SKRIPSI
Oleh
SATRIANI
Nim 105 337 809 14
Ibu dan ayah yang senantiasa memberikan dukungan dengan tiada henti-hentinya
untuk saya, sehingga mampu menjalani perkuliahan dengan besar tujuan ataupun
Bapak Prof. Rapi Tang selaku dosen pembimbing I yang besedia memberikan
bimbingan dan sela-sela kesibukan untuk saya menjadi lebih baik dalam bidan
Semua teman-teman jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia terutaman kel G dan
semua angkatan 2014yang suka dan dukan telah bersama menjalani perkuliahan
selama ini
Kata kunci : Campur Kode pada Peristiwa Jual Beli di Pasar Lambocca
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
karunia-Nya bagi hidup penulis saat ini. Serta tak lupa shalawat dan salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi junjungan kita, Nabi besar Muhammad
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan baik bantuan materi
maupun moral yang didapat penulis selama menyusun skripsi ini. Dengan segala
Kedua orang tua tercinta, ayahanda Nurdin dan Ibunda Hanipa, dan adik
tercinta Salwing atas segala dukungan, motivasi, kasih sayang, dan doanya
kepada penulis selama ini. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE. MM selaku
Muhammadiyah Makassar, Ibu munira S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Prodi Bahasa
Muhammadiyah Makassar, Bapak Prof. Dr. Rapi Tang, M.Si selaku Pembimbing
Kepala Desa Biangkeke beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk
calon penerus Bangsa Bahasa dan Sastra Indonesia 014 terutama kelas G di sana
ada Randi, Kiky, Jannah, Reza, Suci dan teman-teman Bahasa dan Sastra
Indonesia angkatan 014 yang penulis tidak sempat sebut namanya satu persatu
terima kasih atas doa dan dukungan kalian selama ini. Serta semua pihak yang
telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
yang sekiranya dapat memberikan sebuah warna yang baru dalam menjawab
tantangan zaman. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
dan semua pihak yang membacanya. Dan terakhir, adapun yang telah penulis
lalui bukanlah akhir, akan tetapi awal dari munculnya tantangan yang akan lebih
nyata.
Satriani
DAFTAR ISI
MOTTO ................................................................................................. vi
A. Pengertian Sosiolinguistik............................................................ 8
1. Komunikasi ............................................................................. 10
2. Interaksi Sosial........................................................................ 11
B. Kajian Sosiolinguistik .................................................................. 14
C. Ruang Lingkup Sosiolinguistik .................................................... 18
D. Keguanaan Sosiolinguistik ........................................................... 19
E. Kedwibahasaan dan Dwibahasawan ............................................. 20
1. Pengertian Kedwibahasaan ..................................................... 20
2. Pengertian Dwibahasawan ...................................................... 20
F. Campur Kode ................................................................................ 21
1. Kode ........................................................................................ 21
2. Campur Kode .......................................................................... 23
3. Faktor-Faktor Terjadinya Campur Kode ................................ 23
4. Fungsi Campur Kode ............................................................. 24
G. Pengertian, Fungsi dan Sikap Bahasa .......................................... 25
1. Penegrtian Bahasa ................................................................... 25
2. Fungsi Bahasa ......................................................................... 26
3. Sikap Bahasa........................................................................... 27
H. Penelitian Relevan ........................................................................ 28
I. Kerangka Pikir .............................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 34
A. Jenis dan Lokasi Penelitian .......................................................... 34
B. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 35
C. Instrumen Penelitian ..................................................................... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 36
E. Teknik Analisis Data .................................................................... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN........................... 40
A. Campur Kode dalam Peristiwa Jual Belih di Pasar Lambo
cca Kabupaten Bantaeng .............................................................. 40
1. Campur Kode dalam Bentuk Kata............................................ 40
2. Campur Kode dalam Bentuk Frase .......................................... 42
3. Campur Kode dalam Bentuk Perulanagan Kata ....................... 43
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Campur Kode di Lingkungan
Pasar Lambocca ............................................................................ 45
1. Penutur Lupa Bahasa Daerahnya ............................................... 45
2. Penutur Melakuakan Penegasan ................................................. 46
3. Pokok Pembicaraan Topik.......................................................... 48
4. Hadirnya Penutur Ketiga ............................................................ 49
C. Pembahasan .................................................................................. 52
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 57
A. Simpulan ....................................................................................... 57
B. Saran .............................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 60
LAMPIRAN .................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
selalu di tetapkan pada peringkat pertama. Hal ini bersifat universal yaitu
bahasa Internasional, bahasa Nasional, sampai bahasa daerah dan ada juga
bahasa Indonesia, selain itu terdapat pula ribuan bahasa daerah. Salah satu
fungsi bahasa Nasional atau bahasa resmi adalah sebagai bahasa pemersatu.
sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa daerah masing-masing, dan ada
kalanya menggunakan bahasa resmi saat berada di forum resmi atau saat
berbincang dengan orang lain yang tidak mengerti bahasa kita. Peralihan
atau perubahan bahasa dari bahasa daerah ke bahasa resmi tersebut dinama
berperan sebagai pra sarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan
Setiap bahasa memiliki frase yaitu gabungan dua kata atau lebih yang
tidak dapat dipisahkan dan melampaui batas fungsi. Bahasa juga memiliki
kalimat yaitu satuan bahasa secara gramatis terdiri satu atau lebih klausa
yang ditata menurut pola tertentu dan dapat berdiri sendiri sebagai satu
kalimat. Kalimat sebagaimana kita ketahui, dibentuk dari kata atau kelompok
mempunyai tipologi atau pola kalimat, baik itu bahasa Indonesia, terdapat
kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan
oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan
kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam
Bahasa sebagai pengaruh bahasa yang satu kepada bahasa yang lain,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Kontak bahasa terjadi apabila
bahasa akan terjadi campur kode tuturan. Peristiwa yang terjadi di lapangan
bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain atau dengan bahasa
Indonesia.
tepatnya jam 03.00 dini hari sebab disanalah titik untuk berkumpul kemudian
melaju melewati beberapa kabupaten. Geliat atau aktivitas jual beli para
pedagang sudah nampak ramai di pasar tersebut sesaat setelah menginjakkan
kaki. Suasana pagi yang segar disertai tiupan sepoi angin saya dapati di pasar
pemandangan.
dari sehat, hijau, bersih, dan terawat. Sungguh hal itu bukan isapan jempol
modern tak terlepas dari peran pemimpin Kabupaten Bantaeng yaitu Prof. Dr.
Lambocca sehingga tak kalah dengan pasar modern atau pusat perbelanjaan
seperti mal dan supermarket. Atas hal itu, kini Pasar tradisional Lambocca
lingkungan pasar agar tetap bersih karena tahun ini akan dibangun terminal
sebab di pasarlah dipasok segala kebutuhan masyarakat. Berdasar hal itu ibu
rakyat menjadi forum silaturahim antar sesama”. Senada hal yang sama
bahwa “pasar adalah salah satu ruang publik tempat interaksi sosial Bangsa
kepada masyarakat luas agar pasar rakyat mampu bersaing dengan pasar ritel
modern. Tak hanya itu kegiatan festival pasar rakyat menjadi kanal
Oleh karena itu penelitian yang dilakukan untuk meneliti campur kode
untuk melakukan penelitian tentang campur kode bahasa daerah dan bahasa
Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk mengkaji dan mengangkat
masalah ini yang berjudul “ Campur Kode Bahasa Indonesia dan Bahasa
Bantaeng” ke dalam bentuk karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi guna
B. Rumusan Masalah
permasalahan berikut:
C. Tujuan Penelitian
Bantaeng.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
1. Sebagai bahan perbandingan bagi mereka yang berminat untuk
E. Batasan Operasional
1. Campur kode adalah pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling
secara konsisten.
kode dengan bahasa Indonesia yang berbentuk kata dan gabungan kata
luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan dianggap sama yang hidup
Bantaeng.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Sosiolinguistik
unsur bahasa dan antara unsur- unsur itu. Jadi, sosiolinguistik adalah kajian
perbedaan yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor- faktor
biasa dikenal dalam kajian sosiolinguistik, yakni alih kode (code switching),
campur kode (code-mixing) dan variasi dalam bahasa yang sama (variation
within the same language). Pada penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan
adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa
dan pemakaian bahasa karena ketiga unsur ini selalau berinteraksi, berubah
dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur.
kebudayaan.
kemasyarakatan atau faktor sosial.” Masalah utama yang dibahas atau dikaji
dalam sosiolinguistik antara lain, mengkaji bahasa dalam konteks sosial dan
mempelajari bahasa dan pemakai bahasa dalam konteks sosial dan budaya
dalam masyarakat.
1. Komunikasi
antara lain: (a) agar hal/pesan yang disampaikan dapat dimengerti, (b)
untuk memahami orang lain, (c) gagasan dapat diterima, dan (d) untuk
Pesan itu mungkin sejalan dengan maksud yang didasari atau mungkin
yang tidak disadari. Oleh sebab itu, dalam aktivitas komunikasi terdapat
hal-hal yang terlihat dan tersirat. Aspek komunikasi yang terlihat berupa
komunikasi bisa di lakukan dengan diri sendiri bisa di lakukan pada diri
kita sendiri tampa ada orang lain. Menurut (Nursalam 2016:7) manusia
dengan dirinya sendiri, dia bisa menjadi subyek dan sekaligus obyek.
diri sendri sebagian besar di lakukan dengan diam tampa diri sendiri,
hanya dengan itu maka komunikasi efektifdengan orang lain bisa terjadi.
