Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Politik
(S.Sos) Jurusan Ilmu Politik Pada Fakultas Ushuluddin Filsafat Dan Politik
Oleh :
30600117137
2021
KATA PENGANTAR
kehadiran Allah SWT karena atas limpahan Rahmat serta iringan Hidayah-Nya,
Shalawat serta Salam tak lupa kita hanturkan atas junjungan Nabi Muhammad
SAW yang kiranya telah membawah kita dari lembah keterpurukan menuju
puncak bukit tertinggi kemuliaan sehingga kita bisa membedakan antara haq dan
yang bathil. Berkat Ridho dan izin restunya yang diiringi oleh usaha yang
maksimal serta dengan memalui berbagai perjalanan proses yang panjang yang
pada akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar.
seorang mahasiswa untuk meraih gelar sarjana tetapi lain daripada itu juga
perkuliahaan dan juga merupakan kegiatan penelitian sebagai unsur Tri Dharma
Perguruuan Tinggi. Selaras akan hal itu, maka penulis mengangkat sebuah judul
dapat bernilai sebagai pengembangan studi ilmu pengetahuan serta sebagai bahan
tambahan referensi terhadap pihak pihak yang menaruh fokus pada masalah ini.
2
Teristimewa dan yang paling utama penulis sampaikan ucapan tulus
terimah kasih serta rasa hormat penulis kepada Ayahanda Anas Hekon dan
Ibunda Irmawati serta saudara saudara ku Wahyu Frendi Anir yang merupakan
sumber inspirasi dan motivasi melalui bentuk dukungan perhatian, kasih sayang,
nasehat, serta dukungan moral dan materil terutama doa restu demi keberhasilan
penulis dalam menyelesaikan skrpsi ini. Senantiasa secercah harapan kiranya apa
yang telah mereka korbankan dapat menjadi mahkota keselamatan dunia akhirat
Amin.
pendidikan perguruaan tinggi serta sampai pada akhir penulisan tugas akhir yang
motivasi dari berbagai pihak. Oleh Karena itu terasa sangat bijaksana bila penulis
juga menghanturkan rasa terimah kasih yang tak terbatas kepada seluruh elemen
pendukung bagi penulis baik berupa bimbingan, dorongan serta bantuan lainnya
yang diberikan kepada penulis, untuk itu berkenaan kiranya diucapkan rasa
Ushuluddin Filsafat dan Politik, serta para Wakil Dekan beserta staf
Fakultas.
3
3. Bapak Syahrir Karim, M.Si, Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Politik dan
Nur Utami Ningsih, S.IP, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Politik.
5. Dr. Anggriani Alamsyah, S.IP., dan Dr. Awal Muqshith, M.Phil selaku
penguji dalam Skrpsi ini yang tak henti hentinya memberikan saran untuk
Ushuluddin filsafat dan Politik, terlebih khusus untuk kawan- kawan Prodi
Ilmu Politik yang senantiasa telah menjadi penopang bagi penulis untuk
Ilmu Politik, dan tak lupa teman teman seperjuangan yang sudah penulis
anggap sebagai keluarga terkhusus Ilmu Politik kelas IPO 4 dan secara
studi.
4
8. Kepada orang terdekatku Andi Puspita Putri Iskandar , dan juga teman
dan seluruh teman yang telah menjadi keluarga baru bagi penulis dalam
10. Dan semua pihak yang telah membantu penulis serta mendukung penulis
dukungan moriil berupa materil yang namanya tidak bisa penulis tulis satu
skripsi ini.
dimiliki, namun kesadaran penlis bahwa masih terlalu banyak kekurangan serta
kelemahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh Karena itu penulis memberikam
serta saran yang bersifat membangun. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
5
Akhirnya Penulis berharap agar kiranya skripsi ini bernilai manfaat bagi
Penulis
Nim: 30600117137
6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................vii
ABSTRAK..........................................................................................................................viii
BAB I...................................................................................................................................0
PENDAHULUAN..................................................................................................................0
A. Latar Belakang........................................................................................................0
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................6
E. Tinjauan Pustaka....................................................................................................7
BAB II................................................................................................................................15
TINJAUAN TEORITIK.........................................................................................................15
A. Landasan Teori.................................................................................................15
B. Kerangka Konseptual........................................................................................27
BAB III...............................................................................................................................28
METODE PENELITIAN.......................................................................................................28
BAB IV..............................................................................................................................36
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................................................36
BAB V...............................................................................................................................73
PENUTUP..........................................................................................................................73
A. Kesimpulan...........................................................................................................73
B. Implikasi Penelitian..............................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................77
7
ABSTRAK
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata sekarang ini sangat dibutuhkan tidak hanya untuk kalangan
tertentu, tetapi semua lapisan masyarakat, saat ini pariwisata tidak hanya bergerak
pontesi ataupun daya tarik wisata tersebut sehingga pengunjung tertarik untuk
sesuatu yang berhubngan dengan wisata termaksud, penusahaan objek dan daya
tarik wisata termaksud usaha usaha yang terkait. 1 Pariwisata adalah rangkaian
1
Direktorat jenderal pariwisata . pengantar pariwisata Indonesia.
9
rangka mengunjungi lokasi lain kunjungan yang dimaksud bersifat sementara dan
akan kembali ketempat tinggal asli pada waktu yang telah di tentukan.2.
Selama satu dekade terakhir, pariwisata telah berkembang sangat pesat dan
telah menjadi fenomena yang sangat global yang melibatkan jutaan orang dengan
biaya yang relatif tinggi. Perkembangan dunia pariwisata telah banyak mengalami
perubahan pola, bentuk, jenis kegiatan, dorongan masyarakat, cara berpikir, dan
cara pembangunan itu sendiri. Seperti diketahui bahwa pariwisata bukanlah hal
pengembangan.
