

yang nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan.

2. Pengaruh Dividen Yield (DY) terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

Investor akan pembayaran dividen yang stabil. Preferensi pajak yang

percaya bahwa dividen adalah sesuatu yang tidak menarik karena

kerugian yang terait dengan pajak yang akhirnya menurunkan nilai

perusahaan (harga saham). Dengan kata lain, harga saham akan turun jika

perusahaan membayar dividen. Jika pajak sebelum return yang

disesuaikan semakin tinggi, maka akan ada tuntutan untuk tingginya

dividend yield saham untuk mengkompensasi investor atas beban yang

ditanggung karena pajak terhadap return yang diperolehnya. Hal ini dapat

diartikan bahwa, hal-hal lain dianggap konstan, saham dengan dividend

yield tinggi akan dijual dengan harga lebih rendah karena ketidak

untungan terkait dengan tingginya pajak yang dikaitkan dengan

pendapatan dividen.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Prastowo (2015)

bahwa pengaruh dividend yield terhadap volatilitas harga saham juga

menggunakan dari teori sinyal dividen (dividend signaling theory) dan

orang dalam perusahaan (corporate insiders) lebih terinformasi tentang

kinerja perusahaan saat ini dan prospek masa depannya dari pihak luar.

Hal ini mengindikasikan bahwa pasar mengganggap dividen dan


33

pembelian kembali saham perusahaan (stock repurcase) sebagai sinyal

tentang pandangan manajemen berkenaan dengan prospek masa depan

perusahaan dan harga saham akan bereaksi mengikuti arah sinyal yang

ada.

Hasil penilitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya oleh

Andri Novius (2017) menunjukkan bahwa dividend yield memiliki

pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

3. Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR) dan Dividen Yield (DY)

terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

Untuk mencapai tujuan perusahaan, maka perusahaan harus mampu

menetapkan kebijakan tepat terutama dalam hal dividend, kebijakan yang

dapat dibuat oleh perusahaan untuk menetapkan besarnya laba yang akan

ditahan (retained earning) oleh perusahaan yang digunakan untuk

investasi kembali dan dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang

saham. Salah satu rasio yang mempunyai pengaruh terhadap nilai

perusahaan sehingga dapat digunakan untuk pengambilan dalam

kebijakan dividen adalah dividend payout ratio dan Dividen Yield sebagai

penentu jumlah laba yang akan ditahan dalam sebuah perusahaan sebagai

sumber pendanaannya dan juga sebagai penentu berapa laba dividen yang

akan dibayarkan kepada para investor atau pemegang saham.

Sebagian investor menaruh kepercayaan yang tinggi terhadap

perusahaan yang membagikan dividen karena pembayaran dividen hanya

dimungkinkan apabila laba yang diperoleh oleh perusahaan meningkat.


34

Peningkatan pembayaran dividen dari laba yang diperoleh akan

menurunkan nilai perusahaan. Pada sisi lain, meningkatnya pembayaran

dividen akan mempermudah perusahaan untuk mendapatkan sumber

pendanaan eksternal disebabkan karena adanya kepercayaan dari para

calon investor terhadap perusahaa. Dengan adanya peningkatan sumber

pendanaan eksternal yang diperoleh perusahaan dapat menambah atau

memperbesar modal yang digunakan perusahaan untuk memperoleh laba

yang semakin besar, sehingga kemampuan perusahaan untuk memperoleh

laba juga akan lebih meningkat yang pada akhirnya nilai perusahaan

semakin besar pula.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Darmawan

(2018) menyatakan bahwa calon investor dapat melihat baik atau

buruknya perusahaan tersebut dengan melihat besar kecilnya dividend

yield. Perusahaan yang memiliki prospek baik memiliki rasio dividend

yield yang tinggi. Kebijakan dividen juga dapat dilihat dari dividend yield

(DY) yang bertujuan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan

berupa dividen yang mampu dihasilkan dari investasi pada saham.

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar dividen yang mampu

dihasilkan dengan investasi tertentu pada saham. Dividend yield

digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan berupa

dividen yang mampu dihasilkan dari investasi pada saham.

Hasil penilitian ini didukung penelitian sebelumnya oleh Moch.

Ridho Ghazali Rahman, Mahfudnurnajamuddin, Budiadriani (2020)


35

menunjukkan bahwa Dividen Payout Ratio dan dividend yield memiliki

pengaruh signifikan terhadap PBV.

Dividen Payout Ratio


H1
(DPR) H1
X1
Nilai Perusahaan
(PBV)
Y
Dividen Yield (DY)
X2 H2

H3

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Data diolah penulis (2022)

Keterangan :

= Pengaruh Regresi secara parsial dan simultan

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2017) menjelaskan hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah

penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data.
36

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dari penelitian ini

adalah :

H1 : Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

nilai perusahaan (Price to Book Value) pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI Periode 2017-2021.

H2 : Dividend Yield (DY) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan (Price to Book Value) pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI Periode 2017-2021.

H3 : Dividend Payout Ratio (DPR) dan Dividend Yield (DY) berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Price to Book Value) pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2017-2021.


37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

dua variabel atau lebih (Rusiadi et. al 2014). Dalam penelitian ini variabel yang

akan diteliti adalah dividend payout ratio (DPR) dan Price to book value (PBV).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode

2017-2021 adalah melalui situs www.idx.co.id misalnya laporan keuangan.

Penelitian ini direncanakan selama waktu 5 (lima) bulan dari bulan September

2021 sampai dengan bulan September 2022

Tabel 3.1
Tabel Kegiatan Penelitian
2021/2022
Sep-Okt Jan-Mar Juli-Agus Sept-Okt Nov
No Kegiatan
2021 2021 2022 2022 2022
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Riset awal/judul
2 Penyusunan Proposal
3 Perbaikan Proposal
4 Seminar Proposal
5 Pengumpulan data
6 Pengolahan data
7 Analisi data
8 Penyusunan Skripsi
9 Perbaikan Skripsi
Sumber: Data diolah penulis (2022)

37
38

C. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2017) variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua macam

variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel Bebas (Kebijakan dividen)

1) Dividend Payout Ratio (DPR)

Berikut ini rumus DPR adalah sebagai berikut:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝑃𝑅) = 𝑥100%
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

2) Dividend Yield (DY)

Berikut ini rumus dividen yield (DY) adalah sebagai berikut:

Dividen per saham


𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 =
Harga per saham

b. Variabel terikat (nilai perusahaan) (PBV)

Adapun rumus Price to book value (PBV) berikut :

Harga pasar saham


𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 (PBV) =
Nilai buku saham

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penegasan dari variabel yang digunakan

dengan cara tertentu untuk mengukurnya. Definisi operasional berfungsi

untuk mengetahui bagaimana variabel akan diukur. Definisi operasional

variabel penelitian ini adalah:


39

Tabel 3.2
Operasional Variabel
Variabel Definisi variabel Indikator variabel Skala
pengukuran

Dividend Rasio yang menentukan


Payout Ratio jumlah laba yang dapat
(DPR) ditahan sebagai sumber
pendanaan. Semakin besar Total dividen
(X1) laba ditahan semakin sedikit DPR = x100%
laba bersih per saham Rasio
jumlah laba yang
dialokasikan untuk
pembayaran dividen
(Kasmir, 2016 : 157)

Dividend Suatu cara untuk


Yield (DY) menentukan seberapa besar
Dividen per saham
satu perusahaan dalam 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑦𝑖𝑒𝑙 =
(X2) membagikan dividen kepada Harga per saham
pemilik saham dilihat dari Rasio
harga sahamnya yang
sekarang.

Purwanto dan Sumarto (2017


: 26)

Price to Menggambarkan seberapa


book value besar pasar menghargai nilai
Harga pasar saham
(PBV) buku saham suatu PBV =
perusahaan Nilai buku saham Rasio
(Y)
Sugiono dan Untung (2016 :
70)

Sumber: Data diolah penulis (2022)

D. Populasi dan Sampel/ Jenis dan Sumber Data

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki sifat sama,

walaupun itu sedikit (Sugiyono, 2017). Populasi yang digunakan pada

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor yang terdaftar dalam

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2021. Populasi pada penelitian ini
40

Adalah perusahaan manufaktur dan Komponen yangterdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2017-2021 berjumlah 13 perusahaan.

Tabel 3.3
Daftar Populasi Penelitian
No. Nama Perusahaan Kode
Emiten
1 Astra International Tbk ASII
2 Astra Otoparts Tbk AUTO
3 Garuda Metalindo Tbk BOLT
4 Indo Kordsa Tbk BRAM
5 Goodyear Indonesia Tbk GDYR
6 Gajah Tunggal Tbk GJTL
7 Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS
8 Indospring Tbk INDS
9 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN
10 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA
11 Nipress Tbk NIPS
12 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS
13 Selamat Sempurna Tbk SMSM
Sumber : Peneliti, 2022

2. Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan metode Purposive Sampling yaitu

metoda pengumpulan data yang pemilihan sampelnya dipilih berdasarkan

kriteria tertentu (Sugiyono, 2017). Sampel didapatkan dari sub Sektor

Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2017-

2021 dengan kriteria pemilihan sampel sebagai berikut:

a. Perusahaan manufaktur dan Komponen yang terdaftar (listing) di BEI

selama periode 2017 hingga 2021

b. Perusahaan manufaktur dan Komponen yang tidak mempublikasikan

laporan keuangan tahunan secara lengkap selama periode 2017 hingga

2021.
41

c. Perusahaan manufaktur dan Komponen yang tidakmemiliki dividen

berturut-turut selama periode 2017 sampai 2021

Sesuai dengan kriteria di atas, maka penelitian dapat dilihat berikut ini:

Tabel 3.4
Kriteria Sampel Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan Kriteria
Saham a b c
1 ASII Astra International Tbk √ √ √
2 AUTO Astra Otoparts Tbk √ √ √
3 BOLT Garuda Metalindo Tbk √ √ √
4 BRAM Indo Kordsa Tbk √ √ √
5 GDYR Goodyear Indonesia Tbk √ √ √
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk √ √ √
7 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk √ X X
8 INDS Indospring Tbk √ √ X
9 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk √ √ X
10 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk √ X X
11 NIPS Nipress Tbk √ X X
12 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk √ X X
13 SMSM Selamat Sempurna Tbk √ √ √
Sumber : Peneliti, 2022

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 13 perusahaan Sektor

Otomotif dan Komponen selama periode pengamatan tahun 2017-2021.

