Anda di halaman 1dari 112

CAMPUR KODE DALAM KOMIK WEBTOON KECOA DAN

DENDAM BERBAHASA INDONESIA KARYA RENATO


ADHITAMA

SKRIPSI

Oleh:

Sri Abdullah Wijayana

2018001024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2023
HALAMAN JUDUL

CAMPUR KODE DALAM KOMIK WEBTOON KECOA DAN


DENDAM BERBAHASA INDONESIA KARYA RENATO
ADHITAMA

SKRIPSI

Oleh:

Sri Abdullah Wijayana

2018001024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2023

i
ii
HALAMAN PENGAJUAN
SKRIPSI
CAMPUR KODE DALAM KOMIK WEBTOON KECOA DAN DENDAM
BERBAHASA INDONESIA KARYA RENATO ADHITAMA

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
untuk Memenuhi Tugas Akhir Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

SRI ABDULLAH WIJAYANA

2018001024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

iii
iv
v
MOTO

“Mempunyai ketetapan, tidak tergoyahkan, berisi dengan ilmu pengetahuan,


hingga yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa apa yang dilakukannya adalah
benar dan baik.” – Ki Hajar Dewantara

“Tak ada pengorbanan yang tak dihargai.” – Might Guy

“Kegagalan juga menyenangkan, hidup dengan kepercayaan bahwa cobaan itu


berguna untuk menempa diri sendiri.” –Jiraiya

“Hidup ini seperti pensil yang lama-lama akan habis, tetapi akan meninggalkan
tulisan yang indah dalam kehidupan.” –Nami

vi
PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur


kepada Allah Swt., skripsi ini penulis
persembahkan kepada:
1. kedua orang tua, Sri Agung Mulyana dan

Tri Wahyuni yang telah mendidik,

berjuang, dan mendoakan sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan

lancer;

2. adik saya Lathifah Kusuma Melati;

3. sahabat-sahabat saya; Muhammad

Achsanul Umam, Febri Sigit Laksono,

Jefri Imam Permadi dan teman-teman

lain yang tidak bisa disebutkan satu-

persatu;

4. teman-teman PBSI UST angkatan 2018

yang telah membantu dan memotivasi

penulisan skripsi;

5. almamater Universitas Sarjanawiyata

Tamansiswa Yogyakarta, dan

6. semua pihak yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu, yang telah membantu saya

dalam menyusun tugas akhir skripsi ini.

vii
ABSTRAK

Sri Abdullah Wijayana, 2018001024. “Campur Kode dalam Komik Webtoon


Kecoa dan Dendam Berbahasa Indonesia Karya Renato Adhitama”. Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, 2023.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Mendeskripsikan bentuk
campur kode dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam karya Renato Adhitama.
(2) Mendeskripsikan makna campur kode dalam komik webtoon Kecoa dan
Dendam karya Renato Adhitama. (3) Mendeskripsikan fungsi campur kode dalam
komik webtoon Kecoa dan Dendam karya Renato Adhitama.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Data penelitian ini adalah kalimat yang mengandung campur kode dalam komik
webtoon Kecoa dan Dendam karya Renato Adhitama. Sumber data pada
penelitian ini adalah pemakaian bahasa dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam
karya Renato Adhitama dan literatur-literatur yang terkait dengan penelitian.
Metode pengumpulan data penelitian ini adalah metode simak dengan teknik
lanjutan simak bebas libat cakap, teknik catat, dan teknik dokumentasi. Metode
analisis data yang digunakan pada penelitian adalah metode padan dan metode
agih dengan teknik lanjutan pilah unsur penentu (PUP), teknik bagi unsur
langsung (BUL), dan teknik hubung banding menyamakan hal pokok (HBSP).
Metode penyajian hasil analisis data dilakukan dengan metode informal.
Hasil peneltian ini adalah sebagai berikut. (1) Bentuk campur kode dalam
komik webtoon Kecoa dan Dendam karya Renato Adhitama adalah (a) campur
kode berbentuk kata dasar, (b) campur kode berbentuk kata berimbuhan, (c)
campur kode berbentuk kata ulang, (d) campur kode berbentuk majemuk, (e)
campur kode berbentuk frasa, dan (f) campur kode berbentuk baster. (2) Makna
campur kode dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam karya Renato Adhitama
adalah (a) makna leksikal, (b) makna gramatikal, (c) makna denotatif, (d) makna
konotatif, dan (e) makna asosiatif. (3) Fungsi campur kode dalam komik webtoon
Kecoa dan Dendam karya Renato Adhitama adalah (a) untuk menghormati, (b)
untuk menegaskan atau meyakinkan, (c) untuk menunjukkan identitas diri, (d)
untuk bereskspresi, dan (e) untuk mengakrabkan.

Kata Kunci: Campur Kode, Bentuk, Makna, Fungsi.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Campur Kode dalam Komik Webtoon Kecoa dan Dendam

Berbahasa Indonesia Karya Renato Adhitama”. Salawat dan salam teruntuk Nabi

Muhammad SAW, yang senantiasa selalu memberikan syafaatnya kepada kita

semua. Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Bahasa dan Sastra Indonesia.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi penulis mendapat bantuan,

bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan lancer. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Drs. H. Pardimin, M.Pd., Ph.D., selaku Rektor Universitas

Sarjanawiyata Tamansiswa,

2. Dr. Siti Mariah, M.Pd., MCE. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan izin sehingga penulisan skripsi ini bisa

terlaksana.

3. Dr. Wijaya Heru Santosa, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan izin untuk melakukan

penulisan skripsi,

4. Dra. Umi Hartati, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I yang juga telah

memberikan dukungan, bimbingan, arahan, serta kritik dan saran selama

proses penyusunan skripsi;

ix
5. Drs. Basuki, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar,

6. orang tua dan keluarga besar yang sudah berjuang mendidik dan

membimbing sampai seperti sekarang ini serta senantiasa memberikan

semangat, motivasi, dan doa dalam penulisan skripsi ini,

7. Elsa Galih Rizkiana yang selalu memiliki cara sendiri untuk membuat

penulis semangat dalam penulisan skripsi dan memberikan apresiasi,

dukungan semangat, motivasi, serta mendoakan untuk menyelesaikan

penulisan skripsi ini,

8. teman-teman yang sudah bersedia membantu seperti Muhammad Achsanul

Umam, Febri Sigit Laksono, Jefri Imam Permadi dan teman-teman lain

yang tidak bisa disebutkan satu-persatu,

9. teman-teman PBSI UST angkatan 2018 yang selalu memberikan keceriaan

selama menempuh studi di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

tercinta, dan

10. semua pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam membantu

pelaksanaan penulisan skripsi yang tidak bisa disebutkan semuanya.

Yogyakarta, 15 Oktober 2023

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


SURAT PERNYATAAN ......................................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................ Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN .................................. Error! Bookmark not defined.
MOTO ................................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN................................................................................................ vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................6
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................6
D. Rumusan Masalah.......................................................................................7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................7
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................8
BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ............................9
A. Landasan Teori ...........................................................................................9
1. Sosiolingusitik .......................................................................................... 9
2. Bahasa .................................................................................................... 10
3. Fungsi Bahasa ......................................................................................... 11
4. Campur Kode ......................................................................................... 12
5. Bentuk Campur Kode ............................................................................. 13
6. Makna ..................................................................................................... 16
7. Fungsi Campur Kode .............................................................................. 18
8. Komik Webtoon ..................................................................................... 21
B. Kajian Penelitian yang Relevan ...............................................................22
C. Kerangka Pikir ..........................................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................26

xi
A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................26
1. Waktu Penelitian .................................................................................... 26
2. Tempat Penelitian ................................................................................... 26
B. Jenis Penelitian ..........................................................................................27
C. Data dan Sumber Data .............................................................................27
1. Data ........................................................................................................ 27
2. Sumber Data ........................................................................................... 28
D. Metode dan Teknik Penyediaan Data .....................................................28
E. Instrumen Penelitian.................................................................................29
F. Metode dan Teknik Pengumpulan Data .................................................30
G. Metode dan Teknik Analisis Data ...........................................................31
1. Metode Analisis Data ............................................................................. 31
2. Teknik Analisis Data .............................................................................. 32
H. Metode Penyajian Hasil Analisis Data ....................................................35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................36
A. Hasil Penelitian ..........................................................................................36
B. Pembahasan ...............................................................................................46
BAB V PENUTUP ...............................................................................................85
A. Simpulan ....................................................................................................85
B. Saran ..........................................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................87
LAMPIRAN ..........................................................................................................90

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komik merupakan sebuah karya seni berupa gambar-gambar tidak

bergerak yang disertai teks untuk menunjukkan dialog tokoh yang berada

dalam komik, sehingga menjadi sebuah cerita yang utuh. Komik biasanya

dapat dijumpai dalam bentuk cetak atau buku. Seiring perkembangan

teknologi, komik dapat dinikmati secara daring yang dapat diakses

menggunakan komputer, laptop, dan smartphone. Salah satu aplikasi

populer yang menyediakan hiburan komik daring adalah aplikasi webtoon.

Aplikasi webtoon ini sangat terkenal di kalangan pecinta komik

karena banyak sekali genre komik yang disajikan oleh aplikasi ini mulai

dari drama, horor, komedi, aksi, fantasi, petualangan, dan lain-lain.

Kelebihan lain dari aplikasi webtoon ini adalah dalam penyajian gambar.

Pada umumnya komik digambar tanpa menggunakan warna hitam dan

putih, tetapi dalam aplikasi webtoon semua komik yang disajikan

menggunakan semua warna sehingga membuat komik yang ada di

webtoon terlihat lebih nyata dan lebih menarik.

Pada sebuah komik, unsur utama yang ditunjukkan adalah unsur

gambar. Meskipun unsur utamanya adalah gambar, tetap saja dibutuhkan

tulisan atau dialog untuk mempertegas makna atau situasi yang sedang

terjadi yang tidak bisa dijelaskan hanya melalui gambar. Hal tersebut

1
2

menegaskan bahwa unsur utama dalam komik selain gambar adalah tulisan

atau dialog. Tulisan atau dialog yang ditampilkan dalam sebuah komik

biasanya hanya sedikit, akan tetapi tetap saja banyak gejala bahasa yang

muncul pada tulisan dan dialog pada komik. Meskipun pembaca atau

penikmat komik sangat banyak, masih banyak pembaca atau penikmat

komik yang tidak menyadari gelaja kebahasaan yang terdapat pada tulisan

dan dialog pada komik.

Pada gejala bahasa terdapat empat jenis, yaitu alih kode, campur

kode, peminjaman kata, dan interferensi. Pada penelitian ini peneliti akan

berfokus mengenai masalah campur kode (code mixing). Pada dasarnya

campur kode berkaitan dengan situasi sosial penutur. Situasi itu bisa

berdasarkan tempat dimana tuturan itu dituturkan, berdasarkan kesamaan

budaya dan berdasarkan tingkat edukasi penutur. Persamaan antara campur

kode dan alih kode adalah digunakannya dua bahasa atau lebih, atau dua

varian dari sebuah bahasa dalam satu masyarakat tutur. Campur kode

seringkali disamakan dengan alih kode karena kedua gejala bahasa ini

sangat mirip, sehingga tidak jarang masyarakat pembaca tidak bisa

membedakan campur kode dengan alih kode.

Menurut Chaer (2010:114) berpendapat bahwa alih kode dan

campur kode adalah penggunaan dua bahasa atau lebih, atau dua varian

dari sebuah bahasa dalam satu masyarakat. Akan tetapi, apabila di dalam

suatu peristiwa tutur, klausa-klausa maupun frase-frase yang digunakan

terdiri atas klausa atau frase campuran (hybrid clauses, hybrid phrase),
3

dan masing-masing klausa atau frase itu tidak lagi mendukung fungsi

sendiri-sendiri peristiwa yang terjadi adalah campur kode.

Bila penutur menggunakan satu kata atau frase dari satu bahasa,

berarti telah melakukan campur kode. Apabila satu klausa jelas-jelas

memiliki struktur gramatikal satu bahasa dan klausa berikutnya disusun

menurut struktur gramatikal bahasa lain, peristiwa yang terjadi adalah alih

kode.

Pada sebuah campur kode ada sebuah kode utama atau dasar yang

digunakan dan memiliki fungsi dan keotonomiannya, sedangkan kode-

kode lain yang terlibat dalam peristiwa tutur itu hanyalah berupa serpihan-

serpihan saja, tanpa fungsi atau keotonomian sebagai sebuah kode (Chaer,

2010: 114). Campur kode merupakan salah satu gejala kebahasaan yang

dapat dijumpai di mana saja, seperti dalam percakapan, drama, dan bisa

juga dijumpai dalam sebuah komik.

Campur kode ini juga dapat disebut sebagai pencampuran unsur

bahasa. Campur kode (code mixing) merupakan penggunaan dua bahasa

atau lebih namun yang digunakan hanya serpihan-serpihan kata, yang

disebabkan semakin berbaurnya budaya di era glogalisasi. Campur kode

sering terjadi baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam sebuah

wacana tulis (Narasi, Cerpen, artikel, dan lain-lain). Campur kode juga

dapat dijumpai pada sebuah komik, seperti komik webtoon yang berjudul

Kecoa dan Dendam.


4

Campur kode adalah situasi ketika seseorang mencampur dua

bahasa atau lebih atau bahasa yang memerlukan pencampuran bahasa

Nababan (1993:32). Campur kode dalam komik Kecoa dan Dendam

sangat beragam. Penggunaan campur kode dalam komik Kecoa dan

Dendam bertujuan untuk memberikan kesan akrab tokoh, menggambarkan

ekspresi tokoh, bahkan menambah kelucuan bagi pembaca komik Kecoa

dan Dendam. Campur kode yang terdapat pada komik Kecoa dan Dendam

telah membuat peneliti merasa tertarik karena menemukan campur kode

dan tentu saja tanpa merusak alur cerita.

Campur kode yang terdapat pada komik Kecoa dan Dendam sangat

menarik untuk dianalisis. Hal tersebut dikarenakan hampir semua campur

kode pada komik Kecoa dan Dendam berfungsi sebagai ekspresi dan

dialog jenaka, sehingga untuk memahami campur kode yang terdapat pada

komik ini sangat mudah dan menyenangkan. Ragam bahasa campur kode

pada komik webtoon Kecoa dan Dendam mayoritas mencampurkan

bahasa Indonesia dengan bahasa daerah seperti bahasa Jawa dan bahasa

asing seperti bahasa Inggris, bahasa Jepang, dan bahasa Spanyol.

Mempelajari campur kode pada komik Kecoa dan Dendam membuat

pembaca menambah kosa kata bahasa baru dengan perasaan senang dan

tidak monoton karena komik ini bergenre komedi santai.

Menurut Chaer dan Leoni Agustina (2014:115) campur kode

adalah apabila dalam suatu peristiwa tutur, klausa-klausa atau frasa-frasa

yang digunakan terdiri atas klausa dan frasa campuran (hybrid clauses,
5

hybrid phrases) dan tiap-tiap klausa atau frasa tidak lagi mendukung

fungsi sendiri-sendiri. Campur kode dapat dibagi menjadi beberapa bentuk

dalam peristiwa tutur. Untuk itu, penelitian yang dilakukan adalah campur

kode pada komik webtoon yang berjudul Kecoa dan Dendam karena untuk

mengetahui bagaimana bentuk campur kode pada komik Kecoa dan

Dendam.

Pada penelitian ini juga membahas makna campur kode yang

digunakan dalam dialog tokoh dalam komik Kecoa dan Dendam.

Berkaitan dengan makna campur kode dalam komik Kecoa dan Dendam

pasti ada hal yang mempengaruhi karena latar belakang setiap tokoh juga

berbeda-beda. Penggunaan campur kode pasti memiliki maksud atau

tujuan tertentu dalam dialog, hal tersebut karena kurangnya pengetahuan

mengenai penggunaan bahasa bahkan ada juga penggunaan campur kode

karena dirasa mempermudah dalam berkomunikasi. Maka dari itu,

penelitian ini juga membahas fungsi campur kode dalam komik Kecoa dan

Dendam.

Secara keseluruhan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

keunikan dan keberagaman campur kode pada komik webtoon Kecoa dan

Dendam, serta hal utama dilakukannya penelitian ini adalah sebagai

pembelajaran bagi kita semua bahwa campur kode juga diperlukan dalam

komik. Oleh karena itu, fokus permasalahan penelitan ini adalah bentuk,

makna, dan fungsi campur kode.


6

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa

masalah antara lain sebagai berikut.

1. Campur kode dalam komik Kecoa dan Dendam karya Renato

Adhitama.

2. Bentuk campur kode dalam komik Kecoa dan Dendam karya Renato

Adhitama.

3. Penyebab terjadinya campur kode pada komik Kecoa dan Dendam

karya Renato Adhitama.

4. Makna campur kode dalam komik Kecoa dan Dendam karya Renato

Adhitama.

5. Fungsi campur kode dalam komik Kecoa dan Dendam karya Renato

Adhitama.

6. Jenis-jenis campur kode dalam komik Kecoa dan Dendam karya

Renato Adhitama.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, terdapat

berbagai hal yang dapat dikaji secara mendalam. Namun, mengingat akan

keterbatasan waktu, pengetahuan, dan ketepatan pembahasan yang akan

diajukan, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada

hal-hal sebagai berikut.

1. Bentuk campur kode dalam komik Kecoa dan Dendam karya Renato

Adhitama.
7

2. Makna campur kode dalam komik Kecoa dan Dendam karya Renato

Adhitama.

3. Fungsi campur kode dalam komik Kecoa dan Dendam karya Renato

Adhitama.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah ditentukan, maka

masalah penelitiandirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana bentuk campur kode dalam komik Kecoa dan Dendam

karya Renato Adhitama?

2. Bagaimana makna campur kode pada komik Kecoa dan Dendam karya

Renato Adhitama?

3. Bagaiman fungsi campur kode dalam komik Kecoa dan Dendam karya

Renato Adhitama?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Mendeskripsikan wujud campur kode dalam komik Kecoa dan

Dendam karya Renato Adhitama.

2. Mendeskripsikan makna campur kode pada komik Kecoa dan Dendam

karya Renato Adhitama.

3. Mendeskripsikan fungsi campur kode dalam komik Kecoa dan

Dendam karya Renato Adhitama.


