Anda di halaman 1dari 112

UNIVERSITAS PROF. DR.

MOESTOPO ( BERAGAMA )
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

IMPLEMENTASI KERJASAMA INDONESIA-SINGAPURA DALAM PENINGKATAN

DAN PERLINDUNGAN FOREIGN DIRECT INVESTMENT PADA TAHUN (2018-2021)

Diajukan oleh:

Alvie Ramadhona

2018-22-161

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat - Syarat Guna Mencapai


Gelar Sarjana Hubungan Internasional
2022

UNIVERSITAS PROF.DR.MOESTOPO (BERAGAMA)


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
JAKARTA
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA : ALVIE RAMADHONA


NIM : 2018-22-161
PROGRAM STUDI : HUBUNGAN INTERNASIONAL
JUDUL SKRIPSI : IMPLEMENTASI KERJASAMA INDONESIA SINGAPURA
DALAM PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN
FOREIGN DIRECT INVESTMENT PADA TAHUN (2018- 2021).

PANITIA PEMBIMBING SKRIPSI

Tanggal : Ketua Program Studi

Hubungan Internasional

Fadra, MAS, Ph.D

Tanggal :
Pembimbing

(Sari Amalia Dewi, SH., LLM)

UNIVERSITAS PROF. DR. MUSTOPO (BERAGAMA)


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
NAMA : ALVIE RAMADHONA
NIM : 2018-22-161
PROGRAM STUDI : HUBUNGAN INTERNASIONAL
JUDUL SKRIPSI : IMPLEMENTASI KERJASAMA INDONESIA SINGAPURA
DALAM PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN
FOREIGN DIRECT INVESTMENT PADA TAHUN (2018- 2021).

Telah diuji dan disidangkan pada tanggal : ...................

KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

(................................................... ) ………………………
( Ketua Sidang )

(........................................ ) ……………………
( Penguji Ahli )

(Sari Amalia Dewi, SH., LLM) ………………………


( Penguji Pembimbing )

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO ( BERAGAMA ) FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN


ILMU POLITIK JAKARTA

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya susun, sebagai syarat memperoleh gelar sarjana

merupakan hasil karya saya sendiri. Adapun bagian - bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini

saya kutip dari karya orang lain dan telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,

kaidah, dan etika penulisan ilmiah.


Saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya peroleh dan sanksi-

sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, apabila dikemudian hari

ditemukan adanya plagiat dalam skripsi ini.

Jakarta, Agustus 2022

ALVIE RAMADHONA
NIM: 2018-22-161

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK


KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Nama : ALVIE RAMADHONA
NIM : 2018-22-161
Program Studi : Hubungan Internasional.
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Jenis Karya : Skripsi.

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UPDM (B)
Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non- Exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya
yang berjudul: “IMPLEMENTASI KERJASAMA INDONESIA SINGAPURA DALAM
PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN FOREIGN DIRECT INVESTMENT PADA
TAHUN (2018-2021)”, beserta yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Non
Eksklusif ini pihak UPDM (B) berhak menyimpan,mengalihkan media/formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database),merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : Agustus 2022
Yang Menyatakan,

ALVIE RAMADHONA
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulllilah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Tuhan

Yang Maha Esa berkat Rahmat dan Bimbingan-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI KERJASAMA

INDONESIA SINGAPURA DALAM PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN

FOREIGN DIRECT INVESTMENT PADA TAHUN (2018-2021” bertujuan untuk

memenuhi sebagian dari syarat guna mencapai gelar sarjana Ilmu Hubungan Internasional,

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan dukungan. Oleh karena itu melalui

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

memberikan dorongan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai, terutama kepada:

1. Allah SWT karena atas berkat dan rahmat nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

2. Terimakasih kepada mama saya Devi Dora Susanti, papa saya Herman Junaidi serta

adik saya M.Rachman Hakim Yudha Putra yang telah memberikan


support,cinta,kasih,sayang, dan semangat kepada penulis dalam menempuh

program S1.

3. Bapak Prof. Dr. Himsar Silaban, MM. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta.

4. Ibu Fadra S.Sos., MAS, Ph.D Selaku Ketua Program Studi Hubungan

Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr.

Moestopo (Beragama) Jakarta.

5. Ibu Sari Amalia Dewi, S.H,LLM selaku Dosen Pembimbing dalam

penulisan skripsi ini, yang telah memberikan bimbingan dengan

kesabaran dan penuh perhatian kepada penulis yang selalu tenang

ngadepin saya dalam pengerjaan skripsi mungkin kalau misalkan bu sari

ga sabaran bisa-bisa ketunda lagi sidang saya. Thankyou so much ibu

cantik I love you ibu.

6. Bapak dan Ibu Dosen tercinta Prof. Himsar, Bu Kesi, Mas Andre, bu

Nurma, Mrs. Ambar, Madame Wenny, Bu Rahmaini, Pak Suherman, Bu

Niluh, Mas Yudha, Pak Benny, Mba Nadirah, Bu Ineke, Mba Gia, Mas

Utaryo, Bu Ningrum, Pak Santos, dan Bu Yoyoh, Mas Budi, Pak Binsar,

Mas Doni, yang telah membantu kelancaran dalam proses perkuliahan

penulis.

7. Keluarga besar “DODI FAMS” kesayangan aku semua yang selalu

memberikan tawa canda dan dukungan kepada saya yang berjuang demi

skripsi saya.
8. Teteh ye & Tete de yang selalu mendengarkan tangis saya dalam

pengerjaan skripsi dan selalu memberikan dukungan agar saya tetap

semangat dalam penyelesaian skripsi.

9. My BABI GANG saya mengucapkan terimakasih karena sudah

menemani dari awal kuliah sampai pada saat ini bahkan memberikan

warna baru di masa-masa kuliah susah senang kita selalu bareng.

10. Untuk teman saya Syndi Nandita Kurnia, saya mengucapkan terimakasih karena

selalu memberikan dukungan hingga sekarang dan selalu sabar menghadapi saya

yang selalu menangis menghadapi skripsi

11. Keluarga besar kepengurusan BPM FISIP Periode 2019 – 2020 Iqbal,

Bang Cega,Bang Adly,Bang Qory, Nadira, Zet, Bang Nanta,Bang vio.

Penulis mengucapkan terimakasih karna telah memberikan warna baru

dalam dinamika perkuliahan dan organisasi.

12. Janubrata Devalga Suwanda, kekasih tersayang saya yang setia

menemani dari awal skripsi ini dibuat hingga selesai. Terima kasih atas

dorongan agar bisa lulus tahun ini dan tetap memberikan semangat dalam

pengerjaan skripsi dan dukungan yang selalu diberikan serta telah

menemani saya sampai saat ini walaupun aku moodyan minta ampun tapi

makasih banget loh udah selalu sabar ketika rasanya sudah ingin

menyerah untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih telah menjadi

yang selalu ada ketika dibutuhkan meskipun aku suka banget badmood

dan males-malsan ngerjain skripsi setiap harinya.

13. Mas Arif, Mas Udin, Mas Parto, Mas Gito, Mas Edwin dan Bu Yeni

yang telah membantu administrasi penulis pada masa perkuliahan.


14. Last but not least, I wanna thank me for believing in me,I wanna thank

me doing all this hard work,I wanna thank me for having no days

off,iwanna thank me for never quitting,I wanna thank me for just being

me all time.

Penulis juga mengucapkan terima kasih atas kebaikan dan bantuan dari semua

pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam skripsi ini. Penulis juga

sadar tanpa adanya dukungan baik secara moril ataupun materil dari pihak-pihak

tersebut penulis tidak akan menyelesaikan penulisan ini. Akhir kata, penulis

berharap semoga pihak-pihak terkait diatas selalu mendapatkan berkat dari Allah

SWT dan juga mengharapkan kiranya hasil penulisan ini dapat bermanfaat bagi

penulis pada khususnya dan bagi orang lain pada umumnya, amin.

Jakarta, Agustus 2022


Penulis,

ALVIE RAMADHONA
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab bagaimana Implementasi Kerjasama Indonesia-


Singapura Dalam Peningkatan Dan Perlindungan Foreign Direct Investment Pada Tahun (2018-
2021). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan penelitian deskriptif dan
teknik pencarian data melalui wawancara dan studi literatur untuk mendeskripsikan dan
menganalisis bagaimana Implementasi Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Peningkatan Dan
Perlindungan Foreign Direct Investment. Ini penelitian ini menggunakan teori Hubungan
Kerjasama, Bilateral Investment Treaty. Hasil penelitian menemukan Pemerintah Indonesia dan
Singapura berkomitmen untuk melanjutkan penguatan kerjasama ekonomi bilateral antar kedua
negara dengan membangun “3 jembatan”. Ketiga jembatan dimaksud adalah jembatan digital,
jembatan infrastruktur dan jembatan travel bubble. Selain mempererat hubungan bilateral, kerja
sama itu sekaligus memperkokoh eksistensi kedua negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN)
yang menjadikan dampak yang signifikan terhadap industri digital di Batam dan juga untuk
mendukung kerjasama bilateral Indonesia dan Singapura. Pertemuan tersebut juga membahas
sejumlah isu strategis lainnya.

Kata Kunci: Foreign Direct Investment, Penanaman Modal Asing, Internasional Kerjasama, Bilateral
Investment Treaty, kerjasama indonesia-singapura

ABSTRACT
This study aims to answer how the Implementation of Indonesia-Singapore Cooperation in
Increasing and Protecting Foreign Direct Investment in the Year (2018-2021). The research method
used is a qualitative method with descriptive research and data search techniques through interviews
and literature studies to describe and analyze how the Implementation of Indonesia-Singapore
Cooperation in Increasing and Protecting Foreign Direct Investment. This research uses the theory
of Cooperation Relations, Bilateral Investment Treaty. The results of the study found that the
Governments of Indonesia and Singapore are committed to continuing to strengthen bilateral
economic cooperation between the two countries by building “3 bridges”. The three bridges are
digital bridges, infrastructure bridges and travel bubble bridges. In addition to strengthening
bilateral relations, this cooperation also strengthens the existence of the two countries in the
Southeast Asia (ASEAN) region which has a significant impact on the digital industry in Batam and
also supports bilateral cooperation between Indonesia and Singapore. The meeting also discussed a
number of other strategic issues.

Keywords: Foreign Direct Investment, Foreign Investment, International Cooperation, Bilateral


Investment Treaty, Indonesia-Singapore Cooperation

DAFTAR ISI

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI


..........................................................................................................................
i
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI.................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS.............................................. .iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.......................iv
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH..............................v
ABSTRAK......................................................................................................xi
ABSTRACT.....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................xii
DAFTAR TABEL..........................................................................................xv
DAFTAR GRAFIK.......................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................90

BAB I

PENDAHULUAN...........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Perumusan Masalah......................................................................................7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................................8

D. Tinjauan Pustaka.........................................................................................9

E. Kerangka Pemikiran...................................................................................19

F. Asumsi dan Hipotesa..................................................................................20

G. Model Analisis.............................................................................................22

H. Metode Penelitian....................................................................................... 23

BAB II

A. Dinamika Perkembangan FDI di Indonesia..............................................26

B. Hubungan Kerjasama FDI Indonesia-Singapura......................................34

C. Bilateral Investment Treaty Indonesia-Singapura ..................................46

D. Potensi Kerjasama FDI Indonesia-Singapura. .........................................48

BAB III
A. Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Peningkatan

FDI...........................................................................................55

B. Tujuan Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Peningkatan


FDI.......................................................................................... 61

C. Bentuk Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Peningkatan

FDI ..........................................................................................61

D. Hasil Implementasi Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Peningkatan

FDI......................................................................68

E. Sisi politik dalam kerjasama................................................... 78

F. Sisi ekonomi Indonesia-Singapura..........................................81

G. Kendala Kerjasama Indonesia-Singapura.............................. 82

BAB IV

KESIMPULAN............................................................................ 86

DAFTAR PUSTAKA................................................................... 89

LAMPIRAN...................................................................................91

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................96


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Aturan Serta Kebijakan Indonesia Terkait Investasi...........................32

Tabel 2.2 Investasi FDI Indonesia di Singapura pertahun. …

.............................................................................................................................4

Tabel 3.1 FDI Singapura ....................................................................................68

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1. Grafik Investasi Luar Negeri Indonesia Tahun 2010-2014…….30


Grafik 2.5. Grafik Realisasi Investasi Indonesia Tahun 2016-2020......... ….30

Grafik 2.3 Grafik Ekspor Singapura di Indonesia Tahun 2010-

2015...............................................................................................................49
Grafik 3.1 pertumbuuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2010-2021....................77
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hubungan Penanaman modal asing merupakan salah satu cara yang

dapat dilakukan suatu negara untuk meningkatkan performa ekonominya.

Penanaman modal asing menjadi salah satu sumber pendanaan luar negeri

yang strategis dalam menunjang pembangunan nasional khususnya dalam

pengembangan sektor riil yang pada gilirannya diharapkan akan

berdampak pada pembukaan lapangan kerja secara luas (Kairupan, 2013) .

Dalam penanaman modal asing ada istilah home country dan host country.

Home country adalah negara atau pihak yang berinvestasi di negara lain.

Sedangkan host country adalah negara atau pihak yang menerima investasi

asing. Penanaman modal asing ini biasanya dilakukan oleh negara maju

karena mereka biasanya memiliki aliran modal yang cukup besar.

Sedangkan negara berkembang biasanya menjadi host country yang

menerima aliran modal dari negara maju. Bagi home country investasi

ditujukan untuk memperluas atau melakukan ekspansi usahanya demi

mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Sedangkan bagi host country

investasi asing ditujukan untuk mendapatkan suntikan modal bagi usaha-

usaha yang telah ada sebelumnya. Selain itu negara penerima investasi

1
asing juga mendapatkan dampak positif salah satunya di sektor

ketenagakerjaan.

Ketika ada investasi asing yang masuk dan membangun fasilitas baru,

baik pabrik maupun kantor, maka akan ada lapangan pekerjaan baru yang

terbuka. Indonesia merupakan negara berkembang yang masih berfokus

pada pembangunan nasional. Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia

dalam pembangunan nasional adalah dengan menarik investasi asing

masuk ke Indonesia. Masuknya investasi asing ke Indonesia diharapkan

mampu membantu dan mempercepat pembangunan nasional. Melalui

adanya penanaman modal asing, dapat meningkatkan aliran modal yang

memungkinkan perpindahan sumberdaya capital dari satu negara ke

negara lainnya. Peningkatan arus capital di Indonesia lebih disebabkan

faktor pertumbuhan ekonomi, suku bunga, serta nilai tukar rupiah terhadap

dolar Rasyidin (2011).

Indonesia telah banyak melakukan berbagai upaya untuk menarik

penanaman modal asing. Salah satu sumber investasi asing bagi Indonesia

berasal dari Singapura. Kerjasama dalam sektor investasi antara Indonesia

dan Singapura telah dimulai sejak adanya Bilateral Indonesia telah

menandatangani Investment Guarantee Agreement / IGA dengan

2
Singapura pada tanggal 16 Pebruari 2005. Pada 1 Februari 2006

Pemerintah Indonesia telah meratifikasi perjanjian tersebut.

Dalam periode 2000-2004 (lima tahun) investasi Singapura di

Indonesia sebesar US$ 6,4 milyar pada 868 proyek. Apabila dihitung

secara persetujuan kumulatif (cummulative approvals) dari 1967 s/d

Februari 2005 tercatat sebesar US$ 24,58 milyar dan menempati posisi

ketiga besar, di bawah Jepang dan Inggris. Dalam tahun 2005 (Januari-

Desember) investor Singapura telah menanamkam modalnya sebesar US$

3,69 milyar sekitar sepertiga dari total PMA (FDI) tahun 2005 dan

merupakan investor pada peringkat pertama.

Menurut data BKPM Singapura menempati urutan teratas dengan nilai

investasi mencapai US $ 806 juta (per 1 Januari – 30 Juni 2006) Meskipun

lebih menyukai investasi bersifat “portofolio”, Singapura berhasil

menggeser posisi Jepang yang sebelumnya merupakan investor terbesar di

Indonesia. Investasi Singapura di Indonesia lebih banyak tersebar di

wilayah Batam, Bintan dan Riau, namun Singapura juga memiliki

kerjasama yang erat dengan berbagai propinsi di Sumatera.