pemanfaatan sumber daya dan kemungkinan pariwisata nasional dan daerah, dan
kegiatan ekonomi yang andal untuk meningkatkan taraf hidup bagi masyarakat
2
Muljadi A.J. Turismus und Reisen, Jakarta. PT Raja grafindo persada 2009
10
atapun sebagai pendapatan yang menyeimbangkan peluang usaha maupun
sektor pariwisata. Dari sudut pandang ekonomi, ini tidak begitu penting. Peran
pantai kurang lebih 81.000km. dengan jumlah penduduk 16.42 jiwa yang berada
Artinya banyak wilayah Indonesia yang berada di pesisir pantai, hal ini dapat
bedampak positif bagi mereka, misal denganadanya potensi wisat. Pariwisata bagi
3
H. Ahmad Damyanti, UsahaKepariwisata, djakarta, 2003, hlm,87
4
Departemen Kelautan dan Perikanan
11
Sulawesi Selatan sebagai provinsi di Indonesia merupakan suatu tujuan
wisata yang menawarkan banyak fasikitas wisata seperti alam, budaya bahkan
wisata buatan. Wisata utama Sulawesi Selatan adalah pantai Tanjung Bira.5
Selawesi Selatan yang menjadi ikon dalam dunia wisata sebab banyak tempat
wisata yang indah dan salah satu tempat yang paling terkenal ialah wisata
pantainya serta sejarah, adat dan budaya yang unik yang menjadikan Bulukumba
menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib di kunjungi dan menjadi daerah
wisata top dan andalan bagi Sulawesi Selatan dan tentunya menjadi salah satu
Tanjung Bira, yaitu pantai yang berselimutkan pasir putih dengan pemandangn
indah disertai wahana-wahana pantai, pantai ini terletak tapat nya 200 km2 dari
Makassar dan membutuhkan waktu tiga sampai lima jam perjalanan, dan berjarak
Destinasi pantai Tanjung Bira yang menyajikan keindahan alam yang tiada
duanya dan tak kalah bila disaingkan dengan pantai-pantai yang ada di Bali,
pantai Bira terkenal dengan pasir putih yang menjulang panjang serta air laut
jernih. Bahkan akibat dari keindahannya pantai Bira telah dikenal jauh oleh
5
Juswan, Strategi Pengembangan Kawasan Pariwisata Tanjung Bira Pada
DinasPariwisata Kabupaten Bulukumba,
6
Juswan, Sttategi Pengembangan Kawasan Pariwisata Tanjung Bira Pada Dinas
Pariwisata Kabupaten Bulukumba,
12
masyarakat lokal hingga sampai ke manca negara, hal tersbut dapat dilihat dari
Sedangkan pada tahun 2017, jumlah mancanegara dan domestic, 161.639 orang.
pasal 18 nomor 10 tahun 2009 tantang kepariwisataan) dalam pasal ttersebut dapat
dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata” .yang
13
dapat ditarik simpulan bahwa setiap daerah dapat memaksimal kan potensi
wisatanya masing-masing
pemerintah desa sebelum di ambil alih oleh pemerintah daerah karena daerah
Pengembangkan wisata ini juga dilakukan untuk meingkatkan taraf hidup dan
pendapatan negara secara umum atau daerah secara khusus untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
desa sudah tidak memiliki kekuasan untuk mendapatkan anggaran pendapatan dan
belanja desa (APBDes) dari sektor; retribusi masuk kawasan wisata seperti
B. Rumusan Masalah
14
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
pemerintah daerah
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian ini terbagi dua
antara lain:
1. Secara teoritis,
Tanjung Bira.
2. Secara Praktis,
15
a) Masyarakat den pemerintaah desa .
Bira.
b) Pemerintah daerah
c) Pengusaha
d) Penulis
pemindahan kekuasaan.
E. Tinjauan Pustaka
Penulis belum menemukan penelitian Tentang Regulasi Pemindahan
sebagai berikut :
16
Kawasan Wisata Tanjung Bira merupakan salah satu tempat wisata
pesisir.
tempat wisata dari tahun ke tahun. . Peningkatan kualitas daya tarik wisata
kawasan wisata. 7
lakukan yaitu pada kajian diatas lebih focus meneliti tentang bagaimana
Negara tertarik pada kawasan wisata sedangkan kajian yang saya lakukan
7
Juniar A.G, Menulis tentang : Pengaruh kualitas atraksi wisata terhadap kepuasan dan
17
yaitu berfokus kepada dampak yang terjadi kepada pemerintah desa
Wisata Di Yogyakarta
Pengelolan desa wisata yang baik dapat memberikan peluang besar bagi
18
lokal untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik, sejahtera dah mandiri
bagi masyarakatnya.8
Perbedaan kajian diatas dengan kajian yang saya akan teliti yaitu:
Sedangkan penilitian yang saya bahas berfokus kepada objek wisata yang
8
Bilal Ma’arif, Syakdiah, Oktiva Anggraini Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pengembangan Desa Wisata di Dusun Plempoh, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan,
Kabupaten Sleman, D.I Yogyakarta Prodi : Jurnal Populika Volume III, No 1, Januari 2019
19
yang tidak jelas, keterbatasan anggaran, dan kurangnya kesadaran
masyarakat dalam merawat sarana dan prasarana pantai lamangkia.
20
lain-lain). Pengelolaan wisata harus melibatkan semua stakeholder di
daerah.
dikuasai oleh investor luar, Ketiga, model pengelolaan wisata bahari yang
ecotourism.
21
6. Jurnal : Maryono, Hefni Effendi, Majariana Krisanti tentang : Analisis
Bira
Tanjung Bira Beach Resort adalah 58% yang artinya pengunjung cukup
puas dengan fasilitas yang ada kondisi dan fasilitas. di kota wisata Tanjung
Bira.
yaitu : pada kajian diatas lebih berfokus adalah untuk menganalisis indeks
9
Jurnal Pariwisata : Maryono, Hefni Effendi, Majariana Krisanti Analisis Kepuasan
Wisatawan Untuk Manajemen Pantai Di Wisata Pantai Tanjung Bira, Vol. III No. 2 September
2016
22
kepuasan pelanggan dan untuk mengidentifikasi indikator yang perlu
bagaimana pemindahan kekuasaan wisata Tanjung Bira itu terjadi dan apa
23
BAB II
TINJAUAN TEORITIK
A. Landasan Teori
a) Pariwisata
Nyoman S Pendit: Pariwisata dapat secara langsung merangsang
daerah yang terkena bencana maupun bagi wisatawan dari luar. Pariwisata
Al Luqman ayat 31 :
ٍ َّار َش ُك
ور ٍ صب َ ت لِّ ُك ِّل َ ِت ٱهَّلل ِ ِلي ُِريَ ُكم ِّم ْن َءا ٰيَتِ ِٓۦه ۚ ِإ َّن فِى ٰ َذل
ٍ َك َل َءا ٰي ِ ك تَجْ ِرى فِى ْٱلبَحْ ِر بِنِ ْع َم
َ َألَ ْم ت ََر َأ َّن ْٱلفُ ْل
Artinya: Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut
dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda
(kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur
dampak baik bagi masyarakat dan pemerintah. Selain dampak positif, Pariwisata
24
juga dapat menimbulkan beberapa dampak negative. rai utama I gust bagus
wisata tersebut.