8

F. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, adapun manfaat yang diperoleh

dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini secara teoretis diharapkan dapat menyumbang

teori sosiolinguistik khususnya yang berkaitan dengan campur kode.

Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai masukan serta

memberikan penjelasan kepada pembuat maupun pembaca komik.

Penelitian ini juga dapat digunakan untuk menambah wawasan dan

pengetahuan kepada pembuat dan penbaca komik agar menggunakan

bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta sesuai dengan kaidah-

kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi pembaca dalam

memahami campur kode dan dapat bermanfaat sebagai referensi

khususnya yang berkaitan dengan campur kode. Penelitian ini juga

bermanfaat untuk pelajaran bahasa Indonesia di SMP kelas VII pada

kurikulum 2013 dalam KI 3, KD 3.4 yang berbunyi “Menelaah struktur

dan kebahasaan teks narasi (cerita imajinasi) yang dibaca dan

didengar”. Meskipun tidak sama persis karena data penelitian ini

merupakan sebuah komik, melalui penelitian ini pembaca dapat

mempelajari bagaiman cara menelaah struktur dan kebahasaan.


BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Landasan teori berisikan tentang teori-teori yang menjadi dasar

peneliti menyelesaikan permasalahan. Pemilihan teori dalam penelitian ini

dipilih dengan mempertimbangkan hubungan yang relevan terhadap masalah

yang diteliti. Landasan teori ini akan menjadi dasar kuat dalam sebuah

penelitian. Dengan kata lain landasan teori merupakan pondasi dalam

melakukan penelitian. Acuan teori yang digunakan sebagai landasan teori

untuk menganalisis penelitian tersebut adalah sosiolinguistik, bahasa, fungsi

bahasa, campur kode, bentuk campur kode, penyebab terjadinya campur

kode, jenis-jenis campur kode, dan komik Webtoon. Pemaparan landasan

teori dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Sosiolingusitik

Menurut Nababan (1991: 2) istilah sosiolinguistik terdiri dari dua

unsur yaitu sosio dan linguistik. Unsur kata sosio adalah sosial, maksudnya

berhubungan dengan masyarakat, kelompok-kelompok masyarakat, dan

fungsi-fungsi kemasyarakatan. Unsur kata linguistik adalah ilmu yang

mempelajari atau membicarakan bahasa, khususnya unsur-unsur bahasa

(fonem, morfem, kata, kalimat) dan hubungan antara unsur-unsur itu.

Menurut Kridalaksana (1978:94) secara bahasa pengertian sosiolinguistik

9
10

berasal dari sosiologi dan linguistik. Sosiologi merupakan ilmu yang

mempelajari antara lain struktur sosial, organisasi kemasyarakatan,

hubungan antara anggota masyarakat, dan tingkah laku masyarakat.

Sedangkan linguistik, merupakan bidang ilmu yang berbicara tentang

struktur bahasa mencakup bidang struktur bunyi, struktur morfologi,

struktur kalimat, dan pada akhir-akhir ini juga struktur wacana. Jadi, dari

dua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah

bidang ilmu yang mempelajari bahasa dan berkaitan dengan penggunaan

bahasa di dalam masyarakat umum.

Menurut Nababan (1991: 3) masalah utama yang dibahas atau

dikaji dalam sosiolinguistik adalah (1) mengkaji bahasa dalam konteks

sosial dan kebudayaan, (2) menghubungkan faktor-faktor kebahasaan, ciri-

ciri kebahasaan, ciri-ciri, dan ragam bahasa dengan situasi serta faktor-

faktor sosial dan budaya, (3) mengkaji fungsi-fungsi sosial dan

penggunaan bahasa dalam masyarakat.

2. Bahasa

Menurut Chaer (2014:32) bahasa adalah sistem lambang bunyi

yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk

bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Fungsi utama

bahasa adalah sebagai alat komunikasi antar manusia. Bahasa merupakan

alat untuk berinteraksi atau berkomunikasi baik antar individu atau antar
11

kelompok. Bahasa dapat dijadikan perantara untuk mengungkapkan

perasaan dalam diri manusia baik secara lisan atau tertulis.

Tingkat intelektual manusia dapat dilihat dari cara penggunaan

bahasanya. Oleh karena itu, manusia wajib memiliki kesadaran berbahasa

agar media komunikasi dapat terarah dan terbina. Kesadaran berbahasa

adalah sikap seseorang baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-

sama bertanggung jawab sehingga menimbulkan rasa memiliki suatu

bahasa dan dengan demikian berkemauan untuk ikut membina dan

membangun bahasa itu.

3. Fungsi Bahasa

Fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Pada

kehidupan bermasyarakat, komunikasi merupakan kegiatan yang harus

dilakukan agar hubungan masyarakat satu dengan masyarakat lain berjalan

dengan baik. Komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat tentu

menggunakan perantara atau media bahasa. Bahasa dapat dijadikan media

dalam berkomunikasi karena dengan bahasa penutur dapat menyampaikan

segalanya. Bahasa yang digunakan tentu saja merupakan bahasa yang

dapat dipahami oleh masyarakat lawan tutur agar tidak terjadi kesalahan

menerima makna bahasa.

Menurut Jakobson dalam (Soeparno, 2002:5) terdapat enam fungsi

bahasa, yakni fungsi emotif, konatif, referensial, puitik, fatik, dan

metalingual. Pada fungsi emotif dapat dimisalkan ketika penutur

mengungkapkan perasaannya seperti rasa sedih, senang, menyesal, dll.


12

Apabila penutur berbahasa dengan tumpuan pada lawan tutur, misalnya

agar teman yang sedang diajak bicara tidak tersinggung atau agar lawan

bicara merasa nyaman, maka bahasa tersebut berfungsi sebagai konatif.

Apabila penutur membicarakan suatu permasalahan dengan topik tertentu,

maka akan menjadikan bahasa sebagai fungsi referensial. Jika penutur

menyampaikan suatu amanat atau pesan tertentu maka fungsi bahasa yang

telibat adalah fungsi puitik. Ketika penutur hanya sekedar ingin

mengadakan kontak dengan orang lain, maka fungsi bahasa yang terlibat

adalah fungsi fatik. Apabila penutur membicarakan masalah bahasa

menggunakan bahasa tertentu, maka fungsi bahasa tersebut adalah fungsi

metalingual.

4. Campur Kode

Campur kode adalah penggunaan satuan bahasa dari satu bahasa

ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa,

pemakaian kata, klausa, idiom, sapaan, dsb. Menurut Thelander (dalam

Chaer dan Agustina, 2014:115) campur kode adalah apabila di dalam

suatu peristiwa tutur, klausa-klausa atau frasa-frasa yang digunakan

terdiri atas klausa dan frasa campuran (hybrid clauses, hybrid phrases),

dan tiap-tiap klausa atau frasa itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-

sendiri. Menurut Suwito (1985: 77 – 78) jenis campur kode dapat

dibedakan menjadi dua yakni campur kode ke dalam dan campur kode

ke luar. Setelah memahami penjelasan para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa campur kode merupakan seuatu peristiwa ketika


13

penutur menggunakan suatu bahasa secara dominan dan kemudian

disisipi bahasa lain.

5. Bentuk Campur Kode

Menurut Suandi (2014: 141) menyatakan bahwa campur kode

dapat dikategorikan berdasarkan tingkat perangkat kebahasaan.

Berdasarkan kategori tersebut, campur kode dapat dibedakan menjadi

beberapa macam, yaitu campur kode kata, campur kode frasa, dan campur

kode klausa. Berdasarkan unsur kebahasaan di dalamnya Suwito (1985:78-

79) membedakan wujud campur kode menjadi beberapa macam antara

lain:

a. Campur Kode Berbentuk Kata

Menurut Baryadi (2011:18) kata merupakan satuan

gramatikal yang mengandung arti mempunyai satu morfem atau

lebih dan sebagai unsur langsung pembentuk frasa (kalimat).

Campur kode kata merupakan campur kode yang paling sering

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Campur kode berbentuk

kata dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1) Campur Kode Berbentuk Kata Dasar

Kata dasar adalah satuan lingual terkecil yang mengandung

makna. Kata dasar merupakan bentuk yang masih asli, utuh, atau

belum mendapatkan afiksasi. Pada buku Pedoman Umum


14

Pembentukan Istilah (Depdiknas, 2011:28), istilah bentuk dasar

dipilih dari antara kelas utama, seperti nomina, verba, adjektiva,

dan numeralia.

b. Campur Kode Berbentuk Kata Turunan

Kata turunan adalah kata tambahan yang mengubah bentuk

dan artinya. Bentuk kata turunan menurut Kridalaksana (2011:34)

adalah bentuk yang berasal dari bentuk asal setelah mengalami

berbagai proses. Perubahan yang terjadi pada kata turunan

disebabkan oleh kata dasar yang telah diberi imbuhan berupa

awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan serta

awalan-akhiran (konfiks). Pemberian imbuhan tersebut membuat

kata turunan mengalami pergeseran makna. Campur kode

berbentuk kata turunan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1) Campur Kode Berbentuk Kata Berimbuhan

Kata berimbuhan adalah proses pembubuhan afiks pada

sebuah unsur dasar atau bentuk dasar. Pada proses ini terlibat

unsur-unsur dasar atau bentuk dasar, afiks, dan makna

gramatikal yang dihasilkan.

2) Campur Kode Berbentuk Kata Ulang

Pengulangan kata atau reduplikasi merupakan proses

morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara

keseluruhan, secara sebagian, maupun dengan perubahan

bunyi. Menurut Ramlan (1987:63) reduplikasi merupakan


15

pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun

sebagiannya, baik dengan variasi fonem, maupun tidak.

3) Campur Kode Berbentuk Kata Majemuk

Kata majemuk merupakan penggabungan dua kata atau

lebih yang membentuk suatu kata baru. Menurut Ba’dulu dan

Herman (2005: 30) kata majemuk merupakan suatu proses

yang mencakup penggabungan dua kata (dengan atau tanpa

afiks) untuk menghasilkan suatu kata baru.

4) Campur Kode Berbentuk Frasa

Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua

kata atau lebih yang tidak melampaui batas unsur klausa

(Ramlan, 1987:157). Frasa yang berasal dari suatu bahasa

jika disisipkan ke dalam bahasa lain oleh penggunaa bahasa

yang memiliki kemampuan penggunaan dua bahasa atau

sering disebut kedwibahasaan, hal tersebut dapat

menimbulkan pristiwa campur kode. Contohnya ada kata

sedang dan makan bila digabung menjadi frasa sedang

makan.

5) Campur Kode Berbentuk Baster

Baster merupakan hasil perpaduan dua unsur yang

disebabkan oleh masyarakat tutur yang memiliki kemampuan

untuk berkomunikasi dengan menggunakan lebih dari satu


16

bahasa. Campur kode berwujud baster ini tidak memiliki

maksud dan tujuan yang jelas untuk digunakan karena campur

kode digunakan biasanya tidak disadari oleh penutur atau

dengan kata lain reflek penutur atas wawasan bahasa asing

yang dimilikinya.

6. Makna

Menurut Sulistyawati, Jupri, & Dede Hasanudin (2017:126) makna

merupakan bagian penting dalam kajian bahasa, karena melihat dan

menilai suatu bahasa bisa dilihat dan dinilai dari maknanya. Satu hal yang

harus diingat mengenai makna, karena bahasa bersifat arbiter maka

hubungan antara kata dan makna juga bersifat arbiter. Jadi, dapat

dikatakan bahwa dalam kajian bahasa, makna digunakan untuk

menentukan atau menjadi tolok ukur dalam melihat dan menilai suatu

kajian bahasa. Makna dalam bahasa dapat dibagi menjadi bermacam-

macam, Menurut Sulistyawati, Jupri, & Dede Hasanudin (2017:127)

berkaitan dengan ragam makna dapat dibahas satu-persatu sebagai berikut.

1) Makna Leksikal

Leksikal merupakan bentuk ajektif dari kata leksikon, yaitu

kosa kata atau perbendaharaan kata dalam suatu bahasa. Satuan

dari leksikon adalah leksem, satuan bentuk bahasa yang bermakna.

Makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang sesuai

dengan hasil observasi indera kita atau makna yang ada di dalam
17

kamus. Misalnya masker memiliki makna leksikal berupa ‘alat

penutup hidung dan mulut’.

2) Makna Gramatikal

Sebuah kata tidak hanya memiliki makna leksikal karena

sebuah kata juga bisa bermakna gramatikal. Makna gramatikal

adalah makna yang hadir akibat proses gramatikal; afiksasi

(pemberian imbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi

(pemajemukan). Makna gramatikal dapat juga disebut makna

kontekstual atau makna situasional, karena makna sebuah kata

sering tergantung pada konteks kalimat atau konteks situasi.

Misalnya arti ber- pada pada kata bermain mempunyai arti

gramatikal yang berbeda dengan ber- pada berjalan.

3) Makna Denotatif

Makna denotatif yaitu makna yang sesuai dengan hasil

observasi menurut pengelihatan, penciuman, pendengaran,

perasaan atau pengalaman lainnya. Makna denotatif merupakan

makna yang sesuai dengan fakta-fakta objektif suatu kata.

Misalnya klakson memiliki makna denotatif ‘pengeras suara pada

kendaraan’.
18

4) Makna Konotatif

Makna konotatif merupakan kesan-kesan atau asosiasi-

asosiasi yang biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh

sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya.

Makna konotatif terjadi akibat asosiasi perasaan kita terhadap kata

yang diucapkan atau didengar. Misalnya dalam bahasa Jawa

terdapat kata ndas dan sirah yang keduanya memiliki arti yang

sama yaitu ‘kepala’. Meskipun memiliki arti yang sama kata ndas

memiliki konotasi yang negatif dan sering digunakan untuk kata

umpatan atau makian, sedangkan kata sirah mimiliki konotasi

lebih positif.

5) Makna Asosiatif

Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata

berkenaan dengan adanya hubungan kata dengan keadaan di luar

bahasa. Makna asosiatif dapat disebut juga makna kiasan atau

penggunan kata yang tidak sebenarnya. Misalnya merah yang

dilambangkan dengan ‘berani’ dan hitam yang dilambangkan

dengan ‘keburukan’ atau ‘bencana’.

7. Fungsi Campur Kode

Menurut Suwito (dalam Sutana, 2000:11) dalam campur kode ciri-

ciri ketergantungan ditandai dengan adanya hubungan timbal balik antara

peranan dan fungsi kebahasaan. Berdasarkan pendapat Suwito tersebut,


19

Sutana (2000:76-89) membagi beberapa fungsi terjadinya campur kode

sebagai berikut.

a. Fungsi campur kode untuk menghormati

b. Fungsi campur kode untuk menegaskan suatu maksud tertentu

c. Fungsi campur kode untuk menunjukkan identitas diri

d. Fungsi campur kode karena pengaruh materi pembicaraan

Pendapat lain mengenai fungsi dalam campur kode juga

dikemukakan oleh para ahli. Menurut Chaer (2010:114) fungsi campur

kode dapat dibagi menjadi beberapa fungsi sebagai berikut.

a. Sebagai acuan yang tidak dipahami di dalam bahasa yang

digunakan, mayoritas terjadi karena penutur tidak mengetahui

kata dalam bahasa lain.

b. Fungsi direktif, dalam hal ini pendengar dilibatkan langsung

dalam peristiwa tutur, ujaran pada percakapan ini dapat

dipikirkan tentang fungsi penggunaan bahasa.

c. Fungsi ekspresi, penutur menekankan identitas campur kode

melalui penggunaan bahasa wacana yang sama

d. Fungsi untuk menunjukkan nada konvensi

e. Fungsi sebagai meta bahasa (metalanguage), dengan

pemahaman campur kode digunakan untuk mengulas satu

bahasa, baik secara langsung maupun tidak langsung

f. Fungsi sebagai humor atau permainan


20

Dari pendapat para ahli di atas mengenai fungsi campur kode,

dapat dipertegas fungsi campur kode dapat dikelompokkan menjadi

beberapa fungsi dasar, fungsi tersebut meliputi.

a. Fungsi untuk menghormati, penggunaan campur kode dalam

sebuah tuturan digunakan sebagai suatu bentuk penghormatan

dari penutur kepada mitra tutur yang bisa disebabkan karena

hal-hal tertentu seperti perbedaan usia, perbedaan status, dan

lain-lain.

b. Fungsi untuk menegaskan, penggunaan campur kode dilakukan

untuk menegaskan atau meyakinkan suatu hal yang ingin

ditunjukan oleh seorang penutur bahasa kepada mitra tuturnya.

c. Fungsi untuk menunjukkan identitas diri, campur kode dapat

digunakan untuk menyatakan kedudukan atau

keterpelajarannya.

d. Fungsi untuk berekspresi, campur kode dapat sebagai bentuk

pengungkapan atau proses penyampaian perasaan penutur

untuk menekankan identitas campur kode melalui penggunaan

bahasa wacana yang sama.

e. Fungsi untuk mengakrabkan, campur kode dapat digunakan

untuk humor dan permainan atau bisa juga untuk membuat

suasana yang menyenangkan dan tidak monoton.


21

8. Komik Webtoon

Komik merupakan gambar seni yang menggunakan gambar-

gambar tidak bergerak yang membentuk alur cerita yang berhubungan

dengan menggunakan gelembung-gelembung yang berisi teks. Komik

yang sudah lama kita kenal biasanya berupa buku dengan gambar hitam

putih. Akan tetapi semua berubah ketika teknologi berkembang.

Munculnya aplikasi webtoon yang merupakan aplikasi penyedia komik

digital. Aplikasi webtoon dapat dipasang dengan mudah pada smartphone

semua orang.

Perkembangan informasi dan teknologi yang tumbuh dengan

sangat pesat membuka era baru dalam perjalanan industri komik. Pada era

ini, hampir semua orang memiliki smartphone digenggamannya. Hal

tersebut membuat penikmat komik digital bertambah pesat. Jika sepuluh

tahun yang lalu, orang-orang mengantri untuk mendatangi toko buku demi

membaca komik, sekarang hanya dengan smartphone orang-orang dapat

membaca komik dengan mudah tanpa perlu mengantri lagi. Pada saat masa

kejayaan buku komik, pembaca hanya dapat membaca saja atau hanya satu

arah, hal tersebut dikarenakan tidak ada media untuk mengomentari

sebuah buku komik. Berbeda dengan sekarang, semua komik yang

ditampilkan diaplikasi webtoon dapat dengan mudah dikomentari dan

mendapat penilaian. Hal tersebut memudahkan pembaca untuk mencari

komik yang berkualitas.