Perusahaan memenuhi kriteria penarikan sampel yaitu keseluruhan populasi

sebanyak 7 Perusahaan, periode yang diambil mulai dari tahun 2017 sampai

dengan 2021, yakni 5 tahun.

Tabel 3.5
Pemilihan Sampel
No Kriteria Pengambilan Sampel Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI selama periode 2017- 13
2021
2 Perusahaan Manufaktur yang tidak mempublikasikan laporan keuangan (2)
tahunan secara lengkap pada periode 2017 – 2021
3. Perusahaan yang tidak memiliki dividen berturut-turut selama periode 2017- (4)
2021
Jumlah Perusahaan yang dijadikan sampel 7
Jumlah tahun yang diteliti 5 tahun
Jumlah observasi (7 x 5 Tahun) 35
Sumber : Peneliti, 2022
42

Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 7 perusahaan manufaktur dan

Komponen yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yang tercantum di

Bursa Efek Indonesia selama periode 2017-2021.

Tabel 3.6
Jumlah perusahaan yang dijadikan Sampel
No. Kode Emiten Nama Perusahaan

1 ASII Astra International Tbk


2 AUTO Astra Otoparts Tbk
3 BOLT Garuda Metalindo Tbk
4 BRAM Indo Kordsa Tbk
5 GDYR Goodyear Indonesia Tbk
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk
7 SMSM Selamat Sempurna Tbk
Sumber : Peneliti, 2022

3. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,

yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Data deskriptif digunakan

untuk mendeskripsikan variabel utama keuangan yang diungkapkan

perusahaan-perusahaan manufaktur dalam bentuk laporan tahunan untuk

kuran waktu tahun 2017 s/d 2021.

4. Sumber Data

Sumber data penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan

tahunan yang didapat dari perusahaan manufaktur dan laporan keuangan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan

mengambil data website efek Indonesia www.idx.co.id yang berupa laporan


43

tahunan perusahaan yang akan diteliti. Penelitian mengambil data perusahaan

manufaktur dan Komponen Yang Tercatat Dalam Bursa Efek Indonesia (BEI)

tahun 2017 – 2021. Selain itu peneliti juga melakukan studi pustaka dengan cara

mengumpulkan jurnal, buku-buku dan skripsi terdahulu yang berhubungan dengan

judul penulis.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel

dengan menggunakan program olah data Eviews 10.

1. Alat Analisis

Regresi data panel merupakan kombinasi data cross section dan time series.

Data time series termasuk satu objek atau individu misalnya harga saham, nilai

tukar mata uang, tingkat inflasi dll, tetapi mencakup beberapa periode. Sedangkan

data cross section terdiri dari beberapa atau banyak objek sebagai responden,

misalnya perusahaan dengan beberapa jenis data dalam periode waktu tertentu.

Persamaan data panel dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = c +𝛽1 X1 + 𝛽2 X1 + 𝜀

Keterangan:

Y = Variabel terikat (PVB)

X1 = Variabel bebas (DPR)

X2 = Variabel bebas (DY)

𝜀 = Error Term

c = Konstanta
44

Menurut Gujarati dan Porter (2013) data panel memiliki kelebihan, yaitu:

a) Teknik estimasi data panel dapat mengatasi heterogenitas dalam setiap unit

secara eksplisit dengan memberikan variabel spesifik subjek.

b) Dengan menggabungkan observasi time series dan cross section

memberikan lebih banyak informasi, lebih banyak variasi, sedikit

kolinearitas antarvariabel, lebih banyak degree of freedom dan lebih

efisien.

c) Dengan mempelajari observasi cross section berulang-ulang, data panel

sangat cocok untuk mempelajari dinamika perubahan.

d) Data panel paling baik untuk mendeteksi dan mengukur dampak yang

secara sederhana tidak bisa dilihat pada data time series murni atau cross

section murni.

2. Estimasi Model Regresi

Estimasi model regresi data panel dilakukan untuk memprediksi parameter

model regresi yaitu nilai intersep atau konstanta (𝛼) dan slope atau koefisien

regresi (𝛽i). Penggunaan data panel dalam regresi akan menghasilkan intersep dan

slope yang berbeda pada setiap perusahaan dan setiap periode waktu. Terdapat

tiga teknik yang ditawakan untuk mengestimasi parameter model dengan data

panel (Widarjono 2017:251)

a. Model Common Effect. Teknik ini merupakan teknik yang paling sederhana

untuk mengestimasi parameter model data panel, yakni dengan

mengkombinasikan data cross section dan time series sebagai satu kesatuan
45

tanpa melihat adanya perbedaan waktu dan individu. Pendekatan yang

dipakai dalam metode ini adalah metode Ordinary Least Square (OLS).

b. Model Fixed Effect. Teknik ini mengestimasi data panel menggunakan

variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pendekatan ini

didasarkan adanya perbedaan intersep antar perusahaan namun intersepnya

sama antar waktu. Pendekatan yang digunakan pada model ini adalah metode

Least Square Dummy Variable (LSDV)

c. Model Random Effect. Teknik ini akan mengestimasi data panel dimana

variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar

individu. Perbedaan antar individu dan antar waktu diakomodasi lewat error.

Karena adanya korelasi antar variabel gangguan maka metode OLS tidak bisa

digunakan maka dari itu pendekatan pada model ini adalah Generalized Least

Square (GLS).

3. Uji Spesifikasi Model

a. Uji Spesifikasi Model dengan Uji Chow

Uji spesifikasi bertujuan untuk menentukan model analisis data panel yang

akan digunakan. Uji Chow digunakan untuk memilih antara model Fixed Effect

atau model Common Effect yang sebaiknya dipakai

Ho: Common Effect Model

Ha : Fixed Effect Model

Jika nilai probability Chi-Square > 0.05 artinya Ho diterima maka model

yang digunakan adalah Common Effect. Jika nilai probability Chi-Square <

0.05 artinya Ho ditolak maka model Fixed Effect yang sebaiknya digunakan.
46

b. Uji Spesifikasi Model dengan Uji Hausman

Uji Hausman digunakan untuk mengetahui model yang sebaiknya dipakai,

yaitu Fixed Effect model (FEM) atau random effect model (REM). Dalam FEM

setiap obyek memiliki intersep yang berbeda-beda, akan tetapi intersep masing-

masing obyek tidak berubah seiring waktu. Hal ini disebut dengan time-

invariant. Sedangkan dalam REM, intersep (bersama) mewakilkan nilai rata-

rata dari semua intersep (cross section) dan komponen mewakili deviasi (acak)

dari intersep individual terhadap nilai rata-rata tesebut (Gujarati, 2013).

Hipotesis dalam uji Hausmann sebagai berikut:

Ho : Random Effect Model

Ha: Fixed Effect Model

Jika Ho ditolak maka kesimpulannya sebaiknya memakai FEM. Karena

REM kemungkinan terkorelasi dengan satu atau lebih variabel bebas.

Sebaliknya, apabila Ha ditolak, maka model yang sebaiknya dipakai adalah

REM.

c. Uji Spesifikasi model dengan Uji Lagrange Multiplier

Dilakukan untuk menguji apakah data dianalisis dengan menggunakan

random effect atau common effect. Uji ini digunakan ketika dalam pengujian

uji chow yang terpilih adalah model common effect. Hipotesis dalam uji

Lagrange Multiplier sebagai berikut:

Ho : Common Effect Model

Ha : Random Effect Model


47

Jika Ho ditolak maka sebaiknya menggunakan model Random Effect,

sebaliknya jika Ho diterima model Common Effect adalah model yang terbaik.

4. Uji Asumsi Klasik

Data penelitian ini merupakan data sekunder, sehingga penentuan model perlu

pengujian atas berbagai asumsi klasik yaitu : uji normalitas, uji multikolienaritas,

uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana distribusi variabel

dependen dan independen dalam model regresi. Model regresi yang baik

adalah distribusi data normal. Menurut Wing Wahyu Winarno (2015) uji ini

dilakukan dengan menggunakan uji Jarque-Bera. Apabila nilai probabilitas >

0.05 maka data berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai probabilitas < 0.05

maka data berdistribusi tidak normal.

b. Uji Multikolinieritas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara

variabel-variabel bebas dalam model regresi. Model yang baik adalah model

yang tidak terjadi korelasi antara variabel independennya. Menurut Gujarati

(2013), jika koefisien korelasi antar variabel bebas > 0,6 maka dapat

disimpulkan bahwa model mengalami masalah multikolinearitas. Sebaliknya,

koefisien korelasi < 0,8 maka model bebas dari multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

terdapat ketidaksamaan varian dari residual antara pengamatan. Jika varian


48

residual tetap maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda

Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang

Homoskedastisitas atau tidak terjadinya Heteroskedastisitas. Menurut

Winarno (2015) pengujian ini dilakukan dengan uji Glesjer yaitu meregresi

masing-masing variabel independen dengan absolute residual sebagai

variabel dependen.

Residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi,

sedangkan absolute adalah nilai mutlak. Uji Glesjer digunakan untuk

meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika hasil

tingkat kepercayaan uji Glesjer > 0,05 maka tidak terkandung

heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara

faktor pengganggu yang satu dengan lainnya (non autokorelasi). Untuk

menguji ada atau tidaknya autokorelasi dapat digunakan tes Durbin Watson.

Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji autokorelasi dikarenakan uji ini

hanya dilakukan untuk data yang bersifat time series dan Autokorelasi hanya

terjadi pada data time series. Pengujian autokorelasi pada data yang tidak

bersifat time series (cross section atau panel) akan sia-sia semata atau

tidaklah berarti, model regresi data panel tidak mensyaratkan persamaan

yang bebas autokorelasi. (Djalal, Usman:2006)


49

5. Uji Signfikansi

a. Uji Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen

mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian

ini dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel.