25
akomodasi, transportasi, gastrinomi dan kerajinan tangan atau cindera
mata.
sektor pariwisata
pemerintah..10
b) Teori Kebijakan
Kebijakan adalah seperangkat konsep dan prinsip yang menjadi pedoman
dan dasar bagi rencana untuk melakukan pekerjaan, memimpin dan bertindak.
Istilah ini dapat berlaku untuk pemerintah, organisasi sektor swasta dan kelompok
serta individu. Kebijakan berbeda dengan aturan dan hukum. Jika suatu undang-
26
panduan untuk tindakan yang paling mungkin untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
dari kasta atau kalangan atas sempai bawah. Menurut Heinzt Eula dan Kenneth
Prewitch . politik adalah keputusan yang bertahan lama, yang dicirikan oleh
kebijakan adalah alat teknis, rasional dan berorientasi pada tindakan untuk
sesuai.
yang diputuskan untuk dilakukan atau tidak dilakukan oleh jaringan manajemen.
harus ada tujuan (objektivitas) dan kebijakan negara harus mencakup semua
27
pemerintah akan memiliki efek yang sama dengan sesuatu yang dilakukan oleh
pemerintah.11
tanpa implementasi, kebijakan hanya akan menjadi sebuah wacana atau rencana
yang tepat untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat dapat segera
diambil.
28
proses kebijakan selalu ada kemungkinan terjadinya kesenjangan antara apa yang
direncanakan.
anggota masyarakat sosial yang secara langsung atau tidak langsung dapat
29
bagi mereka yang berada di luar struktur pembuatan kebijakan, istilah tersebut
dapat membingungkan.
kondisi setempat oleh pejabat yang berwenang. Untuk itu, kebijakan publik
merupakan bentuk respon terhadap suatu masalah karena akan menjadi upaya
inovator dan memimpin munculnya kebaikan dengan cara terbaik. dan tindakan
terarah.14
14
Arifin Tahir, Kebijakan Public & Transparansi Penyelengaraan Pemerintahan
Daerah, Jakarta, Pustaka Indonesia, 2011 hlm, 38.
30
produk politik juga dapat dipahami konsep politik. menurut Abdul Wahab yang
digarisbawahi dan dijelaskan lebih rinci oleh Budiman Rusli antara lain :15
kebijakan dari atas misalnya, semakin lama semakin tidak lazim dalam
tindakan yang tidak disengaja, serta keputusan untuk tidak berbuat yang
31
kebijakan perlu pula kiranya meneliti dengan cermat baik hasil yang
upaya analisis kebijakan yang sama sekali mengabaikan hasil yang tidak
masing ,kebijakan melalui tujuan atau sasaran tertentu baik secara eksplisit
walaupun ujuan dari suatu kebijakan itu dalam praktiknya mungkin saja
6. Politik lahir dari sebuah proses yang terus berjalan seiring berjalannya
penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti yakni terletak pada hasil dari dua teori
yang ada di atas, teori ini mampu membantu peneliti dalam menjawab perihal
mengenai suatu upaya atau langkah yang dilakukan oleh pemerintah yang pada
32
c) Teori Pendapatan
Pengertian penghasilan dalam kamus Bahasa Indonesia, penghasilan
adalah adalah hasil kerja. Pendapatan dalam kamus bisnis adalah uang yang
diterima oleh individu, bisnis, dan organisasi lain dalam betuk upah, gaji, sewa,
didefinisikan sebgai jumlah pendapatan dalam satuan mata uang yang dihasilkan
diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik
setiap saat dan dapat diperkirakan di muka, misalnya penghasilan dari upah, gaji.
Pendapatan ini juga merupakan pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang
16
Reksoprayitno, Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi, (Jakarta: Bina Grafika,
2004), h. 79.
17
Sudono Sukirno, teori pengantar mikro ekonomi, rajagrafindo persada. Jakarta. 2006.
Hlm. 47
18
Mangkoesoebroto dan Algafari. Teori ekonomi makro. STIE YPKN. Yokyakarta.
1998, hlm 72
33
2.Penghasilan sementara adalah penghasilan yang tak terduga , beberapa
belanjakan 19
Pendapatan masyarakat adalah pendapatan dari upah dan gaji dari hasil
produksi dan perdagangan individu atau kelompok rumah tangga selama sebulan
b) Kemampuan personal.
19
Richard G Lepsley. Pengantar makro ekonomi. Erlangga. Jakarta .1993 , hlm 70.
20
Ratna Sukmayani. Ilmu pengetahuan social. PT Galaxy Mega Puspa. Jakarta . 2008,
hlm 117.
34
Besar kecilnya sesuatu yang dikeluarkan niscaya akan terbayar,dengan
memberikan banyak modal yang akan dilakukan maka akan ada imbas
Hubungan antara teori diatas dengan penelitian yang saya akan lakukan
yaitu teori pendapatan sengat berkaitan erat dengan masyarakat lokal yang
B. Kerangka Konseptual
Kebijakan Observasi
Wawancara
Pendapatan
Dokumentasi
Dan Huberman
HASIL
dicapai dalam penelitian ini berupa proses pemindahan kekuasaan dari desa bira
BAB III
METODE PENELITIAN
36
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami
apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang
Penelitian ini berfokus pada dampak dari pemindahan kekuasaan wisata Pantai
Tanjung Bira
penelitian yang memiliki tujuan untuk membuat fakta yang ada dilapangan
Selatan
21
Yani Ardianto, “Memahami Metode Penelitian Kualitatif”, Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara, Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 2016
37
B. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
sasaran pengamatan.
2. Wawancara
untuk tujuan penulisan dengan cara tanya jawab secara langsung atau
38
Dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
kontemporer yang belum dikaji secara ekstensif dan tidak banyak literature
yang membahasnya.23
22
Pupu Saeful Rahmat, “Penelitian Kualitatif”, Favilibrium. Vol. 5 No 9, 2009
23
Lisa Horrison. Meotodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta : Kencana. 2009). h. 104.
24
Lisa Horrison. Meotodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta : Kencana. 2009). h. 106.