3
Hubungan Bilateral Indonesia Singapura telah menunjukkan

peningkatan di berbagai bidang kerjasama terutama hubungan kerjasama

politik, hubungan kerjasama ekonomi dan hubungan kerjasama  sosial

budaya. Selain itu kunjungan antara sesama pejabat Pemerintah maupun

swasta di kedua negara  telah  memberikan kontribusi yang besar bagi

pengembangan hubungan kerjasama dan peningkatan investasi di kedua

negara.

Hubungan diplomatik Indonesia-Singapura dilakukan  secara resmi

pada bulan September 1967, yang dilanjutkan dengan pembukaan 

kedutaan besar masing-masing negara.  Secara politik, pada dasarnya

hubungan Indonesia–Singapura mengalami fluktuasi  didasarkan isu

permasalahan  menyangkut kepentingan nasional masing-masing negara,

namun demikian kedua negara memiliki pondasi dasar yang kuat untuk 

memperkuat dan meningkatkan  hubungan kedua negara  yang lebih 

konstruktif, pragmatis dan  strategis. Penandatanganan  Perjanjian

Ekstradisi dan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan antara kedua negara di

Bali tanggal 27 April 2007 salah satu  koridor hukum  bagi  palaksanaan

dan peningkatan hubungan bilateral kedua negara, meskipun masih

diperlukan pendekatan-pendekatan  pada teknis pelaksanaannya.

4
Pemerintah Indonesia dan Singapura memperkuat kerjasama bilateral

antar kedua negara dengan investasi dan pembangunan "Tiga Jembatan"

yaitu jembatan digital, jembatan infrastruktur dan jembatan travel bubble.

Pada tahun lalu, investasi Singapura mencapai USD9,8 Miliar, meningkat

34% dibandingkan besaran investasi Singapura pada tahun 2019.  Investasi

Singapura pada tahun lalu mencapai rekor tertinggi dalam 6 tahun terakhir,

dan ini menunjukkan hubungan yang sangat baik antara kedua negara.

Jembatan digital Indonesia dan Singapura diharapkan dapat terwujud

dengan Batam sebagai pusat pengembangan data center dan pusat

pengembangan industri digital di Indonesia. Sebagaimana diketahui, pada

tanggal 2 Maret 2021 yang lalu telah diresmikan Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK) Nongsa Digital Park di Batam. KEK Nongsa Digital Park

diharapkan akan menjadi entry point bagi perusahaan teknologi informasi

internasional dari Singapura dan mancanegara.

Menko Airlangga berharap KEK Nongsa Digital Park ini dapat

menghemat devisa negara dalam bisnis digital hingga Rp20 – Rp30 triliun

per tahun dengan kontribusi terbesar dari sektor data center dan

pendidikan internasional. Selain itu, Singapura dan Indonesia juga akan

mengutamakan kerjasama pelatihan untuk meningkatkan kompetensi

Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis Teknologi Informasi.

5
Sedangkan untuk jembatan infrastruktur akan dimulai dengan

pembangunan jembatan Batam – Bintan atau jembatan Babin sepanjang

6,4 km pada Tahun 2022. Jembatan ini akan memudahkan pelaku usaha di

Bintan untuk mengirimkan produk pertaniannya ke Batam untuk diekspor

ke Singapura atau ke negara lain. Pembangunan jembatan Batam – Bintan

ini diharapkan akan meningkatkan konektivitas dari Bintan dan Batam ke

Singapura dan sebaliknya.

Kerja sama antara Indonesia dan Singapura diharapkan dapat

meningkatkan pembangunan di indonesia dengan adanya investasi besar si

ngapura dalam proyek pembangunan nasional yang didukung dengan

beberapa kesepakatan mengatur tentang perlakuan, perlindungan dan

aturan yang berlaku untuk kelangsungan kerjasama antar negara yang

terangkum dalam MOU kerjasama Foregn Direct Investemnt Indonesia-

Singapore. Diharapkan juga dapat meningkatkan Investasi dan Hubungan

antara indonesia dan singapura. Dengan meningkatnya nilai investasi

singapura di indonesia maka dibutuhkan juga perlindungan untuk tetap

menjaga berjalannya penanaman modal asing singapura di indonesia.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas, maka

penulis tertarik untuk mengambil judul “Implementasi Kerjasama

6
Indonesia-Singapura dalam peningkatan dan perlindungan Foreign Direct

Invesment pada tahun “2018-2021”

B. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis akan membahas Implmentasi kerjasama

indonesia-singapura dalam peningkatan dan perlindungan foreign direct

investment pada tahun 2018-2021.

Hal ini sangat menarik untuk dibahas karena penanaman modal asing

singapura merupakan salah satu negara investor terbesar dalam berbagai

sektor pembangunan di indonesia.

Time Frame yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2018-

2021 dikarenakan pada tahun 2018 tersebut disepakati mengenai

peningkatan dan perlindungan penanaman modal. Maka dari itu penulis

akan mengambil rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini

adalah

“Bagaimana Implementasi kerjasama indonesia-singapura

dalam peningkatan dan perlindungan foreign direct investment pada

tahun 2018-2021?”

7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitiaan

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengetahui

bagaimana Implementasi kerjasama indonesia-singapura dalam

peningkatan dan perlindungan foreign direct investment.

2. Manfaat Penelitian

A. Penelitan ini merupakan salah satu bentuk pengamalan dari konsep

Tridharma Perguruan Tinggi yaitu partisipasi keilmuwan yang

direalisasikan dalam bentuk penelitian

B. Dapat memberikan rekomendasi bagi penulisan akademik, di Program

Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UPDM(B)

C. Dapat memberikan rekomendasi penelitian bagi masyarakat umum

D. Diharapkan dapat memberikan sumbangsih khususnya bagi

perkembangan dan kemajuan program studi ilmu Hubungan Internasional

FISIP UPDM (B)

8
D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yang pertama adalah Skripsi dari Jurusan Hubungan

Internasional, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Veteran

Jakarta berjudul “Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Mengatasi

Penurunan Nilai Investasi Total Singapura Ke Indonesia Periode

Tahun 2010-2013” yang di tulis oleh YA Nugroho. Skripsi ini

membahas permasalahan mengenai upaya pemerintah Indonesia dalam

mengatasi penurunan nilai investasi total Singapura ke Indonesia periode

tahun 2010-2013. Dari mulai dibukanya hubungan pintu investasi asing di

Indonesia, diresmikannya hubungan diplomatik antara Singapura dengan

Indonesia, dinamika hubungan bilateral Singapura dengan Indonesia

dalam bidang ekonomi khususnya di sektor investasi, dan penurunan nilai

investasi Singapura ke Indonesia periode tahun 2010-2013 beserta upaya

pemerintah Indonesia dalam mengatasi penurunan tersebut.

Tinjauan pustaka yang kedua adalah Skripsi dari Jurusan Ilmu

Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Institut

Ilmu sosial dan Ilmu politik berjudul “Hubungan Bilateral Indonesia-

Singapura“ yang di tulis oleh Ahmad A R Irsal tahun 2013. Skripsi ini

membahas tentang hubungan Indonesia singapura yang mengalami

9
peningkatan di berbagai bidang kerjasama terutama hubungan kerjasama

politik, hubungan kerjasama ekonomi dan hubungan kerjasama  sosial

budaya. Selain itu kunjungan antara sesama pejabat Pemerintah maupun

swasta di kedua negara  telah  memberikan kontribusi yang besar bagi

pengembangan hubungan kerjasama dan peningkatan investasi di kedua

negara.

Tinjauan pustaka yang ketiga adalah Skripsi dari Universitas

Hasanudin berjudul “Kerjasama Indonesia dan Singapura Dalam

Pengelolaan Wilayah Perbatasan Ekonomi Khusus” yang di tulis oleh

Fachran Adi Suryadi tahun 2016. Skripsi ini menggambarkan tentang

kerjasama Indonesia dan Singapura dalam pengelolaan wilayah

perbatasan. Pembahasan ini difokuskan pada kerjasama Indonesia dan

Singapura dalam hal pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus Yaitu Pulau

Batam, Bintan dan Karimun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Kawasan Ekonomi Khusus merupakan suatu kerangka kerjasama

Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Singapura dimana

penerapannya adalah untuk wilayah Batam, Bintan dan Karimun

begitupun dengan kebijakan kerjasama bilateral yang tertulis di

penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) kawasan

ekonomi khusus untuk wilayah BBK (Batam, Bintan, Karimun).

10
Tinjauan pustaka yang keempat adalah Jurnal UNIKOM berjudul

“Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Bidang Ekonomi Digital

2017” di tulis oleh Nur Muhamad Bagus Harpiandi. tahun 2019. Jurnal

ini membahas mengenai proses kerjasama antara Indonesia dan Singapura

dalam sektor ekonomi digital yang disepakati pada tahun 2017.

Menggambarkan mengenai hubungan bilateral Indonesia-Singapura,

globalisasi,ekonomi digital, dan kondisi ekonomi digital Indonesia dan

Singapura. Dalam skripsi ini juga mencoba untuk memahami dan

menganalisis kerjasama yang dilakukan kedua negara, dan dampaknya

terhadap perekonomian digital di Indonesia dimana ini dapat menarik

investor untuk meningkatkan nilai investasinya.

Tinjauan Pustaka yang kelima adalah Skripsi dari Universitas Pelita

Harapan berjudul “Dinamika Hubungan Bilateral Investasi

Indonesia-Singapura: Kasus Free Trade Zone Di Batam 2005-2009”

di tulis oleh Hilda Delvia Febriyanti Pakpahan tahun 2011. Skripsi ini

menggambarkan kerjasama investasi antara indonesia dan singapura

terkait Free Trade Zone (FTZ) di pulau batam pada tahun 2005-2009.

Skripsi menjabarkan bahwa ada kepentingan nasional dalam kerjasama

investasi Bilateral. Kepentingan nasional indonesia adalah kebutuhan

untuk menarik investasi asing lebih banyak untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, kepentingan nasional singapura

11
adalah kebutuhan untuk melakukan investasi di luar negeri karena

keterbatasan lahan dan sumber daya alam.

Tinjauan pustaka yang keenam adalah jurnal dari Jurusan Ilmu

Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Riau yang berjudul “Kerjasama Ekonomi Indonesia-Singapura Dalam

Realisasi Special Economic Zone (SEZ) Di Batam, Bintan dan

Karimun” ditulis oleh Desy Arjuna dan dipublikasikan pada tahun 2016.

Jurnal ini membahas membahas realisasi kerjasama ekonomi Indonesia-

Singapura dalam Special Economic Zone (SEZ) Batam-Bintan-Karimun.

Batam sebagai daerah yang dibentuk oleh Pemerintah Pusat ditujukan

untuk menjadi tempat penanaman modal/investasi baik Penanaman

Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Letak wilayah Batam yang strategis karena berdekatan dengan Malaysia

dan Singapura membuat Batam menjadi tempat yang menguntungkan

untuk berinvestasi. Kawasan Ekonomi Khusus (SEZ/KEK) adalah

kawasan tertentu dalam suatu negara yang mempunyai payung hukum

ekonomi yang mempunyai tujuan meningkatkan investasi asing.

Tinjauan pustaka yang ketujuh adalah Jurnal dari Universitas

Indonesia berjudul “Peringkat Arus Investasi Indonesia Dalam

Kerangka Asean-China Free Trade Agreement (Perbandingan

12
Dengan Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam) Ditinjau Dari

Prinsip Fair And Equitable Treatment” ditulis oleh Resha Roshana

Putri dkk. Jurnal ini membahas Dalam investasi ASEAN-China Free

Trade Agreement, para host country diwajibkan memberikan

perlindungan dan kepastian hukum bagi para investor, yang salah satunya

diberikan dalam kerangka prinsip fair and equitable treatment. Hubungan

investasi dalam kerangka ACFTA tidak hanya berbicara mengenai

hubungan antara Indonesia dan Cina, namun juga kompetisi Indonesia

dengan negara anggota ASEAN lainnya. Dalam jurnal ini menunjukkan

bahwa Indonesia belum sepenuhnya mengimplementasikan prinsip fair

and equitable treatment. Masih diperlukannya pembenahan dalam hal

memberikan perlindungan di bidang hukum dan administrasi di

Indonesia, yang salah satu tujuannya adalah meningkatkan arus investasi

antara Indonesia dan Cina.

Tinjauan pustaka ke delapan adalah jurnal dari Jurnal Universitas

Negeri Sebelas Maret berjudul “Implementasi Foreigh Direct

Investment (FDI) Di Indonesia (Sebelum dan Setelah

Diundangkannya Undang-Undang Nomor 25 TAHUN 2007 Tentang

Penanaman Modal” ditulis Anugrah Adiastuti. Penelitian ini mengkaji

tentang Kehadiran investasi asing di suatu negara, khususnya investasi

asing langsung, diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi

13
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Indonesia sebagai salah satu

negara berkembang yang juga bergantung dengan kerjasama dari negara

lain, menyadari bahwa untuk melakukan perbaikan stabilitas ekonomi

diperlukan peningkatan daya saing negara dalam menarik investor asing.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

diundangkan sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967

tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. Pemberlakuan undang-

undang penanaman modal ini bertujuan memperbaiki dan meningkatkan

kepercayaan investor (terkait dengan FDI) untuk kembali menanamkan

modalnya di Indonesia.

Tinjauan pustaka ke sembilan adalah Jurnal dari Universitas Prof.Dr

Moestopo (Beragama) yang berjudul “Implementasi Bilateral

Investment Trealy Antara Indonesia Dan Korea Selatan Periode 2014-

2018” ditulis oleh Gabriella Hardori tahun 2021. Jurnal ini membahas

mengenai Implementasi Bilateral Investment Treaty antara Indonesia dan

Korea Selatan tahun 2014-2018. Metode penelitian yang digunakan

adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan teknik

pencarian data melalui wawancara dan studi kepustakaan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis bagamana pelaksanaan Bilateral

Investment Treaty antara Indonesia dan Korea Selatan di Indonesia.

14
Penelitian ini menggunakan teori kerjasama internasional, perjanjian

internasional dan penanaman modal asing. Hasil penelitian menemukan

bahwa BIT memberikan perlindungan bagi para investor asal Korea

Selatan sehingga menjadi daya tarik untuk berinvestasi di Indonesia.

Namun untuk menambah daya tarik investasi Indonesia dan Korea

Selatan memiliki suatu forum yaitu Indonesia-Korea Business and

Investment Forum.dalam peran Jurnal ini terhadap judul skripsi yang

penulis ambil adalah sebagai peninjau dari segi Investasi yang dilakukan

negara selain Singapura di Indonesia.

Tinjauan pustaka ke sepuluh adalah Jurnal dari ILMU

ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG berjudul “Analisis Pengaruh

Foreign Direct Investment Terhadap Country Advantages Indonesia

(Studi Terhadap FDI Amerika Serikat Di Indonesia)” ditulis oleh

Valentinez Hemanona Suharyono pada tahun 2017. Jurnal ini membahas

pengaruh foreign direct investment atau investasi asing langsung Amerika

Serikat di Indonesia terhadap country advantages Indonesia yang berupa

pajak dan tenaga kerja langsung.Pemerintah Indonesia menyadari bahwa

investasi adalah faktor penting untuk perkembangan ekonomi. Oleh sebab

itu pemerintah berusaha memperbaiki prosedur investasi agar

menstimulasi situasi investasi yang lebih baik. Melalui kedua undang-

15
undang yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu UU PM no. 25 tahun

2007 dan Undang-undang tentang penanaman modal asing UU No. 1

tahun 1967, pemerintah membuka lebar pintu investasi di Indonesia.

Selain mendongkrak perkembangan ekonomi, alasan lain pemerintah

membuka lahan investasi adalah cukup besarnya kebutuhan pembangunan

nasional Indonesia sebagai negara berkembang.

E. Kerangka Pemikiran

E.1. Definisi Konseptual

E.1.1. Kerjasama bilateral

Didi Krisna mendifinisikan konsep tentang hubungan bilateral

adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang saling

mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik antara dua belah pihak

(dua negara) (Krisna, 1993). Konsep kerjasama bilateral adalah hubungan

antara dua negara atau dua belah pihak dengan niat dan maksud tertentu

untuk mencapai kepentingan nasionalnya masing-masing.