2. Interaksi Sosial
yang tidak gramatikal, setiap penutur dituntut pula untuk dapat memiliki
setiap manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain untuk memenuhi
kebutuhannya. Proses hubungan tersebut berupa tindakan sosial yang
manusia yang bentuknya tidak hanya bersifat kerja sama, tetapi juga
terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu adanya kontak sosial
Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum ( yang artinya
b. Adanya komunikasi
B. Kajian Sosiolinguistik
para pakar yang tidak terlepas dari hubungan bahasa dengan aspek-aspek
kemasyarakatan.
unsur itu.sosio- adalah seakar dengan sosial, yaitu yang berhubungan dengan
adalah gabungan dari dua disiplin ilmu yang berhubungan erat satu sama lain.
yang terpisah, tetapi sebagai anggota dari kelompok sosial. Bahasa dan
nonlinguistik terdiri dari faktor sosial dan faktor situasional. Faktor sosial
seperti status sosial, tingkat pendidikan umur, dan jenis kelamin. Faktor
situasional terdiri dari siapa yang berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa,
di mana, dan masalah apa (Aslinda dan Syafyahya 2007:6). Fishman (dalam
bahasa.
bahasa atau dialek tertentu yang dilakukan penutur, topik, dan latar
faktor sosial, yang saling bertimbal balik dengan bahasa atau dialek. Sama
komunikasi interpersonal.
faktor-faktor sosial, seperti tindak tutur (speech acts), peristiwa tutur (speech
mempunyai hubungan yang sangat erat satu sama lain, tidak dapat
verbal repertoir suatu masyarakat tutur terjadi dari himpunan verbal repertoir
dengan ciri dan fungsi itu dalam suatu masyarakat bahasa. Nababan (dalam
penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat” patut di ingat sekali lagi
Dimensi vertikal akan menunjukkan apakah seorang itu berbeda di atas atau
alat untuk menetapakan seseorang dalam kontinum hormat atau tidak hormat.
Dimensi sosial ini misalnya kelompok umur, kelas atau status perkawinan.
hubungan peran dengan memilih ragam bahasa tertentu. Inilah yang menjadi
obyek sosiolinguistik yakni siapa yang bertuturan kata (variasi) bahasa apa,
suatu keadaan berbahasa lain bila mana orang mencampur atau dua (atau
lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa tampa ada
sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang menuntut percampuran bahasa itu.
Penggunaan bahasa terbagi atas dua yaitu kegiatan yang bersifat aktif
dan kegiatan yang bersifat pasif. Kegiatan bahasa bersifat aktif meliputi
sisoilinguistik.
D. Kegunaan Sosiolinguistik
bahasa itu dalam aspek atau segi sosial tertentu, seperti dirumuskan Fishman,
dalam berk omunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya
bahasa apa yang harus kita gunakan jika kita berbicara dengan orang tertentu.
E. Kedwibahasaan dan Dwibahasawan
1. Pengertian Kedwibahasaan
keterlibatan dengan negara lain yang memiliki bahasa yang berbeda juga
bahasa atau lebih digunakan secara bergantian oleh penutur yang sama,
saling kontak”. Jadi, kontak bahasa terjadi dalam diri penutur secara
2. Pengertian Dwibahasawan
bahasa asing.
a. Ekabahasawan.
b. Dwibahasawan anak-anak.
F. Campur Kode
1. Kode
penutur, relasi penutur dengan mitra tutur, dan situasi tutur yang ada.
yang multilingual, kode menjadi lebih luas yang mencakup dua bahasa
mengenai kode, yaitu bahwa kode merupakan salah satu varian di dalam
bicara dan situasi tutur yang ada. Dengan demikian dalam sebuah
bahasa itu.
unsur yang ada pada sistem fonologi dan leksikon disebabkan oleh
kedua unsur yang paling mudah terjadi perubahan yang terkait dengan
campur kode ada sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan
campur kode .
penyebab terjadinya campur kode dalam peristiwa tutur adalah (1) ingin
bergensi, (2) penutur lupa bahasa daerah sehingga penutur
pembicaraan.