39
3. Dokumentasi
C. Sumber Data
diperlukan yaitu
1) Data Primer
dan observasi di lapangan dengan informan. Dengan kata lain, peneliti dalam
25
Guswan, Strategi Pengembangan Kawasan Pariwisata Tanjung Bira pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba, Skripsi, h. 32
26
Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 83
40
dapat memberikan informasi terkait dengan apa yang menjadi rumusan
2) Data Sekunder
Data skunder diperoleh dengan membaca buku, karya tulis ilmiah, dan
untuk suatu maksud yang lain tetapi digunakan kembali oleh ahli analisis
dalam suatu desain riset yang baru. Seperti Jurnal terkait dengan masalah
27
Deddy Mulyana, Kualitatif: Metodologi Penelitian Paradigma Baru Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004), h.190
28
Robert R. Mayer, Rancangan Penelitian Kebijakan Sosial, h. 361
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), h. 129
41
adalah proses mencari serta menyususn secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan lainnya
Oleh karena itu, peneliti perlu mencatat secara teliti dan rinci.
30
Dr. Cahya Suryana, S. Si., M. Pd. , Pengolahan Dan Analisis Data (Jakarta: 2007), h. 8
42
b) Penyajian Data (Data Display)
kesimpulan.31
Tiga jenis kegiatan utama analisis data merupakan proses siklus dan
interaktif. Peneliti haru siap bergeraka diantara empat “sumbu” kumparan itu
31
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B, h. 247-252
43
alur kegiatan analisis data penilitian tersebut, akan dijelaskan pada bagan
berikut :32
PENGUMPULAN PENYAJIAN
DATA DATA
VERIFIKASI/
REDUKSI
PENARIAKN
DATA KESIMPULAN
BAB IV
32
S Arikunto, Metode Penelitian ( Jakarta : Rineka Cipta 2010), h.49
44
1. Sejarah Singkat Bulukumba
Penamaan Bulukumba berasal dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu
“Bulu’ku” dan “Mupa” yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti “masih
gunung milik saya atau tetap gunung milik saya”. Mitos ini pertama kali
muncul pada abad ke 17 masehi ketika terjadi perang saudara anatara dua
Raja Gowa dan Raja Bone bertemu, mereka berunding secara damai dan
Buki’(secara harfiah berarti kaki bukit) yang merupakan barisan lereng bukit
dari Gunung Lompobattang diklaim oleh pihak kerajaan Gowa sebagai batas
nama Bulukumba mulai ada dan hingga saat ini resmi menjadi sebuah
45
Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 5 Tahun 1978, tentang lambang
Daerah.
1960 melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1994. Secara yuridis formal
telah bersentuhan dengan Ajaran agama islam ini dibawa oleh tiga ulama
46
2. Lambang Daerah
kemerdekaan RI.
RI.
c) Perahu phinisi
47
bermukimnya orang yang ahli dalam membuat perahu.
berjarak sekitar 153 km dari Kota Makassar. Secara geografis terletak pada
berikut :
48
Luas wilayah kabupaten bulukumba seluas 1.154,7 km2 atau sekitar
2,5% dari luas wilayah sulawesi selatan yang meliputi 10 kecamatan dan
hampir 95,4% berada pada ketinggian 0-1000 meter di atas permukaan laut
aliran sungai yang dapat mengairi sawah seluas 22.958 hektar, sehingga
4. Kultural ( kebudayaan)
industry budaya dalam bentuk perahu baik itu perahu jenis phinisi,
Desa Bira berasal dari kata Bira yang berarti pinggir pantai atau pesisir
pantai dan juga letaknya yang berada ditengah bagian antara daerah satu dan
lainnya yang bertepatan dipesisir pantai, maka Bira berarati daerah pesisir
49
pantai yang terletak di bagian tengah. Desa Bira merupakan salah satu desa
yang ada di kecamatan Bonto bahari, desa Bira ini terdiri atas empat dusun
Loe. Bira pertama kali dihuni oleh orang Tambora menurut sejarah mereka
penduduk desa Bira sebesar 3565 Jiwa. Luas Desa Bira sekitar 5.367.216 m2.
berikut :
atas
a. Dusun Pungkare
b. Dusun Birakeke
c. Dusun Tanetang
50
Dusun Pungkare merupakan pusat pemerintahan yang terletak dijalan
mengandung sedikit pasir yang tidak cocok digunakan untuk tanaman padi.
Sebagiannya lagi daerah yang digunakan untuk area peternakan, dan yang
7. Mata Pencaharian
pesisir pantai, dan dari itu dapat kita pastikan bahwa mata pencaharian
sebahagian besar penduduk desa yakni bergerak pada bagian nelayan yang
tersebut dapat kita artikan bahwa penduduk didesa Bira sudah mulai
nelayan di bira membuat dan menggunakan kapal mereka tidak lagi keluar
daerah untuk membelinya sebab sebagian penduduk bira ada juga yang
berprofesi sebagai pengrajin kapal atau di daerah bira di sebut sebagai pajama
lopi, yang walaupun sebagian besar pekerja atau pengrajin kapal juga berasal
51
Mata pencaharian di bira memang kebanyakan berprofesi sebagai
nelayan dan pekerja kapal namun tidak hanya itu, para penduduk juga ada
yang dimana kita ketahui bahwa bira merupakan daerah pariwisata maka tak
heran jika sebagian penduduk ada yang memanfaatkan hal tersebut dengan
menjadi pedagang baik souvenir maupun makanan, namun tidak hanya itu
para pedagang juga menjual miras yang bira kita temui digerai yang terletak
dibibir pantai, dan juga ada yang memanfaatkan hal tersebut dengan membuka
menghidarkan para penduduk Bira pada garis kemiskinan, maka dari itu dapat
kita pastikan bahwa tingkat pengangguran di desa Bira sangat minim sebab
sumber alam dan peluang sangat besar atau kata simpelnya bahwa desa Bira
52
menerus dalam masyarakat dan dalam praktek kebudayaan, sehingga dari
waktu ke waktu bahkan dari zaman ke zaman. Dari itu pemahaman, pengertian
mendapat perhatian.34
Pengertian sosial secara sederhana yang perlu kita pahami yaitu bahwa
bahasa, budaya dalam bentuk jamak berasal dari kata budi dan daya yang
artinya cinta, karsa dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa
sanskerta, budhayah, yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi dan
akal.
laku yang dipelajari dan hasil dari tingkah laku yag dipelajari, dimana unsur
yang sama dengan daerah lain, dimana mereka juga mempunyai lembaga-
lembaga sosial masyarakat. Pada saat ini pola kehidupan yang bersifat
kerajaan atau mengutamakan para keturunan raja sudah tidak kental lagi
dalam pola hidup yang disebabkan oleh serbuan informasi dan pengetahuan.