Apabila nilai Fhitung> Ftabel dengan nilai signifikansi 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi sudah layak untuk digunakan sebagai model

regresi dalam penelitian Pengujian ini dapat juga dilakukan dengan melihat

probibalitas Fhitung. Apabila nilai Fhitung> 0,05 maka terdapat pengaruh

variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.

b. Uji Regresi secara Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh dari masing-masing variabel

independen yang terdiri atas X1 dan X2 terhadap nilai perusahaan (Y) sebagai

variabel dependennya. Pengujian dilakukan dengan melihat probabilitas

thitung, dengan hipotesis sebagai berikut:

Ho : βi = 0

Ha : βi ≠ 0

Ho menyatakan bahwa dengan menganggap variabel bebas lainnya konstan,

Xi tidak memiliki pengaruh linear terhadap Y. Pengujian ini dilakukan dengan

ketentuan:

1. Apabila probabilitas thitung < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima

2. Apabila probabilitas thitung> 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak


50

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) atau goodness of fit merupakan nilai yang

menyakatakan proporsi atau persentase dari total variasi variabel dependen (Y)

yang dapat dijelaskan oleh variabel penjelas (X1, X2,…, Xn) secara bersama-

sama (Gujarati dan Porter, 2013). Misalnya diketahui label R-Squared adalah

0.426877, berarti sekumpulan variabel predictor dalam model dapat

menjelaskan variabel response sebesar 42% sedangkan sisanya dijelaskan oleh

variabel lain di luar model yang tidak diteliti.

Nilai Koefisien Determinasi (R2) mengandung kelemahan mendasar di mana

adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam

model. Oleh karena itu, pada penelitian ini mengguanakan adjusted R2 berkisar

antara nol sampai satu. Apabila nilai adjusted R2 makin mendekati satu, maka

makin baik kemampuan model dalam menjelaskan variabel dependen.


51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh

pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Bursa Efek Jakarta kembali dibuka pada tanggal 10 Agustus 1977 dan

ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), institusi baru di

bawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar

saham pun mulai meningkat seiring dengan perkembangan pasar finansial dan

sektor swasta yang puncak perkembangannya pada tahun 1990. Pada tahun

1991, bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta dan menjadi

salah satu bursa saham yang dinamis di Asia. Swastanisasi bursa saham ini

menjadi PT. Bursa Efek Jakarta mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM

menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.

Tahun 1955 adalah tahun Bursa Efek Jakarta memasuki babak baru,

karena pada tanggal 22 Mei 1995 Bursa Efek Jakarta meluncurkan Jakarta

Automated Trading System (JATS). JATS merupakan suatu sistem

perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham

dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair

dan transparan di banding sistem perdagangan manual.

50
52

Pada bulan Juli 2000, Bursa Efek Jakarta merupakan perdagangan tanpa

warkat (ckripess trading) dengan tujuan untuk meningkatkan likuiditas pasar

dan menghindari peristiwa saham hilang dan pemalsuan saham, serta untuk

mempercepat proses penyelesaian transaksi. Tahun 2001 Bursa Efek Jakarta

mulai menerapkan perdagangan jarak jauh (Remote Trading), sebagai upaya

meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar, kecepatan dan frekuensi

perdagangan.

Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan Pasar

Modal Indonesia. Dengan persetujuan para pemegang saham kedua bursa, BES

digabungkan ke dalam BEJ yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia

(BEI) dengan tujuan meningkatkan peran pasar modal dalam perekonomian

Indonesia.

Pada tahun 2008, Pasar Modal Indonesia terkena imbas krisis keuangan

dunia menyebabkan tanggal 8-10 Oktober 2008 terjadi penghentian sementara

perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 2 Maret 2009 Bursa Efek

Indonesia meluncurkan sistim perdagangan baru yakni Jakarta Automated

Trading System Next Generation (JATS Next-G), yang merupakan pengganti

sistim JATS yang beroperasi sejak Mei 1995.

Visi dan Misi Perusahaan Bursa Efek Indonesia yaitu :

a. Visi Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkatdunia.

b. Misi menyediakan infrastruktur untuk mendukung terselenggarahnya

perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisiensi serta mudah diakses

oleh seluruh pemangku kepentingan (stakeholders).


53

Perusahaan manufaktur adalah suatu cabang industri yang

mengaplikasikan mesin, peralatan, tenaga kerja dan suatu medium proses untuk

mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual.Karakteristik utama

industri manufaktur adalah mengolah sumber daya menjadi barang jadi melalui

suatu proses pabrikasi. Aktivitas perusahaan yang tergolong dalam kelompok

industri manufaktur mempunyai tiga kegiatan utama yaitu (Surat Edaran Ketua

Badan Pengawas Pasar Modal, Pedoman Penyajian dan Pengungkapan

Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik,2002). Kegiatan utama

untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku, kegiatan

pengolahan atau pabrikasi atau perakitan atas bahan baku menjadi bahan jadi,

kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi.

2. Profil Perusahaan Pembiayaan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2017- 2021. Sampel dalam penelitian ini ada sebanyak 7 perusahaan dengan

menggunakan metode purposive sampling, dimana penentuan sampel dengan

kriteria tertentu. Setiap perusahaan manufaktur dan Komponen yang menjadi

sampel, memiliki profil perusahaan masing-masing yang menjelaskan secara

detail tentang perusahaan tersebut. Maka dengan ini, penulis akan menyajikan

profil dari perusahaan manufaktur dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia, sebagai berikut:


54

a. Astra International Tbk (ASII)

Astra International (ASII) merupakan perusahaan multinasional yang

memproduksi otomotif yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan

ini didirikan oleh William Soerjayadjaja, Drs. Tjia Kian Tie dan Liem

Peng Hong dengan nama PT Astra International Incorporated pada tanggal

20 Februari 1957 di Bandung. Pada tahun 1965 perusahaan pindah ke

Jakarta dengan kantor yang di Bandung sebagai cabang. Pada mulanya

perusahaan ini bergerak dibidang usaha ekspor hasil bumi dan kemudian

berkembang dibidang usaha permobilan.

Pada tahun 1990, perseroan mengubah namanya menjadi PT Astra

International Tbk. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak

tanggal 4 April 1990. Saat ini mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki

oleh Jardine Matheson 50,1%. Ruang lingkup kegiatan Perseroan seperti

yang tertuang dalam anggaran dasarnya adalah perdagangan umum,

perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan

dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi

perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor dengan suku cadangnya,

penjualan dan penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait,

pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan teknologi

informasi.

b. Astra Otoparts Tbk (AUTO)

Nama auto 2000 sebelumnya adalah PT. astra internasional- sales

operation. Pihak manajemen pusat PT. astra internasional –toyota sales


55

operation mempopulerkan nama perusahaan menjadi auto 2000 dengan

pertimbangan nama auto 2000 lebih singkat sehingga lebih mudah

tertanam dan diingat masyarakat, sekaligus menunjukan bahwa perusahaan

tersebut sejak dini telah mempersiapkan diri untuk memasuki era tahun

2000. Pt astra internasional –toyota sales operation atau auto 2000 pertama

kali didirikan pada tahun 1975 dengan nama pt astra motor sales. Pada

tahun 1989 pt astra motor sales bergabung dan menjadi divisi penjualan

dari pt astra internasional, kemudian berganti nama menjadi pt. astra

internasional-toyota sales operation atau auto 2000. Kantor pusat pt astra

internasional-toyota sales operation terletak di jalan gaya motor III/3

sunter II Jakarta utara. Pada saat itu auto 2000 merupakan dealer utama

(main dealer) kendaraan bermotor merk Toyota dan suku cadang nya

(Toyota genuine part), yang agen tunggal di Indonesia dipegang oleh

PT.toyota astra motor. Di samping menjual produk kendaraan dan suku

cadang Toyota, auto 200 juga memberikan perawatan dan perbaikan

kendaraan merk Toyota. Hal tersebut dilaksanakan perusahaan karena jasa

perawatan dan perbaikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

kegiatan penjualan kendaraan bermotor.

c. Garuda Metalindo Tbk (BOLT)

Garuda Metalindo Tbk (BOLT) didirikan tanggal 15 Maret 1982 dan

mulai beroperasi komersial pada tahun 1982. Kantor pusat BOLT

berlokasi di Jl. Kapuk Kamal Raya No 23, Jakarta 14470 – Indonesia, dan

memiliki dua pabrik yang masing-masing terletak di Jl. Kapuk Raya No.
56

23, Jakarta Utara dan Jl. Industri Raya III Blok AE No. 23 Jatake,

Tangerang. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Garuda

Metalindo Tbk, yaitu: PT Garuda Multi Investama (57,60%) dan Herman

Wijaya (12,80%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan BOLT adalah bergerak di bidang industri alat-alat dan

komponen-komponen untuk semua jenis kendaraan bermotor. Kegiatan

usaha utama BOLT adalah memproduksi dan memperdagangkan alat-alat,

komponen-komponen, dan sub komponen (termasuk mur dan baut) untuk

semua jenis kendaraan bermotor. Pelanggan utama BOLT (2016) adalah

PT Astra Honda Motor, yakni mencapai 59,97%. Pada tanggal 26 Juni

2015, BOLD memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BOLT (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 468.750.000 saham dengan nilai nominal

Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp550,- per saham. Saham-

saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal

07 Juli 2015.

d. Indo Kordsa Tbk (BRAM)

Didirikan untuk pertama kali pada bulan Juli 1981 dengan nama

Branta Mulia (BRAM), PT. Indo Kordsa Tbk merupakan perusahaan yang

bergerak dalam bidang penyedia ban, serat nylon, polyester, rayon serta

benang nylon untuk ban. Perusahaan ini kemudian mempunyai rencana

untuk "go public" dengan mencatatkan saham-ny untuk pertama kali pada

bulan Juli 1990 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan juga menjadi
57

pemegang saham mayoritas di dua perusahaan lain yakni Thai Branta

Mulia Co. Ltd. dan PT. Branta Mulia Teijin Indonesia. Sejak bulan

Desember 2006, perusahaan diambil alih oleh perusahaan besar yang

merupakan produsen nylon, benang polyester, dan cord fabric asal Turki

yang bernama Kordsa Global. Perusahaan ini telah membuka cabang-nya

hingga ke 9 negara yang tersebar di 5 benua di dunia. Hingga saat ini

Kordsa Global telah tersebar di negara-negara seperti Jerman, Mesir,

Amerika Serikat, Brazil, Argentina, China, Thailand, termasuk salah satu-

nya Indonesia. Dengan masuknya perusahaan ini, perusahaan memutuskan

untuk berganti nama. Pada tahun 2007, perusahaan ini resmi berganti

nama menjadi PT Indo Kordsa Tbk. sesuai dengan persetujuan pemegang

saham serta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Selanjutnya,

perusahaan Kordsa Global berhak menguasai 57,40% saham perusahaan.