yang memegang peranan penting adalah (1) bergensi, (2) lupa bahasa
bahasa la
penutur, serta ujaran dalam percakapan ini dapat berfikir tentang fungsi
a. Pengertian Bahasa
memiliki kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu
sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam,
b. Fungsi Bahasa
secara umum;
j. Membangun karakter
Jika dilihat dari segi topik ujaran maka bahasa itu berfungsi referensial,
penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya. Jika dilihat
dari segi kode yang digunakan maka bahasa itu berfungsi metalingual
bahasa itu sendiri. Apabila dilihat dari segi amanat yang disampaikan
c. Sikap Bahasa
Kesiapan merujuk pada sikap metal yang mungkin mengacu pada sikap
perilaku yang bergantung pada sikap metal yang mungkin mengacu pada
dalam berkomunikasi
H. Penelitian Relevan
teliti pada tahuan 2015 judul yang di angkat adalah Campur kode pada
tuturan guru dan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana campur kode dalam
proses mengajar guru dengan siswa dengan menggunakan bahasa daerah dan
bahasa daerah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa campur kode itu
sealu terjadi dalam proses mengajar antara siswa dan guru walaupun mata
pelajaran adalah bahasa indonesi tapi bahasa daera atau bahasa keseharianya
tdk perna terlupakan, dan walaupun behasa mereka adalah bahasa daerah
akan tetapi akan selalu terselip bahasa indonesi itusalah satu penelitian
campur kode. Campur kode itu sendi adalah campur kode dalam penelitian
ini adalah peristiwa percampuran kode dari bahasa Indonesia dalam bahasa
daerah. Misalnya, dalam peristiwa tutur yang melibatkan dua orang, seorang
Peneliti kedua yaitu Dhanang Tri Atmojo dari jurusan Bahasa dan
desa kedung bangos Sidomakmur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ali
kode dan campur kode dalam masyarakat perantau di desa kedung bagong
dan campur kode dasar bahasa indonesia terdapat alih kode dengan
pemilihan kode bahasa jawa dan bahasa asing (bahasa Arab dan bahasa
Inggris). Kedua, alih kode dan campur kode dengan kode dasar bahasa Jawa.
Pada alih kode dengan kode dasar bahasa Jawa, terdapat alih kode dengan
pemilihan kode bahasa Indonesia dan bahasa Asing (bahasa Arab dan bahasa
faktor terjadi campur kode, antara lain karena penggunaan istilah yang lebih
yaituh Ali kode dan campur kode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia d
dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. Wujud alih kode yang
terjadi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas X berupa alih kode dan
alih kode Alih kode meliputi: (1) alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa
Jawa dan (2) alih kode dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia, sedangkan alih
kode meliputi: (1) alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa asing dan (2)
alih kode dari bahasa asing ke bahasa Indonesia. Wujud campur kode yang
4 Yogyakarta berupa: (1) wujud campur kode berupa penyisipan kata, (2)
campur kode berupa frase(3) wujud campur kode berupa klausa, (4) wujud
campur kode berupa pengulangan kata, dan (5) wujud campur kode berupa
penutur (O1); (2) lawan tutur (O2); (3) hadirnya penutur ketiga; (4) pokok
positif terjadinya alih kode dan campur kode dalam pembelajaran bahasa
Pengaruh negatif terjadinya alih kode dan campur kode dalam pembelajaran
terjadinya interferensi dan integrasi, serta adanya alih kode dan campur kode
penggunaan bahas Indonesia tidak dilakukan secara baik dan benar sehingga
I. Kerangka Pikir
Berikut ini akan diuraikan kerangka pikir yang melandasi penelitian ini
khususnya unsur- unsur bahasa dan antara unsur- unsur itu. Jadi,
ke campur kode
campur kode ialah suatu keadaan berbahasa lain dengan mencampur dua
(atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa dalam
campur kode bahasa daerah dan bahasa Indonesia dalam jual beli di
dalam bentuk kata, gabungan kata atau kalimat dalam struktur yang benar.
Masyarakat
Bantaeng
Pasar Lambocca
Teori
Sosiolinguistik
Analisis
Temuan
METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
2. Lokasi Penelitian
penelitian ini berdasarkan fakta atau bahasa yang dipaparkan apa adanya.
a. Data
b. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah hasil tuturan yang ada di pasar
penelitian ini adalah para pelaku pasar yang terdiri atas penjual dan
pembeli yakni penjual dan pembeli barang pecah bela, ikan, sayur,
C. Instrumen Penelitian
menggunakan alat bantu yang berupa panduan obsevasi dan tape recorder
Bantaeng..
simak. Teknik dasar yang digunakan dalam pemerolehan data adalah dengan
yaitu teknik menjaring data dengan mencatat hasil penyimakan data pada
kartu data (Kesuma 2007: 44-45). Peneliti mencatat seluruh tuturan kata,
frasa, klausa,dan kalimat yang mengandung tindak alih kode dan campur
Kartu data dalam penelitian ini berisi (1) teknik pengumpulan data
paparan/deskripsi tentang hasil dan catatan, dan (5) komentar dari data yang
diperoleh berikut contoh format kartu data yang akan dalam penelitian ini
2 Paparan hasil:
Pembeli: Tassikura telur ta se’re rak
Penjual: Tallumpulo lima se’re rak,.