34
Nurdien H Kistanto, Sistem Sosial-Budaya di Indonesia, Sabda : Jurnal Kajian
Kebudayaan Vol III. No II, Fakultas Sastra, Universitas Diponegoro, 2008
35
Elly M Setiadi, dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Kencana, Jakarta, 2017
53
Kebudayaan adalah benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola perilaku,
Ammossi yaitu ritual pada saat peluncuran perahu phinisi ke laut. Puncak
acara ritual adalah ammossi, yakni penetapan dan pemberian pusat pada
ke laut. Pemberian pusat ini berdasar pada kepercayaan bahwa perahu adalah
itu, maka upacara ammossi merupakan simbolisasi pemotongan tali pusar bayi
54
rantai sebagai simbolisasi penarikan perahu. Perahu yang ditarik sudah
dianggap masuk ke laut jika badan perahu telah menyentuh air laut.36
9. Kehidupan Keberagamaan
sejak awal abad ke-17 masehi, yang diperkirakan pada tahun 1605 M. Ajaran
agama Islam di bawa oleh tiga ulama besar (waliyullah) dari pulau sumatera
Patimang. Ketiga ulama besar ini tersebar di tiga daerah yakni Makassar,
Luwu, dan Bulukumba dan dalam hal ini Dato’ Tiro yang bertugas
menyebarkan agama Islam di Butta Panrita Lopi. Ajaran agama Islam yang
menggerakan sikap keyakinan mereka untuk berlaku zuhut, suci lahir batin
selamat dunia dan akhirat dalam kerangka tauhid “appasewang” (meng Esakan
suatu daerah yang memiliki daya tarik besar serta ciri khas yang lain dari
36
Azwar Sultan, Agama Dalam Kehidupan Prostitusi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar, 2018
37
https:// bulukumbakab / pages/profil kabupaten bulukumba
55
sesuai dengan ciri kedaerahan dan karakter alamnya serta dikelola secara
professional. 107 Aspek fisik alam yang merupakan daya tarik utama yang
dalam suatu kawasan adalah tidak tidak lepas dari sirkulasi dan moda yang
56
digunakan. Pada kondisi eksisting, sirkulasi terdapat pada seluruh kawasan
Wisata Pantai Bira. Transportasi darat sangat lancar begitu dengan sistem
Pantai Bira cukup tinggi, karena kawasan tersebut didukung oleh sarana dan
Kota Bulukumba.
(b) Kemampuan daya dukung dan daya tampung lahan Dalam hal daya
dukung dan daya tampung kawasan Wisata Pantai Bira, dinilai bahwa pada
kawasan ini sangat potensial karena didukung oleh adanya lahan yang masih
berupa ilalang dan lahan kosong yang sangat baik untuk pengembangan. Luas
kawasan Wisata Pantai Bira mencapai 243 Ha, akan tetapi kawasan yang
memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada. Hal ini untuk menghindari
57
a. Penginapan
terakomodir nantinya.
b. Fasilitas Perdagangan
wisata karena dengan adanya sarana tersebut para wisatawan nantinya dapat
c. ATM
Unit mesin ATM yang melayani 24 jam belum tersedia di kawasan obyek
Wisata Pantai Bira, sebagaimana kita ketahui bahwa ketersediaan unit mesin
58
penelitian sehingga akan dapat memberi kemudahan dan keamanan kepada
d. Rumah Makan/Restoran
menahan wisatawan lebih lama lagi. Selain itu sarana tersebut dapat
e. Museum
wisata sejarah dan budaya nantinya. Sarana ini dapat dimanfaatkan untuk
– atraksi wisata yang akan terdapat dalam kawasan obyek Wisata Pantai
Bira.
59
Sarana penunjang lainnya yang perlu disediakan adalah panggung terbuka.
2. Prasarana
a. Jaringan Listrik
Kondisi jaringan listrik di lokasi studi sudah memadai karena hampir 100
b. Jaringan Telephone
pelayanan yang cukup memadai dari PT. Telkom hal itu disebabkan karena
60
c. Jaringan Jalan
diaspal dengan kondisi baik namun beberapa titik jaringan jalan masih perlu
mencuci, dll.
e. Jaringan Drainase
Drainase adalah suatu sistem pembuangan air yang ada baik untuk air
perbaikan.
61
Untuk sistem pengelohan persampahan di kawasan wisata menggunakan
disubsitusi dengan system pengolahan yang ramah lingkungan. Hal itu perlu
Wisata PantaiBira.
wisata Tanjung Bira dari desa Bira ke pemerintah daerah , penelitian ini dilakukan
pada tanggal 18 januari 2022 sampai tanggal 18 Maret 2022. Setelah melakukan
lainnya, pada bab IV peneliti melakukan hasil penelitian lapangan yang telah
pada hakikat menjadikan pemerintah sebagai suatu konsep menjadi sesuatu yang
aktual, sesuatu yang tidak sekadar menjadi pemikiran akan tetapi menjadi sesuatu
62
pihak yang diperintah tidak saja menjadi kelompok sasaran dari kehendak yang
ingin diwujudkan akan tetapi sekaligus menjadi pelaku dari kehendak pemerintah
yang memiliki logika bottom-up, dalam arti proses kebijakan diawali dengan
arti penurunan alternatif kebijakan yang abstrak atau makro menjadi tindakan
kepariwisataan.
38
Faried Ali dan Syamsu Alam.Studi Kebijakan Pemerintah. Bandung. PT Refika
Aditama.2012 h. 3
63
2. menciptakan iklim yang kondusif untuk perkembangan usaha pariwisata
menjadi daya tarik wisata dan aset potensial yang belum tergali; dan
luas.