E.1.2. Penanaman Modal Asing

Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2007 Tentang Penanaman Modal pasal 1 angka (3) mengungkapkan

bahwa Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk

16
melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan

oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing

sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam

negeri. Prof M Sornarajah memberikan difinisi tentang penanaman modal

asing adalah “ merupakan transfer modal baik nyata maupun tidak nyata

dari suatu negara ke negara lain, tujuannnya untuk digunakan di negara

tersebut agar menghasilkan keuntungan di bawah pengawasan dari

pemilik modal, baik secara total maupun sebagian “. Penanaman modal

asing dapat memberikan keuntungan cukup besar terhadap perekonomian

nasional, misalnya: menciptakan lowongan pekerjaan bagi penduduk tuan

rumah sehingga dapat meningkatkan penghasilan dan standar hidup,

menciptakan kesempatan bekerjasamadengan perusahaan lokal sehingga

mereka dapat berbagi manfaat, meningkatkan ekspor sehingga

meningkatkan cadangan devisa negara dan menghasilkan alih teknologi.

E.1.3 Bilateral Investment Trealy

Bilateral Investment Treaty adalah perjanjian internasional yang

mengatur syarat dan ketentuan tertentu untuk investasi perseorangan

maupun perusahaan dari satu negara ke negara lain (Gabriella Handori,

2021). Perjanjian bilateral ini dibuat karena Indonesia pada saat itu

bahkan sampai sekarang masih membutuhkan tambahan dana untuk

melaksanakan pembangunan nasional. Bilateral Investment Treaty ini

17
merupakan alat yang digunakan pemerintah baik Indonesia maupun

Singapura untuk menarik investasi masuk ke negaranya. Dalam

International Investment Agreement (IIA) memberikan perlindungan yang

luas bagi penanam modal asing sehingga host country, dalam hal ini

Indonesia, tidak dapat menerapkan kepentingan nasionalnya yaitu

pembangunan nasional.

E.2. Operasional Konsep

E.2.1. Foreign Direct Investment

Foreign direct investment (FDI) adalah arus modal internasional

dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas

operasi bisnisnya di negara-negara lain (Krugman dan Obstfeld, 2003).

Ciri yang paling tajam dari penanaman modal asing adalah bukan hanya

melibatkan sumber daya, tapi memberlakukan pengendalian (control)

asing (Krugman & Obstfeld 2004, hlm.214). Penanaman modal asing

diidentifikasikan oleh Robert Gilpin yaitu perusahaan multinasional atau

transnasional yang melakukan penanaman modal langsung atau

penyertaan aset di negara-negara asing dengan cara mendirikan anak

perusahaan. Gilpin meninjau hal tersebut terdapat dua hal terkait yakni

negara asal (home country) dan negara tuan rumah (host country).

18
Modal diartikan sebagai uang yang dipergunakan untuk berniaga.

Modal asing menurut undang-undang tidak hanya berbentuk valuta asing,

tetapi meliputi alat-alat perlengkapan tetap yang diperlukan untuk

menjalankan perusahaan, seperti pabrik dan mesin. FDI dapat dibedakan

berdasarkan motivasi yang melatarbelakangi investor asing, yaitu: a.

Efficiency seeking adalah investasi dimana perusahaan berusaha untuk

meningkatkan efisiensinya dengan mengambil keuntungan dari economic

scale dan scope. FDI jenis ini banyak diterapkan di negara-negara

berkembang. b. Resource seeking adalah investasi dilakukan untuk

mencari faktor produksi yang lebih efisien di negara lain dibandingkan

dengan menggunakan faktor produksi di dalam negeri yang dinilai lebih

mahal. c. Market seeking adalah investasi yang dilakukan dengan tujuan

mencari pasar yang baru atau mempertahankan pasar yang lama. Investasi

dengan latar belakang ini ditujukan untuk mencari pasar perwujudannya

direalisasikan dalam bentuk merger dan akuisisi (Knickerbocker 1973,

hlm.63).

Jenis FDI ada dua yaitu vertikal dan horizontal : a. FDI vertikal

adalah keterkaitan FDI dengan hubungan geografis lintas batas negara.

Perusahaan akan melakukan kegiatan produksi di negara yang memiliki

biaya tenaga kerja yang murah atau rendah, sumber bahan baku yang

melimpah, kemudian hasil dari kegiatan produksi yang dilakukan di

19
negara tersebut akan disalurkan kembali ke negara induk (Bjorvatn &

Kind 2002). b. FDI horizontal adalah FDI yang memproduksi barang

dengan jenis yang sama di beberapa negara. FDI jenis ini memiliki

motivasi untuk mencari pasar baru. Keuntungannya antara lain adalah

efisiensi dalam biaya transportasi, karena tempat operasi dipandang lebih

dekat dengan pasar dan konsumen.

F. Asumsi dan Hipotesa

F.1. Asumsi

● Kerjasama Indonesia-Singapura mengalami peningkatan nilai investasi

di Indonesia sebesar 50% pada tahun 2020 walaupun dalam kondisi

pandemi.

● Peningkatan terjadi dikarenakan kebutuhan Kedua negara untuk

mengembangkan pertumbuhan ekonominya.

● Kerjasama Indonesia-Singapura dalam meningkatkan nilai investasi

juga membutuhkan perlindungan untuk menjamin dan menarik investor.

F.2. Hipotesis

Jawaban sementara dari penelitian ini adalah implementasi

kerjasama Indonesia-Singapura dalam peningkatan dan perlindungan

Foreign Direct Investment yang di sepakati tahun 2018 dilatar belakangi

20
juga naiknya Investasi masuk dalam pembangunan nasional di indonesia

dan salah satu yang terbesar adalah Singapura. Mengalami peningkatan

kebutuhan di beberapa aspek infrastruktur antarkedua negara demi

kemajuan pertumbuhan ekonomi masing-masing negara. Dalam

peningkatan nilai investasi ini pemerintah indonesia dan singapura juga

harus meningkatkan keamanan dan jaminan kepada para investor.

G. Model Analisis
Unit Analisis
Implmentasi Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Peningkatan

dan Perlindungan Foreign Direct Investment Pada Tahun 2018-

2021

Fenomena Yang di Teliti Sebagai Preseden


21
Peningkatan Nilai Investasi dalam pembangunan nasional
Indonesia yang signifikan membutuhkan perlindungan dan
jaminan yang dilakukan oleh indonesia dan singapura
Definisi Konseptual
Dalam penelitian ini konsep yang di gunakan adalah
kerjasama bilateral dan Penanaman Modal Asing.

Opersionalisasi Konsep

Operasionalisisasi konsep dalam penelitian ini adalah Foreign

Direct Investment. Kerjasama Indonesia-Singapura dalam

peningkatan Foreign Direct Investment di bidang infrastruktur.

H. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian

deskriptif bersifat kualitatif dalam menjelaskan implementasi kerjasama

Indonesia dengan singapura dalam peningkatan dan perlindungdan

Foreign Direct Investment Untuk penelitian metode deskriptif yaitu

dengan menggambarkan satu hal yang terjadi atau memaparkan data –

data yang ada. Data – data yang dikumpulkan akan dianalisa melalui

22
pendekatan kualitatif kemudian disesuaikan dengan konsep – konsep

yang dikenal dalam studi Hubungan Internasional. Sehingga bisa

menjawab pertanyaan penelitian dan menarik kesimpulan hasil penelitian.

Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan. Teknik ini

merupakan data – data primer yaitu data berupa buku – buku, dokumen –

dokumen, jurnal, media cetak (koran dan majalah) maupun media

elektronik (dari situs internet) yang memiliki relevansi dan korelasi dalam

penelitian ini.

I. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, penulis membagi penulisan skripsi ini dalam

beberapa bagian atau sub bab untuk mempermudah para pembaca dalam

memahami gambaran penelitian ini. Sistematika dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas mengenai latar belakang, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka

pemikiran, hipotesis, model analisa, dan metode penelitian.

23
BAB II. GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN SERTA

KERJASAMA FOREGN DIRECT INVESTMENT INDONESIA

DAN SINGAPURA

Pada bab ini akan menjelaskan tentang penandatanganan Mou

Peningkatan dan Perlindungan Foreign Direct Investment dan

menjelaskan proses kedua hubungan sampai mencapai kesepakatan

perjanjian. Membahas apa saja yang diperlukan untuk meningkatan dan

melindungi investor.

BAB III IMPLEMENTASI KERJASAMA INDONESIA-

SINGAPURA DALAM PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN

FOREIGN DIRECT INVESTMENT PADA TAHUN 2018-2021

Pada bab ini akan menjelaskan bagaimana implementasi

Kerjasama Indonesia-Singapura dalam Peningkatan dan Perlindungan

Foreign Direct Investment, Menjelaskan proses terbentuknya perjanjian

dan mulai berlaku penuh bagi kedua negaranya serta tujuan dari

perjanjian kerjasama Peningkatan dan perlindungan dalam Foreign

Direct Investment.

24
BAB 1V KESIMPULAN

Pada bab ini berisi uraian dari hasil penelitian yang telah diteliti

serta terdapat saran dan daftar pustaka yang menjadi bahan acuan untuk

membuat bahan penelitian tersebut.

25
BAB II

Gambaran Umum Perkembangan Serta Kerjasama Foregn Direct

Investment Indonesia dan Singapura

Dalam Bab II ini penulis secara khusus akan membahas terkait

beberapa hal yang di rangkum dalam beberapa sub-bab yaitu a. Dinamika

perkembangan FDI di indonesia, b. Perkembangan hubungan kerjasama

FDI Indonesia-Singapur, c. Potensi kerjasama FDI Indonesia-Singapura.

A. Dinamika Perkembangan FDI di Indonesia

Indonesia merupakan negara berkembang yang tentunya sangat

memerlukan adanya investasi dalam tujuan peningkatan perekeonomian

negara. Investasi yang terjadi pada umunya berasal dari dalam maupun

luar negeri. Terkususnya investasi luar negeri (Foregn Direct Investment)

Indonesia pertama kali dikenal pada masa pemerintahan Soeharto,

penanaman modal asing Kala itu, masa pemulihan perekonomian negara,

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing

berhasil terbit. Salah satu catatan historis yang terjadi setelah adanya UU

itu adalah beroperasinya PT Freeport Indonesia. Kala itu, UU PMA

terpisah dengan UU soal penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Pada era setelah reformasi, perubahan politik yang ada tidak lantas

menyurutkan aliran PMA ke dalam perekonomian. Peraturan Pemerintah

Nomor 29 Tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum sempat

26
terbit. Melalui PP tersebut, setidaknya, warga asing diperbolehkan untuk

membeli saham bank umum hingga 99 persen. Kelonggaran itu diambil

sebagai salah satu langkah dan strategis memulihkan sektor perbankan

setelah krisis moneter 1998 menerpa.

Harapannya, investor asing kembali mau untuk menanamkan

modalnya di Indonesia. Pada masa pemerintahan Presiden Megawati

Soekarnoputri, realisasi PMA turun tajam seiring dengan situasi politik di

Indonesia. Namun, setelah kenaikan peringkat investasi Moody's pada

September 2003 (dari B3 menjadi B2), kepercayaan investor terhadap

Indonesia juga meningkat. Saat itu merupakan periode terakhir dari

program kerjasama pemerintah dengan IMF (International Monetary

Fund). Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan

Ekonomi Sebelum dan Setelah Program Kerjasama dengan IMF

dikeluarkan sebagai strategi untuk menghadapi potensi keuangan.

Terutama tentang pembiayaan pemerintah dan pertimbangan sentimen

pasar.

Kebijakan Presiden Megawati lainnya yang telah mengembalikan

kepercayaan investor asing adalah instruksi pelayanan satu pintu dan Tim

Nasional Peningkatan Ekspor dan Investasi (Tim Nasional PEPI) untuk

menangani masalah lintas sektoral. Tujuannya adalah untuk

meningkatkan investasi dan kebijakan perdagangan. Namun, pembatalan

UU Ketenagalistrikan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) dan lambatnya

27
upaya privatisasi membuat realisasi investasi tidak maksimal. Nilai

realisasi investasi tahun 2004 hanya mencapai Rp132,64 triliun. Pada

PMA, realisasi nilai tersebut turun dibandingkan sebelumnya, menjadi

Rp95,5 triliun. Pada masa jabatan presiden kelima, proporsi FDI terhadap

total nilai investasi berada pada kisaran 70-80 persen (2002-2004)

(Gusman, 2018).

Sedangkan di Era pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

SBY menyoroti 2 faktor pendorong ekonomi yang bisa meningkatkan

perekonomian indonesia yaitu melalui belanja pemerintah dan Investasi

adapun dalam pidatonya pada sidang kabinet paripurna mengatakan

bahwa ada tiga faktor pendorong investasi di Indonesia yaitu terkait

kepastian hukum dan regulasi , kemudahan birokrasi dalam negeri dan

peningkatan infrastruktur (Pratomo, 2012). Kecakapan pemerintahan

SBY selama dua periode dalam mengelola ekonomi di tengah situasi sulit

juga diakui oleh dunia internasional hingga menjadikan Indonesia layak

investasi atau level invest grade. Di pemerintahan SBY selama dua

periode tercata nilai investasi investasi mencapai US$101,754.2 (Badan

Penanaman Modal Asing , 2022).

Kemudian di era pemerintahan Joko Widodo dalam tujuan

peningkatan perekonomian Indonesia, joko Widodo sangat berfokus pada

investasi. Sejak awal pemerintahannya investasi Indonesia menembus

angka Rp.1.280 triliun dengan nilai rata rata investasi tahunan mencapai

28
Rp. 250 triliun. Kemudian dikutip dari pernyataan mentri perindustrian

Agus Gumiwang Kartasasmita bahwa “Total nilai investasi selama

periode lima tahun pertama ini bahkan lebih besar dari nilai investasi

yang terakumulasi selama 10 tahun pada kurun waktu 2005-2014,”

ungkap Agus. Sementara itu, pada periode keduaPemerintahan Jokowi,

realisasi investasi di sektor manufaktur sepanjang tahun 2020 tercatat

sebesar Rp270 Triliun, lebih tinggi dari nilai rata-rata periode sebelumnya

meski sektor industri mendapat hantaman keras (hard hit) dari dampak

pandemi Covid-19” (Kementerian Perindustrian Republik Indonesia ,

2021).

Adapun kendala investasi yang terjadi di Indonesia seperti yang

dikutip dari pernyataan Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal

(BKPM), setidaknya ada lima kendala yang investor sering menghadapi

berinvestasi di Indonesia itu menarik investasi asing ke Indonesia

semakin menurun. Lima rintangan Yaitu: (1) peraturan yang rumit; (2)

pembebasan lahan yang sulit; (3) infrastruktur publik yang belum sama;

(4) pajak dan insentif nonfiskal lainnya yang tidak mendukung investasi;

dan (5) tenaga kerja keterampilan yang tidak memadai (Pusat Penelitian

Badan Keahlian DPR RI, 2019).

29
Investasi Luar Negeri Indonesia
30

25

20

15

10

0
2010 2011 2012 2013 2014

US$
Sumber : (Badan Koordinasi Penanaman Modal)
Grafik 2.1
Grafik Investasi Luar Negeri Indonesia Tahun 2010-2014

Grafik 2.2
Grafik Realisasi Investasi Indonesia Tahun 2016-2020

30
Sektor penyumbang FDI terbesar pada tahun 2016 berasal dari sektor

sekunder, dimana 3 subsektor termasuk dalam 5 sektor FDI terbesar.

Selama dari 2017 hingga 2020, kontribusi FDI terbesar ada di 5 kelompok

besar berasal dari sektor listrik, gas dan udara; kawasan perumahan,

industri dan perkantoran; transportasi, gudang dan telekomunikasi;

industri logam tidak mulia, barang dari logam, bukan mesin dan

peralatan; dan pertambangan Jika dilihat dari kombinasi PMDN dan

PMA, sektor tanaman pangan, perkebunan, dan kebun yang merupakan

sektor primer termasuk dalam penyumbang investasi terbesar dari tahun

2016 hingga 2019. Sementara itu, sektor hotel dan restoran; transportasi,

gudang dan telekomunikasi; sebaik perumahan, kawasan industri dan

perkantoran merupakan sektor tersier yang sering termasuk dalam 5

sektor penyumbang investasi terbesar pada periode 2016 hingga 2020

(Pusat Kajian Anggaran DPR RI, 2020).