22

9. Biografi Pengarang Komik Webtoon Kecoa dan Dendam

Gregorius Renato Adhitama atau yang akrab disapa Reno adalah

pengarang komik webtoon yang berjudul Kecoa dan Dendam. Reno

merupakan lulusan jurusan bisnis manajemen di Rmit University

Australia. Reno telah memiliki hobi menggambar sejak kecil dan pada

tahun 2016 dengan karya pertama berupa komik berjudul Rena yang

diunggah dimedia sosial Instagram. Komik yang dibuat Reno digemari

pembaca karena dalam komik sering menyindir permasalahan sosial,

politik, korupsi, dan sebagainya dengan dibalut komedi.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Kajian mengenai campur kode dalam sebuah cerita sudah pernah

dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian tersebut

terdapat penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Peneliti mengambil

beberapa penelitian yang relevan dengan apa yang sedang diteliti, penelitian

yang relevan dengan penelitian ini meliputi.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Faturohman mahasiswa Universitas

Sebelas Maret program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

dengan judul “Bentuk dan Fungsi Campur Kode dan Alih Kode pada

Rubrik ‘AH...TENANE’ dalam Harian Solopos. Dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bentuk dan fungsi campur kode yang

terjadi dalam Rubrik “AH...TENANE”. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian yang dilakukan oleh Faturohman adalah persamaan

dalam meneliti bentuk dan campur kode. Perbedaan penelitian ini


23

dengan penelitian yang dilakukan oleh Faturohman adalah subjek dan

media dalam penelitian yang diteliti.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Tololiju mahasiswa dari Universitas

Sam Ratulangi program studi Sastra Inggris 2018 dengan judul

“Campur Kode pada Media Sosial Facebook”. Penelitian yang

dilakukan oleh Tololiju meneliti bentuk dan jenis-jenis campur kode

serta pengaruh campur kode. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian yang dilakukan oleh Tololiju adalah sama-sama meneliti

tentang bentuk campur kode. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian yang dilakukan oleh Tololiju adalah penelitian ini berusaha

untuk membahas tentang makna campur kode dan fungsi campur

kode.

3. Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Tria Marthalena Sitinjak (2018)

dengan judul Campur Kode dalam Acara Ini Talk Show di Stasiun TV

Net TV. Pada penelitian ini, peneliti memaparkan jenis dan bentuk

campur kode. Penelitian ini sangat relevan karena membahas

mengenai wujud campur kode. Perbedaan dengan penelitian ini

terdapat pada rumusahan masalah atau pembasahan. Pada Penelitian

Tria Marthalena Sitinjak (2018) pembahasan hanya berpusat pada

wujud campur kode, sedangkan penelitian ini tidak hanya berpusat

pada wujud campur kode melainkan membahas makna campur kode

dan fungsi campur kode.

Ketiga studi penelitian di atas menjadi inspirasi pada penelitian


24

ini karena peneliti ingin mengembangkan penelitian ini agar lebih

baik dari penelitian-penelitian sebelumnya. Secara keseluruhan

penelitan di atas sangat relevan dengan pokok pembahasan penelitian

ini yaitu mengenai campur kode, lebih khususnya bentuk campur

kode, penyebab terjadinya campur kode, dan jenis-jenis campur kode.

C. Kerangka Pikir

Campur kode adalah peristiwa pemakaian dua bahasa atau lebih

dengan saling memasukkan unsur bahasa yang satu ke bahasa yang lain dalam

suatu tuturan. Campur kode dapat terjadi karena adanya suatu bahasa yang

digunakan seseorang untuk berinteraksi dengan lawan tuturnya. Misalnya

seseorang sedang bercakap-cakap menggunakan bahasa Indonesia dan

dicampur dengan bahasa Jawa atau bahasa lain selain bahasa Indonesia.

Menurut Suandi (2014: 140-141) campur kode dibedakan menjadi tiga jenis

yaitu campur kode ke dalam (Inner code mixing), campur kode ke luar (outer

kode mixing), dan campur kode campuran (hybrid kode mixing).

Peneliti menggunakan metode deskritif kualitatif untuk menganalisis

campur kode dalam komik Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya

Renato Adhitama. Teknik penyediaan data yang digunakan peneliti adalah

simak bebas libat cakap karena peneliti tidak terlibat dalam percakapan dalam

komik Kecoa dan Dendam.

Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan penelitian yang sudah

ditemukan, langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah


25

mendiskripsikan bentuk campur kode yang ada dalam komik Kecoa dan

Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama. Pada langkah kedua,

peneliti mendeskripsikan makna campur kode dala komik Kecoa dan Dendam

berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama. Pada langkah ketiga peneliti

mendeskripsikan fungsi campur kode yang terdapat pada komik Kecoa dan

Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama.

Pada intinya penelitian ini mendeskripsikan campur kode yang terjadi

dalam komik Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato

Adhitama. Hasil penelitian ini mencakup bentuk campur kode, makna campur

kode, dan fungsi campur kode.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kepustakaan yang meneliti

mengenai gejala bahasa yaitu campur kode di dalam komik webtoon.

Pada komik webtoon Kecoa dan Dendam terdapat bentuk-bentuk

campur kode yang unik dan berbeda dengan komik webtoon lainnya.

Waktu penelitian yang diperlukan adalah 6 bulan, mulai dari bulan

Agustus 2021 sampai dengan Januari 2022. Bulan pertama dan kedua

digunakan untuk mencari data penelitian. Bulan ketiga dan keempat

digunakan untuk menganalisis data. Bulan kelima dan keenam

digunakan untuk menyusun laporan penelitian.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kepustakaan, yaitu meneliti

bentuk campur kode yang ada di dalam komik webtoon berjudul Kecoa

dan Dendam karya Renato Adhitama. Penelitian ini menggunakan

komik webtoon sebagai objek yang diamati sehingga tidak ada tempat

jelas dalam penelitiannya. Oleh karena itu, penelitian yang

menggunakan studi kepustakaan tidak tepat jika disebutkan tempat

penelitiannya.

26
27

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian diskripsif kulaitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku.

Penelitian ini mengkaji dan menganalisis data secara objektif berdasarkan

fakta dan dipaparkan secara deskriptif.

Moleong dan Lexy J (2014: 6) melanjutkan pembahasan mengenai

penelitan deskriptif kualitaif dengan menyatakan bahwa penelitian deskriptif

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dan lain-lain dengan cara dideskripsikan dalam bentuk

kalimat dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Penelitian ini mengkaji atau menganalisis data pada komik Kecoa dan

Dendam karya Renato Adhitama sebagai objek penelitian. Penelitian ini

menganalisis campur kode yang terjadi pada dialog tokoh dalam komik

Kecoa dan Dendam. Tujuannya agar pembaca mengetahui penerapan campur

kode dalam sebuah komik.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Menurut Sudaryanto (dalam Kesuma, 2007:25) menyatakan bahwa

data merupakan bahan jadi penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi
28

data adalah kalimat yang mengandung campur kode dalam komik webtoon

berjudul Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama.

2. Sumber Data

Menurut Lofland (dalam Moleong, 2005:157) menjelaskan

sumber data penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data pada

penelitian ini adalah pemakaian bahasa dalam komik webtoon Kecoa dan

Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama dan literatur-

literatur yang terkait dengan penelitian.

D. Metode dan Teknik Penyediaan Data

Penggunaan metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan

oleh peneliti dalam penelitian ini bertujuan agar data dalam penelitian

dapat didapatkan sesuai dengan harapan peneliti sehingga memenuhi

kriteria data yang baik dalam penelitian yang akan dilakukan. Menurut

Djajasudarma dan Alwi (dalam Kesuma, 2007: 1) metode merupakan cara

yang dimaksud atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan dalam mencapai kegiatan yang telah

ditentukan.

Metode penyediaan data pada penelitian ini adalah menggunakan

metode simak. Dikatakan sebagai metode simak karena peneliti menyimak

tuturan yang mengandung campur kode yang diucapkan oleh tokoh-tokoh

dalam komik Kecoa dan Dendam. Metode simak ialah metode yang
29

digunakan untuk memperoleh data dengan cara menyimak penggunaan

bahasa (Mahsun, 2005:92). Metode simak memiliki teknik dasar yaitu

teknik sadap. Teknik sadap dilakukan dengan cara menyadap pengguna

bahasa.

Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik simak bebas libat

cakap. Teknik simak bebas libat cakap adalah teknik menyimak

penggunaan bahasa atau mercakapan tanpa ikut berpartisipasi dalam

percakapan tersebut. Peneliti menggunakan teknik simak bebas libat cakap

untuk mengamati penggunaan bahasa dalam komik Kecoa dan Dendam.

Lanjutan dari teknik ini adalah teknik catat, maksud dari teknik catat

adalah peneliti mencatat sumber data yang telah ditemukan pada dialog

tokoh komik Kecoa dan Dendam yang mengandung campur kode.

E. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian berperan sebagai kunci dalam penelitian, sedangkan

data penelitian berperan sebagai kebenaran dann empiris yaitu kesimpulan

dan penemuan penelitian itu. Untuk memudahkan penelitian, peneliti dibekali

seperangkat teori mengenai kajian sosiolingusitik kususnya campur kode.

Sosiolinguistik lazim didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan

berbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri

fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa. Selain itu,

peneliti juga dilengkapi alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan dan

menganalisis data sepert smartphone, laptop, dan alat tulis.


30

F. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Penggunaan metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan

oleh peneliti dalam penelitian ini bertujuan agar data dalam penelitian

dapat didapatkan sesuai dengan harapan peneliti sehingga memenuhi

kriteria data yang baik dalam penelitian yang akan dilakukan. Menurut

Djajasudarma dan Alwi (dalam Kesuma, 2007: 1) metode merupakan cara

yang dimaksud atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan dalam mencapai kegiatan yang telah

ditentukan.

Metode penyediaan data pada penelitian ini adalah menggunakan

metode simak. Dikatakan sebagai metode simak karena peneliti menyimak

tuturan yang mengandung campur kode yang diucapkan oleh tokoh-tokoh

dalam komik Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato

Adhitama. Metode simak ialah metode yang digunakan untuk memperoleh

data dengan cara menyimak penggunaan bahasa (Mahsun, 2007:92).

Metode simak memiliki teknik dasar yaitu teknik sadap. Teknik sadap

dilakukan dengan cara menyadap pengguna bahasa.

Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik simak bebas libat

cakap. Teknik simak bebas libat cakap adalah teknik menyimak

penggunaan bahasa atau mercakapan tanpa ikut berpartisipasi dalam

percakapan tersebut. Peneliti menggunakan teknik simak bebas libat cakap

untuk mengamati penggunaan bahasa dalam komik Kecoa dan Dendam

berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama. Lanjutan dari teknik ini


31

adalah teknik catat, maksud dari teknik catat adalah peneliti mencatat

sumber data yang telah ditemukan pada dialog tokoh komik Kecoa dan

Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama yang mengandung

campur kode.

G. Metode dan Teknik Analisis Data

1. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan dua metode untuk menganalisis data

yang sudah didapatkan. Metode tersebut adalah metode padan dan metode

agih. Penggunakan metode padan dan metode agih bertujuan agar proses

analisis data dapat menyajikan hasil analisis yang jelas sesuai dengan

yang diharapkan peneliti.

Menurut Zaim (2014:98) metode padan atau sering disebut metode

identitas (identity method) adalah suatu metode yang dipakai untuk

menentukan identitas satuan lingual tertentu dengan menggunakan alat

penentu di luar bahasa yang bersangkutan. Metode padan jika didasarkan

pada macam alat penentunya, terbagi menjadi lima macam, yaitu 1) alat

penentunya berupa kenyataan yang ditunjuk atau diacu oleh bahasa atau

referent bahasa; 2) alat penentunya berupa organ pembentuk bahasa atau

organ wicara; 3) alat penentunya berupa bahasa lain atau langue lain; 4)

alat penentunya berupa perekam dan pengawet bahasa (yaitu tulisan), dan

5) alat penentunya berupa orang yang menjadi mitra-wicara.


32

Menurut Sudaryanto (2015: 19), metode agih adalah metode yang

alat penentunya merupakan bagian dari bahasa itu sendiri. Alat penentu

metode agih berupa bagian atau unsur dari bahasa yang menjadi objek

penelitian tersebut seperti kata (kata ingkar, adjektiva, preposisi, dll),

fungsi sintaksis (subjek, objek, predikat, keterangan, dan pelengkap),

klausa, kalimat, dan lain-lain.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode agih untuk

menganalisis bentuk kata seperti bentuk kata asal, berimbuhan, majemuk,

dan frasa. Setelah mampu menganalisis bentuk kata menggunakan metode

agih, dilanjutkan menggunakan metode padan untuk menganalisis

identitas bahasa yang digunakan seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda,

bahasa Inggris, dan lain-lain.

2. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, data yang sudah diperoleh kemudian

dilanjutkan ke proses analisis data. Teknk analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik pilah unsur penentu (PUP). Teknik

pilah unsur penentu merupakan teknik yang digunakan dengan cara

memilah penggunaan satuan bahasa yang alatnya adalah kemampuan

daya pilah yang yang dimiliki, dalam hal ini berkaitan dengan mental

dalam melakukan penelitian.

Penelitian ini menggunakan teknik lanjutan dalam menganalisis

data yang diperoleh, teknik tersebut adalah teknik bagi unsur langsung
33

(BUL) yakni teknik yang digunakan untuk menganalisis data dengan

membagi satuan lingual data menjadi unsur-unsur yang dipandang

sebagai bagian yang membentuk satuan lingual, dan teknik hubung

banding menyamakan hal pokok (HBSP). Teknik lanjutan dalam

menganalisis data tersebut digunakan untuk mengetahui fungsi tuturan

campur kode.

Berikut contoh data yang sesuai dengan rumusan masalah dalam

campur kode pada komik Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya

Renato Adhitama.

Contoh:

(1) Kakak takut gluduk dek (Episode 1)

Pada data tersebut penelitian yang dilakukan adalah menganalisis

bentuk, makna, dan fungsi campur kode. Metode yang digunakan dalam

meneliti adalah metode padan dan metode agih. Untuk teknik yang

digunakan adalah teknik pilah unsur penentu (PUP), teknik bagi unsur

langsung (BUL) dan teknik hubung banding menyamakan hal pokok

(HBSP).

Langkah pertama penelitian yang dilakukan adalah

mengidentifikasi bentuk kata dengan menggunakan metode agih. Setelah

itu, dilanjutkan dengan menggunakan metode padan untuk mengetahui

identitas bahasa yang digunakan. Selanjutnya, menggunakan teknik pilah

unsur penentu (PUP) untuk mengetahui unsur penentunya di luar bahasa.


34

Kemudian dilanjutkan menggunakan teknik bagi unsur langsung (BUL)

untuk mengetahui unsur yang membangun satuan lingual data. Setelah itu,

menggunakan hubung banding menyamakan hal pokok (HBSP) untuk

mengidentifikasi makna dan fungsi campur kode.

Pada ucapan tersebut terdapat tuturan bentuk campur kode, tuturan

tersebut adalah gluduk bentuk tuturan tersebut diucapkan oleh tokoh kakak

yang ditujukkan ke adiknya. Penggunaan bahasa seperti kalimat di atas

merupakan salah satu bentuk dari campur kode. Setelah menggunakan

teknik pilah unsur penentu (PUP), dan bagi unsur langsung kemudian

menggunakan teknik lanjutan hubung banding menyamakan hal pokok

(HBSP) untuk meneliti makna dan fungsi campur kode.

Pada data di atas diucapkan oleh tokoh dalam komik Kecoa dan

Dendam yang berperan sebagai kakak. Kata gluduk merupakan kata yang

berasal dari bahasa Jawa, kata gluduk dalam bahasa Indonesia mempunyai

kesamaan arti kata “petir” jadi dapat disimpulkan kata gluduk merupakan

bentuk campur kode bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia. Dari segi

makna kata tersebut merupakan makna leksikal karena maknanya sesuai

dengan hasil observasi indra manusia atau makna yang ada di dalam

kamus. Penggunaan kata pada contoh data di atas menjelaskan bahwa

bentuk campur kode digunakan oleh tokoh kakak berfungsi untuk

menunjukan identitas diri, yang berkaitan dengan daerah asal dan

keterpelajarannya.
35

H. Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Metode penyajian hasil analisis data pada penelitian hanya ada dua,

yaitu formal dan informal. Metode penyajian hasil analisis data pada

penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode informal. Penyajian hasil

analisis data secara informal adalah penyajian hasil analisis data dengan

menggunakan kaidah (Kesuma, 2007:73). Penyajian hasil analisis data secara

non formal adalah penyajian hasil analisis data menggunakan kata-kata biasa.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, berikut ini akan

disajikan hasil penelitian mengenai campur kode dalam komik webtoon

Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama yang

meliputi bentuk, makna, dan fungsi campur kode. Hasil penelitian yang telah

dilakukan kemudian dilanjutkan menganalisis campur kode yang terkandung

dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato

Adhitama sesuai dengan judul penelitian.

1. Bentuk Campur Kode dalam Komik Webtoon Kecoa dan Dendam

Berbahasa Indonesia Karya Renato Adhitama.

Pada dasarnya campur kode memiliki beberapa bentuk. Bentuk

campur kode yang menjadi fokus peneliti meliputi, campur kode

berbentuk kata dasar, campur kode berbentuk kata baster, campur kode

berbentuk kata ulang, campur kode berbentuk kata ungkapan atau

idiom, dan campur kode berbentuk frasa.

a. Campur Kode Berbentuk Kata

Campur kode yang terdapat dalam komik webtoon Kecoa

dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama salah

satunya berbentuk kata. Kata merupakan satuan gramatikal yang

36
37

mempunyai makna. Kata juga dapat disebut kode. Kode yang

disisipkan ke dalam kode bahasa lain dapat menyebabkan

terjadinya campur kode. Campur kode berbentuk kata

diklasifikasikan atas kata asal, kata berimbuhan, dan kata ulang.