Pertumbuhan perusahaan ini memang sangat signifikan.

Pada tahun 2011 saja, perusahaan telah mencatatkan laba bersih

perseroan yang mencapai Rp 134,16 miliar. Hal ini dapat tercapai karena

peningkatan kualitas yang meliputi pembenahan, peremajaan dan

pembelian mesin baru. Pada tahun 2012 meningkatkan kapasitas produksi

dengan mengalokasikan anggaran hingga mencapai 100 juta dollar AS.

Dana tersebut rencana-nya akan digelontorkan pada produksi tire cord

fabric dan benang polyester. Rencana ini akan meningkatkan kapasitas

produksi hingga mencapai 42 ribu ton per tahun yang sebelumnya hanya

24 ribu ton per tahun-nya. Selain itu, perusahaan juga mengoptimalkan


58

peran anak perusahaan-nya PT Indo Kordsa Polyester dengan target

produksi sebesar 46 ribu ton per tahun yang akan terealisasi selama 3

tahun.

e. Goodyear Indonesia Tbk (GDYR)

Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) didirikan tanggal 26 Januari 1917

dengan nama NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited dan

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1917. Kantor pusat

Goodyear berlokasi di Jln. Pemuda No. 27, Bogor 16161. Pemegang

saham yang memiliki 5% atau lebih saham Goodyear Indonesia Tbk,

antara lain: Goodyear Tire & Rubber Company (induk usaha) (85,00%)

dan PT Kalibesar Asri (9,17%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,

ruang lingkup kegiatan GDYR adalah bergerak di bidang industri ban

untuk kendaraan bermotor, pesawat terbang serta komponen lainnya yang

terkait, juga penyaluran dan ekspor ban. Pada tahun 1980, GDYR

memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan

Penawaran Umum Perdana Saham GDYR (IPO) kepada masyarakat

sebanyak 6.150.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan

harga penawaran Rp1.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 22 Desember 1980.

f. Gajah Tunggal Tbk (GJTL)

Didirikan pada tahun 1951, PT. Gajah Tunggal Tbk. memulai

produksi bannya dengan ban sepeda. Sejak itu Perusahaan bertumbuh

menjadi produsen ban terpadu terbesar di Asia Tenggara. Perusahaan


59

memperluasan produksi dengan membuat variasi produk melalui produksi

ban sepeda motor tahun 1971, diikuti oleh ban bias untuk mobil

penumpang dan komersial di tahun 1981. Awal tahun 90an, perusahaan

mulai memproduksi ban radial untuk mobil berpenumpang dan truk.

g. Selamat Sempurna Tbk (SMSM)

PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) merupakan perusahaan utama

dari ADR Group (Divisi Otomotif) dan saat ini merupakan salah satu

produsen filter dan radiator terbesar di wilayah. Perusahaan memproduksi

filter, radiator, oil coolers, condensers, brake pipe, fuel pipes, fuel tanks,

exhaust systems, and press parts.. Merk dagang Sakura Filter telah

terdaftar lebih dari 90 negara. SMSM telah terdaftar sebagai perusahaan

publik sejak tahun 1996, dan sekarang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saat ini. SMSM memiliki saham sebesar 70% di PT Panata Jaya

Mandiri, dan juga memiliki saham 15% di PT POSCO IJPC, sebuah

perusahaan patungan (Joint Venture) dengan Posco dan Daewoo

International Corporation, Korea. SMSM memiliki saham 33% di PT

Tokyo Radiator Selamat Sempurna, sebuah perusahaan patungan (Joint

Venture) dengan Tokyo Radiator Manufacturing Co.Ltd, Jepang.;

memiliki saham 51% di PT Hydraxle Perkasa dan memiliki saham 99,99%

di PT Prapat Tunggal Cipta dan PT Selamat Sempana Perkasa. Sejak2009-

2016, SMSM mendapatkan Penghargaan Primaniyarta dari pemerintah

Republik Indonesia dengan kategori pembangun merk global, karena

berhasil mengembangkan dan menembus merek di pasar global.


60

Sejak tahun 2006, Perusahaan telah diakui oleh pemerintah sebagai wajib

pajak patuh.

3. Deskriptif Data Variabel

Berikut ini adalah deskripsi variabel penelitian Dividend Payout Ratio

(X1), Dividend Yield (X2) dan Price Book Value PBV (Y).

a. Dividend Payout Ratio (X1)

Dividend Payout Ratio merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen

dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa. DPR banyak

digunakan dalam penilaian sebagai cara pengestimasian dividen untuk

periode yang akan datang, sedangkan kebanyakan analis mengestimasikan

pertumbuhan dengan menggunakan laba ditahan lebih baik daripada

dividen.

Dividend Payout Ratio


8 7,29

6 5,45 4,99

4 3,25
2,38
2
0
2017 2018 2019 2020 2021

Gambar 4.1. Grafik Rata-Rata Dividend Payout Ratio Pada


Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2017 s/d
2021

Sumber : Diolah Penulis 2022

Pada grafik 4.1 di atas diketahui rata-rata perkembangan Dividend Payout

Ratio terjadi penurunan rata-rata Dividend Payout Ratio pada perusahaan

tahun 2015 sebesar 11,90% dari tahun sebelumnya.


61

b. Dividend Yield (X2)

Dividend Yield adalah suatu rasio yang menghubungkan dividen yang

dibayar dengan harga saham biasa. Dividend Yield menyediakan suatu

ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan

menambahkan apresiasi harga yang ada.

Dividend Yield
40
33
30
20 21
20 16,6
19,09
10

0
2017 2018 2019 2020 2021

Gambar 4.2. Grafik Rata-Rata Diviend Yield Pada Perusahaan


Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2017 s/d 2021

Sumber : Diolah Penulis 2022

Pada grafik 4.2 di atas diketahui rata-rata perkembangan Diviend Yield

terjadi penurunan rata-rata Diviend Yield pada perusahaan tahun 2015

sebesar 24,54% dan tahun 2016 sebesar 24,12% dari tahun sebelumnya.

c. Price Book Value PBV (Y)

Nilai perusahaan diukur dengan Price Book Value (PBV). Rasio ini

mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen

perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. Dimana nilai

buku perusahaan (book value share) merupakan perbandingan antara

ekuitas saham biasa dengan jumlah saham yang beredar.


62

Price to book value


40 37,4
34,93
34,28
30

20

10 7,54 5,13

0
2017 2018 2019 2020 2021

Gambar 4.3. Grafik Rata-Rata Price to book value Pada


Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2017
sampai 2021

Sumber : Diolah Penulis 2022

Pada grafik 4.3 di atas diketahui rata-rata perkembangan PBV terjadi

peningkatan rata-rata PBV pada perusahaan tahun 2014 sebesar 5,16%

sampai pada tahun 2017 sebesar 7,86%% dari tahun sebelumnya.

4. Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan alat statistik yang berfungsi sebagai

pemberian gambaran mengenai variabel-variabel dalam penelitian (Rochmah,

dkk. 2017:1008). Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan informasi

mengenai kondisi variabel dependen yaitu nilai perusahaan (PBV), variabel

independent yaitu Dividend Payout Ratio (DPR) (X1) dan Dividend Yield (DY)

(X2). Namun, hasil informasi pada analisis deskriptif tidak dapat dijadikan

sebagai penarikan kesimpulan atas rumusan masalah penelitian. Tabel 4.1

menunjukkan pengamatan penelitian.


63

Tabel 4.1
Descriptive Statistics

Y X1 X2
Mean 21.56686 36.05743 2.516286
Median 13.26000 36.86000 2.290000
Maximum 87.00000 96.38000 6.630000
Minimum 1.420000 2.780000 0.440000
Std. Dev. 20.57445 21.32752 1.294754
Skewness 1.409851 0.638622 1.116081
Kurtosis 4.233050 3.156691 4.888358

Jarque-Bera 13.81207 2.414862 12.46648


Probability 0.001002 0.298964 0.001963

Sum 754.8400 1262.010 88.07000


Sum Sq. Dev. 14392.48 15465.34 56.99722

Observations 35 35 35

Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif yang telah disajikan pada

tabel tersebut, maka dapat diketahui gambaran dari masing-masing variabel

sebagai berikut:

a. Nilai Perusahaan (Y)

Diperoleh nilai perusahaan (Y) berkisar antara 1.420000 sampai 87.00000

dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 21.56666 dan standar deviasi

20.57445. Nilai rata-rata nilai perusahaan sebesar 21.56666 berarti rata-

rata harga saham perusahaan memiliki 21.56666 kali dari laba perlembar

saham.

b. Dividend Payout Ratio (X1)

Diperoleh DPR berkisar antara sampai 2.780000 dengan 96.38000, nilai

rata-rata (mean) sebesar 36.05743 dan standar deviasi 21.32752. Nilai


64

rata-rata DPR sebesar 21.32752 berarti bahwa rata-rata dividen per lembar

saham memiliki 21.32752 kali dari laba per saham.

c. Dividend Yield (X2)

Diperoleh Dividend Yield berkisar antara 0.440000 sampai

dengan 6.630000, nilai rata-rata (mean) sebesar 2.516286 dan standar

deviasi 1.294754. Nilai rata-rata Dividend Yield sebesar 2.516286 berarti

bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki dividen 2.516286 kali dari

harga persahamnya.