31
Tabel 2.1 Aturan Serta Kebijakan Indonesia Terkait Investasi

Variable Indikator Verifikasi (Analisis)

Implementasi 1. Implementasi 1. Pada tahun 2006 Pemerintah

Kebijakan kebijakan telah mengajukan Rancangan

Penanaman mengenai Undang-Undang tentang

Modal Asing penanaman Penanaman Modal, dan pada

(FDI) Indonesia modal. tanggal 29 Maret 2007, RUU

itu telah disahkan oleh DPR RI.

Rancangan Undang-Undang

Penanaman Modal ini telah

ditetapkan menjadi undang-

undang, yaitu Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal yang

mencakup kebijakan

penanaman modal asing dan

domestik. Dapat dilihat melalui

website:

http://www.jdih.kemenkeu.go.id/full

Text/2007/25TAHUN2007UU.HTM

2. a). Upaya pemerintah

32
membenahi kebijakan terkait

2. Program kemudahan berinvestasi,

pemerintah dimaksudkan untuk menarik

Indonesia minat para investor dalam

meningkatkan menanamkan modalnya di

daya tarik Indonesia demi meningkatkan

Investasi Asing pertumbuhan ekonomi.

(FDI). Kebijakan insentif di bidang

penanaman modal dapat dilihat

melalui website :

http://www.bkpm.go.id/id/artikel/re

admore/meningkatkan-investasi-

melalui-kebijakan-insentif-di-bidang-

penanaman-modal dan

National Single Window for

Investment (NSWi) :

https://nswi.bkpm.go.id/

b). Dengan legalitas hukum yang

pasti terkait penanaman modal

asing serta kemudahan pelayanan

usaha (Ease of Doing Business)

33
untuk para investor, iklim investasi

di Indonesia semakin mengalami

peningkatan menurut survey dari

UNCTAD. Dapat dilihat melalui

website :

http://www.doingbusiness.org/rankings

B. Hubungan Kerjasama FDI Indonesia-Singapura

Hubungan kerjasama investasi Indonesia dan Singapura sudah

terjalin sejak lama, dimulai dari perjanjian kerjasama Investment

Guarentee Agreement pada tahun 2005. Perjanjian bilateral ini, yang

biasa disebut dengan Investment Guarantee Agreement (IGA),

memberikan perlindungan kepada investor Singapura. Perdana Menteri

Singapura Lee Hsien Loong mengatakan dalam sebuah wawancara

dengan wartawan regional bahwa perjanjian tersebut menetapkan

kerangka hukum tentang norma dan perlindungan investor; penting bagi

arus investasi ke Indonesia. Dia mengatakan bahwa investor “mencari

kepastian dan keyakinan bahwa kerangka kerja akan ada, dan semakin

baik IGA yang Anda miliki, semakin mudah untuk membujuk investor

untuk masuk . Singapura dan Jepang merupakan dua sumber FDI terbesar

bagi Indonesia pada triwulan pertama 2015, masing-masing dengan

34
modal masing-masing sebesar US$1,2 miliar, disusul oleh Korea Selatan,

Inggris, AS (ASEAN BRIEFING, 2015).

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan ada

tiga sektor prioritas yang akan diperkuat dalam kerja sama Indonesia-

Singapura, yakni pasar modal, ekonomi digital, serta pariwisata dan

infrastruktur pendukungnya. Penguatan kerjasama di ketiga sektor

tersebut tertuang dalam Pertemuan Indonesia-Singapore Business Council

(ISBC) ke-2 yang diselenggarakan oleh BKPM dengan Kamar Dagang

dan Industri Indonesia serta Economic Development Board (EDB)

Singapura dan Federasi Bisnis Singapura. (SBF).

"Indonesia dapat memanfaatkan Singapura yang dikenal sebagai

'financial hub' di kawasan Asia untuk memperoleh pembiayaan dari

proyek-proyek investasi di sektor pariwisata dan ekonomi digital," kata

Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong di Jakarta, Kamis (05-04-

2018).

Rapat bisnis yang dilaksanakan di Kantor BKPM, Kamis,

merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan nota kesepahaman ISBC yang

ditandatangani pada 28 Juli 2017. Berdasarkan nota kesepahaman

tersebut, disepakati untuk menyelenggarakan rapat anggota ISBC dua kali

dalam setahun. . bergantian di Jakarta dan Singapura. ISBC sendiri

merupakan wadah kerjasama dengan para pelaku bisnis dari Indonesia

dan Singapura yang pendiriannya didukung oleh BKPM dan EDB selaku

35
direksi. Anggota ISBC adalah 10 besar perusahaan Indonesia dan 10

besar perusahaan Singapura.

Pada 1st ISBC Meeting pada 7 September 2017, disepakati hanya

tiga sektor yang akan diprioritaskan dari enam sektor unggulan dalam

jangka menengah, yaitu pasar modal, ekonomi digital dan pariwisata serta

infrastruktur pendukung. “Dari kegiatan ini, diharapkan delegasi bisa

mendapatkan informasi langsung tentang peluang proyek-proyek

potensial di sektor pariwisata dan infrastruktur,” kata Thomas.

Turut hadir pada 2nd ISCB Meeting adalah Ketua EDB Beh Swan

Gin, Ketua SBF Theo Siong Seng, Duta Besar Singapura untuk Indonesia

Anil Kumar Nayar dan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia

Rosan Roeslani. Dalam rangkaian 2nd ISCB Meeting, delegasi dari

Singapura mengunjungi Tanjug Lesung, Tangerang Selatan, KPPIP dan

proyek Jakarta Sewage Plant di Setiabudi pada 3 April lalu. ISBC

didorong untuk bertindak sebagai katalis dan membangun jaringan

Indonesia-Singapura yang inovatif dan bernilai tambah strategis. Apalagi,

Singapura merupakan penyumbang utama Penanaman Modal Asing

(PMA) di Indonesia dengan total 39 miliar dolar AS selama 2012-2017

(Kementerian Investasi, 2018).

Kemudian pada tanggal 25 September 2020, Presiden Joko

Widodo menandatangani Peraturan Presiden No. 97 Tahun 2020 yang

mengesahkan Perjanjian antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah

36
Singapura tentang Promosi dan Perlindungan Investasi (“Treaty”).

Perjanjian tersebut melengkapi Perjanjian Investasi Komprehensif

ASEAN, yang dirancang untuk mendorong arus investasi yang lebih

besar antara Singapura dan Indonesia.

Berdasarkan Traktat tersebut, investor dari Indonesia dan

Singapura yang berinvestasi di kedua negara akan menikmati

perlindungan hukum khusus, termasuk akses ke arbitrase internasional

untuk menyelesaikan sengketa.

Traktat juga menegaskan dua prinsip: perlakuan nasional dan

perlakuan yang paling menguntungkan bagi bangsa. Berdasarkan prinsip

pertama, Indonesia dan Singapura harus memperlakukan satu sama lain

secara setara dalam pengelolaan, pelaksanaan, pengoperasian dan

penjualan atau pelepasan investasi lainnya. Sementara itu, di bawah

prinsip kedua, satu negara tidak diharuskan untuk memberikan hak

istimewa atau preferensi apa pun kepada negara lain berdasarkan

perjanjian investasi bilateral yang ditandatangani sebelum Traktat atau

pengaturan apa pun dengan non-pihak di wilayah geografis yang sama

yang dirancang untuk mempromosikan kerja sama daerah di wilayah

tersebut.

Meskipun telah diratifikasi berdasarkan Peraturan Presiden,

Traktat itu sendiri akan mulai berlaku pada tanggal ketika Singapura dan

Indonesia bertukar instrumen ratifikasi (“IOR”), yang masih dalam

37
pembahasan antara kedua pemerintah. Oleh karena itu, perjanjian

investasi yang ditandatangani antara tanggal 21 Juni 2016 sampai dengan

tanggal pertukaran harus tunduk pada perlindungan berdasarkan

Perjanjian Investasi Komprehensif ASEAN, yang serupa dengan

perlindungan berdasarkan Perjanjian.

Dibandingkan dengan perjanjian sebelumnya, Perjanjian ini

selanjutnya menyeimbangkan hak dan kewajiban investor, dan

mengadopsi norma-norma baru dan model perjanjian investasi bilateral

dan perjanjian perdagangan bebas lainnya.

Berikut beberapa poin poin dalam perjanjian tersebut :

a. Penerapan dan pelepasan Perjanjian hanya berlaku untuk investasi yang

dilakukan setelah tanggal pertukaran IOR. Selain itu, investasi harus

mematuhi undang-undang yurisdiksi di mana investasi dilakukan, dan

jika diperlukan, secara khusus disetujui secara tertulis oleh otoritas yang

berwenang di yurisdiksi tersebut. Berbeda dengan perjanjian sebelumnya,

investasi berikut tidak akan menikmati perlindungan yang diberikan

berdasarkan Perjanjian saat ini seperti subsidi atau hibah dari salah satu

negara (termasuk pinjaman yang didukung pemerintah, jaminan, asuransi)

atau kondisi yang melekat pada penerimaan atau penerimaan lanjutan dari

subsidi atau hibah tersebut, terlepas dari apakah subsidi atau hibah

tersebut ditawarkan secara eksklusif kepada investor, pengadaan

pemerintah, layanan yang diberikan dalam pelaksanaan kewenangan

38
pemerintah, dan masalah perpajakan, yang akan tetap diatur oleh undang-

undang masing-masing negara.

b. Kompensasi Mengadopsi nada yang sama seperti perjanjian perlindungan

investasi lainnya, Perjanjian memberikan investor hak untuk menerima

kompensasi dalam pengambilalihan atau nasionalisasi, serta kerugian

yang timbul dari perang, konflik bersenjata, gangguan sipil, darurat

nasional, atau situasi serupa lainnya. adalah ambang batas yang harus

dipenuhi oleh suatu negara sebelum mengambil alih atau menasionalisasi

suatu penanaman modal, yaitu pengambilalihan atau nasionalisasi seperti

dilakukan secara legal, secara non-diskriminatif, dan yang terpenting

bagi investor adalah dengan imbalan kompensasi yang memadai dan

efektif.

c. Penyelesaian Sengketa Salah satu cara Traktat berupaya meningkatkan

kepercayaan investor dalam berinvestasi adalah dengan memperluas

mekanisme penyelesaian sengketa. Sebelumnya, investor tidak punya

pilihan selain melalui badan eksternal untuk menyelesaikan sengketa

investasi. Badan ini dapat berupa pengadilan lokal di negara tuan rumah,

pusat arbitrase regional mana pun di ASEAN, konsiliasi atau arbitrase

oleh International Centre for Settlement of Investment Disputes

(“ICSID”) (di mana Singapura dan Indonesia menjadi pihak), atau ad-

pengadilan hoc di bawah aturan arbitrase Komisi Nasional Bersatu

tentang Hukum Perdagangan Internasional.

39
d. Pembatasan tertentu Cara lain yang diupayakan Traktat untuk

meningkatkan kepercayaan investor adalah dengan mengizinkan investor

untuk secara bebas mentransfer investasi mereka masuk dan keluar dari

negara tuan rumah. Namun, transfer tertentu dilarang. Ini termasuk

transfer yang dilarang menurut undang-undang domestik terkait dengan

kebangkrutan dan kebangkrutan, sekuritas, berjangka, opsi, atau derivatif,

tindak pidana atau pidana, laporan keuangan, jaminan sosial dan

pesangon, dan pendaftaran dan formalitas lain yang diberlakukan oleh

bank sentral atau otoritas terkait lainnya di Indonesia dan Singapura

(PARTNER, 2022).

40
Tabel 2.2 Investasi FDI Indonesia di Singapura pertahun

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto,

mengatakan Indonesia berharap dapat meningkatkan perdagangan dan

investasi bilateral dengan Singapura. Saat ini, Negeri Singa tercatat

sebagai mitra utama dalam perdagangan dan investasi. Total angka

investasi Singapura di Indonesia tercatat senilai 9,3 miliar dolar AS pada

2021. Berdasarkan data foreign direct investment (FDI), lebih dari 16.760

proyek yang dikerjakan dengan suntikan dari Singapura (IDN TIMES ,

2022).

Singapura menyebut Indonesia mempunyai peluang investasi dan

bisnis yang menggiurkan. Seiring dengan meredanya dampak pandemi

41
Covid-19, Singapura menilai Indonesia sebagai pasar bisnis dan investasi

yang menguntungkan. Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Gan

Kim Yong, mengatakan peluang investasi dan bisnis di Indonesia sangat

menggiurkan karena memiliki pasar domestik yang besar, komunitas

bisnis yang dinamis, dan jumlah pebisnis yang terus meningkat. “Dengan

membaiknya situasi pandemi Covid-19, akhirnya kita dapat bertemu

secara langsung setelah 2 tahun. Indonesia adalah pasar utama bagi

Singapura, dan kami sedang mencari perusahaan Singapura untuk

mengembangkan bisnis ke luar negeri,” ujar Gan Kim Yong, dalam acara

Business Networking Singapore Enterprise Centre (SEC), dikutip Jumat

(2/6/2022) (iNews , 2022).

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan,

Singapura menjadi investor utama Indonesia pada 2021. Nilai investasi

Singapura mencapai US$ 9,4 miliar pada 2021. Proyek investasi yang

dibangun oleh Singapura juga terbanyak di Indonesia. Jumlahnya

mencapai 6.934 proyek. Negara selanjutnya yang paling banyak

berinvestasi di Indonesia adalah Hongkong. Nilai investasi Hongkong

sebanyak US$ 4,6 miliar dengan total proyek 1.418 unit. Tiongkok dan

Amerika Serika (AS) menyusul di posisi selanjutnya. Nilai investasi dari

Tiongkok sebanyak US$ 3,2 miliar dengan 1.806 proyek, sedangkan AS

sebanyak US$ 2,5 miliar dengan 824 proyek. Jepang menjadi investor

42
Indonesia yang berada di urutan kelima dengan nilai investasi US$ 2,3

miliar. Jumlah proyek investasi dari Jepang mencapai 3.623 unit, kedua

tertinggi setelah Singapura .

Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mencatat bahwa

meski dalam situasi pandemi Covid-19, investasi Singapura di Indonesia

terus meningkat. Adapun total investasi Singapura di Indonesia periode

Januari – September 2021 senilai 7,3 miliar dolar Amerika Serikat.

“Investasi Singapura di Indonesia pada kwartal ketiga secara year-on-year

naik 2.8%,” ungkap Wapres saat menerima kunjungan kehormatan

Menteri Senior sekaligus Menteri Koordinator Bidang Keamanan

Nasional Republik Singapura Teo Chee Hean di Istana Wapres, Jl. Medan

Merdeka Selatan No. 6, Jakarta Pusat, Rabu (01/12/2021). Selain itu,

Wapres juga menyambut baik kesepakatan-kesepakatan yang terjalin

antara Indonesia – Singapura terkait pembangunan energi baru dan dapat

diperbaharui di berbagai wilayah tanah air. “Karena tugas kita memang

menjaga kelestarian bumi untuk generasi yang selanjutnya,” tegasnya.

Lebih jauh, terkait kerjasama moneter, Wapres mengapresiasi

perpanjangan kerjasama keuangan bilateral antara Bank Indonesia (BI)

dan Monetary Authority of Singapore (MAS). “Saya memandang ini

sangat baik untuk mendukung stabilitas moneter dan keuangan di kedua

negara dan membantu pemulihan dari pandemi,” tuturnya. Sementara,

43
dalam bidang pendidikan, Wapres juga menyambut baik perjanjian

kerjasama antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan

Teknologi (Kemdikbudristek) dengan counterpart-nya di Singapura, yang

saat ini tengah difinalisasi. “Rencana kerjasama baik untuk mendorong

peningkatan kualitas SDM yang unggul dan mampu menghadapi berbagai

tantangan di masa depan,” ujar Wapres. “Saya berharap Indonesia dan

Singapura akan terus menjadi mitra maju bersama dalam menanggulangi

pandemi, dan juga mengatasi tantangan global,” pungkasnya.