Berikut data campur kode berbentuk kata dalam komik webtoon

Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama.

1) Campur Kode Berbentuk Kata Dasar

Kata dasar adalah satuan bebas yang terkecil dalam

tataran sintaksis yang mempunyai makna. Kata dasar dapat

juga diartikan satuan bahasa yang tidak melewati proses

morfologi. Berikut data yang memuat campur kode berbentuk

kata dasar dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam

berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama.

(1) Kakak takut gluduk dek.. (Episode 1)


(2) Sorry Jen, sepertinya masker itu anti gas beracun,
tapi tidak anti dengan kentut.. (Episode 12)
(3) Tiba-tiba saja ada sikil manusia! (Episode 20)
(4) Kayaknya ada yang lagi war tuh, dibilang fokus
turret, malah war.. (Episode 22)
(5) Gak mau, skip aja skip.. (Episode 26)
(6) Para coro itu ketiduran juga kali ya.. (Episode 42)
(7) Maaf ya mata nenek siwer jadi ga bisa jelas
lihatnya.. (Episode 53)
(8) Baiklah, aku pergi dulu, semoga kita bisa bertemu
lagi di future.. (Episode 102)
(9) Lalu why kalian melakukan ini? (episode 107)
(10) Tubuh kecoa itu 10 kali lebih kuat dari serangga
lain, kena radiasi nukllir pun kalian ga akan modar..
(episode 116)
38

2) Campur Kode Berbentuk Kata Turunan

Perubahan yang terjadi pada kata turunan disebabkan

oleh kata dasar yang telah diberi imbuhan berupa awalan

(prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan serta awalan-

akhiran (konfiks). Pemberian imbuhan tersebut membuat kata

turunan mengalami pergeseran makna. Campur kode berbentuk

kata turunan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a) Campur Kode Berbentuk Kata Berimbuhan

Kata berimbuhan merupakan proses pembubuhan afiks

pada bentuk kata dasar. Pada prosesnya melibatkan unsur-

unsur dasar atau bentuk dasar, afiks, dan makna gramatikal

yang dihasilkan. Berikut data yang memuat campur kode

berbentuk kata baster dalam komik webtoon Kecoa dan

Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama.

(11) Setelah kami adakan meeting dadakan, kami


bersedia membantu. (Episode 21)
(12) Gimana mau biasa aja sih, ini shocking moment
banget buat aku.. (Episode 107)
(13) Sergap dia boys!!! (episode 135)
(14) Yeeeee pulang! Ulrica, your husband is coming
home! (episode 136)
(15) Rise and shine Cheri! Ayo kita mau ada briefing
pagi nih! (episode 173)

b) Campur Kode Berbentuk Kata Ulang

Kata ulang atau bisa juga disebut reduplikasi

merupakan pengulangan kata yang dapat berupa pengulangan


39

seluruh kata dasar, pengulangan sebagian dari kata dasar, dan

pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan

afiks. Pada campur kode berbentuk kata ulang penyisipan yang

terjadi berada pada pengulangan kata yang diambil dari bahasa

lain. Berikut data tuturan campur kode dalam komik webtoon

Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato

Adhitama berupa penyisipan unsur berbentuk kata ulang.

(16) Jendral! Kami sudah siap ikeh ikeh kimochi!!


(Episode 4)
(17) Oke, ojo sui sui ya bos.. (episode 117)

c) Campur Kode Berbentuk Kata Majemuk

Kata majemuk merupakan penggabungan dua kata atau

lebih yang membentuk suatu kata baru. Kata majemuk merupakan

suatu proses yang mencakup penggabungan dua kata (dengan atau

tanpa afiks) untuk menghasilkan suatu kata baru. Berikut data

campur kode dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa

Indonesia karya Renato Adhitama berupa penyisipan unsur

berbentuk kata majemuk.

(18) Yang mulia, ini bukan kekerasan, tapi duel antar lelaki..
lelaki u mild.. (Episode 31)
(19) Ayo sayang kita honey moon (Episode 102)
(20) Stick to the plan ya kawan kawan.. (episode 178)
40

d) Campur Kode Berbentuk Frasa

Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas dua

kata atau lebih yang tidak melampaui batas unsur klausa. Berikut

data tuturan campur kode dalam komik webtoon Kecoa dan

Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama yang berupa

penyisipan unsur berbentuk frasa.

(21) Astaga! Buruan Jen ojo kesuen!!! (Episode 6)


(22) BTW kalian tadi so sweet banget, ada yang mau
dipeluk??? (Episode 8)
(23) Hehehe, madu kalian numero uno!!! (Episode 82)
(24) Gimana mau biasa aja sih, ini shocking moment banget
buat aku.. (Episode 107)

e) Campur Kode Berbentuk Baster

Kata baster merupakan kata yang berisi campuran dari

beberapa variasi yang berbeda. Penggunaan baster biasanya

dilakukan oleh penutur bahasa dengan mencampurkan dua unsur

bahasa yang berbeda sehingga menghasilkan kata baru yang

memiliki makna. Berikut data yang memuat campur kode

berbentuk kata baster dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam

berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama.

(25) Chatting-an setiap hari bukan berarti ada perasaan..


(Episode 47)
(26) Balik lagi ke-style awal (Episode 60)
(27) Teman-teman kalian ada yang ingat cara mensummon
Allesandro? (episode 157)
41

2. Makna Campur Kode dalam Komik Webtoon Kecoa dan Dendam

Berbahasa Indonesia Karya Renato Adhitama.

Setiap bahasa yang digunakan pasti memiliki tujuan dan makna

tersendiri. Makna dapat digunakan untuk tolok ukur dalam menilai

suatu kajian bahasa. Campur kode dalam penelitian ini memiliki

berbagai macam makna. Berikut data campur kode dalam komik

webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato

Adhitama yang memiliki makna.

a. Makna Leksikal

Makna leksikal adalah makna yang sebenarnya atau makna

yang sesuai dengan hasil observasi indera kita atau makna yang

ada di dalam kamus. Leksikal merupakan bentuk ajektif dari kata

leksikon, yaitu kosa kata atau perbendaharaan kata dalam suatu

bahasa. Berikut campur kode dalam komik webtoon Kecoa dan

Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama yang

merupakan makna leksikal.

(28) Kakak takut gluduk dek.. (Episode 1)


(29) Bosen banget kerja jadi bulan, apa aku resign aja yah..
(Episode 8)
(30) Sorry Jen, sepertinya masker itu anti gas beracun, tapi
tidak anti dengan kentut.. (Episode 12)
(31) Bagus! Kalau begitu kita siap-siap untuk menyerang
mereka tomorrow! (Episode 13)
(32) Kayaknya ada yang lagi war tuh, dibilang fokus turret,
malah war.. (Episode 22)
42

b. Makna Gramatikal

Makna gramatikal adalah makna yang hadir akibat proses

gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Makna

gramatikal dapat juga disebut makna kontekstual atau makna

situasional. Berikut campur kode dalam komik webtoon Kecoa dan

Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama yang

bermakna gramatikal.

(33) Jendral! Kami sudah siap ikeh ikeh kimochi!! (Episode 4)


(34) Chatting-an setiap hari bukan berarti ada perasaan..
(Episode 47)
(35) Oke, ojo sui sui ya bos.. (episode 117)
(36) Teman-teman kalian ada yang ingat cara mensummon
Allesandro? (episode 157)

c. Makna Denotatif

Makna denotatif merupakan makna yang sesuai dengan

fakta-fakta objektif suatu kata. Misalnya klakson memiliki makna

denotatif ‘pengeras suara pada kendaraan’. Berikut campur kode

dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia

karya Renato Adhitama yang bermakna denotatif.

(37) Hahaha, kalian memang hebat, aku setuju, mana map


yang kalian buat? (Episode 13)
(38) Enam jam lagi sunrise! (Episode 18)
(39) Ini panas pasti gara-gara global warming! (Episode 19)
(40) Tiba-tiba saja ada sikil manusia! (Episode 20)
43

d. Makna Konotatif

Makna konotatif terjadi karena asosiasi perasaan terhadap

kata yang diucapkan atau didengar. Berikut campur kode dalam

komik webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya

Renato Adhitama yang bermakna konotatif.

(41) Itu dia! Asik palalu botak! Turun! Disini sangat


berbahaya! (Episode 2)
(42) Ya jangan di tengah jalan juga lah! Blegug! (Episode 4)
(43) Tidur ndasmu, sepertinya semprotan itu berachun jen..
(Episode 7)
(44) Kami pergi dulu peace out! (Episode 18)
(45) Akur mbahmu! Kamu sudah melukai suamiku yang
tercinta! (Episode 102)

e. Makna Asosiatif

Makna asosiatif dapat juga disebut makna kiasan atau

penggunaan kata yang tidak sebenarnya. Berikut campur kode

dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia

karya Renato Adhitama yang bermakna asosiatif.

(46) Yang mulia, ini bukan kekerasan, tapi duel antar lelaki..
lelaki U mild.. (Episode 31)
(47) Kamu adalah tank dalam tim.. (episode 165)
(48) Stick to the plan ya kawan kawan.. (episode 178)

3. Fungsi Campur Kode dalam Komik Webtoon Kecoa dan Dendam

Berbahasa Indonesia Karya Renato Adhitama.

Seperti pada pembahasan makna, dalam pemakaian bahasa

tentu dimiliki fungsi mengapa bahasa itu digunakan. Fungsi pemakaian

bahasa di sini berkaitan juga dengan maksud dan tujuan bahasa


44

digunakan dalam tindak tutur. Pada penelitian ini terdapat beberapa

fungsi campur kode yang menjadi fokus atau tolok ukur untuk

mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian.

a. Fungsi untuk Menghormati

Penggunaan campur kode dalam sebuah tuturan dapat

digunakan sebagai suatu bentuk penghormatan dari penutur kepada

mitra tutur yang bisa disebabkan karena hal-hal tertentu seperti

perbedaan usia, perbedaan status, dan lain-lain. Berikut data tuturan

campur dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa

Indonesia karya Renato Adhitama yang memiliki fungsi untuk

menghormati.

(49) Hehehe, madu kalian numero uno!!! (Episode 82)


(50) Ladies, nanti sesampainya disana berikan surat ini pada
kecoa yang bernama Diana.. (episode 120)
(51) Wow Jen, nice speech.. ini peti matinya siapa ya?
(episode 138)
(52) Halo Uncle Neptunus, lame tak jumpe (episode 172)

b. Fungsi untuk Menegaskan atau Meyakinkan

Campur kode dilakukan untuk menegaskan atau

meyakinkan suatu hal yang ingin ditunjukkan oleh seorang penutur

bahasa kepada mitra tuturnya. Berikut data tuturan campur dalam

komik webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya

Renato Adhitama yang memiliki fungsi untuk menegaskan atau

meyakinkan.
45

(53) Ini panas pasti gara-gara global warming! (Episode 19)


(54) Tidak ada makhluk di dunia ini yang bisa mengalahkan
manusia you know (Episode 36)
(55) Aduh kenyang ngantuk.. wis ora kuat (Episode 55)
(56) Kelezatan tiada tara, crunchy, crispy, creamy, hmmmm..
(episode 123)

c. Fungsi untuk Menunjukkan Identitas Diri

Campur kode dapat digunakan untuk menyatakan

kedudukan atau keterpelajarannya. Berikut data tuturan campur

dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia

karya Renato Adhitama yang memiliki fungsi untuk menegaskan

atau meyakinkan.

(57) Aku pergi dulu, adios amigos! (Episode 15)


(58) Kalian lihat kakiku yang cute ini? (Episode 52)

d. Fungsi untuk Berekspresi

Campur kode dapat sebagai bentuk pengungkapan atau

proses penyampaian perasaan penutur untuk menekankan identitas

campur kode melalui penggunaan bahasa wacana yang sama.

Berikut data tuturan campur dalam komik webtoon Kecoa dan

Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama yang

memiliki fungsi untuk menegaskan atau meyakinkan.

(59) Tidur ndasmu, sepertinya semprotan itu berachun jen..


(Episode 7)
(60) Medeni tidak bisa dibiarkan! (Episode 7)
(61) Gile lu ya ndro, sejak kapan aku memiliki reflek kaya
spidermen gini??? (Episode 49)
(62) Akur mbahmu! Kamu sudah melukai suamiku yang
tercinta! (Episode 102)
46

(63) Gimana mau biasa aja sih, ini shocking moment banget
buat aku.. (Episode 107)
(64) Uugghh.. akan kupatahkan congormu ini! (episode 166)
(65) Nani?! Cuma jadi tato dijidatnya?! (episode 175)

e. Fungsi untuk Mengakrabkan

Campur kode dapat digunakan untuk humor dan permainan

dapat juga untuk membuat suasana yang menyenangkan dan tidak

monoton. Berikut data tuturan campur dalam komik webtoon

Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama

yang memiliki fungsi untuk mengakrabkan.

(66) Bro, ayo bro, surat yang harus I anter masih banyak nih
brow.. (Episode 25)
(67) Brother, sadar ga sih kita Cuma di copas doang..
(Episode 47)
(68) Hai fellas, perkenalkan namaku adalah.. Alexander
Taichu! (episode 154)

B. Pembahasan

1. Bentuk Campur Kode dalam Komik Webtoon Kecoa dan Dendam

Berbahasa Indonesia Karya Renato Adhitama.

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, berikut ini

akan disajikan hasil penelitian mengenai campur kode dalam komik

webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama

yang meliputi bentuk, makna, dan fungsi campur kode.

a. Campur Kode Berbentuk Kata

Campur kode yang terdapat dalam komik webtoon Kecoa dan

Dendam karya Renato Adhitama salah satunya berbentuk kata. Kata


47

merupakan satuan gramatikal yang mempunyai makna. Kata juga dapat

disebut kode. Kode yang disisipkan ke dalam kode bahasa lain dapat

menyebabkan terjadinya campur kode.

1) Campur Kode Berbentuk Kata Dasar

(69) Kakak takut gluduk dek.. (Episode 1)


(Konteks: Tokoh Adik Kecoa dan Kakak Kecoa
sedang terdiam di dalam rumah karena terjadi hujan
petir di luar rumah.)
Pada data (69) terdapat pada kata gluduk. Kata gluduk

berasal dari bahasa Jawa yang berarti ‘guntur’. Campur kode

tersebut berbentuk kata dasar. Hal itu dapat dibuktikan yang

pertama, kata gluduk termasuk kata tunggal karena dapat

berdiri sendiri di dalam tuturan atau tulisan, yang kedua kata

gluduk merupakan bentuk terkecil yang tidak bisa dibagi lagi.

Misalnya glu-duk, kalau dipisahkan menjadi glu-duk tidak

memenuhi makna leksikal, sehingga akan kehilangan cirinya

sebagai kata.

(70) Sorry Jen, sepertinya masker itu anti gas beracun, tapi
tidak anti dengan kentut.. (Episode 12)
(Konteks: Tokoh Profesor dan Komandan Kecoa
sedang melakukan uji coba masker anti racun.)
Campur kode pada data (70) terdapat pada kata sorry.

Kata sorry merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris

yang berarti ‘maaf’. Campur kode tersebut berbentuk kata

dasar. Hal itu dapat dibuktikan yang pertama, kata sorry


48

termasuk kata dasar karena dapat berdiri sendiri di dalam

tuturan atau tulisan, yang kedua kata sorry termasuk kata dasar

karena merupakan bentuk terkecil yang tidak bisa dibagi lagi.

Misalnya sor-ry, bila dipisahkan menjadi sor-ry tidak

memenuhi makna leksikal, sehingga akan kehilangan cirinya

sebagai kata.

(71) Tiba-tiba saja ada sikil manusia! (Episode 20)


Konteks: Tokoh Ratu Semut sedang menceritakan
kembali cerita tentang perpisahannya dengan anaknya
yang diakhibatkan oleh kaki manusia.)
Campur kode pada data (71) terdapat pada kata sikil.

Kata sikil merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa yang

berarti ‘kaki’. Campur kode tersebut berbentuk kata dasar. Hal

itu dapat dibuktikan yang pertama, kata sikil termasuk kata

dasar karena dapat berdiri sendiri di dalam tuturan atau tulisan,

yang kedua kata sikil termasuk kata dasar karena merupakan

bentuk terkecil yang tidak bisa dibagi lagi. Misalnya si-kil, bila

dipisahkan menjadi si-kil tidak memenuhi makna leksikal,

sehingga akan kehilangan cirinya sebagai kata.

(72) Kayaknya ada yang lagi war tuh, dibilang fokus


turret, malah war.. (Episode 22)
(Konteks: Tokoh bulan sedang memberikan
tanggapan terhadap peperangan kelompok kecoa
dengan manusia.)
Campur kode pada data (72) terdapat pada kata war.

Kata war merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris


49

yang berarti ‘perang’. Campur kode tersebut berbentuk kata

dasar. Hal itu dapat dibuktikan yang pertama, kata war

termasuk kata dasar karena dapat berdiri sendiri di dalam

tuturan atau tulisan, yang kedua kata war termasuk kata dasar

karena merupakan bentuk terkecil yang tidak bisa dibagi lagi.

Misalnya wa-r, bila dipisahkan menjadi wa-r tidak memenuhi

makna leksikal, sehingga akan kehilangan cirinya sebagai kata.

Campur kode pada data (72) terdapat pada kata turret.

Kata turret merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris

yang berarti ‘kubah’. Campur kode tersebut berbentuk kata

dasar. Hal itu dapat dibuktikan yang pertama, kata turret

termasuk kata dasar karena dapat berdiri sendiri di dalam

tuturan atau tulisan, yang kedua kata turret termasuk kata

dasar karena merupakan bentuk terkecil yang tidak bisa dibagi

lagi. Misalnya tur-ret, bila dipisahkan menjadi tur-ret tidak

memenuhi makna leksikal, sehingga akan kehilangan cirinya

sebagai kata.

(73) Gak mau, skip aja skip.. (Episode 26)


(Konteks: Tokoh Manusia Kelelawar sedang mencoba
untuk menceritakan masa lalunya, tapi tokoh
Komandan Kecoa menolak.)
Campur kode pada data (73) terdapat pada kata skip.