5. Pemilihan Modcl Data Panel

Regresi Data Panel dapat dilakukan dengan tiga model yaitu Common

Effect Model, Fixed Effect Model dan Random Effect Model dengan

menggunakan Eviews 12. Uji pemilihan model terbaik dalam penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui model regresi data panel yang paling cocok

digunakan untuk menguji hipotesis model-model penelitian yang telah

dikembangkan.

a. Common Effect Model (CEM)

Tabel 4.2 Common Effect Model (CEM)


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 11/18/22 Time: 17:03
Sample: 2017 2021
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C 27.78828 8.744664 3.177741 0.0033
X1 0.050015 0.180716 0.276758 0.7837
X2 0.755772 0.976795 2.589820 0.0595
65

Root MSE 20.08515 R-squared 0.018969


Mean dependent var 21.56686 Adjusted R-squared 0.042345
S.D. dependent var 20.57445 S.E. of regression 21.00555
Akaike info criterion 9.009267 Sum squared resid 14119.46
Schwarz criterion 9.142583 Log likelihood 154.6622
Hannan-Quinn criter. 9.055287 F-statistic 0.309378
Durbin-Watson stat 1.077171 Prob(F-statistic) 0.736074

Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)

Berdasarkan pada tabel 4.2 menunjukan koefisien DPR (X1) sebesar -

0.050015 dan p-value atau probabilitas DPR (X1) adalah sebesar 0.7837

yang dimana variabel DPR (X1) tidak memiliki pengaruh dan tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan (Y). Koefisien DY (X2) sebesar

0.755772 dan p-value atau probalilitas DY sebesar 0.0595 yang dimana

variabel DY memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan (Y).

b. Fixed Effect Model (FEM)

Fixed Effect Model (FEM) merupakan pendekatan pemilihan kedua

dalam estimasi regresi data panel, pengestimasian pendekatan ini

menggunakan teknik variabel dummy sebagai penangkap adanya

perbedaan intersep antar perusahaan. Metode yang digunakan dalam

pendekatan Fixed Effect Model (FEM) dalam mengestimasi model regresi

data panel yaitu Least Square Dummy Variable (LSDV).


66

Tabel 4.3 Fixed Effect Model (FEM)


Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 11/18/22 Time: 17:04
Sample: 2017 2021
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35
Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C 32.19258 4.069169 7.911341 0.0000
X1 0.206758 0.065824 3.141095 0.0042
X2 1.260010 0.969370 1.299824 0.0151
Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics
Root MSE 10.34962 R-squared 0.872440
Mean dependent var 31.84474 Adjusted R-squared 0.833190
S.D. dependent var 27.57467 S.E. of regression 12.00803
Sum squared resid 3749.015 F-statistic 22.22813
Durbin-Watson stat 1.989979 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics
R-squared 0.634997 Mean dependent var 21.56686
Sum squared resid 5253.293 Durbin-Watson stat 2.678543

Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)

Berdasarkan pada tabel 4.3 menunjukan koefisien DPR (X1) sebesar

0.206758 dan p-value atau probabilitas DPR (X1) adalah sebesar 0.0042

yang dimana variabel DPR (X1) memiliki pengaruh dan signifikan

terhadap nilai perusahaan (Y). Koefisien DY (X2) sebesar 1.260010 dan p-

value atau probalilitas DY sebesar 0.0151 yang dimana variabel DY tidak

memiliki pengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Y).


67

c. Random Effect Model (REM)

Pemilihan ketiga dalam estimasi regresi data panel, pendekatan ini

mengestimasi adanya variabel gangguan yang kemungkinan saling

berhubungan antar waktu dan antar perusahaan. Kelebihan dalam

menggunakan pendekatan Random Effect Model (REM) yaitu akan

menghilangkan heteroskedastsitas.

Tabel 4.4 Random Effect Model (REM)


Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 11/18/22 Time: 17:05
Sample: 2017 2021
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C 39.86284 10.38505 3.838483 0.0006
X1 0.301065 0.147526 2.040763 0.0196
X2 0.956882 2.274490 1.300020 0.2029
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 18.13791 0.6363
Idiosyncratic random 13.71181 0.3637

Weighted Statistics
Root MSE 13.09119 R-squared 0.266954
Mean dependent var 6.907303 Adjusted R-squared 0.514888
S.D. dependent var 14.55255 S.E. of regression 13.69110
Sum squared resid 5998.276 F-statistic 4.206616
Durbin-Watson stat 2.179757 Prob(F-statistic) 0.003791

Unweighted Statistics
R-squared 0.068455 Mean dependent var 21.56686
Sum squared resid 15377.71 Durbin-Watson stat 1.850243

Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)

Berdasarkan pada tabel 4.4 menunjukan koefisien DPR (X1) sebesar

0.301065 dan p-value atau probabilitas DPR (X1) adalah sebesar 0.0196
68

yang dimana variabel DPR (X1) memiliki pengaruh dan signifikan

terhadap nilai perusahaan (Y). Koefisien DY (X2) sebesar 0.956882 dan p-

value atau probalilitas DY sebesar 0.2029 yang dimana variabel DY tidak

memiliki pengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Y).

6. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau

mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan uji Jarque-Bera. Apabila nilai probabilitas > 0.05 maka data

berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai probabilitas < 0.05 maka data

berdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4 Hasil uji Normalitas


Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)

Berdasarkan hasil Jarque-Bera sebesar 7.712282 dengan probabilitas

0.021149 < 0.05 maka dapat dikatakan data tidak berdistribusi normal.
69

b. Uji Multikolinieritas

Pengujian ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Untuk

mengetahui adanya multikolienaritas dalam penelitan ini dilakukan dengan

melihat nilai koefisien korelasi berpasangan diantara dua variabel bebas.

Jika koefisien korelasi antar variabel bebas > 0.8 maka dapat disimpulkan

bahwa model mengalami masalah multikolienaritas. Sebaliknya, koefisien

korelasi < 0.8 maka model bebas dari multikolienaritas. Hasil uji

multikolienaritas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5
Uji Multikolinieritas
X1 X2
X1 1.000000 0.355516
X2 0.355516 1.000000

Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolineritas dapat dilihat darinilai

koefisien korelasi antar variabel independen. Jika nilai korelasi kedua

variabel > 0,60 maka terjadi gejala multikolinearitas. Berdasarkan tabel 4.5

di atas terlihat bahwa nilai koefisien korelasi semua variabel tidak ada

yang leih besar dari 0,60. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen di dalam

penelitian ini.

c. Uji Heterokesdastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regeresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke


70

pengamatan lainnya. Model regeresi yang baik adalah Homoskedastisitas

atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan uji

Glesjer yaitu meregresi masing-masing variabel independen dengan

absolute residual sebagai variabel dependen. Residual adalah selisih antara

nilai observasi dengan nilai prediksi, sedangkan absolute adalah nilai

mutlak. Uji Glesjer digunakan untuk meregresi nilai absolute residual

terhadap variabel independen. Jika hasil tingkat kepercayaan uji Glesjer >

0.05 maka tidak terkandung Heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas

dalam penelitian ini menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6 Uji Heterokesdastisitas

Dependent Variable: RESABS


Method: Panel Least Squares
Date: 11/18/22 Time: 17:23
Sample: 2017 2021
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C 13.72121 4.450209 3.083273 0.0048
X1 0.133915 0.082804 1.617254 0.1179
X2 0.564869 1.259381 0.448529 0.6575

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)


Root MSE 6.354898 R-squared 0.571630
Mean dependent var 7.471197 Adjusted R-squared 0.439824
S.D. dependent var 9.851299 S.E. of regression 7.373198
Akaike info criterion 7.050614 Sum squared resid 1413.465
Schwarz criterion 7.450561 Log likelihood 114.3858
Hannan-Quinn criter. 7.188676 F-statistic 4.336896
Durbin-Watson stat 2.740688 Prob(F-statistic) 0.002014

Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)

Pada tabel 4.6 uji heteroskedastisitas dengan uji glejser dapat dilihat

bahwa nilai probabilitas variabel independen X1 dan X2 masing – masing


71

adalah 0,1179 dan 0,6575 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa model

regresi tidak mengindikasikan adanya heteroskedastisitas karena nilai

probabilitas tiap variabel lebih dari nilai signifikansi. Dapat dikatakan

model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi uji

heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi

linier terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu (residual) pada periode

t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan

lainnya. Salah satu cara mendeteksi adanya autokorelasi yaitu dengan uji

Durbin-Watson stat (DWstat). Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
R-squared 0.068455 Mean dependent var 21.56686
Sum squared resid 15377.71 Durbin-Watson stat 1.850243
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)

Dalam penelitian ini terdapat 35 sampel (n) dan 3 variabel (k).

Berdasarkan tabel 4.7 di atas nilai d adalah 1.850243. Dengan nilai du

sebesar 1.5838. Sedangkan untuk nilai 4-du sebesar 2.4162 Karena nilai

Durbin-Watson stat berada pada interval dU < d < 4-dU yaitu 1.5838 <

1.850243 < 2.4162, sehingga dapat disimpullkan tidak ada masalah

autokorelasi.
72

7. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti meramalkan keadaan (naik

turunnya) variabel dependen apabila dua atau lebih variabel independen

sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainnya) (Anggara,

2015). analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang

ditimbulkan antara pengaruh Dividend Payout Ratio (X1) dan Dividend Yield

(X2) terhadap nilai perusahaan (Y) pada perusahaan manufaktur sub Sektor

Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-

2021.Hasil analisis linier berganda sebagai berikut :

Tabel 4.8
Hasil Uji Analisis Regresi Berganda dengan Menggunakan Random Effect Model

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C 39.86284 10.38505 3.838483 0.0006
X1 0.301065 0.147526 2.040763 0.0196
X2 0.956882 2.274490 1.300020 0.2029

Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)

Dari tabel 4.8 menunjukkan hasil analisis regresi data panel dengan

pendekatan Random Effect Model (REM). Dari tabel diatas terlihat persamaan

regresi sebagai berikut:

Y = c + b1 X1 + b2 X2 + e

Y = 39.86284 + 0.301065 + 0.956882

Berdasarkan persamaan regresi di atas, diperoleh informasi yaitu :


73

a. Constanta (a)

Nilai konstanta sebesar 39.86284 artinya apabila Dividend Payout Ratio

(X1) dan Dividend Yield (X2) bernilai 0 (nol) maka Nilai Perusahaan (Y)

dengan proksi PBV akan bernilai 39.86284.

b. Dividend Payout Ratio (X1)

Nilai koefisien Dividend Payout Ratio (X1) sebesar 0.301065 dengan arah

positif, artinya apabila variabel Dividend Payout Ratio (X1) mengalami

kenaikan sebesar satu satuan maka akan meningkatkan nilai perusahaan

(PBV) sebesar 0.301065 dengan menganggap variabel independen lain

konstan/tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif

antara Dividend Payout Ratio (X1) dengan nilai perusahaan (PBV),

semakin besar Dividend Payout Ratio (X1) maka akan semakin

meningkatkan nilai perusahaan (PBV).

c. Dividend Yield (X2)

Nilai koefisien Dividend Yield (X2) sebesar 0.956882 dengan arah positif,

artinya apabila variabel Dividend Yield (X2) mengalami kenaikan sebesar

satu satuan maka akan meningkatkan nilai perusahaan (PBV) sebesar

0.956882 dengan menganggap variabel independen lain konstan/tetap.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Dividend

Yield (X2) dengan nilai perusahaan (PBV), semakin besar Dividend Yield

(X2) maka akan semakin meningkatkan nilai perusahaan (PBV).