Sejalan dengan paparan Wapres, Menteri Senior Teo Chee Hean

juga mengakui bahwa di bidang ekonomi dan investasi Indonesia dan

Singapura terus memiliki hubungan yang sangat kuat. “Di tahun 2020

meski pandemi, investasi dari Singapura ke Indonesia meningkat 50%

mencapai 9,8 miliar dolar AS. Saya sendiri terkejut melihat angka-angka

itu tetapi ini justru mencerminkan kepercayaan investor terhadap iklim

investasi di Indonesia dan juga kepemimpinan di Indonesia,” sebutnya.

Selain itu, sambung Menteri Teo, kondisi ini juga didukung oleh beberapa

perjanjian yang telah ditandatangani kedua negara. “Yang pertama adalah

perjanjian investasi bilateral dan juga (perjanjian) penghindaran pajak

berganda yang memberikan kondisi yang kondusif bagi investasi,”

ungkapnya. Adapun yang ketiga, sebut Menteri Teo, adalah perjanjian

finansial bilateral antara Singapura dan Indonesia yang menjaga nilai

44
uang sekitar 10 miliar dolar AS yang terus dikembangkan antara bank

sentral kedua negara. “Dan juga atas arahan Bapak Wapres dan juga PM

Lee serta Bapak Presiden (Jokowi), kita juga terus mengembangkan

kerjasama di tiga area yang pertama adalah Flight Information Region,

yang kedua adalah perjanjian ekstradisi, yang ketiga adalah perjanjian

pertahanan yang terus kita kembangkan dan kita perkuat ke depannya,”

paparnya.

Terkait pengembangan SDM, Menteri Teo mengakui memang ada

peningkatan kerjasama atau peluang di bidang SDM. “Ada dua

pendekatan yang pertama adalah kerjasama di bidang pendidikan untuk

meningkatkan pertukaran (pelajar) antarkedua negara. Dan kedua adalah

di antara para pegawai pemerintahan kedua negara bagaimana kita dapat

meningkatkan layanan kepada masyarakat untuk saling bertukar cara-cara

terbaik,” jelasnya. Lebih jauh, sambung Menteri Teo, Indonesia dan

Singapura juga memiliki kerjasama yang baik di bidang kontra

ekstrimisme yang diharapkan akan terus diperkuat. “Saya sangat

menghargai pandangan Bapak Wakil Presiden terhadap kerjasama di

bidang kontra ekstrimisme ini dan saya paham Bapak memiliki banyak

keahlian di bidang tersebut,” pungkasnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data dari Kementerian

Investasi/BKPM, hingga akhir 2020, Singapura memang merupakan

45
investor terbesar bagi Indonesia sejak 2010 (kecuali pada tahun 2013

menduduki peringkat 2 Investasi Singapura di Indonesia periode Januari –

September 2021 yang disebutkan Wapres senilai 7,3 miliar dolar AS

diperoleh melalui 10.951 proyek dan saat ini masih berada di peringkat

pertama. Investasi Singapura pada umumnya bergerak di sektor

transportasi, pergudangan dan telekomunikasi; tanaman pangan dan

perkebunan; industri makanan; pertambangan; serta industri mineral non-

logam. Sedangkan fokus investasinya di wilayah Kepulauan Riau, DKI

Jakarta, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Tengah.

(RN-BPMI Setwapres) (Kementerian Sekretariat Negara Republik

Indonesia , 2021).

C. Bilateral Investment Treaty Indonesia-Singapura

Bilateral Investment Treaty adalah perjanjian internasional yang

mengatur syarat dan ketentuan tertentu untuk investasi perseorangan

maupun perusahaan dari satu negara ke negara lain. Perjanjian bilateral ini

dibuat karena Indonesia pada saat itu bahkan sampai sekarang masih

membutuhkan tambahan dana untuk melaksanakan pembangunan nasional.

46
Bilateral Investment Treaty ini merupakan alat yang digunakan pemerintah

baik Indonesia maupun Singapura untuk menarik investasi masuk ke

negaranya. Dalam International Investment Agreement (IIA) memberikan

perlindungan yang luas bagi penanam modal asing sehingga host country,

dalam hal ini Indonesia, tidak dapat menerapkan kepentingan nasionalnya

yaitu pembangunan nasional. Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari

Priansari Marsudi dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan

Chun Sing baru saja memperbarui perjanjian investasi. Setelah adanya

perjanjian tersebut pada tahun 2018 kemudia diratifikasi oleh kedua negara.

Kedua negara menandatangani pertukaran Instrument of Ratification (IOR)

Bilateral Investment Treaty (BIT) RI-Singapura. Kedua negara adalah

mitra dekat, dengan Singapura merupakan mitra perdagangan dan investasi

utama bagi Indonesia. Retno mengatakan total investasi Singapura di RI

sebesar US$ 9,8 miliar pada tahun 2020, meningkat dari US$ 6,5 miliar

pada tahun 2019. (Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia,2021).

Pertukaran Instrumen Ratifikasi Bilateral Investment Treaty (BIT)

akan menandai berlakunya Perjanjian yang ditandatangani pada tahun 2018

bagi kedua negara. pertukaran ini memiliki nilai strategis setidaknya dalam

tiga aspek.

47
Pertama, ratifikasi BIT berfungsi sebagai pendorong ekonomi penting

untuk mempercepat pemulihan ekonomi pada kedua negara. Investment

Agreement (ACIA), FTAs ASEAN+1 dan Kemitraan Ekonomi

Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic

Partnership/RCEP) dalam mendorong arus investasi bilateral yang lebih

besar. Perjanjian ini adalah perjanjian investasi bilateral pertama yang

mulai berlaku setelah bertahun-tahun peninjauan perjanjian investasi oleh

Pemerintah Indonesia. Oleh karena itu BIT ini dapat menjadi model dan

tolak ukur Perjanjian Investasi Indonesia dengan negara lain.  BIT ini

mencerminkan komitmen kuat Indonesia dan Singapura terhadap kerja

sama ekonomi yang terbuka dan adil. Ini menandakan kembali harapan dan

optimisme yang diperkuat untuk lebih mengeksplorasi peluang bisnis yang

menguntungkan kita semua. Selain BIT, Indonesia dan Singapura juga

telah menerapkan Travel Corridor Arrangement (TCA) yang membuka

pintu untuk menghidupkan mesin perekonomian RI meski masih dalam

keadaan pandemi Covid-19. (Menteri Luar Negeri RI,2021).

D. Potensi Kerjasama Foregn Direct Investment Indonesia-Singapura

Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan di bidang

sumberdaya alam. Sedangkan Singapura memiliki keungggulan di bidang

teknologi. Berdasarkan data BKPM, total investasi Singapura di

Indonesia pada semester I 2010-2015 sebesar US$28,35 miliar dengan

48
fokus pada sektor pengangkutan, pergudangan, dan telekomunikasi (46

persen); tanaman pangan dan perkebunan (12 persen); pertambangan dan

industri makanan (masing-masing 7 persen); dan listrik, gas dan udara (5

persen).

Sumber: (Badan Koordinasi Penanaman Modal)

Grafik 2.3
Grafik Investasi Singapura di Indonesia Tahun 2010-2015

Potensi investasi dari Singapura masih terbuka lebar untuk

ditingkatkan, karena rasio investasinya sepanjang 2005-2014 dalam

kisaran 61,67 persen. Sementara itu stock net izin prinsip investasi

Singapura periode 2010 - Semester I 2015 yang belum terealisasi masih

49
US$50,2 miliar. BKPM akan memfasilitasi dan memastikan investasi

Singapura tersebut dapat terealisasi,” kata Franky Sibarani.

Pada 2014 saja, nilai investasi dari negara tetangga itu mencapai

US$5,8 miliar, atau mencakup 20,4 persen total investasi asing yang

masuk ke Indonesia. Sementara itu, sepanjang enam bulan pertama tahun

ini, besaran investasi asal Singapura mencapai US$2,3 miliar atau 16,5

persen total investasi asing. Nilai investasi Singapura pada semester

pertama tahun lalu itu hanya dapat dikalahkan oleh Malaysia yang

mencapai US$2,6 miliar atau 18,6 persen (Bareksa , 2015).

Terkait kerja sama investasi, Menlu RI menggarisbawahi

Perjanjian Investasi Bilateral (PIB) yang instrumen ratifikasinya

dipertukarkan pada awal Maret 2021. Singapura merupakan salah satu

investor utama di Indonesia. Investasi langsung Singapura di Indonesia

pada tahun 2020 adalah $9,8 miliar, meningkat 50 persen dari tahun

sebelumnya meskipun ada pandemi. “PIB ini diharapkan dapat

memperkuat arus masuk investasi dengan menciptakan kepastian dan

kepercayaan. PIB ini juga mencerminkan komitmen kuat kami untuk

kerja sama ekonomi yang terbuka dan adil, dan menandakan optimisme

akan kemungkinan pemulihan ekonomi. Kami berharap Leaders' Retreat

dapat mendorong investasi," kata Menlu RI. Terkait kebangkitan sektor

perjalanan dan pariwisata, Menlu RI menggarisbawahi adanya Travel

50
Corridor Arrangement (TCA) antara Indonesia dan Singapura. TCA

memfasilitasi perjalanan resmi dan penting. Selanjutnya yang perlu

dibahas adalah pembukaan perbatasan untuk tujuan pariwisata

(Kementerian Luar Negeri republik indonesia , 2021).

Indonesia masih menjadi salah satu tujuan investasi utama bagi

bisnis Singapura. Hal ini karena didukung oleh berbagai latar belakang,

seperti meningkatnya indeks kemudahan berusaha (Ease of Doing

Business/EoDB) dengan potensi pasar yang besar, hingga peningkatan

jumlah sumber daya manusia yang tersedia.“Pemerintah bertekad

menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif, misalnya dengan

mengeluarkan paket kebijakan ekonomi, pemberian insentif fiskal, dan

kemudahan perizinan berusaha,” kata Menteri Perindustrian (Menperin)

Airlangga Hartarto usai bertemu dengan Mendag dan Industri Singapura,

Chan Chun Sing. , dikutip, Minggu (23/9/2018).

Menperin menambahkan, pemerintah juga telah meluncurkan

roadmap Making Indonesia 4.0 sebagai strategi dan arah yang jelas untuk

kesiapan memasuki era revolusi industri generasi keempat. Pemerintah

Indonesia dan Singapura berkomitmen untuk melanjutkan penguatan

kerjasama ekonomi bilateral antar kedua negara. Komitmen ini kembali

ditegaskan dalam pertemuan antar petinggi kedua negara yang digelar

secara virtual pada Jum’at (12/03). Pertemuan tersebut, dihadiri oleh

51
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Deputi

Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat, Duta Besar Singapura untuk

Indonesia Anil Kumar Nayar dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura

Suryopratomo. 

Secara garis besar pertemuan bilateral tersebut membahas ‘tiga

jembatan” yang diharapkan dapat mempererat hubungan bilateral antara

Indonesia dan Singapura sekaligus memperkokoh eksistensi kedua negara

di kawasan ASEAN dan Internasional. Ketiga jembatan dimaksud adalah

jembatan digital, jembatan infrastruktur dan jembatan travel bubble.

Jembatan digital Indonesia dan Singapura diharapkan dapat terwujud

dengan keberadaan Batam sebagai pusat pengembangan data center dan

pusat pengembangan industri digital di Indonesia. Sebagaimana

diketahui, pada tanggal 2 Maret 2021 yang lalu telah diresmikan Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park di Batam. KEK Nongsa

Digital Park diharapkan akan menjadi entry point bagi perusahaan

Teknologi Informasi internasional dari Singapura dan mancanegara.

Menko Airlangga menerangkan,”KEK Nongsa Digital Park ini

diharapkan dapat menghemat devisa negara dalam bisnis digital hingga

Rp 20 – 30 triliun per tahun dengan kontribusi terbesar dari sektor data

center dan pendidikan internasional.  

52
Selain itu, Singapura dan Indonesia juga akan mengutamakan

kerjasama pelatihan untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya

Manusia (SDM) berbasis Teknologi Informasi.”  Sementara untuk

jembatan infrastruktur akan dimulai dengan pembangunan jembatan

Batam – Bintan atau jembatan Babin sepanjang 6,4 km pada Tahun 2022.

Nantinya, jembatan Batam – Bintan ini akan memiliki row jalan 100

meter dan dibagi dalam tiga trase, yaitu trase Pulau Batam, trase Pulau

Tanjungsauh dan trase Pulau Bintan. Keberadaan jembatan ini akan

memudahkan pelaku usaha di Bintan untuk mengirimkan produk

pertaniannya ke Batam untuk selanjutnya di ekspor ke Singapura atau ke

negara lain. Pembangunan jembatan Batam – Bintan ini diharapkan akan

meningkatkan konektivitas dari Bintan dan Batam ke Singapura dan

sebaliknya.  Kerjasama juga akan dilakukan untuk membantu sektor

pariwisata melalui Jembatan Travel Bubble.  Seperti yang kita ketahui

bersama, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling

terdampak Pandemi Covid-19.   Bintan merupakan salah satu tujuan

destinasi pariwisata Singapura di Indonesia. Terkait hal ini, Indonesia dan

Singapura sepakat untuk membentuk tim membahas kemungkinan

dilakukannya travel bubble antara Singapura dan Indonesia di mulai

dengan disepakatinya travel arrangement antara Singapura dengan

kawasan Batam – Bintan – Karimun (BBK). Menko Airlangga

menerangkan, pembentukan Tim Kerja ini disambut baik oleh Deputi

53
Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat, dimana Duta Besar masing-

masing negara akan turut berkoordinasi dalam Tim Kerja tersebut.  

Selain pembahasan “tiga jembatan”, pertemuan tersebut juga

membahas sejumlah isu strategis lain, diantaranya : (1) Upaya

penanganan dan pengendalian Covid-19 dimasing-masing negara, serta

kemungkinan kerjasama riset dalam hal pengembangan vaksin terutama

untuk mengantisipasi kemungkinan mutasi virus Covid-19; (2) Kerjasama

kolaboratif dalam  menarik investor di industri hilir sektor pertambangan

di antaranya, alumunium, tembaga dan emas. 

Di akhir diskusi, Deputi Perdana Menteri Singapura Heng Swee

Keat menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen Pemerintah

Indonesia untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat

dan menarik investasi dari dalam maupun luar negeri, melalui pengesahan

UU Cipta Kerja dan peraturan turunannya.  Heng Swee menyatakan

komitmennya untuk mendatangkan lebih banyak investasi Singapura di

Indonesia khususnya dalam bentuk foreign direct investment (FDI)

sehingga jenis investasi yang masuk lebih berkualitas dan

berkesinambungan.

BAB lll

54
IMPLEMENTASI KERJASAMA INDONESIA-SINGAPURA

DALAM PENINGKATAN FDI TAHUN 2018-2021

Bab ini akan menjelaskan bagaimana kerjasama Indonesia-

Singapura dalam peningkatan FDI Tahun 2018-2021 dan bagaimana hasil

dari implementasi kerjasama Indonesia-Singapura dalam peningkatan

FDI Tahun 2018-2021.

A. Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Peningkatan FDI

Dalam hubungan internasional ini yang semakin rumit dan saling

ketergantungan yang semakin tinggi, tidak ada pilihan bagi setiap negara

untuk tidak mengembangkan kerjasama internasional dengan tetap

mengacu pada kepentingan nasionalnya. Hal ini tentunya juga berlaku

bagi Indonesia dan Singapura. Secara konseptual, tujuan utama dari

semua hubungan bilateral antarnegara adalah membangun kemitraan yang

kuat dengan lingkungan eksternalnya, menciptakan hubungan

persahabatan. Muara utama dari semua hubungan bilateral di atas

tentunya adalah pencapaian kepentingan nasional baik dari sisi ekonomi,

sosial, dan politik keamanan. Secara lebih spesifik, beberapa konsep

utama dalam hubungan internasional yang bertujuan untuk meningkatkan

hubungan bilateral antara dua negara juga menunjukkan perkembangan

yang cukup pesat.

55
Indonesia sejatinya menerapkan kebijakan pengutamaan negara

tetangga (neighborhood first) sejak lama. Namun, pada saat pandemi

Covid-19, strategi itu semakin diperkuat ketika Indonesia menjalin

kemesraan dengan Singapura. Selain itu, ada pula pertemuan tingkat

menteri dan 6 Joint Working Group (WG) yang dipimpin Menko

Perekonomian dan Minister of Trade and Industry Singapura. Mirza

menjelaskan, 6 Working Group ini terdiri dari WG BBK dan KEK

Lainnya, WG Investasi, WG Ketenagakerjaan, WG Transportasi, WG

Agribisnis, dan WG Pariwisata. Hal ini memperlihatkan kerja sama yang

sangat intensif dari atas hingga ke level terendah.