Kata skip merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris

yang berarti ‘melewati’. Campur kode tersebut berbentuk kata


50

dasar. Hal itu dapat dibuktikan yang pertama, kata skip

termasuk kata dasar karena dapat berdiri sendiri di dalam

tuturan atau tulisan, yang kedua kata skip termasuk kata dasar

karena merupakan bentuk terkecil yang tidak bisa dibagi lagi.

Misalnya skip, bila dipisahkan menjadi skip tidak memenuhi

makna leksikal, sehingga akan kehilangan cirinya sebagai kata.

(74) Para coro itu ketiduran juga kali ya.. (Episode 42)
(Konteks: Tokoh Manusia yang menduga bahwa
pasukan kecoa juga ketiduran.)
Campur kode pada data (74) terdapat pada kata coro.

Kata coro merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa yang

berarti ‘kecoa’. Campur kode tersebut berbentuk kata dasar.

Hal itu dapat dibuktikan yang pertama, kata coro termasuk

kata dasar karena dapat berdiri sendiri di dalam tuturan atau

tulisan, yang kedua kata coro termasuk kata dasar karena

merupakan bentuk terkecil yang tidak bisa dibagi lagi.

Misalnya co-ro, bila dipisahkan menjadi co-ro tidak memenuhi

makna leksikal, sehingga akan kehilangan cirinya sebagai kata.

(75) Maaf ya mata nenek siwer jadi ga bisa jelas lihatnya..


(Episode 53)
(Konteks: Tokoh Nenek tidak mengetahui dimana
tokoh Upil berada.)
Campur kode pada data (75) terdapat pada kata siwer.

Kata siwer merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa

yang berarti ‘kabur’ dalam konteks ini berarti


51

‘pengelihatannya kabur’. Campur kode tersebut berbentuk kata

dasar. Hal itu dapat dibuktikan yang pertama, kata siwer

termasuk kata dasar karena dapat berdiri sendiri di dalam

tuturan atau tulisan, yang kedua kata siwer termasuk kata dasar

karena merupakan bentuk terkecil yang tidak bisa dibagi lagi.

Misalnya si-wer, bila dipisahkan menjadi si-wer tidak

memenuhi makna leksikal, sehingga akan kehilangan cirinya

sebagai kata.

(76) Baiklah, aku pergi dulu, semoga kita bisa bertemu


lagi di future.. (Episode 102)
(Konteks: Tokoh Belalang sedang memberikan
kalimat perpisahan kepada tokoh Kecoa.)
Campur kode pada data (76) terdapat pada kata future.

Kata future merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris

yang berarti ‘masa depan’. Campur kode tersebut berbentuk

kata dasar. Hal itu dapat dibuktikan yang pertama, kata future

termasuk kata dasar karena dapat berdiri sendiri di dalam

tuturan atau tulisan, yang kedua kata future termasuk kata

dasar karena merupakan bentuk terkecil yang tidak bisa dibagi

lagi. Misalnya fu-ture, bila dipisahkan menjadi fu-ture tidak

memenuhi makna leksikal, sehingga akan kehilangan cirinya

sebagai kata.
52

(77) Lalu why kalian melakukan ini? (episode 107)


(Konteks: Tokoh Kecoa bertanya kepada tokoh Kecoa
Betina tentang alasan tokoh Kecoa Betina menyerang
tokoh Kecoa Jantan.)
Campur kode pada data (77) terdapat pada kata why.

Kata why merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris

yang berarti ‘mengapa’. Campur kode tersebut berbentuk kata

dasar. Hal itu dapat dibuktikan yang pertama, kata why

termasuk kata dasar karena dapat berdiri sendiri di dalam

tuturan atau tulisan, yang kedua kata why termasuk kata dasar

karena merupakan bentuk terkecil yang tidak bisa dibagi lagi.

Misalnya wh-y, bila dipisahkan menjadi wh-y tidak memenuhi

makna leksikal, sehingga akan kehilangan cirinya sebagai kata.

(78) Tubuh kecoa itu 10 kali lebih kuat dari serangga lain,
kena radiasi nukllir pun kalian ga akan modar..
(episode 116)
(Konteks: Tokoh Kecoa menjelaskan kepada tokoh
Profesor bahwa tubuh kecoa itu sangat kuat.)
Campur kode pada data (78) terdapat pada kata modar.

Kata modar merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris

yang berarti ‘mati. Campur kode tersebut berbentuk kata dasar.

Hal itu dapat dibuktikan yang pertama, kata modar termasuk

kata dasar karena dapat berdiri sendiri di dalam tuturan atau

tulisan, yang kedua kata modar termasuk kata dasar karena

merupakan bentuk terkecil yang tidak bisa dibagi lagi.

Misalnya mo-dar, bila dipisahkan menjadi mo-dar tidak


53

memenuhi makna leksikal, sehingga akan kehilangan cirinya

sebagai kata.

2) Campur Kode Berbentuk Kata Turunan

Perubahan yang terjadi pada kata turunan disebabkan

oleh kata dasar yang telah diberi imbuhan berupa awalan

(prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan serta awalan-

akhiran (konfiks). Pemberian imbuhan tersebut membuat kata

turunan mengalami pergeseran makna. Campur kode berbentuk

kata turunan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a) Campur Kode Berbentuk Kata Berimbuhan

Kata baster merupakan kata yang berisi campuran dari

beberapa variasi yang berbeda. Penggunaan baster biasanya

dilakukan oleh penutur bahasa dengan mencampurkan dua

unsur bahasa yang berbeda sehingga menghasilkan kata baru

yang memiliki makna. Berikut data yang memuat campur kode

berbentuk kata baster dalam komik webtoon Kecoa dan

Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama.

(79) Setelah kami adakan meeting dadakan, kami bersedia


membantu. (Episode 21)
(Konteks: Tokoh Komandan Kecoa memberikan hasil
rapat tentang keinginan untuk membantu tokoh Ratu
Semut.)
Pada data (79) terdapat campur kode bentuk berimbuhan.

Bentuk kata berimbuhan tersebut adalah meeting. Kata meeting


54

merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti

‘bertemu’. Kata meeting merupakan satuan gramatikal yang

paling kecil dan dapat berdiri sendiri di dalam kalimat atau

tuturan. Kata meeting terbentuk dari kata dasar meet yang

dibubuhi sufiks –ing, maka kata meeting berasal dari meet+ing.

(80) Gimana mau biasa aja sih, ini shocking moment


banget buat aku.. (Episode 107)
(Konteks: Tokoh Manusia menjelaskan perasaan
kagetnya terhadap terhadapa kecoa yang bisa
berbicara.)
Pada data (80) terdapat campur kode bentuk berimbuhan.

Bentuk kata berimbuhan tersebut adalah shocking. Kata

shocking merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yang

berarti ‘mengagetkan’. Kata shocking merupakan satuan

gramatikal yang paling kecil dan dapat berdiri sendiri di dalam

kalimat atau tuturan. Kata shocking terbentuk dari kata dasar

shock yang dibubuhi sufiks –ing, maka kata shocking berasal

dari shock+ing.

(81) Sergap dia boys!!! (episode 135)


(Konteks: Tokoh Komandan Kecoa memberikan
perintah kepada anak buahnya untuk melakukan
penyergapan kepada tokoh Manusia.)
Pada data (81) terdapat campur kode bentuk berimbuhan.

Bentuk kata berimbuhan tersebut adalah boys. Kata boys

merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti

‘anak laki-laki’. Kata boys merupakan satuan gramatikal yang

paling kecil dan dapat berdiri sendiri di dalam kalimat atau


55

tuturan. Kata boys terbentuk dari kata dasar boy yang dibubuhi

sufiks –s, maka kata boys berasal dari boy+s.

(82) Yeeeee pulang! Ulrica, your husband is coming


home! (episode 136)
(Konteks: Tokoh Kecoa Jantan yang
menginformasikan kepada istrinya bahwa sudah
pulang.)
Pada data (82) terdapat campur kode bentuk berimbuhan.

Bentuk kata berimbuhan tersebut adalah coming. Kata coming

merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti

‘datang’. Kata coming merupakan satuan gramatikal yang paling

kecil dan dapat berdiri sendiri di dalam kalimat atau tuturan.

Kata coming terbentuk dari kata dasar come yang dibubuhi

sufiks –ing, maka kata coming berasal dari come+ing.

(83) Rise and shine Cheri! Ayo kita mau ada briefing pagi
nih! (episode 173)
(Konteks: Tokoh Kecoa sedang membangunkan tokoh
Cheri untuk membuat rencana bersama.)
Pada data (83) terdapat campur kode bentuk berimbuhan.

Bentuk kata berimbuhan tersebut adalah briefing. Kata briefing

merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti

‘arahan’. Kata briefing merupakan satuan gramatikal yang

paling kecil dan dapat berdiri sendiri di dalam kalimat atau

tuturan. Kata briefing terbentuk dari kata dasar brief yang

dibubuhi sufiks –ing, maka kata briefing berasal dari brief+ing.


56

b) Campur Kode Berbentuk Kata Ulang


Kata ulang atau bisa juga disebut reduplikasi merupakan

pengulangan kata yang dapat berupa pengulangan seluruh kata

dasar, pengulangan sebagian dari kata dasar, dan pengulangan

yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. Pada

campur kode berbentuk kata ulang penyisipan yang terjadi

berada pada pengulangan kata yang diambil dari bahasa lain.

Berikut data tuturan campur kode dalam komik webtoon Kecoa

dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama

berupa penyisipan unsur berbentuk kata ulang..

(84) Jendral! Kami sudah siap ikeh ikeh kimochi!!


(Episode 4)
(Konteks: Tokoh Kecoa memberitahu kepada Jendral
bahwa pasukan kecoa sudah siap kawin.)

Pada data (84) terdapat campur kode berbentuk kata

ulang. Pengulangan kata tersebut adalah ikeh ikeh. Pengulangan

kata ikeh ikeh sebenarnya berasal dari kata ikei dalam bahasa

Jepang yang berarti ‘terus’. Masuknya unsur bahasa Jepang

ikeh ikeh membuat kalimat di atas memiliki unsur campur kode

berbentuk kata berimbuhan yang terdiri lebih dari satu morfem

dan memiliki bentuk dasar. Penutur menggunakan unsur

bahasa Jepang yang terbentuk dari kata dasar ikei sehingga

menjadi kata ulang ikeh ikeh.

(85) Oke, ojo sui sui ya bos.. (episode 117)


(Konteks: Tokoh Kecoa meminta tokoh Komandan
Kecoa untuk tidak pergi terlalu lama.)
57

Pada data (85) terdapat campur kode berbentuk kata

ulang. Pengulangan kata tersebut adalah sui sui. Pengulangan

kata sui sui sebenarnya berasal dari kata suwe dalam bahasa

Jawa yang berarti ‘lama’. Masuknya unsur bahasa Jawa sui sui

membuat kalimat di atas memiliki unsur campur kode

berbentuk kata berimbuhan yang terdiri lebih dari satu morfem

dan memiliki bentuk dasar. Penutur menggunakan unsur

bahasa Jawa yang terbentuk dari kata dasar suwe sehingga

menjadi kata ulang sui sui.

c) Campur Kode Berbentuk Kata Majemuk

Kata majemuk merupakan suatu proses yang mencakup

penggabungan dua kata (dengan atau tanpa afiks) untuk

menghasilkan suatu kata baru. Berikut data campur kode dalam

komik webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya

Renato Adhitama berupa penyisipan unsur berbentuk kata

majemuk.

(86) Yang mulia, ini bukan kekerasan, tapi duel antar lelaki..
lelaki u mild.. (Episode 31)
(Konteks: Tokoh Zero ingin melakukan duel dengan tokoh
Jendral Kecoa.)

Pada data (86) terdapat campur kode berbentuk

penyisipan kata majemuk. Data tersebut adalah u mild, ungkapan

tersebut menggunakan bahasa Inggris. Diterjemahkan dalam

bahasa Indonesia kata u berarti ‘kamu’ dan mild yang berarti


58

‘lembut’. Dua kata tersebut bila digabung akan berarti ‘kamu

lembut’. Konteks pada campur kode tersebut mengacu kepada

iklan rokok dimana slogan u mild berarti ‘keren’ atau ‘elegan’.

(87) Ayo sayang kita honey moon (Episode 102)


(Konteks: Tokoh Kecoa Betina mengajak tokoh Kecoa Jantan
untuk berbulan madu bersama.)
Pada data (87) terdapat campur kode berbentuk

penyisipan kata majemuk. Data tersebut adalah honey moon,

ungkapan tersebut menggunakan bahasa Inggris. Diterjemahkan

dalam bahasa Indonesia kata honey berarti ‘madu’ dan moon yang

berarti ‘bulan’. Dua kata tersebut bila digabung akan berarti

‘bulan madu’. Konteks pada campur kode tersebut mengacu

kepada tradisi Inggris kuno yang dimaknai sebagai fase yang telah

dilalui setelah menikah.

(88) Stick to the plan ya kawan kawan.. (episode 178)


(Konteks: Tokoh Kecoa memberitahu teman-temannya
untuk tetap fokus terhadapa rencana awal.)

Pada data (88) terdapat campur kode berbentuk

penyisipan kata majemuk. Data tersebut adalah stick to the plan,

ungkapan tersebut menggunakan bahasa Inggris. Diterjemahkan

dalam bahasa Indonesia kata stick berarti ‘tongkat’ dan to the plan

yang berarti ‘kepada rencana’. Dua kata tersebut bila digabung

akan berarti ‘tongkat kepada rencana’. Konteks pada campur kode

tersebut mengacu kepada arti ‘tetap lurus pada rencana awal’ atau

dapat diartikan juga ‘tetap pada rencana’.


59

d) Campur Kode Berbentuk Frasa

Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata

atau lebih yang tidak melampaui batas unsur klausa. Berikut data

tuturan campur kode dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam

berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama yang berupa penyisipan

unsur berbentuk frasa.

(89) Astaga! Buruan Jen ojo kesuen!!! (Episode 6)


(Konteks: Tokoh Kecoa memerintah tokoh Jendral Kecoa
untuk segera menyelesaikan urusannya.)
Pada data (89) terdapat tuturan campur kode berbentuk

penyisipan frasa. Frasa tersebut adalah ojo kesuen, frasa tersebut

merupakan frasa yang berasal dari bahasa Jawa. Diterjemahkan

dalam bahasa Indonesia frasa ojo kesuen terdiri atas kata ojo berarti

‘jangan’, kata kesuen berarti ‘kelamaan’. Semua kata tersebut jika

digabung akan membentuk makna baru yakni ojo kesuen yang

memiliki arti ‘jangan kelamaan’. Data (89) dikatakan sebagai frasa

karena data tersebut terdiri atas gabungan dua kata atau lebih. Data

tersebut tidak dapat dipisah, bila dipisah disebut sebagai kata

karena menjadi bentuk bebas yang dapat berdiri sendiri di dalam

kalimat sehingga tidak memenuhi unsur sebagai frasa.

(90) BTW kalian tadi so sweet banget, ada yang mau dipeluk???
(Episode 8)
(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa merasa berterimakasih atas
dukungan yang telah diberikan sehingga ingin memeluk
pasukan kecoa.)
60

Pada data (90) terdapat tuturan campur kode berbentuk

penyisipan frasa. Frasa tersebut adalah so sweet, frasa tersebut

merupakan frasa yang berasal dari bahasa Inggris. Diterjemahkan

dalam bahasa Indonesia frasa so sweet terdiri atas kata so berarti

‘sangat’, kata sweet berarti ‘manis’ atau bisa juga berarti

‘romantis’. Semua kata tersebut jika digabung akan membentuk

makna baru yakni so sweet yang memiliki arti ‘sangat romantis’.

Data (90) dikatakan sebagai frasa karena data tersebut terdiri atas

gabungan dua kata atau lebih. Data tersebut tidak dapat dipisah,

bila dipisah disebut sebagai kata karena menjadi bentuk bebas

yang dapat berdiri sendiri di dalam kalimat sehingga tidak

memenuhi unsur sebagai frasa.

(91) Hehehe, madu kalian numero uno!!! (Episode 82)


(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa memuji madu pemberian
tokoh Ratu Lebah yang rasanya sangat enak.)
Pada data (91) terdapat tuturan campur kode berbentuk

penyisipan frasa. Frasa tersebut adalah numero uno, frasa

tersebut merupakan frasa yang berasal dari bahasa Italia.

Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia frasa numero uno terdiri

atas kata uno berarti ‘satu’, kata numero berarti ‘nomor’. Semua

kata tersebut jika digabung akan membentuk makna baru yakni

numero uno yang memiliki arti ‘nomor satu’. Data tersebut

dikatakan sebagai frasa karena data tersebut terdiri atas gabungan

dua kata atau lebih. Data (91) tidak dapat dipisah, bila dipisah
61

disebut sebagai kata karena menjadi bentuk bebas yang dapat

berdiri sendiri di dalam kalimat sehingga tidak memenuhi unsur

sebagai frasa.

(92) Gimana mau biasa aja sih, ini shocking moment banget buat
aku.. (Episode 107)
(Konteks : Tokoh Manusia menjelaskan perasaan kagetnya
terhadap terhadapa kecoa yang bisa berbicara.)
Pada data (92) terdapat tuturan campur kode berbentuk

penyisipan frasa. Frasa tersebut adalah shocking moment, frasa

tersebut merupakan frasa yang berasal dari bahasa Inggris.

Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia frasa shocking moment

terdiri atas kata shocking berarti ‘mengagetkan’, kata moment

berarti ‘peristiwa’. Semua kata tersebut jika digabung akan

membentuk makna baru yakni shocking moment yang memiliki

arti ‘peristiwa yang mengagetkan’. Data (92) dikatakan sebagai

frasa karena data tersebut terdiri atas gabungan dua kata atau

lebih. Data tersebut tidak dapat dipisah, bila dipisah disebut

sebagai kata karena menjadi bentuk bebas yang dapat berdiri

sendiri di dalam kalimat sehingga tidak memenuhi unsur

sebagai frasa.

e) Campur Kode Berbentuk Baster

Kata baster merupakan kata yang berisi campuran dari

beberapa variasi yang berbeda. Penggunaan baster biasanya dilakukan

oleh penutur bahasa dengan mencampurkan dua unsur bahasa yang


62

berbeda sehingga menghasilkan kata baru yang memiliki makna.