74

8. Uji Spesifikasi Model

a. Uji Chow

Uji Chow digunakan untuk menentukan model analisis data panel yang

akan digunakan. Uji Chow digunakan untuk memilih apakah penelitian

sebaiknya memakai model Fixed Effect atau model Common Effect.

Tabel 4.9 Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.


Cross-section F 8.183000 (6,26) 0.0000
Cross-section Chi-square 37.124409 6 0.0000

Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, nilai cross-section chi-squares uji Chow

dari penelitian ini adalah sebesar 0.0000 dan lebih kecil dari 0,05. Maka

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga untuk

sementara model terbaik yang digunakan untuk penelitian ini adalah Fixed

effect model.

b. Uji Hausman

Uji hausman merupakan pengujian yang digunakan untuk memilih

salah satu model pada regresi data panel yang terlihat dari nilai Residual

Sum of Square (RSS), pemilihan model tersebut yaitu Random Effect

Model (REM) dan Fixed Effect Model (FEM).


75

Tabel 4.10 Hasil Model Estimasi Uji Hausman


Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 1.903378 2 0.3861

Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)

Berdasarkan hasil uji hausman didapatkan nilai Probability

Crosssection Random sebesar 0.3861. Dari perolehan hasil tersebut dapat

diambil keputusan bahwa nilai Probability Cross-section Random sebesar

0.3861 > α 0,05. Maka secara statistik menerima Ha dan pendekatan yang

tepat digunakan adalah Random Effect Model (REM). Dari hasil uji

hausman pada tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan

yang tepat digunakan dalam regresi data panel adalah Random Effect

Model (REM).

c. Uji Lagrange Multiplier

Uji Lagrange Multiplier Test adalah analisis yang dilakukan dengan

tujuan menentukan metode yang terbaik dalam regresi data panel, apakah

akan menggunakan Common Effect atau Random Efffect.

Ho : Common Effect Model

Ha : Random Effect Model

Apabila hasil uji spesifikasi ini menunjukkan nilai prob. Breusch-

Pagan lebih dari 0,05 maka model yang dipilih adalah Common Effect.

Sebaliknya, apabila Breusch-Pagan kurang dari 0,05 maka model yang


76

sebaiknya dipakai adalah Random Effect. Hasil uji spesifikasi model

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11
Uji Lagrange Multiplier
Lagrange Multiplier Tests for Random Effects
Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-
Sided
(all others) alternatives
Test Hypothesis
Cross-
section Time Both
Breusch-Pagan 16.71735 0.864149 17.58150
(0.0000) (0.3526) (0.0000)

Honda 4.088686 -0.929596 2.233814


(0.0000) (0.8237) (0.0127)

King-Wu 4.088686 -0.929596 1.865850


(0.0000) (0.8237) (0.0310)

Standardized Honda 4.964460 -0.724178 -0.012399


(0.0000) (0.7655) (0.5049)

Standardized King-
Wu 4.964460 -0.724178 -0.413009
(0.0000) (0.7655) (0.6602)

Gourieroux, et al. -- -- 16.71735


(0.0001)

Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)

Dari hasil output pengujian LM diketahui bahwa nilai prob. Breush-

Pagan sebesar 0.000 maka Ho diterima dengan kata lain model yang

terbaik adalah Common Effect Model.


77

9. Pengujian Hipotesis

a. Uji Pengaruh Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara

parsial terhadap variabel dependen. Apabila nilai Probability t-statistik > α

0,05 maka H0 ditolak dan mengartikan bahwa variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen. Namun, apabila nilai Probability

t-statistik < α 0,05 maka H0 diterima dan mengartikan bahwa variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Tabel 4.12
Uji Siginikasi Secara Parsial
Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 11/18/22 Time: 17:05
Sample: 2017 2021
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 39.86284 10.38505 3.838483 0.0006
X1 0.301065 0.147526 2.040763 0.0196
X2 0.956882 2.274490 1.300020 0.2029

Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)

Berdasarkan tabel 4.12 di atas hasil Uji t parsial adalah sebagai berikut:

1) Pada DPR (X1) memiliki nilai thitung sebesar 2.040763 dan nilai

probability t-statistik sebesar 0,0196 < 0,05 maka Ha diterima dan

mengartikan bahwa DPR (X1) secara parsial terbukti berpengaruh

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).


78

Tabel 4.13
Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Nilai Perusahaan
Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 11/18/22 Time: 17:05
Sample: 2017 2021
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 39.86284 10.38505 3.838483 0.0006
X1 0.301065 0.147526 2.040763 0.0196

Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)

2) Pada Dividend Yield (X2) memiliki nilai thitung ebesar 1.300020 dan

nilai probability t-statistik sebesar 0.2029 > 0,05 maka Ho ditolak dan

mengartikan bahwa Dividend Yield (X2) secara parsial terbukti tidak

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan

(PBV).

Tabel 4.14
Pengaruh Dividend Yield Terhadap Nilai Perusahaan
Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 11/18/22 Time: 17:05
Sample: 2017 2021
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 39.86284 10.38505 3.838483 0.0006
X2 0.956882 2.274490 1.300020 0.2029
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)
79

b. Uji Signifikasi Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji F statistik dilakukan untuk menguji apakah variabel independen

yang terdapat dalam persamaan regresi secara keseluruhan berpengaruh

terhadap variabel dependen. Apabila nilai Probability F-statistik > α 0,05

maka H0 ditolak dan mengartikan bahwa variabel independen secara

simultan tidak mempengaruhi variabel dependen. Namun, apabila nilai

Probability F-statistik < α 0,05 maka H0 diterima dan mengartikan bahwa

variabel independen secara simultan mempengaruhi terhadap variabel

dependen.

Hasil uji F dapat dilihat di Tabel 4.15 berikut ini:

Tabel 4.15
Uji Siginikasi Secara Simultan

Root MSE 13.09119 R-squared 0.266954


Mean dependent var 6.907303 Adjusted R-squared 0.514888
S.D. dependent var 14.55255 S.E. of regression 13.69110
Sum squared resid 5998.276 F-statistic 4.206616
Durbin-Watson stat 2.179757 Prob(F-statistic) 0.003791
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)

Berdasarkan tabel 4.15 hasil uji simultan (uji F) maka dapat

diketahui nilai Probability F statistik 0.003791 > 0,05 maka Ha diterima

dan mengartikan bahwa seluruh variabel independen yaitu DPR (X1) dan

Dividend Yield (X2) secara simultan memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan (PBV).


80

c. Koefisien Determinasi (𝑹𝟐)

Uji koefisien determinasi (uji R2) digunakan untuk menilai seberapa

besar variabel dependen diterangkan oleh variabel independen. Model

regresi data panel dapat dikatakan tepat digunakan apabila nilai uji

koefisien determinasi (uji R2) mendekati nilai satu. Namun, apabila nilai

uji koefisien determinasi (uji R2) mendekati nilai nol, maka model regresi

data panel kurang tepat digunakan dalam menilai penelitian.

Tabel 4.16
Uji Koefisien Determinan

Root MSE 13.09119 R-squared 0.266954


Mean dependent var 6.907303 Adjusted R-squared 0.514888
S.D. dependent var 14.55255 S.E. of regression 13.69110
Sum squared resid 5998.276 F-statistic 4.206616
Durbin-Watson stat 2.179757 Prob(F-statistic) 0.003791
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 12 (2022)

Berdasarkan tabel 4.16 hasil uji koefisien determinasi (uji R2) maka

dapat diketahui nilai Adjusted R-squared sebesar 0,514888 atau 51,48%.

Dari hasil uji koefisien determinasi (uji R2) dapat diartikan bahwa variabel

independen yaitu DPR (CR), dan Dividend Yield (X2) mampu

menjelaskan atau mampu mengambarkan variabel dependen yaitu nilai

perusahaan (PBV) sebesar 51,48% dan sisanya sebesar 48,52% dijelaskan

atau digambarkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini.
81

B. Pembahasan

Penelitian melakukan pengujian pengaruh Dividend Payout Ratio (X1), dan

Dividend Yield (X2) terhadap Nilai perusahaan (Y). Hasil uji t berdasarkan

hipotesis dapat diketahui pengaruh DPR (X1) dan DY (X2), terhadap Nilai

perusahaan (PBV) (Y) ialah sebagai berikut :

1. Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dividend Payout Ratio (DPR)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Hal ini

berarti semakin meningkatnya Dividend Payout Ratio akan menaikkan nilai

perusahaan. Dengan demikian, maka hipotesis pertama dapat diterima karena

terbukti signifikan.

Hal ini sesuai dengan Teori yang dikemukakan oleh Agus Sartono (2012).

bagi investor faktor stabilitas dividen akan lebih menarik dibandingkan dividend

payout ratio yang tinggi. Stabilitas disini dalam arti tetap memperhatikan tingkat

pertumbuhan perusahaan, yang ditunjukan oleh koefisien arah yang positif.

Apabila faktor lain sama, saham yang memberikan dividen yang stabil selama

periode tertentu akan mempunyai harga yang lebih tinggi daripada saham yang

membayarkan dividennya dalam presentase yang tetap tehadap laba. Bagi nvestor

pembayaran dividen yang stabil merupakan indikator prospek perusahaan yang

stabil pula dengan demikian risiko perusahaan juga relatif rendah dibandingkan

dengan perusahaan yang membayar dividen tidak stabil. dengan demikian

kebijakan ini bukan hanya presentase dividen terima yang dibayarkan dalam

hubungannya dengan laba tetapi juga bagaimana dividen yang benar-benar


82

diterima itu dapat dipertahankan. Sedangkan teori yang dikemukakan oleh

Rahayuningtyas, dkk. (2014) Salah satu rasio yang mempunyai pengaruh terhadap

nilai perusahaan sehingga dapat digunakan untuk pengambilan dalam kebijakan

dividen adalah dividend payout ratio. Dividend payout ratio sebagai penentu

jumlah laba yang akan ditahan dalam sebuah perusahaan sebagai sumber

pendanaannya dan juga sebagai penentu berapa laba dividen yang akan

dibayarkan kepada para investor atau pemegang saham. Nilai perusahaan dapat

dilihat dari kemampuan perusahaan membagikan Dividend Payout Ratio.