Indonesia memilih Singapura untuk kerja sama "tiga jembatan"

karena mempertimbangkan berbagai hal yang strategis. Secara umum,

alasan yang digunakan Indonesia lebih ke lingkaran konsentris. Kerja

sama ini juga mempertimbangkan konteks neighborhood first. Di sisi lain

dalam konteks neighborhood first, tetangga dekat Indonesia juga ada

Malaysia dan Brunei Darussalam. Pertimbangan lain yakni Singapura

juga sebagai hub keuangan dan investasi di kawasan. Selain itu, secara

geografis memang letak Singapura lebih dekat dengan Kawasan BBK,

sehingga lebih mudah untuk bekerja sama dengan Singapura khususnya

untuk pengembangan daerah yang letaknya dekat dengan Singapura.

56
Kerjasama kedua bela pihak tertera didalam MOU “PERSETUJUAN

ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN

PEMERINTAH REPUBLIK SINGAPURA MENGENAI

PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN PENANAMAN MODAL”

dan petinggi yang terlibat dalam pembangunan 3 jembatan tersebut dari

pihak Indonesia maupun Singapura yaitu Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno

Marsudi, Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo, Deputi

Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat, Menteri Perdagangan dan

Industri Singapura Chan Chun Sing, Duta Besar Singapura untuk

Indonesia Anil Kumar Nayar

Pemerintah Indonesia dan Singapura berkomitmen untuk

melanjutkan penguatan kerjasama ekonomi bilateral antar kedua negara.

Komitmen ini kembali ditegaskan dalam pertemuan antar petinggi kedua

negara yang digelar secara virtual. Pertemuan tersebut, dihadiri oleh

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Deputi

Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat, Duta Besar Singapura untuk

Indonesia Anil Kumar Nayar dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura

Suryopratomo. 

Menko Airlangga mengapresiasi komitmen investasi Singapura ke

Indonesia.  Pada tahun lalu, investasi Singapura mencapai USD 9,8

Miliar, meningkat 34 persen jika dibandingkan besaran investasi

57
Singapura pada tahun 2019. Investasi Singapura pada tahun lalu mencapai

rekor tertinggi dalam 6 tahun terakhir, dan ini menunjukkan hubungan

yang sangat baik antara kedua negara. 

Secara garis besar pertemuan bilateral tersebut membahas ‘tiga

jembatan” yang diharapkan dapat mempererat hubungan bilateral antara

Indonesia dan Singapura sekaligus memperkokoh eksistensi kedua negara

di kawasan ASEAN dan Internasional. Ketiga jembatan dimaksud adalah

jembatan digital, jembatan infrastruktur dan jembatan travel bubble.

Jembatan digital Indonesia dan Singapura diharapkan dapat terwujud

dengan keberadaan Batam sebagai pusat pengembangan data center dan

pusat pengembangan industri digital di Indonesia. Sebagaimana

diketahui, pada tanggal 2 Maret 2021 yang lalu telah diresmikan Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park di Batam. KEK Nongsa

Digital Park diharapkan akan menjadi entry point bagi perusahaan

Teknologi Informasi internasional dari Singapura dan mancanegara.

Menko Airlangga menerangkan,”KEK Nongsa Digital Park ini

diharapkan dapat menghemat devisa negara dalam bisnis digital hingga

Rp 20 – 30 triliun per tahun dengan kontribusi terbesar dari sektor data

center dan pendidikan internasional.  Selain itu, Singapura dan Indonesia

juga akan mengutamakan kerjasama pelatihan untuk meningkatkan

kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis Teknologi Informasi.

Nantinya, jembatan Batam – Bintan ini akan memiliki row jalan 100

58
meter dan dibagi dalam tiga trase, yaitu trase Pulau Batam, trase Pulau

Tanjungsauh dan trase Pulau Bintan. Keberadaan jembatan ini akan

memudahkan pelaku usaha di Bintan untuk mengirimkan produk

pertaniannya ke Batam untuk selanjutnya di ekspor ke Singapura atau ke

negara lain. Pembangunan jembatan Batam – Bintan ini diharapkan akan

meningkatkan konektivitas dari Bintan dan Batam ke Singapura dan

sebaliknya.  

Kerjasama juga akan dilakukan untuk membantu sektor pariwisata

melalui Jembatan Travel Bubble.  Seperti yang kita ketahui bersama,

sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terdampak

Pandemi Covid-19.   Bintan merupakan salah satu tujuan destinasi

pariwisata Singapura di Indonesia. Terkait hal ini, Indonesia dan

Singapura sepakat untuk membentuk tim membahas kemungkinan

dilakukannya travel bubble antara Singapura dan Indonesia di mulai

dengan disepakatinya travel arrangement antara Singapura dengan

kawasan Batam – Bintan – Karimun (BBK). Dengan adanya travel

arrangement ini, para pebisnis dan turis dimungkinkan untuk bepergian

secara bebas dari kawasan BBK - Singapura dan sebaliknya, tentunya

dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Seperti arahan Presiden Joko Widodo, di masa sulit seperti saat

ini, negara ASEAN harus terus menunjukkan soliditasnya dengan

berkolaborasi dan saling membantu, termasuk di dalamnya adalah

59
meningkatkan kerjasama di bidang pariwisata,. Tim Kerja untuk

penerapan Travel Bubble akan melibatkan Kementerian / Lembaga terkait

seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian

Luar Negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian

Kesehatan, dan Direktorat Jenderal Imigrasi.  Menko Airlangga

menerangkan, pembentukan Tim Kerja ini disambut baik oleh Deputi

Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat, dimana Duta Besar masing-

masing negara akan turut berkoordinasi dalam Tim Kerja tersebut.  

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan

bahwa empat lembaga yang mengawasi setiap proyek infrastruktur

tersebut yakni Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, Bappenas,

Kantor Staf Presiden, dan Sekretariat Kabinet. Proses evaluasi akan

dilakukan setiap tiga bulan sekali.

Proses evaluasi dilakukan untuk memastikan agar program

pembangunan infrastruktur yang dicanangkan dapat berjalan dengan

lancar. Dalam setiap pertemuan, akan membahas progres proyek-proyek

infrastruktur dan kendala-kendala yang menghambat percepatan

pembangunan. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan

semua kementerian atau lembaga terkait untuk mempercepat realisasi

program pembangunan infrastruktur. Jokowi berharap pembangunan

infrastruktur tidak berhenti pada tahap gorundbreaking, tapi justru

60
dipercepat pengerjaannya. Menurut Jokowi dodo, pemerintah tidak segan-

segan menghapus atau membubarkan organisasi atau lembaga yang

menghambat percepatan pembangunan infrastruktur. (Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional,2020)

B. Tujuan Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Peningkatan FDI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

menjelaskan jembatan digital Indonesia dan Singapura diharapkan dapat

terwujud dengan keberadaan Batam sebagai pusat pengembangan data

center dan pusat pengembangan industri digital di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, pada 2 Maret 2021 lalu pemerintah telah

meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park di

Batam.

KEK Nongsa Digital Park diharapkan menjadi pintu masuk (entry

point) bagi perusahaan teknologi informasi internasional dari Singapura

dan mancanegara. KEK Nongsa Digital Park ini diharapkan dapat

menghemat devisa negara dalam bisnis digital hingga Rp20 miliar Rp30

triliun per tahun dengan kontribusi terbesar dari sektor data center dan

pendidikan internasional. Selanjutnya, jembatan infrastruktur akan

dimulai dengan pembangunan jembatan Batam - Bintan sepanjang 6,4 km

pada 2022. Nantinya, jembatan Batam - Bintan ini akan dibagi dalam tiga

trase, yaitu trase Pulau Batam, Pulau Tanjungsauh, dan Pulau Bintan.

61
Airlangga menuturkan jembatan ini akan memudahkan pelaku usaha

di Bintan mengirimkan produk pertaniannya ke Batam, untuk selanjutnya

di ekspor ke Singapura atau ke negara lain. Selain itu, pembangunan

jembatan Batam - Bintan ini diharapkan akan meningkatkan konektivitas

dari Bintan dan Batam ke Singapura dan sebaliknya. Sementara itu,

jembatan  travel bubble bertujuan untuk mendorong sektor pariwisata.

Pertimbangannya, Bintan merupakan salah satu tujuan destinasi

pariwisata Singapura di Indonesia. Terkait hal ini, Indonesia dan

Singapura sepakat untuk membentuk tim untuk membahas peluang travel

bubble antara Singapura dan Indonesia, yang dimulai dengan

kesepakatan travel arrangement antara Singapura dengan kawasan Batam

- Bintan - Karimun (BBK). Lewat travel arrangement ini, para pebisnis

dan turis bisa bepergian secara bebas dari kawasan BBK - Singapura dan

sebaliknya, tentunya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Seperti arahan Presiden Joko Widodo, di masa sulit seperti saat ini,

negara ASEAN harus terus menunjukkan solidaritasnya dengan

berkolaborasi dan saling membantu, termasuk di dalamnya adalah

meningkatkan kerjasama di bidangpariwisata. Kerja sama tersebut

dibahas dalam pertemuan virtual antara Airlangga, Deputi Perdana

Menteri Singapura Heng Swee Keat, Duta Besar Singapura untuk

Indonesia Anil Kumar Nayar, dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura

Suryopratomo. Selain pembahasan 'tiga jembatan', pertemuan tersebut

62
juga membahas sejumlah isu strategis lain. Meliputi, penanganan dan

pengendalian covid-19 masing-masing negara, peluang kerja sama riset

dan pengembangan vaksin covid-19, terutama untuk mengantisipasi

kemungkinan mutasi virus corona. Lalu, pembahasan kerja sama dalam

menarik investor di industri hilir sektor pertambangan seperti,

alumunium, tembaga, dan emas. Heng Swee menyatakan komitmenya

bertujuan untuk mendatangkan lebih banyak investasi Singapura di

Indonesia khususnya dalam bentuk foreign direct investment (FDI)

sehingga jenis investasi yang masuk lebih berkualitas dan

berkesinambungan.

C. Bentuk Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Peningkatan FDI

Secara garis besar pertemuan bilateral tersebut membahas ‘tiga

jembatan” yang diharapkan dapat mempererat hubungan bilateral antara

Indonesia dan Singapura sekaligus memperkokoh eksistensi kedua negara

di kawasan ASEAN dan Internasional. Ketiga jembatan dimaksud adalah

jembatan digital, jembatan infrastruktur dan jembatan travel bubble.

1. Jembatan Digital

Nongsa D-Town merupakan jembatan digital yang menghubungkan

Singapura dengan beragam komunitas digital di Indonesia yang

berkembang sangat pesat.

63
Group CEO Sinar Mas Land Michael Widjaja menuturkan keberadaan

Nongsa D-Town di kawasan eksklusif di Pulau Batam akan menjadi

destinasi generasi muda dalam membangun industri, kreativitas, dan

konektivitas di bidang kreatif dan teknologi digital. Fasilitas dan

infrakstruktur mumpuni di Nongsa D-Town disiapkan tidak hanya untuk

bekerja. Nongsa juga akan dilengkapi dengan pusat pelatihan digital

untuk mempersiapkan talent-talent dengan keahlian yang relevan dengan

kebutuhan industri saat ini dan masa depan.

Jembatan digital Indonesia dan Singapura diharapkan dapat terwujud

dengan keberadaan Batam sebagai pusat pengembangan data center dan

pusat pengembangan industri digital di Indonesia. Pada tanggal 2 Maret

2021 yang lalu telah diresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Nongsa Digital Park di Batam. KEK Nongsa Digital Park diharapkan

akan menjadi entry point bagi perusahaan Teknologi Informasi

internasional dari Singapura dan mancanegara. Keberadaan digital talent

pool ini akan memantapkan ekosistem Nongsa D-Town sebagai pusat

ekonomi digital di Indonesia.

2. Jembatan Infrastruktur

Rencana pembangunan jembatan terpanjang Indonesia, yang

menghubungkan Pulau Batam - Bintan di Kepulauan Riau sepanjang 7

kilometer ini akan segera terealisasi dalam beberapa tahun ke depan.

64
Jembatan berkonsep tol yang sudah menjadi wacana dari tahun 2005 ini

ditargetkan tuntas sebelum 2024 pada masa pemerintahan Presiden

Jokowi.

Pemerintah memang telah merencanakan pembangunan Jembatan

Batam-Bintan dalam upaya peningkatan konektivitas. Selain pada

pertemuan ini, rencana ini telah dibahas sebelumnya dalam pertemuan

bilateral antara Menko Perekonomian dan Perdana Menteri Singapura

pada tanggal 10 Maret 2021 serta Menteri Luar Negeri Singapura pada 26

Maret 2021 lalu.

Jembatan infrastruktur akan dimulai dengan pembangunan jembatan

Batam - Bintan atau jembatan Babin sepanjang 7 km pada tahun 2022.

Jembatan ini akan menjadi salah satu jembatan terpanjang di Indonesia.

Nantinya, jembatan Batam - Bintan ini akan memiliki row jalan 100

meter dan dibagi dalam tiga trase, yaitu trase Pulau Batam, trase Pulau

Tanjungsauh dan trase Pulau Bintan, Keberadaan jembatan ini akan

memudahkan pelaku usaha di Bintan untuk mengirimkan produk

pertaniannya ke Batam untuk selanjutnya di ekspor ke Singapura atau ke

negara lain. Pembangunan jembatan Batam - Bintan ini diharapkan akan

meningkatkan konektivitas dari Bintan dan Batam ke Singapura dan

sebaliknya.

65
3. Jembatan Travel Bubble

Travel bubble adalah ketika dua atau lebih negara yang berhasil

mengontrol virus corona sepakat menciptakan sebuah gelembung atau

koridor perjalanan. Gelembung ini akan memudahkan penduduk yang

tinggal di dalamnya melakukan perjalanan secara bebas dan menghindari

kewajiban karantina mandiri. Dua kawasan wisata berskala internasional

yakni Nongsa, Batam dan Lagoi, Bintan ditetapkan sebagai lokasi pintu

masuk bagi wisatawan dari Singapura yang akan berlibur ke Tanah Air.

Bintan merupakan salah satu tujuan destinasi pariwisata Singapura di

Indonesia. Terkait hal ini, Indonesia dan Singapura sepakat untuk

membentuk tim membahas kemungkinan dilakukannya travel

bubble antara Singapura dan Indonesia di mulai dengan

disepakatinya travel arrangement antara Singapura dengan kawasan

Batam - Bintan - Karimun (BBK). Jembatan Travel Bubble sektor

pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terdampak pandemi

Covid-19. Travel Bubble bagian dari upaya memulihkan sektor

pariwisata.

Dengan adanya travel arrangement ini, para pebisnis dan turis

dimungkinkan untuk bepergian secara bebas dari kawasan BBK -

Singapura dan sebaliknya, tentunya dengan penerapan protokol kesehatan

66
yang ketat. Tim Kerja untuk penerapan Travel Bubble akan melibatkan

kementerian/lembaga terkait seperti Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif, Kementerian Kesehatan, dan Direktorat Jenderal

Imigrasi.

Menanggapi kebijakan tersebut, Satgas Penanganan Covid-19 sudah

menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Protokol

Kesehatan Pelaku Perjalanan Luar Negeri Mekanisme Travel Bubble di

Kawasan Batam, Bintan dengan Singapura dalam Masa Pandemi Corona

Virus Disease 2019 (Covid-19).

  Mengacu pada SE tersebut, penerbitan aturan ini dilatarbelakangi

sebagai upaya menindaklanjuti dinamika situasi persebaran virus SARS-

CoV-2 serta pemulihan ekonomi nasional. Sehingga akan dilakukan

pembukaan kembali sektor pariwisata yang produktif dan aman COVID-

19. Pembukaan kembali sektor pariwisata akan dilaksanakan melalui

mekanisme travel bubble di kawasan Batam dan Bintan dengan

Singapura, maka diperlukan adanya mekanisme pengendalian

pelaksanaan travel bubble untuk mengantisipasi penyebaran virus SARS-

CoV-2.

Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dengan mekanisme travel

bubble di kawasan Batam dan Bintan dengan Singapura adalah pelaku

67
perjalanan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing

(WNA) yang akan melaksanakan kegiatan wisata di kawasan Bintan dan

Batam, dengan asal kedatangan dari Singapura dan telah menetap di

Singapura selama minimal 14 hari.

D. Hasil Implementasi Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam

Peningkatan FDI

Pemerintah Indonesia dan Singapura melanjutkan penguatan kerja

sama ekonomi bilateral kedua negara melalui kerja sama tiga 'jembatan'.

Selain mempererat hubungan bilateral, kerja sama itu sekaligus

memperkokoh eksistensi kedua negara di kawasan Asia Tenggara

(ASEAN) yang menjadikan dampak yang signifikan terhadap industri

digital di Batam dan juga untuk mendukung kerjasama bilateral Indonesia

dan Singapura. Kerjasama Indonesia-Singapura mengalami kenaikan nilai

investasi di Indonesia pada tahun 2020 meskipun dalam kondisi pandemi.

Table 3.1 FDI Singapura (US$)

FDI Singapura (US$)


2016 65363061550
2017 99210311929
2018 81180543800
2019 1.11E+15
2020 74750514891

68
Menilik dari hasil data FDI Singapura mengalami kestabilan

pada tahun 2020 yang dimana terdapat pengaruh dari pembangunan

jembatan tersebut. Peningkatan terjadi diantara kedua negara dikarenakan

kedua negara terbukti memiliki kebutuhan untuk mengembangkan dan

memajukan pertumbuhan ekonominya yang dapat dilihat dari kerjasama-

kerjasama tersebut. Kerjasama Indonesia dan Singapura dalam

meningkatkan nilai investasi juga memiliki perlindungan untuk menjamin

dan menarik investor demi keamanan kedua belah pihak yaitu dari pihak

indonesia adalah lembaga BKPM dan Indonesia Securities Investor

Protection Fund (ISIPF). (Investment Coordinating Board,2020)

Para pembisnis dan turis dimungkinkan untuk bepergian secara

bebas dari kawasan BBK – Singapura dan sebaliknya, tentunya dengan

penerapan protokol kesehatan yang ketat. Hasil implementasi dari ketiga

jembatan tersebut:

1. Jembatan Digital

Nongsa D-Town merupakan pengembangan dari nongsa digital park

yang telah diresmikan  Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno

Marsudi pada 2018 dan Menteri Luar Negeri Singapura Dr. Vivian

Balakrishnan. Nongsa Digital Park berada pada di kawasan ekonomi

khusus yang fokus pada pengembangan ekonomi kreatif berbasis digital

69
di Batam. Nongsa Digital Park telah menampung 1.000 tenaga kerja

digital dari 100 perusahaan multinasional seperti Glints, R/GA, dan

WebImp yang telah resmi menjadi bagian dari Nongsa D-Town. Melalui

acara ini, Nongsa D-Town juga meresmikan ekspansi dari Nongsa Digital

Park dengan tambahan area seluas 5.000m2 untuk kapasitas 750 tenaga

kerja.

Sinar Mas Land memiliki komitmen untuk membangun ekosistem

kota pintar berbasis teknologi. Sebelum mengembangkan Nongsa D-

Town, Sinar Mas Land melakukan pengembangan kawasan Digital Hub

seluas 26 hektare yang sukses menaungi berbagai nama pemain besar di

bidang teknologi seperti Apple Developer Academy, Traveloka, Grab,

dan NTT, di kota mandiri terbesarnya yaitu BSD City. 

Nongsa D-Town memberikan Singapura akses untuk mengembangkan

bisnis serta lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Area ini memiliki

lokasi yang strategis, hanya 40 menit dari Singapura melalui feri dan 15

menit perjalanan darat dari Bandar Udara Internasional Hang Nadim

Batam. Lokasi dan aksesibilitas dari Nongsa D-Town memudahkan

Indonesia dan Singapura untuk bertumbuh bersama serta saling

melengkapi dalam sektor ekonomi digital.

70
2. Jembatan Infrastruktur

Jembatan Batam-Bintan juga didesain dengan satu on/off ramp yang

berlokasi di Pulau Tanjung Sauh. Lajur jembatan sendiri, memiliki lebar

3,6 meter, dengan bahu luar selebar 3 meter, bahu dalam selebar 1,5

meter, serta lebar median 4 meter. Pjs Gubernur Bahtiar, Sekdaprov,

bersama FKPD Provinsi Kepri saat melakukan pemancangan titik

koordinat pembangunan Jembatan Babin di Batam pada Desember 2020

lalu.

Konstruksi jembatan Batam-Bintan akan dilakukan pada tahun 2022

dan bisa beroperasi 3 tahun setelahnya atau tahun 2025. Pembangunan

jembatan Batam-Bintan menggunakan skema KPBU solicited

(Pemrakarsa Pemerintah). Hingga kini, status proyek jembatan tersebut

sudah memasuki finalisasi business case (FBC) dan basic design (Desain

Dasar).Pembiayaan pembangunan infrastruktur dengan skema KPBU

memiliki keunggulan dibandingkan dengan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN). Sebagai contoh, bagi swasta, memiliki kepastian

pengembalian investasi ditambah keuntungan.Sementara keuntungan

yang didapatkan pemerintah adalah banyak yang mengawasi. Sehingga,

akan tercipta tertib administrasi dan teknis untuk melayani masyarakat

lebih baik.

71
Pemerintah provinsi Kepri sangat optimis jembatan Batam-Bintan ini

akan menjadi solusi tepat dalam upaya mempercepat pemerataan

pembangunan dan perekonomian di Provinsi Kepri. Melalui Jembatan

Babin, dapat memudahkan mobilitas kendaraan dari kedua wilayah.

Selain melancarkan mobilitas kendaraan, Jembatan ini juga memperlancar

mobilitas orang, barang dan uang dan muaranya bisa meningkatkan speed

pertumbuhan perekonomian kedua wilayah, dan selanjutnya menjalar ke

wilayah-wilayah lain yang ada di Kepri. Dengan adanya jembatan ini,

akan lebih mempercepat lalu lintas dan melancarkan kendaraan dan

orang.

Hal ini akan berdampak pada cepatnya alur barang dan uang yang

muaranya akan terwujud pemerataan perekonomian serta  kesejahteraan

yang adil dan pendidikan yang setara.

3. Jembatan Travel Bubble


Dalam memberlakukan travel bubble pemerintah dapat mengizinkan

masuknya pengunjung untuk perjalanan bisnis saja atau juga termasuk

perjalanan liburan dari negara lain melalui gelembung perjalanan atau

koridor hijau. Travel bubble biasanya memerlukan pengujian sebelum

keberangkatan, setelah kedatangan, dan periode karantina yang lebih

pendek. Travel bubble pertama di Asia dan Pasifik terjadi antara Republik

72
Rakyat Tiongkok dan Republik Korea pada 1 Mei 2020. Itu terbatas pada

pelancong bisnis yang memiliki undangan dari perusahaan di negara lain.

Setelah tertunda beberapa kali, pemerintah melalui kementerian

terkait seperti Kemenpar, Kemenlu, dan Kemenkum HAM telah

melakukan MoU dengan pemerintah Singapura terkait travel bubble pada

Selasa 14 Setepmber 2021. Tentu saja ini adalah langkah yang tepat agar

kunjungan wisatawan asal Singapura dapat berkunjung ke Lagoi, Batam

dan Bintan Kepulauan Riau.

Manfaat travel bubble yang pertama tentu saja akan memudahkan

masyarakat melintasi perbatasan dengan kerumitan minimum. Menurut

Perdana Menteri Lithuania Saulius Skvernelis, travel bubble adalah

peluang bagi bisnis-bisnis untuk dibuka kembali. Hal itu karena beberapa

bisnis, khususnya bisnis pariwisata, memang bergantung pada pergerakan

orang atau wisatawan. Nusa Dua dan Ubud Bersiap Sambut Wisman

Lewat Travel Bubble Selain itu, travel bubble juga dapat menunjukkan

apakah pergerakan orang kembali aman untuk dilakukan. Hal itu menurut

para ahli juga menjadi tantangan banyak negara untuk membatasi wabah

Covid-19.

Langkah strategis ini mengembangkan "gelembung perjalanan" atau

travel bubbles yang sering juga disebut sebagai jembatan perjalanan

73
(travel bridges) atau koridor korona (corona corridors) Sejatinya, konsep

travel bubble adalah perluasan dari konsep "gelembung sosial".

Orang-orang dari indonesia dan singapura bisa memperluas zona

karantina mereka untuk memasukkan lebih banyak orang yang mereka

anggap aman.

Dengan kerjasama melalui pembangunan “Tiga Jembatan” ini

tentunya sangat menguntungkan dan berdampak positif bagi kedua negara

baik Indonesia maupun Singapura. Pertama, dapat meningkatkan investasi

dan perekonomian bagi kedua negara. Terdapat sebuah istilah diplomasi

yang telah diterapkan oleh beberapa negara di dunia yaitu “diplomasi

neighborhood first.”

Diplomasi ini juga telah diterapkan Indonesia untuk meningkatkan

investasi dan memperkuat geopolitiknya dengan tujuan meningkatkan

perekonomian negaranya. Terutama pascapandemi, strategi dari diplomasi

neighborhood first semakin diperkuat untuk memulihkan perekonomian di

Indonesia. Salah satunya dengan dimulainya kerjasama dengan Singapura

dalam proyek pembangunan “Tiga Jembatan.”

Kerjasama tersebut tidak hanya akan meningkatkan perekonomian di

Indonesia, tetapi juga bagi Singapura mengingat tujuan-tujuan dari

pembangunan masing-masing tiga jembatan tersebut. Kedua, dengan

74
dibangunnya proyek “Tiga Jembatan” ini akan semakin mempererat

hubungan antara Indonesia dan Singapura.

Sehingga apabila Indonesia dan Singapura memiliki hubungan yang

baik, akan membawa dampak yang baik pula bagi kedudukan mereka

sebagai anggota ASEAN. Menjadikan ASEAN sebagai organisasi regional

yang unggul dan dipandang di dunia internasional, tidaklah mudah.

Membutuhkan kerjasama dan kekompakan dari negara-negara

anggotanya.

Terutama mengimplementasikan cita-cita ASEAN serta mencapai

goals dengan keberhasilan dari program-programnya.  Ketiga,

memperkuat diplomasi kedua negara yaitu Indonesia dan Singapura.

Terutama setelah dunia mengalami krisis yang diakibatkan pandemi

Covid-19, negara-negara di dunia harus pandai untuk melakukan

diplomasi.

Mereka harus menghasilkan kesepakatan kerjasama yang

menguntungkan sebagai upaya menangani krisis yang terjadi pasca-

apndemi, terutama di bidang perekonomian. Ini merupakan langkah yang

tepat bagi Indonesia dengan Singapura untuk melakukan kerjasama

melalui proyek pembangunan “Tiga Jembatan” ini sebagai upaya

bangkitkan perekonomian pasca-pandemi.

Dari proyek pembangunan “Tiga Jembatan“ ini, kerjasama- kerjasama

baru antara Indonesia dan Singapura, baik dari segi ekonomi, sosial,

75
budaya, dan pendidikan akan tercapai. Mengingat dengan terwujudnya

pembangunan dari proyek “Tiga Jembatan” nantinya akan semakin

mempermudah banyak hal.

Sebelumnya Indonesia dan Singapura telah secara resmi menjalin

hubungan diplomatik semenjak 7 September 1967, terutama pada sektor

perekonomian. Singapura juga termasuk di dalam lima besar dari negara

“trade-partner” untuk Indonesia. Meskipun hubungan diplomatik antar

Indonesia dan Singapura mengalami naik turun, akan tetapi cenderung

stabil.

Sehingga dengan adanya proyek kerjasama dalam pembangunan “Tiga

Jembatan” ini diharapkan dapat semakin memperkuat hubungan diplomasi

bagi Indonesia dan Singapura untuk ke depan. Mengutip keterangan

Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing, “Tiga

Jembatan” akan memperkuat eksistensi kedua negara.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dilihat dan diukur dengan cara

membandingkan komponen yang dapat mewakili keadaan ekonomi suatu

negara masa kini dan periode sebelumnya. Komponen yang digunakan

untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah produk nasional bruto

(PNB) atau produk domestik bruto (PDB).

76
Grafik 3.1
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2010-2021

 Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik

bruto (PDB) Indonesia pada sepanjang 2020 tumbuh minus 2,90 persen. 

Realisasi ini anjlok dibandingkan 2019 lalu yang tumbuh 5,02

persen. Kontraksi ekonomi ini dipicu oleh pandemi Covid-19 yang

mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. 

Komponen yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi

adalah produk nasional bruto (PNB) atau produk domestik bruto (PDB).

Pertumbuhan ini sejalan dengan proyeksi pemerintah yang berada di

kisaran minus 2,2 persen hingga minus 1,7 persen.

77
Namun, pertumbuhan ini berada di bawah ekspektasi yang dipasang oleh

Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB) yang sama-sama

memperkirakan Indonesia akan tumbuh minus 2,2 persen.

Pertumbuhan minus 2,90 persen lebih baik jika dibandingkan negara

tetangga Singapura yang tumbuh minus 5,8 persen ataupun Filipina yang

terkontraksi -9,5 persen. (Badan Pusat Statistik,2019)

E. Sisi Politik dalam kerjasama peningkatan FDI Indonesia-Singapura

Apabila ditinjau dari bidang politik hubungan bilateral Indonesia–

Singapura, pemerintahan indonesia telah mempertahankan momentum

bagi hubungan Indonesia–Singapura pada periode waktu kedepan.

Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo telah mengembangkan

kerjasama dengan Singapura.

Kesempatan untuk saling mengunjungi antar kepala pemerintahan

kedua negara dan pejabat tinggi lainnya juga menunjukan peningkataan

yang signifikan. Indikasi positif ini telah mendorong pengembangan

sektor-sektor kerjasama yang saling menguntungkan dan kemajuan upaya

penyelesaian isuisu yang masih ada. Kunjungan perdana menteri

Singapura, Lee Hsien Loong, di Bintan, merupakan perwujudan untuk

meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia–Singapura yang perlu

dilihat berdasar perspektif kemanfaatan timbal balik yang proposional.

78
Pemerintah Indonesia juga menerapkan beberapa kebijakan dalam
penigkatan FDI di Indonesia :

-Mengesahkan Omnibus Law UU Cipta Kerja

-Meluncurkan OSS-RBA

-Mengeluarkan Daftar Prioritas Investasi (DPI)

-Mendirikan Lembaga Pengelola Investasi (LPI)

Membahas kembali isu bilateral antara lain yaitu dibidang politik

delimitasi batas maritim, penataan kembali atau pengambilan alihan

pengelolaan flight information region diatas kepulauan Riau, perjanjian

ekstradisi koruptor, perjanjian tentang military training areas (Defense

Cooperation Agreement – DCA) bagi militer Singapura diruang udara

Indonesia, persetujuan pengembangan sumber daya air dan lebih

memfokuskan kepada tentang kerjasama infrastruktur.

Terkait dengan MOU kerjasama Foreign Direct Investemnt Indonesia

dan Singapura guna menguatkan para pihak yang mengatur dan untuk

mengendalikan tindakan baru terkait penanaman modal di wilayah para

pihak untuk mencapai kebijakan publik yang sah. Indonesia mampu

meningkatkan Investasi dan Hubungan antara indonesia dan singapura.

79
Dengan meningkatnya nilai investasi singapura di indonesia maka

dibutuhkan juga perlindungan untuk tetap menjaga berjalannya

penanaman modal asing singapura di indonesia.

ASEAN Comprehensive Investment Agreement (ACIA) merupakan

pengungkit kebijakan utama ASEAN untuk mencapai tujuan utama

mewujudkan rezim investasi yang bebas dan terbuka di kawasan. ACIA

ditandatangani oleh ASEAN Economic Ministers (AEM) pada tanggal 26

Februari 2009 di Cha-Am, Thailand dan mulai berlaku pada tanggal 29

Maret 2012. ACIA bertujuan untuk menciptakan lingkungan investasi

yang liberal, fasilitatif, transparan dan kompetitif di ASEAN.