Berikut data yang memuat campur kode berbentuk kata baster dalam

komik webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato

Adhitama.

(93) Chatting-an setiap hari bukan berarti ada perasaan.. (Episode


47)
(Konteks: Tokoh Bulan sedang memberitahu pembaca komik
bahwa sering bertukar pesan bukan berarti ada perasaan.)
Pada data (93) terdapat campur kode berbentuk baster. Baster

tersebut adalah chatting-an. Baster chatting-an tersebut terbentuk

karena adanya penggabungan dua unsur bahasa yakni chatting

dalam bahasa Inggris dan unsur sufiks-an dalam bahasa Indonesia.

Kata chatting merupakan kata bahasa Inggris yang bila diartikan

dalam bahasa Indonesia menjadi ‘mengobrol’, sedangkan sufiks-an

merupakan kata imbuhan yang digunakan sebagai pembentuk kata

sifat.

(94) Balik lagi ke-style awal (Episode 60)


(Konteks: Tokoh Kecoa memberitahu bahwa penampilanya
sudah kembali seperti semula.)
Pada data (94) terdapat campur kode berbentuk baster.

Baster tersebut adalah ke-style. Baster ke-style tersebut terbentuk

karena adanya penggabungan dua unsur bahasa yakni style dalam

bahasa Inggris dan unsur prefiks ke- dalam bahasa Indonesia. Kata

style merupakan kata bahasa Inggris yang bila diartikan dalam

bahasa Indonesia menjadi ‘gaya’, sedangkan prefiks ke- merupakan


63

kata imbuhan yang digunakan sebagai pembentuk nomina,

numeralia, dan verba.

(95) Teman-teman kalian ada yang ingat cara mensummon


Allesandro? (episode 157)
(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa bertanya kepada
pasukan kecoa cara untuk memanggil tokoh Allesandro.)
Pada data (95) terdapat campur kode berbentuk baster.

Baster tersebut adalah mensummon. Baster mensummon tersebut

terbentuk karena adanya penggabungan dua unsur bahasa yakni

summon dalam bahasa Inggris dan unsur prefiks men- dalam

bahasa Indonesia. Kata summon merupakan kata bahasa Inggris

yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi ‘memanggil’,

sedangkan prefiks men- merupakan kata berimbuhan yang

ditambahkan pada awal dari kata dasar atau bentuk dasar.

2. Makna Campur Kode dalam Komik Webtoon Kecoa dan Dendam

Berbahasa Indonesia Karya Renato Adhitama.

Setiap bahasa yang digunakan pasti memiliki tujuan dan makna

tersendiri. Makna dapat digunakan untuk tolok ukur dalam menilai suatu

kajian bahasa. Campur kode dalam penelitian ini memiliki berbagai

macam makna. Berikut data campur kode dalam komik webtoon Kecoa

dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama yang memiliki

makna.

a. Makna Leksikal

Makna leksikal adalah makna yang sebenarnya atau makna

yang sesuai dengan hasil observasi indera kita atau makna yang ada di
64

dalam kamus. Leksikal merupakan bentuk ajektif dari kata leksikon,

yaitu kosa kata atau perbendaharaan kata dalam suatu bahasa. Berikut

campur kode dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa

Indonesia karya Renato Adhitama yang merupakn makna leksikal.

(96) Kakak takut gluduk dek.. (Episode 1)


(96a) Kakak takut guntur dek
(Konteks: Tokoh Adik Kecoa dan Kakak Kecoa sedang terdiam di
dalam rumah karena terjadi hujan petir di luar rumah)
Pada data (96) terdapat tuturan campur kode yang memiliki

makna leksikal, data tersebut adalah gluduk. Kata gluduk merupakan

bahasa Jawa yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti

‘guntur’. Bila kata gluduk pada data (96) diganti dengan makna

leksikal guntur seperti data (96a) maka kalimat pada data di atas tidak

mengalami perubahan makna. Hal tersebut terjadi karena kata gluduk

memiliki makna leksikal yaitu guntur.

(97) Bosen banget kerja jadi bulan, apa aku resign aja yah..
(Episode 8)
(97a) Bosen banget kerja jadi bulan, apa aku berhenti aja yah..
(Konteks: Tokoh Bulan sedang merenungkan nasibnya yang
merasa bosan atas pekerjaannya.)
Pada data (97) terdapat tuturan campur kode yang memiliki

makna leksikal, data tersebut adalah resign. Kata resign merupakan

bahasa Inggris yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia

berarti ‘berhenti’. Bila kata resign pada data (97) diganti dengan

makna leksikal berhenti seperti data (97a) maka kalimat pada data di
65

atas tidak mengalami perubahan makna. Hal tersebut terjadi karena

kata resign memiliki makna leksikal yaitu berhenti.

(98) Sorry Jen, sepertinya masker itu anti gas beracun, tapi tidak
anti dengan kentut.. (Episode 12)
(98a) Maaf Jen, sepertinya masker itu anti gas beracun, tapi tidak
anti dengan kentut..
(Konteks: Tokoh Profesor dan Komandan Kecoa sedang
melakukan uji coba masker anti racun.)
Pada data (98) terdapat tuturan campur kode yang memiliki

makna leksikal, data tersebut adalah sorry. Kata sorry merupakan

bahasa Inggris yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia

berarti ‘maaf’. Bila kata sorry pada data (98) diganti dengan makna

leksikal maaf seperti data (98a) maka kalimat pada data di atas tidak

mengalami perubahan makna. Hal tersebut terjadi karena kata sorry

memiliki makna leksikal yaitu maaf.

(99) Bagus! Kalau begitu kita siap-siap untuk menyerang mereka


tomorrow! (Episode 13)
(99a) Bagus! Kalau begitu kita siap-siap untuk menyerang mereka
besok!
(Konteks: Tokoh Jendral memberitahu kepada pasukan kecoa
untuk bersiap menyerang lawan.)
Pada data (99) terdapat tuturan campur kode yang memiliki

makna leksikal, data tersebut adalah tomorrow. Kata tomorrow

merupakan bahasa Inggris yang bila diterjemahkan dalam bahasa

Indonesia berarti ‘besok’. Bila kata tomorrow pada data (99) diganti

dengan makna leksikal besok seperti data (99a) maka kalimat pada
66

data di atas tidak mengalami perubahan makna. Hal tersebut terjadi

karena kata tomorrow memiliki makna leksikal yaitu besok.

(100) Kayaknya ada yang lagi war tuh, dibilang fokus turret,
malah war.. (Episode 22)
(100a) Kayaknya ada yang lagi perang tuh, dibilang fokus turret,
malah perang..
(Konteks: Tokoh bulan sedang memberikan tanggapan terhadap
peperangan kelompok kecoa dengan manusia.)
Pada data (100) terdapat tuturan campur kode yang memiliki

makna leksikal, data tersebut adalah war. Kata war merupakan bahasa

Inggris yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti

‘perang’. Bila kata war pada data (100) diganti dengan makna leksikal

perang seperti data (100a) maka kalimat pada data di atas tidak

mengalami perubahan makna. Hal tersebut terjadi karena kata war

memiliki makna leksikal yaitu perang.

b. Makna Gramatikal

Makna gramatikal adalah makna yang hadir akibat proses

gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Makna

gramatikal dapat juga disebut makna kontekstual atau makna

situasional. Berikut campur kode dalam komik webtoon Kecoa dan

Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama yang bermakna

gramatikal.

(101) Chatting-an setiap hari bukan berarti ada perasaan..


(Episode 47)
67

(Konteks: Tokoh Bulan sedang memberitahu pembaca


komik bahwa sering bertukar pesan bukan berarti ada
perasaan.)
Pada data (101) terdapat campur kode yang memiliki makna

gramatikal, data tersebut adalah chatting-an. Kata chatting-an

merupakan kata yang sudah melalui proses gramatikal yakni

afiksasi pada penggabungan kata chatting dan kata –an sehingga

membentuk makna ‘sedang melakukan obrolan’.

(102) Jendral! Kami sudah siap ikeh ikeh kimochi!! (Episode 4)


(Konteks: Tokoh Kecoa memberitahu kepada Jendral
bahwa pasukan kecoa sudah siap kawain.)
Pada data (102) terdapat campur kode yang memiliki makna

gramatikal, data tersebut adalah ikeh ikeh. Kata ikeh ikeh merupakan

kata yang sudah melalui proses gramatikal yakni pengulangan kata

atau reduplikasi pada kata ikeh menjadi ikeh ikeh sehingga

membentuk makna yang memiliki arti ‘terus-terus’.

(103) Oke, ojo sui sui ya bos.. (episode 117)


(Konteks: Tokoh Kecoa meminta tokoh Komandan Kecoa
untuk tidak pergi terlalu lama.)
Pada data (103) terdapat campur kode yang memiliki makna

gramatikal, data tersebut adalah sui sui. Kata sui sui merupakan kata

yang sudah melalui proses gramatikal yakni pengulangan kata atau

reduplikasi pada kata sui menjadi sui sui sehingga membentuk makna

yang memiliki arti ‘lama-lama’.

(104) Teman-teman kalian ada yang ingat cara mensummon


Allesandro? (episode 157)
68

(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa bertanya kepada pasukan


kecoa cara untuk memanggil tokoh Allesandro.)
Pada data (104) terdapat campur kode yang memiliki makna

gramatikal, data tersebut adalah mensummon. Kata mensummon

merupakan kata yang sudah melalui proses gramatikal yakni afiksasi

pada penggabungan kata summon dan kata me- sehingga membentuk

makna ‘memanggil’

c. Makna Denotatif

Makna denotatif merupakan makna yang sesuai dengan fakta-

fakta objektif suatu kata. Misalnya klakson memiliki makna denotatif

‘pengeras suara pada kendaraan’. Berikut campur kode dalam komik

webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato

Adhitama yang bermakna denotatif.

(105) Hahaha, kalian memang hebat, aku setuju, mana map yang
kalian buat? (Episode 13)
(Konteks: Tokoh Kecoa memuji hasil kinerja teman-
temannya karena telah membuat peta yang mudah dibaca.)
Pada data (105) terdapat tuturan campur kode yang bermakna

denotasi yakni kata map. Kata map berasal dari bahasa Inggris yang

bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti ‘peta’ yang

memiliki makna denotasi gambar yang menunjukkan letak tanah,

laut, sungai, gunung, dan lain-lain. Kata map memiliki makna

denotatif karena mengandung makna yang sebenarnya.

(106) Enam jam lagi sunrise! (Episode 18)


69

(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa memberikan informasi


kepada pasukan kecoa bahwa tidak lama lagi matahari akan
terbit.)
Pada data (106) terdapat tuturan campur kode yang bermakna

denotasi yakni kata sunrise. Kata sunrise merupakan bahasa Inggris

yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti ‘matahari terbit’

yang memiliki makna denotasi peristiwa saat sisi teratas matahari

muncul di atas horizon di sebelah timur. Kata sunrise memiliki

makna denotatif karena mengandung makna yang sebenarnya.

(107) Ini panas pasti gara-gara global warming! (Episode 19)


(Konteks: Tokoh Kecoa sedang mengeluhkan cuaca yang
sangat panas dan menghubungkannya kepada efek rumah
kaca.)
Pada data (107) terdapat tuturan campur kode yang bermakna

denotasiyakni kata global warming. Kata global warming merupakan

bahasa Inggris yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti

‘pemanasan global’ yang memiliki makna denotasi perubahan iklim

mengacu pada perubahan suhu di bumi. Kata global warming

memiliki makna denotatif karena mengandung makna yang

sebenarnya.

(108) Tiba-tiba saja ada sikil manusia! (Episode 20)


(Konteks: Tokoh Ratu Semut sedang menceritakan kembali
cerita tentang perpisahannya dengan anaknya karena kaki
manusia.)
Pada data (108) terdapat tuturan campur kode yang bermakna

denotasi yakni kata sikil. Kata sikil merupakan bahasa Jawa yang

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti ‘kaki’ yang memiliki


70

makna denotasi organ tubuh manusia yang berfungsi untuk berjalan.

Kata sikil memiliki makna denotatif karena mengandung makna yang

sebenarnya.

d. Makna Konotatif

Makna konotatif terjadi karena asosiasi perasaan terhadap kata

yang diucapkan atau didengar. Berikut campur kode dalam komik

webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato

Adhitama yang bermakna konotatif.

(109) Itu dia! Asik palalu botak! Turun! Disini sangat berbahaya!
(Episode 2)
(109a) Itu dia! Asik kepalamu botak! Turun! Disini sangat
berbahaya!
(Konteks: Tokoh Jendral kesal terhadap tokoh Upil yang
membahayakan dirinya.)
Pada data (109) terdapat tuturan campur kode bermakna

konotasi, data tersebut adalah palalu. Kata palalu dalam bahasa

Indonesia berarti ke ‘kepalamu’ namun pada konteks tuturan tersebut

kata palalu merupakan bentuk kekesalan penutur terhadap mitra tutur.

Pada data (109a) ketika kata palalu diganti dengan kata yang

bermakna sama yaitu kepalamu akan membuat makna konotasi yang

berbeda.

(110) Ya jangan di tengah jalan juga lah! Blegug! (Episode 4)


(110a) Ya jangan di tengah jalan juga lah! Bodoh!
(Konteks: Tokoh Kecoa kesal dengan tokoh Upil yang tertidur di
tengah jalan.)
71

Pada data (110) terdapat tuturan campur kode bermakna

konotasi, data tersebut adalah blegug. Kata blegug bahasa Sunda yang

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti ke ‘bodoh’ namun pada

konteks tuturan tersebut kata blegug merupakan bentuk kekesalan

penutur terhadap mitra tutur. Pada data (110a) ketika kata blegug

diganti dengan kata yang bermakna sama yaitu bodoh akan membuat

makna konotasi yang berbeda.

(111) Tidur ndasmu, sepertinya semprotan itu berachun jen..


(Episode 7)
(111a) Tidur kepalamu, sepertinya semprotan itu berachun jen..
(Konteks: Tokoh Kecoa menyangkal tuduhan tokoh Jendral Kecoa
yang menuduhnya tidur.)
Pada data (111) terdapat tuturan campur kode bermakna

konotasi, data tersebut adalah ndasmu. Kata ndasmu merupakan

bahasa Jawa yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti ke

‘kepalamu’ namun pada konteks tuturan tersebut kata ndasmu

merupakan bentuk kekesalan penutur terhadap mitra tutur. Pada data

(111a) ketika kata ndasmu diganti dengan kata yang bermakna sama

yaitu kepalamu akan membuat makna konotasi yang berbeda.

(112) Kami pergi dulu peace out! (Episode 18)


(112a) Kami pergi dulu damai!
(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa berpamitan kepada tokoh Semut
untuk pergi sementara waktu.)
Pada data (112) terdapat tuturan campur kode bermakna

konotasi, data tersebut adalah peace out. Kata peace out merupakan
72

bahasa Inggris yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti ke

‘damai’ namun pada konteks tuturan tersebut kata damai merupakan

bentuk rasa menghargai penutur terhadap mitra tutur. Pada data (112a)

ketika kata peace out diganti dengan kata yang bermakna sama yaitu

damai akan membuat makna konotasi yang berbeda.

(113) Akur mbahmu! Kamu sudah melukai suamiku yang


tercinta! (Episode 102)
(113a) Akur nenekmu! Kamu sudah melukai suamiku yang
tercinta!
(Konteks: Tokoh Kecoa Betina kesal dengan tokoh Kecoa Jantan
yang telah melukai suaminya.)
Pada data (113) terdapat tuturan campur kode bermakna

konotasi, data tersebut adalah mbahmu. Kata mbahmu merupakan

bahasa Jawa yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti ke

‘nenekmu’ namun pada konteks tuturan tersebut kata mbahmu

merupakan bentuk kekesalan penutur terhadap mitra tutur. Pada data

(113a) ketika kata mbahmu diganti dengan kata yang bermakna sama

yaitu nenekmu akan membuat makna konotasi yang berbeda.

e. Makna Asosiatif
Makna asosiatif dapat juga disebut makna kiasan atau

penggunaan kata yang tidak sebenarnya. Berikut campur kode dalam

komik webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya

Renato Adhitama yang bermakna asosiatif.

(114) Yang mulia, ini bukan kekerasan, tapi duel antar lelaki..
lelaki U mild.. (Episode 31)
73

(Konteks: Tokoh Zero menjelaskan kepada tokoh Ratu


Semut bahwa duel yang dilakukan dengan tokoh Jendral
Kecoa bukanlah kekerasan.)
Pada data (114) terdapat tuturan campur kode yang memiliki

makna asosiatif, data tersebut adalah U mild. Kata U dalam bahasa

Indonesia berarti ‘kamu’, sedangkan kata mild berarti ‘lembut’ dalam

konteks tuturan tersebut penggunaan U mild dilakukan oleh penutur

untuk terlihat keren dan maskulin seperti slogan iklan rokok karena

kata U mild popular karena iklan rokok.

(115) Kamu adalah tank dalam tim.. (episode 165)


(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa memberikan tugas kepada
salah satu pasukanya untuk menjadi garda terdepan
pasukan.)
Pada data (115) terdapat tuturan campur kode yang memiliki

makna asosiatif, data tersebut adalah tank. Kata tank dalam bahasa

Indonesia berarti ‘kendaraan tempur lapis baja’. Dalam konteks

tuturan tersebut penggunaan tank memiliki arti lain yaitu orang yang

akan menjadi garda terdepan.

(116) Stick to the plan ya kawan kawan.. (episode 178)


(Konteks: Tokoh Kecoa memberitahu teman-temannya
untuk tetap fokus terhadapa rencana awal.)
Pada data (116) terdapat tuturan campur kode yang memiliki

makna asosiatif, data tersebut adalah stick to the plan. Kata stick

dalam bahasa Indonesia berarti ‘tongkat’, sedangkan kata to the plan

berarti ‘kepada rencana’ dalam konteks tuturan tersebut penggunaan

stick to the plan dilakukan oleh penutur untuk mengingatkan agar


74

tetap dalam rencana awal.

3. Fungsi Campur Kode Kode dalam Komik Webtoon Kecoa dan Dendam

Karya Renato Adhitama.