Pemerintah berwenang:
nasional;
provinsi;
64
7. mengembangkan kebijakan pengembangan sumber daya manusia di
bidang kepariwisataan;
menjadi daya tarik wisata dan aset potensial yang belum tergali;
masyarakat;
provinsi;
pariwisata;
65
6. memfasilitasi promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata yang
berada di wilayahnya;
7. memelihara aset provinsi yang menjadi daya tarik wisata provinsi; dan
kabupaten/kota;
pariwisata;
kabupaten/kota;
66
Dalam pasal tersebut dikatakan bahwasanya pemerintah sebagai pemegang
anggap memiliki potensi besar untuk menajadi pariwisata yang berekembang dan
besar terhadap potensi kawasan tanjung bira karena banyak nya pengunjung
tanjung bira.
sanya kawasan wisata ini merupakan sebuah aset yang sengat fantastis jika di
kembangkan dengan baik, seingga dapat berdampak besar bagi negara ataupun
67
“pembangunan infrastruktur,seperti jalur jalan nasional sehingga akses
Kawasan wisata menjadi lancar itu karena adanya dari APBD ataupun APBN juga
kontribusi dari campur tangan pemerintah daerah dan juga kebutuhan listrik
disana merupakan salah satu perencanan Induk pemerintah, dan juga segala
macam hal lainnya, pemindahan pengelolaan memberikan banyak angin positif
bagi perkembangan wisata baik itu infrastruktur, telekomunikasi dan informasi
maupun pembukaan lapangan pekerjaan. Tujuan ini tidak terlepas dari aspek
ekonomi politik menyediakan pendapatan yang cukup banyak atau kebutuhan
minimum masyarakat, mensuplai negara atau persemakmuran dengan pendapatan
yang memadai bagi pelayanan-pelayanan public untuk memperkaya rakyat
maupun penguasa” ujar Muahammad Daud Kahal selaku kepala Disparpora
Pengembangan suatu bidang tidak akan terlepas dari proses politik begitu
kesenangan bagi masyarakat baik bagi masyarakat atau pun wisatawan luar.
lebih baik.
“ Kita berkaca dari beberapa desa wisata di Bali yang sudah mapan dan
langsung pemerintah dan masyarakatnya dari mulai perencanaan yaitu pada tahap
disiasati dengan bantuan dari pemerintah, LSM atau investor yang merasa
secara perlahan dengan memberikan bukti dan keyakinan akan besarnya manfaat
68
dari pariwisata, terakhir adalah pentingnya jaringan pariwisata yang akan
pelaku wisata baik itu pemerintah, desa , masyarakat lokal ataupun wisatawan dan
wisatawan mancanegara.
Dengan adanya perubahann yang terjadi maka akan ada dampak yang
tersebut, hingga memberikan dampak positif pula bagi pemerintah desa yang
ada didalam kawasan wisata juga masyarakat didalam nya deberikan berbagai
Kawasan wisata Pantai Tanjung Bira merupakan destinasi wisata yang paling
Tanjung Bira tetap dikunjungi oleh wisatawan lokal namun belum banyk
69
dikenal oleh wisatawan mancanegara.Mengenai akses menuju kawasan wisata
sebelum adanya pengembangan hanya dapat dilalui dengan 1 jalur dan akses
jalan yang dilalui oleh wisatawan masih dalam keadaan jalan bebatuan
penyedia jasa hiburan dan usaha rumah makan. Kawasan wisata sangat identik
dengan berbagai macam wahana hiburan namun yang terjadi pada Pantai
Tanjung Bira sebelum tersentuh dengan pengembangan belum sama sekali ada
pun masih belum ditata dengan baik dan lokasi yang bisa dipergunakan masih
pengembangan kawasan objek wisata dari berbagai hal misalnya, dalam hal
70
Jumlah wisatawan yang berkunjung di kawasan Wisata Pantai Tanjung
Bira sudah sangat dikenal dan sangat berkembang pesat, yang mana itu
Pantai Tanjung Bira sangat besar dalam hal memajukan perekonomian daerah
memiliki panorama laut dan bawah laut yang indah, inilah yang menjadi salah
sekitar adalah sebagai pemandu dan penyedia fasilitas bagi wisatawan yang
mana hal tersebut juga bisa dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat
sekitar.
Pedagang kaki lima yang ada di kawasan wisata saat ini sudah sangat
pun sudah tertata dengan rapih dan tidak lagi terpisah-pisah karna sudah di
pusatkan lokasi berjualannya yang berada dekat dengan bibir pantai. Pedagang
yang dulunya hanya beberapa sebelum ada pengembangan, namun kini jumlah
71
Fasilitas penyeedia jasa hiburan yang dulunya belum ada namun
hanya menggunakan perahu dengan waktu tempuh yang cukup lama tetapi
sekarang sudah bisa ditempuh dengan waktu yang cepat menggunakan speed
boat, kehadiran penyedia jasa hiburan ini sangat dibutuhkan oleh wisatawan
agar dapat mencoba hal lain selain berenang di pantai. Jasa hiburan yang
disediakan pun berbagai macam seperti banana boat dan doughnut boat, dan
sudah sangat dimanjakan dengan berbagai fasilitas sarana dan prasarana juga
akses jalan menuju kawasan sudah sangat lancar bisa di tempuh dengan waktu
Untuk para wisatawan yang ingin mencari rumah makan pun sudah tidak
susah lagi karena rumah makan sudah banyak disediakan sepanjang lokasi
kawasan wisata, sehingga tidak perlu lagi membawa persiapan dari rumah
untuk sedikit lebih menghemat waktu. Menu yang disediakan setiap rumah
makan pun beragam dan dengan harga yang terjangkau bagi para wisatawan.
Berikut dampak yang dirasakan oleh pihak pihak yang ada di dalam
72
perkembangan kawasan tersebut dari awal menjadi tempat wisata hingga
sekarang ini dan juga menjadi pelaku ekonomi sebagai pedagang kaki lima.
“ Saya disini nak penduduk asli disini jadi saya tau Pantai Bira dari
awalsampai sekarang, dulu bira sudah jelas tidak seperti sekarang karna jauh
sebelum bira dikembangkan, untuk pergi ke Pantai Bira itu masih susah untuk
dilalui alat transportasi karna memang jalanan yang tidak mendukung. Dulu
jalanan disini masih bebatuan karna wajar kan disini memang tebing-tebing
dan bisa dibilang daerah ter-ujung di Bulukumba dan disini juga kawasan
hutan-hutan, sampai sekarang pun masih banyak lokasi yang masih masuk
dalam kawasan Pantai Bira tapi belum tersentuh karnaa masih hutan-hutan.