ACIA adalah perjanjian komprehensif yang mencakup liberalisasi

investasi, perlindungan, fasilitasi dan promosi. Ini mengadopsi

pendekatan daftar negatif tunggal dan memperluas perlakuan otomatis

Most-Favoured Nation (MFN) ke semua Negara Anggota. Ini juga

80
membawa mekanisme penyelesaian sengketa investor-negara yang

komprehensif dan rinci dan banyak lagi. ACIA juga berusaha untuk

melarang persyaratan kinerja, dan memerlukan ketentuan tentang

Manajemen Senior dan Dewan Direksi (SMBD) untuk mendorong

masuknya personel manajerial dan manajemen senior kunci asing. ACIA

merupakan penggabungan dari Perjanjian Penjaminan Investasi ASEAN

1987 (ASEAN IGA) dan Perjanjian Kerangka Kerja 1998 tentang Area

Investasi ASEAN (Perjanjian Kerangka Kerja AIA). Ini memberikan

interaksi yang lebih jelas dari ketentuan yang berkaitan dengan

liberalisasi dan perlindungan investasi di bawah satu perjanjian investasi.

Berbagai pekerjaan sekarang sedang berlangsung untuk secara efektif

mengimplementasikan ACIA untuk memastikan bahwa manfaat dari

Perjanjian tersebut diwujudkan dengan ASEAN dan investor asing yang

berbasis di ASEAN mengambil keuntungan dari peluang yang diberikan

ACIA, termasuk melalui amandemen lebih lanjut terhadap ACIA,

sebagaimana diperlukan . (ASEANStats,2019)

Hubungan kerjasama investasi Indonesia dan Singapura sudah terjalin

sejak lama, Perjanjian bilateral ini, yang biasa disebut dengan Investment

Guarantee Agreement (IGA), memberikan perlindungan kepada investor

Singapura. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan

dalam sebuah wawancara dengan wartawan regional bahwa perjanjian

81
tersebut menetapkan kerangka hukum tentang norma dan perlindungan

investor; penting bagi arus investasi ke Indonesia.

Secara politik, upaya peningkatan hubungan bilateral Indonesia–

Singapura, baik untuk penyelesaian outstanding issues maupun

pengembangan sektor-sektor baru dalam kerjasama bilateral, memiliki

peluang yang cukup optimistik. Hal ini sesuai dengan sikap pemerintah

Singapura yang disampaikan oleh perdana menteri Lee Shien Loong

dalam pidato pelantikannya sebagai perdana menteri yang baru pada

tahun 12 agustus 2004, intinya bahwa Indonesia adalah “special

importance” bagi Singapura. Kemudian, dalam pembicaraan dengan

Presiden Republik Indonesia pada 8 November 2004 di Jakarta, Perdana

Menteri Lee juga menyatakan bahwa pembicaraan serta penyelesaian

masalah-masalah yang ditunda antara Indonesia dan Singapura hendaknya

dilakukan secara konstruktif.

F. Sisi Ekonomi Indonesia-Singapura

Pada dasarnya kedua negara memiliki tingkat komplementaritas

(saling mengisi dan menguatkan) ekonomi yang tinngi. Di satu sisi

Singapura mempunyai keunggulan di sektor knowledge, networking,

82
financial resources dan tecnological advance, sedangkan dilain pihak

Indonesia memiliki sumber daya alam dan mineral yang melimpah serta

tersedianya tenaga kerja yang kompetitif. Hubungan ekonomi bilateral

kedua negara yang mencerminkan sifat komplementaritas termasuk sektor

industri pariwisata yang secara konseptual kedua negara memiliki dasar

kerjasama yang sangat erat, antara lain melalui joint promotions untuk

sektor industri pariwisata. 

Pemerintah Indonesia dan Singapura memperkuat kerjasama bilateral

antar kedua negara dengan investasi dan pembangunan "tiga jembatan"

yaitu jembatan digital, jembatan infrastruktur dan jembatan travel bubble.

Pada tahun lalu, investasi Singapura mencapai USD9,8 Miliar, meningkat

34% dibandingkan besaran investasi Singapura pada tahun 2019.  

“Investasi Singapura pada tahun lalu mencapai rekor tertinggi dalam 6

tahun terakhir, dan ini menunjukkan hubungan yang sangat baik antara

kedua negara,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto

Menko Airlangga berharap KEK Nongsa Digital Park ini dapat

menghemat devisa negara dalam bisnis digital hingga Rp20 – Rp30 triliun

per tahun dengan kontribusi terbesar dari sektor data center dan

pendidikan internasional. Selain itu, Singapura dan Indonesia juga akan

mengutamakan kerjasama pelatihan untuk meningkatkan kompetensi

Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis Teknologi Informasi.

83
G. Kendala Kerjasama Indonesia-Singapura

pembangunan infrastruktur memang menjadi prioritas. Bahkan

dapat dikatakan istilah “infrastruktur” sendiri telah melekat pada citra diri

pemerintahan saat ini. Dalam berbagai kesempatan, Presiden

menyampaikan betapa pentingnya infrastruktur bagi kemajuan suatu

bangsa. “Tanpa infrastruktur, jangan mimpi negara ini bisa bersaing,”

ungkap Presiden. Dalam berbagai literatur ekonomi pembangunan,

infrastruktur merupakan pondasi dasar dalam pertumbuhan

ekonomi. Berdasarkan pengalaman dalam fasilitasi dan pendampingan

pembangunan infrastruktur yang dilakukan terdapat bebrapa isu besar

yang menjadi kendala dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Pertama, persoalan pembebasan lahan. Isu pembebasan lahan

hingga kini masih menjadi faktor penghambat terbesar dalam

pembangunan infrastruktur, menyumbang sebesar 30% dari seluruh

masalah pembangunan infrastruktur. Persoalan pembebasan lahan banyak

ditemukan di berbagai proyek infrastruktur di Indonesia. Pembebasan

lahan merupakan langkah mendasar dalam pembangunan. Jika masalah

pembebasan lahan belum selesai, maka tahap pembangunan berikutnya

tidak dapat berjalan. Persoalan yang muncul dalam pembebasan lahan

meliputi kurangnya alokasi dana pembebasan lahan dan lambatnya proses

pengadaan lahan.

84
Masalah kedua yang menjadi tantangan pembangunan

infrastruktur di Indonesia adalah soal perencanaan dan penyiapan proyek.

Ini menempati urutan kedua yang berkontribusi sebesar 27% dalam

masalah pembangunan infrastruktur. Persoalan dalam perencanaan dan

penyiapan proyek ini terkait dengan masalah koordinasi antar stakeholder

proyek dan kualitas dokumen proyek.

Adapun kendala dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia

terjadi nya pandemi covid 19 selama bebarapa tahun ini. Dalam konteks

infrastruktur, sebagian besar pembangunan fisik (aktivitas konstruksi)

menjadi tertunda karena tingkat penularan virus yang sangat tinggi.

Tertundanya aktivitas konstruksi berdampak pada tidak terserapnya bahan

baku domestik, menurunnya impor barang modal, dan hilangnya lapangan

pekerjaan yang berkontribusi.

Pembangunan infrastruktur melibatkan banyak pihak, mulai dari

penanggung jawab proyek, kementerian/lembaga terkait, pemerintah

daerah, pemerintah desa, hingga masyarakat secara langsung,

menyebabkan sulitnya mencari titik temu dalam merencanakan proyek

secara matang. Keberadaan lembaga yang memiliki fungsi koordinatif

seperti KPPIP mampu menjadi solusi dalam mengatasi persoalan

koordinasi antar sektor.

85
Sentralisasi lembaga seperti ini juga telah diterapkan dalam

beberapa urusan tertentu seperti pembebasan lahan yang saat ini

tersentralisir melalui BLU LMAN, perijinan melalui Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (PTSP), dan juga sentralisasi dalam hal investasi melalui

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Pembentukan lembaga-lembaga sentral untuk menangani urusan

tertentu inilah yang ke depan dapat meningkatkan percepatan dalam

pembangunan infrastruktur di Indonesia. Pemerintah saat ini juga tengah

menyiapkan kebijakan satu peta (one map policy) agar tidak terjadi

perbedaan rencana tata ruang di Indonesia.

86
BAB IV

KESIMPULAN

Kerjasama Indonesia-singapura ini dilakukan untuk mengembangkan

kerjasama internasional dan tetap mengacu pada kepentingan nasional itu

sendiri. Kerjasama antarnegara ini juga untuk membangun kemitraan yang kuat

dengan lingkungan eksternalnya, menciptakan hubungan persahabatan. Dengan

kerjasama tersebut tentunya ada pencapaian kepentingan nasional baik dari sisi

ekonomi di masing-masing negara tersebut. Pemerintah Indonesia dan

Singapura berkomitmen untuk melanjutkan penguatan kerjasama ekonomi

bilateral antar kedua negara dengan membangun “3 jembatan”. Ketiga jembatan

dimaksud adalah jembatan digital, jembatan infrastruktur dan jembatan travel

bubble.

Selain mempererat hubungan bilateral, kerja sama itu sekaligus

memperkokoh eksistensi kedua negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN)

yang menjadikan dampak yang signifikan terhadap industri digital di Batam

87
dan juga untuk mendukung kerjasama bilateral Indonesia dan Singapura.

pertemuan tersebut juga membahas sejumlah isu strategis lain, diantaranya;

Upaya penanganan dan pengendalian Covid-19 dimasing-masing negara, serta

kemungkinan kerjasama riset dalam hal pengembangan vaksin terutama untuk

mengantisipasi kemungkinan mutasi virus Covid-19, dan Kerjasama kolaboratif

dalam  menarik investor di industri hilir sektor pertambangan di antaranya,

alumunium, tembaga dan emas.

Dilihat dari sisi politik dan ekonomi Indonesia mendapatkan benefit

yang sangat besar dengan perjanjian-perjanjian yang telah disetujui antar kedua

negara melewati hubungan bilateral berupa dari sisi politik yaitu delimitasi

batas maritim, penataan kembali atau pengambilan alihan pengelolaan flight

information region diatas kepulauan Riau, perjanjian ekstradisi koruptor,

perjanjian tentang military training areas (Defense Cooperation Agreement –

DCA) bagi militer Singapura diruang udara Indonesia, persetujuan

pengembangan sumber daya air dan lebih memfokuskan kepada tentang

kerjasama infrastruktur. Dan sisi ekonomi Menko Airlangga berharap KEK

Nongsa Digital Park ini dapat menghemat devisa negara dalam bisnis digital

hingga Rp20 – Rp30 triliun per tahun dengan kontribusi terbesar dari sektor

data center dan pendidikan internasional. Selain itu, Singapura dan Indonesia

juga akan mengutamakan kerjasama pelatihan untuk meningkatkan kompetensi

Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis Teknologi Informasi.

88
Menilik dari sisi hasil dari implementasi dari pembangunan ketiga jembatan

tersebut yang dapat dilihat antaranya yaitu Jembatan Travel Bubbles yaitu

langkah strategis ini mengembangkan "gelembung perjalanan" atau Travel

Bubbles yang sering juga disebut sebagai jembatan perjalanan (travel bridges)

atau koridor korona (corona corridors) Sejatinya, konsep Travel Bubble adalah

perluasan dari konsep "gelembung sosial". Orang-orang dari indonesia dan

singapura bisa memperluas zona karantina mereka untuk memasukkan lebih

banyak orang yang mereka anggap aman. Dan Jembatan Digital ialah Nongsa

D-Town memberikan Singapura akses untuk mengembangkan bisnis serta

lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Area ini memiliki lokasi yang

strategis, hanya 40 menit dari Singapura melalui feri dan 15 menit perjalanan

darat dari Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam. Lokasi dan

aksesibilitas dari Nongsa D-Town memudahkan Indonesia dan Singapura untuk

bertumbuh bersama serta saling melengkapi dalam sektor ekonomi digital

sedangkan Jembatan Infrastruktur masih menjalani proses pembangunan

sampai tahun 2025 dan belum terlihat jelas hasil dari implementasinya .

Pembangunan kerjasama ketiga jembatan tersebut juga mengalami beberapa

kendala diantaranya persoalan pembebasan lahan dan kendala dalam

pembangunan infrastruktur di Indonesia terjadinya pandemi covid 19 selama

bebarapa tahun ini. Tetapi tidak menyurutkan tujuan kerjasama kedua negara

untuk mengembangkan kerjasama internasional dan tetap mengacu pada

kepentingan nasional itu sendiri yang bertujuan membangun kemitraan yang

89
kuat dengan lingkungan eksternalnya, menciptakan hubungan persahabatan.

Muara utama dari semua hubungan bilateral di atas tentunya adalah pencapaian

kepentingan nasional baik dari sisi ekonomi, sosial, dan politik keamanan antar

kedua negara.

DAFTAR PUSTAKA

A R Irsal, Ahmad. 2013. “Hubungan Bilateral Indonesia-Singapura“. Universitas


Pahlawan Tuanku Tambusai.
Adi Suryadi, Fachran. 2016. “Kerjasama Indonesia dan Singapura Dalam
Pengelolaan Wilayah Perbatasan Ekonomi Khusus”. Universitas Hasanudin.
Adiastuti, Anugrah. 2017.“Implementasi Foreigh Direct Investment (FDI) Di
Indonesia (Sebelum dan Setelah Diundangkannya Undang-Undang Nomor 25
TAHUN 2007 Tentang Penanaman Modal”. Universitas Negeri Sebelas
Maret.
Arjuna, Desy. 2016. “Kerjasama Ekonomi Indonesia-Singapura Dalam Realisasi
Special Economic Zone (SEZ) Di Batam, Bintan dan Karimun”. Universitas
Riau.
Handori, Gabriella. (2021). Implementasi Bilateral Investment Treaty Antara
Indonesia dan Korea Selatan Periode 2014-2018. (MJIR) MOESTOPO
JOURNAL INTERNATIONAL RELATIONS, Volume 1, No. 2, September
2021, hlm 115-126
Hardori, Gabriella. 2021.“Implementasi Bilateral Investment Trealy Antara
Indonesia Dan Korea Selatan Periode 2014-2018”. Universitas Prof.Dr
Moestopo (Beragama).
Harpiandi, Nur Muhamad Bagus. 2019.“Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam
Bidang Ekonomi Digital 2017”. UNIKOM.
Kairupan, David. 2013. Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia. Jakarta.
Kencana Prenadamedia Group.
Krisna Didi. 1993. “ Kamus Politik Internasional” Grasindo: Jakarta. Hal 33
Krugman, Paul R. dan Obstfeld, Maurice. 2003. Ekonomi Internasional. Edisi Kedua.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

90
Nugroho, YA. 2013. “Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Mengatasi Penurunan
Nilai Investasi Total Singapura Ke Indonesia Periode Tahun 2010-2013”.
UPN Veteran Jakarta (UPNVJ). 
Pakpahan, Hilda Delvia Febriyanti, 2011. “Dinamika Hubungan Bilateral Investasi
Indonesia-Singapura: Kasus Free Trade Zone Di Batam 2005-2009”.
Universitas Pelita Harapan.
Putri, Resha Roshana dkk, 2018.“Peringkat Arus Investasi Indonesia Dalam
Kerangka Asean-China Free Trade Agreement (Perbandingan Dengan
Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam) Ditinjau Dari Prinsip Fair And
Equitable Treatment”. Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-48 No.2
April-Juni 2018.
Rasyidin, Muhammad. 2011. Pengaruh Foreign Direct Investment Terhadap
Pengembangan Pasar.
Suharyono, Valentinez. 2017.“Analisis Pengaruh Foreign Direct Investment
Terhadap Country Advantages Indonesia (Studi Terhadap FDI Amerika
Serikat Di Indonesia)”.UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.

91
LAMPIRAN

92
93
94
95
96
97
BIODATA PENULIS

Nama : Alvie Ramadhona

Tempat, tanggal lahir : Lubuklinggau,5 januari 2000

Alamat : Jl.Asoka 1 No.59 Lubuklinggau

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama :Islam

Kewarganegaraan :Indonesia

PENDIDIKAN FORMAL

2006 – 2011 : SD NEGERI 45 LLG

2011 – 2014 : SMP XAVERIUS

LLG

2014 – 2017 : SMA NEGERI 1 LLG

2018 – Sekarang : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

PENGALAMAN

IRC (International Relation Course) 2018

BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa) UPDMB 2019-2020

Pekan Cakrawala Mudo 2019-2021

Staff Internship Komisi IV DPR RI 2021

98

Anda mungkin juga menyukai