Fungsi pemakaian bahasa di sini berkaitan juga dengan maksud

dan tujuan bahasa digunakan dalam tindak tutur. pada penelitian ini

terdapat beberapa fungsi campur kode yang menjadi fokus atau tolok

ukur untuk mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian.

a. Fungsi untuk Menghormati


Penggunaan campur kode dalam sebuah tuturan dapat

digunakan sebagai suatu bentuk penghormatan dari penutur kepada

mitra tutur yang bisa disebabkan karena hal-hal tertentu seperti

perbedaan usia, perbedaan status, dan lain-lain. Berikut data tuturan

campur dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa

Indonesia karya Renato Adhitama yang memiliki fungsi untuk

menghormati.

(117) Hehehe, madu kalian numero uno!!! (Episode 82)

(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa memuji madu pemberian


tokoh Ratu Lebah yang rasanya sangat enak.)

Pada data (117) terdapat tuturan campur kode yang berfungsi

untuk menghormati, data tersebut adalah numero uno. Data tersebut

menggunakan bahasa Italia. Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

kata uno berarti ‘satu’ sedangkan numero berarti ‘nomor’. Konteks

tuturan tersebut dilakukan oleh penutur menggunakan bahasa Italia


75

numero uno yang bermakna ‘nomor satu’ untuk menghormati mitra

tutur.

(118) Ladies, nanti sesampainya disana berikan surat ini pada


kecoa yang bernama Diana.. (episode 120)
(Konteks: Tokoh Kecoa Jantan memberikan surat kepada
perwakilan kecoa betina untuk mengoper surat kepada
tokoh Kecoa Diana.)
Pada data (118) terdapat tuturan campur kode yang berfungsi

untuk menghormati, data tersebut adalah ladies. Data tersebut

menggunakan bahasa Inggris. Diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia kata ladies berarti ‘wanita’ bisa juga berarti ‘wanita

dewasa’. Konteks tuturan tersebut dilakukan oleh penutur

menggunakan bahasa Inggris ladies yang bermakna ‘wanita dewasa’

untuk lebih menghormati mitra tutur.

(119) Wow Jen, nice speech.. ini peti matinya siapa ya? (episode
138)
(Konteks: Tokoh Upil memberikan pujian kepada tokoh
Jendral Kecoa atas pidatonya.)
Pada data (119) terdapat tuturan campur kode yang berfungsi

untuk menghormati, data tersebut adalah nice speech. Data tersebut

menggunakan bahasa Inggris. Diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia kata nice speach berarti ‘pidato yang bagus. Konteks tuturan

tersebut dilakukan oleh penutur menggunakan bahasa Inggris nice

speech yang bermakna ‘pidato yang bagus’ untuk menghormati mitra

tutur.
76

(120) Halo Uncle Neptunus, lame tak jumpe (episode 172)

(Konteks: Tokoh Bulan menyapa tokoh Neptunus dengan


sopan.)

Pada data (120) terdapat tuturan campur kode yang berfungsi

untuk menghormati, data tersebut adalah uncle Neptunus. Data

tersebut menggunakan bahasa Inggris. Diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia kata uncle Neptunus berarti ‘paman Neptunus. Konteks

tuturan tersebut dilakukan oleh penutur menggunakan bahasa Inggris

uncle Neptunus yang bermakna ‘paman Neptunus’ untuk menghormati

mitra tutur.

b. Fungsi untuk Menegaskan atau Meyakinkan


Campur kode dilakukan untuk menegaskan atau meyakinkan

suatu hal yang ingin ditunjukkan oleh seorang penutur bahasa kepada

mitra tuturnya. Berikut data tuturan campur dalam komik webtoon

Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama

yang memiliki fungsi untuk menegaskan atau meyakinkan.

(121) Ini panas pasti gara-gara global warming! (Episode 19)

(Konteks: Tokoh Kecoa sedang mengeluhkan cuaca yang


sangat panas dan menghubungkannya kepada efek rumah
kaca.)

Pada data (121) terdapat tuturan campur kode yang befungsi

untuk menegaskan atau meyakinkan suatu hal, data tersebut adalah

global warming. Data tersebut menggunakan bahasa Inggris.

Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia global warming berarti


77

‘pemanasan global’. Konteks tuturan dilakukan oleh penutur

merasakan suhu sangat panas dan mempertegas bahwa itu terjadi

karena pemanasan global.

(122) Tidak ada makhluk di dunia ini yang bisa mengalahkan


manusia you know (Episode 36)
(Konteks: Tokoh Kucing yang memberitahu tokoh Jendral
Kecoa bahwa tidak ada makhluk yang dapat mengalahkan
manusia.)
Pada data (122) terdapat tuturan campur kode yang befungsi

untuk menegaskan atau meyakinkan suatu hal, data tersebut adalah you

know. Data tersebut menggunakan bahasa Inggris. Diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia you know berarti ‘kau tahu’. Konteks tuturan

dilakukan oleh penutur untuk mempertegas bahwa tidak ada makhluk

di dunia yang bisa mengalahkan manusia dengan mengatakan pada

akhir kalimat dengan frasa campur kode you know.

(123) Aduh kenyang ngantuk.. wis ora kuat (Episode 55)


(Konteks: Tokoh Kecoa merasa terlalu banyak makan hingga
merasa mengantuk.)
Pada data (123) terdapat tuturan campur kode yang befungsi

untuk menegaskan atau meyakinkan suatu hal, data tersebut adalah wis

ora kuat. Data tersebut menggunakan bahasa Jawa. Diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia wis ora kuat berarti ‘sudah tidak kuat’.

Konteks tuturan dilakukan oleh penutur merasa sudah sangat kenyang

dan ngantuk sehingga dipertegas dengan frasa campur kode wis ora

kuat.
78

(124) Kelezatan tiada tara, crunchy, crispy, creamy, hmmmm..


(episode 123)

(Konteks: Tokoh Manusia yang mendeskripsikan rasa


serangga yang nikmat bila dikonsumsi.)

Pada data (124) terdapat tuturan campur kode yang befungsi

untuk menegaskan atau meyakinkan suatu hal, data tersebut adalah

crunch, crispy, creamy. Data tersebut menggunakan bahasa Inggris.

Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti ‘garing, renyah,

lembut’. Konteks tuturan dilakukan oleh penutur merasakan kelezatan

tiada tara yang kemudian dipertegas campur kode crunch, crispy,

creamy.

c. Fungsi untuk Menunjukkan Identitas Diri

Campur kode dapat digunakan untuk menyatakan kedudukan

atau keterpelajarannya. Berikut data tuturan campur dalam komik

webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato

Adhitama yang memiliki fungsi untuk menegaskan atau meyakinkan.

(125) Aku pergi dulu, adios amigos! (Episode 15)


(Konteks: Tokoh Kecoa yang berpamitan kepada tokoh Kecoa
lainnya.)
Pada data (125) terdapat tuturan campur kode yang berfungsi

untuk menunjukan identitas diri, data tersebut adalah adios amigos.

Data tersebut menggunakan bahasa Spanyol yang bila diartikan

dalam bahasa Indonesia berarti ‘selamat tinggal teman’. Dari konteks

tuturan, identitas diri penutur dapat diketahui yakni penutur ingin


79

menunjukkan tingkat keterpelajarannya dengan menggunakan

campur kode bahasa Spayol.

(126) Kalian lihat kakiku yang cute ini? (Episode 52)


(Konteks: Tokoh Kecoa Betina yang memamerkan kakinya.)
Pada data (126) terdapat tuturan campur kode yang berfungsi

untuk menunjukan identitas diri, data tersebut adalah cute. Data

tersebut menggunakan bahasa Inggris yang bila diartikan dalam

bahasa Indonesia berarti ‘imut’. Dari konteks tuturan, identitas diri

penutur dapat diketahui yakni penutur ingin menampilkan kakinya

yang imut agar mendapatkan perhatian.

d. Fungsi untuk Berekspresi

Campur kode dapat sebagai bentuk pengungkapan atau proses

penyampaian perasaan penutur untuk menekankan identitas campur

kode melalui penggunaan bahasa wacana yang sama. Berikut data

tuturan campur dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam karya

Renato Adhitama yang memiliki fungsi untuk menegaskan atau

meyakinkan.

(127) Tidur ndasmu, sepertinya semprotan itu berachun jen..


(Episode 7)
(127a) Tidur kepalamu, sepertinya semprotan itu berachun jen..
(Konteks: Tokoh Kecoa menyangkal tuduhan tokoh
Jendral Kecoa yang menuduhnya tidur.)
Pada data (127) terdapat campur kode yang berfungsi untuk

berekspresi, data tersebut adalah ndasmu. Data pada (127)


80

menggunakan bahasa Jawa yang memiliki makna konotasi untuk

melakukan umpatan. Konteks tuturan dilakukan seorang penutur

untuk mengungkapkan kekesalan penutur. Apabila kata ndasmu

diganti dengan kata kepalamu seperti pada data (127a) maka fungsi

ekspresi yang digambarkan akan berbeda.

(128) Medeni tidak bisa dibiarkan! (Episode 7)


(128a) Menakutkan tidak bisa dibiarkan!
(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa tidak terima dengan
perlakuan tokoh Manusia kepada serangga.)
Pada data (128) terdapat campur kode yang berfungsi untuk

berekspresi, data tersebut adalah medeni. Data pada (128)

menggunakan bahasa Jawa yang memiliki makna konotasi untuk

menyampaikan ekspresi takut. Konteks tuturan dilakukan seorang

penutur untuk mengungkapkan perasaan takut. Apabila kata medeni

diganti dengan kata menakutkan seperti pada data (128a) maka

fungsi ekspresi yang digambarkan akan berbeda.

(129) Gile lu ya ndro, sejak kapan aku memiliki reflek kaya


spidermen gini??? (Episode 49)
(129a) Gila lu ya ndro, sejak kapan aku memiliki reflek kaya
spidermen gini???
(Konteks: Tokoh Kecoa yang tidak mengira kekuatannya
sebesar itu.)
Pada data (129) terdapat campur kode yang berfungsi untuk

berekspresi, data tersebut adalah gile. Data pada (129) menggunakan

bahasa Sunda yang memiliki makna konotasi untuk terkagum-


81

kagum. Konteks tuturan dilakukan seorang penutur untuk

mengungkapkan kekaguman akan penutur yang mempunyai reflek

yang hebat. Apabila kata gile diganti dengan kata gila seperti pada

data (129a) maka fungsi ekspresi yang digambarkan akan berbeda.

(130) Akur mbahmu! Kamu sudah melukai suamiku yang


tercinta! (Episode 102)
(130a) Akur nenekmu! Kamu sudah melukai suamiku yang
tercinta!
(Konteks: Tokoh Kecoa Betina kesal dengan tokoh Kecoa
Jantan yang telah melukai suaminya.)
Pada data (130) terdapat campur kode yang berfungsi untuk

berekspresi, data tersebut adalah mbahmu. Data pada (130)

menggunakan bahasa Jawa yang memiliki makna konotasi untuk

melakukan umpatan. Konteks tuturan dilakukan seorang penutur

untuk mengungkapkan kekesalan penutur. Apabila kata mbahmu

diganti dengan kata nenekmu seperti pada data (130a) maka fungsi

ekspresi yang digambarkan akan berbeda.

(131) Gimana mau biasa aja sih, ini shocking moment banget
buat aku.. (Episode 107)
(131a) Gimana mau biasa aja sih, ini momen kaget banget buat
aku..
(Konteks: Tokoh Manusia menjelaskan perasaan kagetnya
terhadap terhadapa kecoa yang bisa berbicara.)
Pada data (131) terdapat campur kode yang berfungsi untuk

berekspresi, data tersebut adalah shocking moment. Data pada (131)

menggunakan bahasa Inggris yang memiliki makna konotasi untuk


82

mengekspresika kekagetannya. Konteks tuturan dilakukan seorang

penutur untuk mengungkapkan perasaan kagetnya. Apabila kata

shocking moment diganti dengan kata momen kaget seperti pada data

(131a) maka fungsi ekspresi yang digambarkan akan berbeda.

(132) Uugghh.. akan kupatahkan congormu ini! (episode 166)


(132a) Uugghh.. akan kupatahkan mulutmu ini!
(Konteks: Tokoh Manusia yang marah karena pasukan kecoa
menyerangnya.)
Pada data (132) terdapat campur kode yang berfungsi untuk

berekspresi, data tersebut adalah congormu. Data pada (132)

menggunakan bahasa Jawa yang memiliki makna konotasi untuk

melakukan umpatan. Konteks tuturan dilakukan seorang penutur

untuk mengungkapkan kekesalan penutur. Apabila kata congormu

diganti dengan kata mulutmu seperti pada data (132a) maka fungsi

ekspresi yang digambarkan akan berbeda.

(133) Nani?! Cuma jadi tato dijidatnya?! (episode 175)


(133a) Apa?! Cuma jadi tato dijidatnya?!
(Konteks: Tokoh Kecoa heran dengan perang yang dialami
tokoh Kecoa lain hanya memberikan bekas tato dijidatnya.)
Pada data (133) terdapat campur kode yang berfungsi untuk

berekspresi, data tersebut adalah nani. Data pada (133) menggunakan

bahasa Jepang yang memiliki makna konotasi untuk ekspresi kaget

atau terheran-heran. Konteks tuturan dilakukan seorang penutur

untuk mengungkapkan ekspresi kaget. Apabila kata nani diganti


83

dengan kata apa seperti pada data (133a) maka fungsi ekspresi yang

digambarkan akan berbeda.

e. Fungsi untuk Mengakrabkan


Campur kode dapat digunakan untuk humor dan permainan

dapat juga untuk membuat suasana yang menyenangkan dan tidak

monoton. Berikut data tuturan campur dalam komik webtoon Kecoa

dan Dendam berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama yang

memiliki fungsi untuk mengakrabkan.

(134) Bro, ayo bro, surat yang harus I anter masih banyak nih
brow.. (Episode 25)
(Konteks: Tokoh Capung yang meminta tokoh Kecoa
untuk segera memberikan suratnya.)
Pada data (134) terdapat tuturan campur kode yang berfungsi

untuk mengakrabkan, data tersebut adalah bro. Data tersebut

menggunakan bahasa Inggris. Tuturan tersebut memiliki fungsi

untuk mengakrabkan karena penutur menggunakan sapaan bro yang

berarti ‘saudara’.

(135) Brother, sadar ga sih kita Cuma di copas doang.. (Episode


47)
(Konteks: Tokoh Bulan yang berkeluh kesah tentang
pengarang yang hanya memindahkan gambar yang sama.)
Pada data (135) terdapat tuturan campur kode yang berfungsi

untuk mengakrabkan, data tersebut adalah brother. Data tersebut

menggunakan bahasa Inggris. Tuturan tersebut memiliki fungsi

untuk mengakrabkan karena penutur menggunakan sapaan brother


84

yang berarti ‘saudara’.

(136) Hai fellas, perkenalkan namaku adalah.. Alexander


Taichu! (episode 154)
(Konteks: Tokoh Kecoa sedang memperkenalkan dirinya
kepada pasukan kecoa.)
Pada data (136) terdapat tuturan campur kode yang berfungsi

untuk mengakrabkan, data tersebut adalah fellas. Data tersebut

menggunakan bahasa Inggris. Tuturan tersebut memiliki fungsi

untuk mengakrabkan karena penutur menggunakan sapaan fellas

yang berarti ‘kawan’.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang campur kode

dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam berbahasa Indonesia karya

Renato Adhitama, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Bentuk campur kode dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam

berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama terdiri atas enam bentuk

campur kode yakni, campur kode berbentuk kata dasar, campur kode

berbentuk kata berimbuhan, campur kode berbentuk kata ulang,

campur kode berbentuk kata majemuk, campur kode berbentuk frasa,

dan campur kode bentuk baster.

2. Makna campur kode dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam

berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama terdiri atas lima makna

campur kode yakni, makna leksikal, makna gramatikal, makna

denotatif, makna konotatif, dan makna asosiatif.

3. Fungsi campur kode dalam komik webtoon Kecoa dan Dendam

berbahasa Indonesia karya Renato Adhitama terdiri atas lima fungsi

yakni untuk menghormati, menegaskan atau meyakinkan,

menunjukkan identitas diri, berekspresi, dan mengakrabkan.

85
86

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil penelitian

yang telah diperoleh, tidak bisa dipungkiri jika di dalam penelitian ini masih

terdapat kekurangan. Oleh karena itu, agar penelitian selanjutnya dapat lebih

berkembang, peneliti ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut.

1) Bagi pembuat atau pengarang komik webtoon agar menggunakan

bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku karena

campur kode merupakan sebuah kesalahan berbahasa. Penelitian

ini mengharapkan untuk pengarang komik, pembaca komik, dan

semua masyarakat dapat menggunakan bahasa Indonesia yang

baik dan benar karena hal tersebut sebagai pembelajaran bagi

generasi muda.

2) Penelitian ini mengharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat

mengembangkan penelitian, khususnya yang berkaitan dengan

penggunaan campur kode dalam komik webtoon sehingga hal

tersebut dapat digunakan untuk menambah wawasan pengetahuan

yang dapat dijadikan referensi penelitian khususnya yang

berhubungan dengan campur kode.

3) Bagi penelitian selanjutnya semoga dapat mengembangkan ruang

lingkup penelitian dan dapat memperoleh data yang lebih banyak

sehingga hal tersebut dapat mempermudah penelitian pada saat

mengolah atau menganalisis data.


DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Aryanto. 2018. “Campur Kode pada Peristiwa Tutur (Konteks Tuturan
Lisan) Keluarga Mahasiswa Adonara Yogyakarta (KMAY) 2017”. Skripsi.
Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Adisumarto, Mukidi. 1993. Pengantar Dasar-Dasar Sosiolinguistik. Yogyakarta:


FPBE IKIP Yogyakarta.

Ba’dulu, Abdul Muis dan Herman. 2005. Morfosintaksis. Jakarta: Rineka Cipta.

Baryadi. I. Praptomo. 2011. Morfologi dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta:


Universitas Sanata Dharma.

Chaer, Abdul. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2014. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka
Cipta.

Depdiknas. 2011. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa


Departemen Pendidikan Nasional.

Fathurrohman, Helmi Rian. 2012. “Bentuk dan Fungsi Campur Kode dan Alih
kode pada Rubrik “AH...TENANE” dalam Harian Solopos”. Skripsi S1:
Universitas Sebelas Maret.