Pembeli: Tena mo nakurang, tallumpulo mo kodong
Komentar:
Tuturan tersebut merupakan campur kode bahasa daerah dan bahasa
indonesia karna di dalamnya terdapat kata Tassikura telur ta kata tassikura
artinya berapa dan kata telur adalah bahasa indonesia yang bahasa
daerahnya bayao maka ini termasuk campur kode.
gambar, tulisan dan buku. Metode ini dipergunakan dalam rangka untuk
dalam penggunaan campur kode dalam peristiwa jual beli di pasar Lambocca
bahasa yang sama. Di samping juga itu dapat di gunakan untuk menganalisis
luar bahasa, dalam hal ini konteks tuturan dan penutur bahasa yang di pilih
ada sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi dan
itu dapat berupa pencampuran serpihan kata, frasa, dan klausa suatu bahasa di
dan Bahasa Daerah pada peristiwa jual beli yang dilakukan oleh penelitian di
tersebut tercakup dalam tiga bagian yakni. 1) Campur kode dalam bentuk
gabugan kata, 2) Campur kode dalam bentuk frase dan 3) Campur kode
(Berapa cabainya)
kalimat itu adalah kata “tomat” dalam bahasa Indonesia yang dalam
“Ka’ jalanaa, teama ki jeka lomboka ia jeka mo toma ka” yang artinya
Mahalnya, tidak usah yang cabai, yang ini saja tomatnya. Terdapat kata
adalah dua gabungan kata atau lebih yang sifatnya tida predikatif.
Gabungan kata ini dapat rapat, dapat renggang adapun campur kode
percakapan berikut
(Itu yang di atas, kamu kira itu apa, itu yang namany baju
tidur)
Pembeli : Tassikura ?
(Berapa ?)
(Iya mahal)
Dialog pada data tersebut menggambarkan peristiwa jual beli yang di
atas adalah kata “baju tidur” dalam bahasa Indonesia yang dalam bahasa
daerah dari kata baju tidur adalah “baju tinro” dimana si pembeli
bertanya dengan menggunakan bahasa daerah yaitu “oeeee nia baju tidut
nia adalah bahasa daerah yang artinya ada dan kata baju tidur adalah
bahasa indonesia yang bahasa daeranya adalah baju tinro maka terjadi
termasuk dalam bentuk frase kanra kata baju tidur termasu dua
masing pihak.
murah)
(Pepayaa, bunga)
Penjual : E.eee
(E.eeee)
khas yang tidak perna hilang yang artinya itu. kata joka ba’langganga
masing-masing pihak.
begitu saja akan tetapi dipengaruhi pula oleh beberapa faktor. Adapun data
Pembeli : Berapa ?
(Berapa ?)
dalam bahasa indonesia dan pada bahasa daerah yaituh “sikura” pada
berikut ini
Pembeli : Selimut
(Selimut)
Penjual : Selimut ?
(Selimut)
(Tidak ada, yang ada itu cuman yang seperti ini yang bungkus.)
penanda campur kode itu adalah kata “selimut” yang dalam bahasa
paham apa yang di cari oleh si pembeli. Penanda campur kode kepada
Selain dua hal yang telah disebutkan tadi yakni karena lupa
pembicaraan. Untuk lebih jelas datanya dapat dilihat pada uraian berikut
ini.
berikut ini
(Harga yang berapa..? lima ribu atau yang dua ribu, flutamol,
mixagrib ?)