Besarnya Dividend Payout Ratio yang dibagikan akan mempengaruhi nilai

perusahaan. Semakin besar Dividend Payout Ratio yang dibagikan perusahaan

kepada pemegang saham, maka kesejahteraan pemegang saham meningkat dan

nilai perusahaan juga meningkat. Sebaliknya, semakin kecil Dividend Payout

Ratio yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham, maka kesejahteraan

pemegang saham menurun dan nilai perusahaan juga menurun.

Berdasarkan lampiran data pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam

penelitian ini, dapat diketahui bahwa thitung 2.040763 > ttabel 1,690 dan

signifikan 0,0196 < 0,05, maka Ha diterima, yang menyatakan secara parsial

Dividend Payout Ratio berpengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan

(PBV). Menurut pendapat penulis pemberian dividen memberikan informasi atau

isyarat mengenai kinerja finansial perusahaan dimata para investor. Jika

perusahaan memiliki rasio pembayaran yang stabil atau bahkan meningkat maka

semakin tinggi citra perusahaan dimata investor yang nantinya dapat


83

meningkatkan harga saham perusahaan. Dimana meningkatnya harga saham

perusahaan juga akan meningkatkan nilai perusahaan.

2. Pengaruh Dividend Yield (DY) terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dividend Yield tidak berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini berarti semakin

rendah Dividend Yield akan menurunkan nilai perusahaan. Dengan demikian,

maka hipotesi kedua ditolak karena terbukti tidak signifikan.

Hal ini sesuai dengan Teori yang dikemukakan oleh Prastowo (2015),

bahwa semakin tingginya dividend yield maka menyebabkan semakin rendahnya

volatilitas harga saham. Sejalan dengan signalling theory sebagaimana dividend

yield tinggi dapat dianggap sebagai kas yang mengurangi ketidakpastian pada arus

kas perusahaan. Selain itu, hubungan negatif antara dividend yield tinggi sejalan

dengan signalling theory karena dividen tinggi adalah tanda stabilitas perusahaan.

Berdasarkan lampiran data pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam

penelitian ini, dapat diketahui bahwa thitung 1,30020 < ttabel 1,690 dan

signifikan 0,2029 > 0,05, maka Ho ditolak, yang menyatakan secara parsial

Dividend Yield tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan

(PBV). Hal ini dapat disimpulkan bahwa Dividend Yield tidak berpengaruh

terhadap Nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2017 s/d 2021. Menurut pendapat penulis tingginya

dividen yield menunjukkan bahwa suatu pasar modal dalam keadaan undervalued,

yaitu jika harga pasar saham lebih kecil dari nilai wajarnya maka saham tersebut

harus dibeli dan ditahan sementara dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
84

jika harga sudah naik kembali. Semakin tinggi nilai dividen yield, maka semakin

baik pula kondisi keuangan perusahaan dan menunjukkan cash flow yang stabil.

3. Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) dan Dividend Yield (DY) Terhadap

Nilai Perusahaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dividend Payout Ratio (DPR) dan

Dividend Yield (DY) secara simultan memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan (PBV). Hal ini berarti semakin

meningkatnya Dividend Payout Ratio dan Dividend Yield akan menaikkan nilai

perusahaan. Dengan demikian, maka hipotesis ketiga dapat diterima karena

terbukti signifikan.

Hal ini sesuai dengan Teori yang dikemukakan oleh Darmawan (2018),

pembagian dividen (Dividend Payout Ratio dan Dividend Yield) yang tinggi

kepada pemegang saham merupakan sinyal yang baik bagi calon investor/investor

hal ini membuat mereka tertarik untuk menginvestasikan dana yang dimiliki pada

perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal tersebut sesuai

dengan Bird in the Hand Theory yang menyatakan bahwa investor lebih menyukai

Dividend Payout Ratio dan Dividend Yield dibandingkan dengan pendapatan

modal karena dividen bersifat lebih pasti dibandingkan dengan modal (Capital

Gain). Investor lebih merasa terjamin jika memperoleh pembayaran dalam bentuk

Dividend Payout Ratio dan Dividend Yield dibandingkan capital gain, karena

konsekuensi dan risiko yang timbul lebih kecil.

Berdasarkan lampiran data secara simultan yang telah dilakukan dalam

penelitian ini, dapat diketahui bahwa nilai Probability F statistik 4.206616 >
85

Ftabel 3.27 maka Ha diterima dan mengartikan bahwa seluruh variabel

independen yaitu DPR (X1) dan Dividend Yield (X2) secara simultan memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan

(PBV).
86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil pengujian data penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Dividen yaitu Dividend Payout Ratio (X1) berpengaruh dan

signifikan terhadap nilai perusahaan (Y) pada perusahaan manufaktur sub

Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI Periode 2017-2021,

sehingga dividen yang dibayar rendah, maka harga saham cenderung turun

sehingga nilai perusahaan juga turun. Kemampuan membayar dividen erat

hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika

perusahaan memperoleh laba yang kecil, maka kemampuan membayar

dividen juga kecil.

2. Kebijakan Dividen yaitu Dividend Yield (X2) tidak pengaruh dan tidak

signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y) pada perusahaan manufaktur sub

Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI Periode 2017-2021.

Penerapan kebijakan ini harus berhati-hati, meskipun tujuannya adalah

kesejahteraan pemegang saham tetapi harus juga mempertimbangkan

kelangsungan hidup perusahaan dengan menggunakan kebijakan laba ditahan

(retained earning).

3. Dividend Payout Ratio (X1) dan Dividend Yield (X2) secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Y) pada

78
87

perusahaan manufaktur dan Komponen yang terdaftar diBEI Periode 2017-

2021.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini, maka dapat

disampaikanbeberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan (emiten) sebaiknya lebih memperhatikan rasio Dividend Payout

Ratio (X1) dan Dividend Yield (X2) perusahaan untuk meningkatkan nilai suatu

perusahaaan.

2. Perusahaan diharapkan dapat menjaga tingkat Dividend payout ratio (X1) agar

tetap tinggi dan tidak mengalami penurunan seperti Dividend Yield (X2). Karena dari

hasil penelitian kebijakan dividen yang di proxikan melalui Dividend payout ratio

(X1) dan Dividend Yield (X2) efektif dapat menarik para investor untuk

berinvestasi di perusahaan tersebut sehingga mengakibat kan nilai perusahaan juga

akan meningkat.

3. Bagi peneliti selanjutnya, variabel-variabel lain yang mempengaruhi nilai

perusahaan sebaiknya juga di teliti. Variabel lain yang di maksud adalah variabel

kebijakan dividen ( Dividend Payout Ratio dan Dividend Yield ) yang tidak hanya

memperhitungkan kebijakan dividen saja tetapi juga memperhitungkan variabel

lainnya. Dan sebaiknya variabel lain yang mempengaruhi nilai perusahaan seperti,

kebijakan hutang, juga di teliti dan menambah periode penelitian agar diperoleh

hasil yang lebih akurat mengenai nilai perusahaan.


88

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arifin, Agus Zainul, 2018, Manajemen Keuangan, Yogyakarta : Penerbit Zahir


Publishing

Adnyana, I Made, 2020, Manajemen Investasi dan Portofolio, Jakarta : Lembaga


Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS)

Darmawan, 2018, Manajemen Keuangan : Memahami Kebijakan Dividen Teori


dan Praktinya di Indonesia, Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga,

Darmadji, Tjiptono, 2012, Pasar Modal Di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab,


Jakarta : PT. Grasindo, Jakarta

Franita, Riska, 2018, Mekanisme Good Corporate Governace dan Nilai


Perusahaan, Medan : Penerbit Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah
Aqli

Ghozali, Imam, 2016, Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS
23, Semarang : Penerbit Universitas Diponegoro

Hery, Rahasia 2017, Pembagian Dividen & Tata Kelola Perusahaan, Yogyakarta
: Penerbit Gava Media

Indrarini, Silvia, 2019, Nilai Perusahaan Melalui Kualitas Laba, Surabaya :


Penerbit Scopindo Media Pustaka

Kamaludin dan Rini Indriani, 2012, Manajemen Keuangan : Konsep Dasar dan
Penerapannya, Bandung : CV. Mandar Maju

Kartawinata, dkk, 2020, Manajemen Keuangan (Sebuah Tinjauan Teori dan


Praktis), Bandung : Penerbit Widina Bhakti Persada

Marantika, Abshor, 2017, Nilai Perusahaan (Firm Value): Konsep dan Implikasi,
Lampung : Penerbit Anugrah Utama Raharja (AURA)

Margaretha Leon, Farah, 2020, Mudah Memahami Manajemen Keuangan, Jakarta


: Penerbit Salemba Empat

Kasmir, 2016, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta : Penerbit Rajawali Pers,


Jakarta

Mulyawan, Setia, 2015, Manajemen Keuangan, Bandung : CV. Pustaka Setia


89

Prastowo, Dwi, 2015, Analisis Laporan Keuangan : Konsep dan Aplikasi,


Yogyakarta : Penerbit dan Pencetakan dan Sekolah Tingi Ilmu Manajemen
YKPN

Purwanto dan Sumarto, Purwanto dan Sumarto, Agus Herta, 2017, Manajemen
Investasi : Kiat-kiat Sukses Berinvestasi saham Panduan Praktis bagi
Pemula, Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media

Rusiadi, Nur Subiantoro dan Rahmat Hidayat, 2014, Metode Penelitian: Konsep,
Kasus dan Aplikasi SPSS, Eview, Amos, Lisrel, Cet. 2. Medan : Penerbit
USU

Sartono, Agus. 2015, Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi,
Yogyakarta : BPFE

Sugiono, Arief dan Untung, Edi, 2016, Panduan Praktis Dasar : Analisa laporan
Keuangan, Jakarta : PT. Gramedia