Saya berjualan di tempat ini mulai tahun 1992, dulu itu yang menjadi
pedagang sangat kurang karna belum ada tempat yang pasti.Tapi selama saya
berjualan belum pernah pindah lokasi jualan, dari dulu memang saya sudah
disini dekat dengan bibir pantai.Mata pencaharian saya hanya dari sini saja
dan anak-anak saya juga tetap bekerja disini sebagai pedagang dan punya
perahu untuk dipakai pengunjung kalau mau menyeberang pulau atau ke pulau
penyu.
Dalam hal pendapatan kalau mau dibandingkan dulu dengan sekarang
tetap saya harus syukuri. Kalau dulu pendapatan memang masis sangat kurang
karena kan masih kurang pengunjung jadi wajar. Disaat sekarang memang
tambah meningkat pengunjung jadi kalau soal pendapatan bisa dibilang cukup
karna alhamdulillah saya sekolahkan anak hanya dari hasil jualan ini. Memang
ada waktu-waktu tertentu kalau mau pendapatan bertambah misalnya hari
libur atau ada kegiatan yang diadakan disini baru akan bertambah pendapatan
karna kan jumlah pengunjung juga bertambah banyak. Jadi saya rasa kalau
pendapatan sudah pasti naik turun tergantung dari keadaan. Pengembangan
wisata Pantai Tanjung Bira memang harus dilakukan supaya tambah banyak
pengunjung, tapi ada dampaknya banyak pengunjung seperti sampah yang
berserakan padahal sudah disipkan tempat sampah tapi yah namanya juga
73
pengunjung itu bedabeda. Masalah sampah harus jadi perhatian penting juga
karna ini laut percuma pemandangan laut bagus tapi kalau ada
sampah.Sebenarnya ada bagian pembersihan yang ditugaskan tapi saya lihat
akhir-akhir ini sudah tidak pernah lagi ambil sampah jadi saya dan para
pedagang disini yang bergerak langsung. Dulu sewaktu saya yang gerakkan
semua pedagang sama-sama untuk bersihkan sampah semua bergerak,
sekarang ada petugas sampah memang dulu selalu bersih tapi akhir-akhir ini
sudah tidak lagi karena saya dengar masalah gajinya yang belum dibayarkan
jadi sudah tidak terlalu terurus masalah sampah.Penataannya sudah bagus
semua ditata karna kan dulu tidak seperti sekarang ini intinya kalau penataan
pedagang sudah bagus hanya perlu kesadaran saja untuk tiap pedagang jaga
kebersihan.”
Berdasarkan hasil dari wawancara diatas dapat dikatakan pula bahwa
membuktikan pula bahwa pendapatan yang diterima bersifat naik turun atau
bisa dikatakan pendapatan tidak selamanya tinggi karena, ada waktu tertentu
seperti ketika akhir pekan, hari besar, dan ada kegiatan yang diselenggarakan
wisata sangat ramai, hal tersebut juga tidak begitu menjanjikan pendapatan
74
yang sangat besar mengingat banyak pedagang kaki lima yang lainnya jadi
dampak positif dan juga dampak negatif, kehadiran kawasan wisata yang terus
keberhasilan kawasan wisata itu sendiri dan juga dapat menambah pemasukan
untuk daerah dimana kawasan wisata tersebut berada. Inilah yang terjadi pada
dalam suatu kawasan wisata untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan. Tak
terkecuali dengan kehadiran pedagang kaki lima dimana hal tersebut menjadi
usaha pariwisata.
dan minuman dan disinilah para pedagang kaki lima akan menjajakan barang
yang berkunjung tidak setiap waktu melainkan lebih banyak pada saat weeken
75
ataupun hari libur besar lainnya. Hal tersebut menjadi hal wajar mengingat
berkunjung. Pemerintah dalam hal ini pihak pengelola sudah sangat membantu
para pedagang kaki lima dengan cara memberikan lokasi berjualan yang
seperti dulu lagi karena sudah semakin banyak pula jumlah pedagang.
dibutuhkan dalam kawasan wisata supaya lebih banyak lagi hal yang dapat
pantai sudah bisa menikmati wahana hiburan sperti banana boat dan
76
tantangan.Kehadirannya bisa di membuka lahan mata pencaharian baru
lagi.Saat inipun penyedia jasa hiburan bisa dikatakan sudah banyak karna
berdampak pada pendapatan yang bersifat naik turun, karena sudah banyak
akan terpenuhi. Tapi hal ini hanya bersifat sementara karena tidak setiap saat
pendapatan yang diterima oleh penyedia jasa hiburan itu rendah, mereka
berkunjung. Wawancara dilakukan dengan penyedia jasa hiburan Ibu Erna (35
“saya selain punya wahana hiburan banana boat dan perahu saya juga
sebagai pedagang kaki lima disini sudah dari 15 tahun yang lalu. Dari awal
berjualan pun lokasi saya tetap disini tidak pernah berpindah tempat.Awalnya
memang saya hanya pedagang saja tapi saat ada wahana seperti banana boat
saya juga akhirnya berminat.Kalau kita mau bicara tentang keadaan disini
sudah pasti sangat bagus karna dari waktu ke waktu semakin dikembangkan
dan ditata dengan sebaik mungkin mulai dari lokasi-lokasi pedagang,
pembangunan fasilitas penginapan dan sebagainya. Disinipun kembali akan
dibangun dermaga mini yang mana nanti itu jadi tempat bersandar perahu-
perahu speed boat dan yang seperti banana boatjuga, jadi yang ingin naik
speed boat untuk menyeberang pulau atau mau main banana boat akan
dipusatkan semua diatas dermaga disana jadi tidak lagi berada di tengah laut
karena bisa membahayakan kalau banyak pengunjung yang berenang karna
kan banyak juga tali-tali dari perahu. Kalau masalah pendapatan saya rasa
sama saja karena kan ada waktuwaktu tertentu kalau mau banyak pengunjung
77
karena sudah jelas kalau hari kerja itu tidak seramai di hari sabtu dan minggu
atau hari-hari libur besar lainnya. Alhamdulillah selama berjualan disini juga
sedikit-sedikit bisa membantu kebutuhan keluarga dan anak sekolah dan juga
kalau masalah pendapatan berkurang saya rasa wajar karena banyak pedagang
dan penyedia jasa yang lain juga.”