(Bukan prasetamol)
menfokuskan pada satu topik yaitu bertanya tentang Obat, akan tetapi
penjual bertanya kembali obat yang di belinya karna obat itu bermacam-
Dua orang yang berasal dari kelompok etnik yang sama pada
apabila kemudian hadir orang ketiga dalam pembicaraan itu dan orang
orang yaituh pembeli satu, pembeli dua dan si penjual. Adapun datanya
Penjual : Punna battu riballa ta tena sicoco kierangi mae anrinni ibu
ke sini ibu)
Pembeli 2 : Lompo aya’na, kodi todo ni cini punna rok loe pallanti’na
jahitanya
Penjual : iniaa.ee
Ini
orang penutur, dua orang pembeli dan satu orang penjual di dalam
percakapan ini membahas tetang rok sekolah yang ingin di belih oleh seorang
ibu-ibu untuk anaknyai, dan terdapat campur kode bahasa indonesi dalam
bahasa daerah adapun tuturanya yang akan di jelaskan maksud dari tuturan
tersebut. Pembeli 1 bertutur dalam bahasa daerah “punna tuka tenre isse
maksudnya dari tuturan tersebut kalau rok sekolah yang ia pengan itu tidak
tena sicoco kierangi mae anrinni ibu” arti dalam bahasa indonesia “Kalau
samapi di rumah terus tidak cocok, bawa kembali ke sini ibu” maksudnya
kalau roknya tidak cocok bisa di kembalikan barangny. Pembeli 1 “ia tea
mami pelakki anunna dondoenna” artinya dalam bahasa indonesia “Iya yang
bisa di kembalikan asalkan merek roknya tidak di lepas sebagai bukti kalau
roknya masi utuh belum di paki. Pembeli 2 “sama ji itu anuku” arti dalam
sama besar dengan badan yang akan di belikan rok, dan di sini muncul
penutur orang ketiga dan terdapat penggunakan bahasa campur kode yaituh
kode yang di tuturkan di atas oleh orang ke tiga adapun campur kode yang di
ucapkanya dalam dialog tersebut yaituh kata “besarki ini” kata besar dalam
terlalu kebesaran lagi. Dan kata campur kode selanjutnya yaituh “ itu terlalu
kecilki issede” kata dari “terlalu kecilki” adalah bahasa indonesia sedangakan
kata “issede” adalah bahasa daerah yang artimya “lagi” maka di dalam
orang ketiga yang menggunakan bahasa campur kode dalam tuturan tersebut.
Masuk pada pembahasa inti dari hasil penelitian yaituh penelitian ini
adalah campur kode bahasa indonesia dan bahasa daearah dalam peristiwa
jual belih di pasar lambocca kabupaten Bantaeng yang di dalam terdapat tiga
bagian yaituh (1) Campur kode dalam bentuk kata, (2) campur kode dalam
bentuk frase, (3) campur kode dalam bentuk perulangan kata. Dan adapun
penegasa, (3) fokus pada topik dan (4) hadirnya orang ke tiga. Dalam
bersasal dari kata “sosio” dan “ linguistic”. Sosio sama dengan kata sosial
antara unsur- unsur itu. Jadi, sosiolinguistik adalah kajian yang menyusun
kemasyarakata.
bantaeng antara penjual dan pembeli di pasar lambocca ini sangat berkaitan
campur kode di lingkunga pasar lambocca itu sendiri. Dan lebih tepatnya
ingat sekali lagi seorang penutur bahasa adalah anggota masyarakat tutur.
penelitian terdahulu dengan penelitian yang telah peneliti lakukan. Hal ini
relevansi antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Dalam hal ini,
dan arab). Adapun bentuk campur kode yang terjadi berupa campur kode
kata, campur kode frase, campur kode klausa, dan campur kode perulangan
kata.
bantaeng, dan sesuai hasil penelitian yang di dapatkan adalah masi banyak
berbahasa indonesia yang baik dan benar karna masyarakat masi dominan
menggunkana bahasa daerahnya. dan apabilah ada orang asing dari luar
daerah dan masunk ke pasar lambocca lalu menggunakan bahasa selain dari
bahasa daerah seperti halnya bahasa bugis kemudian menggunakanya pada
saat membeli sesuatu lalu si penjual tidak mengerti dengan bahasanya maka
yang harus dilakuakan adalah penjual dan si pembeli haru saling menguasai
bahasa indonesia sehingga bisa menyatukan mereka bisa saling mengerti dan
memahami.
kode antara bahasa indonesia dengan bahasa daerah, dan adanya unsur tanpa
Atmojo dengan yang di teliti oleh si peneliti ialah Persamaa tersebut pada
itu juga terdapat persamaan referensi yang digunakan. Hal ini disebabkan
penelitian Dhanang Tri Atmoj terletak pada objek dan tempat terjadinya
Di samping itu, perbedaan juga terlihat pada hasil analisis data dan
perantau yang dapat di teliti tiap hari ada pada tempat kerja atau dirumahnya
mengambil data hanya dua kali satu minggu karna pasar lambocca hanya
rame pada hari senin dan kamis hanya dua kali semingu.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang berjudul (Campur Kode Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah pada
pengertian dari campur kode yaituh campur kode dalam penelitian ini adalah
menggunakan kode A (seperti bahasa daerah) dan dalam proses campur kode
campur kode .
pasar Lambocca antara pembeli dan penjual perubahan bahasa terjadi karena
ini terdapat tiga bagian yaituh, (1) Wujud campur kode berupa penyisipan
kata, (2) Campur kode berupa frase dan, 3) Wujud campur kode berupa
perulangan kata.