Halliday, M.A.K. dan Ruqaia Hasan. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-
aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial (terjemahan Asruddin
Barori Tou). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Holmes, Janet. 1995. An Introduction to Sociolinguistics. New York: Longman


Publishing.

87
88

Kesuma, Tri Mastoyo Jati, 2007. Pengantar (metode) Penelitian Bahasa.


Yogyakarta. Carasvatibooks.

Kridalaksana. 1978. Keutuhan Wacana dalam Bahasa dan Sastra. Jakarta:


Depdikbud.

Kridalaksana, Harimurti. 2011. Kamus Linguistik: Edisi Keempat. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Mashun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan


Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.

Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Nababan. 1984. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.

Nababan, P.W.J. 1991. Sosiolinguistik. Jakarta: Gramedia.

Nababan, P.W.J. 1993. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Gramedia


Pustaka Utama

Parera. (1993). Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Pateda, M. 1990. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.

Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Pranowo. 1996. Analisis Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Ramlan, M. 2009. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV.


Karyono.

Ramlan, M. 1987. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV


Karyono.
89

Sitinjak, Tria Marthalena. 2018. “Campur Kode dalam Acara Ini Talk Show di
Stasiun Televisi NET TV”. Vol 7, No 2: Jurnal Sasindo. Solo.

Soeparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: PT Tiara Wacana.

Suandi. 2014. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudaryanto. 1990. Menguak Fungsi Hakiki Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana


Press.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar


Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.

Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik Bagian Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata

Suwito. 1985. Sosiolinguistik. Surakarta: Henary Offset.

Tololiju, Amelia Jolinda. 2018. “Campur Kode pada Media Sosial Facebook”.
Manado: Universitas Samratulangi.

Ramlan, M. 1990. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: C.V.


Karyono.

Tarigan, G. H. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.

Wardhaugh, Ronald. 1992. An Introduction to Sociolinguistics :2nd Edition.


Oxford: Basil Blackwell.

Wibowo. 2006. Pilihan Bahasa Pedagang Etnis Cina dalam Interaksi Jual Beli di
Pasar Kota Salatiga. (Online), (http://lib.unnes.ac.id, diakses 12 Maret
2014).

Wijana, Dewa Putu dan Rohmadi, Muhammad.2013. Sosiolinguistik Kajian Teori


dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Zaim, M. 2014. Metode Penelitian Bahasa: Pendekatan Struktural. Sukabina


Press_Padang.
LAMPIRAN
1. Bentuk Campur Kode dalam Komik Webtoon Kecoa dan Dendam Karya

Renato Adhitama

a. Campur Kode Berbentuk Kata

1) Campur Kode Berbentuk Kata Dasar

(137) Kakak takut gluduk dek.. (Episode 1)


(Konteks: Tokoh Adik Kecoa dan Kakak Kecoa sedang
terdiam di dalam rumah karena terjadi hujan petir di luar
rumah.)
(138) Sorry Jen, sepertinya masker itu anti gas beracun, tapi tidak
anti dengan kentut.. (Episode 12)
(Konteks: Tokoh Profesor dan Komandan Kecoa sedang
melakukan uji coba masker anti racun.)
(139) Saat itu kami hamper selesai.. Tiba-tiba saja ada sikil
manusia! (Episode 20)
(Konteks: Tokoh Ratu Semut sedang menceritakan kembali
cerita tentang perpisahannya dengan anaknya yang
diakhibatkan oleh kaki manusia.)
(140) Kayaknya ada yang lagi war tuh, dibilang fokus turret,
malah war.. (Episode 22)
(Konteks: Tokoh bulan sedang memberikan tanggapan
terhadap peperangan kelompok kecoa dengan manusia.)
(141) Gak mau, skip aja skip.. (Episode 26)
(Konteks: Tokoh Manusia Kelelawar sedang mencoba
untuk menceritakan masa lalunya, tapi tokoh Komandan
Kecoa menolak.)
(142) Para coro itu ketiduran juga kali ya.. (Episode 42)
(Konteks: Tokoh Manusia yang menduga bahwa pasukan
kecoa juga ketiduran.)
(143) Maaf ya mata nenek siwer jadi ga bisa jelas lihatnya..
(Episode 53)
(Konteks: Tokoh Nenek tidak mengetahui dimana tokoh
Upil berada.)
(144) Baiklah, aku pergi dulu, semoga kita bisa bertemu lagi di
future.. (Episode 102)
(Konteks: Tokoh Belalang sedang memberikan kalimat
perpisahan kepada tokoh Kecoa.)
(145) Lalu why kalian melakukan ini? (episode 107)
(Konteks: Tokoh Kecoa bertanya kepada tokoh Kecoa
Betina tentang alasan tokoh Kecoa Betina menyerang tokoh
Kecoa Jantan.)
(146) Tubuh kecoa itu 10 kali lebih kuat dari serangga lain, kena
radiasi nukllir pun kalian ga akan modar.. (episode 116)
(Konteks: Tokoh Kecoa menjelaskan kepada tokoh Profesor
bahwa tubuh kecoa itu sangat kuat.)
b. Campur Kode Berbentuk Kata Turunan

1) Campur Kode Berbentuk Kata Berimbuhan

(147) Setelah kami adakan meeting dadakan, kami bersedia


membantu. (Episode 21)
(Konteks: Tokoh Komandan Kecoa memberikan hasil rapat
tentang keinginan untuk membantu tokoh Ratu Semut.)
(148) Gimana mau biasa aja sih, ini shocking moment banget buat
aku.. (Episode 107)
(Konteks: Tokoh Manusia menjelaskan perasaan kagetnya
terhadap terhadapa kecoa yang bisa berbicara.)
(149) Sergap dia boys!!! (episode 135)
(Konteks: Tokoh Komandan Kecoa memberikan perintah
kepada anak buahnya untuk melakukan penyergapan kepada
tokoh Manusia.)
(150) Yeeeee pulang! Ulrica, your husband is coming home!
(episode 136)
(Konteks: Tokoh Kecoa Jantan yang menginformasikan
kepada istrinya bahwa sudah pulang.)
(151) Rise and shine Cheri! Ayo kita mau ada briefing pagi nih!
(episode 173)
(Konteks: Tokoh Kecoa sedang membangunkan tokoh
Cheri untuk membuat rencana bersama.)
2) Campur Kode Berbentuk Kata Ulang

(152) Jendral! Kami sudah siap ikeh ikeh kimochi!! (Episode 4)


(Konteks: Tokoh Kecoa memberitahu kepada Jendral
bahwa pasukan kecoa sudah siap kawin.)
(153) Oke, ojo sui sui ya bos.. (episode 117)
(Konteks: Tokoh Kecoa meminta tokoh Komandan Kecoa
untuk tidak pergi terlalu lama.)
c. Campur Kode Berbentuk Kata Majemuk

(154) Yang mulia, ini bukan kekerasan, tapi duel antar lelaki.. lelaki u
mild.. (Episode 31)
(Konteks: Tokoh Zero ingin melakukan duel dengan tokoh
Jendral Kecoa.)
(155) Ayo sayang kita honey moon (Episode 102)
(Konteks: Tokoh Kecoa Betina mengajak tokoh Kecoa Jantan
untuk berbulan madu bersama.)
(156) Stick to the plan ya kawan kawan.. (episode 178)
(Konteks: Tokoh Kecoa memberitahu teman-temannya untuk
tetap fokus terhadapa rencana awal.)
d. Campur Kode Berbentuk Frasa

(157) Astaga! Buruan Jen ojo kesuen!!! (Episode 6)


(Konteks: Tokoh Kecoa memerintah tokoh Jendral Kecoa untuk
segera menyelesaikan urusannya.)
(158) BTW kalian tadi so sweet banget, ada yang mau dipeluk???
(Episode 8)
(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa merasa berterimakasih atas
dukungan yang telah diberikan sehingga ingin memeluk pasukan
kecoa.)
(159) Hehehe, madu kalian numero uno!!! (Episode 82)
(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa memuji madu pemberian tokoh
Ratu Lebah yang rasanya sangat enak.)
(160) Gimana mau biasa aja sih, ini shocking moment banget buat
aku.. (Episode 107)
(Konteks: Tokoh Manusia menjelaskan perasaan kagetnya
terhadap terhadapa kecoa yang bisa berbicara.)

e. Campur Kode Berbentuk Baster

(161) Chatting-an setiap hari bukan berarti ada perasaan.. (Episode


47)
(Konteks: Tokoh Bulan sedang memberitahu pembaca komik
bahwa sering bertukar pesan bukan berarti ada perasaan.)
(162) Balik lagi ke-style awal (Episode 60)
(Konteks: Tokoh Kecoa memberitahu bahwa penampilanya
sudah kembali seperti semula.)
(163) Teman-teman kalian ada yang ingat cara mensummon
Allesandro? (episode 157)
(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa bertanya kepada pasukan kecoa
cara untuk memanggil tokoh Allesandro.)
2. Makna Campur Kode dalam Komik Webtoon Kecoa dan Dendam Karya

Renato Adhitama.

a. Makna Leksikal

(164) Kakak takut gluduk dek.. (Episode 1)


(Konteks: Tokoh Adik Kecoa dan Kakak Kecoa sedang terdiam
di dalam rumah karena terjadi hujan petir di luar rumah)
(165) Bosen banget kerja jadi bulan, apa aku resign aja yah.. (Episode
8)
(Konteks: Tokoh Bulan sedang merenungkan nasibnya yang
merasa bosan atas pekerjaannya.)
(166) Sorry Jen, sepertinya masker itu anti gas beracun, tapi tidak anti
dengan kentut.. (Episode 12)
(Konteks: Tokoh Profesor dan Komandan Kecoa sedang
melakukan uji coba masker anti racun.)
(167) Bagus! Kalau begitu kita siap-siap untuk menyerang mereka
tomorrow! (Episode 13)
(Konteks: Tokoh Jendral memberitahu kepada pasukan kecoa
untuk bersiap menyerang lawan.)
(168) Kayaknya ada yang lagi war tuh, dibilang fokus turret, malah
war.. (Episode 22)
(Konteks: Tokoh bulan sedang memberikan tanggapan terhadap
peperangan kelompok kecoa dengan manusia.)
b. Makna Gramatikal

(169) Jendral! Kami sudah siap ikeh ikeh kimochi!! (Episode 4)


(Konteks: Tokoh Kecoa memberitahu kepada Jendral bahwa
pasukan kecoa sudah siap kawain.)
(170) Chatting-an setiap hari bukan berarti ada perasaan.. (Episode
47)
(Konteks: Tokoh Bulan sedang memberitahu pembaca komik
bahwa sering bertukar pesan bukan berarti ada perasaan.)
(171) Oke, ojo sui sui ya bos.. (episode 117)
(Konteks: Tokoh Kecoa meminta tokoh Komandan Kecoa untuk
tidak pergi terlalu lama.)
(172) Teman-teman kalian ada yang ingat cara mensummon
Allesandro? (episode 157)
(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa bertanya kepada pasukan kecoa
cara untuk memanggil tokoh Allesandro.)
c. Makna Denotatif

(173) Hahaha, kalian memang hebat, aku setuju, mana map yang
kalian buat? (Episode 13)
(Konteks: Tokoh Kecoa memuji hasil kinerja teman-temannya
karena telah membuat peta yang mudah dibaca.)
(174) Enam jam lagi sunrise! (Episode 18)
(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa memberikan informasi kepada
pasukan kecoa bahwa tidak lama lagi matahari akan terbit.)
(175) Ini panas pasti gara-gara global warming! (Episode 19)
(Konteks: Tokoh Kecoa sedang mengeluhkan cuaca yang sangat
panas dan menghubungkannya kepada efek rumah kaca.)
(176) Saat itu kami hamper selesai.. Tiba-tiba saja ada sikil manusia!
(Episode 20)
(Konteks: Tokoh Ratu Semut sedang menceritakan kembali
cerita tentang perpisahannya dengan anaknya karena kaki
manusia.)
d. Makna Konotatif

(177) Itu dia! Asik palalu botak! Turun! Disini sangat berbahaya!
(Episode 2)
(Konteks: Tokoh Jendral kesal terhadap tokoh Upil yang
membahayakan dirinya.)
(178) Ya jangan di tengah jalan juga lah! Blegug! (Episode 4)
(Konteks: Tokoh Kecoa kesal dengan tokoh Upil yang tertidur
di tengah jalan.)
(179) Tidur ndasmu, sepertinya semprotan itu berachun jen.. (Episode
7)
(Konteks: Tokoh Kecoa menyangkal tuduhan tokoh Jendral
Kecoa yang menuduhnya tidur.)
(180) Kami pergi dulu peace out! (Episode 18)
(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa berpamitan kepada tokoh Semut
untuk pergi sementara waktu.)
(181) Akur mbahmu! Kamu sudah melukai suamiku yang tercinta!
(Episode 102)
(Konteks: Tokoh Kecoa Betina kesal dengan tokoh Kecoa
Jantan yang telah melukai suaminya.)
e. Makna Asosiatif

(182) Yang mulia, ini bukan kekerasan, tapi duel antar lelaki.. lelaki U
mild.. (Episode 31)
(Konteks: Tokoh Zero menjelaskan kepada tokoh Ratu Semut
bahwa duel yang dilakukan dengan tokoh Jendral Kecoa
bukanlah kekerasan.)
(183) Kamu adalah tank dalam tim.. (episode 165)
(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa memberikan tugas kepada salah
satu pasukanya untuk menjadi garda terdepan pasukan.)
(184) Stick to the plan ya kawan kawan.. (episode 178)
(Konteks: Tokoh Kecoa memberitahu teman-temannya untuk
tetap focus terhadapa rencana awal.)
3. Fungsi Campur Kode dalam Komik Webtoon Kecoa dan Dendam Karya

Renato Adhitama.

a. Fungsi untuk Menghormati

(185) Hehehe, madu kalian numero uno!!! (Episode 82)


(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa memuji madu pemberian tokoh
Ratu Lebah yang rasanya sangat enak.)
(186) Ladies, nanti sesampainya disana berikan surat ini pada kecoa
yang bernama Diana.. (episode 120)
(Konteks: Tokoh Kecoa Jantan memberikan surat kepada
perwakilan kecoa betina untuk mengoper surat kepada tokoh
Kecoa Diana.)
(187) Wow Jen, nice speech.. ini peti matinya siapa ya? (episode 138)
(Konteks: Tokoh Upil memberikan pujian kepada tokoh Jendral
Kecoa atas pidatonya.)
(188) Halo Uncle Neptunus, lame tak jumpe (episode 172)
(Konteks: Tokoh Bulan menyapa tokoh Neptunus dengan
sopan.)
b. Fungsi untuk Menegaskan atau Meyakinkan

(189) Ini panas pasti gara-gara global warming! (Episode 19)


(Konteks: Tokoh Kecoa sedang mengeluhkan cuaca yang sangat
panas dan menghubungkannya kepada efek rumah kaca.)
(190) Tidak ada makhluk di dunia ini yang bisa mengalahkan manusia
you know (Episode 36)
(Konteks: Tokoh Kucing yang memberitahu tokoh Jendral
Kecoa bahwa tidak ada makhluk yang dapat mengalahkan
manusia.)
(191) Aduh kenyang ngantuk.. wis ora kuat (Episode 55)
(Konteks: Tokoh Kecoa merasa terlalu banyak makan hingga
merasa mengantuk.)
(192) Kelezatan tiada tara, crunchy, crispy, creamy, hmmmm..
(episode 123)
(Konteks: Tokoh Manusia yang mendeskripsikan rasa serangga
yang nikmat bila dikonsumsi.)
c. Fungsi untuk Menunjukkan Identitas Diri

(193) Aku pergi dulu, adios amigos! (Episode 15)


(Konteks: Tokoh Kecoa yang berpamitan kepada tokoh Kecoa
lainnya.)
(194) Kalian lihat kakiku yang cute ini? (Episode 52)
(Konteks: Tokoh Kecoa Betina yang memamerkan kakinya.)
d. Fungsi untuk Berekspresi

(195) Tidur ndasmu, sepertinya semprotan itu berachun jen.. (Episode


7)
(Konteks: Tokoh Kecoa menyangkal tuduhan tokoh Jendral
Kecoa yang menuduhnya tidur.)
(196) Medeni tidak bisa dibiarkan! (Episode 7)
(Konteks: Tokoh Jendral Kecoa tidak terima dengan perlakuan
tokoh Manusia kepada serangga.)
(197) Gile lu ya ndro, sejak kapan aku memiliki reflek kaya spidermen
gini??? (Episode 49)
(Konteks: Tokoh Kecoa yang tidak mengira kekuatannya
sebesar itu.)
(198) Akur mbahmu! Kamu sudah melukai suamiku yang tercinta!
(Episode 102)
(Konteks: Tokoh Kecoa Betina kesal dengan tokoh Kecoa
Jantan yang telah melukai suaminya.)
(199) Gimana mau biasa aja sih, ini shocking moment banget buat
aku.. (Episode 107)
(Konteks: Tokoh Manusia menjelaskan perasaan kagetnya
terhadap terhadapa kecoa yang bisa berbicara.)
(200) Uugghh.. akan kupatahkan congormu ini! (episode 166)
(Konteks: Tokoh Manusia yang marah karena pasukan kecoa
menyerangnya.)
(201) Nani?! Cuma jadi tato dijidatnya?! (episode 175)
(Konteks: Tokoh Kecoa heran dengan perang yang dialami
tokoh Kecoa lain hanya memberikan bekas tato dijidatnya.)
e. Fungsi untuk Mengakrabkan

(202) Bro, ayo bro, surat yang harus I anter masih banyak nih brow..
(Episode 25)
(Konteks: Tokoh Capung yang meminta tokoh Kecoa untuk
segera memberikan suratnya.)
(203) Brother, sadar ga sih kita Cuma di copas doang.. (Episode 47)
(Konteks: Tokoh Bulan yang berkeluh kesah tentang pengarang
yang hanya memindahkan gambar yang sama.)
(204) Hai fellas, perkenalkan namaku adalah.. Alexander Taichu!
(episode 154)
(Konteks: Tokoh Kecoa sedang memperkenalkan dirinya kepada
pasukan kecoa.)
Contoh Data Berupa Gambar:

Anda mungkin juga menyukai