Hasil wawancara dengan Ibu Erna sebagai pelaku ekonomi penyedia
jasa hiburan tersebut dapat disimpulkan bahwa selain para wisatawan yang
merasa sangat puas dengan segala fasilitas yang ada dibira, masyarakat sekitar
pun ikut merasakan dampaknya. Jika semakin ada pembaharuan maka akan
ekonomi juga akan terus ada pemasukan meskipun jumlahnya yang tidak
merupakan dampak positif dari adanya kawasan wisata. Suatu kawasan wisata
juga harus memperhatikan banyak hal bukan saja mengenai bagaimana suatu
dan keamanan dari para wisatawan.Hal tersebut dikarenakan setiap orang yang
atau kios yang menyediakan makanan dan minuman Andi Nur Indah Mentari
78
“saya menajdi pelaku ekonomi sejak tahun 2012, saya membantu
bisnis keluarga sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama. Saya dan
keluarga melihat perkembangan perputaran ekonomi yang di kawasan wisata
Pantai Tanjung Bira ini sejak tahun 2010, dan pada tahun 2012 saya dan
keluarga memutuskan untuk membuka usaha villa dan rumah makan. Karena
peningkatan jumlah wisatawan semakin meningkat dari tahun ketahun,
dimana hal ini tentunya akan berdampak pada peningkatan pendapatan para
pelaku ekonomi tak terkecuali dengan bisnis keluarga yang saya jalani. Sejak
awal membangun usaha ini tempat saya memang sudah menetap disini karna
usaha saya digabungkan dengan villa. Menurut saya sebelum adanya
pengembangan kawasan wisata Pantai Tanjung Bira di Kabupaten Bulukumba
ini dari segi infrastrukturnya tidak tertata dengan baik, dan juga kurangnya
kesadaran dari masyarakat sekitar dan wisatawan khususnya terhadap sampah
nonorganik yang berserakan di kawasan wisata. Setelah dilakukan
pengembangan secara terus-menerus maka banyak mengubah pola
infrastruktur dan fasilitas umum lainnya semakin tertata dengan baik.Seperti
penataan lokasi villa dan hotel, jalan dengan jalur dua arah, parkiran umum,
dan lain-lain. Pengelolaan sampah nonorganik pun sudah mulai dijalankan,
sehingga dengan adanya pengembangan dan pembenahan ini dapat lebih
mempengaruhi peningkatan jumlah wisatawan yang akan berkunjung
nantinya. Adapun saran saya untuik masyarakat lokal dan pemerintah dalam
hal ini pihak dinas terkait, untuk bagaimana kedepannya mari kita bersinergi
bersama untuk membangun daerah dengan potensi SDA yang ada, dan
meningkatkan SDM masyarakat dalam berperan serta untuk membangun
potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Bulukumba ini. Mengingat
keberhasilan suatu kawasan objek wisata akan berdampak baik terhadap
perekonomian daerah dan masyarakat sekitar kawasan khususnya. Sebagai
pemuda dan pemudi generasi penerus kita mempunyai kewajiban untukturut
andil memajukan Kabupaten Bulukumba termasuk sektor pariwisata.”
Dari hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahawa aspek penting
yang harus ada dalam suatu kawasan wisata adalah berbagai fasilitas yang
79
memang diperlukan bagi para wisatawan, seperti rumah makan contohnya.
yang tidak ingin repot dengan membawa persiapan dari rumah dan ada juga
yang mempersiapkan bekal dari rumah. Dan disinilah tujuan dari adanya
rumah makan agar wisatawan yang tidak ada persiapan sebelumnya akan
menghilangkan rasa lelah setelah bekerja.Tidak sedikit dari mereka yang tidak
ingin merepotkan diri dengan segala hal yang bisa di dapatkannya sekalipun
kawasan wisata yang sangat berkembang dapat menjadi salah satu mata
pemasukan untuk daerah itu sendiri melalui pungutan berupa retribusi masuk
tempat wisata terutama yang menjadi tempat favorit yang dikenal hingga
80
mancaneraga seperti Pantai Tanjung Bira ini. Tugas pemerintah dalam
mereka.
Pemerintah Desa
pemerintah desa, seperti hal nya peningkatan pesat dari infrastruktur di Desa
Bira, akses jalan yang baik juga memberikan kelancaran transportasi bagi
81
adanya perkembangan wisata, maka wisatawanpun pastinya akan berdatangan.
“ ujar sekertaris Desa Bira
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil penelitian serta penjelasan mengenai Regulasi
sebagai berikut:
kepariwisataan.
82
pantai bira bisa dapat di pastikan bahwa pengembangan dengan skala
besar dapat terjadi mengngat potensi wisata yang ditawarkan oleh tanjung
b. Fasilitas wisata
wisata yang di ambil alih oleh dinas parwisata banyak fasilitas yang telah
pengusaha sekitar
akan berdampak kepada apa yang saling terhubung satu sama lain, seperti hal
a. Masyarakat
dan minuman dan disinilah para pedagang kaki lima akan menjajakan barang
83
dagangannya. Dari hasil berjualan inilah akan menambah pendapatan untuk
b. Pengusaha sekitar
angina segar bagi para pengusaha dengan banyak nya pengembangan sehingga
baru lagi.Saat inipun penyedia jasa hiburan bisa dikatakan sudah banyak karna
c. Pemerintah desa
seperti hal nya peningkatan pesat dari infrastruktur di Desa Bira, akses jalan
wisatawan.
B. Implikasi Penelitian
1. Implikasi Teoritis
84
prodi Ilmu Politik serta lebih khusus terhadap Politik Prefetik, dilain sisi
pengelolaan dan dampaknya pada setiap daerah yang mempunyai dayak tarik
bagaimana pola bentuk pemindahan pengelolaan dan apa apa saja dampak
dapat menjdi bahan acuan disiplin ilmu politik mengenai konsep Regulasi
bestarndar internasional.
2. Implikasi Praktis
kekuasaan dan juga tentang seberapa besar dampak yang akan diberikan
pemerintah desa ke pemerintah daerah dalam hal ini dinas pariwisata. Dari
85
DAFTAR PUSTAKA
86
Hidaya, Muhammad. an Introduction to The Sharia Economic. Pengantar
Ekonomi Syariah. Jakarta: Zikrul Hakim. 2010.
Muljadi A.J. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada .
Muljadi A.J. 2009. Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Qardhawi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam.terj Zainal Arifin L.c dan
Dahlia Husin. Jakarta: Gema Insani Press. 1997.
87
Reksoprayitno.Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi. Jakarta: Bina Grafika.
88