Adapun faktor terjadinya campur kode, (1) Penutur lupa bahasa
mengetahuai hasil sesuai apa yang di teliti dan di dapatkan secara nyata dan
yang baik dan benar tidak ada peniangkatan. faktor karna adanya bahasa
campur kode.
B. SARAN
Adapun saran yang perlu di perhatikan oleh peneliti selanjutnya pada saat
Abdul Chaer dan Leoni Agustina. 2010. Sosiolinguistik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Apriana, Aulia. 2006. Mixi and Switching in Sms massager. Jurnal. Malang: State
Universitiy of Malang
Bram dan Dickey. Norma H.. Sosiolinguistik: Memahami Bahasa dalam Konteks
dan Kebudayaan dalam Ohoiutung. Paul 2007. Jakarta
Rahardi, Kunjana 2001. Sosiolinguistik Campur Kode dan Ali Kode. Yogyagarta:
Pustaka Pelajar
Nirmala, Vita. 2013. Tukul Arwana Dalam Buku Empat Mata: Analisis Alikode
dan Campur Kode.Kandai: Jurnal Bahasa Dan Sastra, Vol 9 (2) :302;313.
Murliati dkk. 2013.Campur Kode Tuturan Guru Bahasa Indonesia Dalam Proses
Belajar Mengajar: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang”.
Jurnal Pendidikan (online), Volume 1 No 2,
(http:/www.ejoernal.ump.ac.id.)
Sihwatik. 2017. Kajian Fungsi dan Makna Ungkapan Tradisional Wacana Sorong
Serah Aji Krama di Kabupaten Lombok Barat daan Relevansinya dalam
Pembelajaran Mulok di SMP. Jurnal Ilmu Bahasa vol. 3.
http:/ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/jret.
LAMPIRAN
Tabel 2 : Data hasil penelitian (Catatan Lapangan dan Data Rekam)
(Terdapat di penjual sayuran)
2 Paparan hasil:
Basse : tassikura tomat ta ibu
Penjual : lima ribu ini
Basse : yang itu ia?
Penjual: yang mana
Basse: yang ini moo
Penjual : lombo ia?
Basse: tassikura lombotta ia?
Penjual: ini lima ribu.ee
Basse: ka’jalana
Teamaki lombo ia di,,, jekamo tomaka
Komentar:
Tuturan di atas termasuk tuturan campur kode dalam bentuk kata yang
terdapat pada kata tomat adalah bahasa indonesia dan kata lambate dari
bahasa daerah
(Terdapat di penjual kosmetik)
2 Paparan hasil:
Rini: joka ba’langga cantik-cantika de, anung berkarat
Penjual: apayya..? kau erok cantik-cantik na nuero lammoro
Rini: pepayaa, bunga intuaaaa
Penjual: E.eeee,,
Rini: joka sekrea gammaraka pammoneanna
Penjual: le’bami kapang nu bonkara-bokara jeka lasso
Rini: le’ba memang mi ku bongkara
Penjual: injo le’ba na bonkara nampa nakua joka canti-cantika
Komentar:
Tuturan di atas termasuk campur kode dalam bentuk perulangan kata di
dalamnya terdapat si pembeli menyebut kata cantik-cantik dengan
menggunalan bahasa indonesi dan dalam bahasa daerahnya adalah gammara
campur kode ini di katakan dalam bentuk perulangan kata karna penutur
menyebut kata cantik-canti adalah termasuk perulangan kata
(Terdapat di Penjual Pakaian)
2 Paparan hasil:
Basse: O.eeee, nia baju tidurtaa
Penjual: joka nai ia, nukare ki apa joka baju tinro
Basse: tassikura
Penjual: empat pulu panjang celana
Basse: na ka’jala kamma dendee
Penjual:kupeppe ki anne jeka
Basse: ka ka’jala dudi
Penjual: mahal memang sayang, anjo dora dongo.ee
Basse: punna ruang pulo eroja
Penjual: idendeee ka mana modala’na tuka betenu tuka pala-palakki ia la’bi
tallumpulo modala’na na ruampulo nu palakkangi
Komentar:
Tuturan di atas termasuk campur kode karna menggunakan dua bahsa yaitu
bahsa indonesia dan bahasa daerah campur kode ini termasuk dalam bentuk
frase yaitu dua gabungan kata yang rengga. Tuturan yang terdapat pada
percakapan tersebut yaitu dengan menggunakan bahasa indonesia dari kata baju
tidur dan arti dalam bahasa derah baju tinro dua kata ini dapat renggang dan
dapat menyatu.