Sugiyono, 2017, Metode Penelitian : Pendekatan Kuantitatif dan R & D, Bandung


: Penerbit Alfabeta

Sulindawati, Ni Luh Gede Erni, Yuniarta, Gede Adi dan Purnamawati, I Gusti
Ayu, 2017, Manajemen Keuangan sebagai Dasar Pengambilan Keputusan
Bisnis, Depok : Penerbit Rajawali Pers

Sumiati dan Indrawati, Nur Khusniyah, 2019, Manajemen Keuangan Perusahaan,


Malang : Penerbit UB Press

Wardiyah, Mia Lasmi, 2017, Manajemen Pasar Uang & Pasar Modal, Bandung :
Penerbit Pustaka Setia

Karya Ilmiah dan Jurnal

Andriyani, 2017, “Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada


Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-
2014”, dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Surakarta : Universitas
Muhammadiyah

Andri Novius, 2017, “Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen (Dividend Payout


Ratio Dan Dividend Yield) Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan Kelompok LQ45 yang terdaftar di BEI)”, dalam Jurnal Al-
Iqtishad, Edisi 13 Vol. I No.2, Pekanbaru : UIN Sultan Syarif Kasim Riau
90

Azhari, 2018, “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang Dan Profitabilitas


Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Sektor Pertambangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014”, dalam JOM FISIP,
Vol. 5 No. 1, Pekanbaru : Universitas Negeri Riau

Azhar, Z. A., Ngatno, & Wijayanto, A. 2018. “Pengaruh profitabilitas terhadap


nilai perusahaan melalui kebijakan dividen sebagai variabel intervening
(studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia
periode 2012-2016)”, dalam Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, Vol. 7 No.4,
Surabaya : Universitas Diponegoro

Debbi Chyntia Ovami dan Ananda Anugrah Nasution, 2020, “Pengaruh


Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks
LQ 45”, dalam Jurnal Riset dan Jurnal Akuntansi Volume 4 Nomor 2,
Medan : Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Distyowati, Ayu Afriliya & Purwohandoko, 2019, “Pengaruh Keputusan


Keuangan, Profitabilitas, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Sektor Keuangan”, dalam Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 7
No. 3, Surabaya : Universitas Negeri Surabaya

Dzahabiyya, Jauza, Jhoansyah, Dicky & Danial R Deni Muhammad, 2020,


“Analisis Nilai Perusahaan Dengan Model Rasio Tobin’s Q”, dalam Jurnal
Riset Akuntansi dan Keuangan Dewantara, Vol. 4 No. 1, Sukabumi :
Universitas Muhammadiyah

Ernawati, Dewi. 2016, “Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan


Terhadap Nilai Perusahaan”, dalam Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol. 4
No.4, Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Gustini, Emilia, 2017, “Pengaruh kebijakan dividen dan kebijakan hutang


terhadap nilai perusahaan (studi empiris Perusahaan BUMN yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia)”, dalam Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini
Volume 8 No. 2, Palembang : Universitas Indo Global Mandiri

Ida Ayu Santi Dharmastri Laksmi dan I Ketut Budiartha, 2020, “Pengaruh
Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Hutang
sebagai Variabel Moderasi”, dalam Jurnal Akuntansi Vol 30 No 12, Jakarta
: Universitas Udayana

Sembiring, Etti Ernita dan Rosma Pakpahan, 2010, “Pengaruh Kebijakan Dividen
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”, dalam Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan
Akuntansi, Vol. 2, No. 1, Bandung : Politeknik Negeri
91

Lampiran 1 : Rasio Dividend Payout Ratio, Dividend Yield dan nilai perusahaan

Kode
Perusahaan Tahun Y X1 X2
ASII 2017 7,23 45,59 2,91
ASII 2018 9,30 49,54 2,95
ASII 2019 5,23 44,87 2,03
ASII 2020 6,44 39,67 2,23
ASII 2021 6,57 14,23 0,82
AUTO 2017 7,33 53,08 2,29
AUTO 2018 9,0 40,85 1,69
AUTO 2019 87,0 10,37 0,44
AUTO 2020 15,7 28,84 1,60
AUTO 2021 16,5 17,46 1,05
BOLT 2017 10,39 60,01 2,09
BOLT 2018 9,31 54,43 3,35
BOLT 2019 15,16 47,10 3,25
BOLT 2020 18,26 38,25 2,67
BOLT 2021 34,76 24,93 2,91
BRAM 2017 59,10 26,23 2,01
BRAM 2018 51,10 36,86 2,67
BRAM 2019 53,10 26,08 2,25
BRAM 2020 51,01 59,51 5,42
BRAM 2021 43,10 69,73 2,86
GDYR 2017 13,26 37,46 2,73
GDYR 2018 48,90 30,92 1,92
GDYR 2019 48,71 24,82 0,70
GDYR 2020 23,07 22,07 1,52
GDYR 2021 18,28 20,81 2,83
GJTL 2017 1,42 12,91 2,56
GJTL 2018 3,12 14,72 0,71
GJTL 2019 3,36 2,78 1,82
GJTL 2020 6,34 6,32 1,94
GJTL 2021 7,48 8,06 3,62
SMSM 2017 19,6 42,7 2,63
SMSM 2018 13,5 62,28 3,89
SMSM 2019 12,7 20,66 6,63
SMSM 2020 11,5 71,49 4,94
SMSM 2021 8,01 96,38 2,14
92

Lampiran 2 Hasil output Uji Eviews 12

Descriptive Statistics

Y X1 X2
Mean 21.56686 36.05743 2.516286
Median 13.26000 36.86000 2.290000
Maximum 87.00000 96.38000 6.630000
Minimum 1.420000 2.780000 0.440000
Std. Dev. 20.57445 21.32752 1.294754
Skewness 1.409851 0.638622 1.116081
Kurtosis 4.233050 3.156691 4.888358

Jarque-Bera 13.81207 2.414862 12.46648


Probability 0.001002 0.298964 0.001963

Sum 754.8400 1262.010 88.07000


Sum Sq. Dev. 14392.48 15465.34 56.99722

Observations 35 35 35

Common Effect Model (CEM)


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 11/18/22 Time: 17:03
Sample: 2017 2021
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C 27.78828 8.744664 3.177741 0.0033
X1 0.050015 0.180716 0.276758 0.7837
X2 0.755772 0.976795 2.589820 0.0595
Root MSE 20.08515 R-squared 0.018969
Mean dependent
var 21.56686 Adjusted R-squared 0.042345
S.D. dependent var 20.57445 S.E. of regression 21.00555
Akaike info criterion 9.009267 Sum squared resid 14119.46
Schwarz criterion 9.142583 Log likelihood 154.6622
Hannan-Quinn
criter. 9.055287 F-statistic 0.309378
Durbin-Watson stat 1.077171 Prob(F-statistic) 0.736074
93

Fixed Effect Model (FEM)


Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 11/18/22 Time: 17:04
Sample: 2017 2021
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35
Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C 32.19258 4.069169 7.911341 0.0000
X1 0.206758 0.065824 3.141095 0.0042
X2 1.260010 0.969370 1.299824 0.0151

Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics
Root MSE 10.34962 R-squared 0.872440
Mean dependent
var 31.84474 Adjusted R-squared 0.833190
S.D. dependent var 27.57467 S.E. of regression 12.00803
Sum squared resid 3749.015 F-statistic 22.22813
Durbin-Watson stat 1.989979 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics
R-squared 0.634997 Mean dependent var 21.56686
Sum squared resid 5253.293 Durbin-Watson stat 2.678543
94

Random Effect Model (REM)


Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 11/18/22 Time: 17:05
Sample: 2017 2021
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C 39.86284 10.38505 3.838483 0.0006
X1 0.301065 0.147526 2.040763 0.0196
X2 0.956882 2.274490 1.300020 0.2029
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 18.13791 0.6363
Idiosyncratic random 13.71181 0.3637

Weighted Statistics
Root MSE 13.09119 R-squared 0.266954
Mean dependent
var 6.907303 Adjusted R-squared 0.514888
S.D. dependent var 14.55255 S.E. of regression 13.69110
Sum squared resid 5998.276 F-statistic 4.206616
Durbin-Watson stat 2.179757 Prob(F-statistic) 0.003791

Unweighted Statistics
R-squared 0.068455 Mean dependent var 21.56686
Sum squared resid 15377.71 Durbin-Watson stat 1.850243

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.


Cross-section F 8.183000 (6,26) 0.0000
Cross-section Chi-square 37.124409 6 0.0000
95

Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 1.903378 2 0.3861

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.


X1 -0.361570 -0.301065 0.001949 0.1705
X2 -3.429581 -2.956882 0.311893 0.3973

Uji Lagrange Multiplier

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects


Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-
sided
(all others) alternatives
Test Hypothesis
Cross-
section Time Both
Breusch-Pagan 16.71735 0.864149 17.58150
(0.0000) (0.3526) (0.0000)

Honda 4.088686 -0.929596 2.233814


(0.0000) (0.8237) (0.0127)

King-Wu 4.088686 -0.929596 1.865850


(0.0000) (0.8237) (0.0310)

Standardized Honda 4.964460 -0.724178 -0.012399


(0.0000) (0.7655) (0.5049)

Standardized King-
Wu 4.964460 -0.724178 -0.413009
(0.0000) (0.7655) (0.6602)

Gourieroux, et al. -- -- 16.71735


(0.0001)
96

Normalitas

Uji Multikolinieritas

X1 X2
X1 1.000000 0.355516
X2 0.355516 1.000000

Uji Heterokesdastisitas

Dependent Variable: RESABS


Method: Panel Least Squares
Date: 11/18/22 Time: 17:23
Sample: 2017 2021
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 13.72121 4.450209 3.083273 0.0048


X1 0.133915 0.082804 1.617254 0.1179
X2 0.564869 1.259381 0.448529 0.6575

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Root MSE 6.354898 R-squared 0.571630


Mean dependent var 7.471197 Adjusted R-squared 0.439824
S.D. dependent var 9.851299 S.E. of regression 7.373198
Akaike info criterion 7.050614 Sum squared resid 1413.465
Schwarz criterion 7.450561 Log likelihood 114.3858
Hannan-Quinn criter. 7.188676 F-statistic 4.336896
Durbin-Watson stat 2.740688 Prob(F-statistic) 0.002014

Anda mungkin juga menyukai