2 Paparan hasil:
penjual: iyee apa ki boya kareng
Dg kanang: selimu
Penjual: selimu
Dg kanag: selimu mingka joka bolayya
Penjual: selimu bola, tanre kaminne ji a’bungkusukaola
Dg kanag: kaminjo minjo bolayya na boya
Penjual: selimu bola, selimu mingka niaka gambarang bolana ta limampulo
sakbua
Komentar:
Tuturan di atas termasuk campur kode, yang di dalam percakapan ini penutur
melakukan penegasan, kata di penegasan yang terdapat dalam percakapan
tersebut yaitu kata selimut si penjual bertanya kembali selimut, dan si pembeli
memperjelas dan menegaskan pula bahwa selimut yg ia cari adalah selimit
bola. Kata ini termasuk kata penegasan/memperjelas
(Terdapat di penjual Obat)
2 Paparan hasil:
Roati: tei obak bati ia
Penjual: sukurayya..? lima ribua, dua ribua flutamol, mixagrip
Roati: tenai prastamol
Penjual: iya, flu flutamol tenai prastamol
Roati: iya flutamol
Penjual: nia batukna ia
Komentar:
Tuturan di atas termasuk campur kode, di dalam percakapan antar penjual
obat dan pembeli, dalam tuturan ini penjual dan pembeli melakukan
percakapan tentang obat hanya fokus pada satu topik yaitu membahas tentang
obat, obat-obat yang akan di belo oleh pembeli.
2 Paparan hasil:
Sanawing: nia rinso dayya lompoa
Rinso dayya
Rinso dayya nia lompoa
Penjual: dayyah satu kilo ada
Sanawing: berapa
Penjual:enambelas ribu
Sanawing: dayyah ta mo sekre yang satu kiloa
Penjual: dayyah satu kilo satu
Komentar:
Tuturan di atas adalah tuturan campur kode karna di dalam percakap ini
menggunakan dua bahasa yaituh bahasa indonesia dan bahasa daerah terjadinya
campur kode karna penutur lupa dengan bahasa daerahnya sehingga berahli ke
bahasa indonesia atau faktor dari respon penutur sehingga lupa denga
bahasanya
2 Paparan hasil:
Dg kama : nia rok pasikolata
Penjual : rok SMA
Dg kama: SMK
Penjual:SMK ada ji, model begini
Dg satu: iya model begitu
Injo uranna ammarrang-marrangi rawa rianu ri campagaloe tenre beng na
assulu kartu lulusna
Dg kama: tenre beng suratna dende
Dg satu: tenre na lulusu
Dg kama: iya minjo kapang kaminjoa
Dg satu: tidak ji na besar sekali ini.e
Dg kama: tenre ja kapang na lompo ka tau tinggi
Dg satu: lompodudu ayakna dende.e
Penjual: siapa mau pake I
Dg satu: kopenakan
Dg kama: lompoanggangi kalenna na jeka
Penjual: kenpa ndak di bawa ki
Dg satu: tidak mau I dende
Penjual: ini cantik cantik
Dg kama: assitaba-taba tawwa ayakna jeka
Dg satu: lompo kamma intu dende
Dg kama : Punna tuka tenre isse nassitaba
Penjual : Punna battu riballa ta tena sicoco kierangi mae anrinni ibu
Dg kama : Ia tea mami pelakki anunna dondoenna
Dg satu : Sama ji itu anuku
Penjual : Punna assingkamma ji kitte mo ni ukkuru, punna coco ji iya
Dg satu : Ka lompo aya’na dii ?
Dg kama : Lompo aya’na iya
Dg satu : Lompo aya’na, kodi todo ni cini punna rok loe pallanti’na
Besar pinggangnya, jelek di lihat kalau rok banyak jahitanya
Dg kama : Anre kusseng nomor apanna
Dg satu : Besar ki ini
Penjual : Ada ji kecil na
Dg satu : Itu terlalu kecil ki issede
Penjual : iniaa.ee
Komentar:
Tuturan diatas termasuk campur kode, faktor terjadinya campur kode biasa
terjadi karna hadirnya orang ke tiga, pada saat pembeli dan penjual berbicara
dengan menggunkan bahasa daerah dan dan hadirnya orang ke tiga dalam
bertutur dengan menggunakan bahasa indonesia, akan bahasa yg di gunakanya
di mengerti oleh keduanya seperti percakapan diatas.
DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP
tamat SMA Negeri 1 Bantaeng tahun 2014. pada tahun yang sama (2014), penulis